"PENGEMBANGAN KAWASAN
WISATA PESISIR TALANG SIRING DI
KABUPAREN PAMEKASAN"
Perencanaan Dan Pengelolaan Wilayah Pesisir
OLEH :
EKA VINA AMALIA PUTRI (08171015)
Dosen Pengampu:
I. DATA JURNAL......................................................................................................... 1
II. ISI JURNAL SECARA UMUM............................................................................... 1
III. LATAR BELAKANG ISU .................................................................................... 2
IV. ARGUMENTASI TERHADAP ISU .....................................................................2
V. PERBANDINGAN DENGAN JURNAL LAIN .....................................................4
VI. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN JURNAL ..................................................5
VII. REKOMENDASI................................................................................................... 6
LAMPIRAN
.
I. DATA JURNAL
Isu jurnal secara umum yaitu mengenai Kawasan pesisir Talang Siring yang
terletak di Desa Montok dan Kaduara Barat, Kecamatan Larangan, Kabupaten
Pamekasan. Kawasan wisata pesisir Talang Siring memiki potensi wisata sebagai
daya tarik bagi wisatawan diantaranya pantai Talang Siring, Makam Joko Tarub,
Perahu nelayan, kesenian Saronen, pusat oleh-oleh khas Madura, petik laut dan hutan
mangrove sebagai penyangga wisata pantainya. Banyak potensi yang dimiliki
Kawasan pesisir Talang Siring yaitu potensi aspek ekonomi, lingkungan, wisata,
budaya, kearifan lokal dan lain-lain. Potensi tersebut juga dapat mendorong
meningkatnya perekonomian daerah sekitar, hal ini karena pariwisata merupakan
ujung tombang dari kemajuan perekonomian.
Namun, potensi-potensi yang dimiliki Kawasan Pesisir Talang Siring masih
belum dimanfaatkan dan dikembangkan secara maksimal. Belum adanya pengelolaan
yang baik walaupun memiliki banyak potensi wisata mengakibatkan objek-objek
wisata yang seharusnya dapat dikembangkan menjadi terabaikan dan tidak terpelihara
sehingga terjadi penurunan kualitas lingkungan. Dari penurunan kualitas lingkungan
tersebut menyebabkan menurunnya daya tarik dari objek-objek wisata di Kawasan
pesisir Talang Siring hingga mengakibatkan terjadinya penurunan jumlah pengunjung.
Potensi dan masalah tersebut perlu untuk diteliti untuk mengembangkan kawasan
wisata pesisir Talang Siring. Dilakukan beberapa tahapan mengidentifikasi dan
menganalisa potensi wisata dan keterkaitan masing-masing potensi serta menentukan
faktor pendukung pengembangan wisata untuk menemukan solusi dala upaya
pengembangan dan pemanfaatan potensi wisata yang ada di pesisir Talng Siring.
.
1
Teknik analisa yang digunakan untuk mencapai tujuan dan sasaran antara lain
menggunakan metode analisa deskriptif theoretical dan Analisa Scoring (Pembobotan
dengan skala likert), analisis empirical analytic serta dilanjutkan analisa delphi
bertujuan untuk menentukan konsensus group untuk faktor pendukung, analisis
deskriptif theoritical dan analisis triangulasi untuk merumuskan konsep
pengembangan. Penelitian ini menghasilkan tiga zona pengembangan, yaitu zona inti,
pendukung dan konservasi. Dengan penanganan konsep pariwsata Bahari yang harus
dilakukan antara lain meningkatkan daya tarik utama dengan penambahan jenis sajian
atraksi wisata khususnya di zona inti wisata, mempertahankan kelestarian lingkungan
dengan rehabilitasi kerusakan lingkungan, ketersediaan fasilitas pendukung dan
penunjang khususnya di zona pendukung wisata serta menjalin linkage kawasan
dengan obyek wisata lain yang dilakukan kerja sama antara masyarakat dengan
wisatawan agar obyek wisata yang belum berkembang mendapatkan dampak dari
wisata utamanya.
.
2
memiliki potensi sumber daya yang sangat besar. Wilayah tersebut telah banyak
dimanfaatkan dan memberikan sumbangan yang berarti bagi peningkatan taraf hidup
masyarakat di kawasan pesisir dan juga sebagai penghasil pendapatan daerah yang
sangat penting. Salah satu potensi kawasan pesisir, yakni sebagai pengembangan
kawasan pariwisata (Fauzi, 2009). Sehingga dapat dikatakan bahwa dari
pengembangan kawasan wisata pesisir Talang Siring akan meningkatkan
potensi-potensi seperti pariwisata, budaya dan terutama potensi ekonomi.
Daya tarik wisata yang dimiliki Kawasan pesisir Talang Siring dapat
diketahui dari wisatawan yang berkunjung untuk tujuan wisata seperti berlibur
bersama keluarga, menikmati pemandangan indah, beribadah dan mengetahui
masyarakat Madura khususnya masyarakat pesisir Talang Siring. Namun karena
belum adanya upaya pemanfaatan dan pengelolaan objek-objek wisata secara
maksimal mengakibatkan objek-objek wisata yang seharusnya dapat dikembangkan
menjadi terabaikan dan tidak dipelihara. Hal tersebut menyebabkan jumlah
pengunjung wisata di kawasan pesisir Talang Siring setiap tahunnya mengalami
ketidakstabilan jumlah pengunjung. Berdasarkan jumlah pengunjung yang diperoleh
dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pamekasan tahun 2012,
mengalami penurunan dari 17785 wisatawan pada tahun 2010 menjadi 17325
wisatawan pada tahun 2012. Sehingga untuk mengembangkan kawasan wisata pesisir
Talang Siring perlu dilakukan penanganan dan membuat sistem pengelolaan yang
maksimal.
Untuk melakukan pengelolaan dan pengembangan objek wisata kawasan
pesisir Talang Siring dibutuhkan suatu metode atau analisa data yang jelas agar dalam
pelaksanaan pengembangan pariwisata dapat dilakukan dengan baik. Pada jurnal ini
teknik analisa yang akan digunakan untuk mencapai tujuan dan sasaran antara lain
dengan menggunakan metode analisa deskriptif theoretical dan Analisa Scoring
(Pembobotan dengan skala k likert), empirical analytic, analisa delphi bertujuan untu
menentukan konsensus group untuk faktor pendukung, analisis deskriptif theoretical,
analisis triangulasi. Hal tersebut dilkukan agar dalam merumuskan kajian
permasalahan dapat mengetahui secara pasti dan lengkap mengenai faktor-faktor apa
saja yang dapat mendukung pengembangan kawasan ini.
Berdasarkan hasil analisa sasaran yang terdapat pada jurnal mengenai faktor
pendukung dalam pengembangan kawasan wisata pesisir Talang Siring yaitu
peningkatan jenis atraksi yang unik dan khas di setiap wisata, peningkatan kesadaran
.
3
masyarakat untuk tertib membuang sampah pada tempatnya,tidak merusak bangunan
wisata, Ketersediaan aksesibiltas tinggi seperti diadakannya angkutan umum khusus
untuk wisatawan menuju ke obyek wisata, ketersediaan fasilitas penunjang dan
pendukung serta utilitas di setiap wisata sebagai kebutuhan terhadap pengembangan
kawasan wisata pesisir dan peningkatan (daya tarik wisata utama, pusat fasilitas
pelayanan pendukung industri parawisata, aksesibilitas (jalur penghubung antar obyek
wisata) sebagai faktor spasial dalam pengembangan pariwisata di kawasan wisata
pesisir Talang Siring. Dari faktor penunjang dan pendukung tersebut, maka harus
dilakukan pembangunan dan penambahan fasilitas sarana dan prasarana, sarana
transportasi agar mempermudah aksesibilitas menuju tempat wisata dan membuat
wisatawan merasa nyaman.
Dalam pengembangan kawasan pesisir Talang Siring ini semua stakeholder
harus saling terlibat tidak hanya pemerintah saja, tetapi juga masyarakat. Seperti yang
disebutkan Effendi (2010: 114), ada tiga pilar pokok yang mendukung kemampuan
dalam melaksanakan Good Governance yakni pemerintah (the state), masyarakat sipil
(civil society), dan pasar atau dunia usaha, oleh karena itu sudah selayaknya jika
pemerintah Kabupaten Pamekasan mengembangkan hubungan kemitraan dengan
pihak swasta dan masyarakat untuk berpartisipasi aktif terhadap pembangunan.
.
4
Strategi pengembangan mengunakan metode analisis SWOT dengan melihat kekuatan,
kelemahan dan ancaman yang ada dalam pengembangan pariwisata pesisir di Desa
Bentung. Kemudian pada jurnal pembanding melakukan pembuatan peta rencana
pengembangan wisatanya dan menggunakan empat pilar strategi pengembangan
pariwisata nasional yaitu destinasi pariwisata, industri pariwisata, pemasaran
pariwisata dan kelembagaan pariwisata.
VII. REKOMENDASI
.
5
VII REKOMENDASI
.
6
stakeholder yang terlibat seharusnya tidak membuat pemerintah daerah
melakukan pengelolaan secara otoriter. Meskipun sebagai stakeholder yang
mempunyai otoritas terhadap pengelolan kawasan pesisir, namun dalam
pelaksanaan pengelolaannya melibatkat berbagai stakeholder yang terkait. Agar
pengelolaan pariwisata pesisir dapat berjalan harmonis dan berkelanjutan. Dan
pemerintah seharusnya lebih tanggap terhadap kawasan-kawasan yang memiliki
proritas untuk dikembangkan dan dimanfaatkan.
Rekomendasi untuk Masyarakat
Pengembangan wisata membutuhkan partisipasi masyarakat dalam proses
pelaksanaannya, untuk itu masayarakat yang berada di Kawasan Pesisir
Kabupaten Pamekasan dapat berpartisipasi dalam menjaga kelestarian pantai.
Kemudian dalam pelaksanaannya, masyarakat juga dianjurkan untuk ikut
melindungi ekosistem mangrove yang ada dengan tidak menebangi mangrove dan
merubahnya menjadi areal pertambakan, agar kondisi pantai dapat tetap terjaga
dan menghindari laju abrasi di kawasan wisata pantai.
.
7
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-215
yang berdasarkan daya tarik wisata kawasan yang didominasi sanak saudara, melarikan diri dari kegiatan sehari-
perairan dan kelautan yang dapat menikmati keindahan dan hari.
keunikan daya tarik wisata alam di wilayah pesisir dan laut F. Konsep Hospitality Service dan Travel Experience
dekat pantai serta kegiatan rekreasi lain yang menunjang.
Pelaksaan wisata bahari yang berhasil apabila memenuhi Dalam pengembangan pariwisata, ada dua hal yang harus
terpenuhi diantaranya adalah hospitality service dan travel
berbagai komponen antara lain kelestarian lingkungan alam,
experience. Hospitality service dalam suatu pengembangan
kesejahteraan penduduk sekitar obyek wisata, serta kepuasan
wisata dapat didefinisikan sebagai suatu pelayanan
pengunjung yang menikmati [5]. keramahtamahan dari tuan rumah. Sedangkan, travel
C. Komponen Pariwisata experience adalah suatu pengalaman pejalanan pengunjung
Dalam kegiatan pariwisata komponen-komponen dalam mengunjungi kawasan wisata. Dalam travel experience
ini ditekankan pada suatu pengalaman perjalanan yang
pariwisata akan saling terkait dalm pendukung pengembangan
menarik sehingga dapat dijadikan keunggulan kawasan wisata
suatu kawasan. Komponen pariwisata dibagi atas dua faktor,
tersebut.
yaitu komponen penawaran (supply) dari pariwisata dan
komponen permintaan (demand) dari pariwisata. Sediaan
pariwisata mencakup segala sesuatu yang ditawarkan kepada III. METODE PENELITIAN
wisatawan meliputi atraski wisata, akomodasi, transportasi, Pendekatan yang dilakukan pada penelitian ini
infrastruktur, fasilitas pendukung. Sedangkan permintaan atau menggunakan pendekatan rasionalistik. Pengumpulan data
demand pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubung dilakukan melalui survei primer dan sekunder, tinjauan media
dalam permintaan pariwisata yaitu pengunjung dan dan studi literatur. Dalam pengambilan sampel dilakukan
masyarakat. dengan menggunakan metode purposive sampling untuk
D. Konsep Spasial dalam Pengembangan Kawasan Wisata mendapatkan responden berkompeten atau berpengaruh dalam
Pesisir pencapaian sasaran yang diperoleh dengan menggunakan
analisa stakeholder.
Konsep spasial dibutuhkan untuk mengetahui adanya Teknik analisa yang akan digunakan untuk mencapai
hubungan/keterkaitan antar sub-kawasan agar nantinya mudah tujuan dan sasaran antara lain dengan menggunakan metode
untuk dikembangakan. Konsep spasial pariwisata dapat dilihat analisa deskriptif theoretical dan Analisa Scoring
dalam beberapa aspek yakni tebaran keruangan daya tarik (Pembobotan dengan skala k likert), empirical analytic,
wisata, lokasi akomodasi, dan simpul jasa angkutan. Dalam analisa delphi bertujuan untumenentukan konsensus group
pengembangan suatu kawasan wisata, adanya sistem spasial untuk faktor pendukung, analisis deskriptif theoretical,
dibutuhkan untuk mengetahui secara jelas fungsi dari masing- analisis triangulasi.
masing sub-kawasan sehingga dapat dengan mudah untuk
dikembangkan. Daerah peristiwa dimodelkan juga kedalam
tiga zona, yaitu;(i)Zona inti, mengandung daya tarik wisata IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
yang menjadikan sesuatu kawasan sebagai daerah tujuan
A. Potensi Wisata Pesisir Talang Siring
wisata;(ii) Zona pendukung Langsung, merupakan pusat
fasilitas pelayanan dan daya tarik pendukung yang mendukung Kawasan wisata pesisir Talang Siring memiki potensi
industri parawisata;(iii) Zona pendukung tidak langsung, wisata sebagai daya tarik bagi wisatawan diantaranya pantai
merupakan daerah sekitar yang masih terkena dampak dari Talang Siring, Makam Joko Tarub, Perahu nelayan, kesenian
kawasan wisata secara tidak langsung [6]. Saronen, pusat oleh-oleh khas Madura, petik laut dan hutan
mangrove sebagai penyangga wisata pantainya.
E. Wisatawan dan Tipologi Perjalanan Potensi wisata ini memeliki jenis atraksi dan keunukan
Wisatawan adalah orang yang melakukan perjalanan wisata antara laian wisata pantai Talang Siring yang memiliki
wisata (tourist). Tipologi perjalanan wisata dapat dilihat dari jenis atraksi pemandangan indah dengan keunikan wisata
motivasi yang melatar belakangi adanya kegiatan wisata dengan ombak yang tenang dibanding dengan pantai-pantai
[1].Motivasi perjalanan dapat dibagi dalam beberapa kategori lain yang ada di Madura serta letak yang strategis berada di
yaitu : jalan arteri. Pesarean Makam Joko Tarub dengan jenis atraksi
1. Motivasi fisik yang bertujuan untuk istrahat fisik, wisata yang berupa makam sang legenda sebagai tempat
rekreasi pantai, olah raga, dan hiburan yang membuat berziarah untuk berkah dengan keunikan wisata mempunyai
tubuh tidak tegang. sejarah yang unik dimana Joko Tarub ini memiliki istri
2. Motivasi budaya yang bertujuan untuk mengetahui bidadari yang cantik yang berasal dari kahyangan, potensi
tempat lain, misal seni, adat-istiadat, agama dan tari- wisata lainnya seperti kesenian saronen yang meruapakan
tarian. pertunjukan kelompok music denga keunikan jenis musiknya
yang khas dan alat music yang khas, oleh-oleh khas Madura
ini berupa petis dan ikan kering yang dihasilkan oleh nelayan
dan masyarakat desa Montok & Kaduara Barat yang keunikan
dari serangkain proses menjadi hasil olahan singkat cerita istri
3. Motivasi antar pribadi yang bertujuan untuk nelayan selalu berias cantik disaat menunggu kepulangan sang
bertemu dengan orang lian, mengunjungi teman, suami sehabis berlayar, moment inilah yang dijadikan sebagai
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-217
keunikan karena banyak masyarakat yang memotret moment- wisata ini memang belum dikelola dengan baik sehingga
moment tersebut. Sedangkan prahu nelayan disewakan kepada terjadi ketidakstabilan jumlah pengunjung.
wisatawan yang ingin menikmati keindahan alam pantai Apabila melihat dari tipologi perjalanan wisatawan,
dengan keunikan perahu yang dihiasi oleh lampu-lampu dan Banyak wisatawan yang berkunjung ke wisata pantai Talang
khiasan lainnya, dan petik laut ini meruapakan tradisi budaya Siring yang merupakan wisata utama di kawasan wisata
masyarakat pesisir nelayan dengan menampilkan hiburan pesisir Talang Siring kemudian mengunjungi wisata
music, pengajian dan acara pucak larung sesaji dengan pendukung seperti oleh-oleh khas Madura, menyewa perahu
keunikannya para nelayan menabur Bungan ke laut sambil nelayan dan menikmati kesenian tradisional masyarakat
melepas perahu buatan dan pelapah pisang yang diberi bunga, kawasan Talang Siring. Tidak hanya pantai wisata utama
yang terakhir mangrove, keberadaan mangrove ini melindungi pantai Talang Siring saja yang memiliki keterkaitan dengan
wisata pantainya. wisata lainnya, wisata utama pesarean Joko Tarub juga
Dari potensi wisata tersebut kemudian melakukan memiliki keterkaitan dengan wisata lainnya, hal ini dilihat dari
penetapan hierarki potensi dengan pembobotan potensi wisata tipologi perjalanan wisatawan yang diamati oleh peneliti.
yang lebih berpotensi untuk dikembangkan yang ada di Banyak wisatawan yang berkunjung ke wisata religi Makam
kawasan wisata pesisir Talang Siring dengan pembobotan Joko Tarub kemudia wisatawan singgah untuk menikamtai
potensi wisata yang paling berpotensi untuk dikembangkan. pemandangan ke pantai Talang Siring begitu juga sebalikanya,
Pada pembobotan tersebut dipakai analisa skoring dengan ada juga yang berkunjung ke wisata pendukung seperti ke
menggunakan pembobotan skala likert. Berdasarkan hasil oleh-oleh khas Madura untuk membeli makanan khas yang
kuisioner didapat hasil pembobotan : diproduksi sendiri oleh masyarakat kawasan Talang Siring
Tabel 1.
yang berupa petis udang, petis ikan dan ikan kering.
Pembobotan Potensi Wisata
No Potensi Wisata Skala Bobot Faktor
1 2 3 Total
1 Pantai Talang 0 2 8 10 2,8
Siring 0 4 24 28
2 Pasarean Joko 0 5 5 10 2,5
Tarub 0 10 15 25
3 Kesenian 0 10 0 10 2,0
Saronen 0 20 0 20
4 Oleh-oleh khas 0 9 1 10 2,1
Madura 0 18 3 21
(Penghasil Petis
dan Ikan Kering)
5 Mangrove 8 2 0 10 1,2
8 4 0 12
6 Perahu Nelayan 0 10 0 10 2,0
0 20 0 20
7 Petik Laut 2 8 0 10 1,8
2 16 0 18 Gambar. 1. Peta Linkage Obyek
Sumber : Hasil Analisa, 2013
Dari penjelasan diatas didapat dua potensi yang memiliki C. Faktor-Faktor Pendukung dalam Pengembangan
nilai tertinggi, yaitu pantai Talang Siring dan makam Joko KawasanWisata Pesisir Talang Siring
Tarub. Wisata pantai Talang Siring merupakan tempat Untuk mengetahui faktor pendukung dalam
kegiatan utama yang dikunjungi oleh wisatawan yang pengembangan kawasan wisata pesisir Talang Siring dengan
dijadikan sebagai wisata utama di kawasan pesisir Talang menggunakan variabel dengan hasil analisa dapat dilihat dari
Siring dan yang lain sebagai wisata pendukung, dan hutan tabel 2.
mangrove sendiri memang tidak diperuntukan untuk
Tabel 2.
wisatawan melihat dari fungsinya sebagai daerah konservasi.
Faktor pendukung dalam pengembangan kawasan wisata
B. Keterkaitan antar Potensi wisata di Kawasan Wisata pesisir Talang Siring
Pesisir Talang Siring Variabel Kondisi Eksisting Faktor Penting
Jenis atraksi belum adanya event-event Peningkatan jenis
Untuk keterkaitan antar obyek wisata dapat diketahui wisata dari potensi wisata seperti atraksi yang unik dan
melalui karakteristik wisatawan serta partisipasi masyarakat permaianan serta khas di setiap obyek
terhadap potensi-potensi wisata yang dimiliki oleh setiap minimnya operasional wisata yang masih
obyek wisata di kawasan pesisir Talang Siring. Rata-rata asal dalam pertunjunkan belum berkembang
wisatawa yang berkunjung berasal dari wisatawan nusantra budaya
yang memiliki tujuan wisata antara lain untuk berlibur
bersama keluarga, menikmati pemandangan indah, beribadah
dan mengetahui kesenian masyarakat Madura khususnya Variabel Kondisi Eksisting Faktor Penting
masyarakat pesisir Talang Siring, jumlah pengunjung wisata Kesadaran Kesadaran masyarakat Peningkatan kualitas
masyarakat dalam menjaga kesadaran masyarakat
di kawasan ini setiap tahunnya mengalami ketidakstabilan
dalam kelestarian lingkungan untuk tertib
jumlah pengunjung yang memang masalah dasarnya kawasan menjaga terbilang kurang, banyak membuang sampah
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-218
kelestarian masyarakat yang tidak pada tempatnya, tidak D. Kriteria Pengembangan Kawasan Wisata Pesisir Talang
lingkungan sadar lingkungan seperti merusak bangunan Siring
merusak bangunan wisata wisata di seluruh
dan membuang sampah obyek wisata kawasan
Berdasarkan hasil analisa sasaran sebelumnya mengenai
semabarangan pesisir Talang Siring variabel pada faktor jenis atraksi wisata, dihasilkan penjabaran
terperinci dari hasil analisa faktor-faktor pengembangan
Jenis kegiatan Minimnya kegiatan Kegiatan rehabilitasi kawasan wisata pesisir Talang Siring lalu dilakukan analisa
perbaikan perbaikan lingkungan perbaikan lingkungan deskriptif berdasarkan ketentuan kebijakan terkait kemudian
lingkungan yang dilakukan oleh disetiap obyek wisata dijadikan sebagai kriteria pengembangan kawasan wisata
masyarakat sekitar yang mengalami pesisir Talang Siring sebagai berikut :
kawasan dan pemerintah kerusakan lingkungan a) kriteria pengembangan dari kawasan wisata pesisir
terkait, dimana terlihat wisata
Talang Siring harus memiliki jenis atraksi sebagai daya
dari kondisi jalan yang
rusak.
tarik wisata alam dan budaya berupa:
keindahan alam seperti yang dimiliki oleh wisata pantai
Jenis sarana belum tersedianya Ketersediaan kebudayaan lokal yang unik dan khas seperti upacara
transpotasi ke angkutan khusus untuk aksesibiltas tinggi petik laut, budaya masyarakat tentang kepercayaan
obyek wisata wisatawan menuju ke seperti diadakannya mengunjungi Pesarean (makam) para tokoh yang di
obyek wisata yang angkutan umum anggap legendaris untuk meminta petunjuk dan berkah.
terdapat di kawasan khusus untuk b) Harus menjaga kelestarian lingkungan pesisir dengan
wisata pesisir ini. wisatawan menuju ke
displin pada lingkungan dalam artian membuang
obyek wisata yang
belum bisa dijangkau sampah pada tempatnya, tidak merusak bangunan
oleh semua jenis wisata serta dilakukannya kegiatan perbaikan
kendaraan. lingkungan wisata pesisir yang telah rusak sehingga
Ketersediaan belum tersedia fasilitas Faktor spasial dalam kondisi lingkungan wisatanya tetap terpelihara dan
fasilitas dan penunjang dan pendukung suatu pariwisata (daya terciptanya keramah-tamahan lingkungan yang asri dan
utilitas : dikawasan wisata seperti tarik wisata utama, nyaman.
Persediaan rumah makan, MCK, pusat fasilitas c) Harus terdapat Penyediaan dan peningkatan kualitas
jumlah air mushola, tempat pelayanan dan daya dan kuantitas fasilitas pendukung pariwisata seperti
bersih, penginapan, kurangnya tarik pendukung yang
hotel/penginapan, rumah makan, tempat bermain dan
Ketersediaan lampu penerangan, air mendukung industri
fasilitas bersih yang minim parawisata, hiburan, MCK, mushola dan prasarana air bersih
penunjang sehingga kebutuhan aksesibilitas (jalur dengan volume yang besar, listrik di setiap obyek
dan wisatawan tidak penghubung antar wisata sebagai penarangan dimalam hari, jaringan
pendukung, terpenuhi. obyek wisata) telekomunikasi.
Ketersediaan dilakukan d) Dalam suatu pariwisata spasial harus terdapat daya tarik
pelayanan peningkatan dari utama, dimana daya tarik utama ini dijadikan zona inti
listrik, faktor tersebut yang dalam pengembangan kawasan wisata pesisir Talang
Ketersediaan dilakukan disetiap Siring dikarenakan terdapat kegiatan utama dari para
telekomunika obyek wisata yang
wisatawan, sedangkan keberadaan pusat fasilitas
si belum berekembang
pelayanan dan daya tarik pendukung yang mendukung
Sumber : Hasil Analisa, 2013 industri parawisata dijadikan zona pendukung dan zona
pendukung tidak langsung berisikan daerah sekitar yang
Dari hasil analisa diatas dihasilkan faktor pendukung masih terkena dampak dari kawasan wisata secara tidak
dalan pengembangan kawasan wisata pesisir Talang Siring langsung.
antara lain :
E. Konsep Pengembangan Kawasan Wisata Pesisir Talang
a. Peningkatan jenis atraksi yang unik dan khas di
Siring
setiap wisata,
b. Peningkatan kesadaran masyarakat untuk tertib Pada tahap perumusan konsep pengembangan kawasan
membuang sampah pada tempatnya,tidak merusak wisata pesisir Talang Siring dilakukan dengan teknik triagulasi
bangunan wisata, yang dilakukan berdasarkan referensi, studi kasus kawasan
c. Ketersediaan aksesibiltas tinggi seperti diadakannya wisata lain yang memiliki karakteristik yang sama
angkutan umum khusus untuk wisatawan menuju ke
obyek wisata,
d. Ketersediaan fasilitas penunjang dan pendukung serta
utilitas di setiap wisata sebagai kebutuhan terhadap dan berdasarkan pengamatan empiri dilapangan sehingga
pengembangan kawasan wisata pesisir, dihasilkan untuk mengembangkan kawasan wisata pesisir
e. Peningkatan (daya tarik wisata utama, pusat fasilitas Talang Siring agar berkembang. Konsep tersebut antara lain :
pelayanan pendukung industri parawisata, a. Untuk meningkatkan daya tarik utama disetiap obyek
aksesibilitas (jalur penghubung antar obyek wisata) wisata yang belum berkembang dengan penambahan
sebagai faktor spasial dalam pengembangan jenis sajian atraksi wisata agar dapat dilihat dan
pariwisata di kawasan wisata pesisir Talang Siring. dinikmati sehingga wisatawan setelah mengunjungi
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-219
DAFTAR PUSTAKA
[1] A. Yoeti, Oka. 1985. Pemasaran Pariwisata. Bandung: Angkasa
[2] Laporan Akhir : Rencana Strategi Pengembangan Pariwisata
Kabupaten Pamekasan tahun, 2011. Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kabupaten Pamekasan
[3] Laporan Akhir : Rencana Tata RuangWilayah Kabupaten Pamekasan
tahun, 2010. Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kabupaten
Pamekasan
[4] A. Yoeti, Oka. 1996. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Angkasa
[5] Cernea, 1991 dalam Niki Eistus Lewaherilla, 2002, Pariwisata Bahari;
Pemanfaatan Potensi Wilayah Pesisir Dan Lautan, Bogor.
[6] Smith, Stephen L.J. 1989. Tourism Analysis, a Handbook. Longman
Scientific & Technical
Strategi Pengembangan Pariwisata Pesisir di Desa Bentung Kabupaten Kepulauan Sangihe ....................... (Tatali, A. A. et al)
ABSTRAK
Pengelolaan pariwisata pesisir Kabupaten Kepulauan Sangihe telah banyak diteliti namun
penelitian yang menekankan pada pengembangan potensi pariwisata pesisir desa bentung belum
dilakukan. Kabupaten Kepulauan Sangihe merupakan kabupaten bahari yang memiliki Kawasan
Strategis Pariwisata sesuai dengan PERDA Kepulauan Sangihe Nomor 15 Tahun 2008, yaitu kawasan
yang memiliki fungsi utama pariwisata atau memiliki potensi untuk pengembangan pariwisata yang
mempunyai pengaruh penting dalam satu atau lebih aspek seperti pertumbuhan ekonomi, sosial dan
budaya, pemberdayaan sumber daya alam, daya dukung lingkungan hidup, serta pertahanan dan
keamanan Desa Bentung mempuyai atraksi wisata Mairokang Beach Game (MBG) yang diselenggarakan
setiap tahun. Penelitian ini berfokus pada pengembangan atraksi wisata pesisir di Desa Bentung dengan
bentuk diversifikasi produk-produk wisata yang masih banyak selain lomba MBG. Penelitian dilakukan
pada bulan Oktober 2016 hingga Maret 2017 mengunakan metode observasi, kualitatif dan kualitatif
(campuran). Metoda analisis deskriptif dan SWOT digunakan dalam penelitian ini. Hasil penelitian
mmenunjukkan bahwa potensi sumber daya pesisir di Desa Bentung seperti terumbu karang, hutan
mangrove yang memiliki luas 2,82 Ha, keadaan hutan Mangrove tergolong dalam kondisi tidak rusak.
Potensi pariwisata pantai Desa Bentung memiliki tiga kawasan pantai yang memiliki pasir yang berbeda
yaitu Pantai Bulo, Pantai Nagha, Pantai Mairokang Bentung. MBG melaksanakan kegiatan – kegiatan
yang bernuansa budaya Sangihe dan menjadi daya tarik wisata Kabupaten Kepulauan Sangihe, lomba
ini merupakan lomba balap perahu. Hasil penelitian menyarankan perlunya fokus pembangunan sarana
dan prasarana pariwisata.
Kata Kunci: strategi pengembangan pariwisata; pesisir; Desa Bentung; Mairokang Beach Game
ABSTRACT
Management of Sangihe coastal tourism has been extensively researched; however, research
emphasizing on the development of coastal tourism potentials in Bentung Villages has yet been carried
out. The regency of Kepulauan Sangihe which is a maritime regency has a Tourism Strategic Area in
Sangihe Islands Local Regulation No. 15 Year 2008 which tell that a region that has a major function of
tourism or has potential for tourism development that has an important influence in one or more aspects
such as economic, social and cultural growth, natural resources empowerment, environmental carrying
capacity, defense and security. Bentung Village a tourist attraction such as Mairokang Beach Game
(MBG) that held annually. This study focuses on the development of coastal tourism attractions in the
village of Bentung with a diversified form of tourism products that are still many other than the MBG
competition. This research was conducted between October 2016 until March 2017 using qualtitaive and
quantitative observation method (mix method). A descriptive and SWOT analysis were used in this study.
Results of the research showed that potential of coastal resources in Bentung Village such as coral
reefs, mangrove forest has an area of 2.82 Ha and classified as undamaged. Bentung Beach tourism
has three areas that have different sand such as Bulo Beach, Nagha Beach and Mairokang Beach.
MBG carries out cultural activities of Sangihe and becomes a tourist attraction of Kepulauan Sangihe
Regency, This attraction is a boat racing competition. The research suggests the need to be focused on
the development of tourism’s infrastructure and facilities.
Keywords: tourism development strategy; coastal; Bentung Village; Mairokang Beach Game
Korespodensi Penulis:
*
Program Pasca Sarjana Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Sam Ratulangi, 53
Jl. Kampus Unsrat Bahu, Kleak, Manado
J. Kebijakan Sosek KP Vol. 8 No. 1 Juni 2018: 53-62
54
Strategi Pengembangan Pariwisata Pesisir di Desa Bentung Kabupaten Kepulauan Sangihe ....................... (Tatali, A. A. et al)
55
J. Kebijakan Sosek KP Vol. 8 No. 1 Juni 2018: 53-62
Hasil penelitian di atas mengunakan metode Desa Bentung memiliki beberapa jenis tumbuhan
penelitian observasi lapangan dengan Kondisi Mangrove (Aegiceras corniculatum, Sonneratia
tutupan karang pada stasiun II yang merupakan alba, Rhizophora apiculata, Rhizophora mucronata).
karang timbul (maritekang), rata-rata tutupan
karang 60,06% dengan kondisi tutupan karang Hasil penelitian kawasan hutan Mangrove
baik, dan kondisi kerusakan terumbu karang yaitu dengan mengunakan metode transek didapatkan
31,59%. Kondisi ini lebih baik dibandingkan dengan hasil penelitian pada dua pengamatan, bahwa
kondisi tutupan karang pada stasion I. kondisi hutan Mangorve di Desa Bentung tergolong
pada kondisi tidak rusak.
Kondisi terumbu karang yang baik pada
stasion II menjadi tempat yang baik untuk kegitana 4. Pantai
pariwisata pesisir seperti snorkeling dan diving,
tapi masih perlu peningkatan sarana prasarana Wisata pesisir tidak jauh dari wisata pantai
dalam mengembangkan kawasan ini menjadi objek dimana para wisatawan melakukan aktivitas mandi
pariwisata. dan berjemur serta main pasir dan melakukan
kegiatan olahraga di daerah pantai. Lokasi-lokasi
3. Hutan Mangrove pantai mencakup: (1) Pantai Bulo memiliki pasir
putih dengan kondisi pantai indah dan panjang; (2)
Hutan Mangrove atau yang sering disebut Pantai Nagha pasir dua warna yang menurut warga
warga sebagai bentung pahepa ini memiliki awalnya hitam tapi sekarang sudah bercampur
potensi dalam pengembangan pariwisata, luas dengan pasir putih, ini karena karang mati yang
hutan Mangrove Desa Bentung sebesar 2,82 Ha terjadi hingga munculnya pasir-pasir putih di pantai
56
Strategi Pengembangan Pariwisata Pesisir di Desa Bentung Kabupaten Kepulauan Sangihe ....................... (Tatali, A. A. et al)
tersebut, dan; (3) Pantai Mairokang atau pantai kalangan masyarakat umum (lokal). Sehingga
Desa Bentung yang merupakan lokasi kegiatan diperlukannya kesepahaman mengenai seluk beluk
lomba mairokang dan satu-satunya pantai yang kepariwisataan, dampak positif dan negatifnya dan
dihuni masyarakat. juga timbal balik antara sektor pariwisata dengan
sektor lainnya.
5. Atraksi Wisata Mairokang Beach Game
Menurut Nawawi (2005:147) secara
Sesuai dengan implementasi visi Daerah etimologis (asal kata) penggunaan kata strategi
Kabupaten Kepulauan Sangihe sebagai Kabupaten dalam manajemen sebuah organisasi diartikan
Bahari yang sejahtera dan bermartabat serta sebagai kiat, cara, dan taktik utama yang dirancang
meningkatkan potensi bahari di Kabupaten secara sistematik dalam melaksanakan fungsi-
Kepulauan Sangihe khususnya di Kecamatan fungsi manajemen, yang terarah pada tujuan
Tabukan Selatan, maka “Mairokang Beach organisasi. Berbicara tentang strategi tidak dapat
Game” (MBG) Kampung Bentung melaksanakan dipisahkan dari pengertian manajemen strategik.
kegiatan–kegiatan yang bernuansa budaya Menurut Siagian (2011:15) manajemen strategik
Sangihe. Kegiatan Lomba MBG baru berlangsung adalah serangkaian keputusan dan tindakan
yang kedua kalinya di tahun 2016, kegiatan lomba mendasar yang dibuat oleh manajemen puncak dan
MBG pertama di mulai pada Tahun 2015 dan akan diimplementasikan oleh jajaran suatu organisasi
dilaksanakan di tiap tahunnya dan rencananya dalam rangka pencapaian tujuan organisasi tersebut.
untuk tahun 2017 akan di selengarakan di Menurut David (2009:5) manajemen strategik
Bulan September, dan kegiatan ini akan terus dapat didefinisikan sebagai seni dan pengetahuan
di selengarakan pada pantai Desa Bentung dalam merumuskan, mengimplementasikan,
(Mairokang). serta mengevaluasi keputusan-keputusan lintas
fungsional yang memampukan sebuah organisasi
Kegiatan atraksi wisata Mairokang Beach mencapai tujuannya. Lebih lanjut dijelaskan bahwa
Game baru saja dimasukkan dalam kalender dalam proses manajemen strategi terdiri atas tiga
wisata di Kabupaten Sangihe. Kegiatan ini memiliki tahap, yaitu: (a) perumusan strategi; (b) penerapan
kelebihan jika dibandingkan dengan lomba yang strategi, dan; (c) penilaian strategi. Menurut
sudah masuk dalam kalender pariwisata nasional Soebagyo, 2012 pengembangan pariwisata yang
seperti lomba Manggurebe Arumbae yang hanya menunjang pertumbuhan ekonomi dapat dilakukan
terdiri dari dua kegiatan lomba balap perahu dengan memperhatikan beberapa hal sebagai
(Kertopati, 2016) : berikut:
(1) Lomba perahu tradisional atau Manggurebe (1) Perlu ditetapkan beberapa peraturan yang
Arumbae adalah lomba balapan mendayung berpihak pada peningkatan mutu pelayanan
perahu hingga batas terakhir. Satu perahu pariwisata dan kelestarian lingkungan wisata,
terdiri dari 28-31 peserta lelaki, dan; bukan berpihak pada kepentingan pihak-pihak
(2) Lomba perahu semang (bercadik), yakni tertentu. Selain itu perlu diambil tindakan
lomba balapan perahu di laut yang didayung yang tegas bagi pihak-pihak yang melakukan
oleh perempuan yang memakai pakaian pelanggaran terhadap aturan yang telah
tradisional Maluku. ditetapkan;
57
J. Kebijakan Sosek KP Vol. 8 No. 1 Juni 2018: 53-62
(3) Kegiatan promosi yang dilakukan harus (8) Sarana dan prasarana yang dibutuhkan perlu
beragam, selain dengan mencanangkan cara dipersiapkan secara baik untuk menunjang
kampanye dan program Visit Indonesian Year kelancaran pariwisata. Pengadaan dan
seperti yang sudah dilakukan sebelumnya, perbaikan jalan, telepon, angkutan, pusat
kegiatan promosi juga perlu dilakukan perbelanjaan wisata dan fasilitas lain di sekitar
dengan membentuk sistem informasi yang lokasi DTW sangat diperlukan.
handal dan membangun kerjasama yang baik
dengan pusat-pusat informasi pariwisata pada Ketika melakukan perjalanan, pasti terdapat
negara-negara lain, terutama negara-negara daerah yang dituju. Daerah inilah yang disebut
yang potensial; Daerah Tujuan Wisata. Sesuai dengan Undang-
undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun
(4) Perlu menentukan DTW- DTW utama yang 2009 Tentang Kepariwisataan, Daerah Tujuan
memiliki keunikan dibanding dengan DTW lain, Wisata yang selanjutnya disebut Destinasi
terutama yang bersifat tradisional dan alami. Pariwisata adalah kawasan geografis yang
Kebetulan saat ini obyek wisata yang alami berada dalam satu atau lebih wilayah administrasi
dan tradisional menjadi sasaran utama para yang didalamnya terdapat daya tarik wisata,
wisatawan asing. Obyek ini sangat banyak fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas,
ditemukan di luar Jawa, misalnya di daerah- serta masyarakat yang saling terkait dan
daerah pedalaman Kalimantan, Papua dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan.
lain-lain; Destinasi pariwisata harus memenuhi tiga syarat
(Yoeti, 1996), yaitu:
(5) Pemerintah pusat membangun kerjasama
dengan kalangan swasta dan pemerintah (1) Harus memiliki something to see, yaitu di
daerah setempat, dengan sistem yang jujur, tempat tersebut harus ada obyek dan atraksi
terbuka dan adil. Kerja sama ini penting untuk wisata khusus, yang berbeda dengan apa
lancarnya pengelolaan secara profesional yang dimiliki daerah lain untuk dilihat;
dengan mutu pelayanan yang memadai. (2) Harus menyediakan something to do, yaitu
Selain itu kerjasama di antara penyelenggara di tempat tersebut harus tersedia fasilitas
juga perlu dibangun. Kerjasama di antara agen untuk melakukan kegiatan reaksi yang dapat
biro perjalanan, penyelenggara tempat wisata, membuat betah wisatawan, dan;
pengusaha jasa akomodasi dan komponen-
komponen terkait lainya merupakan hal yang (3) Harus menyediakan something to buy,
sangatpenting bagi keamanan kelancaran yaitu di tempat tersebut harus tersedia
dan kesuksesan pariwisata; fasilitas untuk belanja, terutama oleh-oleh dan
barang kerajinan khas yang dapat dibawa
(6) Perlu dilakukan pemerataan arus wisatawan pulang ketempat asal oleh wisatawan.
bagi semua DTW yang ada di Seluruh
Indonesia. Dalam hal ini pemerintah juga Daya tarik wisata adalah segalah sesuatu
harus memberikan perhatian yang sama yang memiliki keunikan, keindahan dan nilai
kepada semua DTW, perhatian DTW yang yang berupa keanekaragaman kekayaan alam,
sudah mandiri hendaknya dikurangi dan budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi
memberikan perhatian yang lebih terhadap sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan.
DTW yang memerlukan perhatian lebih; Berhasilnya suatu tempat berkembang menjadi
Daerah Tujuan Wisata (DTW) sangat tergantung
(7) Mengajak masyarakat sekitar DTW agar pada tiga faktor utama (Samsuridjal & Kaelany,
menyadari peran, fungsi dan manfaat 1997).
pariwisata serta merangsang mereka untuk
memanfaatkan peluang-peluang yang (1) Atraksi:
tercipta bagi berbagai kegiatan yang dapat a. Atraksi Tempat : umpamanya tempat dengan
menguntungkan secara ekonomi. Masyarakat iklim yang baik, pemandangan yang indah
diberikan kesempatan untuk memasarkan atau tempat-tempat bersejarah
produk-produk lokal serta membantu mereka
untuk meningkatkan keterampilan dan b. Atraksi Kejadian/ Pariwisata : Kongres,
pengadaan modal bagi usaha-usaha yang pameran atau peristiwa peristiwa olah raga,
mendatangkan keuntungan; festival dan sebagainya.
58
Strategi Pengembangan Pariwisata Pesisir di Desa Bentung Kabupaten Kepulauan Sangihe ....................... (Tatali, A. A. et al)
(2) Mudah dicapai (Aksesibilitas) : Bentung seperti di tandai dengan tanda Titik-titik
berbeda warna yang tampak dalam Gambar 1:
Tempat tersebut dekat jaraknya, atau
tersedia transportasi ke tempat itu secara teratur, (1) Pantai Bulo: pantai dengan tanda warna
sering, mudah, nyaman, dan aman. putih, pantai tersebut pada lokasi-lokasi
tertentu memiliki gelombang yang cukup
(3) Amenitas: lumayan dapat setinggi 2-3 meter, sehingga
lokasi tersebut dapat dimanfaatkan sebagai
Tersedianya fasilitas-fasilitas seperti tempat
wisata selancar dan kegiatan wisata pantai
penginapan, restoran, hiburan, transportasi, lokal
lainnya.
yang memungkinkan wisatawan berpergian ke
tempat itu serta alat-alat komunikasi lainnya. (2) Pantai Nagha: lokasi yang ditandai dengan
tanda warna merah, pantai tersebut keadaan
Proses perencanaan menggambarkan perairannya lebih tenang, sehingga dapat
lingkungan yang meliputi elemen-elemen: dimanfaatkan untuk kegiatan jet ski dan
sering,
politik, fisik, mudah,
sosial, nyaman,
budaya dan aman.
dan ekonomi, sebagai banana boat, dan pemanfaatan kegiatan
komponen yang saling berhubungan dan pesisir lainnya.
saling tergantung, yang memerlukan berbagai
pertimbangan (Paturusi, 2001). Pengembangan (3) Kawasan karang Timbul (Maritekang): lokasi
potensi pariwisata di Desa Bentung memerlukan yang ditandai dengan tanda warna kuning,
(3) Amenitas:
pengembangan dalam sektor wisata alam yang kawasan ini memiliki potensi pariwisata dalam
mencakup penambahanfasilitas-fasilitas
Tersedianya sarana dan prasarana
seperti tempat terumu karang sehingga
penginapan, kegiatanhiburan,
restoran, yang dapat
pariwisata dalam rangka menarik minat wisatawan. dilakukan adalah snorkeling.
transportasi,
Dukungan lokal yang
masyarakat, memungkinkan
pemerintah daerah danwisatawan berpergian ke tempat itu serta alat-alat
(4) Kawasan Hutan Mangrove Desa Bentung:
swasta di perlukan
komunikasi lainnya.dalam pengelolaan dan lokasi yang ditandai dengan warna hijau,
pengembagan pariwisata di Desa Bentung. pemanfaatan kegiatan wisata di kawasan ini
PerencanaanProses perencanaan
pengembangan menggambarkan
wisata pesisir tersaji lingkungan
berbedayang meliputi
dengan elemen-elemen
kawasan :
wisata Mangrove
dalam bentuk kawasan wisata yang ditampilkan
politik, fisik, sosial, budaya dan ekonomi, sebagai yang lain kegiatan
komponen yang wisata
salinghutan Mangrove di
berhubungan
pada Gambar 1. Desa Bentung dengan mengunakan kayak
dan saling tergantung, yang memerlukan berbagai
dalampertimbangan (Paturusi,
menyusuri kawasan 2001).
wisata hutan
Pengembangan pariwisata Desa Bentung
Pengembangan potensi pariwisata di yang
Desa BentungMangrove.
memerlukan pengembangan dalam
memanfaatkan potensi sumber daya alam
adasektor
di Lokasi Penelitian,
wisata alam yangkarena termasukpenambahan
mencakup dalam sarana dan prasarana
Pengembangan pariwisata
kawasan wisata dalam
di Desa
desa pesisir sehingga dimanfaatkan potensi Bentung memerlukan dukungan dari semua
rangka yang
pariwisata menarik
ada minat wisatawan.
di kawasan peisisr. Dukungan
Terdapat masyarakat, pemerintah daerah dan swasta
pihak khususnya dukungan pemerintah daerah
empat kawasan pesisir
di perlukan dalamyang akan dimanfaatkan
pengelolaan dan pengembagan pariwisata
dalam persetujuan di Desa
rencana Bentung.
dan bantuan dalam
dalam pengembangan kawasan pariwisata Desa pengembangan kawasan wisata.
Perencanaan pengembangan wisata pesisir tersaji dalam bentuk kawasan wisata yang
ditampilkan pada Gambar 8.
Gambar
Gambar8.8.Rencana KawasanWisata
Rencana Kawasan Wisata PeisirDesa
Pesisir Desa Bentung
Bentung.
Figure
Figure8.8.Bentung
Bentung Coastal TourismArea
Coastal Tourism Area Plan
Plan.
Sumber: Google
Sumber: Earth
Google dan
Earth danArcGIS
ArcGIS 10.3/Source: Google
10.3/Source: Google Earth
Earth andand ArcGIS
ArcGIS 10.3 10.3
Pengembangan pariwisata Desa Bentung memanfaatkan potensi sumber daya alam
yang ada di Lokasi Penelitian, karena termasuk dalam desa pesisir sehingga 59
dimanfaatkan potensi pariwisata yang ada di kawasan peisisr. Terdapat empat kawasan
pesisir yang akan dimanfaatkan dalam pengembangan kawasan pariwisata Desa Bentung
J. Kebijakan Sosek KP Vol. 8 No. 1 Juni 2018: 53-62
60
Strategi Pengembangan Pariwisata Pesisir di Desa Bentung Kabupaten Kepulauan Sangihe ....................... (Tatali, A. A. et al)
pesisir ini dapat di lihat dari 4 kawasan pesisir Lautan Secara Terpadu. PT. Pradnya Paramita.
yang dapat dimanfaatkan sebagai kawasan wisata Jakarta.
di Desa Bentung seperti; Kawasan Terumbu
David, F. 2009. Strategic Management: Manajemen
Karang yang memiliki luas 0,391 Km2, Kawasan Strategis Konsep. Salemba Empat. Jakarta.
Mangrove dengan luas 2,82 Ha dengan memiliki
4 jenis Mangrove yang hidup di Kawasan Hutan Kertopati, L. 2016. Mengarunggi Tradisi Maluku
Mangrove Desa Bentung, Kawasan Pantai Bulo, dan dengan Manggurebe Arumbare. CNN Indonesia:
Kawasana Pantai Nagha. Lomba Mairokang Beach https://m.cnnindonesia.com/hiburan/mengarun-
Game merupakan lomba balap perahu satu-satunya gi-tradisi-maluku-dengan-manggurabe-arumbae/
(Diakses: 22 September 2017).
di Kabupaten Kepulauan Sangihe dan kegiatan ini
mendapat dukungan langsung oleh pemerintah Labesi. 2017. Distant Voices, Dinas Pariwisata Kabupaten
Kabupaten Kepulauan Sangihe dan dukungan Kepulauan Sangihe. Sangihe. 4 Menit.
masyarakat pesisir Kabupaten Kepulauan Sangihe,
untuk menunjukkan jati diri sebagai masayarakat Masyhudzulhak, D. 2011. Pengelolaan Sumber Daya
Wilayah Pesisir Dalam Perspektif Otonomi
bahari. Strategi pengembangan pariwisata pesisir
Daerah (Tinjauan Kota Bengkulu dan Kabupaten
di Desa Bentung dengan pembuatan peta rencana
Bengkulu Selatan. Proceeding Book Simposium
pengembangan wisata pesisir serta menggunakan
Nasional Ilmu Administrasi Negara Untuk
analisis SWOT, dan empat pilar strategi Indonesia. 331-339
pengembangan pariwisata Nasional, 1. Destinasi
Pariwisata, 2. Industri Pariwisata, 3. Pemasaran Muttaqin, M.F., Anggoro, S., Purwanti, F. 2015. Strategi
Pariwisata, 4. Kelembagaan Pariwisata. Pengembangan Wisata Pesisir di Kelurahan
Muarareja Kota Tegal. Management of Aquatic
Implikasi Kebijakan Resources Journal. Vol 4, No. 4, hlm 136-145.
61
J. Kebijakan Sosek KP Vol. 8 No. 1 Juni 2018: 53-62
Peraturan Perundangan:
62