Anda di halaman 1dari 53

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Negara republik indonesia merupakan negara dengan sumber daya alam

yang melimpah yang memilki keaneragaman hayati dan potensi kekayaan

sejarah dan warisan budaya. Berlimpahnya sumber daya alam dapat

meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat indonesia. Jika sumber daya

tersebut dapat di kelola dengan baik sesuai dengan konten atau minat yang

paling menarik bagi masyarakat indonesia maka pemanfaatan sumber daya

alam tersebut dapat mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat indonesia

khususnya di daerah wisata tersebut. (Arif muhamad 2017)

Pariwasata merupakan salah satu pemanfaat sumber daya alam yang

dapat meningkatkan ekonomi masyarakat indonesia khususnya masyarakat

yang berada di suatu daerah yang mengelolah sumber daya alam yang

menjadi suatu tempat wisata alam yang menarik bagi wisatawan. Selain

meningkatkan ekonomi masyarakat pariwisata juga dapat meningkatkan rasa

objek wisata bangga terhadap bangsa indonesia sehingga akan tumbuh

masyarakat yang peduli terhadap suatu negara. Pariwisata merupakn hal

menarik dan yang paling banyak diminati oleh setiap induvidu, karena dapat

menghilangkan rasa lelah, bosan, kejenuhan dan mengembangkan kreativitas

yang mampu menunjang produktivitas suatu induvidu.

Pariwisata memiliki peran yang besar dalam membangunan nasional

karena selain menghasilkan pendapatan dan sekaligus penghasil devisa,

1
sektor pariwisata berkaitan erat dengan penanaman modal asing. Turis-turis

yang datang ke indonesia adalah termasuk mereka yang berhubungan bisnis

dengan indonesia (Prasetya Maha Rani, 2014)

Di era globalisasi sekarang ini kemajuan dan perkembangan objek

wisata sangat di perlukan karena bisa dijadikan sebagai prioritas utama untuk

menunjang pendapatan masyarakat yang berada di daerah yang memilki

objek wisata tersebut. Hampir di seluruh daerah maupun provinsi dapat

mengembangakan wisata dengan cara memperlihatkan keindahan dan

keunikan budayanya masing-masing pada para wisatawan. Sektor pariwisata

merupakan industri yang terbesar dan terkuat dalam pembiayaan ekonomi

global. Sektor pariwisata juga bisa dijadikan pendorong utama untuk

menubuhkan ekonomi masyarakat yang berada di sekitar objek wisata

tersebut.

Sektor pariwisata merupakan penggerak perekonomian yang dapat

diharapkan berjalan secara berkelanjutan melalui pengembangan pariwisata

kerakyatan. Untuk mewujudkan pariwisata pembangunan pariwisata yang

berbasis kerakyatan, diperlunya di adakan upaya diversifikasi daya tarik

wisata yang berorientasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat (Putra

dan Pinata, 2010: Ayu Hari Nalayani, 2016)

Sebagai salah satu daerah yang memiliki aset wisata, Kabupaten Bima

memiliki potensi wisata yang cukup beragam yang dapat memenuhi segala

kebutuhan wisatawan. Jika potensi wisata dapat dikelola dengan baik oleh

pihak yang bertanjungjawab maka ketertarikan wisatawan atau pengunjung

2
dapat berkembang pesat untuk berkunjung ke wisata tersebut. Salah satunya

objek wisata pantai tanjung langgudu yang merupakan wisata pantai andalan

pemerintahan kecamatan langgudu kabupaten bima.

Pengembangan potensi faktor wisata memerlukan banyak faktor

pendukung, salah satunya adalah kemudahan untuk mengakses objek wisata

tersebut, atau sering disebut aksebilitas, baik kemudahan akan tersedianya

transportasi, telekomunikasi maupun informasi, sehingga segala kebutuhan

dapat di penuhi untuk itu pembangunan jalan raya (darat), pelayanan (sungai

dan laut) penerbangan (udara), bukan hanya sekedar usaha alternatif,

melainkan tuntunan yang saling melengkapi karena perpindahan barang dan

manusia antar wilayah, memerlukan saran tranportasi (Magrib, 2009)

Sehingga dapat mengangakat perekonomian negara maupun provinsi,

kota dan desa yang memiliki objek wisata. Apabila setiap objek wisata di

kelola dengan baik oleh pemerintah maupun masyarakat yang berada di

sekitar objek wisata tersebut. Pariwisata juga sudah di akui sebagai industri

terbesar dari berbagai indikator pengembagan dunia khususnya di daerah

yang memiliki potensi wisata yang bagus. Oleh karena itu banyak yang harus

dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat indonesia untuk mengembangkan

potensi wisata khususnya masyarakat di daerah yang memiliki potensi wisata

yang bagus.

Hal ini juga dikarenakan sektor pariwisata sangatlah penting untuk

meningkatkan dan mendorong perkembangan ekonomi masyarakat di suatu

daerah yang memiliki potensi wisata yang bagus yang bisa di kunjungin oleh

wisatawan.

3
Desa Karampi merupakan salah satu bagian dari provinsi NTB yang

terletak di Bima tepatnya kabupaten bima yang berada di Kecematan

Langgudu yang merupakan salah satu daerah yang mempunyai potensi wisata

laut yang indah yaitu “pantai tanjung langgudu”. Selain memiliki potensi laut

yang indah desa karampi juga memiliki penghasilan laut yang dapat di

pasarkan di pasar.

Pantai tanjung langgudu terletak di Desa Karampi Kecamatan

Langgudu Kabupaten Bima sekitar 1 jam dari Kota Bima dan dapat di

tempuh mengunakan bot nelayan dalam waktu 20 menit. Kendala yang di

hadapi oleh objek wisata pantai tanjung langgudu ini ialah kurangnya

transportasi berupa perahu penumpang kapasitas besar, rusaknya jalan,

kurangnya penunjuk arah jalan menuju objek wisata pantai tanjung langgudu

dan tidak tersedianya jaringan internet.

Potensi yang dimiliki oleh pantai tanjung langgudu ini adanya salah

satu gua peninggalan jepang atau biasa di kenal oleh orang bima (karompo

nipo) yang dapat menjadi faktor penunjang daya tarik untuk wisatawan

berkunjung. Oleh karena itu di perlukan strategi yang matang dari pihak

pemerintah desa dan masyarakat untuk mengembangkan objek wisata pantai

tanjung langgudu sehingga dapat meningkatkan pendapat dan kejesahteraan

desa.

Strategi perkembangan wisata merupakan suatu kesatuan rencana yang

sifatnya komprehensif dan terpadu dari unsur pemerintah, swasta,

masyarakat, dan akademisi untuk mengkaji kendala, kondisi lingkungan

4
internal dan eksternal objek wisata sehingga menjadi destinasi pariwisata

(Kanom 2015).

Pengembangan pariwasata merupakan usaha untuk mengembangkan

atau memajukan objek wisata, agar objek wisata tersebut lebih baik dan lebih

menarik jika di tinjau dari segi tempat maupun benda-benda yang ada di

dalamnya untuk dapat menarik minat wisatawan untuk mengunjunginya

( Barreto dan Giantara 2015:34)

Berdasarkan uraian di latar belakang maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Strategi Pengembangan Objek Wisata

Pantai Tanjung Langgudu Kecamatan. Langgudu Kabupaten Bima”

1.2. Rumusan masalah

Adapun rumusan dalam penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana strategi pengembannggan objek wisata pantai tanjung

langgudu?

2. Apa saja peran masyarakat setempat dalam mengembangkan objek wisata

pantai tanjung langgudu?

1.3. Tujuan

Adapun tujuan dalam penelitian ini yaitu :

1. Untuk mengetahui Bagaimana strategi pengembannggan objek wisata

pantai tanjung langgudu kab. Bima kec. Langgudu

2. Untuk mengetahui apa saja peran yang dilakukan masyarakat setempat

dalam mengembangkan objek wisata pantai Tanjung Langgudu kab. Bima

kec. Langgudu

5
1.4. Manfaat penelitian

Hasil penelitian diharapakan dapat bermanfaat baik secara teoritis

maupun praktis

1.4.1. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini semoga bisa memberi pengentahuan kepada

penelitian agar dapat menunjang ilmu pengetahuan sebagai bahan masukan

untuk mendukung peneliti maupun pihak lain yang tertarik pada bidang

peneliti yang sama.

1.4.2. Praktis

a. Bagi pemerintah

Sebagai bahan pertimbangan pemerintah Kabupaten Bima

Kecamatan Langgudu dalam menentukan kebijakan yang pas dalam

“Strategi Pengembangan Objek Wisata Pantai Tanjung Langgudu”

b. Bagi masyarakat

Diharapkan semoga dapat memperkaya ilmu dan menubuhkan

kesadaran akan pentingnya “Strategi pengembangan objek wisata pantai

tanjung langgudu”

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu


Penelitian sebelumnya menjadi salah satu rujukan bagi peneliti, sehingga
peneliti dapat memperkaya teori yang digunakan untuk mengevaluasi
penelitian yang dilakukan. Melalui penelitian sebelumnya, penelitian dapat
memanfaatkannya sebagai referensi untuk memperdalam ruang lingkup,
bahan penelitian dan pembahasan penelitian.
Berikut hasil penelitian sebelumnya yang berupa jurnal berbentuk tabel,
seperti gambar di bawah ini
(Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu)

No. 1

Nama/judul Menganlisis strategi perkembangan pariwisata bandar

penelitian lampung untuk meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD).

Masalah Kurangya kerja sama antar dinas pariwisata kota bandar

lampung denga pemerintah setempat

Metode Metode penelitian ini mengunakan metode fields reseacrh

penelitian penelitian lapangan dan penelitian kepustkaan

Hasil Hasil dari penelitian ini upaya mengembangkan pariwisata

penelitian yang di lakukukan oleh dinas pariwisata kota bandar lampung

dapat katakan belum ada objek wisata yang di kelola secara

mandiri oleh dinas pariwisata melainkan di kelola secara

pribadi oleh pemarintah dan masyarakat setempat.

7
Muhammad Strategi pergembangan objek wisata pantai sumedang di

Arif Alexander kacamatan ranah pesisir kabupaten esisir selatan

Syam 2017

Masalah Kurang terawatnya fasilitas umum, belum tersedianya

prasaranan objek wisara dan masyarakat belum sadar wisata

Metode Metode penelitian ini yang digunakan deskriptif kualitatif

penelitian

Hasil Temuan penelitian menunjukan strategi pengembangan objek

penelitian wisata pantai sumedang di kecamatan ranah pesisir,

Kabupaten pesisir selatan adalah 1) melakukan

pemberdayaan, penyuluhan agar menumbuhkan dan

meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya

masyarakat Sadar Wisata, 2) melakukan koordinasi dengan

pihak Swasta untuk menanamkan modal 3) mengembangkan

atraksi pariwisata, 4) memperbaiki dan mengadakan fasilitas

sarana prasarana objek wisata 5) membangun dan

mengadakan Aksesibilitas pariwisata

Fitra delita analisis swot untuk strategi pengembangan obyek wisata

2012 pemandian mual mata kecamatan pematang bandar kabupaten

simalungun

Masalah Belum adanya prasaranan seperti akses jalan, alat angkat dan

8
saranan akomandasi lainya

Metode Metode penelitian ini yang digunakan deskriptif kualitatif

penelitian

Hasil hasil penelitian strategi pengembangan objek wisata alam

penelitian Pemandian Mual Mata antara lain membangun sarana

prasarana seperti akses jalan, alat angkut dan sarana

akomodasi, membuat atraksi wisata dan promosi obyek

wisata, mengembangkan produk wisata, serta melibatkan

masyarakat dalam pengelolaan wisata.

2.2. Kajian Teori Pariwisata

2.2.1. Pengertian Pariwisata

Menurut A.J Burkat dalam Damanik (2006), pariwisata adalah

perpindahan orang untuk sementara dalam jangka waktu pendek ke tujuan-

tujuan diluar tempat dimana mereka biasa hidup dan bekerja dan juga

kegiatan-kegiatan selama tinggal di suatu tempat tujuan.

Menurut Lawson dan Bad Bovy (1977, Mathieson dan Wall dalam

pitana dan Gyatri) (2005), bahwa pariwisata adalah kegiatan perpindahan

orang untuk sementara waktu ke destinasi di luar tempat tinggal dan tempat

bekerja dan melaksanakan kegiatan selama di destinasi dan juga penyiapan

fasilitas untuk memenuhi kebutuhan mereka.

9
Menurut pendapat yang dikemukakan oleh Youti, Oka A. (1991:103).

Pariwisata berasal dari dua kata yaitu pari dan wisata. Pariwisata dapat

diartikan sebagai berkali-kali atau berputar-putar sedangkan wisata dapat

diartikan sebagai perjalanan atau berpergian yang dalam hal ini sinomin

dengan kata “reavel” dalam bahasa ingris. Atas dasar itu maka kata

‘pariwisata” dapat diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan berkali-kali

atau perputar-putar dari suatu tempat ke tempat lain yang dalam bahasa

inggris disebut juga dengan istilah “tour”

2.2.2. Bentuk-bentuk pariwisata

Menurut muljadi (2009), pariwisata diklafikasikan ke dalam beberapa

bentuk, yaitu:

a. Pariwisata berdasarkan jumlah orang yang berpergian

1. Pariwisata induvidu / perorangan ( induvidual tourism), yaitu bila

seseorang atau kelompok orang dalam mengadakan perjalanan

wisatanya melakukan sendiri dsn memeilih daerah tujuan wisata

beserta programyaserta pelaksanaanya dilakukan sendiri.

2. Pariwisata kolektif ( collative tourism), yaitu suatu usaha perjalanan

wisata yang menjual paketnya kepada siapa saja yang berminat,

dengan keharusan membayar sejumlah uang yang telah

ditentukannya.

b. Pariwisata berdasarkan motivasi perjalanan

10
1. Pariwisata rekreasi (recreational tourism) adalah bentuk pariwisata

untuk beristirahat guna memeulihkan kembali kesegaran jasmani dan

rohani dan menghilangkan kelelahan.

2. Pariwisata untuk menikmati perjalanan (pleasure tourism) adalah

bentuk pariwisata yang dilakukan oleh orang –orang yang

meninggalkan tempat tinggalnya untuk berlibur, untuk mencari udara

segar untuk memenuhi kehendak ingin tahunya, untuk menikmati

hiburan dan lain-lainya.

3. Pariwisata budaya (cultural tourism) adalah bentuk pariwisata yang

ditandai dengan rangkaian motivasi seperti keinginan untuk belajar

adat istiadat dan cara hidup rakyat negara lain, studi-studi /riset pada

penemuan-penemuan mengunjungi tempat peninggalan sejarah dan

lain-lain.

2.2.3. Jenis-jenis Pariwisata

Menurut ismayanti (2010), berdasarkan jenis-jenis objek wisatanya,

pariwisata di bagi menjadi beberapa jenis, yaitu:

a. Wisata pantai merupakan kegiatan wisata yang ditunjang oleh saranan

dan prasaranan untuk berenang, memancing, dan olahraga air lainya,

termasuk saranan dan prasaranan akomondasi makan dan minum.

b. Wisata etnik merupakan perjalanan untuk mengamati perwujudan

kebudayaan dan gaya hidup masyarakat yang di anggap menarik.

c. Wisata cagar alam merupakan wisata yang banyak dikaitkan dengan

kegemarn dengan keindahan alam, kesegaran hawa di pegunungan,

11
keajaiban hidup binatang (margasatwa) yang langka, serta tumbuh-

tumbuhan yang jarang terdapat di tempat-tempat lain.

2.2.4. Pengertian Kepariwisataan

Sesuai dengan undang-undang nomor 10 tahun 2009 bab 1 pasal 4

pengertian Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait

dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang

muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi

antara wisatawan dan masyarakat setempat.

Pendit (2003: 33) menggambarkan industri pariwisata sebagai

berikut: pariwisata juga dapat secara langsung mempromosikan

pembangunan atau peningkatan pelabuhan (laut dan udara), jalan,

transportasi lokal, rencana sanitasi atau kesehatan, proyek percontohan

budaya dan kelestarian lingkungan. Semua ini dapat membawa manfaat

dan kenikmatan bagi masyarakat dan turis asing di daerah terkait.

Pariwisata juga dapat memberikan dorongan kepada negara-negara di

negara maju dan berkontribusi pada pelaksanaan proyek pembangunan di

berbagai sektor, di industri lain pariwisata.

2.2.5. Objek dan Daya Tarik Wisata

Menurut chaifid Fandell (2000:58) objek wisata adalah perwujudan

dari ciptaan manusia, tata hidup,seni budaya sejarah bangsa dan tempat

atau keadaan alam yang mempunyai daya tarik untuk di kunjungin

wisatawan.

12
Menurut Mappi Sammeng Andi (2001:30) wisata adalah kegiatan

perjalanan atau sebagaian dari kegiatan tersebut yang dilakukukan secara

suka rela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik

wisata.

Objek wisata adalah segala sesuatu yang menjadi sasarran wisata

(Nyoman S. Pendit, 2002:14) sedangkan menurut Gamal Suwantoro

(2004:19) objek wisata adalah potensi yang menjadi kehadiran wisatawan

ke suatu daerah tujuan wisata.

2.2.6. Pengembangan Pariwisata

Menurut Gamal Suwantoro pengembangan adalah memajukan dan

memperbaiki atau meningkatkan sesuatu yang telah ada bertujuan untuk

mengembangkan produk dan pelayanan yang berkualitas, seimbang dan

bertahap. Menurut Gamal Suwantoro (1997:56) Sapta kebijaksanaan

pengembangan pariwisata didalam bukunya yaitu:

1. Promosi

Promosi wisata harus dilaksanakan secara selaras dan terpadu, baik di

dalam negeri maupun luar negeri.

2. Aksebilitas

Merupkan salah satu aspek penting karena mengyangkut

pengembangan lintas sektoral.

3. Kawasan pariwisata

Pengembangan kawasan pariwisata di maksudkan untuk:

13
a. Menigkatkan peran serta daerah dan swasta dalam pengembangan

pariwisata.

b. Memperbesar dampak positif pembangunan.

c. Mempermudah pengendalian terhadap dampak lingkungan.

4. Produk wisata

Upaya untuk menampilkan produk wisata yang bereaksi dan

mempunyai kualitas daya saing yang tinggi.

5. Sumber daya manusia

Sumber daya manusia merupakan salah satu modal dasar

pengembangan pariwisata.

6. Kampanye nasional sadar wisata

Kampanye nasional sadar wisata pada hakikatnya adalah upaya

memasyarakatkan sapta pesoan yang turun menegakan disiplin nasional

dan jadi diri bangsa indonesia melalui kegiatan pariwisataan.

Pengembangan pariwisata adalah salah satu cara untuk menarik minat

pengunjung, hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan (Yoeti,

1987:2-3)

Menurut Spillane (1994:132) ada beberapa elemen dalam menentukan

hubungan pariwisata dengan pembangunan ekonomi, yaitu: a) jenis

pariwisata, b) struktur ekonomi nasional, c) hubungan antara perpindahan

modal dan migrasi tenaga kerja. Secara luas pariwisata dipandang sebagai

kegiatan yang mempunyai multidimensi dari rangkaian suatu proses

14
pembangunan. Pembangunan usaha pariwisata menyangkut aspek sosial

budaya, ekonomi dan politik (Spillane, 1994:14)

2.3. Kajian Teori Strategi

2.3.1. Pengertian Strategi

Menurut David (2004) strategi adalah cara untuk mencapai tujuan

jangka panjang. Strategi bisnis bisa berupa perluasan geografis,

diversifikasi, akusisi, pengembangan produk, rasioanlisme karyawan,

divertasi, likuititas. Menurut Salusi dan Young (2015) strategi ialah suatu

seni menggunakan kecakapan dan sumber daya suatu organisasi untuk

mencapai sasarannya melalui hubungannya yang efektif dengan lingkungan

dalam kondisi yang paling menguntungkan”.

Kurniawan dan Hamdani, (2000) seorang pakar pemasaran sekaligus

konsultan manajemen tersohor dan penulis buku The End Of Nasution

State mengemukakan strategi adalah keunggulan bersaing guna mengubah

kekuatan perusahaan menjadi sebanding atau melebihi kekuatan pesaing

melalui cara yang lebih efisien”.

Gerry Jhonson dan Kevan Scholes (Jemsly Hutabarat dan Martani

Huseini 2006:18) mengemukakan strategi sebagai arah dan cakupan jangka

panjang organisasi untuk mendapatkan keuntungan melalui konfigurasi

sumber daya lingkungan yang berubah untuk mencapai kebutuhan pasar

dan memenuhi harapan berbagai pihak”.

Menurut Glueck dan Jauch (Sedarmayanti, 2014) mengemukakan

strategi adalah rencana yang disatukan, luas dan berintegrasi yang

menghubungkan keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan

15
lingkungan, dirancang untuk memastikan tujuan utama dari perusahaan

dapat dicapai melalui pelakasaan yang tepat oleh organisasi”.

Menurut Hax dan Majluf (1991) mencoba menawarkan rumusan

secara konfrensi tentang strategi yaitu:

a. Strategi suatu pola keputusan yang konsisten, menyatu dan integral

b. Strategi menentukan dan menampilkan tujuan organisasi dalam artian

sasaran jangka panjang, program bertindak,dan prioritas alokasi sumber

daya.

c. Strategi menyelekdsi bidang yang akan digelutin organisasi

d. Mencoba mendapatkan keuntungan yang mampu bertahan lama, dengan

memberikan respon yang tepat terhdapa peluang dan ancaman dan

lingkungan eksternal organisasi, dan kekuatan serta kelemahannya

Menurut Henry Mintzberg, Joseph Lampel, James Brian Quinn, dan

Sumantra Ghoshal (2003) dalam buku The Strategi Process, menyajikan

lima definisi strategi, yaitu:

1. Strategi sebagai rencana

Strategi adalah rencana, semacam sadar dimaksudkan yang

meliputi tindakan, pedoman, (atau pedoman yang ditetapkan) untuk

menangani sesuatu. Dengan defenisi ini, strategi memiliki dua

karakteristik penting: mereka dibuat sebelum tindakan yang

menerapkan, dan mereka dikembangkan secara sadar dan senggaja.

Sebagai rencana, strategi berkaitan dengan bagaimana pemimpin

16
mencoba untuk menetapkan arah untuk organisasi, untuk mengatur

mereka pada tindakan yang telah ditentukan.

2. Strategi sebagai taktik

Sebagai taktik, strategi membawa kita kedalam wilayah

persaingan langsung, dimana ancaman dan feints dan berbagai manuver

lain bekerja untuk mendapatkan keuntungan. Tempat ini proses

pembentukan strategi dalam pengaturan yang paling dinamis, dengan

gerakan yang memprovokasi dan seterusnya. Namun ironisnya, strategi

itu sendiri sebuah konsep yang berakar tidak dalam perubahan tetapi

dalam stabilitas dalam mengatur rencana dan pola didirikan.

3. Strategi seb agai pola

Tetapi jika strategi dimaksudkan (apakah sebagai rencana umum

atau khusus ploys), tetapi mereka juga dapat terwujud. Dengan kata lain,

menentukan strategi sebagai rencana ini tidak cukup; kita juga perlu

definisi yang meliputi perilaku yang dihasilkan. Dengan demikian,

definisi ketiga diusulkan: strategi adalah pola-khususnya, pola dalam

aliran tindakan.

Mintzberg, Lampel, Quinn, Ghoshal (2003) mengatakan,

pertimbangan ini kutipan dari seorang eksekutif bisnis; “secara bertahap

pendekatan yang sukses menggabungkan ke dalam pola tindakan yang

menjadi strategi kami. Kita tidak memiliki strategi keseluruhannya”.

komentar ini tidak konsisten hanya jika kita membatasi diri untuk salah

satu defenisi strategi, apa yang orang ini tampaknya katakan adalah

17
bahwa perusahaan memiliki strategi sebagai pola, tapi bukan sebagai

rencana.

2.3.2. Jenis-jenis Strategi

Di dalam buku Konsep Manajemen Strategis, David (Guswan

2015:16) menjelaskan bahwa ada beberapa jenis strategi alternatif, yaitu:

a. Strategi Integrasi

Strategi integrasi adalah jenis strategi yang memungkinkan sebuah

perusahaan memperoleh kendali atas distributor, pemasok dan pesaing.

Jenis-jenis integrasi adalah sebagai berikut:

1. Intergrasi ke depan

Integrasi kedepan adalah jenis integrasi adalah jenis integrasi

yang berkaitan dengan usaha untuk memperoleh kepemilikan atau

kendali yang lebih besar atas distributor atau paritel.

2. Integrasi ke belakang

Integrasi ke belakang adalah jenis integrasi yang

mengupayakan kepemilikan atau kendali yang lebih besar atas

pemasok perusahaan.

3. Integrasi horizontal

Integrasi horizontal adalah jenis yang mengupayakan

kepemilikan atau kendali yang lebih besar atas pesaingStrategi

Intensif.

18
b. Strategi Intensif

Strategi intensif adalah jenis strategi yang mengharuskan adanya

upaya intensif jika posisi kompetitif sebuah perusahaan dengan produk

yang ada saat ini ingin membaik.

1. Penetrasi pasar

Penetrasi pasar adalah jenis strategi yang mengusahakan

peningkatan pangsa pasar untuk produk atau jasa yang ada di pasar

saat ini melalui upaya-upaya pemasaran yang lebih besar.

2. Pengembangan pasar

Pengembangan pasar adalah jenis strategi yang

memperkenalkan produk atau jasa saat ini ke wilayah geografis baru.

3. Pengembangan produk

Pengembangan produk adalah jenis strategi yang

mengupayakan peningkatan penjualan melalui perbaikan produk atau

jasa saat ini atau pengembangan produk atau jasa baru.

c. Strategi Diversifikasi

Strategi diversifikasi adalah suatu jenis strategi dimana

perusahaan menambah produk atau jasa baru untuk membantu

meningkatkan penjualan perusahaan.

1. Diversifikasi terkait

Diversifikasi terkait adalah jenis strategi dimana perusahaan

menambah produk atau jasa namun masih berkaitan dengan produk

atau jasa perusahaan.

19
2. Deversifikasi tidak terkait

Deversifikasi tidak terkait adalah jenis strategi dimana

perusahaan menambah produk atau jasa yang baru namun tidak

terkait sama sekali dengan garis bisnis perusahaan.

Adapun jenis-jenis strategi yang dikemukakan oleh Stephen P.

Robbins dan Mary Coulter dalam buku Manajemen yang

mengklasifikasikan jenis-jenis strategi berdasarkan tingkatan

organisasinya, yaitu :

a) Strategi Tingkat Korporasi Strategi tingakat korporasi adalah

(corporate-level strategis) berusaha menentukan apakah yang

seharusnya dimasuki atau ingin dimasuki perusahaan. Strategi

tindakan korporasi menentukan arah yang akan dituju organisasi

itu dan peran yang akan dimainkan oleh tiap unit bisnis organisasi

itu dalam mengejar arah itu. Ada tiga strategi korporasi yang

utama, yaitu:

1) Strategi pertumbuhan adalah strategi tingkat korporasi yang

berusaha meningkatkan tingkat operasi organisasi tersebut

dengan meluasnya jumlah produk yang ditawarkan.

2) Stabilitas strategi adalah strategi tingkat korporasi yang

dicirikan oleh tiadanya perubahan yang berarti. Contoh

strategi itu mencakup secara terus menerus melayani klien

yang sama dengan menawarkan produk atau jasa yang sama,

20
mempertahankan pangsa pasar, dan mempertahankan tingkat

hasil atas investasi (return on investment) organisasi tersebut.

3) Strategi pembaharuan adalah membuat strategi yang

mengatasi

Kelemahan organisasional yang menyebabkan penerunan

kinerja.

Ada dua jenis utama strategi pembaharuan :

a) Strategi pengurangan adalah suatu strategi pembaharuan jangka

pendek yang digunakan dalam situasi ketika masalah kinerja tak

begitu serius. Strategi perubahan haluan adalah strategi

pembaharuan untuk saat dimana masalah kinerja organisasi

menjadi serius.

b) Strategi tingkat perusahaan

Strategi tingkat perusahaan berusaha menentukan cara organisasi

bersaing dalam tiap bisnisnya atau tiap perusahaannya.

c) Strategi tingkat fungsional

Strategi tingkat fungsional mendukung strategi tingkat bisnis.

Bagi organisasi yang memiliki depertemen fungsional tradisional,

seperti pabrikasi, pemasaran, sumber daya manusia, riset dan

pengembangan, dan keuangan, strategi-strategi itu harus

mendukung strategi tingkat perusahaan.

21
2.3.3. Peranan Strategi

Dalam lingkungan organisasi atau perusahaan, strategi memiliki

peranan yang sangat penting bagi pencapaian tujuan, karena strategi

memberikan arah tindakan, dan cara bagaimana tindakan tersebut harus

dilakukan agar tujuan yang di inginkan tercapai ( Sesra Budio 2019)

Menurut Grant 1999:21) strategi memiliki 3 peran penting dalam

mengisi tujuan manajemen, yaitu:

a. Strategi sebagai pendukung untuk pengambilan keputusan strategi

sebagai elemen untuk mencapai sukses. Strategi merupakan suatu

bentuk atau teman yang memberikan kesatuan hubungan antara

keputusan-keputusan yang di ambil oleh induvidu atau organisasi.

b. Strategi sebagai sarana kordinasi dan komunikasi salah satu peranan

penting sarana kordinasi dan komunikasi adalah untuk strategi sebagai

memberikan kesamaan arah bagi perusahaan.

c. Strategi sebagai target , konsep strategi akan di gabungkan dengan misi

dan visi untuk menentukan di mana perusahaan berada dalam masa

yang akan datang.

2.3.4. Pengertian Strategi Manajemen

Menurut Irfan Fahmi (2015) manajemen strategi didefinisikan

sebagai suatu rencana yang disusun dan dikelolah dengan

memperhitungkan berbagai sisi dengan tujuan agar pengaruh rencana

tersebut bisa memberikan dampak positif bagi organisasi tersebut secara

jangka panjang. Salah satu fokus kajian dalam manajemen strategis ingin

22
memberikan dampak penerapan konsep strategis kepada perusahaan secara

jangka panjang atau sustainable termasuk dari segi profit yang stabil.

Secara umum ruang lingkup kajian manajemen strategi sangat luas

baik dari segi internal dan eksternal. Namun secara umum ruang lingkup

kajian manajemen bergerak atas dasar pemahaman dibawah ini, yaitu :

a. Mengkaji dan menganalisis dampak penerapan manajemen strategi

kepada internal perusahaan khususnya perbaikan yang bersifat

sustainable (berkemajuan)

b. Menempatkan kontruksi manajemen strategis sebagai dasar pondasi

perusahaan dalam memutuskan setiap keputusan, khususnya keputusan

yang berhubungan dengan profit dan ekspansi perusahaan. Artinya fokus

kerja dalam pencapaian kedua sisi tersebut mengacu kepada kontruksi

manajemen strategis.

c. Menjadikan ilmu manajemen strategi sebagai base thingking dalam

membangun berbagai rencana termasuk rencana produksi, pemasaran,

personalia, dan keuangan.

David (2009:5) mendefinisikan manajemen strategis sebagai sebagai

seni dan pengetahuan dalam merumuskan, mengimenplementasikan, serta

mengevaluasi keputusan-keputusan lintas fungsional yang memampukan

sebuah organisasi mencapai tujuannya. Manajemen strategis berfokus pada

usaha untuk mengintegasikan manajemen, pemasaran, keuangan/akuntansi,

produksi/operasi, penelitian dan pengembangan, serta sistem informasi

komputer untuk mencapai keberhasilan organisasional.

23
2.4. Kerangka Pemikiran

Kerangka berpikir adalah bentuk strategi konseptual yang mengaitkan

antara teori dengan berbagai faktor permasalahan yang di anggap penting

untuk diselesaikan, sehingga dalam hal ini mengacu pada tujuan penelitian

tersebut dijalankan (Sugiyono 2014)

Kerangka berpikir digunakan sebagai dasar atau landasan dalam

mengembangkan berbagai konsep dan teori dalam sebuah penelitian.

Kerangka pemikiran merupakan penjelasan terhadap hal-hal yang menjadi

objek permasalahan dan disusun berdasarkan tinjauan pustaka dan hasil

penelitian yang relevan. “Strategi pengembangan objek wisata pantai tanjung

Langgudu Kecamatan Langgudu Kabupaten Bima “

(Gambar 2.1 Kerangka Berpikir )

Pariwisata

Pemerintah Masyarakat

Strategi Peran

Pengelolaan
Wisata

Sumber:diolah oleh peneliti

24
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti mengunakan jenis penelitian deskriptif

kualitatif Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang mengungkap fakta,

keadaan, fenomena, variabel dan keadaan yang terjadi saat penelitian berjalan

dan menyuguhkan apa adanya dengan menggunakan kalimat. Kriteria data

dalam penelitian kualitatif adalah data yang pasti atau data yang sebenarnya

terjadi sebagaimana adanya yang mengandung makna. Metode penelitian ini

digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang

mengandung makna. Makna adalah data yang sebenarnya, data yang pasti

yang merupakan suatu nilai dibalik data yang tampak.

Oleh karena itu, dalam penelitian kualitatif tidak menekankan pada

generalisasi, tetapi lebih menekankan pada makna. Generalisasi dalam

penelitian kualitatif dinamakan transferability, artinya hasil penelitian

tersebut dapat digunakan ditempat lain, manakala tempat tersebut memiliki

karakteristik yang tidak jauh berbeda (Sugiyono, 2018: 08- 09).

3.2. Lokasi Penelitian Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Karampi yang terletak di Kecamatan

Langgudu Kabupaten Bima Jalan lintas Tente Karumbu. Alasan peneliti

memilih penelitian di sini karena tempat ini merupakan kampung halaman

peneliti

25
Waktu penelitian pada bulan oktober sampai selesai. Dalam jangka

waktu berbulan-bulan.

3.3. Jenis Data dan Sumber Data

3.3.1. Jenis Data

Jenis data dalam pelaksanaan penelitian pada dasarnya dibagi

menjadi dua, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif.

a. Data kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kata, skema

dan gambar ( sugiyono 2015)

b. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data kualitatif

yang diangkatkan (sugiyono 2015).

Adapun data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini ialah data

kualitatif.

1.4.1. Sumber data

Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber dari mana data itu

didapatkan. Sumber data menurut sifat digolongkan menjadi dua yaitu:

a. Data primer adalah data dalam bentuk verbal atau kata-kata yang

diucapkan secara lisan, gerak gerik atau prilaku yang dilakukan oleh

subjek yang dapat dipercaya, dalam hal ini adalah subjek penelitian

(informan) yang berkenaan dengan variabel yang diteliti (Arikunto

2013:22)

26
Tabel.3 1 data informan

No. Informan Jumlah informan

1. Aparatur desa 5 Orang

2. Masyarakat 2 Orang

Jumlah 7 Orang

Sumber: Diasah oleh peneliti

b. Data sekunder adalah data yang tidak langsung diberikan data kepada

pengumpul data pelengkap yang berfungsi melengkapi data yang di

perlukan data primer ( Sugiyono 2016:225).

3.4. Tehnik Pengumpulan Data

a. Obvervasi

Observasi merupakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis

terhadap unsur-unsur yang nampak dalam suatu gejala pada objek

penelitian. ( widoyoko 2014: 46)

Peneliti akan mengunakan tehnik obversasi untuk mengetahui sejauh

mana strategi pengembangan objek wisata Pantai Tanjung Langgudu

Kabupaten Bima. Permasalahan yang diamati oleh peneliti ialah kurang

terawatnya fasilitas umum, belum tersedianya saranan dan prasanan objek

wisata, tidak adanya jaringan internet .

b. Wawancara

Wawancara adalah pertemuan yang dilakukan dua orang atau lebih

untuk bertukar informasi maupun suatu ide dengan cara tanya jawab

27
sehingga dapat di kerucutkan dalam sebuah kesimpulan atau makna dalam

topik tertentu (Sugiyono 2015:72).

Esterberg (2002) mengemukakan beberapa jenis wawancara yaitu

wawancara terstruktur, semi terstruktur, dan tidak terstruktur.

1. Wawancara terstruktur

Apabila peneliti atau pengumpul data sudah mengetahui dengan

pasti informasi apa yang akan diperoleh, wawancara terstruktur dapat

digunakan sebagai teknik pengumpulan data. Oleh karena itu, selama

wawancara, pengumpul data menyiapkan alat penelitian berupa

pertanyaan tertulis dan alternatif jawaban. Melalui wawancara

terstruktur ini, setiap responden diberikan pertanyaan yang sama, dan

pencatatan dilakukan oleh pengumpul data. Melalui wawancara

terstruktur ini, pengumpulan data juga dapat menggunakan beberapa

pewawancara sebagai pengumpul data. Agar setiap pewawancara

memiliki keterampilan yang sama, pewawancara perlu dilatih. Saat

melakukan wawancara, selain harus membawa alat sebagai pedoman

wawancara, pengumpul data juga dapat menggunakan alat seperti tape

recorder, gambar, brosur, dan bahan untuk membantu proses

wawancara berjalan dengan lancar.

2. Wawancara semi terstruktur

Jenis wawancara ini termasuk dalam kategori wawancara

departemen, yang sebenarnya lebih bebas daripada wawancara

terstruktur. Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan

masalah secara lebih terbuka dan untuk menanyakan pendapat dan

28
pemikiran orang yang diwawancarai di dalamnya. Saat melakukan

wawancara, peneliti hanya perlu menbawa pedoman wanwancara dan

peneliti hanya perlu mendengarkan dengan seksama dan menuliskan

kata-kata pelapor.

3. Wawancara tidak terstruktur (wawancara tidak terstruktur)

Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara independen.

Peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang sistematis dan

terstruktur secara lengkap untuk mengumpulkan data. Panduan

wawancara yang digunakan hanyalah gambaran dari pertanyaan yang

akan ditanyakan.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik wawancara

mendalam /semi terstruktur. Menurut penelitian Moleong (2005: 186)

wawancara mendalam mengacu pada proses menggali informasi yang

dalam, terbuka dan bebas yang mempunyai masalah dan fokus

penelitian serta ditujukan pada pusat penelitian. Dalam hal ini metode

wawancara dilakukan melalui daftar pertanyaan yang telah disiapkan

sebelumnya.

Dari teknik wawancara yang dikemukakan, peneliti

menggunakan teknik wawancara mendalam karena dialog dilakukan

oleh kedua belah pihak (yaitu wawancara yang menanyakan

pertanyaan dan memberikan sumber jawaban). Mengenai Strategi

pengembangan Objek Wisata Pantai Tanjung Langgudu Kecamatan

Langgudu Kabupaten Bima.

29
c. Dokumentasi adalah suatu cara yang digunakan untuk memperoleh data

dan informasi bentuk buku, arsip, dokumen, tulisan angka dan gambar

yang berupa laporan serta keterangan yang dapat mendukung penelitian

(sugiyono 2018:476)

3.5. Teknik Analisis Data dan keabsahan data

1. Tehnik analisis data

Untuk menagalisas data peneliti mengunakan metode deskritif melalui

pendekatan kualitatif dengan cara mendeskripsikan atau mengambarkan

keadaan objek peneliti yang sesunguhnya untuk mengetahui permasalahan

apa yang di hadapi oleh objek penelitian.

Menurut Sugiyono (2018) analisis data adalah proses mencari dan

menyusun secara sistematika data yang diperoleh dari hasil wawancara,

catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data

kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa,

menyusun kedalam pola-pola memilih mana yang penting dan yang akan

dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri

sendiri maupun orang lain.

Menurut Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2018) mengemukakan

bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan

berlangsung secara terus menerus sampai tuntas sehingga data mencapai

kejauhan. Aktivas dalam analisis data yaitu: data reducation, data display, dan

conclucion drawing/verification.

a. Reduksi data (data reducation)

30
Reduksi data adalah merangkum, memilih hal-hal pokok,

mengfokuskan pada hal-hal penting, dicari tema dan polanya dan

membuang yang tidak perlu. Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya

cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci.

b. Penyaji data (data display)

Penyajian data biasa dilakukan dalam bentuk uraian singkat,

bagaimana hubungan antar kategori, dan sejenisnya. Miles dan Hiberman

(Sugiyono, 2018:249) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan

untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang

bersifat naratif.

c. Verification (conclusion drawing)

Data yang diperoleh, kemudian dikategorikan. Dicari tema dan

polanya kemudian ditarik kesimpulan. Kesimpulan awal yang

dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak

ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendudukung pada tahap

pengumpulan data berikutnya.

2. Teknik Keabsahan data

Willian Wiersma (1986) mengatakan triangulasi dalam pengujian

kredibilitas diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber

dengan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber,

triangulasi teknik, triangulasi waktu (Sugiyono, 2007:273).

1. Triangulasi Sumber

31
Triangulasi Sumber Yaitu melakukan pengecekan data yang

diperoleh dari beberapa sumber. Data yang diperoleh selanjutnya

dianalisis sehingga menghasilkan suatu kesimpulan lalu diminta

kesepakatan (member check) dari 3 (tiga) sumber data (Sugiyono,

2007:274).

2. Triangulasi Teknik

Trigulasi tehnik Yaitu melakukan pengecekan data kepada sumber

yang sama tetapi teknik yang berbeda. Misalnya untuk mengecek data

bisa melalui wawancara, lalu observasi, dan dokumentasi. Bila

menghasilkan data yang berbeda, maka dilakukan diskusi lebih dalam

kepada sumber data yang bersangkutan untuk memastikan mana data

yang benar (Sugiyono, 2007:274).

3. Triangulasi Waktu

Triagulasi Data yang diperoleh dengan teknik wawancara pada pagi

hari ketika narasumber masih segar, maka akan memberikan data

lebih valid dan lebih kredibel. Selanjutnya dapat dilakukan

pengecekan dengan observasi, wawancara dalam waktu serta situasi

yang berbeda. Bila masih menghasilkan data yang berbeda, maka

dilakukan berulang-ulang sampai ditemukan kepastian datanya.

32
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran umum lokasi penelitian

4.1.1. Sejarah desa karampi

Menurut sejarah dari turun temurun Desa Karampi mempunyai

sejarah yang unik di bandingkan dengan Desa lain. Pada jaman dulu Desa

Karampi adalah lokasi pelepasan ternak oleh masyarakat Desa Rupe dan

Karumbu.

Kecamatan Langgudu dan Kecamatan khususnya Lambu desa rato

pada dari tahun ketahun membangun tempat penginapan sembari

melakukan pengarapan tanah sawah secara berpindah pindah alias ngoho

dana, dengan melihat kesajah teraan mereka, maka masyarakat lain pun

dari tahun ketahun semakin bertambah untuk bergabung dengan

melakukan penggarapan tanah dilokasi tersebut.

4.1.2. Demografi

4.1.1.1. Geografis

Desa Karampi merupakan salah satu desa dari 15 (lima belas) Desa

yang ada di bagian timur pusat kota kecamatan langgudu dengan luas

wilayah 1.456.5 Ha. Dengan jumlah penduduk 1668 jiwa yang terdiri

dari laki-laki sebanyak 810 orang, perempuan sebanyak 858 orang dan

memiliki kepala keluarga sebanyak 873 KK dengan batas wilayah:

- Sebelah Utara : Desa Teluk Waworada Kecamatan Langgudu

- Sebelah Selatan : Desa Mangge Kecamatan Lambu

33
- Sebelah Barat : Desa Rato Kecamatan Lambu

- Sebelah Timur : Desa Dumu Kecamatan Langgudu

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat Desa Karampi

pada umumnya memiliki mata pencaharian sebagai petani yang lebih

terarah pada bidang pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan,

industri dan lain-lain.

4.1.1.2. Klimatologi

Kondisi iklim sebagian besar Desa Karampi tidak jauh beda dengan

kondisi iklim kecamatan Langgudu. Secara umum dengan dua musim,

yaitu musim kemarau yang berlangsung antara bulan Juni hingga bulan

November dan musim hujan antara bulan Desember hingga April dengan

temperatur suhu rata-rata berkisaran 37 0C dan kelembaban udara

berkisar antara 30-33%, sedangkan keadaan curah hujan sebesar 35-36

mm dengan curah hujan terendah pada bulan April dan curah hujan

tertinggi pada bulan Januari.

4.1.3. Jumlah Data Satuan Desa Karampi

Berikut ini adalah klasifikasi Data penduduk Desa Karampi menurut

kelompok Laki-laki dan perempuan;

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Desa Karampi Kecamatan Langgudu


Kab. Bima Nusa Tenggara Barat
Tahun
Penduduk Desa Kangga
2018 2021
Laki laki 799 810
Perempuan 840 858
Jumlah 1.639 1.668
Sumber: Data Desa Karampi Tahun 2018-2021

34
Berdasarkan dari hasil data penduduk desa karampi dalam keterangan

tabel di atas bahwa peningkatan penduduk pertahun mencapai puluhan

penduduk, dari itu dapat dilihat dari tabel tahun 2018 sebanyak 1.639 dan

tahun 2021 sebanyak 1.668. dengan demikian bisa disimpulkan bahwa

pertumbuhan penduduk desa karampi per tahun akan melibihi data tahun

sebelumnya.

Tabel 4.2 Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Karampi Berdasarkan Hasil Data
Penduduk
Tingkat Pendidikan Jumlah
Usia 3-6 th yang masuk TK 36
Jumlah yang masih SD/tamat 271/102
Jumlah yang masih SMP/tamat 268/135
Jumlah yang masih SMA/tamat 282/152
Jumlah yang D1 D2 D3 20
Jumlah yang S1 S2 S3 125
Jumlah yang belum sekolah 237
Jumlah yang buta aksara 108
Jumlah 1.668
Sumber: Data Desa Karampi Tahun 2021

Berdasarkan dari uraian tabel diatas nampaknya penduduk desa

karampi sebagian besar masyarakatnya banyak yang mengengam dunia

pendidikan formal dibandingkan yang belum menyempatkan dirinya dalam

dunia pendidikan. Adapun yang belum masuk dalam dunia pendidikan

formal sebanyak 237 orang, dan jumlah penduduk yang buta aksara

sebanyak 108 Orang dari itu bisa disimpulkan bahwa masyarakat desa

karampi memiliki inisiatif pendidikan berdasarkan tabel keterangan.

35
Tabel 4. 3 Pembagian wilayah administrasi Dusun Desa Karampi

Banyaknya
No Dusun Luas (Km2)
Penduduk Laki– laki Perempuan
1. Nggira 883 435 448 971 (km2
2. Oi Raca 785 385 400 485,5(km2)
Sumder: Data Desa Karampi Tahun 2021

Berdasarkan uraian tabel wilayah pembagian 2 (dua) dusun desa

karampi merupakan luas terbesar wilayah dusun Nggira mencapai 971 km2

dan penduduknya mencapai 883, dari itu bisa disimpulkan bahwa dusun oi

raca lebih padat wilayahnya dibandingkan dengan dusun nggira dengan

hasil kalkulasi wilayah mencapai 485,5 km2 dan banyaknya penduduk

lebih rendah dibandingkan dengan dusun nggira dengan hitungan 785

penduduk.

Tabel 4.4 Kondisi Ekonomi Dan Pekerjaan Masyarakat Desa Karampi

No Jenis Pekerjaan Jumlah


1 Petani/ Nelayan 449
2 Buruh Tani/ Buruh Bangunan 50
3 Buruh Harian Lepas 10
4 Pedagang 5
5 Wiraswasta 3
6 PNS/ TNI/ POLRI/ Pensiunan 12
7 Guru honor daerah 7
8 Jasa angkutan (sopir) 7
9 Peternak 163
10 Tukang bangunan/ montir/ penjahit/ bengkel 5
11 Pengrajin 5
12 Guru sukarela 31
13 Belum bekerja 921
Jumlah 1.668
Sumber: Data Desa Karampi Tahun 2021

36
Dari uraian tabel diatas tergambar jelas bahwa kondisi ekonomi atau

pekerjaan masyarakat desa karampi lebih banyak yang tidak mendapatkan

pekerjaan dari pada yang sudah mendapatkan pekerjaan, adapun pekerjaan

masyarakat desa karampi bermayoritaskan petani, nelayan, peternak,

selebihnya guru honorer sebagai penunjang pendidikan.

4.1.4. Program Pembangunan Desa

Tabel. 6 Program Pembangunan Desa Karampi Periode 2019 - 2025


No Program Pembangunan Desa
Bidang Pengembangan Wilayah
1. Pekerjaan Umum
a. Peningkatan jalan ekonomi desa
b. Rehab dan pembuatan poskamling baru
c. Rehab gedung MI karampi dan gedung SDN Inpres karampi
d. Rehab dan kelanjutan pembangunan pagar sekolah
e. Pengajuan pengaspalan jalan desa
f. Pembangunan gedung TK desa karampi
g. Bolingnisasi pagar permanen desa
h. Pembuatan jembatan beton menuju persawahan pertanian
i. Pengadaan sarana APE luar kota
j. Peningkatan lapangan sepak bola karampi
k. Normalisasi sungai
l. Pembangunan pagar kuburan karampi
m. Rehab kantor dan pembangunan aula desa karampi
2. Sumber Daya Air Pertambangan Dan Energi (SDAPE)
a. Pemeliharaan saluran
b. Pengelolaan batu dan pasir
c. Pemasangan lampu jalan
d. Penambahan meteran listrik
Bidang Sosial Budaya
1. Pendidikan
a. Bantuan siswa SD tidak mampu
b. Bantuan insentif guru TK desa karampi
c. Pembentukan/ pembinaan organisasi pemuda
d. Penyadaran anak dan orangtua dan bantuan biaya sekolah
2. Kesehatan

37
a. Bantuan sarpras dan operasional posyandu
b. Penanganan kasus gizi buruk
c. Penyuluhan dan bantuan jamban keluarga
d. Bantuan pengobatan gratis masyarakat miskin
e. Pengadaan sarpras PUSTU dan Bidan Desa
f. Bantuan bagi akseptor KB implan tidak mampu
g. Penganggaran insentif kader kesehatan dan pengusulan ke
dinas terkait
h. Sosialisasi lingkungan sehat dan kesehatan reproduksi pada
akseptor KB
i. Pengangkatan kader kesehatan tiap RT
j. Pembinaan tentang makanan sehat pada masyarakat dan
sekolah
k. Pelatihan dan pembinaan TTG
l. Reorganisasi dan pembinaan pengurus PKK RT
3. Sosial
a. Pembentukan TIM penanggulangan bencana
b. Pengusulan dan bantuan rehab rumah tidak layak huni
c. Penganggaran APBD santunan anak yatim
d. Penganggaran APBD santunan orang tua jompo terlantar
e. Penganggaran APBD bantuan penyandang cacat
f. Penganggaran APBD bantuan uuntuk keluarga duka
g. Penganggaran APBD bantuan MTQ
h. Pembinaan masyarakat tentang keamanan desa dan
pengaktifan ronda malam
i. Membentuk TIM perdamaian untuk keluarga sengketa
j. Penganggaran APBD untuk kegiatan PORDES
k. Pelatihan keterampilan bagi penyandang cacat
l. Penyuluhan tentang bahaya miras
4. Keagamaan
a. Kelanjutan pembangunan Masjid Al-Ihsan dan Al-Hasanah
desa Kangga
b. Bantuan dana pemeliharaan tempat ibadah
c. Bantuan dana kegiatan Mashjid/ Mushola
d. Pelatihan manajemen remaja mashjid
e. Pembinaan baca tulis kelompok yasinan
f. Penambahan tenaga pembina kelompok yasinan
g. Pembinaan kelompok kesenian rebana
Bidang Ekonomi

38
1. Perdagangan
a. Pengusulan bantuan modal UKM
b. Pengusulan bantuan modal kelompok ekonomi
c. Penambahan modal BUMDES
d. Penguatan lembaga BUMDES
e. Pembentukan dan pembinaan kelompok ekonomi
2. Pertanian
a. Pengadaan sumur bor/ pompa
b. Pengusulan pengadaan bibit mahoni dan jati
c. Penyuluhan semua kelompok tani dan pembentukan
GAPOKTAN Desa
d. Pengusulan bantuan bibit padi, bawang merah, jagung hibrida,
kedelai
e. Pembangunan saung pertanian
f. Pengusulan bantuan saprodi bagi petani
g. Pengusulan bantuan Hand Tractor bagi kelompok tani
3. Peternakan, Perikanan, Kelautan
a. Pembinaan dan pemberdayaan kelompok Tani Ternak
b. Pengusulan bantuan dana kelompok ternak
c. Bantuan bibit ternak besar (Sapi dan Kerbau)
d. Bantuan bibit ternak kecil (Kambing, ayam, bebek)
e. Vaksinasi ternak dan unggas
Sumber: Data Desa Karampi Tahun 2021

39
4.1.5. Struktur Pemerintah Desa Karampi

Adapun bagab struktural organisasi pemerintah Desa adalah sebagai

berikut.

Gambar 2. Struktur Pemerintahan Desa Karampi

BPD Kepdes
DEDesadeddeD
Kamarudn,S.Pd Nufrin,
ESAMd
Sekdes

Firdaus, S.Pd

Kaur Ekobang
Kasi Kaur Keuangan
Pemerintah Kasi Pembinaan
Lukman S.E Muhtar
Abidin Supardin S.Sos

Kadus Oi Raca Kadus Nggira

Husen Nurdin Malik

Sumber: Struktur Desa Karampi Tahun 2018-2021

4.1.6. Visi dan Misi Desa Karampi

1. Visi

Visi adalah suatu gambaran yanga menantang tentang keadaan

masa depan yang diinginkan dengan melihat potensi dan melihat

kebutuhan Desa. Penyusunan visi desa karampi ini dilakukan dengan

pendekatan partisipatif, yang melibatkan pihak yang berkepentingan di

40
Desa karampi seperti pemerintah Desa, BPD, Tokoh Masyarakat, Tokoh

Agama, lembaga masyarakat desa dan masyarakat desa pada umumnya.

Pertimbangan kondisi eksternal di desa seperti satuan kerja wilayah

pembangunan di kecamatan langgudu mempunyai titik sektor pertanian,

dan desa karampi merupakan daerah tujuan wisata maka berdasarkan

pertimbangan di atas visi desa karampi adalah “Peningkatan

Sumberdaya Manusia Dan Sumberdaya Alam, Terwujudnya

Masyarakat Desa Yang Sejahtera, Aman Dan Damai Dalam

Peningkatan Pelayanan Prima Kepada Masyarakat”.

2. Misi

Setelah penyusunan visi juga telah ditetapkan misi-misi yang

memuat suatu pernyataan yang harus dilaksanakan oleh desa agar

tercapainya visi desa tersebut. Visi berada diatas misi dan pernyataan visi

kemudian dijabarkan kedalam misi agar dapat dioperasionalkan atau

dikerjakan. Sebagaimana penyusunan misi, misipun dalam

penyusunannya menggunakan pendekatan partisipatif dan petimbangan

potensi dan kebutuhan Desa karampi, sebagai proses yang dilakukan

maka misi desa karampi adalah:

1. Menggali potensi sumberdaya alam untuk peningkatan pendapatan

masyarakat.

2. Membangun sarana dan prasarana berbasis pada ekonomi pertanian

yang produktif dan berbasis pemberdayaan.

41
3. Meningkatkan dan memberdayakan peran wanita dan pemuda serta

taaf hidup warga miskin.

4. Membangun dan mendorong usaha ekonomi masyarakat di bebagai

sektor.

5. Menciptakan kondisi lingkungan yang kondusif dan agamais dengan

memanfaatkan ulama membangun TPA /TPQ, majelis taklim dan

jum’at khusuh.

4.2. Hasil penelitian dan pembahasan

Pada bagian ini akan di uraikan hasil dan pembahasan data yang

telah dilakukan dari penelitian di lapangan, baik dari observasi maupun

wawancara yang dilakukan mengenai Strategi Pengembangan Objek Wisata

Pantai Tanjung Langgudu. Hasil observasi maupun wawancara dokumentasi

dalam penelitian ini akan dianalisis sesuai dengan fokus penelitian yang telah

ditetapkan dan di rumusan masalah.

Strategi pengembangan Objek Wisata Pantai Tanjung Langgudu

akan dianalisa oleh peneliti dengan menggunakan teori Strategi

pengembangan mengunakan teori Gamal Suwantoro (1997:56, serta peran

masyarakat dalam mengembangan objek wisata dianalisa oleh peneliti

mengunakan teori wulansari (2009).

Dari penelitian ini dapat diperoleh hasil yang dilakukan oleh peneliti yang

kemudian diolah dan dianalisis sehingga timbul beberapa pertanyaan dengan

melakukan metode wawancara kepada beberapa informan yang telah

ditentukan.

42
oleh peneliti, yang kemudian dilakukan observasi langsung ke lokasi

penelitian.

Berikut hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti:

4.2.1. Startegi Pengembangan objek wisata

Dari hasil observasi yang di lakukan oleh peneliti di kantor Desa

Karampi bahwa ada beberapa strategi pengembangan yang digunakan

oleh pemerintah desa sesuai dengan teori yang digunakan oleh Gamal

Suwantoro (1997:56) pengembangan pariwisata di bukunya yaitu:

4.2.1.1. Strategi Promosi

Strategi promosi yang dilakukan oleh pemerintah Desa Karampi

yaitu: “melakukan promosi dengan mengunakan media sosial

seperti fecebook”.

Media promosi yang dilakukan oleh pemerintah desa.

(sumber: fecebook pantai tanjung langgudu)

43
Adapun hasil Wawacara yang dilakukan dengan pabak Nurdin

Maliki ialah sebagai berikut:

“Menurut saya objek wisata tanjung langgudu ini bisa menarik

banyak perhatian para wisata karena sangat bagus sekali. bisa

dilihat dari segi objek wisatanya yang sangat bagus dan

memanjakan mata dan bisa menenangkan pikirin ketika lagi suntuk

Dan Para wisatawan yang datang ke pantai tanjung langgudu ini

kebanyakan responnya sangat beragam misalnya orang-orang

yang datang untuk camping, anak-anak pramuka dan wisatawan

lainya, Banyak dari mereka yang memuji keindahan pantai

tanjunglanggudu.

Begitu pula dengan hasil Wawancara yang di lakukan bapak

firdaus S.pd Selaku sekretaris desa karampi yaitu:

“strategi ini udah lumayan efektif karena dengan banyaknya

pengunjung yang datang maka akan semakin banyak orang yang

mengenal objek wisata pantai tanjung langgudu. karena dengan

adanya pemasaran yang baik maka minat wisatawan akan semakin

besar untuk mengunjungi objek wisata tersebut.”dengan adanya

media promosi seperti ini maka pengunjung akan mengetahui

objek wisata tersebut.”Cuman sayangnya untuk jaringan internet

di desa ini sangat susah sehingga sedikit memperhambat promosi

melalui media sosial.

44
Melalui pemaparan dari hasil dari wawancara di atas dapat di

simpulkan bahwa strategi ini cukup berhasil terbukti dari

banyaknya wisatawan lokal yang semakin banyak berdatangan

ketempat objek wisata pantai tanjung langgudu ini.

4.1.2.2. Strategi Pengelolaan Sarananan dan prasarana Umum.

1. Tranportasi darat dan laut.

Akses jalan menuju lokasi dalam bentuk aspal dengan

kondisi jalan cukup baik dan mengunkan perahu.

2. Tempat parkir.

Saranan untuk tempat parkir belum tersedia.

3. Akses komunikasi

Sistem komunikasi jaringan internet tidak terlalu baik.

Hasil wawancara dengan dengan pabak Nufrin Md selaku

kepala desa karampi sebagai berikut.

“Untuk strategi pengeloaan sarana dan praranan ini


sebenarnya sudah berjalan sesuai dengan rencana. Tapi masih
ada beberapa yang belum terlaksana. yang maksimal itu hanya
ada beberapa strategi yang berjalan”. (wawancara, tgl 3 januari)

Dan di kuatkan lagi dengan hasil wawancara yang dilakukan

pada hari rabu tanggal 3 januari pukul 8:50 dengan Ibu Nusiah

S.Pd selaku masyarakat yaitu:

“strategi yang di terapkan oleh PEMDES tidak berjalan


lancar karena masih banyak yang tidak terlaksana seperti tidak
adanya akses komunikas, tempat parkir wc dan lainya
sebahgainya.

45
Dari hasil wawancara diatas dapat saya simpulkan bahwa

pernyataan dari bapak Nuhfid Md dan ibu Nusiah Spd ialah :

strategi penggeloaan saranan dan prasaran belum maksimal dan

masih banyak yang tidak terlaksana.

Ditambah lagi degan hasil wawancara yang dilakukan hari

jum’at pada tanggal 06 pukul 09:00 dengan Bapak Lukman S.E.

selaku kaur keuangan desa karampi.

“Strategi ini mungkin startegi paling di perlukan karena di


objek wisata pantai tanjung langgudu belum terlalu ada saranan
dan prasaranan yaang memadai.
Dari pernyataan di atas dapat di simpulkan bahwa jumlah

wisatawan yang berkunjung ke objek wisata pantai tanjung

langgudu ini belum terlalu banyak.

1.2.2. Peran Masyarakat Dalam Mengembangkan Objek Wisata

Peran menurut wulansari (2009) di artikan sebagai konsep tentang apa

yang harus dilakukan oleh induvidu dalam masyarakata, sejalan dengan

pengertian tersebut paul dan Cheester (1993) mengartikan peran sebaga

prilaku yang di harapkan dari seseorang yang memiliki status. dari

pemahaman tersebut haketnya merupakan tindakan sesorang yang di

lakukan terkait dengan kedudukannya dalam suatu struktur sosial.

Adapun peran masyarakat dalam mengembagkan objek wisata pantai

tanjung langgudu ialah sebagai berikut:

“Ikut serta melestarikan atau menjaga tempat wisata yang ada dengan

menjaga kebersihan dan melakukan promosi”

46
Kegiatan gotong royong membersihkan pantai yang dilakukan oleh

masyarakat desa karampi

( sumber: diolah oleh peneliti 2022)

Dari hasil wawancara yang di lakukan pada hari kamis

pada tanggal 4 pukul 13:40 dengan Siti Nurbaya S.Pd

“Kalau terkait dengan tindakannya, Yaa masyarakat harus aktif


dalam mengembangkan potensi wisata untuk dijadikan objek wisata
kemudian masyarakat juga harus aktif dalam mengembangkan
pariwisata dan mendorong terlaksananya pariwisata dengan tidak
terlibat langsung.”

Begitu pula yang di tuturkan oleh Ibu Hawariah S.Pd pada hari jum,at

tanggal 6 januari 2021 pukul 03:00 WITA.

“yaa masyarakat harus dilibatkan dalam pengembangan objek


wisata sehingga masyarakat dijadikan aktor utama mulai dari tahap
identifikasi masalah hingga tahap penyelenggaraan desa wisata,
misalnya masyarakat kan merupakan bagian integral dari desa
sehingga dalam berbagai bentuk kebijakan pembangunan yang ada
di desa harus di ketahui sejak dari awal.

47
BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti maka

dapat di simpulkan bahwa permasalahan yang ada di objek wisata pantai

tanjung langgudu kurangnya alat tranportasi laut berupa perahu penumpang

kapasitas besar, rusaknya jalan yang menuju objek wisata pantai tanjung

langgudu, tidak tersedianya jaringn internet.

Adapun Strategi pengembangan objek wisata pantai tanjung langgudu

yaitu:

1. Strategi pengembangan objek wisata pantai tanjung langgudu

a. Strategi promosi

b. Startegi pengeloaan saranan dan prasaranan umum.

2. Peran masyarakat dalam mengembangkan objek wisata

“Ikut seta melestarikan atau menjaga tempat wisata yang ada di dengan

cara melakukan promosi, menjaga kebersihan dan kenyamana para

wisawatan”.

5.2. Saran

Berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti lakukan mengenai

strategi pengembangan objek wisata Pantai tanjung langgudu kecamatan

langgudu kabupaten bima di harapkan:

a. Pemerintah harusnya lebih memerhatikan lagi saranan dan

prasaranan seperti Wc umum, musollah dan prasaranan lainnya.

48
Karena dengan adanya saranan dan prasaranan akan membuat objek

wisata pantai lebih berkembang lagi.

b. Pemerintah desa seharusnya tetap melakukan pendataan agar

mengetahui berapa saja jumlah pengujung atau wisatawan yang

datang.

c. Standarisasi keamanan seharusnya seharusnya di perhatikan agar

kedepanya membuat wisatawan nyaman untuk berkunjung lagi ke

objek wisata.

49
DAFTAR PUSTAKA

A.J. Muljadi, (2009). Kepariwisataan dan perjalanan . Jakarta. Penerbit PT Raja


Grafindo Persada
Abdul Manap. 2016. Revolusi Manajemen Pemasaran. Edisi Pertama, Mitra :
Yogyakarta
Andi Mappi Sammeng. 2001:30. Cakrawalan Pariwisata. Jakarta; Balai Pustaka
Arif, M., & Syam, A. (2017). Strategi Pengembangan Objek Wisata Pantai
Sumedang Di Kecamatan Ranah Pesisir Kabupaten Pesisir Selatan. Jurnal
Kepemimpinan dan Pengurusan Sekolah, 2(2), 191-200.
Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta
Chafid, Fandell “Potensi Obyek Wisata Alam Indonesia” 2000. Dasar-dasar
Manajemen Kepariwisataan Alam. Yogyakarta: Liberty dalam Organisasi.
Yogyakarta: MedPress
David, Fred R. 2009. Manajemen Strategis Konsep, Buku 1. Penerbit Salemba
Empat. Jakarta.
David, Fred R. Dan Forest R. David. 2015. “Manajemen Strategik”. Jakarta:
Salemba Empat.,
Eko Putro Widoyoko. (2014). Penilaian Hasil Pembelajaran di Sekolah.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Esterberg, Kristin G, 2002 :Qualitative Methods Ins Social Reserch, Mc Graw
Hill, New York.
Fahmi, Irham, Manajemen Strategis Teori dan Aplikasi, Bandung: Alfabeta, 2015
Fandeli Chafid dan Nurdin M (2005) Perkembangan Ekowisata berbasis
konservasi di Taman Nasional. Yogyakarta : Gajah mada universty press.
Hax, A. C, dan Majluf, N. S., 1991. Konsep Dan proses Strategi : A pramagtis
Pendekatan Edisi 1, London.
Ismadanti. 2010. Pengantar Pariwisata. Gransido: Jakarta
J. Damanik dan H. F. Weber. 2006. Perencanaan Ekowisata: Dari Teori ke
Aplikasi. Yogyakarta: Penerbit Andi dan Pusat Studi Pariwisata
(PUSPAR) UGM.
Kanom. 2015. Strategi Pengembangan Kuta Lombok Sebagai Destinasi Pariwisata
Berkelanjutan Tesis. Program Studi Kajian Pariwisata. Universitas
Udayana.

50
Kurniawan, Fitri Lukiastuti dan Hamdani, Muliawan, 2000. Manajemen Stratejik
Kurniawan, Fitri Lukiastuti dan Hamdani, Muliawan, 2000. Manajemen Stratejik
dalam Organisasi. Yogyakarta: MedPress.
Lawson dan Band Bovy (1977), Mathieson dan Wall, 1982:31).dalam Pitana Gde
dan Gayatri Putu G. (2005). Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta: ANDI.
M. Grant, Robert, 1999 Analisis Strategi kompetator, terjemahan Thomas
Secokusumo, ed, 2., Jakarta : Erlangga.
Maharani, Dedi Prasetya. 2014. PENGEMBANGAN POTENSI PARIWISATA
Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur (Studi Kasus: Pantai
Lombang), Jurnal Politik Muda, Vol. 3 No. 3, Agustus-Desember 2014,
412-42.
Mario Barreto dan Ketut Giantari, 2015.”Strategi Pengembangan Objek Wisata
Air Panas Di Desa Marobo, Kabupaten Bobonaro Timor Leste”, E-Jurnal
Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana Bali, Vol.4:11.2015.
Menefe, Janri D., and Tuty Setyorini. “Pemasaran pariwisata melelui strategi
objek Wisata Alam,seni dan budaya.” jurnal bisnis dan manajemen Islam,
2016:104-105
Mintzberg, Henry.dkk, 2003. The Strategy Process. Edisi Keempat. New Jersey:
Moleong, Lexy. (2005). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung PT Remaja
Rosdakarya.
Mukhsin, Dadan.“strategi pengembangan kawasan pariwisata gunung
galunggunga (Studi pada kecamatan sukarateu Kabupaten tasikalaya”
jurnal perencanaan wilayah dan kota,n.d:2,
Nalayani, N. N. A. H., and Ni Nyoman Ayu. "Evaluasi dan Strategi
Pengembangan Desa Wisata di Kabupaten Badung, Bali." Jurnal Master
Pariwisata (JUMPA) 2.2 (2016): 189-198.
Nyoman . S .Pendit 2002. Ilmu pengantar pariwisata .Jakarta: Pradya Paramita
Nyoman, S. Pendit. 2003. Pengantar ilmu Pariwisata. Jakarta: PT. Prannya
Paramita.
Paluvi, ratna indah. “strategi pengembangan wisata bahari desa namu guna
mendukung ekonomi masrarakat sekitar wisata.”jurnal Manajemen
IKM,2019:9.
Prasetyo, Eko. 2014 Data Mining. Yogyakarta: Andi Offset
Rangkuti, Freddy.2008.Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta:
PT. Gramedia Pustaka utama.

51
Sugiyono (2015). Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods). Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono, 2009, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
PT Alfabet.
Sugiyono. 2003. Metode Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
Dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Suwantoro Gamal .2004. Dasar-dasar pariwisata . Penerbit Andi Yogyakarta
Suwantoro, Gamal. 1997. Dasar-dasar dan perkembangan Pariwisata. Yogyakarta:
Andi.2003
Undang-Undang Rebuplik Nomor 10 Tahun 2009 Bab 1 Pasal 4 Tentang
Kepariwisataan
Widoyoko, Eko Putra. 2014. Tehnik Penyusunan Instrumen Penelitian.
Yogyakarta: pustaka Pelajar.
Yoeti , Oka, A. 1996. Pengantar ilmu pariwisata . Penerbit Angkasa Bandung.
Yoeti, Oka A. 1991. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: ANGKASA.
Yunus, Eddy 2016. Manajemen Strategis. Yogyakarta: Andi Offset.

52

Anda mungkin juga menyukai