Anda di halaman 1dari 62

1

PERAN MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG


PENGEMBANGAN DESA WISATA
(STUDI KASUS: DESA BATU MENYAN KECAMATAN TELUK
PANDAN KABUPATEN PESAWARAN)

TUGAS AKHIR
Disusun Dalam Memenuhi Persyaratan
Program Sarjana Perencanaan Wilayah dan Kota

Oleh :

ALVIANO SANTANA
22116176

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


JURUSAN TEKNOLOGI INFRASTRUKTUR DAN KEWILAYAHAN
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
LAMPUNG SELATAN
2020
2

DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN.............................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................3
1.3 Tujuan dan Sasaran Penelitian.............................................................................................5
1.4 Manfaat Penelitian...............................................................................................................6
1.5 Ruang Lingkup....................................................................................................................6
1.6 Keaslian Penelitian..............................................................................................................9
1.7 Metodologi Penelitian........................................................................................................12
1.8 Kerangka Berfikir Penelitian.............................................................................................25
1.9 Kerangka Berfikir Penelitian.............................................................................................25
1.9 Sistematika Penulisan........................................................................................................26
BAB II TINJAUAN PUSTAKA PERAN MASYARAKAT........................................................28
2.1 Konsep Pariwisata..............................................................................................................28
2.2 Sistem Pariwisata...............................................................................................................29
2.3 Pengembangan Desa Wisata..............................................................................................31
2.4 Konsep Desa Wisata..........................................................................................................32
2.5 Karakteristik Desa Wisata.................................................................................................33
2.6 Pengertian Pariwisata Berbasis Masyarakat......................................................................36
2.7 Konsep Pariwisata Berbasis Masyarakat...........................................................................36
2.8 Prinsip Pariwisata Berbasis Masyarakat............................................................................37
2.9 Peran Masyarakat Dalam Pengembangan Pariwisata........................................................40
2.10 Sintesa Literatur...............................................................................................................42
BAB III GAMBARAN UMUM DESA WISATA BATU MENYAN...........................................44
3.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Pesawaran............................................................44
3.2 Kondisi Geografis..............................................................................................................48
3.3 Luas Wilayah.....................................................................................................................48
3.4 Demografi..........................................................................................................................48
3.5 Gambaran Umum Desa Wisata Batu Menyan...................................................................50
1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah


Pariwisata pada saat ini merupakan suatu kebutuhan mutlak manusia, baik yan
g melakukan perjalanan wisata maupun masyarakat sekitar daerah tujuan wisata
(Nurmawati, 2006). Wisatawan membutuhkan sarana wisata sebagai tempat untuk
pemenuhan kebutuhan tersier seperti hiburan atau liburan, sementara masyarakat s
ekitar lokasi berharap akan mendapatkan implikasi positif berupa peningkatan pen
dapatan dan kesejahteraan. Pariwisata memiliki peran penting bagi pembangunan
suatu daerah. Dengan adanya kegiatan pariwisata maka daerah itu akan dapat lebi
h mudah berkembang dan maju. Program pengembangan pariwisata menjadi salah
satu program pembangunan nasional di Indonesia yang secara terus menerus menj
adi perhatian Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah serta menjadi salah satu an
dalan Pemerintah dalam memulihkan dari kondisi krisis bangsa (Santo, 2014).
Melihat besarnya peran dan kontribusi pariwisata, menjadikan kepariwisataan
sebagai salah satu sektor andalan dalam meningkatkan perekonomian negara. Sala
h satu wujud pembangunan kepariwisataan yaitu pengembangan wisata yang men
gikutsertakan komunitas masyarakat lokal. Pengembangan pariwisata berbasis ko
munitas diharapkan dapat memberikan kontribusi secara signifikan sehingga berd
ampak pada peningkatan kualitas hidup masyakat lokal.
Pemerintah daerah bekerjasama dengan masyarakat menjadikan pembangunan
di bidang pariwisata sebagai salah satu stratgi dalam mengurangi kemiskinan. Ber
dasarkan Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan, keadaan a
lam, flora dan fauna, peninggalan sejarah, serta seni dan budaya yang dimiliki ban
gsa Indonesia merupakan sumber daya dan modal pembangunan kepariwisataan u
ntuk peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat.
Kabupaten Pesawaran sebagai salah satu daerah di provinsi Lampung yang me
miliki potensi-potensi Pariwisata yang cukup banyak yang dapat dikembangkan le
2

bih serius, salah satunya adalah Desa Batu Menyan yang memiliki kawasan wisata
pantai yang cukup terkenal. Dampak adanya pengembangan pariwisata terhadap k
esejahteraan masyarakat yaitu penghasilan pendapatan meningkat cukup pesat kar
ena masyarakat yang berada di sekitarlokasi wisata dapat membuka usaha seperti
berdagang atau membuka kios cindera mata, kuliner, dan lain sebagainya
(Raharjana, 2012). Peran masyarakat yang berada di sekitar kawasan wisata sanga
t dibutuhkan dalam pengembangan wisata. Peran masyarakat tersebut didasari ole
h pemenuhan kebutuhan hidup dengan mata pencaharian yang terus bervariatif da
n beragam. Setiap tingkat perubahan wisatawan akan berpengaruh terhadap perub
ahan tingkat pemasukan, pengeluaran, upah atau gaji masyarakat sekitar. Oleh ka
rena itu kegiatan kepariwisataan sudah semestinya diikuti oleh peningkatan penda
patan ekonomi masyarakat di sekitar. Adanya kegiatan kepariwisataan diharapkan
dapat memberi manfaat, terhadap pemerintah dalam bentuk penerimaan asli daera
h dan terhadap masyarakat sekitar lokasi dalam bentuk pendapatan dan peningkata
n tingkat kesejahteraan (Anggraeni, 2013).
Pariwisata salah satu sektor strategis di Kabupaten Pesawaran, kondisi alamny
a yang indah serta keanekaragaman budaya masyarakat menjadikannya sebagai te
mpat-tempat wisata yang berpotensi dikembangkan lebih lanjut serta layak untuk
dijual. Kegiatan pariwisata tersebut dapat dilaksanakan jika daerah mempunyai da
ta akurat mengenai potensi pariwisata yang dimiliki, sumber daya manusia yang h
andal, perencanaan pemanfaatan yang matang dan berkelanjutan. Jika hal-hal terse
but di atas dapat dilaksanakan dengan baik, maka potensi pariwisata daerah dapat
diketahui dan dikembangkan yang pada akhirnya pendapatan asli daerah (PAD) a
kan meningkat. Kabupaten Pesawaran merupakan salah satu kabupaten yang mem
iliki potensi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia yang masih dapat dikemb
angkan lebih lanjut (RIPPDA Kabupaten Pesawaran).
Desa Batu Menyan juga memanfaatkan potensi alam dengan membangun
kawasan agrowisata, salah satunya adalah hutan duku. Kawasan agrowisata ini
juga merupakan salah satu alternatif wisata yang bisa didatangi oleh pengunjung,
selain wisata alam. Namun dalam pengembangan desa wisata ini mepunyai
permasalahan yang dihadapi yaitu antara lain mengenai SDM, masyarakat di sekit
ar Desa Batu Menyan Kecamatan Teluk Pandan Kabupaten Pesawaran, pemaham
3

an masyarakat tentang ilmu kepariwisataan yang masih terbatas, sehingga karena


kurangnya pemahaman tersebut, masyarakat cenderung diam terhadap pengemban
gan pariwisata. Pemerintah seharusnya melakukan beberapa hal untuk meningkatk
an sumber daya masyarakat, upaya tersebut dapat dilakukan dengan meningkatkan
sumber daya manusia melalui kegiatan bimbingan, penyuluhan dan pelatihan di bi
dang kepariwisataan; melibatkan masyarakat dalam setiap pengambilan keputusan
terkait dengan pengembangan kawasan wisata; serta memberikan kepastian kepad
a masyarakat mengenai manfaat dari kegiatan kepariwisataan.
4

I.2 Rumusan Masalah


Pembangunan pariwisata yang berhasil adalah pembangunan pariwisata yang
dilakukan secara bersama termasuk “membangun bersama masyarakat” sehingga
pembangunan pariwisata dapat memberikan keuntungan secara ekonomi, sosial m
aupun budaya kepada masyarakat setempat. Tujuan dari pembangunan pariwisata
yang melibatkan masyarakat diantaranya yaitu, 1) memberdayakan masyarakat m
elalui pembangunan pariwisata, 2) meningkatkan peran dan partisipasi masyarakat
agar dapat memperoleh keuntungan ekonomi, sosial, maupun budaya dari pemban
gunan pariwisata, 3) memberikan kesempatan yang seimbang kepada semua angg
ota masyarakat, baik laki-laki maupun perempuan (Anggraeni, 2013). Berdasarka
n hal tersebut, Raharjana (2012) berpendapat bahwa masyarakat berperan penting
dalam menunjang pembangunan pariwisata terutama dalam mengendalikan arah p
engembangan pariwisata sehingga dapat meminimalisir dampak negatif dari atkvit
as wisata. Selain itu, keterlibatan pemerintah dan swasta sebatas memfasilitasi ma
syarakat sebagai pelaku utama pengembangan objek wisata. Keterlibatan warga d
alam pengembangan objek wisata menjadi penting karena warga yang lebih mema
hami potensi wilayahnya. Disisi lain, keterlibatan warga dalam pengembangan par
iwisata sangat penting untuk memastikan bahwa hasil yang diperoleh selaras deng
an kebutuhan dan keuntungan warga setempat. Adapun partisipasi masyarakat buk
an semata menguatkan kapasitas masyarakat lokal, tetapi meningkatkan pemberda
yaan warga dalam pembangunan secara bersama. Oleh karena itu salah satu pende
katan yang dapat digunakan untuk pembangunan pariwisata berbasis masyarakat a
dalah pendekatan partisipatif.
Pariwisata merupakan sumber pendapatan yang dapat terus diperbaharui dan d
iremajakan, bentuk peremajaan daerah wisata ini dapat berupa renovasi, dan pera
watan secara teratur, oleh sebab itu maka pariwisata merupakan investasi yang pe
nting bagi indonesia. Pariwisata yang merupakan investasi ekonomi masa depan a
kan secara otomatis mempercepat perputaran barang dan jasa pelayanan di tempat
wisata. Lebih jauh lagi pariwisata akan meningkatkan stabilitas ekonomi nasional,
namun tentu saja keberhasilan dalam pengembangan pariwisata seperti itu dapat d
irasakan apabila faktor-faktor pendukungnya telah dipersiapkan dengan baik.
5

Menurut Rusita dkk (2016), pengembangan potensi wisata memerlukan adany


a peran masyarakat yang terdiri 6 poin yang harus dikembangkan, yaitu atraksi, ak
omodasi, transportasi, kuliner, dan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis). Namun,
hal tersebut belum dikembangkan sepenuhnya dalam pengelolaan kawasan wisata
di Desa Batu Menyan.
Proses pengembangan desa wisata Batu Menyan dalam prakteknya menghada
pi berbagai permasalahan, secara umum permasalahan yang terjadi yaitu tidak dio
ptimalkannya peran masyarakat, sehingga masyarakat tidak hanya merasa kurang
memiliki rasa bangga terhadap pariwisata yang ada di desanya, tetapi juga masyar
akat tidak mendapatkan keuntungan dari adanya kegiatan pariwisata yang ada di d
esa. Salah satu contoh dari kurang dilibatkannya masyarakat dalam pengembanga
n desa wisata yaitu peran pemerintah masih dominan dan memiliki kencenderunga
n memihak dan mengutamakan kepentingan investor dalam pengembangan desa
wisata. Pengembangan pariwisata di desa Batu Menyan masih minim partisipasi
masyarakat, dikarenakan dalam proses pengembangannya banyak merekrut masya
rakat luar dibanding dengan masyarakat lokal itu sendiri. Di sisi lain, pengembang
an desa wisata juga tidak didukung dengan proses pemberdayaan masyarakat, sehi
ngga masyarakat tidak memiliki kapasitas dalam pengembangan desa wisata.
Masyarakat desa Batu Menyan belum mampu secara mandiri mengembangkan de
sa wisata. Meskipun keterlibatan masyarakat dalam pariwisata sudah ada dengan
didirikannya koperasi, namun dukungan pemerintah masih minim baik itu terhada
p pengembangan koperasi seperti pencatatan administrasi dan dokumentasi yang
masih minim, maupun bentuk pengelolaan lainnya seperti belum optimalnya pend
idikan akan kesadaran lingkungan oleh masyarakat, seperti kurangnya pengelolaa
n sampah yang baik, penataan pedagang dan lapak warung makan yang belum tert
ib.
Dari penjabaran potensi dan masalah yang telah disebutkan diatas maka timbu
llah pertanyaan dalam penelitian ini sebagai berikut:
“Bagaimana Peran Masyarakat Dalam Mendukung Pengembangan Desa Wisata
(Studi Kasus Desa Batu Menyan Kecamatan Teluk Pandan Kabupaten Pesawara
n)?”
6

1.3 Tujuan dan Sasaran Penelitian


Tujuan dan sasaran merupakan hal yang penting untuk dibahs. Tujuan
merupakan hal yang akan dicapai dalam penelitian ini, dan untuk mewujudkan
tujuan penilitian ini didukung oleh beberapa sasaran peneilitian yang akan
dianalisa. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui peran masyarakat dalam me
ndukung pengembangan desa wisata di Desa Batu Menyan Kecamatan Teluk
Pandan Kabupaten Pesawaran. Sasaran yang digunakan untuk mencapai tujuan
penelitian ini adalah:
1. Mengidentifikasi karakeristik masyarakat dan karakteristik kawasan wisata di
Desa Batu Menyan Kecamatan Teluk Pandan dalam mendukung pengembang
an desa wisata.
2. Mengidentifikasi bentuk peran masyarakat Desa Batu Menyan Kecamatan Te
luk Pandan dalam mendukung pengembangan desa wisata.

1.4 Manfaat Penelitian


Dengan adanya tujuan yang hendak dicapai, maka suatu penelitian harus mempun
yai manfaat. Adapun manfaat yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Secara teoritis, sebagai masukan bagi pengembangan konsep ilmu yang men
gkaji tentang peran masyarakat dalam pengembangan pariwisata berbasis m
asyarakat (comunity based tourism).
2. Secara praktis, manfaat dari penelitian ini adalah :
a. Bagi Pemerintah
Dapat dijadikan sebagai sumbangan pemikiran dalam memberikan
dukungan kepada masyarakat untuk mengembangkan desa wisata
sehingga Desa Teluk Pandan dapat memberikan potensi pendapatan yang
besar bagi provinsi Lampung.
b. Bagi Swasta
Memberikan sumbangan pemikiran kepada instansi-instansi terkait atau b
agi pengambil kebijakan (stakeholder) dalam menentukan strategi
pengembangan desa wisata.
c. Bagi Masyarakat
7

Memberikan sumbangan pemikiran kepada lembaga swadaya masyarakat


penyanggah desa wisata atau kelompok-kelompok masyarakat agar
mampu memberikan alternatif dalam menentukan langkah atau strategi-
strategi dalam mendukung upaya pengembangan desa wisata.
1.5 Ruang Lingkup
Pada bagian ruang lingkup studi akan dibahas mengenai ruang lingkup
wilayah dan ruang lingkup substansi yang digunakan pada penelitian ini. Hal
tersebut akan dijelaskan sebagai berikut :

1.5.1 Ruang Lingkup Wilayah


Desa batu Menyan resmi menjadi desa Pemekaran dengan dikeluarkannya s
urat keputusan Bupati Pesawaran Nomor: 281/IV/ 06/HK/2012. Desa Batu Menya
n sampai saat ini dihuni oleh 734 KK dengan 2677 jiwa yang berada dilima dusu
n yaitu Dusun Ketapang Barat, Dusun Ketapang Timur, Dusun Margodalom, Dus
un Way Sabu, Dusun Ciberem. Dan terdiri dari 11 (sebelas) Rukun Tetangga (RT)
dan 5 (lima) Rukun Warga (RW).
Desa Batu Menyan mempunyai kekayaan potensi wisata alam yang sangat l
uar biasa dan tersebar di berbagai Dusun di Desa Batu Menyan. Tetapi karena ket
erbatasan promosi dan kemampuan pemerintah setempat untuk mempromosikan t
empat wisata tersebut sehingga wisatawan hanya sebatas wisatawan lokal saja. B
eberapa lokasi wisata yang ada di Desa Batu Menyan diantaranya adalah :
1. Pantai Klara
2. Pantai Batu Mandi
3. Air terjun Kakhia
4. Air terjun Lubuk Law

1.5.2 Ruang Lingkup Substansi


Ruang lingkup substansi dalam penelitian ininakan membahas teori-teori
menurut ahli-ahli peran masyarakat yang berkaitan dengan materi dalam
penelitian ini yang dijelaskan sebagai berikut :
a. Untuk menjawab sasaran pertama dalam penelitian ini mengacu teori
menurut Widyanigrum (1999) dalam Pambudi (2011) yang membahas
karakteristik masyarakat dalam pengembangan desa wisata, seperti jenis
8

kelamin, umur, serta status sosial seperti tingkat pendidikan, pekerjaan, ras,
status ekonomi, dan sebagainya. Serta menggunakan teori Imail Lesi (2011)
yang membahas karakteristik kawasan wisata yang mana menjelaskan
mengenai kondisi umum sistem pariwisata terkait pengelolaan yang
dilakukan pemerintah dan masyarakat faktor tersebut dapat dilihat dari
wisatawan yang datang, atraksi yang ditawarkan aksesibilitas yang ada,
amenitas yang menunjang, serta informasi dan promosi yang tersedia di
desa wisata Batu Menyan.
Selanjutnya untuk menjawab sasaran dua dalam penelitian ini mengacu
pada teori menurut Rahardjo (2005) yang membahas bentuk peran
masyarakat dalam pengembangan desa wisata. Bentuk keterlibatan yang
dapat dilakukan oleh masyarakat lokal dalam pengembangan desa wisata
anatara lain :
1. Peran masyarakat dalam perencanaan, masyarakat diajak dalam
pengembangan desa wisata baik dalam keikutsertaan masyarakat dalam
rapat atau penyusunan rencana suatu kegiatan. Peran masyarakat diharapkan
ikut secara aktif dalam menyampaikan pendapat.
2. Peran masyarakat dalam pelaksanaan, masyarakat diajak dalam
pengembangam kawasan wisata, seperti mempromosikan daya tarik wisata
dan kegiatan apa saja yang terdapat dikawasan wisata.
3. Peran masyarakat dalam menikmati hasil, masyarakat merasakan adanya
manfaat dari pengembangan desa wisata, seperti dengan penambahan
pengetahuan yang didapat selama dikawasan wisata.
4. Peran masyarakat dalam evaluasi, masyarakat diajak dalam mengawasi
jalannya pengembangan desa wisata, peran masyarakat diharapkan aktif
dalam pengembangan desa wisata.
Pemilihan bentuk peran milik Rahardjo (2005), karena sangat dekat dengan aspek
perencanaan wilayah dan kota, memiliki tahapan dalam sebuah proses
perencanaan dan dapat digunakan dalam pengembangan suatu program. Teori ini
digunakan untuk mengetahui bentuk peran masyarakat dalam mendukung
pengembangan desa wisata di Desa Batu Menyan Kecamatan Teluk Pandan
Kabupaten Pesawaran.
9

1.6 Keaslian Penelitian


Keaslian penelitian ini berdasarkan pada beberapa referensi dari penelitian ter
dahulu yang mempunyai karekteristik yang relatif sama dalam hal tema kajian, me
skipun berbeda dalam hal kriteria subjek, jumlah dan posisi variabel penelitian ata
u metode analisis yang digunakan. Telah dilakukan pada penelitian sebelumnya ya
ng juga membahas tentang pengembangan pariwisata yang disajikan dalam bentuk
tabel berikut ini :
Tabel 1. Penelitian Terdahulu

N Nama Pe Jenis Pen Tahun Judul Peneliti Hasil Penelitian


o neliti elitian an
1. Tunggul Jurnal 2017 Pengembangan Kebutuhan wisatawan secara administratif, berhubung
Prasodjo Pariwisata Bud an erat juga dengan kebutuhan pelayanan.. Pelayanan
aya dalam Pers yang baik oleh pengelola pariwisata akan berbanding
pektif Pelayana lurus dengan perkembangan objek wisata tersebut. Sel
n Publik ain itu, guna menguatkan daya tarik bagi wisatawan y
ang lebih luas, maka diperlukan sistem pemasaran ya
ng baik.
2. Rotua Kri Jurnal 2016 Peran Pemerint Hasil penelitian peran Peran Pariwisata dalam Penge
stin Sima ah Daerah dala mbangan Potensi Pariwisata di Kabupaten Tapanuli U
mora dan m Pengembang tara dominan sebagai fasilitator dibandingkan dengan
Rudi Sala an Pariwisata peran lainnya yaitu sebagai motivator dan dinamisato
m Sinaga Alam dan Bud r. Peran sebagai fasilitator ini terlihat terutama pada h
aya di Kabupat al penyediaan sarana prasarana obyek yang sebagian
en Tapanuli Ut besar masih ditanggung oleh Dinas, fasilitas penyalur
ara an bantuan dana stimulan bagi masyarakat yang ingin
mengembangkan sebuah obyek wisata, upaya promos
i obyek wisata, serta fasilitas yang diberikan pada pih
ak ketiga seperti investor dan pengusaha wisata untuk
mengembangkan usaha wisatanya di Kabupaten Tapa
nuli Utara.
3. Ira Ratna Skripsi 2012 Strategi Pengel Peran pemerintah dalam pengelolaan objek wisata da
Wulan olaan Obyek pat direalisasikan melalui perbaikan prosedur perenca
Wisata Pangan naan dan penetapan peraturan. Oleh karena itu, yang
daran Kabupat diperlukan adalah tersedianya suatu tujuan yang jelas
en Ciamis agar pemerintah daerah dapat terfokus dalam memanf
aatkan sumber daya alam yang telah ada di daerah Pa
ngandaran, selain fasilitator pemerintah daerah juga h
arus bisa sebagai stimulator yang artinya pemerintah
daerah dapat menciptakan strategi pengembangan mel
alui tindakan-tindakan khusus yang dapat mempengar
uhi investor swasta untuk ikut bekerjasama masuk, ya
itu dengan cara pemerintah daerah bekerjasama denga
n investor swasta untuk mempromosikan tema ataupu
n bentuk kegiatan khusus di lokasi Pangandaran.
4. Aam Am Skripsi 2017 Model Pengem Dengan adanya kegiatan pengembangan masyarakat y
aliyah bangan Masyar ang berorientasi pada pelestarian alam, konsep sustain
akat Berbasis ability dapat dicapai. Karena pada hakikatnya manusi
10

N Nama Pe Jenis Pen Tahun Judul Peneliti Hasil Penelitian


o neliti elitian an
Ekowisata Di a tidak bisa lepas dari alam. Keberlanjutan alam harus
Desa Waymuli diperhatikan karena hal in dapat berpengaruh terhada
Induk Rajabasa p kelangsungan hidup manusia. Melalui pemberdayaa
Lampung Selat n danpengetahuan, keseimbangan antara kegiatan eko
an nomi dan alam akan tercapai.
5. Superda Jurnal 2015 Strategi Penge Berdasarkan hasil analis data dan pembahasan yang te
A. Masyo mbangan Sekto lah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa objek
no r Kepariwisata wisata unggulan di Kabupaten Lampung Timur adala
an di Kabupate h Objek Wisata Taman Nasional way Kambas rankin
n Lampung Ti g 1 , Objek Wisata Balai Benih Induk Holtikultural ra
mur ngking 2 dan Taman Purbakala Pugung Raharjo rangk
ing 3. Strategi Pengembangan Objek wisata Unggulan
Kabupaten Lampung Timur adalah sebagai berikut:
(i). Melakukan Kerjasama dengan pihak Ke tiga (swa
sta) atau pihak keswadayaan masyarakat, (ii). mening
katkan dan mempertahankan aksesibilitas eksternal ka
wasan agar tingkat pencapaian objek daya tarik wisata
mudah dijangkau oleh wisatawan, (iii). meningkatkan
kualitas dan kuantitas SDM agar pengelolaan objek d
aya tarik wisata lebih optimal, (iv). pengembangan fas
ilitas penunjang mengingat proporsi penggunaan laha
n non terbangun masih besar, hal tersebut diatur oleh
kebijakan pengembangan, dan pengembangan pemasa
ran invesatasi dan pemasaran wisata.

6. Alviano Tugas 2020 Peran Peneliti melihat seberapa aktif masyarakat dalam
Santana, Akhir Masyarakat pengembangan desa wisata
2020 Desa Batu
Menyan Dalam
Pengembangan
Desa Wisata

Sumber: Diolah Dari Beberapa Sumber


11

1.7 Metodologi Penelitian


Pada bagian ini akan di jelaskan mengenai metode yang akan digunakan dalam
penelitian ini. Mulai dari pendekatan metodologi penelitian, unit amatan dan unit
analisis, operasionalisasi penelitian, teknik pengumpulan data, pengkodean data
serta kebutuhan data.
1.7.1 Pendekatan Metode Penelitian
Pada penelitan ini membahas tentang peran masyarakat dalam mendukung
pengembangan desa wisata (studi kasus: Desa Batu Menyan Kecamatan Teluk
Pandan Kabupaten Pesawaran). Untuk mengidentifikasi peran masyarakat dalam
pengembangan desa wisata ini, maka digunakan pada penelitian dengan
pendekatan deduktif. Pendekatan deduktif merupakan suatu pendekatan secara
teoritik dimana untuk menggunakan teori sebagai alat ukur. Dalam pendekatan
deduktif dilakukan pengumpulan beberapa variabel yang diperoleh darinkajian
literatur yang nantinya dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian.
Oleh karena itu penelitian harus diperkuat dengan teori yang sudah ada. Teori
yang dijadikan sebagai dasar penelitian digunakan untuk menentukan variabel.
Pendekatan deduktif ini sangat menekankan pada pentingnya kajian teori yang
dilakukan darfi awal penelitian (Raco, 2010 dala, Rahman, 2014).
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Peneliti
an kualitatif berarti menggunakan landasan teori sebagai panduan dalam memfoku
skan penelitian, serta menonjolkan proses dan makna yang terdapat dalam fenome
na tersebut. Menurut Anselm Strauss dan Julliet (2003), penelitian kualitatif adala
h jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statist
ik atau bentuk hitungan lainnya. Sementara itu, menurut Husaini (2011), menyeb
utkan bahwa penelitian kualitatif berusaha memahami dan menafsirkan suatu peris
tiwa interaksi tingkah laku manusia dalam situasi tertentu menurut perspektif pene
liti sendiri. Pada penelitian ini metode kualitatif digunakan untuk mengidentifikasi
karakeristik masyarakat di Desa Batu Menyan Kecamatan Teluk Pandan dalam m
endukung pengembangan desa wisata, serta untuk mengidentifikasi bentuk peran
masyarakat Desa Batu Menyan Kecamatan Teluk Pandan dalam mendukung peng
embangan desa wisata melalui wawancara. Alasan analisis kualitatif digunakan, k
arena dalam penelitian kualitatif memiliki keunggulan dalam menginterprestasika
12

n makna-makna yang jauh lebih dalam dari sebuah fenomena atau permasalahan d
i lapangan. Menurut Moleong (2004), menyebutkan bahwa sebagai sebuah metod
e riset, kualitatif memiliki keunggulan tersendiri, yaitu :
1. Metode kualitatif mudah disesuaikan jika menghadapi kenyataan ganda dilap
angan.
2. Metode ini secara tidak langsung merupakan sebuah hakikat hubungan terse
diri antara peneliti dan responden.
3. Metode ini lebih peka dan mudah menyesuaikan dengan manajemen pengaru
h bersama pola-pola nilai yang dihadapi.

1.7.2 Unit Amatan dan Unit Analisis Penelitian


Unit analisis pada penelitian ini yaitu masyarakat Desa Batu Menyan Kec
amatan Teluk Pandan Kabupaten Pesawaran. Pengamatan dilakukan dengan mela
kukan perjalanan di Desa Batu Menyan sehingga menemukan fokus analisis pada
fenomena peran masyarakat dalam pengembangan desa wisata di kawasan tersebu
t.

1.7.3 Operasional Penelitian


Menurut Sugiyono (2012), definisi operasional adalah penentuan konstrak
atau sifat yang akan dipelajari sehingga menjadi variabel yang dapat diukur. Defin
isi operasional didasarkan atas sifat-sifat variabel yang diamati. Operasional menc
akup hal-hal penting dalam penelitian yang memerlukan penjelasan. Operasional
bersifat spesifik, rinci, tegas, dan pasti yang menggambarkan karakteristik variabe
l-variabel penelitian dan hal-hal yang dianggap penting. Pada bagian ini, akan dije
laskan mengenai operasionalisasi penelitian berdasarkan hasil literatur dan standar
nasional yang digunakan untuk mengidentifikasi kedua sasaran yang ingin dicapai.
Berikut ialah operasional penelitian yang akan digunakan.
a. Sasaran 1
Untuk sasaran pertama yaitu mengidentifikasi karakeristik masyarakat dan
karakteristik kawasan wisata di Desa Batu Menyan Kecamatan Teluk Pand
an dalam mendukung pengembangan desa wisata.
Tabel2. Operasional Penelitian karakteristik masyarakat
13

Sub-variabel Tolok ukur

Pendidikan Pendidikan terakhir masyarakat

Pekerjaan Pekerjaan utama selain bidang pariwisata

Pelatihan Pernah mengikuti pelatihan yang diadakan oleh instansi terkait

Pengalaman Memiliki pengalaman bekerja dibidang pariwisata


bekerja

Pendapatan Mependapatn masyarakat di luar dan didalam bidang pariwisata

Sumber :Hasil analisis, Widyanigrum (1999) dalam Pambudi (2011)

Tabel 2. Operasional Penelitian karakteristik kawasan wisata


Sub-variabel Tolok ukur

Atraksi Munculnya atraksi-atraksi baru di desa batu menyan kecamatan teluk


pandan

Aksesbilitas Aksesibilitas yang ada sudah dapat menunjang keberlangsungan


sistem pariwisata baru di desa batu menyan kecamatan teluk pandan

Informasi Informasi yang tersedia belum mampu menjabarkan secara rinci


mengenai aktifitas yang terjadi di desa batu menyan kecamatan teluk
pandan

Promosi Promosi yang dilakukan adalah promosi mengenai desa batu menyan
kecamatan teluk pandan, namun untuk atraksi lainnya belum tampak
munculnya aktifitas tertentu yang mengakibatkan terjadi masalah
internal kawasn

Peran Mengetahui sejau mana keterlibatan masyarakat dan dampak yang


Masyarakat dihasilkan

Sumber :Hasil analisis, Ismail lesi 2011

b. Sasaran 2
Untuk sasaran kedua Mengidentifikasi bentuk peran masyarakat Desa B
atu Menyan Kecamatan Teluk Pandan dalam mendukung pengembangan
desa wisata.
Tabel 2. Operasional Penelitian peran masyarakat
Sub-variabel Tolok ukur

Perencanaan Masyarakat ikut hadir dalam penyusunan rencana pengembangan desa wisata

Masyarakat aktif dalam menyampaikan pendapat dalam prosesn perencanaan

Pelaksanaan Masyarakat menyediakan fasilitas penunjang wisata (penyedia homestay, penyew


aan tenda, warung, rumah makan,dll)

Masyarakat berpartisipasi dalam hal pengelolaan dan pelayanan (pemandu wisata,


14

menjaga keamanan dan kenyamanan, serta kebersihan kawasan wisata, ikut dalam
kerja bakti dalam pembangunan)

Masyarakat berpartisipasi dalam hal mempromosikan daya tarik wisata (terdapat a


traksi wisata, cinderamata atau oleholeh khas setempat)

Masyarakat mengikuti sosialiasi dan pelatihan keterampilan dari pemerintah

Tahap Pemanfaat Masyarakat merasakan adanya keuntungan dalam hal ekonomi karena adanya pen
an Hasil gembangan obyek wisata

Masyarakat merasakan adanya keuntungan secara sosial (penurunan kesenjangan)

Masyarakat mendapatkan keuntungan secara personal

Masyarakat mend Masyarakat hadir dan aktif dalam mengikuti rapat/pertemuan evaluasi pengemban
apatkan keuntung gan obyek wisata
an secara personal
Masyarakat berinisiatif memberikan penilaian, kritik, dan saran dalam evaluasi

Masyarakat ikut mengawasi jalannya pembangunan dan pengembangan pariwisata

Sumber : Hasil analisis, Rahardjo (2005)


1.7.4 Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh berbagai data, maka dibutuhkan suatu teknik dalam mengump
ukannya. Pengumpulan data merupakan salah satu tahapan yang penting dalam pe
nelitian, namun dalam sebuah penelitian tidak cukup hnaya sekedar mengumpulka
n data, tetapi juga harus menganalisisnya. Dalam pendekatan kualitatif untuk mela
kukan sebuah penelitian, maka analisi dapat dimulai dengan awal mengumpulkan
data terlebih dahulu, namun analisis tersebut secara tentatif dan tidak lengkap, kar
ena data yang dikumpulkan nantinya dipakai sebagai informasi yang valid dan rep
resentatif untuk menjawab masalah dalam penelitian ini. Adapun teknik pengump
ulan data yaitu:
A. Jenis Data
Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah Primer dan Sekunder.
Dimana data primer didapatkan dari wawancara secara langsung kepada
masyarakat dan instansi terkait. Sedangkan data sekunder didapatkan dari data-
data yang telah tersedia dari instansi ataupun penelitian sebelumnya. Berikut
adalah teknik pengumpulan data yang akan digunakan:
1. Wawancara
Wawancara menurut Burhan (2011) dalam suatu penlitian yang bertujuan
mengumpulkan tentang kehidupan manusia dalam mengumpulkan ketera
ngan tentang kehidupan manusia dalam suatu masyarakat serta pendirian-
15

pendirian yang merupakan suatu pembantu utama dari metode observasi.


Informan/narasumber yang akan diwawancarai dalam penelitian ini
adalah Dinas Pariwisata Kabupaten Pesawaran, Dinas Pengembangan
Masyarakat Desa (PMD) Kabupaten Pesawaran, Perangakat Desa seperti
Kepala Desa, Lurah, dan Camat, Karang Taruna, Pokdarwis, serta
masyarakat yang berada di wilayah Desa Batu Menyan Kabupaten
Pesawaran.
2. Pengamatan atau Observasi
Pengamatan atau observasi partisipan, yaitu teknik pengumpulan data de
ngan mengamati secara langsung objek penelitian dengan mencatat gejal
a-gejala yang ditemukan oleh peneliti dilapangan untuk melengkapi data-
data yang diperlukan sebagai acuan yang bersangkutan dengan topik pene
litian. Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data tentang Desa Baru
Menyan dengan pengamatan langsung ke lapangan/lokasi penelitian dala
m rangka untuk mendapatkan data mengenai peran masyarakat dalam
mendukung pengembangan desa wisatadi lokasi objek wisata.

Sedangkan metode pengumpulan data sekunder pada penelitian ini menggunakan


survei instansi dan kajian dokumen, berikut penjelasannya :
1. Survei Instansi
Survei intansi dilakukan guna mendapatkan suatu data atau informasi terkait
dengan kebutuhan data yang berhubungan dalam penelitian. Pada penelitian i
ni membahas tentang peran masyarakat dalam mendukung pengembangan
desa wisata (studi kasus: Desa Batu Menyan Kecamatan Teluk Pandan
Kabupaten Pesawaran) melalui instansi terkait dalam penelitian ini antara lain
Dinas Pariwisata Kabupaten Pesawaran, Dinas Pengembangan Masyarakat
Desa (PMD) Kabupaten Pesawaran, Perangakat Desa seperti Kepala Desa,
Lurah, dan Camat, Karang Taruna, Pokdarwis.
2. Kajian Dokumen
Kajian dokumen adalah data yang diperoleh dari kajian literatur untuk mendu
kung kebutuhan data penelitian. Data yang diperoleh dari kajian literatur dala
16

m penelitian ini meliputi dokumen statistik yang telah terpublikasikan seperti


buku, jurnal, serta artikel.
17

B. Kebutuhan Data
Teknik Peng
Sasaran Fokus Penelitian Kebutuhan Data Jenis Data umpulan Dat Sumber Data
a
Mengidentifikasi a. Data Pendidikan masyarakat Primer dan dan Telaah D Perangkat Desa dan Mayar
karakteristik b. Data agenda Pelatihan wisata untuk masyarakat Sekunder okumen akat serta BPS Kabupaten
masyarakat dan c. Data Pengalaman Kerja masyarakat dibidang Pesawaran, Dinas Pariwisa
karakteristik pariwisata ta Kabupaten Pesawaran
kawasan wisata Karakteristik Masyarakat
d. Data Status Pekerjaan dan Data Jenis Pekerjaan
dalam mendukung e. Data Pendapatan masyarakat
pengembangan Desa f. Data Monografi masyarakat desa batu menyan
Wisata

a. Data Atraksi wisata (kegiatan di dalam objek wisata)


b. Data Aksesbilitas wisata ( jalan, homestay, warung,
Karakteristik kawasan wisata dll)
c. Data Informasi mengenai kawasan objek wisata
d. Data mengenai Promosi dalam pengembangan wisata

e. Data mengenai Peran Masyarakat


Mengidentifikasi a. Data keterkaitan aktivitas dari masyarakat dan sistem p Primer Wawancara da Perangkat Desa dan Mayar
Perencanaan
bentuk peran ariwisata, sehingga mengetahui sejauh mana peran yang n Telaah Doku akat serta Dinas Pariwisata
masyarakat dalam Pelaksanaan dilakukan oleh masyarakat dalam sistem yang ada men Kabupaten Pesawaran
mendukung Peran b. Data Peran masyarakat terhadap sistem pariwisata yang
pengembangan desa Masyaraka Pemanfaatan lebih besar, karena wisatawan di desa batu menyan buk
wisata t an hanya wisatawan lokal
Evaluasi
c. Kegiatan pokdarwis

Sumber: Hasil Analisis, 2021


18

1.7.5 Teknik Sampling


Teknik sampling merupakan suatu teknik atau metode yang akan digunakan u
ntuk pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam
penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. Menurut Sugiyono
(2009), penelitian kualitatif merupakan suatu penelitian yang memiliki landasan p
ostpositivisme, hal tersebut digunakan untuk meneliti kondisi dalam suatu objek d
an dalam pengambilan sampel menggunakan secara purposive dan snowball. Sela
njutnya pada teknik pengumpulan data dengan triangulasi atau secara gabungan.
Metode kualitatif digunakan dalam penelitian ini didasarkan pada permasalahan y
ang dikaji dalam penelitian ini, yaitu mengidentifikasi peran masyarakat dan
mengidentifikasi bentuk peran masyarakat dalam mendukung pengembangan desa
wisata (studi kasus: Desa Batu Menyan Kecamatan Teluk Pandan Kabupaten
Pesawaran).
Dalam penelitian ini, dalam pengambilan sampel dilakukan secara
purposive sampling dengan teknik probability sampling. Teknik purposive
sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan
tertentu, misalnya orang tersebut dianggap paling tahu tentang apa yang kita
harapkan (Sugiyono, 2009). teknik purposive sampling untuk menentukan kriteria
responden dalam penelitian ini. Penentuan responden pada penelitian ini
berdasarkan tiga kategori yaitu pemerintah, pengelola pariwisata, dan masyarakat
lokal.
No Kriteria Kategori Informan
1  Institusi yang bertanggung jawab dan mema Instansi Pemerintah
hami secara mendalam tentang peran masya
rakat dalam pengembangan Desa Wisata
Batu Menyan
 Institusi yang memahami kebijakan dan info
rmasi kepariwisataan di kawasan desa
wisata
 Bentuk dukungan dari pemerintah daerah te
rkait pengembangan desa wisata
 Bentuk kemitraan dan kerjasama pemerinta
h daerah dalam mendukung pengembangan
kawasan desa wisata
2  Sejarah terbentuknya Pokdarwis dan struktu Pengelola pariwisata
r organisasi pokdarwis
 Pihak pengelola objek wisata yang berwena
ng dan ikut berperan dalam pengelolaan dan
pengembangan Desa Wisata Batu Menyan
 Kemitraan dalam pengembangan desa wisat
a
19

 Permasalahan dan kendala dalam pengemba


ngan desa wisata
3  Masyarakat yang mengetahui secara mendal Tokoh masyarakat dan masyar
am mengenai objek wisata akat lokal
 Masyarakat yang merasakan adanya pengar
uh terhadap perekonomian dari pengemban
gan desa wisata
 Masyarakat yang memiliki peran dalam pen
gembangan desa wisata
 Manfaat yang dirasakan oleh masayrakat da
lam pemberdayaanmasyarakat dalam penge
mbangan desa wisata
 Kendala yang dirasakan oleh masyarakat da
lam pengembangan desa wisata
Sumber : Hasil Analisis, 2021

Setelah kriteria tersusun dan sudah ditentukan, maka selanjutnya dilakuka


n teknik snowball sampling. Snowball sampling adalah teknik pengambilan sampe
l sumber data yang pada awalnya jumlahnya sedikit, lama-lama menjadi besar (Su
giyono, 2009). Teknik snowball sampling adalah suatu metode untuk mengidentifi
kasi, memilih dan mengambil sampel dalam suatu jaringan atau rantai hubungan y
ang menerus (Neuman, 2003). Sedangkan menurut Patton (1990), snowball sampl
ing adalah suatu pendekatan untuk menemukan informaninforman kunci yang me
miliki banyak informasi. Dengan menggunakan pendekatan ini, beberapa respond
en yang potensial dihubungi dan ditanya apakah mereka mengetahui orang yang la
in dengan karakteristik seperti yang dimaksud untuk keperluan penelitian. Kontak
awal akan membantu mendapatkan responden lainnya melalui rekomendasi. Untu
k mencapai tujuan penelitian, maka teknik ini didukung juga dengan teknik wawa
ncara dan survey lapangan. Penelitian ini menggunakan metode wawancara terstru
ktur yang dilakukan oleh peneliti dengan menyiapkan pertanyaan-pertanyaan terle
bih dahulu terkait topik dan permasalahan yang akan diteliti. Wawancara dilakuka
n kepada informan yang mengerti terkait studi kasus tentang peran masyarakat
dalam mendukung pengembangan desa wisata (studi kasus: Desa Batu Menyan
Kecamatan Teluk Pandan Kabupaten Pesawaran).
Penentuan responden pada penelitian ini memilih beberapa orang tertentu
sebagai informan kunci untuk mendapatkan gambaran kasus atau fenomena secara
mendalam. Pemilihan informan kunci tersebut berdasarkan dari empat kriteria (M
artha & Kresno, 2016) :
20

a. Harus menjadi peserta aktif dalam kelompok, organisasi, atau budaya yan
g diteliti, atau telah melalui tahap enkultutasi
b. Harus terlibat dalam budaya yang diteliti “saat ini”.
c. Harus memiliki waktu yang memadai. Informan kunci tidak cukup hanya me
miliki kemauan, namun dapat memberikan informasi kapan pun saat dibutu
hkan.
d. Harus menyampaikan informasi dengan bahasa sendiri (natural) tidak denga
n bahasa analitik. Pengambilan sampel akan diakhiri apabila informasi yang
diperoleh sudah menjawab keseluruhan pertanyaan penelitian sehingga juml
ah sampel tidak dipermasalahkan. Penelitian ini menggunakan metode waw
ancara yang dilakukan oleh peneliti dengan menyiapkan pertanyaan-pertany
aan terlebih dahulu terkait dengan topik dan permasalahan yang akan diteliti
Wawancara dilakukan kepada informan yang mengerti terkait studi kasus te
ntang peran masyarakat dalam mendukung pengembangan desa wisata
(studi kasus: Desa Batu Menyan Kecamatan Teluk Pandan Kabupaten
Pesawaran).

1.7.6 Teknik Analisis Data


Teknik analisis data merupakan suatu cara untuk mengolah data primer ma
upun data sekunder yang diperoleh untuk mencapai tujuan penelitian. Teknik anali
sis ini berguna untuk mempresentasikan seluruh data yang di dapat dengan bentuk
yang disesuaikan dengan kebutuhan. Oleh karena itu teknik analisis merupakan sa
lah satu hal penting untuk mencapai tujuan penelitian. Berikut ini teknik analisis y
ang digunakan dalam penelitian terkait peran masyarakat dalam mendukung
pengembangan desa wisata (studi kasus: Desa Batu Menyan Kecamatan Teluk
Pandan Kabupaten Pesawaran).
1. Deskriptif Kualitatif Analisis
Deskriptif kualitatif adalah penjelasan dari hasil wawanacara temuan lapanga
n untuk menjawab sasaran pertama tentang mengidentifikasi karakeristik masyara
kat di Desa Batu Menyan Kecamatan Teluk Pandan dalam mendukung pengemba
ngan desa wisata, serta untuk menjawab sasaran kedua tentang mengidentifikasi
bentuk peran masyarakat Desa Batu Menyan Kecamatan Teluk Pandan dalam me
21

ndukung pengembangan desa wisata. Analisis ini dilakukan pada beberapa tahap b
erupa pengkodean data (Coding) dan kategorisasi data agar mudah dipahami.
A. Editting
Kegiatan editing bertujuan untuk mengecek kembali data-data yang telah d
iperoleh yaitu hasil wawancara dan dokumen-dokumen literatur. Kegiatan ini b
ermanfaat untuk menghilangkan data-data yang dianggap ragu kebenerannya at
au tidak jelas sehingga menimbulkan kebingungan. Kegiatan editing mencakup
hal-hal sebagai berikut : (Wardiyanta 2006 dalam Rahman 2016)
 Memeriksa kelengkapan data. Data hasil wawancara dengan informan yan
g tidak lengkap dapat dilakukan wawancara kembali supaya diperoleh leng
kap dan akurat.
 Memeriksa kejelasan data, agar mudah dipahami.
 Memeriksa relevansi data. Peneliti perlu meyakinkan informan agar jawab
an hasil wawancara yang diperoleh harus relavan terhadap permasalahan p
enelitian.
 Memeriksa konsistensi data, supaya tidak ada jawaban yang bertentangan.
 Memeriksa keseragaman data, agar mempermudah dalam pengolahan data.

B. Pengkodean Data (Coding)


Kegiatan coding bertujuan untuk mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari h
asil penelitian yang telah diperoleh dari hasil wawancara terhadap informan-infor
man (Wardiyanta, 2006 Rahman, 2016). Jawaban hasil wawancara terhadap infor
man maka jawaban tersebut harus disimpulkan. Coding digunakan untuk memper
mudah peneliti dalam menganalisis data, dan membuat kesimpulan hasil penelitia
n berdasarkan sasaran-sasaran yang ditetapkan. Analisis data tersebut disusun dala
m kode-kode berdasarkan klasifikasi pertanyaan dari setiap informan dan satuan i
nformasi. Pengkodean dilakukan untuk mengklasifikasikan hasil wawancara lapan
gan yang bertujuan untuk mempermudah interpretasi dan penggunaan data dalam
analisis. Adapun pola pengkodean adalah sebagai berikut :

a.../b…/c…/d…
22

Keterangan:
a : jenis kategori informasi dan cara memperoleh data/informasi
b : kode informan
c : nomor urutan informan
d : nomor urutan informasi

C. Kategorisasi Data
Kategorisasi data ini dilakukan dengan memberikan kode terhadap data sesuai
dengan tujuan dan informasi yang terkandung dalam data tersebut. Kategorisasi da
ta dilakukan sesuai dengan informan dalam mengeskplorasi fenomena pengaruh p
engembangan pariwisata. Jenis kode informasi data pada penelitian diperjelas den
gan keterangan sebagai berikut :
IP : Instansi Pemerintah
PW : Pengelola Wisata
MASY : Masyarakat Lokal

D. Reduksi Data
Reduksi data merupakan proses menyederhanakan atau memilah data yang pen
ting dan data yang tidak digunakan dalam analisis. Reduksi ini bertujuan untuk m
empermudah dalam proses analisis data. Proses reduksi ini juga harus tetap berped
oman pada kebutuhan data.

E. Analisis Data
Setelah melakukan pengumpulan data, selanjutnya dilakukan analisis data mengg
unakan metode analisis yang disesuaikan. Analisis data ini disesuaikan dengan sas
aran yang telah ditentukan sebelumnya. Analisis yang digunakan meliputi :
1. Karakteristik Masyarakat
Identifikasi karakteristik masyarakat berupa pola dan kehidupan masy
arakat dari sebelum dan setelah adanya pengembangan desa wisata.
2. Bentuk Partisipasi Masyarakat
Identifikasi bentuk peran masyarakat Desa Batu Menyan Kecamatan T
eluk Pandan dalam mendukung pengembangan desa wisata.
23
24

1.8 Kerangka Berfikir Penelitian


Kabupaten Pesawaran sebagai salah satu daerah di provinsi Lampung yang memiliki potensi-p
otensi Pariwisata yang cukup banyak yang dapat dikembangkan lebih serius, salah satunya ada
lah Desa Batu Menyan yang memiliki kawasan wisata pantai yang cukup terkenal.

---------------------------------------------------------------------------------------------------Latar Belakan
g
Sumber Daya Manusia, masyarakat di sekitar Desa Batu Menyan Kecamatan Teluk Panda
n Kabupaten Pesawaran, memiliki pemahaman tentang ilmu kepariwisataan yang masih terbat
as, sehingga karena kurangnya pemahaman tersebut, masyarakat cenderung diam terhadapMasal
--------------------------------------------------------------------------------------------------Rumusan pen
ahgembangan pariwisata.

------------------------------------------------------------------------------------------Rumusan Masalah
“Bagaimana Peran Masyarakat Dalam Mendukung Pengembangan Desa Wisata (Studi
Kasus Desa Batu Menyan Kecamatan Teluk Pandan Kabupaten Pesawaran)?”

-----------------------------------------------------------------------------------------Pertanyaan Penelitian
menganalisis peran masyarakat dalam mendukung pengembangan desa wisata di Desa Batu M
enyan Kecamatan Teluk Pandan Kabupaten Pesawaran.

---------------------------------------------------------------------------------------------------Tujuan

menganalisis karakeristik masyarakat di Desa B Menganalisis peran masyarakat Desa Ba


atu Menyan Kecamatan Teluk Pandan dalam me tu Menyan Kecamatan Teluk Pandan dal
ndukung pengembangan desa wisata am mendukung pengembangan desa wis
ata

---------------------------------------------------------------------------------------------------Sasaran
Metode Pengumpulan Data Metode Pengumpulan Data
Observasi dan Wawancara Observasi dan Wawancara

Peran Masyarakat Dalam Mendukung Pengembangan Desa Wisata (Studi Kasus Desa Batu M
enyan Kecamatan Teluk Pandan Kabupaten Pesawaran)

------------------------------------------------------------------------------------------Metodelogi Penelitian
Kesimpulan dan Rekomendasi

Sumber: Hasil Analisis, 2021


25

1.9 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan pada penelitian terbagi ke dalam 5 bab, dengan pembagi
an sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan
Pada bab ini akan menjelaskan tentang latar belakang pemilihan tema penelitian y
ang dilandasi keingintahuan peneliti serta argumentasi yang menguatkan bahwa p
enelitian tersebut penting untuk dilaksanakan. Bagian ini berisi latar belakang, ru
musan masalah, tujuan dan sasaran, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian,
metodologi penelitian, dan sistematika penelitian.

BAB II Tinjauan Pustaka

Pada bab ini, penulis akan menjabarkan teori-teori dan studi yang berkaitan denga
n penelitian tentang Peran Masyarakat Dalam Mendukung Pengembangan Desa
Wisata (Studi Kasus Desa Batu Menyan Kecamatan Teluk Pandan Kabupaten Pes
awaran).

BAB III Gambaran Umum Wilayah Studi

Pada bab ini, penulis akan menjelaskan tentang gambaran umum wilayah penelitia
n yang akan digunakan sebagai studi kasus penelitian tentangPeran Masyarakat D
alam Mendukung Pengembangan Desa Wisata (Studi Kasus Desa Batu Menyan K
ecamatan Teluk Pandan Kabupaten Pesawaran).

BAB IV Analisis

Pada bab ini, akan menjelaskan hasil analisis dari penelitian tentang Peran Masyar
akat Dalam Mendukung Pengembangan Desa Wisata (Studi Kasus Desa Batu Me
nyan Kecamatan Teluk Pandan Kabupaten Pesawaran).

BAB V Penutup
26

Pada bab kelima akan menguraikan temuan studi dari hasil penelitian yang telah d
ilakukan. Serta kesimpulan dan rekomendasi yang diberikan kepada pihak yang te
rlibat, dan saran bagi studi lanjutan.
27

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
PARIWISATA DAN PERAN MASYARAKAT

2.1 Konsep Pariwisata


Pariwisata adalah sebagai proses, kegiatan, dan hasil yang timbul dari
hubungan dan interaksi antara wisatawan, pemasok pariwisata, pemerintah tuan
rumah, masyarakat tuan rumah, dan lingkungan sekitarnya yang terlibat dalam
menarik dan melayani pengunjung (Charles R. Goeldner dan J. R. Brent Ritchie
2009). Suatu kegiatan manusia yang disengaja, yang berfungsi sebagai alat
komunikasi dan sebagai penghubung interaksi antara masyarakat, di dalam suatu
negara atau bahkan melampaui demarkasi geografis. Hal ini melibatkan
perpindahan sementara orang dari satu daerah ke daerah lain, negara, bahkan
benua, dengan tujuan untuk memuaskan kebutuhan dan bukan realisasi pekerjaan
yang dibayar. Untuk negara yang dikunjungi, pariwisata adalah industri yang
produknya dikonsumsi di tempat, menghasilkan ekspor yang nyata (SHE Wahab
(1977).
Menurut definisinya, Pariwisata merupakan perpindahan sementara
individu/kelompok kedaerah tujuan diluar tempat tinggal normal mereka, aktivitas
yang dilakukan selama mereka berada didaerah tujuan tersebut, serta fasilitas yang
disediakan untuk memenuhi kebutuhan mereka. Secara etimologi, kata pariwisata
berasal dari Bahasa Sansekerta yang terdiri dari dua kata yaitu pari dan wisata.
Pari berarti “banyak” atau “berkeliling”, sedangkan wisata berarti “pergi” atau
“bepergian”. Atas dasar itu, maka kata pariwisata seharusnya diartikan sebagai
perjalanan yang dilakukan berkali-kali atau berputar-putar, dari suatu tempat ke
tempat lain, yang dalam Bahasa Inggris disebut dengan kata tour, sedangkan
untuk pengertian jamak, kata “kepariwisataan” dapat digunakan kata tourisme
atau tourism (Yoety, 1996). Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilaukan
semantara waktu dari suatu tempat ke tempat yang lain, dengan maksud bukan
28

untuk usaha (bussines) atau mencari nafkah ditempat yang dikunjungi, tetapi
semata-mata hanya untuk menikmati perjalanan tersebut guna bertamasya dan
rekrasi atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam (Oka A. Yoeti,
1983).
Menurut Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan, Bab I
Pasal 1 ; dinyatakan bahwa wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari
kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk
menikmati obyek dan daya tarik wisata. Jadi pengertian wisata itu mengandung
unsur yaitu: (1) Kegiatan perjalanan; (2) Dilakukan secara sukarela; (3) Bersifat
sementara; (4) Perjalanan itu seluruhnya atau sebagian bertujuan untuk menikmati
obyek dan daya tarik wisata.

2.2 Sistem Pariwisata


Pemikiran tentang kepariwisataan sebagai sebuah sistem mulai berkembang p
ada tahun 1964, ketika Wolfe mengembangkan outdoor recreation system dan me
ngemukakan bahwa pariwisata lebih dari sekedar industri tetapi sebuah sistem yan
g terdiri dari komponen-komponen utama yang saling terkait dalam hubungan yan
g erat dan saling mempengaruhi (Gunn, 1994). Penelitian-penelitian tentang siste
m kepariwisataan berkembang denganpesat pada tahun 1970 – 1980-an, serta seba
gian besar membahas tentang dasar teori dan konteks system Model sistem kepari
wisataan sebagai dasar teori antara lain dibahas oleh Gunn (1972) dan Leiper (198
1).
Model sistem kepariwisataan Gunn lebih sarat dengan aspek-aspek ekonomi,
yang mengemukakan keterkaitan antara sisi sediaan (supply) dengan permintaan
(demand) serta faktor-faktor eksternal yang mempengaruhinya. Gunn berpendapat
bahwa untuk memuaskan permintaan pasar, sebuah negara, wilayah, atau masyara
kat harus menyediakan beragam pembangunan dan pelayanan (sisi sediaan). Kese
suaian antara sisi sediaan dengan sisi permintaan adalah kunci keberhasilan dalam
pengembangan kepariwisataan yang benar (Gunn 2002).
Gunn kemudian menjelaskan bahwa keberhasilan sistem kepariwisataan dipe
ngaruhi juga oleh faktor-faktor eksternal. Beberapa faktor dapat memberikan peng
29

aruh yang besar terhadap bagaimana kepariwisataan harus dikembangkan (ibid).


Gunn mengidentifikasi sembilan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi siste
m kepariwisataan, yaitu sumber daya alam, sumber daya budaya, organisasi/kepe
mimpinan, keuangan, tenaga kerja, kewirausahaan, masyarakat, kompetisi, dan ke
bijakan pemerintah (Gunn 2002). Model sistem kepariwisataan Gunn dapat dilihat
pada gambar di bawah ini.

Sumber: (Gunn, 1988)


gambar 2.1 : Model Sistem Kepariwisataan Gunn (2002)

Sumber: (Gunn, 1988)


gambar 2.2 : Model Sistem Kepariwisataan oleh Leiper (2010)

Berbeda dengan Gunn, Leiper (1981 dalam Getz 1986) memandang sistem
kepariwisataan dari dimensi spasial. Gunn mengungkapkan bahwa sistem kepariw
isataan merupakan hubungan yang saling ketergantungan antara daerah pembangk
it wisatawan dengan destinasi pariwisata (ibid). Model Leiper mengidentifikasi li
ma komponen dalam sistem kepariwisataan, yaitu wisatawan, daerah tempat tingg
al wisatawan, jalur transit, destinasi pariwisata, dan industri pariwisata. Leiper jug
a mengemukakan bahwa pariwisata terjadi jika satu saja dari komponen-kompone
n tersebut ada dalam suatu proses yang saling terkait (Leiper dalam Pratiwi 2010).
30

2.3 Pengembangan Desa Wisata


Pengembangan desa wisata adalah sebagai salah sebagai salah satu produk
wisata alternatif yang dapat memberikan dorongan bagi pembangunan pedesaan
yang berkelanjutan. Mengacu pada konsep pengembangan desa wisata dari
Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (2001), maka pola pengembangan desa
wisata diharapkan memuat prinsip-prinsip sebagai berikut : (a) tidak bertentangan
dengan adat istiadat atau budaya masyarakat; (b) pembangunan fisik untuk
meningkatkan kualitaslingkungan desa; (c) memperhatikan unsur kelokalan dan
keaslian; (d) memberdayakan masyarakat desa wisata; (e). Memperhatikan daya
dukung dan berwawasan lingkungan, serta memiliki prinsip-prinsip pengelolaan
antara lain, ialah: (1) memanfaatkan sarana dan prasarana masyarakat setempat;
(2) menguntungkan masyarakat setempat; (3) berskala kecil untuk memudahkan
terjalinnya hubungan timbal balik dengan masyarakat setempat; (4) melibatkan
masyarakat setempat; (5) menerapkan pengembangan produk wisata pedesaan
(Sastrayuda, 2010).
Dalam pengembangan sebuah desa wisata penyusunan perencanaan dan
penataan kawasan yang nantinya dapat memberi kontribusi positif pada tampilan
visual kawasan sebuah desa wisata. Penyusunan perencanaan kawasan desa wisata
merupakan suatu proses yang berkesinambungan dan membutuhkan suatu
tindakan pemeliharaan yang baik dan menguntungkan untuk semua pihak, dan
merupakan usaha serius dari berbagai kegiatan wisata yang dilakukan dalam
usaha pencapaian tujuan. Ada dua unsur penting yang perlu kita diperhatian dalam
kegiatan penataan ruang di suatu wilayah desa wisata, antara lain:yang pertama
mengenai proses penataan fisik ruang desa; dan yang kedua mengenai unsur
kelembagaan/ institusi desa.
A. Penataan fisik desa wisata

Lebih rinci dijelaskan bahwa unsur penataan fisik ruang adalah


mencakupempat aspek sebagai berikut.
1. Arahan pemanfaatan fisik ruang.
2. Penataan struktur/hirarki pusat-pusat aktivitas sosial-ekonomi.
31

3. Penataan jaringan keterkaitan antar pusat-pusat aktivitas.


4. Pengembangan infrastruktur.
B. Kelembagaan/ Institusi desa
Unsur institusi diartikan sebagai segala yang mencakup aspek
institusional dan organisasipenataan ruang serta rule of gamepenataan ruang
(Rustiadi, 2005). Hal-hal yang menjadi perhatian dalam unsur kelembagaan
adalah berkaitan dengan keorganisasian penataan ruang, pola hubungan
antarhirarki institusi yang dimaksud, dan struktur rule of gamepengendalian
tata ruang. Berkaitan dengan institusi penataan ruang, pengkategoriannya
berdasarkan tahapan penataan ruang (perencanaan, pengelolaan dan
pengendalian), tingkatan administrasi (pusat, regional, dan lokal) dan institusi
baik formal dan nonformal. Komponen-komponen wilayah mencakup
komponen bio-fisik alam, sumber daya buatan (infrastruktur), manusia, serta
bentuk-bentuk kelembagaan.

Menurut Panji (2005), usaha-usahapengembanganpariwisata


yangberorientasi pada masyarakat lokal masih minim. Hal ini dikarenakan
masyarakat tidak memiliki kemampuan secara finansial dan keahlian yang
berkualitas untuk mengelolanya atau terlibat langsung dalam kegiatan
pariwisata yang berbasiskan alam dan budaya. Sehingga perlunya partisipasi
aktif masyarakat untuk menjadi tuan rumah yang baik, menyediakan sesuatu
yang terbaik sesuai kemampuan, ikut menjaga keamanan, ketentraman,
keindahan dan kebersihan lingkungan, memberikan kenangan dan kesan yang
baik bagi wisatawan dalam rangkamendukung program sapta pesona, serta
menanamkan kesadaran masyarakat dalam rangka pengembangan desa
wisata.
2.4 Konsep Desa Wisata
Desa wisata adalah suatu bentuk integrasi antara atraksi, akomodasi dan
fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu struktur kehidupan masyarakat
yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku (Nuryanti,Wiendu,
1993). Selain harus memiliki infrastruktur yang memadai untuk menjadi desa
wisata juga diperlukan adanya daya Tarik. Daya tarik menurut Wiwoho, dkk
berupa :
32

a. Daya tarik alamiah, yang meliputi iklim, pemandangan alam, lingkungan


hidup, flora dan fauna, danau, karang, gua, tebing, lembah, gunung dan
sebagainya.
b. Daya tarik buatan manusia, misalnya sisa peradaban masa lalu, monumen
bersejarah, museum, tempat pemakaman dan sebagainya.
Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara selain dari sektor
migas yang sangat potensial dan mempunyai andil besar dalam membangun
perekonomian yang saat ini pertumbuhannya masih sangat lambat. Sektor
pariwisata di Indonesia masih bisa untuk dikembangkan dengan lebih
maksimal lagi. Pengembangan sektor pariwisata yang dilakukan dengan baik
akan mampu menarik wisatawan domestik maupun wisatawan asing untuk
datang dan membelanjakan uangnya dalam kegiatan berwisatanya. Pariwisata
Indonesia apabila mampu dikemas dan dikelola dengan baik akan menjadi
aset Negara Indonesia. Keberagaman objek wisata dari wisata alam, budaya
dan kesenian serta objek wisata buatan seperti taman wisata sebenarnya dapat
dijadikan salah satu penopang perekonomian negara dan juga dapat banyak
menyerap tenaga kerja sehingga sumber daya manusia dan sumber daya alam
dapat dimanfaatkan secara optimal.

2.5 Karakteristik Desa Wisata


Setiap desa wisata tentunya memiliki karakteristik tersendiri hal tersebut
dilihat dari adanya potensi di desa tersebut sehingga layak untuk dijadikan sebagai
desa wisata, pengelolaan suatu desa wisata sebagai objek wisata tidak hanya
terbatas pada penetapannya sebagai desa wisata. Penetapan suata desa sebagai
desa wisata setidak nya atas beberapa komponen potensial yang mendukung, yaitu
:
1. Adanya atraksi atau daya tarik yang khas dari desa itu sendiri.
2. Adanya fasilitas-fasilitas dan akomodasi pariwisata seperti fasilitas
penginapan, fasilitas makan-minum, pusat jajanan atau cenderamata, pusat
pengunjumg.
3. Adanya aktifitas wisata seperti menenun, menikmati pemandangan dan
lain-lain.
33

4. Adanya pengembangan umum sebagai upaya untuk menciptakan daerah


tujuan wisata yang memberikan pelayanan terbaik bagi wisatawan,
diataranya: pembagian zona atau area, pengelolaan pengunjung, dan
pelayanan komunikasi
Menurut Priasukmana dan Mulyadin, penetapan suatu desa menjadi
sebagai desa wisata harus memenuhi beberapa pesyaratan diantaranya :
1. Memiliki aksebilitas yang baik, sehingga mempermudah wisatawan
berkunjung dengan menggunakan berbagai jenis alat transportasi.
2. Harus memiliki objek-objek menarik yang dapat berupa alam, seni
budaya, legenda makanan, lokal, dan sebagainya untuk dikembangkan
sebagai objek wisata.
3. Masyarakat serta aparatur desanya memberikan dukungan penuh
terhadap desa wisata dan wisatawan yang berkunjung kedesanya.
4. Keamanan di desa tersebut terjamin.
5. Tersedia akomodasi, telekomunikasi, dan tenaga kerja yang cukup
memadai.
6. Memiliki iklim yang sejuk atau dingin.
7. Memiliki hubungan dengan objek wisata lainnya yang sudah dikenal
oleh masyarakat luas.
Beberapa faktor yang mempengaruhi dalam pembangunan desa wisata
adalah sebagai berikut :
1. Pembangunan Sumber
daya manusia (SDM)
Pembangunan sumber daya manusia (SDM), dapat dilakukan
melalui kegiatan pendidikan, pelatihan, dan keikutsertaan dalam
seminar, diskusi, dan lain sebagainya, dan juga di bidang-bidang
kepariwisataan.
2. Kemitraan
Adanya kerjasama yang baik dan saling menguntungkan antara
pihak pengelola desa wisata dengan baik dan saling menguntungkan
antara pihak pariwisata daerah terkait dalam beberapa bidang usaha
34

yaitu bidang akomodasi, perjalanan, promosi, pelatihan, dan yang


lainnya.
3. Kegiatan pemerintah di desa
Ada kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah desa, contohnya
adalah seperti rapt dina, pameran pembangunan, dan upacara adat
yang dilaksanakan di desa wisata.
4. Promosi
Desa wisata harus dipromosikan melalui berbagai media, oleh karena
itu desa atau kabupaten kawasan sekitar desa wisata harus sering
mengundang wartawan dari media cetak maupun eletronik untuk
kegiatan promosi yang dilaksanakan.
5. Festival/pertandingan
Secara berkala di desa wisata harus dilaksanakan kegiatan-kegiatan
yang bisa menarik wisatawan untuk berkunjung ke desa wisata
tersebut, contohnya mengadakan festival kesenian, pertandingan
olahraga, dan lain sebagainya.
6. Melakukan pembinaan terhadap organisasi
warga
Penduduk desa biasanya banyak yang merantau ditempat lain.
Padahal mereka juga dapat diorganisir dan dibina untuk memajukan
desa wisata mereka melalui organisasi kemasyarakatan dan untuk
mengurangi pengangguran didesa.
Menurut nuryabti (1993), terdapat tiga konsep dalam komponen desa wisata
yaitu sebagai berikut : akomodasi, atraksi, dan keindahan alam. Kajian teori
komponen desa wisata menurut Gumelar (2010), menyebutkan komponen desa
wisata harus mempunyai keunikan, keaslian, sifat khas letaknya berdekatan
dengan daerah alam yang luar biasa, berkaitan dengan kelompok atau masyarakat
berbudaya yang secara hakiki menarik minat pengunjung, memiliki peluang untuk
berkembang baik dari sisi prasarana dasar, maupun sarana lainnya. Menurut Putra
(2006), harus memiliki potensi pariwisata, seni, dan budaya khas daerah setempat,
lokasi desa masuk dalam lingkup daerah pengembangan pariwisata atau
setidaknya berada dalam koridor dan rute paket perjalanan wisata yang sudah
35

dijual, diutamakan telah tersedia tenaga pengelola, pelatih, dan pelaku-pelaku


pariwisata, seni dan budaya. Aksesibilitas dan infrastruktur mendukung program
desa wisata terjaminnya keamanan, ketertiban, dan kebersihan.

2.6 Pengertian Pariwisata Berbasis Masyarakat


Pariwisata berbasis masyarakat adalah suatu pariwisata dimana masyakarat
sebagai objek utama, pada pengembangan pariwisata berbasis masyarakat,
masyarakat memiliki peran di semua sektor pembangunan baik sebagai perencana,
investor, pelaksana, pengelola, pengawas maupun evaluator. Akan tetapi
meskipun pembangunan pariwisata berbasis masyarakat menekankan pada faktor
masyarakat sebagai pelaku utama, peran lainnya seperti peran dari pemerintah dan
swasta diperlukan. Masyarakat yang tinggal dan menetap di daerah tujuan wisata
memiliki peran yang sangat penting dalam mendorong keberhasilan pembangunan
pariwisata di daerah nya. Menurut I Gede Ardika, konsep CBT menjelaskan
bahwa masyarakat bukan lagi menjadi objek penbangunan saja akan tetapi sebagai
penentu pembangunan itu sendiri, masyarakat akan mampu bangkit sendiri dari
kemiskinan dan mengurangi tingkat ketergantungan pada faktor diluar.
Sedangkan menurut Demartoto dan Sugiarti, menjelaskan CBT sebagai pembangu
nan pariwisata dari masyarakat oleh masyarakat dan untuk masyarakat.
2.7 Konsep Pariwisata Berbasis Masyarakat
Pembangunan pariwisata berbasis masyarakat merupakan salah satu konsep
yang menjelaskan tentang penting nya peranan komunitas dalam pembangunan
pariwisata atau biasa disebut dengan Community Based Tourism (CBT) secara
konsep prinsip dasar pembangunan pariwisata berbasis masyarakat merupakan
dengan menempatkan masyarakat sebagai komponen utama yang dapat dilakukan
untuk pemberdayaan masyarakat dalam berbagai macam kegiatan kepariwisataan,
sehingga manfaat dari kepariwisataan seluruhnya dapat diperuntukkan bagi
masyarakat, dimana masyarakat atau penduduk setempat memiliki peranan
penting dan utama dalam pengambilan keputusan mempengaruhi dan memberi
manfaat terhadap kehidupan dan lingkungan mereka. Pariwisata berbasis
masyarakat (community bassed tourism) dikembangkan berdasarkan pada prinsip
36

keseimbangan antara berbagai pihak lain yang terlibat dalam pembangunan


pariwisata termasuk pemerintah, swasta serta masyarakat. Secara konsep, prinsip
pembanguna pariwisata dari masyarakat, oleh masyarakat dan untu masyarakat.
Dalam setiap tahapan pembangunan yang dimulai dari kegiatan perencanaan,
pembangunan pengelolaan serta pengembangan sampai dengan monitoring dan
evaluasi, masyarakat wajib dilibatkan secara aktif dan diberi kesempatan untuk
berperan didalamnya karena tujuan akhir adalah untuk meningkatkan
kesejahteraan dan kualitas hidup dari masyarakat.
Natori dalam Natori dalam Aronggear (2008) menjelaskan konsep pembangu
nan pariwisata berbasis masyarakat lebih menekankan kepada 3 hal yaitu: 1) terpe
liharanya mutu serta kelanjutan dari sumber daya alam dan budaya atau keseimba
ngan, 2) meningkatkan kesejahteraan dari masyarakat lokal, 3) dan terpenuhinya k
epuasan wisatawan. Dalam hal ini masyarakat lokal sebagai komponen utama dala
m pembangunan pariwisata berbasis masyarakat, karena masyarakat yang paling p
aham dan mengerti potensi di wilayahnya, sehingga pembangunan yang akan dire
ncanakan dan dilaksanakan akan sesuai dengan keinginan masyarakat yaitu oleh,
dari dan untuk masyarakat.

2.8 Prinsip Pariwisata Berbasis Masyarakat


Menurut Suansri (2003) ada beberapa prinsip dari community based tourism y
ang harus dilakukan, prinsip tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Mengenali, mendukung, dan melakukan promosi kepemilikan masyarakat
dalam pariwisata.
2. Melibatkan masyarakat dalam setiap tahap pengembangan pariwisata dala
m berbagai aspek.
3. Melaukan promosi kebanggaan terhadap komunitas yangbersangkutan.
4. Meningkatkan mutu dan kualitas kehidupan.
5. Menjamin suatu keberlanjutan lingkungan.
6. Melindungi ciri khas (keunikan) dan budaya yang dimiliki masyarakat lok
al.
7. Mengembangkan suatu pembelajaran lintas budaya.
8. Menghormati suatu perbedaan budaya dan martabat manusia.
37

9. Melakukan distribusi keuntungan dan manfaat yang diperoleh secaraadil d


an rata kepada seluruh anggota masyarakat.
10. Memberikan kontribusi dengan suatu presentase tertentu dari keuntungany
ang diperoleh yang dapat digunakan untuk proyek pengembangan masyara
kat.
11. Lebih menonjolkan keaslian dari hubungan masyarakat dengan lingkungan
nya.
Keterlibatan masyarakat lokal sebagai komponen utama dari prinsip penge
mbangan CBT, menurut Drake (1991) dapat dilaksanakan dalam tiga tahap, y
aitu tahap perencanaan (planning stage), tahap pelaksanaan (implementation s
tage), serta dalam hal pemanfaatan keuntungan (share benefit) baik itu secara
ekonomi maupun sosial budaya.
1. Tahap perencanaan, pada tahap ini menempatkan masyarakat sebagai
subjek pengembangan yang memilki peran aktif dalam tahap perencan
aan. Tahap perencanaan dilakukan dengan menempatkan masyarakat
sebagai subjek serta meliputi tahap identifikasi masalah atau persoala
n, identifikasi potensi pengembangan, serta pengembangan alternatif r
encana dan fasilitas.
2. Tahap implementasi, bentuk partisipasi masyarakat terutama terkait d
engan partisipasi masyarakat pada tahap pelaksanaan program penge
mbangan atau pembangunan, pengelolaan objek atau usaha yang berk
aitan langsung dengan kegiatan.
3. Aspek pada dampak manfaat, bentuk keterlibatan masyarakat dapat te
rwujud melalui peran dan posisi masyarakat yang mendapatkan nilai
manfaat yang signifikan, baik secara ekonomi maupun sosial budaya,
yang akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan ekonomi masy
arakat lokal.
Secara konseptual prinsip dasar pembangunan kepariwisataan berbasis ma
syarakat adalah dengan menempatkan masyarakat sebagai komponen utama
melalui pemberdayaan masyarakat dalam berbagai aktifitas kepariwisataan, s
ehingga manfaat yang diperoleh dari kepariwisataan seluruhnya dapat diperu
ntukkan bagi masyarakat. target utama pengembangan kepariwisataan harusla
38

h meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Konsep Community Based Touris


m lazimnya digunakan oleh para perancang pembangunan pariwisata sebagai
srategi untuk mengarahkan komunitas agar lebih berpartisipasi secaraaktif dal
am pembangunan sebagai patner dalam industri pariwisata. Tujuan yang ingi
n dicapai adalah pemberdayaan sosial dan ekonomi komunitas tersebut serta
meletakkan nilai lebih dalam berpariwisata, khususnya kepada para wisatawa
n.
Kesimpulan yang diperoleh dari berbagai definisi tentang community bas
ed tourism (CBT) merupakan suatu obyek daya tarik wisata yang terwujud ka
rena adanya inisiatif dan motivasi dari masyarakat stempat, dikelola oleh mas
yarakat lokal, dan bertujuan mengkonservasi lingkungan budaya masyarakat t
ersebut, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat. Inisiatif dan
motivasi dari masyarakat lokal untuk membentuk sebuah partisipasi yang me
nggerakan CBT. Pengertian tersebut Memperlihatkan CBT sebagai sebuah be
ntuk industri pariwisata yang memiliki dampak berganda yang dapat mencipt
akan keterkaitan antar sektor yang terlibat baik langsung maupun tidak langsu
ng serta mampu menggerakan ekonomi rakyat.

2.9 Karakteristik Masyarakat


Menurut Widyaningrum (1999) dalam Pambudi (2011) karakteristik adalah
ciri-ciri dari individu yang terdiri dari demografi seperti jenis kelamin, umur serta
status sosial seperti tingkat pendidikan, pekerjaan, ras,status ekonomi, dan
sebagainya. Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut

suatu sistem adat istiadat tertentu dan bersifat kontinyu dan terikat oleh suatu rasa
identitas yang sama (Koentjaraningrat, 1994). Sedangkan menurut Paul B. Horton
dan C. Hunt(1999) masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relatif
mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu
wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama, serta melakukan sebagian besar
kegiatan di dalam kelompok/kumpulan manusiatersebut.
39

2.10 Peran Masyarakat Dalam Pengembangan Pariwisata


Peran Masyarakat dalam Pengembangan Desa Wisata Berbasis Masyarakat Peran
menurut Wulansari (2009) diartikan sebagai konsep tentang apa yang harus dilaku
kan oleh individu dalam masyarakat, sejalan dengan pengertian tersebut Paul dan
Chester (1993) mengartikan peran sebagai perilaku yang diharapkan dari seseoran
g yang memiliki status. Dari pemahaman tersebut, peran hakekatnya merupakan ti
ndakan seseorang yang dilakukan dikaitkan dengan kedudukannya dalam suatu str
uktur sosial. Dikaitkan dengan masyarakat, maka peran masyarakat memiliki artia
n tindakan yang dilakukan oleh sekelompok orang yang mencerminkan kesamaan
perilaku sebagai sebuah entitas komunal yang berkaitan dengan struktur sosial tert
entu. Dari pemahaman tersebut di atas, maka peran masyarakat memiliki sifat-sifa
t sebagai berikut:
a. Perilaku sekelompok orang, dimana tindakan tersebut dilakukan secara
bersama-sama oleh individu-individu yang ada dalam suatu kelompok.
b. Adanya pembagian peran masing-masing anggota kelompok.
c. Adanya kesamaan perilaku dari kelompok tersebut yang meliputi pola
pikir dan pola tindak.
d. Perilaku tersebut merupakan perwujudan dari ciri atau kehendak kelom
pok.

Dilakukan dalam suatu struktur sosial tertentu. Pemahaman peran masyarakat


tersebut dalam konteks pengembangan desa wisata memiliki artian sebagai adanya
kesamaan pola pikir maupun pola tindak dari masyarakat perdesaan mengenai pot
ensi wisata yang ada di desanya, untuk kemudian masyarakat tersebut secara bersa
ma-sama melakukan suatu tindakan dalam upayanya untuk mewujudkan tujuan pe
ngembangan pariwisata sebagai sebuah dimensi yang mampu memberikan dampa
k positif bagi mereka, serta mampu mencerminkan identitas mereka sebagai sebua
h kesatuan masyarakat yang memiliki struktur sosial yang khas atau unik. Lebih la
njut mengenai bentuk peran masyarakat dalam pengembangan pariwisata, setidak
nya dapat dibagi ke dalam 3 (tiga), yaitu: Pertama, peran masyarakat sebagai pemr
akarsa yang mana masyarakat menjadi pihak pertama yang menemukenali dan me
nggali potensi pariwisata. Kedua, peran masyarakat sebagai pelaksana yang mana
masyarakat menjadi pihak yang menginisiasi pelaksanaan dan pengembangan pari
40

wisata sampai dengan terwujudnya objek wisata. Ketiga, peran masyarakat sebaga
i penyerta yang mana masyarakat turut serta dalam proses pengembangan pariwis
ata, namun bukan sebagai pihak yang memiliki kewenangan dalam pengembanga
n pariwisata, melainkan turut berpartisipasi sebagai salah satu aktor atau pelaku pe
ngembangan wisata. Keempat, peran masyarakat sebagai peninjau yang mana mas
yarakat bukan pihak yang mengembangkan pariwisata, namun melakukan pengaw
asan mengenai proses maupun dampak dari adanya pengembangan pariwisata. Ke
lima, masyarakat berperan sebagai penerima manfaat yang mana masyarakat tidak
terlibat dalam pengembangan pariwisata, namun menerima manfaat dari adanya p
engembangan pariwisata. Berbagai peran masyarakat tersebut pada hakekatnya dit
ujukan untuk mendukung pengembangan pariwisata, namun dengan intensitas dan
kepentingan yang berbeda-beda, adapun perbedaannya lebih lanjut dapat dijelaska
n dalam tabel

Table…: Uraian Peran Masyarakat dalam Pengembangan Pariwisata


Peran masyarakat Kontribusi
Sebagai pemrakarsa Memberikan kontribusi baik sumbangan pemikiran, tena
ga, dana hingga yang lainnya.
Sebagai pelaksana Memberikan kontribusi penuh baik sumbangan pemikira
n, tenaga, dana hingga yang lainnya.
Sebagai penyerta Memberikan kontribusi secara terbatas yang didasarkan
kepada peran yang diberikan
Sebagai pemantau Memberikan kontribusi secara terbatas berupa kegiatan
pemantauan
Sebagai penerima ma Tidak memberikan manfaat kontribusi dalam pengebang
nfaat an wisata
Sumber: Paul dan Chester (1993)
41

2.11 Sintesa Literatur


Berikut ini merupakan tabel ringkasan mengenai sintesa kajian literatur dalam Mengidentfikasi Peran Masyarakat dalam
mendukung Pengembangan Desa Wisata (Studi Kasus: Desa Batu Menyan Kecamatan Teluk Pandan Kabupaten Pesawaran):

Literatur Sumber Teori Penyesuaian untuk Penelitian Output

Widayanigrum Karakteristik adalah cirri-ciri dari individu yang terdiri dari 1. Jenis kelamin: digunakan
(1999) dalam demografi seperti jenis kelamin, umur serta status social seperti untuk melihat presentase
Sistem Pariwis Prmbudi ( 2011) tingkat pendidikan, pekerjaan, statsus ekonomi dan sebagainya antara pria dan wanita di
ata 1. Jenis kelamin: pensifatan atau pembagian jenis kelami kawasan objek wisata Sasaran 1:
n manusia yang ditentukan secara biologis yang mele 2. Umur: digunakan untuk Mengindentifikasi
Penilaian pote kat pada jenis kelamin tertentu. melihat presentase tingkat karakteristik
nsi ekowisata 2. Umur: usia individu yang terhitung mulai saat umur di kawasan objek masyarakat dan
dan desa wisat dilahirkan sampai berulang tahun. wisata karakteristik kawasan
a 3. Tingkat pendidikan: proses perubahan sikap dan tata l 3. Tingkat pendidikan: wisata di desa batu
aku sesorang atau sekelompok orang dalam usaha me digunakan untuk melihat menyan kecamatan
ndewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan p presentase tingkat pendidikan teluk pandan dalam
elatihan. masyarakat di kawasan objek mendukung
4. Pekerjaan: satu rangkaian keterampilan dan wisata pengembangan desa
kompetensi tertentu yang harus selalu ditingkatkan 4. Pekerjaan: digunakan untuk wisata
Pengantar Ilm
dari waktu ke waktu. melihat pekerjaan masyarakat
u Pariwisata
di kawasan objek wisata
42

1) Atraksi: melihat daya tarik yang ada di


Gunn, 1988. Indikator Penyediaan (Supply) dan Permintaan ( Demand) sebaga desa tersebut
i berikut: 2) Pelayanan/akomodasi: melihat pelayan
1. Atraksi : Potensi alami yang dimiliki suatu kawasan objek an yang telah tersedia di desa tersebut
wisata yang menjadi modal utama memungkinkan datangn untuk menunjang kegiatan wisata.
ya pengunjung. 3) Transportasi dan aksesibilitas: melihat
Direktorat Jendral Pe keadaan eksisting mengenai ketersedia
rlindungan Hutan da 2. Pelayanan atau akomodasi: suatu pelayanan akomodasi ter
kait dengan fasilitas dan layanan kebutuhan wisatawan unt an aksesibilitas dan transportasi di obje
n Konservasi Alam k desa wisata tersebut
(PHKA), (2003). uk menginap sementara selama perjalanan wisata yang mer
eka lakuakan. Fasilitas pelayanan dapat berupa hotel, guest 4) Informasi dan komunikasi: melihat seja
house ataupun tempat penginapan lainnya. uh mana objek wisata tersebut telah dik
3. Transportasi dan aksesibilitas: merupakan fasilitas untuk m enal wisatawan
emenuhi kebutuhan pergerakan sebuah destinasi wisata. Tr 5) Promosi: melihat sejauh mana diadaka
ansportasi ini meliputi akses dari dan menuju kawasan wis nnya pemasaran pariwisata agar objek
Lothar A.Kreck dala desa wisata tersebut dikenal wisatawan
ata, transportasi internal yang menghubungkan atraksi uta
m Yoeti, 1996.
ma kawasan wisata dan kawasan penunjang nya termasuk s
emua jenis fasilitas dan pelayanan yang berhubungan deng
an transportasi darat, air dan udara.
4. Informasi dan komunikasi: suatu cara agar para wisatawan
cepat mendapat kan informasi mengenai objek wisata yang
ada disuatu daerah maka diperlukan jejaring informasi yan
g lebih cepat dan luas agar mempercepat pemasaran destin
asi wisata itu sendiri.
5. Promosi: suatu usaha dalam memperkenalkan destinasi wis
ata yang ada disuatu daerah untuk dikenal ke khalayak lua
s, dewasa ini kecanggihan teknologi informasi semakin m
emudahkan dalam proses pemsaran dalam bidang kepariwi
sataan.

Bentuk Peran Cohen dan Uphoff (1 Bentuk partisipasi tersebut dibagi menjadi 4 tahap partisipasi mas Dalam pengembangan desa wisata tidak ha Sasaran 2:
Masyarakat da 980) yarakat adalah sebagai berikut: 1) Tahapan Pengambilan Keputus nya mengetahui seberapa besar tingkat Mengidentifikasi
lam Pengemba an (Decision Making) 2) Implementasi (implementation) 3) Keun peran masyarakat dalam pengembangan bentuk peran
43

ngan Desa Wis tungan (benefits) 4) Evaluasi (Evaluation) desa wisata, melain perlu mengetahui bentu masyarakat Desa Batu
ata k peran masyarakat dalam tahap pengemba Menyan Kecamatan Te
ngan desa wisata. Hal ini perlu dianalisis le luk Pandan dalam men
bih dalam mengenai bentuk peran masyarak dukung pengembangan
at dalam pengembangan desa wisata. desa wisata.
Dan yang terpilih teori dari Rahardjo
Rahardjo Bentuk keterlibatan masyarakat lokal dalam pengembangan desa (2005) yaitu betuk keterlibatan masyarakat l
pengembangan desa wisata, antara lain : 1) Tahap perencanaan 2) Tahap pelaksanaan okal dalam pengembangan desa wisata, ant
wisata (2005) 3) Tahap menikmati hasil 4) Tahap evaluasi ara lain : 1) Tahap perencanaan 2) Tahap pe
laksanaan 3) Tahap menikmati hasil 4) Tah
ap evaluasi
Sumber: Hasil Analisis Pribadi, 2021
44

BAB III
GAMBARAN UMUM
DESA WISATA BATU MENYAN

3.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Pesawaran


Secara astronomis, Kabupaten Pesawaran terletak pada koordinat 5,12 o-5,84o
Lintang Selatan dan 104,92o - 105,34o Bujur Timur. Secara administratif luas
wilayah Kabupaten Pesawaran adalah 1173,77 km2 dengan batas-batas wilayah
adalah sebagai berikut :
 Utara: Kabupaten Lampung Tengah
 Selatan: Teluk Lampung Kabupaten Tanggamus
 Barat: Kabupaten Tanggamus
 Timur: Kabupaten Lampung Selatan dan Kota Bandar Lampung
Pada tahun 2007 hingga sekarang, jumlah kecamatan di Kabupaten Pesawaran
telah mengalami perubahan akibat adanya pemekaran dengan penambahan 4
kecamatan sehingga total menjadi 11 kecamatan, yaitu : Padang Cermin, Punduh
Pidada, Kedondong, Way Lima, Gedong Tataan, Negeri Katon, Tegineneng,
Marga Punduh, Way Khilau, Way Ratai, dan Teluk Pandan. Luas Kabupaten
Pesawaran secara keseluruhan adalah 117 377 Ha dengan Kecamatan Negeri
Katon sebagai kecamatan terluas, yaitu 15 269 Ha. Kabupaten Pesawaran
merupakan daerah tropis, dengan curah hujan rata-rata berkisar 43-383,9 mm,
suhu udara rata-rata berkisar 26,40C - 27,20C, dan rata-rata kelembaban udara
berkisar 77% - 86%.
Topografi atau kondisi permukaan bumi Kabupaten Pesawaran merupakan
daerah dataran rendah, dan dataran tinggi, yang sebagian merupakan daerah
perbukitan sampai dengan pergunungan dengan ketinggian dari permukaan laut
yang bervariasi antara 0,0 M sampai dengan 1.682,0 M. Sebagian besar wilayah
Kabupaten Pesawaran berada pada ketinggian 100 - 200 meter dpl dengan luasan
terbesar yaitu 24.261,14 Ha yang tersebar di wilayah Kecamatan Kedondong.
Sedangkan kelas ketinggian lahan terendah di antara 500 - 600 meter dpl dengan
45

luasan terbesar yaitu 2.897,05 Ha yang tersebar di wilayah Kecamatan Padang


Cermin.

3.1.1 Sejarah
Berdasarkan peraturan Daerah Kabupaten Pesawaran Nomor. 12 Tahun 2014
Tentang Pemekaran Kabupaten Padang Cermin, dimana Kecamatan Teluk Pandan
merupakan salah satu dan bagian Kecamatan yang dimekarkan dari Kecamatan
induk yaitu Kecamatan Padang Cermin terbagi 3 Kecamatan yaitu:
a. Kecamatan Padang Cermin Induk
b. Kecamatan Way Ratai
c. Kecamatn Teluk Pandan
Tujuan dari pelaksanaan pemekaran Kecamatan yaitu disesuaikan dengan
kebutuhan kondisi wilayah yang sejalan dengan kebutuhan kondisi wilayah yang
sejalan dengan upaya memperdekat rentang kendali secara organisasi
pemerintahan dan juga dalam upaya memberikan pelayanan terbaik dalam
masyarakat dengan mengacu pada SPP (Standar Pelayanan Public) yang memuat
antara lain: syarat lama, waktu proses, serta pembiayaan yang ditampilan dalam
bentuk papan informasi untuk diketahui secara umum dengan mengedepankan
aspek transparasi, objektifitas, standar serta profesionalisme. Adapun efektifitas
operasional Kecamatan Teluk Pandan Kabupaten Pesawaran diresmikan pada
tanggal 8 November 2014 yang terdiri 10 desa yaitu: Desa Batu Menyan, Desa
Cilimus, Desa Gebang, Desa Hanura, Desa Hurun, Desa Munca, Desa Sidodadi,
Desa Sukajaya Lempasing, Desa TalangMulya, Desa Tanjung Agung. Luas
Wilayah Keamatan Teluk Pandan, Luas wilayah seluas 18.153 Ha dan berada
pada ketinggian 6-1.400 m ketinggian diatas permukaan air.
1. Batas-batas Kecamatan Teluk Pandan
a. Sebelah Utara: Berbatasan dengan Kecamatan Teluk Betung Kota Bandar
Lampung.
b. Sebelah Timur: Berbatasan dengan Kecamatan Teluk Betung Barat Kota-
Bandar Lampung.
c. Sebelah Selatan: Berbatasan dengan Keamatan Padang Cermin.
d. Sebelah Barat: Berbatasan dengan Kecamatan Hutan Kawasan.
46

2. Jumlah Aparatur Desa Se-Kecamatan Teluk PandanTerdiri dari 394 Orang


yang terdiri dari:
a. 10 Kepala Desa.
b. 90 Aparatur BPD.
c. 60 Aparatur Desa.
d. 46 Kepala Dusun dan 118 RT.
e. Jumlah Penduduk dan KK Kecamatan Teluk Pandan Jumlah Penduduk
dan KK Kecamatan Teluk Pandan adalah sebanyak 39.611 orang, terdiri
dari 19.770 orang penduduk laki-laki dan 19.841 orang penduduk
perempuan, dan terdiri dari 10.349 KK/rumah tangga.
f. Jumlah DPS (Daftar Pilih Sementara) dan TPS Kecamatan Teluk Pandan
Daftar pilih Sementara sebanyak 25.922 DPS dan 61 TPS yang terbesar
di 10 Kecamatan Teluk Pandan.
g. Mayoritas Mata Pencarian Penduduk
1. Buruh Tani
2. Nelayan
3. Swasta
Desa Batu Menyan adalah sebuah Desa yang terletak di Kecamatan Teluk
Pandan Kabupaten Pesawaran yang terhampar 2 KM dengan luas wilayah ±
416,813 Ha dihiasi Pesisir Teluk Pandan dan perbukitan yang subur dan indah.
Mengalir sungai Way Cilimus, dan beberapa aliran anak sungai di hamparan
wilayah desa, dilintas jalan provinsi yang menghubungkan antara desa dan antara
kecamatan di Kabupaten Pesawaran. Jalan kecamatan juga membentang
sepanjang 2 KM dan beraspal menghubungkan satu dusun dengan desa yang lain.
Keadaan masyarakat Desa Batu Menyan cukup beragam baik dilihat dari sisi
kepercayaan, suku dan pekerjaan maupun strata sosial, namun interaksi sosial
masyarakat sangat harmonis dan rukun, satu sama lain saling menghargai dan
menghormati sehingga tercipta lingkungan yang kondusif, aman, tentram
kertaraharja dengan menjunjung tinggi nilai-nilai kegotongroyongan dalam
membangun.
Batu Menyan asal mulanya adalah nama salah satu desa tertua di
Kecamatan Padang Cermin. Pada tahun 1982 karena adanya program Pemerintah
47

untuk membuat Pangkalan Angkatan Laut di 4 desa: Desa Margodadi, Desa sabu,
Desa Menanga, dan Desa Batu Menyan. Maka diadakan nnya penggusuran oleh
pemerintah di wilayah empat desa tersebut, sehingga sebagian besar masyarakat
harus pindah mencari tempat tinggal masing-masing. Pada akhir tahun 1983
sebagian kecil dari empat desa tersebut khususnya masyarakat Desa Sabu dan
Batu Menyan dan Desa Menanga memilih untuk tinggal di wilayah sekitar
pangkalan Angkatan Laut di daerah wilayah dusun Margodalom, dusun Ketapang
dan menginduk pada Desa Gebang. Di awal tahun 2012, masyarakat dusun
Margodalom, dusun Ketapang, dan dusun Sabu mengadakan musyawarah yang
dihadiri oleh tokoh masyarakat, tokoh adat tokoh agama, dan tokoh pemuda,
sehingga akhirnya terjadi pemilihan calon pejabat sementara (PJS) kepala Desa
Pemekaran dengan cara posting dan dalam pemilihan tersebut dimenangkan oleh
saudara Jamaludin terpilih sebagai pejabat sementara Kepala Desa Pemekaran.
Namun pada saat akan ditanda tangani proposal tentang pengajuan pemekaran
tentang pengajuan pemekaran kepada bupati oleh kepala desa Gebang, secara
mendadak masyarakat yang ada diwilayah dusun Seribu mengatakan pengunduran
diri agar tidak ikut mekar, pada bulan agustus Tahun 2012 Masyarakat yang ada
di dusun Margodalom dan Dusun Ketapang akhirnya tetap memutuskan untuk
tetap mekar hingga Tanggal 22 November Tahun 2012 Desa Batu Menyan Resmi
menjadi Desa Pemekaran dengan di keluarkan nya surat keputusan Bupati
Kabupaten Pesawaran Nomor: 282/IV/06/HK/2012, Desa Batu Menyan sampai
saat ini di huni oleh 738 KK dengan 2677 jiwa yang Berada di Lima Dusun
Yakni:
1. Dusun Ketapang Barat
2. Dusun Ketapang Timur
3. Dusun Margodalom
4. Dusun Way Sabu
5. Dusun Ciberem
3.2 Kondisi Geografis
Berdasarkan letak geografis wilayah, Desa Batu Menyan Merupakan salah
satu dari 10 desa yang ada di Kecamatan Teluk Pandan yang terletak + 10 KM
dengan bata – batas sebagai berikut:
48

a. Sebelah Utara : Desa Gebang

b. Sebelah Timur : Desa Hutan Lindung Wan Abdurahman

c. Sebelah Selatan : Desa Laut

d. Sebalah Barat : Sungai Sabu

3.3 Luas Wilayah


Secara Topografi, Desa Batu Menyan dapat dibagi dalam 2 wilayah, yaitu
wilayah pantai di bagian Selatan, wilayah daratan Tinggi di bagian Timur. Luas
lahan yang ada terbagi dalam beberapa peruntukan, dapat di kelopokan seperti
untuk fasilitas umum, pemukiman, petani, kegiatan ekonomi pariwisata dan lain-
lain dengan pantai sepanjang 4 Km dan dataran seluas 1,091 Ha, yang terdiri dari :

1. Sawah : 188 Ha

2. Tanah bukan sawah : 903 Ha

3. Pekarangan/Pemukiman : 5o Ha

4. Tegal/Kebun : 251 Ha

5. Hutan : 61 HA

6. Lahan Landang : 500 Ha

7. Fasilitas Wisata Pantai : 41 Ha

Dengan kondisi topografi demikian, Desa Batu Menyan memiliki variasi


ketinggian antara 0,0 m sampai dengan 750 m dari permukaan laut. Daerah
terendah adalah di wilayah Dusun Ketapang Barat dan Dusun Ketapang Timur
dan daerah yang tertimggi adalah di wilayah Dusun Way Sabu, Dusun
Margodalom dan Dusun Ciberem yang merupakan daerah daratan.
49

3.4 Demografi
Berdasarkan data administrasi pemerintah desa, jumlah penduduk yang
tercatat secara administrasi, berjumlah 2.375 jiwa, tahu 2012 meningkat menjadi
2.498 ditahan 2013 dan pada tahun 2014 naik 2.387 dan pada akhir tahun 2015
penduduk desa Batu Menyan berjumlah 2.390 jiwa.
Tabel 3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Struktur Usia Tahun 2012
No Kelompok Usia L/P Jumlah Presentase(%)
1 0-6 100 11%
2 7-17 500 12%
3 18-25 1.180 13%
4 26-40 300 11%
5 41-50 205 11%
6 51-60 90 11%
Sumber: Profil desa
Keterangan :

A. Jumlah : 100%2.375

Dari total jumlah penduduk desa Desa Batu Menyan yang dapat usia yaitu
penduduk yang berusia >60 tahun, jumlah mencapai 5% usia 0-4 tahun ada
11% sedangkan 5-9 tahun, ada 12%.
B. Pendidikan
Pendidikan adalah salah satu hal penting dalam memajukan tingkat kesadaran
masyarakat pada umumnya dan tingkat perekonomian pada khususnya. Dengan
tingkat Pendidikan yang tinggi maka akan mendongkrak tingkat kecakapan.
Tingkat kecakapan juga akan mendorong tumbuhnya keterampilan kewirausahaan
dan pada gilirannya mendorong munculnya lapangan pekerjaan baru, dengan
sendirinya akan membantu program pemerintah untuk untuk pembukaan lapangan
pekerjaan baru guna mengatasi pengangguran. Pendidikan biasanya akan dapat
mempertajam sistematika pikir atau pola pikir individu, selain itu mudah
menerima informasi yang lebih maju. Dalam rangka memajukan Pendidikan,
Desa Batu Menyan akan segera bertahap merencanakan akan menganggarkan
bidang Pendidikan baik melalui ADD (Alokasi Dana Desa), swadaya masyarakat
50

dan sumber-sumber dana yang sah lainnya, guna mendukung program pemerintah
yang termuat dalam RPJM (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa)
Daerah Kabupaten Pesawaran.
3.5 Gambaran Umum Desa Wisata Batu Menyan
Desa Batu Menyan adalah Desa di Kecamatan Teluk Pandan Kabupaten
Pesawaran yang mempunyai kekayaan potensi wisata alam yang sangat luar biasa.
Surga tersembunyi itu tersebar di berbagai Dusun di Desa Batu Menyan. Tetapi
karena keterbatasan promosi dan kemampuan pemerintah setempat untuk
mempromosikan tempat wisata tersebut sehingga wisatawan hanya sebatas
wisatawan lokal saja. Padahal potensi untuk di kembangkan sangat besar. Desa
Batu Menyan Merupakan pintu gerbang penyeberangan antar pulau, Berikut ini
beberapa destinasi wisata yang terdapat di desa Batu Menyan kecamatan Teluk
Pandan Kabupaten Pesawaran.

Air terjun Lubuk Lauw


Air terjun Lubuk Lauw ini terletak di Desa Way Sabu, Pesawaran Lampung.
Aksesnya cukup mudah, hanya perlu melakukan perjalanan ke arah pesawaran
melewati pantai sari ringgung, pantai ketapang dan pantai klara, tak jauh dari
pantai klara itu terdapat markas TNI Anggkatan Laut, Brigade Infanteri -3
Marinir, Batalyon Infanteri -9. Sampai menemukan pertigaan ambil jalurkanan
masuk menuju sebuah perkampungan sampai ke titik akhir di tandai dengan
adanya bendungan.dari bendungan kita bisa berjalan kaki kurang lebih 2 jam
untuk menuju air terjun lubuk lauw, perjalanan menanjak dan mnurun bukit dan
melewati sungai akan kita rasakan untuk mencapai lokasi air terjun lubuk lauw
ini. Untuk menuju ke air terjun ini bisa di lakukan dengan jalan kaki sambil
menyusuri pinggiran sungai. tracknya cukup tak terlalu sulit hanya mendaki
gunung beberapa menit kemudian menyusuri sungai. Setelah menyusuri sungai
beberapa menit akan menemukan spot air terjun yang lain nya lanjut lagi beberapa
menit hingga menemukan air terjun Lubuk Lauw. Terdapat tiga jenis air terjun di
sini. Setelah menyebrangi air terjun pertama,turun lagi ke bawah sehingga
menemukan air terjun kedua yang akan membuat berdecak kagum. lalu lanjut lagi
air terjun ke tiga yaitu Lubuk lauw Banyak aktifitas yang dapat dilakukan di sini,
51

mulai dari berenang, duduk santai atau sekedar foto-foto. Rasa lelah setelah
melakukan perjalanan, terbayar oleh indahnya air terjun ini Lubuk lauw ini.

Pantai Ketapang

Pantai Ketapang berada di Desa BAtu Menyan, Kecamatan Teluk Pandan.


Keindahan alam pantai yang asri dan puluhan pohon kelapa menambah keindahan
pantai ini. Pantai Ketapang dikelola langsung oleh masyarakat sekitar dengan
status tanah kepemilikan Perusahaan Tambak Udang. Daya tarik laut yang bersih,
pasir putih,melihat pemandangan dari bukit laban, dan akses ke Pulau Maitem ± 2
km yang dapat dicapai dengan berjalan kaki pada saat air sedang surut. Daratan
Pulau Maitem di dominasi oleh kebun kelapa, dan jumlah tempat tinggal di pulau
ini sangat minim. Tidak tersedianya fasilitas wisata, seperti MCK umum yang
memadai di pulau ini menjadi faktor pembatas bagi wisatawan untuk tinggal lebih

lama. Di Pantai Ketapang ini juga terdapat kawasan konservasi hutan mangrove
yang cukup lestari dan sering diadakan kegiatan dari berbagai instansi untuk
menanam mangrove disini. Fasilitas yang ada di objek wisata ini sudah cukup
lengkap, mulai dari pondokan, warung makan, kamar mandi, MCK, Masjid,
ATM, dan Homestay. Permasalahan yang dapat timbul dalam jangka panjang,
yaitu tidak terkendalinya kegiatan budidaya tambak dan keramba jaring apung di
perairan Pulau Maitem yang dapat berpotensi merusak ekosistem terumbu karang
yang ada. Pantai ini berada wilayah sekitar Dermaga Ketapang, sehingga
memudahkan bagi wisatawan untu mengunjungi berbagai objek wisata lainnya,
seperti Pulau Kelagian Besar, Kelagian Kecil, Pulau Pahawang, Pulau Tegal,
Pulau Lok, dan Tanjung Putus.Untuk menuju lokasi ini pengunjung melalui jalan
kabupaten dengan kondisi sangat baik berupa jalan aspal sedangkan untuk
didalam lokasi objek wisata yang sudah tertata dengan jalan tanah padat. Untuk
menuju sampai ke lokasi ini tersedia angkutan umum dari Pasar Cimeng dengan
biaya Rp.10.000. Waktu yang harus ditempuh dari Bandar Lampung ke Pantai
Ketapang mencapai 60-70 menit.
52

BAB IV
ANALISIS PERAN MASYARAKAT DALAM
PENGEMBANGAN DESA WISATA (STUDI KASUS: DESA
BATU MENYAN KECAMATAN TELUK PANDAN
KABUPATEN PESAWARAN)

Pada bab ini akan menggambarkan bagaimana karakeristik masyarakat dan


karakteristik kawasan wisata dalam mendukung pengembangan desa wisata dan b
entuk peran masyarakat dalam setiap tahapan pengembangan dimulai dari tahap p
erencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pemanfaatan hasil, dan tahap evaluasi pada
Desa Batu Menyan sebagai Desa Wisata. Berikut ini merupakan pembahasan lebi
h lengkap pada bab ini :
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
JURUSAN TEKNOLOGI INFRASTRUKTUR DAN KEWILAYAHAN
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
2021
Jalan Terusan Ryacudu, Desa Way Hui, Jati Agung, Lampung Selatan 35365
Telepon: (0721) 8030188 Email: pusat@itera.ac.id, Website: http://www.itera.ac.id

KODE : PW
FORM WAWANCARA
Pengelola Wisata/ POKDARWIS
Hari/Tanggal :
Narasumber :
Pekerjaan :
Alamat :
A. KARAKTERISTIK KAWASAN WISATA
1. Apa saja daya tarik Atraksi yang ditawarkan oleh Desa Wisata Batu Menyan sehingga bisa
tetap terus diminati wisatawan?
2. Adakah sarana transportasi yang dapat digunakan untuk menuju ke Desa Wisata Batu
Menyan?
3. Apa saja fasilitas yang sudah tersedia untuk mendukung kegiatan wisata yang ada di Desa
Wisata Batu Menyan?
4. Bagaimana keadan jaringan telekomunikasi di Desa Wisata Batu Menyan untuk menunjang
kegiatan Wisata?
5. Bagaimana keadan jaringan jalan di Desa Wisata Batu Menyan untuk menunjang kegiatan
Wisata?
6. Bagaimana cara mempromosikan Desa Wisata Batu Menyan sehingga wisatawan ingin ber
kunjung?
7. Apakah ada sarana pendukung seperti sarana kesehatan, sarana ibadah, saran pendidikan da
n sarana keamanan untuk mendukung segala kegiatan wisata di Desa Wisata Batu Menyan?
8. Sarana infrastruktur apakah yang masih kurang atau belum tersedia untuk mendukung peng
embangan pariwisata di Desa Wisata Batu Menyan?
9. Adakah bantuan dari pemerintah Kabupaten Pesawaran dalam penyediaan Infrastruktur Pen
dukung di Desa Wisata Batu Menyan?
10. Apakah dengan keadaan infrastruktur yang sudah tersedia saat ini dianggap sudah mampu d
an siap untuk menunjang kebutuhan wisatawan sebagai desa wisata?
11. Apa harapan untuk Desa Wisata Batu Menyan kedepannya baik dari perangkat desa, masya
rakat, ataupun Pemerinta Kabupaten Pesawaran?
B. KARAKTERISTIK KAWASAN WISATA
12. Bagaimana sejarah dan latar belakang terbentuknya Kelompok Sadar Wisata ini ?
13. Siapa dan darimana ide untuk membentuk kelompok sadar wisata dan apa tujuan nya ?
14. Seperti apakah peran atau fungsi Pokdarwis ini dalam pengembangan desa wisata Batu
Menyan ini?
15. Siapa yang terlibat dalam kepengurusan kelompok sadar wisata dalam mengelola desa
wisata ?
16. Pihak manakah yang mendukung pembentukan kelompok sadar wisata dalam mengelola
desa wisata?
17. Apa saja usaha yang dilakukan oleh Pokdarwis agar desa wisata ini terus berkembang dan
menjadi salah satu desa wisata unggulan daerah?
18. Apa saja kendala yang dihadapi oleh Pokdarwis dalam merintis dan mengelola desa wisata
dari awal hingga saat ini?
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
JURUSAN TEKNOLOGI INFRASTRUKTUR DAN KEWILAYAHAN
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
2021
Jalan Terusan Ryacudu, Desa Way Hui, Jati Agung, Lampung Selatan 35365
Telepon: (0721) 8030188 Email: pusat@itera.ac.id, Website: http://www.itera.ac.id

KODE : IP
FORM WAWANCARA
Instansi Pemerintah
Hari/Tanggal :
Narasumber :
Pekerjaan :
Alamat :
A. KETERLIBATAN PEMERINTAH DALAM PENGEMBANGAN DESA WISATA
1. Pada proses perencanaan, adakah musyawarah yang dilakukan pemerintah untuk merencanakan
suatu program kegiatan pada kawasan desa wisata batu menyan?
2. Berapa kali musyawarah itu dilakukan?
3. Siapa saja yang hadir pada musyawarah tersebut?
4. Apakah desa batu menyan terdapat dalam rencana induk pengembangan pariwisata daerah
Kabupaten Pesawaran?
5. Apakah pemerintah aktif dalam menyampaikan ide atau usulan terkait penyusunan rencana peng
embangan desa wisata batu menyan ?
6. Apakah pemerintah selalu ikut hadir dalam setiap kegiatan pengembangan desa wisata?
7. Dalam pelaksanaan kegiatan, Bagaimana bentuk peran atau bentuk keterlibatan pemerintah dala
m pengembangan desa wisata batu menyan ?
8. Pernahkan pemerintah memberikan pelatihan-pelatihan keterampilan kepada masyarakat dalam
pengembangan desa wisata batu menyan?
9. Adakah dampak ekonomi yang dirasakan oleh masyarakat setelah ada pengembangan desa wisa
ta batu menyan? apakah ada kesempatan kerja?
10. Menurut anda, dengan adanya pengembangan desa wisata apakah terjadi penurunan kesenjang
an sosial di sekitar kawasan wisata?
11. Apakah pemerintah selalu melakukan evaluasi di setiap kegiatan yang telah dilaksanaka?
12. Apakah pemerintah ikut memberikan penilaian dari kegiatan pegembangan desa wisata baik kr
itik atau saran agar kendala-kendala yang dihadapi dalam pengembangan dapat diatasi?
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
JURUSAN TEKNOLOGI INFRASTRUKTUR DAN KEWILAYAHAN
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
2021
Jalan Terusan Ryacudu, Desa Way Hui, Jati Agung, Lampung Selatan 35365
Telepon: (0721) 8030188 Email: pusat@itera.ac.id, Website: http://www.itera.ac.id

KODE : MASY
FORM WAWANCARA
Tokoh Masyarakat/ Masyarakat Lokal
Hari/Tanggal :
Alamat :

KARAKTERISTIK MASYARAKAT LOKAL


A. Profil masyarakat/informan
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pendidikan :
Pekerjaan :
B. KARAKTERISTIK MASYARAKAT
1. Berapakah Pendapatan anda selama satu bulan ?
2. Apakah ada pendapatan dari pekerjaan sampingan?
3. Apakah anda pernah mengikuti pelatihan?
4. Apakah anda pernah bekerja dibidang pariwisata?
5. Apakah masyarakat lokal setuju dan ikut mengembangkan Desa Batu Menyan menjadi
desa wisata, jelaskan ?
6. Apakah masyarakat terlibat dari awal dalam pengembangan desa wisata, apa saja bentuk
keterlibatan masyarakat ?
7. Apakah masyarakat merasakan dampak secara ekonomi dengan adanya pengembangan
desa wisata ?
8. Apakah masyarakat lokal setuju untuk mengembangkan desa wisata berbasis masyarakat,
dimana masyarakat terlibat aktif ?
9. Bagaimana antusias peran dari masyarakat dalam pengembangan desa wisata Batu
Menyan ?
10. Apakah masyarakat dilibatkan dalam kegiatan pengelolaan desa wisata Batu Menyan dan
bentuk peran masyarakat tersebut ?
11. Apa saja manfaat yang dirasakan oleh masyarakat terkait pemberdayaan masyarakat
dalam Pengembangan desa wisata Batu Menyan ?
12. Apa saja kendala dan kekurangan yang dirasakan oleh masyarakat dalam pemberdayaan
dan pengembangan desa wisata batu menyan ?
13. Apa saja peran anda dalam mendukung dan menunjang kebutuhan desa wisata batu
menyan?
14. Berapakah penghasilan dan keuntungan yang didapatkan oleh masyarakat dalam bekerja
menyediakan pemenuhan kebutuhan wisatawan ?
C. Bentuk peran masyarakat
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
JURUSAN TEKNOLOGI INFRASTRUKTUR DAN KEWILAYAHAN
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
2021
Jalan Terusan Ryacudu, Desa Way Hui, Jati Agung, Lampung Selatan 35365
Telepon: (0721) 8030188 Email: pusat@itera.ac.id, Website: http://www.itera.ac.id

15. Menurut anda sebagai masyarakat yang merasakan dampak dari pengembangan desa
wisata, apakah secara ekonomi masyarakat lokal lebih baik daripada sebelum adanya
pengembangan desa wisata, jelaskan Bentuk Peran Masyarakat
16. Dalam suatu pertemuan dengan masyarakat, Bagaimana pemerintah memberikan informa
si kepada masyarakat terkait pengembangan desa batu menyan? Apakah semua masyarak
at diundang atau hanya perwakilan saja? adakah pertemuan rutin yang dilakukan antara p
emerintah dan masyarakat ?
17. Didalam suatu pertemuan, apakah pemerintah memberikan kesempatan kepada masyarak
at dalam memberikan pendapat ?
*jika iya, pendapat seperti apa yang disampaikan masyarakat
*jika tidak, kenapa hal tersebut bisa terjadi ?
18. Seberapa berpengaruhnya pendapat yang disampaikan masyarakat dalam pengambilan ke
putusan? Apakah pendapat tersebut dijadikan bahan pertimbangan dalam pengembangan
desa wisata batu menyan?
19. Apakah pemerintah memberikan kewenangan kepada mesyarakat dalam menjalankan pro
gram dalam pengembangan desa wisata batu menyan? Jika iya, bagamaimana hasilnya ?
20. Bagaimana pendekatan yang dilakukan pemerintah kepada masyarakat untuk mengajak m
ereka ikut bersama dalam pengembangan desa wisata batu menyan?
21. Bagaimana bentuk sosialisasi dan pelatihan keterampilan yang diberikan kepada masyara
kat dalam pengembangan desa wisata batu menyan ?
Tahap Perencanaan
22. ada proses perencanaan, adakah musyawarah yang dilakukan untuk merencanakan suatu
program kegiatan pada kawasan desa wisata batu menyan? Berapa kali musyawarah itu di
lakukan? Siapa saja yang hadir pada musyawarah tersebut?
23. Apakah masyarakat aktif dalam menyampaikan ide atau usulan terkait penyusunan rencan
a pengembangan desa wisata batu menyan ?
24. Apakah anda memahami program rencana dan hasil perencanaan yang dijelaskan oleh pe
merintah dan pihak pengelola?
Tahap Pelaksanaan
25. Apakah masyarakat sekitar selalu ikut hadir dalam setiap kegiatan pengembangan desa
wisata?
26. Dalam pelaksanaan kegiatan, Bagaimana bentuk peran atau bentuk keterlibatan msyaraka
t dalam pengembangan desa wisata batu menyan ? (Ex: ikut terlibat dalam pertunjukkan a
tau atraksi wisata, menyediakan fasilitas penunjang wisata seperti membuka warung, rum
ah makan, penyewaan tenda, serta penyedia homestay atau cinderamata, bekerja sebagai
pemandu wisata)
27. Pernahkan pemerintah memberikan pelatihan-pelatihan keterampilan kepada masyarakat
dalam pengembangan desa wisata batu menyan?
Tahap Pemanfaatan Hasil
28. Bagaimana dampak ekonomi yang dirasakan oleh masyarakat setelah ada pengembangan
desa wisata batu menyan? apakah ada kesempatan kerja?
29. Menurut anda, dengan adanya pengembangan desa wisata apakah terjadi penurunan kesen
jangan sosial di sekitar kawasan wisata?
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
JURUSAN TEKNOLOGI INFRASTRUKTUR DAN KEWILAYAHAN
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
2021
Jalan Terusan Ryacudu, Desa Way Hui, Jati Agung, Lampung Selatan 35365
Telepon: (0721) 8030188 Email: pusat@itera.ac.id, Website: http://www.itera.ac.id

30. Apakah dengan adanya pengembangan desa wisata, anda merasakan keuntungan personal
yang dirasakan ? *(ex: keuntngan keterampilan dan peningkatan pengetahuan pariwisata)
Tahap Evaluasi
31. Apakah anda ikut memberikan penilaian dari kegiatan pegembangan desa wisata baik krit
ik atau saran agar kendala-kendala yang dihadapi dalam pengembangan dapat diatasi?
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
JURUSAN TEKNOLOGI INFRASTRUKTUR DAN KEWILAYAHAN
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
2021
Jalan Terusan Ryacudu, Desa Way Hui, Jati Agung, Lampung Selatan 35365
Telepon: (0721) 8030188 Email: pusat@itera.ac.id, Website: http://www.itera.ac.id

LEMBARAN OBSERVASI
Lokasi :Pantai Ketapang Bahari Keterangan :

Tanggal Survey : 04-04-2021 Setiap di tempat lokasi WAJIB Foto jangan lupa
hidupkan GPS dengan format nama foto :
NIM Surveyor :23116131 Lokasi_InfrastrukturYgDiteliti_NomorGambar

NO Infrastruktur Yang di Teliti Keberadaan Kondisi keterangan

Ada Tidak Baik Sedang Buruk

1 √ √ Sumber: sumur, bor

Kondisi: baik

Penjelasan : seluruh
daerah wisata ketapang
Air Bersih terdiri dari sumur, dan
air bor

2 √ √ Kondisi: buruk

Jenis jalan: tanah dan


batu
(aspal/tanah/batu)

Penjelasan : tidak ada


Jaringan Jalan interfensi dari
pemerintah untuk
membangun atau
memperbaiki jalan

3 Jaringan Listrik √ √ Kondisi: baik

Jangkauan:
Penjelasan : semua
listrik aman jarena
daerah daerah pelatihan
TNI-AL
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
JURUSAN TEKNOLOGI INFRASTRUKTUR DAN KEWILAYAHAN
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
2021
Jalan Terusan Ryacudu, Desa Way Hui, Jati Agung, Lampung Selatan 35365
Telepon: (0721) 8030188 Email: pusat@itera.ac.id, Website: http://www.itera.ac.id

4 √ Kondisi:
Lebar:
Jenis:
Kebersihan dan Aliran:

Penjelasan : karena air


Drainase
langsung mengarah ke
laut

5 √ Jangkauan: bagus
Bar Sinyal:3

Penjelasan : tidak berada


di lokai persis, tetapi
Jaringan Telekomunikasi
sinyal hp 4G
Provider ....................

6 √ √ Keberadaan:
Sistem: komunal
Jarak:per tong sampah
200 m
Fasilitas:

Penjelasan : sampah
TPS dan TPA
dikumpulkan dan
perminggu dibuang ke
kedaung
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
JURUSAN TEKNOLOGI INFRASTRUKTUR DAN KEWILAYAHAN
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
2021
Jalan Terusan Ryacudu, Desa Way Hui, Jati Agung, Lampung Selatan 35365
Telepon: (0721) 8030188 Email: pusat@itera.ac.id, Website: http://www.itera.ac.id

7 √ √ Kondisi: baik
Jenis: angkot kap

Penjelasan : angkot kap


dari daerah sekitar dan
bus pariwisata yang
Angkutan Umum dan BUS
tidak terjadwal

√ √ Kondisi: penginapan
yang dibuka di rumah
warga

Penjelasan :bukan jenis


8 Penginapan
hotel, losmen, motel,
tetapi rumah warga

Anda mungkin juga menyukai