DAFTAR ISI
‘
BAB I
PENDAHULUAN
I. Tujuan Percobaan
Tuhuan dilakukannya percobaan sedimentasi adalah praktikan dapat mengaplikasikan
konsep operasi sedimentasi.
II. Dasar Teori
II.1 Sedimentasi
Sedimentasi adalah pemisahan partikel dari air dengan memanfaatkan gravitasi.
Proses ini terutama bertujuan untuk memperoleh air buangan yang jernih dan
mempermudah proses penanganan lumpur. Dalam proses sedimentasi hanya partikel-
partikel yang lebih berat dari air yang dapat terpisah. Misalnya: kerikil dan pasir, padatan
pada tangki depan primer, biofloc pada tangki pengendapan sekunder, floc hasil
pengolahan secara kimia, dan lumpur ( pada pengentalan lumpur ).
Bagian terpenting dalam perencanaan unit sedimentasi adalah mengetahui
kecepatan pengendapan dari partikel- partikel yang akan dipindahkan. Kecepatan
pengendapan ditentukan oleh ukuran, densitas larutan, viskositas cairan, dan temperatur.
Untuk memperoleh data mengenai karakteristik pengendapan dari suspended solid
diperlukan percobaan di laboratorium.
Jika laju alir adalah Q dan luas permukaan sedimentasi adalah A maka:
Q/A < Vs atau A > Q/Vs
Pada bak sedimentasi dengan aliran horizontal akan ada dua komponen kecepatan yaitu:
Vso = kecepatan pengendapan, dan
Vh = kecepatan flux horizontal.
Gambar 2. 1 Skema untuk menganalisis aliran vertikal dan horizontal pada bak
pengendapan
Beberapa faktor dapat berpengaruh pada kecepatan sedimentasi, diantaranya yaitu perbedaan
densitas partikel padat dan cair, kekeruhan, ukuran partikel padat, dan daya tambahan. Semakin besar
perbedaan densitas keduanya, semakin cepat proses pengendapan. Hal ini dikarenakan gaya berat pada
partikel padat jauhlebih besar sehingga lebih mudah mengendap. Kekeruhan atau konsentrasi padatan
memberikan pengaruh yang bervariasi terhadap kecepatan pengendapan tergantung besar kecilnya
konsentrasi suspensi.
Ketika suatu partikel berada pada jarak yang cukup dari dinding wadah dan partikel lain sehingga
tidak terpengaruh antar partikel, proses ini disebut pengendapan bebas. Gangguan kurang dari 1% jika
rasio diameter partikel terhadap diameter wadah kurang dari 1:200 atau jika konsentrasi partikel kurang
dari 0.2% volume larutan. Ketika partikel padat, mengendap pada tingkat yang lebih rendah prosesnya
disebut pengendapan terhalang.
Mekanisme sedimnetasi adalah sebagai berikut ketika lumpur diendapkan oleh gravitasi menjadi
fluida jernih dan lumpur yang mengandung konsentrasi tinggi mengendap didasar fluida , proses
ini disebut juga proses sedimentasi atau biasa disebut thickening. Untuk mengilustrasikan meotde
guna menentukan kecepatan pengendapan dan mekanisme dari pengendapan, uji pengendapan
batch dilakukan dengan menempatkan konsentrasi slurry yang seragam dalam suatu siinder
bertingkat. Pada awalnya, seperti yang ditampilkan pada gambar ……, semua partikel
tersuspensi diseuruh fluida (zona B). Partikel di zona B mengendap dengan kecepatan yang
konstan di awal, dan cairan jernih mulai terpisah seperti pada gambar…. Tinggi Z menurun
dengan kecepatan konstan dan juga zona B mulai untuk terpisah yang dimana mengandung
endapan padatan didasar. Zona C adalah lapisan transisi dimana padatan yang ada di zona B
berpindah ke zona D. Setelah semuanya telah mengendap, zona B dan C menghilang serpti yang
ditunjukkan pada gambar…. . Lalu kompresi pertama kali muncul dan momen ini disebut juga
Critical Point atau titik kritis selama kompresi, cairan naik keatas dari zona D dan ketebalan
zona D menurun.
Bila suatu partikel berada pada jarak tertentu dari dinding wadah dan partikel yang lain,
dimana dinding dan partikel yang lain tersebut (dianggap) tidak berpengaruh terhadap proses
jatuhnya partikel dalam fluida, disebut pengendapan bebas (free settling). Bila partikel bergerak
dalam fluida, beberapa gaya bekerja pada partikel tersebut, yaitu gaya gravitasi yang bekerja
menekan kebawah, gaya apung yang bekerja menekan keatas, dan gaya gesek yang bekerja
berlawanan arah dengan arah gesekan. Gaya gravitasi yang bekerja kebawah besarnya:
𝐹𝑔 = 𝑚 𝑔 (1)
dimana Fg adalah gaya gravitasi (N), m adalah massa partikel (kg), dan g adalah gravitasi (m/s2).
Gaya apung yang bekerja keatas besarnya
mρ g
𝐹𝑏 = (2)
ρp
dimana Fb adalh gaya apung (N), 𝜌 adalah densitas fluida (kg/m3), dan 𝜌𝑝 adalah densitas
partikel (kg/m3). Sedangkan gaya gesek yang bekerja besarnya:
V2
𝐹 = 𝐶𝐷 𝜌𝐴 (3)
2
dimana 𝐹𝐷 adalah gaya gesek (N), 𝐶𝐷 adalah koefisien gesek (yang besarnya tergantung NRe),
𝑉 adalah kecepatan perpindahan/gerak (m/s), dan 𝐴 adalah luas penampang proyeksi partikel
(m2). Resultan dari ketiga gaya yang bekerja pada partikel tersebut menentukan arah gerak dari
partikel, apakah bergerak keatas atau kebawah, dengan percepatan sebesar:
𝑚 𝑑𝑉 𝑑𝑡 = 𝐹 𝑔 − 𝐹𝑏 − 𝐹𝐷 (4)
atau
dv mρ g V2
𝑚 =𝑚𝑔− − 𝐶D 𝜌𝐴 (5)
dt ρp 2
Dari posisi diam pada awal pengendapan, sebenarnya terjadi 2 periode proses jatuh pada
partikel, yaitu periode jatuh dengan percepatan (yang berlangsung sangat singkat) dan periode
jatuh dengan kecepatan konstan, yang disebut dengan kecepatan pengendapan bebas (free
settling velocity) atau kecepatan terminal (terminal velocity), kemudian diikuti dengan kecepatan
pengendapan terhambat (hindered settling velocity) sampai pengendapan berlangsung sempurna.
dV
Besarnya kecepatan terminal diturunkan dari persamaan (5) dengan harga = 0, sehingga
dt
2 g( ρ p−ρ)m
𝑉𝑡 = (6)
A ρ pC D ρ
Pengendapan dimana jumlah partikelnya cukup besar dan saling berpengaruh dalam
pengendapan disebut pengendapan terhambat (hindered settling). Pada kasus ini gradien
kecepatan pengendapan partikel dipengaruhi oleh kecepatan partikel lainnya, sehingga kecepatan
pengendapan keseluruhan menjadi lebih lambat. Disamping itu, karena jumlah partikel yang
bergerak (turun) lebih banyak, maka cairan yang terangkat (terdesak) ke atas juga cukup banyak,
dan ini juga menghambat kecepatan turun partikel.
Pada hindered settling gaya gesek yang terjadi lebih besar karena interfensi antar partikel,
maka viskositas efektif campuran dan bulk density slurry perlu diberi faktor koreksi (Geankoplis,
2003).
Pada titik ini, ketinggiannya adalah Z1 dan Z2 adalah intercept dari tangent kurva, sehingga:
z 1−z 2
𝑉1 = (7)
t 1−0
z0
𝑐1 = c0 (8)
z1
dimana 𝑐0 adalah konsentrasi slurry awal (kg/m3), dan 𝑧0 adalah tinggi total (m). (Geankoplis,
2003
BAB II
METODOLOGI PERCOBAAN
1. Air
2. Tanah lempung
3. Tawas bubuk
Mulai
selesai
Gambar … Diagram Alir Percobaan