Anda di halaman 1dari 9

NAMA : M.

Zacky Alqifahry
NIM : 1022311009
KELAS :1A
MATA KULIAH : FISIKA DASAR
DOSEN PENGAMPU : Mega Sukma, M.Si.

FLUIDA

A. Pengertian Fluida
Fluida termasuk ke dalam materi fisika dan teknik. Fluida membahas mengenai
zat alir dalam diam dan ataupun bergerak. Fluida adalah zat yang dapat mengalir
dan memberikan sedikit hambatan terhadap perubahan bentuk ketika ditekan.
(Haryadi, 2008).

B. Definisi Fluida

Fluida dapat di definisikan sebagai zat yang terus menerus berubah bentuk apabila
mengalami tegangan geser. Fluida tidak mampu menahan tegangan geser tanpa
berubah bentuk. Walaupun demikian, ada bahan-bahan seperti jeli, cat, dan larutan
polimer yang menunjukan karakteristik entah zat padat atau fluida tergantung
pada tingkat tegangan geser yang di alami.

Fluida dapat digolongkan ke dalam cairan atau gas. Fluida memiliki sifat tidak
menolak terhadap perubahan bentuk dan kemampuan untuk mengalir (atau
umumnya kemampuannya untuk mengambil bentuk dari wadah mereka). Sifat ini
biasanya dikarenakan sebagai fungsi dari ketidakmampuan fluida terhadap
tegangan geser (shear stress) dalam ekuilibrium statik.
C. Sifat-sifat fluida

Fluida memiliki beberapa sifat yaitu :

1. Kerapatan (densitas)
Kerapatan (densitas) ρ suatu zat adalah ukuran untuk konsentrasi zat
tersebut dan dinyatakan dalam massa per satuan volume. Sifat ini
ditentukan dengan cara menghitung perbandingan massa zat yang
terkandung dalam suatu bagian tertentu terhadap volume bagian tersebut.

Dimana: v = volume fluida (m³)


m = massa fluida (kg)
ρ = rapat massa (kg/m³)

Volume jenis (v) adalah volume yang ditempati oleh sebuah satuan massa
zat dan karena itu merupakan kebalikan dari kerapatan:

Berat jenis γ adalah gaya gravitasi terhadap massa yang terkandung dalam
sebuah satuan volume zat, maka:

Dimana: ρ = rapat massa (kg/m³)

G = percepatan gravitasi (9,81 m/s²)

Spesific grafity (s.g) adalah sifat yang digunakan untuk membandingkan


massa jenis suatu zat dengan massa jenis air, karena massa jenis semua
cairan bergantung pada suhu dan tekanan, suhu cairan yang dimaksud,
serta suhu air yang digunakan sebagai referensi, harus diberikan untuk
memperoleh nilai massa jenis spesifik yang akurat. (Olson, 1990).

Dimana: s.g = spesifik grafity


Ρ = rapat massa (kg/m³)
Pw = kerapatan air (kg/m³)

2. Laju Aliran Massa


Laju aliran massa yang mengalir dapat diketahui dengan persamaan
dibawah ini:

Dimana: ṁ = laju aliran massa (kg/s)

V = kecepatan aliran fluida (m/s)

v = volume jenis (m³/kg)

A = luas penampang pipa (m²)

Laju aliran adalah volume fluida yang dikeluarkan tiap detiknya. Laju
aliran dapat diketahui dengan menggunakan persamaan berikut:

Dimana: Q = debit aliran (m³/s)

V = kecepatan aliran (m/s)


A = Luas Penampang (m²)

3. Viskositas
Sifat yang disebut viskositas ini merupakan ukuran ketahanan sebuah
fluida terhadap deformasi atau perubahan bentuk. Newton mendalilkan
bahwa tegangan geser dalam sebuah fluida sebanding dengan laju
perubahan kecepatan ruang (spatial rate of change of velocity) yang
normal terhadap aliran. Viskositas zat cair cenderung menurun dengan
seiring bertmbahnya kenaikan temperatur, hal ini disebabkan gaya-gaya
kohesi pada zat cair bila dipanaskan akan mengalami penurunan dengan
semakin bertambahnya temperatur pada zat cair yang menyebabkan
berturunnya viskositas dari zat cair tersebut. Viskositas dibagi menjadi dua
yaitu:

1. Viskositas dinamik atau viskositas mutlak)

Viskositas dinamik adalah sifat fluida yang menghubungkan .


. tegangan geser dengan gerakan fluida. Viskositas dinamik
tampaknya . sama dengan rasio tegangan geser terhadap gradien

kecepatan.

Dimana: µ = viskositas dinamik (kg/ms)

Τ = tegangan geser (N/m)

du/dy = gradien kecepatan ((m/s)/m)

2. Viskositas kinematik
Viskositas kinematik adalah perbandingan antara viskositas
dinamik dengan kerapatan fluida.
D. Aliran Fluida
1. Klasifikasi aliran
Secara garis besar jenis aliran dapat dibedakan atau dikelompokkan
sebagai berikut (Olson, 1990):

a) Aliran Tunak (steady)


Suatu aliran dimana kecepatannya tidak terpengaruh oleh perubahan waktu
sehingga kecepatan konstan pada setiap titik (tidak mempunyai
percepatan).
b) Aliran Tidak Tunak (unsteady) suatu aliran dimana terjadi perubahan
kecepatan terhadap waktu.
2. Tipe-tipe aliran
Bilangan Reynolds merupakan bilangan yang tak berdimensi yang dapat
membedakan suatu aliran dinamakan laminer, transisi dan turbulen.

Dimana: V = kecepatan fluida (m/s)


D = diameter dalam pipa (m)
Ρ = rapat massa fluida (kg/m³)
µ = viskositas dinamik fluida (kg/ms) atau (Ns/m²)
a) Aliran Laminar

Aliran laminar didefinisikan sebagai aliran dengan fluida yang


bergerak dalam lapisan–lapisan atau lamina–lamina dengan satu lapisan meluncur
secara lancar. Aliran laminar ini mempunyai nilai bilangan Reynoldsnya kurang
dari 2300 (Re < 2300). Untuk aliran Laminar maka kecepatan berlaku:

Dimana :

V = kecepatan rata-rata aliran [m/s]

vc = kecepatan aliran pada titik pusat pipa [m/s]

v = kecepatan aliran dalam jarak r atau y [m/s]

r = kecepatan aliran v dari titik pusat diameter dalam pipa [m]

y = jarak kecepatan aliran v dari permukaan dalam pipa [m]

R = jari-jari pipa [m]

b) Aliran transisi
Aliran transisi merupakan aliran peralihan dari aliran laminer ke aliran
turbulen. Keadaan peralihan ini tergantung pada viskositas fluida,
kecepatan dan lain-lain yang menyangkut geometri aliran dimana nilai
bilangan Reynoldsnya antara 2300 sampai dengan
400(2300<Re<4000)

c) Aliran turbulen
Aliran turbulen didefinisikan sebagai aliran yang dimana pergerakan
dari partikel-partikel fluida sangat tidak menentu karena mengalami
percampuran serta putaran partikel antar lapisan, yang mengakibatkan
saling tukar momentum dari satu bagian fluida ke bagian fluida yang
lain dalam skala yang besar. Dimana nilai bilangan Reynoldsnya lebih
besar dari 4000 (Re>4000). Untuk aliran turbulen, maka berlaku
persamaan :

Dimana: m= 1/7 untuk Re lebih kecil dari 10⁵

E. Contoh Soal
1. Sebuah silinder terbuka memiliki jari-jari 6 cm dan tinggi 30 cm.
Hitunglah luas permukaan silinder tersebut dan tentukan berapa
liter minyak yang dapat ditampung jika diketahui 1 liter minyak
setara dengan 900 gram.
Jawaban: Diketahui: jari silinder = 6cm
Tinggi = 30 cm
1 liter = 900 gram
Ditanya : Luas permukaan silinder dan banyak minyak

Pembahasan : Luas permukaan silinder = 2πr (r+h)

= 2×3,14×6(6+30)

= 2×3,14×6×36

= 1352.64cm²
Volume silinder = V= πr²h

= 3,14×6²×30

= 3391.2cm³

Banyaknya minyak = Volume×Berat spesifik/1000

= 3391.2×900/1000

= 3052.08 gram

2. Sebuah kelereng dengan jari-jari 5 cm jatuh ke dalam sebuah


ember berisi oli yang memiliki koefisien viskositas 90x10-3
N.s/m². Tentukan besar gesekan yang di alami kelereng, jika
bergerak dengan kelajuan 2 m/s!
Jawaban : Diketahui: jari-jari = 5cm=0,05= 5×10^-2

n(koefisien) = 90x10^-3 N.s/m²

V = 2m/s

Pembahasan = F= 6u. R . v

F= 6u . (5 x 10 -2). 2 m/s, F= 60u . 10^ -2, F= 6u . 10^-1


Pa

DAFTAR PUSTAKA

Analisa efek secondary..., Paian Oppu Torryselly, FT UI, 2008

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Fluida Aliran fluida atau zat cair
https://digilib.unila.ac.id/6872/15/15%20BAB%20II.pdf

Sifat-sifat Fluida - SYAM-OK


https://lms.syamok.unm.ac.id/mod/resource/view.php?id=19561

Anda mungkin juga menyukai