Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL PENGEMBANGAN OBJEK WISATA SITU GINTUNG

TANGERANG SELATAN

DISUSUN UNTUK MEMENUHI NILAI TUGAS MATA KULIAH

PARIWISATA INDONESIA

Disusun Oleh :

YUNI TRISNAWATI 193404526089

MAHASISWA S1 PARIWISATA UNIVERSITAS NASIONAL

JAKARTA

2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Industri pariwisata yang semakin berkembang di Indonesia. Menjadikan Indonesia


sebagai salah satu tempat destinasi wisata yang banyak dikunjungi baik oleh wisatawan asing
maupun wisatawan lokal. Menyadari akan potensi seni dan budaya Indonesia yang beraneka
ragam dan tersebar pada tiap Daerah Tujuan Wisata (DTW) mampu dijadikan daya tarik
utama untuk menarik wisatawan datang berkunjung ke negara kita. Dengan demikian dalam
pengembangan pariwisata perlu ada tanggung jawab moral bagi mereka yang mengambil
kebijakan di lapangan untuk selalu menggunakan potensi seni dan budaya yang kita miliki
dalam bermacam-macam kegiatan, mulai dari bentuk bangunan (architecture), cendera mata
(souveniers), bahan-bahan promosi (promotion materials), makanan dan minuman (food and
beverages), terutama dalam penyajiannya.

Indonesia merupakan negara yang beruntung berkat potensi alam dan seni budayanya
yang besar yang dapat dikembangkan menjadi suatu industri. Potensi yang dimiliki dapat di
kembangkan kembali sebagai aktivitas perekonomian yang diharapkan dapat meningkatkan
penerimaan devisa negara. Disamping itu kita mengetahui bahwa industri-industri yang lain
memiliki bahan baku yang sangat terbatas, sedangkan pariwisata sebagai suatu industri yang
bahan bakunya tidak akan habis dan tersedia sepanjang waktu. Itulah sebabnya, hampir dua
dekade terakhir ini, para ahli-ahli ekonomi mengklasifikasikan industri pariwisata sebagai
suatu industri yang tidak mengeluarkan asap (The Smokeless Industry) yang dapat
menciptakan kemakmuran melalui perkembangan komunikasi, transportasi, akomodasi yang
dapat menciptakan kesempatan kerja yang relatif besar. Selain itu, dikatakan pula bahwa
pariwisata sebagai suatu industri tidak hanya sebagai sumber devisa bagi negara, tetapi juga
sebagai faktor yang menentukan lokasi industri yang sangat membantu perkembangan
daerah-daerah yang miskin akan sumber-sumber alamnya.

Kota Tangsel merupakan bagian dari salah satu kota yang terletak di Provinsi Banten,
dimana Provinsi Banten adalah sebuah provinsi di Pulau Jawa yang dulunya merupakan
bagian dari Provinsi Jawa Barat, namun dipisahkan sejak tahun 2000 dengan keputusan
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000.
Kota Tangerang Selatan (Tangsel) merupakan salah satu kota penyangga Ibu Kota
Negara Indonesia yang memenuhi kriteria kota yang membutuhkan pengembangan
pariwisata budaya. Kota Tangsel terbentuk dengan dasar hukum UU No. 32/2007, tanggal 29
Oktober 2008, meliputi Kecamatan Ciputat, Kecamatan Ciputat Timur, Kecamatan
Pamulang, Kecamatan Pondok Aren, Kecamatan Serpong, Kecamatan Serpong Utara dan
Kecamatan Setu. Sebelah Timur berbatasan dengan Jakarta Selatan dan Kota Depok, sebelah
Selatan berbatasan dengan Kota Depok dan Kabupaten Bogor, Sebelah Utara berbatasan
dengan Kota Tangerang, dan sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Tangerang.

Berdasarkan segi geografis yang ditinjau dari aspek historis yang dimiliki oleh kota
Tangsel seperti yang telah tertera diatas, maka jelaslah mengapa Kota Tangsel tidak memiliki
budaya asli daerah. Budaya daerah yang berkembang di Kota Tangsel merupakan
kebudayaan yang berasal dari perpaduan culture Jawa Barat, Betawi dan Cina. Hingga saat
ini, Kota Tangsel belum memiliki destinasi pariwisata kebudayaan. Oleh karena itulah, Kota
Tangsel sangat membutuhkan suatu destinasi budaya dimana destinasi budaya tersebut dapat
dijadikan sebagai sarana pengembangan dan edukasi kebudayaan yang ada dan tumbuh di
Kota Tangsel yang berfungsi sebagai daya tarik wisata (tourist attraction) dan menjadi salah
satu kekuatan pembangunan yang dapat diandalkan di Kota Tangsel.

Sebagai kota yang belum lama berdiri, Tangerang Selatan (Tangsel) memiliki seni
dan budaya yang beragam. Sayangnya, Kota Tangsel belum memiliki budaya asli daerah.
Warganya pun masih banyak yang belum mengetahui secara luas seni dan budaya di kota
berpopulasi lebih dari 1 (satu) juta jiwa ini.4 Untuk menyikapi hal tersebut pemerintah
setempat membentuk Kantor Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tangerang Selatan yang
mempunyai Visi dan Misi sebagai berikut. Visi Kantor Kebudayaan dan Pariwisata Kota
Tangerang Selatan adalah:

“Mewujudkan Masyarakat Tangerang Selatan Yang Berbudaya dan Meningkatkan Sapta


Pesona Untuk Sadar Wisata“. Untuk mencapai visi tersebut maka ditetapkanlah Misi. Misi
Kantor Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tangerang Selatan adalah :

1. Meningkatkan Pengembangan Budaya Kota Tangerang Selatan.

2. Menggali dan Mengembangkan Potensi Objek Wisata di Kota Tangerang Selatan.

3. Melestarikan Seni Tradisional Kota Tangerang Selatan.


4. Memasarkan Seni, Budaya dan Objek Wisata yang ada di Kota Tangerang Selatan.

Ada berbagai objek wisata yang dapat dinikmati dari para pengujung di Kota
Tangerang Selatan. Dari objek wisata bahari, alam, pendidikan dan seni budaya semua
tersedia. Selain tempat wisata bahari yang menjanjikan nilai eksotis dan pemandangan
yang indah, kota ini juga memiliki obyek wisata di daerah Ciputat yang disebut dengan
daerah wisata Tanah Tinggal. Tempat wisata ini sangat cocok dijadikan obyek wisata bagi
putra-putri anda. Karena di daerah ini anda akan disuguhi oleh pemandangan baru dan
banyak mengenal keindahan alam maupun berbagai macam karya dari daerah tersebut.
Setiap wahana yang ada di Tanah Tinggal ini bisa anda nikmati bersama keluarga anda
secara rombongan atau bersama pasangan anda dengan ketentuan tarif yang sudah
ditetapkan.

Berbagai obyek wisata yang ada di Tangerang Selatan ini tidak hanya dikhususkan
bagi anak-anak saja melainkan juga untuk orang tua, dan siapa saja dapat mengunjungi
berbagai obyek wisata yang ada di kota ini. Seperti obyek wisata Situ Gintung yang teletak
di Kecamatan Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan. Lokasi danau ini berada di sebelah
barat daya kota Jakarta. Danau seluas 21,4 ha (2008) ini telah berubah fungsi,
dimanfaatkan sebagai tempat wisata taman. Perkembangan pariwisata di Indonesia saat ini
yang semakin pesat tentunya harus di memacu kita untuk selalu mengembangkan dan
memajukan objek wisata di sekitar kita agar bisa menjadi asset yang dapat di kembangkan
hingga masa yang akan datang. Perkembangan yang diperlukan tentunya dari berbagai
sektor baik fasilitas dan daya tarik objek wisata itu sendiri yang dapat menjadikan lokasi
ini menjadi menarik dan sebagai tempat melepas segala rutinitas yang melelahkan serta
bermanfaat sebagai tempat wisata yang baik yang dapat untuk menambah ilmu
pengetahuan tentang alam dan sebagai obyek wisata yang dapat di unggulkan.
B. Tujuan Pengembangan

a) Untuk mendesain fasilitas rekreasi Situ Gintung yang sesuai dengan kondisi alam
Tangerang Selatan

b) Untuk membantu meningkatkan perekonomian serta mengangkat budaya


masyarakat setempat

c) Untuk mengetahui serta mengerti manfaat dan tujuan sebuah fasilitas ekowisata
yang dapat melestarikan lingkungan.

C. Manfaat Pengembangan

Diharapakan proposal pengembangan objek wisata di Situ Gintung ini dapat


menjadi bahan pertimbangan bagi penelitian sejenis serta untuk memenuhi tugas mata
kuliah Pariwisata Indonesia. Serta saat sudah di implementasikan dapat membuka
lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat serta adanya objek wisata dan pengembangannya
dapat ikut serta mensejahterakan masyarakat yang ada disekitar objek wisata Situ Gintung.
BAB II

PROFIL OBJEK WISATA SITU GINTUNG

A. Potensi Situ Gintung

Situ Gintung merupakan salah satu objek wisata yang sudah sangat dikenal di Kota
Tangerang Selatan. Situ Gintung adalah danau kecil buatan yang terletak di Provisi Banten.
Objek Wisata Situ Gintung ini tepatnya berlokasi di Jalan Pisangan Raya No.20, RT. 03/09,
Cireundeu, Kec. Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan. Lokasi danau ini berada di sebelah
barat daya kota Jakarta. Danau seluas 21,4 ha (2008) ini telah berubah fungsi, dimanfaatkan
sebagai tempat wisata taman.

Awal pembentukan situ (danau) ini adalah sebagai waduk yang berfungsi sebagai
tempat penampungan air hujan dan untuk perairan ladang pertanian di sekitarnya, dibuat
antara tahun 1932-1933 dengan luas awal 31 ha. Kapasitas penyimpanannya mencapai 2,1
juta meter kubik. Situ ini adalah bagian dari Daerah Aliran Ci Sadane merupakan salah satu
sungai utama Provinsi Banten dan Jawa Barat sumber berasal dari Gunung Salak dan Gunung
Pangrango di (Kabupaten Bogor, sebelah selatan Kabupaten Tangerang) yang mengalir ke
Laut Jawa panjang sungai ini sekitar 80 km dan bendungan aliran Kali Pesanggrahan. Di
tengah-tengah situ terdapat sebuah pulau kecil yang menyambung sampai ke tepi daratan
seluas kurang lebih 1,5 ha yang bernama Pulau Situ Gintung beserta hutan tanaman yang
berada sekitarnya.Semenjak tahun 1970-an kawasan pulau dan salah satu tepi Situ Gintung
dimanfaatkan sebagai tempat wisata alam dan perairan di mana terdapat restoran, kolam
renang, dan outbond. Terhitung tahun 2011 Situ Gintung berubah nama menjadi Bendungan
Gintung (sesuai dengan PP No. 37 Tentang Bendungan Tahun 2010).

Pada tanggal 27 Maret 2009 dini hari wilayah Situ Gintung mengalami hujan deras
dan pihak keamanan memberikan peringatan banjir pada pukul 02.00 namun entah
bagaimana tidak ada tindakan lanjutan dan tanggul selebar 30 meter dg ketinggian 6 meter
tersebut bobol sekitar pukul 04.00 WIB dan sekitar 2,1 juta meter kubik air meluluh
lantakkan pemukiman warga. Kejadian ini menjadi sejarah kelam yang tidak ada dilupakan
namun saat ini Situ Gintung telah pulih dan menjadi destinasi wisata unggulan di Kota
Tangerang Selatan.

Objek wisata ini sangat cocok di kunjungi saat wisatawan ingin melepas hiruk pikuk
ibukota namun tidak ingin jauh-jauh. Ada berbagai kegiatan yang dapat dilakukan di area ini.
Bahkan berbagai macam aktifitas untuk kegiatan sekolah , perguruan tinggi , maupun instansi
perusahaan dapat dilakukan disini. Ditempat ini dapat dilakukan kegiatan seperti
Camping , LDK , Outbond , Gathering perusahaan , Reuni , permainan paint ball , Pelatihan
pembuatan Keramik , Wayang Kulit, batik tulis , dan music angklung. Dengan taman yang
luas dan hijau, membuat Taman Wisata Situ Gintung cocok menjadi lokasi outbound. Ada
beberapa fasilitas outbond yang bisa dinikmati di tempat ini seperti flying fox, halang rintang,
jembatan gantung, jembatan goyang dan lain-lain.

Di Taman Wisata Situ Gintung terdapat waterpark atau kolam renang yang cocok
untuk bermain air bersama seluruh anggota keluarga. Kolam renang ini memiliki berbagai
jenis seluncuran yang membuat sesi main air menjadi makin seru. Untuk yang hanya ingin
bersantai, tersedia gazebo dan juga kursi-kursi di pinggir kolam.

Selain wahana waterpark dan outbound, Taman Wisata Situ Gintung juga memiliki
beberapa kegiatan menarik lainnya. Wisatawan bisa mengelilingi area taman menggunakan
ATV atau melihat area taman dari ketinggian dengan mengendarai sepeda layang. Selain itu
pengunjung juga bisa berolahraga di lapangan futsal dan tenis yang ada. Jika sudah lelah,
pengujung bisa bermalas-malasan di pinggir area danau buatan.

Taman Wisata Situ Gintung memiliki fasilitas tambahan berupa restoran yang
menawarkan menu ala Sunda dan Jawa. Selain itu ada juga fasilitas dasar seperti toilet dan
mushola. Untuk masuk ke area Taman Wisata Situ Gintung dikenakan tiket dengan harga Rp
10.000 per orang. Untuk menikmati kolam renang yang ada pengujung harus merogoh kocek
tambahan sebesar Rp 45.000 (weekday) atau Rp 65.000 (weekend). Taman wisata ini buka
mulai pukul 08.00-18.00 WIB.

B. Kekuatan Situ Gitung

Tentunya setipa objek wisata memiliki kekuatan tersendiri yang menjadi daya tarik wisata
tersebut . Untuk objek wisata Situ Gintung sendiri berikut kekuatan yang dimiliki,

 Sumber Daya Alam


 Lokasi Strategis
 Sumber Daya Manusia
 Dukungan dari perantau untuk kemajuan objek wisata Situ Gintung

C. Kelemahan Situ Gintung

Untuk kelemahannya sendiri dari objek wisata Situ Gintung ini diantaranya ,

 Sumber Dana
 Kemampuan SDM untuk Pengelolaan Wisata Yang Berkelanjutan
 Keterampilan dan Kreativitas

D. Permasalahan Wisata Situ Gitung

Selain kelemahan dan kekuatan diatas ada beberapa permasalahan yang dihadapi Situ
Gintung sendiri sehingga menghambat perkembangan objek wisata ini, yaitu diataranya :

 Ketersediaan Dana untuk pengembangan Sarana Wisata


 Pengelolaan yang berkelanjutan dan professional
 Masuknya budaya negative terhadap masyarakat
BAB III

KERANGKA PENGEMBANGAN

A. Rencana Pengembangan

Objek wisata Situ Gintung telah memiliki modal untuk dikembangkan menjadi objek
wisata, yakni Alam yang yang cukup unik dan menarik. Potensi alam ini yang akan
dikembangkan menjadi objek wisata yang menarik dan unik bagi wisatawan. Karenanya
pengembangan Wisata Alam sepertinya akan lebih sesuai dibandingkan Wisata Modern.
Karena area wisata yang berada di tengah-tengah kampung, sehingga yang bisa dilakukan
adalah meningkatkan fungsinya menjadi objek wisata tanpa merubah bentuk alaminya.

 Konsep Pengembangan Pariwisata Berbasis Masyarakat

Pariwisata berbasis Masyarakat adalah sebuah konsep Pariwisata yang dikelola


dengan pendekatan pemberdayaan yang melibatkan dan meletakkan masyarakat sebagai
pelaku penting dalam konteks paradigma baru pembangunan yakni pembangunan yang
berkelanjutan (sustainable development paradigma) . Pariwisata berbasis Masyarakat
merupakan peluang untuk menggerakkan segenap potensi dan dinamika masyarakat.
Konsep pengelolaan ini rasanya sangat cocok dengan situasi dan kondisi yang ada di objek
wisata Situ Gintung, untuk menghindari konflik kepentingan sehingga keberlanjutan akan
terus terjaga.

 Konsep Pengembangan Pariwisata berbasis seni dan budaya

Tentunya pariwisata tidak lepas dari seni dan budaya, kurangnya minat generasi
muda akan seni dan budaya Kota Tangerang Selatan adalah ancaman hal yang tidak bisa
dianggap biasa saja, karena lambat laun seni dan budaya di kota ini akan hilang perlahan-
lahan dan menjadi punah. Untuk itu, diperlukan perhatian dan treatment khusus dari semua
pihak, dalam hal ini pemerintah kota serta para pecinta dan pejuang seni dan budaya di Kota
Tangsel.

Beberapa kegiatan seni dan budaya yang ada di Tangsel itu antara lain adalah; Seni
dan budaya Betawi, seperti gambang kromong, cokek, lenong betawi, pencak silat, wayang
kulit betawi. Seni dan budaya kota Tangsel juga tak kalah menariknnya dalah seni dan
budaya lahir dari latar seni tanah pasundan, seperti; jaipong, wayang golek, reog dogdog,
dll. Selain seni dan budaya yang dilahirkan karena proses akulturasi budaya betawi dan
sunda ada juga seni buaya yang lahir karena adanya pengaruh ajaran Islam yang dikenal
dengan istilah ruatan. Ruatan yang dahulu sering di jumpai di Tangsel, kini kian memudar.
Acara yang bernafaskan nilai-nailai keislaman ini sangat jarang diadakan atau ditemui di
tempat-tempat atau pagelaran seni budaya di kota Tangsel.

Jika kesempatan ini dimanfaat oleh pihak objek wisata Situ Gintung akan
menambahkan daya tarik tersendiri dari objek wisata ini. Kegiatan seni dan budaya dapat
dilakukan misalnya dijadikan event setiap akhir pekan dan juga diadakannya pelatihan seni
dan budaya atau dibangun suatu sanggar dilokasi ini sebagai wadah pelestarian seni dan
budaya Kota Tangsel sendiri.

B. Segmentasi, Targeting dan Positioning

 Segmentasi

Sesuai dengan jenis usaha yang direncakan di objek wisata Situ Gintung tersebut
dimaksudkan untuk ke semua segmen baik dari kalangan atas, menegah maupun kalangan
bawah. Kemudian dari sisi psikolog, dilihat bahwa masyarakat membutuhkan beberapa
lokasi –lokasi untuk beristirahat dari kebisingan kota yang cenderung mencari lokasi wisata
untuk berkumpul bersantai bersama keluarga dan teman – teman. Sedangkan target pasar
kami berdasarkan geografi adalah sekitar Jabodetabek dan sekitarnya.

 Targeting

Target operasi dari pengembangan wisata Situ Gintung yang diharapkan adalah maksimal 5
tahun kedepan dari awal mula dikembangakannya objek wisaita ini yang masih memiliki
peluang yang besar.

 Positioning

Poin penting dari pengembangan wisata Situ Gintung ini adalah diharapkan
menciptakan tempat wisata keluarga dengan harga yang terjangkau dan nyaman serta tidak
semata - mata hanya untuk liburan saja namun juga memiliki nilai edukasi.

C. Penawaran
 Perkembangan penawaran saat ini
Perkembangan penawaran untuk tempat wisata seperti ini memang sudah cukup
banyak. Pengembangan objek wisata ini ditujukan agar Situ Gintung yang memiliki nilai
edukasi dapat dijadikan lebih dari tempat wisata semata dan dapat menjadi pilihan liburan
keluarga maupun dengan teman - teman.
 Prospek penawaran di masa yang akan datang

Mengingat adanya peluang pengembangan tempat wisata ini, maka perlu adanya
prospek penawaran yang memberikan nilai lebih bagi pelanggan misalnya dengan
membangun tempat menginap yang nyaman dengan beragam variasi mulai dengan tarif
yang murah hingga kelas VVIP, menyediakan tempat yang ramah lingkungan, menyediakan
variasi makanan yang beragam dengan rasa yang lezat serta khualitas bahan masakan yang
baik dan dengan harga yang relatif terjangkau.

 Kegiatan promosi

Kegiatan promosi yang akan kita lakukan yaitu mulai dengan membuat suatu event
khusus pada hari libur dengan memberikan diskon serta tambahan acara - acara khusus yang
akan disajikan pada tanggal - tanggal tertentu.

D. Rencana Program Kegiatan

1) Perbaikan Sarana & Prasanan


 Pintu Gerbang/Gapura
 Perbaikan & atau pembangunan Taman Wisata Situ Gintung
 Loket Pembayaran
 Kolam Renang
 Kamar Bilas & Ganti
 Toilet
 Restaurant
 Wisata bebek atau dayung
 Pemancingan
 Resort atau hotel
 Perbaikan Toilet Mesjid (harus menyediakan toilet lebih banyak)
 Pembangunan Lahan Parkir
 Transportasi pendukung menuju area wisata
 Tong sampah
 Penataan area & akses jalan sekitar
2) Pengadaan Peralatan
 Sampan
 Bebek dayung
 Persewaan Pemancingan
3) Peningkatan Keterampilan
 Pelatihan kesenian dan budaya betawi
 Pelatihan budi daya
 Pelatihan Manajemen & Keuangan
4) Budidaya pertanian sebagai bahan baku makanan dan oleh-oleh serta souvenir.

E. Pelaksanaan

1. Pelaksanaan Kegiatan

a. Mempersiapkan Sumber Daya Manusia yang terampil

b. Mempersiapkan badan Hukum dan Peraturan

c. Pengadaan Sarana Prasarana

d. Pembenahan & Pembanguan Sarana Prasarana

e. Mempersiapkan Peraturan dan SOP Mutu Layana

2. Waktu Pelaksanaan

Bertahap sesuai Rencana Kerja, yang akan dibuat oleh Panitia Program Pengembangan
Pariwisata objek wisata Situ Gintung.

3. Sumber Biaya

Dana Desa & APBD Kota Tangerang Selatan


BAB IV

PENUTUP

Dengan sejuta keindahan yang telah disediakan secara alami oleh Situ Gintung,
sangat disayangkan apabila tidak dikelola secara maksimal. Oleh karena itu proposal
pengambangan ini dibuat agar objek wisata ini bukan hanya menyajikan keindahan tetapi
juga dapat memanfaatkan salah satu sarana menimba ilmu, tempat bermain, tempat kuliner,
dan masih banyak lagi.

Dengan potensi yang dimiliki objek wisata Situ Gintung dan didukung oleh Sarana
Prasana yang memadai serta dikelola dengan Manajemen yang professional, semua pihak
harus optimis bahwa dengan Pengembangan Pariwisata objek wisata Situ Gintung ini nanti
akan berhasil menjaring wisatawan lokal dan nasional bukan hanya dari Jabodetabek namun
dari seluruh Indonesia. Dan pada akhirnya akan memberikan manfaat yang positif bagi
Masyarakat sekitar Situ Gintung baik dari ekonomi dan juga kelestarian seni dan budaya.
Diharapkan proses pengambangan objek wisata Situ Gintung ini dapat diterapkan
secepatnya sehingga proses pengembangannya pun dapat berjalan dengan maksimal.

Anda mungkin juga menyukai