Anda di halaman 1dari 17

KEBIJAKAN PARIWISATA DALAM RANGKA MENINGKATKAN EKONOMI

MASYARAKAT KOTA TANGERANG SELATAN

DISUSUN UNTUK MEMENUHI NILAI TUGAS MATA KULIAH KEBIJAKAN


PARIWISATA

Disusun Oleh :

YUNI TRISNAWATI 193404526089

MAHASISWA S1 PARIWISATA UNIVERSITAS NASIONAL

JAKARTA

2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Industri pariwisata yang semakin berkembang di Indonesia. Menjadikan Indonesia


sebagai salah satu tempat destinasi wisata yang banyak dikunjungi baik oleh wisatawan asing
maupun wisatawan lokal. Menyadari akan potensi seni dan budaya Indonesia yang beraneka
ragam dan tersebar pada tiap Daerah Tujuan Wisata (DTW) mampu dijadikan daya tarik
utama untuk menarik wisatawan datang berkunjung ke negara kita. Maka pariwisata yang
akan dikembangkan adalah pariwisata seni dan budaya. Dengan demikian dalam
pengembangan pariwisata perlu ada tanggung jawab moral bagi mereka yang mengambil
kebijakan di lapangan untuk selalu menggunakan potensi seni dan budaya yang kita miliki
dalam bermacam-macam kegiatan, mulai dari bentuk bangunan (architecture), cendera mata
(souveniers), bahan-bahan promosi (promotion materials), makanan dan minuman (food and
beverages), terutama dalam penyajiannya.

Tujuan utama dari semua itu, adalah menempatkan seni budaya sebagai kekayaan
(assets) pariwisata untuk dijadikan sebagai daya tarik wisata (tourist attraction) yang perlu
diperhatikan dan dipelihara pertumbuhan dan keberadaannya sehingga dapat menjadi salah
satu kekuatan pembangunan yang dapat diandalkan. Dalam hal ini, untuk dapat menjawab
tantangan era globalisasi seperti sekarang, dunia tanpa batas (borderless), orang-orang
melakukan perjalanan begitu bebasnya keluar masuk negara, resiko akan pengaruh negatif
pun mulai bermunculan. Dengan kemajuan seperti yang terjadi pada abad ke-21 ini, tidak ada
satu pun kegiatan yang kita lakukan tanpa adanya resiko. Masalahnya, bagaimana kita dapat
meminimalisir resiko yang mungkin terjadi itu. Menjadi tugas kita bersama, terutama sektor
yang terkait untuk menjaga semua itu sebaik mungkin, sehingga dampak negatif yang timbul
dapat diminimalisir.

Indonesia merupakan negara yang beruntung berkat potensi alam dan seni budayanya
yang besar yang dapat dikembangkan menjadi suatu industri. Potensi yang dimiliki dapat di
kembangkan kembali sebagai aktivitas perekonomian yang diharapkan dapat meningkatkan
penerimaan devisa negara. Disamping itu kita mengetahui bahwa industri-industri yang lain
memiliki bahan baku yang sangat terbatas, sedangkan pariwisata sebagai suatu industri yang
bahan bakunya tidak akan habis dan tersedia sepanjang waktu. Itulah sebabnya, hampir dua
dekade terakhir ini, para ahli-ahli ekonomi mengklasifikasikan industri pariwisata sebagai
suatu industri yang tidak mengeluarkan asap (The Smokeless Industry) yang dapat
menciptakan kemakmuran melalui perkembangan komunikasi, transportasi, akomodasi yang
dapat menciptakan kesempatan kerja yang relatif besar. Selain itu, dikatakan pula bahwa
pariwisata sebagai suatu industri tidak hanya sebagai sumber devisa bagi negara, tetapi juga
sebagai faktor yang menentukan lokasi industri yang sangat membantu perkembangan
daerah-daerah yang miskin akan sumber-sumber alamnya.

Kota Tangerang Selatan (Tangsel) merupakan salah satu kota penyangga Ibu Kota
Negara Indonesia yang memenuhi kriteria kota yang membutuhkan pengembangan
pariwisata budaya. Kota Tangsel terbentuk dengan dasar hukum UU No. 32/2007, tanggal 29
Oktober 2008, meliputi Kecamatan Ciputat, Kecamatan Ciputat Timur, Kecamatan
Pamulang, Kecamatan Pondok Aren, Kecamatan Serpong, Kecamatan Serpong Utara dan
Kecamatan Setu. Sebelah Timur berbatasan dengan Jakarta Selatan dan Kota Depok, sebelah
Selatan berbatasan dengan Kota Depok dan Kabupaten Bogor, Sebelah Utara berbatasan
dengan Kota Tangerang, dan sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Tangerang.

Sebagai kota yang belum lama berdiri, Tangerang Selatan (Tangsel) memiliki seni
dan budaya yang beragam. Sayangnya, Kota Tangsel belum memiliki budaya asli daerah.
Warganya pun masih banyak yang belum mengetahui secara luas seni dan budaya di kota
berpopulasi lebih dari 1 (satu) juta jiwa ini.4 Untuk menyikapi hal tersebut pemerintah
setempat membentuk Kantor Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tangerang Selatan yang
mempunyai Visi dan Misi sebagai berikut. Visi Kantor Kebudayaan dan Pariwisata Kota
Tangerang Selatan adalah:

“Mewujudkan Masyarakat Tangerang Selatan Yang Berbudaya dan Meningkatkan Sapta


Pesona Untuk Sadar Wisata“. Untuk mencapai visi tersebut maka ditetapkanlah Misi. Misi
Kantor Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tangerang Selatan adalah :

1. Meningkatkan Pengembangan Budaya Kota Tangerang Selatan.

2. Menggali dan Mengembangkan Potensi Objek Wisata di Kota Tangerang Selatan.

3. Melestarikan Seni Tradisional Kota Tangerang Selatan.

4. Memasarkan Seni, Budaya dan Objek Wisata yang ada di Kota Tangerang Selatan.
Kota Tangsel merupakan bagian dari salah satu kota yang terletak di Provinsi Banten,
dimana Provinsi Banten adalah sebuah provinsi di Pulau Jawa yang dulunya merupakan
bagian dari Provinsi Jawa Barat, namun dipisahkan sejak tahun 2000 dengan keputusan
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000.

Berdasarkan segi geografis yang ditinjau dari aspek historis yang dimiliki oleh kota
Tangsel seperti yang telah tertera diatas, maka jelaslah mengapa Kota Tangsel tidak memiliki
budaya asli daerah. Budaya daerah yang berkembang di Kota Tangsel merupakan
kebudayaan yang berasal dari perpaduan culture Jawa Barat, Betawi dan Cina. Hingga saat
ini, Kota Tangsel belum memiliki destinasi pariwisata kebudayaan. Oleh karena itulah, Kota
Tangsel sangat membutuhkan suatu destinasi budaya dimana destinasi budaya tersebut dapat
dijadikan sebagai sarana pengembangan dan edukasi kebudayaan yang ada dan tumbuh di
Kota Tangsel yang berfungsi sebagai daya tarik wisata (tourist attraction) dan menjadi salah
satu kekuatan pembangunan yang dapat diandalkan di Kota Tangsel.
BAB II

POTENSI PARIWISATA TANGERANG SELATAN

A. Potensi Wisata Tangerang Selatan

Tangerang merupakan salah satu kota di Jawa Barat tepatnya terletak di Propinsi
Banten. Tangerang merupakan kota terbesar ketiga di Jabodetabek yang memiliki banyak
gudang untuk industri. Tangerang memiliki keistimewaan yang tidak kalah dengan kota-
kota besar lain. Tangerang yang terletak di pesisir pantai utara ini memilik potensi wisata
yang eksotis yang dapat memberikan kenyamanan dan keindahan sehingga cocok untuk
dikunjungi ketika hari libur. Selain obyek wisata bahari, tangeran juga memiliki wahana
wisata lain yang dapat dijadikan untuk mengisi waktu luang ketika liburan datang.

Selain tempat wisata bahari yang menjanjikan nilai eksotis dan pemandangan yang
indah, kota ini juga memiliki obyek wisata di daerah Ciputat yang disebut dengan daerah
wisata Tanah Tinggal. Tempat wisata ini sangat cocok dijadikan obyek wisata bagi putra-
putri anda. Karena di daerah ini anda akan disuguhi oleh pemandangan baru dan banyak
mengenal keindahan alam maupun berbagai macam karya dari daerah tersebut. Setiap
wahana yang ada di Tanah Tinggal ini bisa anda nikmati bersama keluarga anda secara
rombongan atau bersama pasangan anda dengan ketentuan tarif yang sudah ditetapkan.

Berbagai obyek wisata yang ada di Tangerang Selatan ini tidak hanya dikhususkan
bagi anak-anak saja melainkan juga untuk orang tua, dan siapa saja dapat mengunjungi
berbagai obyek wisata yang ada di kota ini. Seperti obyek wisata yang satu iniyaitu
Tinggal Garden Anggrek di area belakang. Di sini juga tersedia kano yang dapat
digunakan untuk mengelilingi danau buatan yang didalamnya terdapat piaraan ikan dan
udang dengan biaya sewa yang terjangkau.

Selain Tanah Tinggal yang dapat dikunjungi berbagai obyek wisata lain seperti
Pulau Situ Gintung yang terletak di daerah Ciputat juga dapat anda kunjungi. Dengan area
seluas 5 hektar yang dihiasi berbagai macam pepohonan yang berusia puluhan tahun, anda
akan mendapatkan kesejukan yang memukau. Fasilitas yang disediakan di situ gintung
serasa lengkap dengan berbagai macam wahana seperti tempat camping, pesta kebun,
pemotretan prewedding, family gathering, dan masih banyak lagi yang dapat anda lakukan
dengan pemandangan indah di situ gintung ini.

Obyek wisata lain yang ada ada di Tangerang Selatan adalah Kandank Jurank
Doank. Kandank Jurank Doank merupakan sebuah komunitas yang mengembangkan
kreatifitas bagi anak-anak nusantara yang berlokasi di Ciputat, Tangeran Selatan.
Kandank Jurank Doank berdiri sejak tahun 1995 dengan tujuan awal untuk mengisi
kekosongan pendidikan pada masa itu, dan untuk membantu mengembangkan kreatifitas
anak dengan tidak mengharuskan untuk membayar uang pangkal yang mahal seperti yang
ada pada sekolah dengan kurikulum tertntu pada masa itu.

Bagi yang hobi berenang atau hobi untuk menikmati suasana pantai, sudah
seharusnya mengunjungi satu wahana spektakuler Ocean Park Water Adventure BSD City
yang berada di Tangerang Selatan ini. Berbagai wahana telah disediakan oleh pihak Ocean
Park Water Adventure BSD City seperti Slide Tower yang dapat menguji adrenalin.
Pengunjung juga dapat merasakan Typoon River sepanjang 500 m yang membuat semua
orang merasakan ombak di sepanjang sungai itu. Bagi yang suka dengan flying fox, juga
disediakan di Ocean Park Water Adventure BSD City. Dengan berbagai wahana yang ada
di Ocean Park Water Adventure BSD City , menjadikan obyek wisata yang satu ini sangat
cocok untuk mengisi liburan keluarga yang ingin merasakan berbagiai macam wahana air
di Ocean Park Water Adventure BSD City ini. Agar bisa mendapatkan wahana dengan
biaya super hemat di Ocean Park Water Adventure BSD City anda bisa menggunakan jasa
iklan klik today, maka pengjung akan mendapatkan tiket dengan harga yang super hemat.

Tangerang Selatan juga memiliki taman kota yang sangat menawan yaitu Taman
Kota satu yang terletak dekat sekolah Al Azhar BSD dan Taman Kota dua yang terletak di
kawasan industri Taman Tekno (Techno Park). Kedua taman kota ini dijadikan sebagai
tempat rekreasi, olah raga, laboratorium, daerah resapan air, sebagai paru-paru kota,
melindungi kesuburan tanah dan juga sebagai srana pendidikan. Begitu banyak potensi
wisata Tangerang Selatan ini sehingga jika wisatawan ingin mengisi waktu liburan, dapat
memilih kota Tangerang Selatan sebagai tujuannya.

Industri pariwisata di Tangerang Selatan, Banten, terus meningkat seiring dengan


kesiapan infrastruktur pendukung sehingga sektor ini dapat menjadi pendorong
pertumbuhan ekonomi daerah. Dinas Pariwisata Pemerintah Kota Tangsel mengatakan
peningkatan terlihat antara lain dari angka kunjungan wisatawan yang ditargetkan 320.000
per tahun itu kini tercatat 400.000 wisatawan dalam 10 bulan pada 2017. Artinya ada
peningkatan dari angka kunjungan wisatawan dan juga target pendapatan dari sektor
pariwisata yakni hotel, restoran dan hiburan pada 2016 tercapai Rp240 miliar dan tahun ini
sebanyak Rp300 miliar.

Tingkat hunian hotel juga meningkat sebagaimana diungkap pihak Persatuan Hotel
dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Tangsel bahwa ada anggotanya yang tengah
memproses izin membangun tiga hotel baru berbintang 4 di Tangsel. Sebanyak 20 hotel
berbintang dan hostel yang ada di Tangsel saat ini, lanjutnya, seluruhnya penuh terisi saat
ada kegiatan berskala nasional atau internasional yang diselenggarakan di Indonesia
Convention Exhibition (ICE), Serpong City, Tangerang. Secara administratif lokasi tempat
konvensi dan pameran, ICE Serpong City, berada di wilayah Kabupaten Tangerang.
Namun, akses dari dan ke bandara Soekarno Hatta maupun kota-kota lain ke ICE melalui
wilayah Tangsel.

Berbagai kegiatan diselenggarakan Pemkot Tangsel untuk mendorong industri


pariwisata antara lain dengan menggandeng Sanggar Merah Putih menyelenggarakan
rangkaian acara bertajuk Tangsel Harmoni 2017.

B. Meningkatnya Jumlah Kunjungan di Tangerang Selatan

Dari beberapa data didapatkan infromasi bahwa tahunnya jumlah perjalanan


wisatawan domestik mengalami kenaikan maupun peningkatan. Untuk peningkatan yang
cukup signifikan didapat pada tahun 2011-2012. Hal tersebut berarti bahwa minat wisatawan
nusantara/domestik untuk mengunjungi suatu destinasi di Indonesia sangatlah besar dari
tahun ke tahun nya.
Menanjaknya pengunjung yang datang ke Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ini
berdampak juga pada menaiknya wisatawan yang berkunjung ke provinsi Banten. Kota yang
bersebelahan dengan Daerah Khusus Ibukota ini pun memiliki karakteristik wisatanya yang
berbeda-beda di setiap kota dan kabupaten di wilayah Banten itu sendiri. Salah satu kota yang
terkena dampak dari berkembangnya pariwisata di Provinsi Banten adalah kota Tangerang
Selatan.

Tangerang selatan merupakan kota paling timur dari provinsi Banten. Batas wilayah
Kota Tangerang Selatan yaitu kota Tangerang di sebelah utara, Kabupaten Tangerang di
sebelah barat, Kota Bogor di sebelah selatan, dan Provinsi DKI Jakarta di bagian timur. Hal
yang menguntungkan bagi kota Tangerang Selatan adalah dengan berdekatan nya jarak
dengan ibukota DKI Jakarta.

Tangerang selatan sebagai kota yang sedang berkembang akibat dari pemisahan diri
dari kota Tangerang. Tetapi, dalam beberapa tahun terakhir pariwisata di Tangerang Selatan
mulai membangun beberapa daya tarik wisata yang dapat membuat wisatawan datang ke kota
ini, wilayah yang paling sering di kunjungi wisatawan di daerah Tangerang Selatan ini adalah
daerah Bumi Serpong Damai (BSD) dan juga wilayah Bintaro yang berbatasan langsung
dengan kota Jakarta. Kota Tangerang Selatan yang notabene kota yang baru berdiri
mempunyai tagline “Big City Big Opportunity”. Hal ini menunjukan bahwa Tangerang
Selatan memang memfokuskan perekonomiannya dari sektor pariwisata. Terlihat dalam
beberapa tahun terakhir kota Tangerang Selatan sedang memperbanyak daya tarik wisata nya
dalam mengembangkan pariwisata di kota Tangerang.

Setiap daerah tentu memiliki keunggulan komparatif yang dapat dikembangkan secara
kompetitif sehingga memiliki efek yang banyak baik bagi daerah itu sendiri maupun bagi
masyarakatnya. Sejalan dengan prinsip berwisata untuk melihat, untuk melakukan suatu
aktifitas tertentu dan untuk mendapatkan barang tertentu, maka sangat dibutuhkan
ketersediaan data informasi atas fasilitas dan infrastruktur serta surfrastruktur kepariwisataan
daerah yang dapat dijadikan referensi berharga bagi para wisatawan atas keunggulan suatu
daerah dan atas apa yang dapat mereka nikmati di daerah tersebut.

Provinsi Banten memiliki delapan kabupaten/kota yang berada di wilayah Provinsi


Banten, Kota Tangerang Selatan merupakan satu-satunya kota yang tidak memiliki teritori
laut dan pantai. Namun bukan berarti bahwa kota ini tidak memiliki nilai jual pariwisata yang
unggul dibandingkan dengan daerah lainnya. Hanya saja hal tersebut jelas membutuhkan
terdapatnya perencanaan kepariwisataan daerah yang komprehensif dan berkelanjutan
sehingga dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi Kota Tangerang Selatan untuk menarik
wisatawan lokal maupun mancanegara agar berkunjung ke Kota Tangerang Selatan.

Memang benar bahwa sektor pariwisata merupakan sektor yang sangat mempengaruhi
perekonomian di Kota Tangerang Selatan. Sektor pariwisata juga dapat menjadikan
pendapatan di masyarakat menjadi merata dan juga meningkatkan kualitas hidup dari
masyarakat lokal itu sendiri. Sektor pariwisata harus meningkatkan sarana dan prasarana dari
suatu objek wisata agar dapat menaikkan kualitas hidup dan juga memenuhi kebutuhan bagi
wisatawan khususnya wisatawan lokal dan menyadari bahwa wisatawan lokal pun harus
diberikan perhatian lebih.

Wisatawan domestik atau lokal memang tidak mendatangkan devisa bagi negara,
tetapi tidak bisa dipandang remeh soal kemampuannya menggerakkan perekonomian negara.
Wisatawan lokal yang berlibur ke daya tarik wisata didaerah lain, mampu menghidupkan
mulai dari industri penerbangan, angkutan laut,, angkutan darat, perhotelan, industri kreatif
dan banyak lagi. Bila terjadi krisis financial global ataupun jika pemerintah ngara-negara
yang merupakan pasar primer wisatawan mancanegara mengeluarkan travel warning terhadap
Indonesia, tentu sektor pariwisata dan industri kreatif hanya bisa bertahan hidup dari
pergerakan wisatawan lokal itu sendiri.

Pemerintah ataupun pengelola objek wisata harus giat mempromosikan daya tarik
wisatanya kepada masyarakat lokal. Tetapi, promosi saja belum cukup. Para pemangku
kepentingan didaerah harus memberikan layanan kepada wisatawan lokal sama baiknya
ketika melayani para wisatawan asing. Selain tak pernah lelah mengkampanyekan sapta
pesona, para kepala daerah melalui Dinas Pariwisata nya, wajib menyediakan berbagai
fasilitas pendukung agar memudahkan wisatawan lokal ketika ingin berkunjung.

C. Kendala Perkembangan Pariwisata Tangerang Selatan

Hambatan dalam pengembangan pariwisata di Kota Tangerang Selatan ada beberapa


diatasnya adalah kesadaran masyarakat itu sendiri yang mana secara umum memandang
pariwisata itu belum menjadi way of life. Dikarenakan tidaklah salah menjadikan pariwisata
sebagai landasan dalam hidup masyarakat. Apabila masyarakat berkontribusi untuk
menegakan Sapta Pesona, otomatis hal lain akan bisa menjadi daya tarik wisatawan. Yang
mana harus bisa melihat bahwa pariwisata itu sebagai penggerak ekonomi. Kalau
mengahsilkan tidak langsung terlihat, namun begitu bergerak bisa sangat cepat.

Selain itu ada banyak potensi dalam bidang kuliner di Kota Tangerang Selatan namun
masih kurangnya promosi mengenai wisata kuliner juga merupakan hambatan perkembangan
pariwisata di Kota Tangsel. Kemudian referensi yang kurang mengenai kuliner yang
memiliki nilai sejarah dan merepresentasikan Kota Tangerang Selatan juga menjadi salah
satu hambatan. Lalu para peyedia wisata kuliner di Kota Tangerang selatan belum
mempriorotaskan kenyamanan dan kebersihan.

Pariwisata khususnya dalam bidang wisata kuliner saat ini menjadi suatu daya tarik
tersendiri dan sangat pesat perkembangannya. Kota Tangerang Selatan merupakan kota
dengan potensi wisata kuliner yang besar. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya penyedia
kuliner di kota ini yang menjual kuliner khas. Oleh karena itu, referensi sangat dibutuhkan
untuk membantu para wisatawan dalam melakukan kegiatan wisatanya dan juga untuk
mempromosikan wisata kuliner di Kota Tangerang. Selain itu, pengelolaan wisata kuliner di
Kota Tangerang masih sangat diperlukan mengingat terdapat beberapa ancaman dan
kekurangan yang dimiliki dalam pengembangan wisata kuliner di Kota Tangerang Selatan.
BAB III

KEBIJAKAN PARIWISATA PADA EKONOMI MASYARAKAT

A. Landasan Teori Kebijakan Pariwisata

Kebijakan pariwisata dibuat sebagai usaha memberikan kepastian pada wisatawan dan
masyarakat terkait dengan pengembangan pariwisata, sehingga dapat memaksimalkan
manfaat pariwisata kepada pemangku kepentingan dan meminimalkan efek negatif, biaya,
dan dampak lainnya yang terkait .

Kebijakan pariwisata umumnya dipandang sebagai bagian dari kebijakan ekonomi.


Kebijakan ekonomi berhubungan dengan struktur dan pertumbuhan ekonomi yang biasanya
diwujudkan dalam perencanaan pariwisata. Beberapa faktor kunci yang menjadi perhatian
kebijakan ekonomi misalnya ketenagakerjaan, investasi dan keuangan, industri, dan
perdagangan (Gee, 2000: 28).

Lebih lanjut Gee (2000:28) menjelaskan bahwa formulasi kebijakan pariwisata


merupakan tanggung jawab penting yang harus dilakukan oleh pemerintah yang ingin
mengembangkan atau mempertahankan pariwisata sebagai bagian yang integral dalam
perekonomian. Gee (1997: 286) lebih tegas dijelaskan kebijakan umumnya mengacu pada
rencana, keseluruhan tingkat tinggi yang mencakup tujuan dan prosedur. Untuk itu kebijakan
publik, memperhitungkan hasil akhir yang diinginkan dari pemerintah dan metode untuk
mencapai hasil tersebut. Kebijakan mewujudkan tujuan dan strategi yang telah diadopsi
pemerintah sehubungan dengan pariwisata, pembangunan ekonomi, pekerjaan, hubungan
politik, atau, kombinasi dari ketiganya. Karenanya keterlibatan sektor public sangat penting
dalam penentuan kebijakan pariwisata.

Menurut Gun and Var (2002: 106 ) menyebutkan ruang lingkup kebijakan pariwisata
nasional telah menjadi alat promosi untuk menarik kunjungan wisatawan. Kebijakan yang
dibuat semua untuk usaha peningkatan citra destinasi wisata. Dalam dekade terakhir
kerjasama dan kolaborasi antar lembaga pemerintah dan swasta semakin kuat. Kebijakan
pengembangan pariwisata perlu dilaksanakan oleh sektor swasta serta sektor publik. Untuk
itu sinergi antara pemerintah, pengusaha dan masyarakat sangat diperlukan dalam
perencanaan dan pengembangan pariwisata.
Pemerintah, swasta, dan masyarakat harus memiliki pilihan untuk melakukan sesuatu
yang konstruktif tentang kebijakan pariwisata. Hal ini merupakan peluang dan sekaligus
kewajiban untuk membuat, mengimplementasikan dan memelihara dengan baik sebuah
kebijakan yang dibuat. Hal yang paling penting adalah koordinasi dengan sektor swasta dan
pemerintah untuk menghindari kekhawatiran terhadap kesejahteraan publik (Gun and Var
(2002: 117 ). Menurut Richter & Richter (Michael Hall, 2000;25) hampir secara universal
pemerintah di dunia menerima pariwisata yang memiliki dampak postif, sehingga kebijakan
pariwisata di buat untuk memperluas industri pariwisata.

Salah satu kebijakan yang dapat dilakukan pemerintah adalah memberikan isentif
keuangan untuk menarik investasi masuk. Isentif ini dapat berupa hibah atau pinjaman yang
diberikan untuk proyek-proyek dengan kreteria tertentu. Menurut Theobald (2005), berbagai
insentif yang tersedia di bidang pariwisata, dan ini mungkin secara luas diklasifikasikan
sebagai berikut insentif keuangan; pengurangan biaya modal; pengurangan biaya operasi, dan
investasi keamanan.

Menurut Mill and Morrison (dalam Michael Hall, 2000:27) ada lima bidang utama
keterlibatan sektor publik dalam pariwisata yaitu koordinasi, perencanaan, perundang-
undangan dan peraturan, kewirausahaan dan stimulasi. Koordinasi; pariwisata yang terdiri
dari berbagai macam sektor sering menimbulkan konflik kepentingan, maka koordinasi
dalam pemanfaatan sumber daya sangat penting. Selain itu penyeimbangan berbagai peran
dalam proses pengembangan pariwisata menjadi tanggung jawab pemerintah. Perencanaan;
perencanaan pariwisata terjadi dalam bentuk pengembangan, infrastruktur, promosi dan
pemasaran, struktur (organisasi yang berbeda-beda) dan skala (internasional, nasional, local
dan sektoral). Perencanaan pariwisata harus berjalan seiring dengan kebijakan pariwisata.
Tetapi dalam pembentukan kebaijakan, perencanaan merupakan proses politik yang hasilnya
bisa menjadi dominasi bagi kepentingan dan nilai berbagai pihak. Peraturan dan perundang-
undangan; pemerintah mempunyai kekuasaan hukum dan perundang-undangan yang secara
langsung maupun tidak langsung berkaitan dengan industry pariwisata. Keterlibatan
pemerintah mulai dari kebijakan paspor dan visa, pemanfaatan lahan, tenaga kerja, upah dan
lainnya. Stimulasi; pemerintah dapat melakukan stimulasi pariwisata melalui insentif secara
financial seperti pinjaman berbungan rendah (Theobald, 2005). Membiayai penelitian
pariwisata, menstimulasi pariwisata melalui pemasaran, promosi, dan pelayanan pada
pengunjung. Menurut Mildleton (Michael Hall, 2000: 34), pemasaran merupakan fungsi
dominan dalam kebijakan penyelenggaraan pariwisata.
Pariwisata berkelanjutan, pariwisata sex, keselamatan perjalanan, pariwisata
kesehatan merupakan beberapa faktor yang melibatkan peraturan, perencanaan, kebijakan
publik yang terkait dengan pariwisata. Masalah Pariwisata berkelanjutan menjadi suatu
kebijakan yang terus akan berkembang searah dengan 13 peningkatan dampak dari pariwisata
dunia masa depan akibat pembangunan fasilitas dan tekanan fisik lingkungan (Edgell, Allen,
Smith and Swansonz, 2008; 69, 332). Dijelaskan pula bahwa pariwisata berkelanjutan akan
tetap menjadi isu perencanaan dan kebijakan pada tingkat internasional, regional dan
nasional.

B. Kebijakan Pariwisata dan Dampaknya pada Masyarakat

Komitmen pemerintah mempunyai peranan kunci terhadap keberhasilan pencapain


pembangunan di bidang pariwisata. Kuat lemahnya derajat komitment pemerintah suatu
negara dalam pembangunan pariwisata mempengaruhi tingkat keberhasilan pengembangan
pariwisata (Hermawan, 2002: 19). Lebih lanjut dijelaskan bahwa komitmen pemerintah yang
kuat akan mampu memobilisasi sumber daya yang dimiliki, sehingga pengembangan
pariwisata dapat semakin dipercepat dan dioptimalkan. Kegiatan bisnis pariwisata bersifat
multisektoral, yang melibatkan berbagai sketor yaitu perhubungan, telekomunikasi, pekerjaan
umum, kesehatan, pertahanan dan kemanan, industri, masyarakat, pemerintah daerah dan
sebagaianya (Hermawan, 2002: 19). Hal ini memerlukan peran pemerintah untuk melakukan
mobilisasi yang mampu menggerakkan seluruh kepentingan pariwisata dari tingkat nasional
sampai tingkat masyarakat lokal. Komitmen untuk mensinergikan berbagai kepentingan antar
sektor sangat penting disini, sehingga tidak terjadi tumpang tindih kebijakan.

Industri pariwisata akan berlangsung tatkala ada sejumlah rangsangan uyang menarik,
kemudahan perijinan, kepastian usaha, promosi dan sebagainya. Pemerintah juga melakukan
perlindungan dan proteksi yang ketat terhadap industri pariwisata, mengingat pariwisata
sangat rentan terhadap berbagai kerusakan lingkungan, tinggalan arkeologi, kesehatan, wabah
penyakit dan sebagainya. Majunya industri pariwisata dengan kebijakan yang holistik akan
dapat memperkuat ekonomi negara sekaligus dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat
(Gee, 1997: 292; Hermawan, 2002: 19).

Pengembangan pariwisata dengan memberikan peluang pengusaha lokal untuk


berinvestasi dalam berbagai industri pariwisata menjadi kebijakan yang harus dilakukan
pemerintah. Keterlibatan ini akan menunjukkan sensitivitas efek pengembangan pariwisata
terhadap ekonomi, lingkungan dan sosial. Pemerintah menetapkan standar untuk
pembangunan pada daerah pariwisata. Ketinggian bangunan tidak melebihi pohon kelapa
atau 15 meter, rasio lahan atau area bangunan dengan ruang terbuka hijau, struktur dan desin
bangunan sesuai dengan karakter lokal, pemanfaatan produk lokal, dan persyaratan lainnya
terkait dengan optimalisasi produk lokal (King and Whitelaw, 1992).

C. Kebijaka Pariwisata pada Aspek Ekonomi

Pariwisata sebagai lokomotif pertumbuhan ekonomi telah mampu menciptakan


lapangan kerja, pengurangan kemiskinan, serta penguatan daya beli masyarakat. Untuk
mewujudkan pariwisata berkelanjutan, strategi kebijakannya harus memiliki dua buah tujuan
yakni harus memaksimalkan kontribusi dari sumber daya pariwisata yang telah terbukti
mampu memberikan nilai tambah secara ekonomi, dan berupaya mengembangkan potensi-
potensi ekonomi baru yang belum tergali (Widyatedja, 2011; 28). Sistem terpadu lingkungan
dan ekonomi menjadi entitas dalam pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Sejalan
dengan ini, Hardy, et all (2002;2-3) merancang sistem akuntansi yang memasukkan isu-isu
lingkungan dan sosial budaya menjadi sistem ekonomi ekologi yang holistik. Ekonomi
ekologi yang mengawali pengintegrasian berbagai disiplin ilmu tentang pembangunan
berkelanjutan.

Implementasi pembangunan berkelanjutan menekankan pada dua strategi yang harus


diwujudkan dalam peningkatan nilai ekonomi masyarakat, yaitu pertama menciptakan
simbiosis mutualisme antara pariwisata, pertanian dan kelautan. Semua hasil pertanian dan
kelautan yang diperoleh harus dikemas dan dipasarkan sesuai dengan standar bisnis
internasional untuk menunjang keunikan pariwiata yang dimiliki. Sebaliknya kontruksi
ekonomi harus diarahkan pada kesejahteraan petani dan nelayan yang termarginalisasi. Untuk
mewujudkan ini harus dilakukan good corporate govermance usaha pariwisata yaitu
transparansi, fase governance structure, proses dan governance outcome sehingga dapat
meningkatkan nilai ekonomi pariwisata. Kedua, memanfaatkan peluang usaha pariwisata
yang selama ini belum tergarap secara maksimal. Berbagai produk wisata seperti wisata
religius, wisata konvensi, wisata alam, dan lainnya. Peluang ini sudah di dukung oleh adanya
pergeseran pasar dari pola konsumsi massal ke wisata yang minat khusus dan berwawasan
lingkungan. Pada sisi lain yang menjadi skala prioritas adalah mendorong peningkatan
kualitas infrastruktur, peningkatan kualitas sumber daya manusia pariwisata. Apabila hal ini
terealisasi, maka masa depan pariwisata akan memiliki daya saing ekonomi yang lebih baik
dan memiliki posisi yang sejajar dengan pergaulan pariwisata internasional. Apalagi
diperkuat dengan kombinasi bisnis modern, maka pariwisata tidak hanya mampu
mempertahankan pasar tetapi, memelihara peluang dalam meningkatkan penetrasi pasar
pariwisata akibat liberalisasi jasa.

Pembangunan kepariwisataan kota Tangerang Selatan diarahkan kepada peningkatan


pariwisata menjadi sektor andalan yang mampu menggalakkan kegiatan yang tidak hanya
semata-mata berorientasi kepada aspek ekonomi, tetapi kegiatan sektor lain yang saling
berkaitan, sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Langkah kebijakan Pemerintah Kota Tangerang Selatan, salah satunya adalah


menjadikan sektor pariwisata sebagai prioritas dalam upaya peningkatan kesejahteraan
masyarakat dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Tangerang Selatan juga menjadi salah satu
kota pusat perbelanjaan dengan banyaknya mall dan pertokoan, untuk memenuhi kebutuhan
makanan sehari-hari juga tersedia pasar lokal yang ada di pusat kota Tangerang Selatan
seperti pasar modern dan pasar tradisional. Pertumbuhan industri pariwisata di Provinsi
Banten mendorong Kota Tangerang Selatan menjadi pusat kegiatan bisnis, dan menempatkan
kota ini sebagai daerah yang memiliki Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor pariwisata
yang cukup tinggi. Dalam rangka memberikan dukungan bagi penyelenggara usaha
pariwisata sebagai daerah tujuan wisata, Tangerang Selatan mempunyai keunggulan
komparatif karena letaknya yang strategis di sentral Provinsi Banten dan berdekatan dengan
ibukota Jakarta serta memiliki obyek dan daya tarik wisata yang menarik untuk dikunjungi.
Demikian juga halnya dengan berbagai fasilitas penunjang kepariwisataan seperti akomodasi,
restoran, biro perjalanan wisata, pusat perbelanjaan, serta fasilitas kesehatan seperti rumah
sakit/klinik bertaraf Internasional yang selalu siap melayani kebutuhan wisatawan. Untuk hal
tersebut Buku Profil Dinas Pariwisata ini disusun, dengan harapan dapat dijadikan data dan
informasi bagi para pembaca atau wisatawan, sekaligus dapat memberikan kontribusi dalam
upaya pembangunan pariwisata Kota Tangerang Selatan kedepannya.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pembangunan pariwisata di Kota Tangerang Selatan merupakan kebijakan dalam


pembangunan yang berdimensi ekonomi dan social budaya. Untuk itu pariwisata dipandang
sebagai suatu sistem yang saling terkait dan saling berinteraksi. Dibutuhkan sinergi kebijakan
dengan pendekatan multisektor dan multidisiplin. Sinergitas pemerintah, swasta dan
masyarakat mutlak dalm mewujudkan pariwisata berkelanjutan dan menjadikan identitas
pariwisata bali dalam persaingan global.

Dampak yang sudah di rasakan khususnya pada sektor eknomi membuka lapangan
kerja,membuka kesempatan berusaha seperti pembangunan hotel, pedagang di lokasi wisata.
Tentunya ada banyak halangan dan hambatan dalam perkembangan pariwisata begitu juga di
Kota Tangerang Selatan namun demi mendukung perkembangan pada kota dimasa yang akan
datang dengan cara memfasilitasi kerjasama dan kolaborasi antara stakeholders yang berbeda
merupakan salah satu solusi yang dapat diterapkan.

Ini merupakan kemajuan yang berarti dalam mempertahankan pariwisata secara


keseluruhan, serta kemajuan yang signifikan terhadap bentuk pariwisata yang
mempertahankan dan memelihara atribut (sosial, budaya, lingkungan dan ekonomi). Tak
pelak segala bentuk pembangunan pariwisata hanya dapat dinilai berkelanjutan atau tidak
berkelanjutan setelah melalui waktu yang panjang, dan itupun harus tetap kebutuhan saat ini
diasumsikan sama pada masa itu.

Peran pemerintah dalam optimalisasi potensi wisata sangat membantu dibuktikan dari
pembentukan Badan Promosi Pariwisata Daerah Kota Tangerang selatan kemudian
pembentukan forum komunikasi sebagai wadah mengatasi berbagai hambatan dalam
pengembangan pariwisata di Kota Tangerang Selatan. Dalam mengatasi persoalan yang
sering terjadi, para pengusaha salon dan spa serta restoran di Kota Tangerang Selatan
diberikan suatu wadah oleh Kantor Kebudayaan dan Pariwisata (Budpar) yakni Forum
Komunikasi Regulasi Kepariwisataan. Melalui forum ini para pelaku usaha kepariwisataan
diharapkan mampu mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi. Forum regulasi ini
dilaksanakan untuk mengoptimalkan potensi kepariwisataan yang ada di Kota Tangsel.
Kegiatan ini dilakukan untuk mendorong serta memberikan masukan dan penguatan
dalam rangka mengembangkan program-program dan kegiatan di bidang kepariwisataan.

Anda mungkin juga menyukai