Anda di halaman 1dari 30

BAB I

SIFAT SIFAT FLUIDA


Pendahuluan
Fluida adalah zat yang bisa mengalir,yang mempunyai partikel yang mudah bergerak dan
berubah bentuk tanpa pemisahan massa. Tahanan fluida terhadap perubahan bentuk sangat
kecil, sehingga fluida dapat dengan mudah mengikuti bentuk ruangan atau tempat yang
membatasinya. Fluida dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu zat cair dan gas.

Zat cair mempunyai sifat-sifat serupa , yang terpenting adalah sebagai berikut
ini :
1. Kedua zat ini tidak melawan perubahan bentuk.
2. Kedua zat tidak mengadakan reaksi terhadap gaya geser , yaitu gaya yang bekerja
sejajar dengan permukaan lapisan-lapisan zat cair atau gas yang mencoba untuk
menggeser lapisan-lapisan tersebut antara satu terhadap yang lain.

Sedangkan perbedaan utama antara zat cair dan gas adalah sebagai berikut:
1. Zat cair mempunyai permukaan bebas , dan massa zat cair hanya akan mengisi
volume yang diperlukan dalam suatu ruangan; sedangkan gas tidak mempunyai
permukaan bebas dan massa nya akan mengisi seluruh ruangan.
2. Zat cair merupakan zat yang praktis tak termampatkan , sedangkan gas adalah zat
yang bisa dimampatkan .

Zat cair mempunyai beberapa sifat berikut ini

1. Apabila ruangan lebih besar dari volume zat cair, akan tebentuk permukaan bebas
horizontal yang berhubungan dengan atmosfer.
2. Mempunyai rapat massa dan berat jenis.
3. Dapat dianggap tidak termampatkan (incompressible).
4. Mempunyai viskositas (kekentalan).
5. Mempunyai kohesi,adhesi dan tegangan permukaan.

Diantara sifat tersebut, yang terpenting adalah rapat massa, berat jenis, dan viskositas.
2.1 Rapat massa , berat jenis dan rapat relatif

Rapat massa (ρ) adalah ukuran konsentrasi massa zat cair dan dinyatakan dalam bentuk
massa (m) persatuan volume (V).

Massa jenis zat dapat diukur. Secara matematis, massa jenis zat dinyatakan dengan
rumus sebagai berikut.

ρ = m/V atau m = ρ x V atau V = m/ρ

Dengan,

ρ = Massa jenis zat (kg/m3 atau g/cm3 )

m = Massa benda (kg atau g)

V = Volume benda (m3 atau cm3 )

Rapat massa air ( ρ air) pada suhu 4 oC dan pada tekanan atmosfer (p atm) adalah 1000
kg/m3.

Berat jenis (γ) adalah berat benda persatuan volume pada temperatur dan tekanan
tertentu, dan berat suatu benda adalah hasil kali antara rapat massa (ρ) dan percepatan gravitasi
(g)

Ket :
γ = Berat jenis (N/m3)
W= Berat
V = Volume
M = Massa
Ρ = Rapat masa (kg/dt2)
g = grafitasi (m/dt2)
Rapat relatif (s) adalah perbandingan antara rapat massa suatu zat (ρ) dan rapat massa
air (ρ air), atau perbandingan antara berat jenis suatu zat (γ) dan berat jenis air (γ air).

Rumus Rapat Relatif (S)

Ket:
S = rapat relatif
ρ = Massa Jenis
γ = Berat jenis

Tabel 2.1 sifat-sifat air pada tekana atmosfer

Contoh soal

Suatu tangki berisi zat cair dengan massa 1200 kg dan volume 0,952 m3. Hitung berat, rapat
massa, berat jenis dan rapat jenis zat cair.

Jawab :

Soal ini menggunakan sistem satuan SI.


Berat zat cair dihitung dengan hukum Newton F  Ma

Atau W  Mg  1200 x9,81  11,772  11,77kN

Rapat massa dihitung dengan Rumus :


M 1200
   1260,5kg / m3
V 0,952

Berat jenis dihitung dengan Rumus :


W 11,77
   12,36kN / m3
V 0,952

Rapat relatif dihitung dengan Rumus :

 _ zatcair 1260,5
S   1,2605
 _ air 1000

2.2 Kemampatan Zat Cair

Kemampatan zat cair didefinikan sebagai perubahan (pengecilan) volume karena


adanya perubahan (penambahan) tekanan, yang ditunjukkan oleh perbandingan antara
perubahan tekanan dan perubahan volume terhadap volume awal. Perbandingan tersebut
dikenal dengan modulus elastisitas. Apabila dp adalah pertambahan tekanan dan dN adalah
pengurangan volume dari volume awal V, maka :

Ket:
dp : Pertambahan tekanan
dV : Pengurangan volume
V : Volume awal
Nilai K untuk zat cair adalah sangat besar sehingga perubahan volume karena
perubahan tekanan adalah sangat kecil, sehingga perubahan volume zat cair yang sering
diabaikan dan zat cair dianggap sebagai zat tak termampatkan. Tetapi pada kondisi tertentu
dimana perubahan tekanan sangat besar dan mendadak, maka anggapan zat cair adalah tak
termamfatkan tidak bisa berlaku, contohnya penutupan katub turbin pembangkit listrik.

Contoh soal
Modulus elastisitas air ‘K’ = 2,24 x 109 N/m2
Berapa perubahan volume dari 1 m3 air bila terjadi pertambahan tekanan 20 bar (1 bar = 10
ton/m2 = 105 N/m2)

Penyelesaian:
Persamaan
dp p
K 
dV V
V V
Atau persamaan :

p 1x20 x105
V   9
 0,00089m3
K 2,24 x10

Terlihat, dengan pertambahan tekanan yang sangat besar, terjadi perubahan volume
yang sangat kecil.

2.3 kekentalan zat cair


Kekentalan (viscosity) Kekentalan adalah sifat dari zat cair untuk melawan tegangan
geser ( τ ) pada waktu bergerak atau mengalir. Kekentalan disebabkan adanya kohesi antara
partikel zat cair sehingga menyebabkan adanya tegangan geser antara molekul molekul yang
bergerak. Zat cair ideal tidak memiliki kekentalan. Kekentalanzat cair dapat dibedakan
menjadi dua yaitu kekentalan dinamik (μ ) atau kekentalan absolute dan kekentalan
kinematis ( υ).
υ= μ/ τ
Dengan
μ = kekentalan dinamis (kg/m.det)
ν = kekentalan kinematis (m2/det)
ρ = densitas fluida (kg/m3)

Kekentalan adalah sifat dari zat cair untuk melawan tegangan geser (t) pada
waktu bergerak atau mengalir. Kekentalan disebabkan adanya kohesi antara
partikel zat cair sehingga menyebabkan adanya tegangan geser antara molekulmolekul
yang bergerak. Zat cair ideal tidak memiliki kekentalan. Kekentalan zat
cair dapat dibedakan menjadi dua yaitu kekentalan dinamik (μ) atau kekentalan
absolute dan kekentalan kinematis (n).
Zat cair Newtonian adalah zat cair yang memiliki tegangan geser (t)
sebanding dengan gradien kecepatan normal terhadap arah aliran. Gradien
kecepatan adalah perbandingan antara perubahan kecepatan dan perubahan jarak
tempuh aliran.

Contoh soal :
Hitung viskositas kinetika zat cair yang mempunyai rapat relatif 0,95 dan viskositas
dinamik 0,0011 d/m3.
Jawab :

 _ zc
S  0,95   _ zc  0,95 x1000  950kg / m3
 _ air

Gunakan Rumus berikut :

 0,0011
V   1,16 x106 m 2 / d
 950
Penurunan satuan kekentalan kinematik :

kgm.d kg
 Nd / m 2 d 2 m 2
    m.d  m 2 / d
 kg / m3 kg kg
m3 m3
2.4 Tegangan Permukaan
Tegangan Permukaan Zat Cair
Sebagai akibat dari adanya kohesi zat cair dan adhesi antara zat cair-udara diluar
permukaannya, maka pada permukaan zat cair selalu terjadi tegangan yang disebut tegangan
permukaan.

“ Tegangan permukaan zat cair adalah kecenderungan permukaan zat cair untuk
menegang, sehingga permukaannya seperti ditutupi leh suatu lapisan elastis “
Tegangan permukaan air berbanding terbalik dengan suhunya. Jika suhu air naik maka
tegangan permukaannya semakin kecil.

Contoh Peristiwa Tegangan Permukaan Zat Cair


1. Beberapa jenis serangga kecil bisa berjalan di atas air.
2. Jarum kecil bisa terapung di atas air.
3. Sabun Mandi dan Detergen
4. Produk sabun mandi dan detergen selain untuk membunuh kuman di badan juga berguna
menurunkan tegangan permukaan air akan air dapat membasahi tubuh lebih sempurna dan
hasilnya akan lebih bersih.

Rumus Tegangan Permukaan Zat Cair


Tegangan permukaan (gama) merupakan didefinisikan sebagai perbandingan antara
gaya tegangan dengan panjang permukan tempat gaya tersebut bekerja. Rumus fisikanya
γ = F/d

γ =tegangan permukaan (N/m atay Dyne/cm)


d =panjang permukaan (m atau cm)
f =gaya tegangan
Contoh Soal
Sebatang kawat dibengkokkan seperti huru U. Kemudian kawat kecil PQ yang
bermassa 0,2 gram dipasang dalam kawat tersebut(perhatikan gambar). Kemudian kawat
tersebut dicelupkan ke dalam cairan sabun dan diangkat vertikal sehingga ada lapisan tipis
sabun di antara kawat tersebut. Ketika ditarik ke atas kawa kecil mengalami gaya tarik ke atas
oleh lapisan sabung. Agar terjadi keseimbangan, maka pada kawat kecil PQ digantungkan
benda dengan massa 0,1 gram. Jika panjang kawat PQ = 10 cm dan nilai gravitasi 9,8 m/s2,
berapa tegangan sabun tersebut?

Pembahasan:
Diketahui :
Massa kawat = 0,2 gram = 2 x 10-4 kg
Panjang kawat (l) = 10 cm = 10-1 m
Massa benda = 0,1 gram = 1 x 10-4 kg; g = 9,8 m/s2

Ditanyakan : tegangan permukaan lapisan sabun (g)?


Rumus
γ = F/d ( d = 2l)

F = berat kawat ditambah berat benda = 3 x 10-4 kg x 9,8 = 2,94 x 10-3 N


γ = 2,94 x 10-3/ 2x 10-1 = 1,47 x 10-2 N/m.

Jadi besarnya tegangan permukaan adalah 1,47 x 10-2 N/m.

2.6 Kapilaritas

Kapilaritas adalah gejala naik atau turunnya permukaan zat cair pada pipa kapiler
(pembuluh yang sempit). Ternyata permukaan air pada pipa kapiler lebih tinggi dari pada
permukaan air pada bejana A. Sedangkan permukaan air raksa pada pipa kapiler lebih rendah
dari pada permukaan air raksa pada bejana B. Semakin kecil diameter pipa kapiler ternyata
mengakibatkan semakin tinggi permukaan zat cair pada pipa kapiler untuk zat yang membasahi
dinding tabung, atau semakin rendah permukaan zat cair pada pipa kapiler untuk zat yang tidak
membasahi dinding. Peristiwa naik atau turunnya zat cair di dalam pipa kapiler ini yang disebut
dengan efek kapilaritas.

Kapilaritas Pada Air

Permukaan Air Dalam Pipa Kapiler

Kita dapat mengamati bahwa tinggi permukaan air dalam pipa kapiler lebih tinggi
daripada tinggi air dalam bejana. Hal ini berarti permukaan air naik dalam pipa kapiler. Jika
diameter pipa kapiler makin kecil, tinggi permukaan air dalam pipa kapiler makin tinggi.

Pasti kita pernah menyalakan kompor ketika akan memasak. Pernahkah kita berpikir
mengapa minyak tanah yang ada di bawah dapat bergerak naik sehingga api kompor menyala?
Minyak tanah naik bergerak melalui sumbunya yang terbuat dari kain yang berpori-pori kecil.
Begitu juga dari kegiatan tadi, ketika air berada pada pipa kapiler ternyata air naik pada bagian
pipa yang terkecil. Peristiwa ini dinamakan kapilaritas. Yaitu peristiwa naiknya zat cair pada
pembuluh atau celah kecil atau pori-pori kecil. Air pada pembuluh atau celah kecil akan lebih
tinggi dari yang lainnya itu, akibat adhesi (partikel air dan partikel gelas) lebih besar dari
kohesinya (partikel air).
Kapilaritas Pada Air Raksa

Permukaan Air Raksa Dalam Pipa Kapiler

Lain lagi dengan raksa. Raksa pada pembuluh atau celah kecil akan lebih rendah dari
yang lebih besar lainnya, akibat kohesi antar partikel raksa lebih besar dari pada adhesi
partikel raksa dan partikel gelas.

Ketinggian yang dicapai fluida dalam pipa kapiler tergantung pada besar tegangan
permukaannya. Seperti yang telah dibahas pada artikel sebelumnya, tegangan
permukaan dihasilkan oleh gaya permukaan yang bekerja di sekeliling permukaan
fluida. Ketinggian fluida dalam pipa kapiler dapat ditentukan dengan rumus :


h=
ρ.g.r
Dengan :

h = ketinggian fluida dalam pipa kapiler (m)

γ = tegangan permukaan (N/m)

ρ = massa jenis fluida (kg/m3)

g = panjang permukaan benda (m/s2)

r = jari-jari pipa kapiler (m)

Akan tetapi, mengingat bahwa gaya adhesi dan kohesi mengakibatkan sifat meniskus
permukaan fluida (air cekung, raksa cembung) sehingga besar komponen gaya permukaan
dalam arah vertikal dipengaruhi oleh sudut kontak. Dengan demikian persamaan di atas dapat
disempurnakan menjadi :

2γ cos θ
h= ρ.g.r

Dengan :
θ = sudut kontak fluida dengan pipa.
Contoh Soal :

1. Suatu tabung berdiameter 0,4 cm jika dimasukkan ke dalam air secara vertikal sudut
kontaknya 60o. Jika tegangan permukaan air adalah 0,5 N/m, maka tentukanlah
kenaikan air dalam tabung.

Pembahasan :

2 γ cos θ
H=
ρgr
H= 2 (0,5) cos 60o

( 103) (10) (2 x 10-3)

H= 0,025 m
2. Tentukanlah penurunan air raksa dalam sebuah pipa berjari-jari 2 mm jika sudut kontak raksa
dengan kaca sebesar 150o, tegangan permukaan 0,545 N/m dan massa jenis raksa 13.600 kg/m3.

Pembahasan :

2 γ cos θ
h=
ρgr
2 (0,545) cos 150o
h=
(13.600) (10) (2 x 10-3)
2 (0,5) (½) 2 (0,545) (-½√3)
H= h=
20 272

h = -0,0034 m

h = -3,4 mm.

Tanda negatif menunjukkan penurunan raksa. Jadi air raksa turun setinggi 3,4 mm.

Peristiwa kapilaritas Dalam Kehidupan

Contoh peristiwa kapilaritas dalam kehidupan sehari-hari:

 naiknya minyak tanah pada sumbu kompor sehingga kompor dapat menyala,
 naiknya minyak tanah pada sumber lampu tempel sehingga lampu itu menyala,
 naiknya air pada musim hujan sehingga dinding rumah basah,
 naiknya air tanah melalui akar dengan pembuluh-pembuluh tumbuhan,
 air menggenang dapat diserap dengan kain pel, spons, atau kertas isap, dan
 cairan tinta yang tumpah dapat diserap oleh kapur tulis atau kertas isap.

Dari contoh peristiwa kapilaritas tersebut diatas maka efek kapilaritas ini memiliki
manfaat seperti pada penerapan naiknya minyak tanah pada sumbu kompor sehingga kompor
dapat menyala. Sedangkan peristiwa naiknya air pada musim hujan sehingga dinding rumah
basah adalah salah satu peristiwa yang merugikan dari efek kapilaritas.

2.7 Tekanan uap


Zat cair yang terbuka pada gas akan mengalami penguapan. Penguapan terjadi karena
molekul zat cair selalu bergerak sehingga beberapa molekul pada permukaan akan mempunyai
energi untuk melepas diri dari tarikan molekul-molekul yang ada di sekitarnya dan berpindah
ke ruang yang ada di atasnya.
Beberapa molekul zat cair yang mempunyai energi tinggi akan meninggalkan zat cair
dan berubah dalam kondisi uap yang bergabung dengan udara diatasnya.
Semakin banyak molekul zat cair bergabung dengan udara diatasnya. Tekanan akan
naik dan akibatnya beberapa molekul uap akan kembali ke dalam zat cair dibawahnya. Pada
suatu saat jumlah molekul zat cair yang masuk ke udara akan sama dengan jumlah molekul gas
yang kembali ke zat cair, pada keadaan tersebut dicapai kondisi keseimbangan, dan udara di
atas zat cair disebut jenuh dengan uap air. Dalam kondisi ini, tekanan yang bekerja pada
permukaan zat cair disebut tekanan uap jenuh.
Penguapan akan terjadi sampai tekanan di atas zat cair dibawah tekanan uap jenuh dan
cair tersebut pada temperatur yang diberikan.
BAB II

TEKANAN HIDROSTATIS
Latar Belakang

Didalam kehidupan sehari-hari sering dijumpai berbagai macam zat yaitu zat cair, zat
padat, dan zat gas. Zat cair merupakan cairan berbentuk cair seperti air, minyak, bensin dan
sebagainya. Zat padat adalah zat yang memiliki bentuk keras atau padat seperti es batu. Zat gas
merupakan zat yang berbentuk gas atau udara seperti balon yang ditiup berisi gas.
Fluida adalah zat yang tidak dapat mengalir dan memberikan sedikit hambatan terhadap
perubahan bentuk ketika ditekan. Oleh sebab itu yang termasuk fluida hanyalah zat cair dan
zat gas. Fluida yang saat ini yang dilakukan percobaan yaitu fluida statis.
Fluida statis merupakan fluida yang tidak mengalami perpindahan bagian-bagiannya.
Fluida statis (hidrotatis) mengenal beberapa konsep yang saling berkaitan, yaitu tekanan
hidrostatis, hukum pascal, hukum archimedes, tegangan permukaan, kapilaritas, dan
kekentalan zat cair.
Tekanan didefinisikan sebagai gaya yang bekerja tegak lurus pada suatu bidang dibagi
dengan luas bidang itu. Pada fluida statis terdapat tekanan hidrostatis. Tekanan hidrostatis
memiliki keterkaitan terhadap luas permukaan wadah atau bejana.
Tekanan hidrostatis didefinisikan sebagai besarnya gaya tekan zat cair yang dialami oleh
bejana tiap satuan luas. Didalam fluida terdapat tekanan dimana jika luas permukaan wadah
lebih besar maka tekanan yang dihasilkan semakin kecil dan sebaliknya jika luas permukaan
wadah wadah lebih kecil maka tekanan yang dihasilkan semakin besar. Jadi luas permukaan
wadah mempengaruhi besar atau kecilnya tekanan yang dihasilkan.
Percobaan yang dilakukan mengenai fluida statis dimana kita mengamati besar tekanan
hidrostatisnya. Kita menggunakan sebuah botol yang diberi lubang sebanyak tiga lubang yang
ditutup dengan selotip lalu diisi dengan air sampai penuh. Disini kita akan melihat
perbandingan tekanan yang dihasilkan setelah lubang dibuka, yang mana lubangnya dibuka
satu persatu dan diukur kejauhannya dengan mistar, setelah kita melakukan percobaan tersebut
maka kita dapat membandingkan besar atau kecilnya tekanan yang dihasilkan. Dengan
percobaan seperti ini kita dapat membuktikan teori –teori dari tekanan hidrostatis.

Tujuan Masalah
· Untuk mengetahui hasil percobaan yang telah dilakukan dalam menentukan tekanan
hidrostatis.
· Untuk mengetahui cara menentukan tekanan hidrostatis dalam percobaan
· Untuk mengetahui hubungan antara kedalaman air terhadap tekanan hidrostatis.

A. Teori
Masih ingatkah Anda definisi tekanan? Tekanan adalah gaya yang bekerja tegak lurus
pada suatu permukaan bidang dan dibagi luas permukaan bidang tersebut. Secara matematis,
persamaan tekanan dituliskan sebagai berikut.
P = F/ A
Ket : F = gaya (N),
A = luas permukaan (m2),
P = takanan
Tekanan Hidrostatis adalah tekanan yang terjadi di bawah air. Tekananhidrostatis
disebabkan oleh fluida tak bergerak. Tekanan hidrostatis yang dialami oleh suatu titik di dalam
fluida diakibatkan oleh gaya berat fluida yang berada di atas titik tersebut. Jika besarnya
tekanan hidrostatis pada dasar tabung adalah p, menurut konsep tekanan, besarnya p dapat
dihitung dari perbandingan antara gaya berat fluida (F) dan luas permukaan bejana (A).
Gaya berat fluida merupakan perkalian antara massa fluida dengan percepatan gravitasi
Bumi, ditulis
P = massa x gravitasi bumi / A
Oleh karena m = ρ V, persamaan tekanan oleh fluida dituliskan sebagai
P = ρVg / A
Volume fluida di dalam bejana merupakan hasil perkalian antara luas permukaan bejana
(A) dan tinggi fluida dalam bejana (h). Oleh karena itu, persamaan tekanan di dasar bejana
akibat fluida setinggi h dapat dituliskan menjadi
P = ρ(Ah) g / A = ρ h g

Jika tekanan hidrostatis dilambangkan dengan ph, persamaannya dituliskan sebagai berikut.
ph = ρ gh
dengan: ph = tekanan hidrostatis (N/m2),
ρ = massa jenis fluida (kg/m3),
g = percepatan gravitasi (m/s2), dan
h = kedalaman titik dari permukaan fluida (m).

Semakin tinggi dari permukaan Bumi, tekanan udara akan semakin berkurang.
Sebaliknya, semakin dalam Anda menyelam dari permukaan laut atau danau, tekanan
hidrostatis akan semakin bertambah. Mengapa demikian? Hal tersebut disebabkan oleh gaya
berat yang dihasilkan oleh udara dan zat cair. Anda telah mengetahui bahwa lapisan udara akan
semakin tipis seiring bertambahnya ketinggian dari permukaan Bumi sehingga tekanan udara
akan berkurang jika ketinggian bertambah. Adapun untuk zat cair, massanya akan semakin
besar seiring dengan bertambahnya kedalaman. Oleh karena itu, tekanan hidrostatis akan
bertambah jika kedalaman bertambah.

BAB III

HUKUM ARCHIMEDES

A. Latar Belakang Masalah


Fisika mempelajari gejala-gejala alam seperti gerak, kalor, cahaya, bunyi, listrik, dan
magnet. Semua gejala ini berbentuk energi. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa fisika
adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara materi dan energi.
Perubahan global berlangsung cukup cepat menempatkan fisika sebagai salah satu ilmu
pengetahuan yang merupakan tulang punggung teknologi terutama teknologi manufaktur dan
teknologi modern. Teknologi modern seperti teknologi informasi, elektronika, komunikasi, dan
teknologi transportasi memerlukan penguasaan fisika yang cukup mendalam.
Salah satu visi pendidikan sains adalah mempersiapkan sumber daya manusia yang handal
dalam sains dan teknologi serta memahami lingkungan sekitar melalui pengembangan
keterampilan berpikir, penguasaan konsep esensial, dan kegiatan teknologi. Kompetensi
rumpun sains salah satunya adalah mengarahkan sumber daya manusia untuk mampu
menerjemahkan perilaku alam.
Salah satu fenomena alam yang sering ditemukan adalah fenomena fluida. Fluida diartikan
sebagai suatu zat yang dapat mengalir. Istilah fluida mencakup zat cair dan gas karena zat cair
seperti air dan zat gas seperti udara dapat mengalir. Zat padat seperti batu atau besi tidak dapat
mengalir sehingga tidak bisa digolongkan dalam fluida. Air merupakan salah satu contoh zat
cair. Masih ada contoh zat cair lainnya seperti minyak pelumas, susu, dan sebagainya. Semua
zat cair itu dapat dikelompokan ke dalam fluida karena sifatnya yang dapat mengalir dari satu
tempat ke tempat yang lain.
Fenomena fluida statis (fluida tak bergerak) berkaitan erat dengan tekanan hidraustatis. Dalam
fluida statis dipelajari hukum-hukum dasar yang berkaitan dengan konsep tekanan hidraustatis,
salah satunya adalah hukum Pascal dan hukum Archimedes. Hukum Pascal diambil dari nama
penemunya yaitu Blaise Pascal (1623-1662) yang berasal dari Perancis. Sedangkan hukum
Archimedes diambil dari nama penemunya yaitu Archimedes (287-212 SM) yang berasal dari
Italia.
Hukum-hukum fisika dalam fluida statis sering dimanfaatkan untuk kesejahteraan manusia
dalam kehidupannya, salah satunya adalah prinsip hukum Pascal dan prinsip hokum
Archimedes. Namun, belum banyak masyarakat yang mengetahui hal tersebut. Oleh karena itu,
diperlukan studi yang lebih mendalam mengenai hukum Pascal dan hokum Archimedes
serta penerapannya dalam kehidupan

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas dapat di rumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud hokum Archimedes dalam sistem fluida statis?
2. Bagaimana cara menuliskan persamaan hokum Archimedes?
3. Bagaimana penerapan hukum Archimedes dalam sistem fluida statis?

A. Prinsip Archimedes
Dalam kehidupan sehari-hari, kita akan menemukan bahwa benda yang dimasukan ke
dalam fluida seperti air misalnya, memiliki berat yang lebih kecil daripada ketika benda tidak
berada di dalam fluida tersebut. Kita mungkin sulit mengangkat sebuah batu dari atas
permukaan tanah tetapi batu yang sama dengan mudah diangkat dari dasar kolam. Hal ini
disebabkan karena adanya gaya apung sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya melalui
Percobaan 1.
Gaya apung terjadi karena makin dalam zat cair, makin besar tekanan hidrostatiknya.
Hal ini menyebabkan tekanan pada bagian bawah benda lebih besar daripada tekanan ada
bagian atasnya. Gaya apung muncul karena selisih antar gaya hidrostatik pada permukaan
benda atas dan bawah. Perhatikan Gambar. Fluida melakukan tekanan hidrostatik
p1=ρfgh1 pada bagian atas benda. Gaya yang berhubungan dengan tekanan ini adalah F1=p1A
=ρfgh1A berarah ke bawah. Dengan cara yang sama, pada permukaan bagian bawah diperoleh
F2=p2A =rfgh2A berarah ke atas.
Resultan kedua gaya ini adalah gaya apung Fa, yakni :

Fa=F2-F1
=ρfgA(h2-h1)
= ρfgAh
=ρfgVb = mf g = wf

Berdasarkan persamaan di atas, kita bisa mengatakan bahwa gaya apung pada benda
sama dengan berat fluida yang dipindahkan. Ingat bahwa yang dimaksudkan dengan fluida
yang dipindahkan di sini adalah volume fluida yang sama dengan volum benda yang tercelup
dalam fluida. Pada gambar di atas, kami menggunakan ilustrasi di mana semua bagian benda
tercelup dalam fluida (air).
Apabila benda yang dimasukkan ke dalam fluida, terapung, di mana bagian benda yang
tercelup hanya sebagian maka volume fluida yang dipindahkan = volume bagian benda yang
tercelup dalam fluida tersebut. Tidak peduli apapun benda dan bagaimana bentuk benda
tersebut, semuanya akan mengalami hal yang sama. Ini adalah buah karya Archimedes (287-
212 SM) yang saat ini diwariskan kepada kita dan lebih dikenal dengan julukan Hukum
Archimedes. Hukum Archimedes menyatakan bahwa :ketika sebuah benda tercelup seluruhnya
atau sebagian di dalam zat cair, zat cair akan memberikan gaya keatas (gaya apung) pada benda
dimana besarnya gaya keatas (gaya apung) sama dengan berat zat cair yang di pindahkan.

B. Mengapung, Melayang dan Tenggelam


Dengan menggunakan rumus Archimedes

Ρ = m/v dan w = m x g

Maka dengan menambahkan garam ke dalam air tersebut, berarti kita menambahkan sejumlah
massa ke dalam air. Karena garam larut di dalam air dan volume airnya tetap, massa jenis air
sekarang menjadi lebih besar daripada keadaannya semula. Selain itu, penambahan garam juga
berarti mengubah berat air. Tetapi berat telur tidak berubah. Semakin banyak garam yang
dimasukkan ke dalam air, massa jenis air menjadi semakin besar. Densitasnya semakin besar,
begitu pun beratnya. Akibatnya Air bergaram ini menjadi "semakin berat dan tenggelam". Tak
hanya lebih berat daripada air-segar, namun juga lebih berat daripada telur. Kondisi inilah yang
mengakibatkan sang telur "terdorong" ke atas ... ke atas ... ke atas ... dan akhirnya mengapung.
Tak hanya mengambang.
Jika rapat massa fluida lebih kecil daripada rapat massa balok maka agar balok berada
dalam keadaan seimbang,volume zat cair yang dipindahkan harus lebih kecil dari pada volume
balok.Artinya tidak seluruhnya berada terendam dalam cairan dengan perkataan lain benda
mengapung. Agar benda melayang maka volume zat cair yang dipindahkan harus sama dengan
volume balok dan rapat massa cairan sama dengan rapat rapat massa benda.
Jika rapat massa benda lebih besar daripada rapat massa fluida, maka benda akan mengalami
gaya total ke bawah yang tidak sama dengan nol. Artinya benda akan jatuh tenggelam.
Berdasarkan Hukum Archimedes, sebuah benda yang tercelup ke dalam zat cair akan
mengalami dua gaya, yaitu gaya gravitasi atau gaya berat (W) dan gaya ke atas (Fa) dari zat
cair itu. Dalam hal ini ada tiga peristiwa yang berkaitan dengan besarnya kedua gaya tersebut
yaitu seperti berikut

1. Tenggelam
Sebuah benda yang dicelupkan ke dalam zat cair akan tenggelam jika berat benda (w) lebih
besar dari gaya ke atas (Fa).
w>Fa
ob X Vb X g > pa X Va Xg
ob > pa
Volume bagian benda yang tenggelam bergantung dari rapat massa zat cair (ρ)

2. Melayang
Sebuah benda yang dicelupkan ke dalam zat cair akan melayang jika berat benda (w) sama
dengan gaya ke atas (Fa) atu benda tersebut tersebut dalam keadaan setimbang
w=Fa
ob X Vb X g = pa X Va Xg
ob = pa
Pada 2 benda atau lebih yang melayang dalam zat cair akan berlaku :
(FA)tot = Wtot
rc.g (V1+V2+V3+V4+….) = W1+W2+W3+W4+…..

3. Terapung
Sebuah benda yang dicelupkan ke dalam zat cair akan terapung jika berat benda (w) lebih kecil
dari gaya ke atas (Fa).
w=Fa
ρb X Vb Xg = ρa X Va X g
ρb < ρa
Misal : Sepotong gabus ditahan pada dasar bejana berisi zat cair, setelah dilepas, gabus tersebut
akan naik ke permukaan zat cair (terapung)
Selisih antara W dan FA disebut gaya naik (Fn).
Fn = FA-W
Benda terapung tentunya dalam keadaan setimbang, sehingga berlaku :
FA’ = Wrc . Vb2 . g = rb . Vb . g
Dengan :
ô FA’ = Gaya ke atas yang dialami oleh bagian benda yang tercelup di dalam zat cair.
ô Vb1 = Volume benda yang berada dipermukaan zat cair.
ô Vb2 = Volume benda yang tercelup di dalam zat cair.

Vb = Vb1 + Vb2
FA’ = rc . Vb2 . g
Berat (massa) benda terapung = berat (massa) zat cair yang dipindahkan

Daya apung (bouyancy) ada 3 macam, yaitu :


 Daya apung positif (positive bouyancy) : bila suatu benda mengapung.
 Daya apung negatif (negative bouyancy) : bila suatu benda tenggelam.
 Daya apung netral (neutral bouyancy) : bila benda dapat melayang.
Bouyancy adalah suatu faktor yang sangat penting di dalam penyelaman. Selama bergerak
dalam air dengan scuba, penyelam harus mempertahankan posisi neutral bouyancy.

C. Konsep Melayang, Tenggelam dan Terapung.


Kapankah suatu benda dapat terapung, tenggelam dan melayang ?
 Benda dapat terapung bila massa jenis benda lebih besar dari massa jenis zat cair.
(miskonsepsi).
 Benda dapat melayang bila massa jenis benda sama dengan massa jenis zat cair.
(konsepsi ilmiah)
 Benda dapat tenggelam bila massa jenis benda lebih besar dari massa jenis zat cair.
(konsepsi ilmiah).
 Terapung, melayang dan tenggelam dipengaruhi oleh volume benda. (miskonsepsi).
 Terapung, melayang dan tenggelam dipengaruhi oleh berat dan massa benda

D. Penerapan Hukum Archimedes dalam Kehidupan Sehari-hari


» Kapal Laut
Massa jenis besi lebih besar daripada massa jenis air laut, tetapi mengapa kapal laut yang
terbuat dari besi mengapung di atas air? Badan kapal yang terbuat dari besi dibuat berongga.
Ini menyebabkan volum air laut yang di pindahkan oleh badan kapal menjadi sangat besar.
Gaya apung sebanding dengan volum air yang dipindahkan, sehingga gaya apung menjadi
sangat besar. Gaya apung ini mampu mengatasi berat total kapal
sehingga kapal laut mengapung di permukaan laut. Jika dijelaskan berdasarkan konsep massa
jenis, maka massa jenis rata-rata besi berongga dan udara yang menempati rongga masih lebih
kecil daripada massa jenis air laut. Itulah sebabnya kapal laut mengapung.
 Titik penting dalam stabilitas kapal
Diagram stabilitas kapal, pusat gravitasi (G), pusat daya apung (B), dan Metacenter (M) pada
posisi kapal tegak dan miring. Sebagai catatan, G pada posisi tetap sementara B dan M
berpindah kalau kapal miring. Ada tiga titik yang penting dalam stabilitas kapal, yaitu:
~ G adalah titik pusat gravitasi kapal.
~ B adalah titik pusat apung kapal.
~ M adalah metacenter kapal (titik perpotongan garis vertikal B dengan garis pusat kapal).
 Bagaimana kapal laut bisa tenggelam?
Jika M di bawah G, kopel menghasilkan torsi yang searah dengan jarum jam. Torsi ini justru
membuat kapal lebih miring lagi, dan keseimbangan menjadi tidak stabil sehingga dapat
membuat kapal tenggelam. Untuk kestabilan maksimal, haruslah G rendah dan M tinggi.

» Kapal Selam
Kapal selam adalah kapal laut yang dapat berada dalam tiga keadaan, yaitu mengapung,
melayang, dan tenggelam. Ketiga keadaan ini dapat dicapai dengan cara mengatur banyaknya
air dan udara dalam badan kapal selam.
~ Pada badan kapal selam terdapat tangki pemberat yang dapat diisi udara atau air. Tangki
ini terletak di antara lambung sebelah dalam dan lambung sebelah luar. Ketika kapal selam
ingin terapung maka tangki tersebut harus berisi udara. Ketika akan melayang, udaranya
dikeluarkan dan diisi dengan air sehingga mencapai keadaan melayang. Jika ingin tenggelam
maka airnya harus lebih diperbanyak lagi.
~ Kapl selam memiliki sebuah bagian pemberat ini dapat diisi dengan . ketika kapal akan
menyelam , pemberat ini diisi dengan air sehingga gaya ke atas yang bekerja pada kpal
lebih kecil dari pada berat kapal sehingga kapal tenggelam .untuk muncul kembali ke
permukaan , air dalam pemberat di kosongkan

Catatan :
 Pada cairan bisa terjadi hanya sebagian benda yang tercelup dalam cairan, hingga
Vbfbelum tentu sama dengan Vb. Dalam udara, volum benda yang tercelup selalu sama dengan
volum benda (Vbf = Vb).
 Massa jenis gas panas lebih kecil daripada massa jenis udara

Contoh soal :

1. Sebuah perahu massanya 4.000 kg terapung di laut. Jika massa jenis air laut adalah 1.030 kg/m3
barapa m3 air laut yang dipindahkan? (g = 9,8 m/s2)

Penyalesaiannya :
Diketahui :
m = 4000 kg
p = 1030 kg/m3

Ditanyakan : V = ……?

Jawab :
Syarat benda terapung adalah :
Berat benda = Gaya ke atas
W = Fa
mxg =pxgxV
m =pxV
4.000 = 1.030 x V
V = 4.000 /1.030
= 3,88 m3
Jadi, volume air laut yang dipindahkan oleh perahu adalah 3,88 m3

1) sebuah kapal perang karam di dasar lautan sehingga menjadi terumbu karang yang
mem[punyai berat sebesar 10 ton massa jenis air laut 1030 kg/m3 , percepatan gravitasi 9.8
m/s2, tentukan gaya tekan keatas oleh air laut,

diketahui,
massa benda (mb) = 10000 kg
p = 1030 kg/m3
g = 9.8 m/s2
ditanya : Fa,,,?

jawab
W = Fa
m.g=p.V.g
m =p.g
10000 = 1030 V
V = 9.7 m3

Fa = p . V . g
= 1030 x 9.7 x 9.8
= 98000 N
BAB IV
HUKUM BERNOULLI
1. Prinsip Bernoulli
Prinsip Bernoulli adalah sebuah istilah di dalam mekanika fluida yang menyatakan
bahwa pada suatu aliran fluida, peningkatan pada kecepatan fluida akan menimbulkan
penurunan tekanan pada aliran tersebut. Prinsip ini sebenarnya merupakan penyederhanaan
dari Persamaan Bernoulli yang menyatakan bahwa jumlah jumlah energi di titik lain pada jalur
aliran yang sama. Prinsip ini diambil dari nama ilmuwan Belanda/Swiss yang bernama Daniel
Bernoulli.
Dalam bentuknya yang sudah disederhanakan, secara umum terdapat dua bentuk
persamaan Bernoulli; yang pertama berlaku untuk aliran tak-termampatkan energi pada suatu
titik di dalam suatu aliran tertutup sama besarnya dengan
(incompressible flow), dan yang lain adalah untuk fluida termampatkan (compressible
flow).

2. Aliran Tak-termampatkan
Aliran tak-termampatkan adalah aliran fluida yang dicirikan dengan tidak berubahnya
besaran kerapatan massa (densitas) dari fluida di sepanjang aliran tersebut. Contoh fluida tak-
termampatkan adalah: air, berbagai jenis minyak, emulsi, dll. Bentuk Persamaan Bernoulli
untuk aliran tak-termampatkan adalah sebagai berikut:

dimana :
v = kecepatan fluida
g = percepatan gravitasi bumi
h = ketinggian relatif terhadapa suatu referensi
p = tekanan fluida
ρ = densitas fluida
Persamaan di atas berlaku untuk aliran tak-termampatkan dengan asumsi-asumsi
sebagai berikut:
• Aliran bersifat tunak (steady state)
• Tidak terdapat gesekan

3. Aliran Termampatkan
Aliran termampatkan adalah aliran fluida yang dicirikan dengan berubahnya besaran
kerapatan massa (densitas) dari fluida di sepanjang aliran tersebut. Contoh fluida
termampatkan adalah: udara, gas alam, dll. Persamaan Bernoulli untuk aliran termampatkan
adalah sebagai berikut :
Hukum Bernoulli menyatakan bahwa jumlah dari tekanan ( p ), energi kinetik per satuan
volum (1/2 PV^2 ), dan energi potensial per satuan volume (ρgh) memiliki nilai yang sama
pada setiap titik sepanjang suatu garis arus.
Dalam bagian ini kita hanya akan mendiskusikan bagaimana cara berfikir Bernoulli
sampai menemukan persamaannya, kemudian menuliskan persamaan ini. Akan tetapi kita tidak
akan menurunkan persamaan Bernoulli secara matematis.
Kita disini dapat melihat sebuah pipa yang pada kedua ujungnya berbeda dimanaujung
pipa 1 lebih besar dari pada ujung pipa 2.

4. Penerapan Hukum Bernoulli dapat kita lihat pada :


a. Teorema Torriceli
Salah satu penggunaan persamaan Bernoulli adalah menghitung kecepatan zat cair yang
keluar dari dasar sebuah wadah (lihat gambar di bawah)

Kita terapkan persamaan Bernoulli pada titik 1 (permukaan wadah) dan titik 2
(permukaan lubang). Karena diameter kran/lubang pada dasar wadah jauh lebih kecil dari
diameter wadah, maka kecepatan zat cair di permukaan wadah dianggap nol (v1 = 0).
Permukaan wadah dan permukaan lubang/kran terbuka sehingga tekanannya sama dengan
tekanan atmosfir (P1 = P2). Dengan demikian, persamaan Bernoulli untuk kasus ini adalah :

Jika kita ingin menghitung kecepatan aliran zat cair pada lubang di dasar wadah, maka
persamaan ini kita oprek lagi menjadi :

Berdasarkan persamaan ini, tampak bahwa laju aliran air pada lubang yang berjarak h
dari permukaan wadah sama dengan laju aliran air yang jatuh bebas sejauh h (bandingkan
Gerak jatuh Bebas).
Ini dikenal dengan Teorema Torricceli. Teorema ini ditemukan oleh Eyang Torricelli,
murid eyang butut Gallileo, satu abad sebelum om Bernoulli menemukan persamaannya.
b. Efek Venturi
Selain teorema Torricelli, persamaan Bernoulli juga bisa diterapkan pada kasus khusus
lain yakni ketika fluida mengalir dalam bagian pipa yang ketinggiannya hampir sama
(perbedaan ketinggian kecil). Untuk memahami penjelasan ini, amati gambar di bawah.

Pada gambar di atas tampak bahwa ketinggian pipa, baik bagian pipa yang
penampangnya besar maupun bagian pipa yang penampangnya kecil, hampir sama sehingga
diangap ketinggian alias h sama. Jika diterapkan pada kasus ini, maka persamaan Bernoulli
berubah menjadi :

Ketika fluida melewati bagian pipa yang penampangnya kecil (A2), maka laju fluida
bertambah (ingat persamaan kontinuitas). Menurut prinsip Bernoulli, jika kelajuan fluida
bertambah, maka tekanan fluida tersebut menjadi kecil. Jadi tekanan fluida di bagian pipa yang
sempit lebih kecil tetapi laju aliran fluida lebih besar.

Ini dikenal dengan julukan efek Venturi dan menujukkan secara kuantitatif bahwa jika
laju aliran fluida tinggi, maka tekanan fluida menjadi kecil. Demikian pula sebaliknya, jika laju
aliran fluida rendah maka tekanan fluida menjadi besar.

c. Karburator
Karburator berfungsi untuk menghasilkan campuran bahan bakar dengan udara,
kemudian campuran ini dimasukkan ke dalam silinder-silinder mesin untuk tujuan
pembakaran.

d. Venturimeter
Penerapan menarik dari efek venturi adalah Venturi Meter. Alat ini dipakai untuk
mengukur laju aliran fluida, misalnya menghitung laju aliran air atau minyak yang mengalir
melalui pipa. Terdapat 2 jenis venturi meter, yakni venturi meter tanpa manometer dan venturi
meter yang menggunakan manometer yang berisi cairan lain, seperti air raksa. Prinsip kerjanya
sama saja.

e. Venturi meter tanpa manometer


Gambar di bawah menunjukkan sebuah venturi meter yang digunakan untuk mengukur
laju aliran zat cair dalam pipa.
Amati gambar di atas. Ketika zat cair melewati bagian pipa yang penampangnya kecil
(A2), laju cairan meningkat. Menurut prinsipnya om Bernoulli, jika laju cairan meningkat,
maka tekanan cairan menjadi kecil. Jadi tekanan zat cair pada penampang besar lebih besar
dari tekanan zat cair pada penampang kecil (P1 > P2). Sebaliknya v2 > v1
Sekarang kita oprek persamaan yang digunakan untuk menentukan laju aliran zat cair
pada pipa di atas. Kita gunakan persamaan efek venturi yang telah diturunkan sebelumnya.

Dalam pokok bahasan Tekanan Pada Fluida, gurumuda sudah menjelaskan bahwa
untuk menghitung tekanan fluida pada suatu kedalaman tertentu, kita bisa menggunakan
persamaan :
Jika perbedaan massa jenis fluida sangat kecil, maka kita bisa menggunakan persamaan
ini untuk menentukan perbedaan tekanan pada ketinggian yang berbeda (kalau bingung, baca
kembali
pembahasan mengenai Tekanan Dalam Fluida — Fluida Statis). Dengan demikian,
persamaan a bisa kita oprek menjadi :

Persamaan ini kita gunakan untuk menentukan laju zat cair yang mengalir dalam pipa.
Dalam bidang kedokteran, telah dirancang juga venturi meter yang digunakan untuk
mengukur laju aliran darah dalam arteri.

f. Tabung Pitot
Tabung Pitot adalah alat ukur yang kita gunakan untuk mengukur kelajuan gas/udara.
Perhatikan gambar di bawah.
Lubang pada titik 1 sejajar dengan aliran udara. Posisi kedua lubang ini dibuat cukup
jauh dari ujung tabung pitot, sehingga laju dan tekanan udara di luar lubang sama seperti laju
dan tekanan udara yang mengalir bebas. Dalam hal ini, v1 = laju aliran udara yang mengalir
bebas (ini yang akan kita ukur), dan tekanan pada kaki kiri manometer (pipa bagian kiri) =
tekanan udara yang mengalir bebas (P1).
Lubang yang menuju ke kaki kanan manometer, tegak lurus dengan aliran udara.
Karenanya, laju aliran udara yang lewat di lubang ini (bagian tengah) berkurang dan udara
berhenti ketika tiba di titik 2. Dalam hal ini, v2 = 0. Tekanan pada kaki kanan manometer sama
dengan tekanan udara di titik 2 (P2).
Ketinggian titik 1 dan titik 2 hampir sama (perbedaannya tidak terlalu besar) sehingga
bisa diabaikan. Ingat ya, tabung pitot juga dirancang menggunakan prinsip efek venturi. Mirip
seperti si venturi meter, bedanya si tabung petot ini dipakai untuk mengukur laju gas alias
udara. Karenanya, kita tetap menggunakan persamaan efek venturi. Sekarang kita oprek
persamaannya :
Ini persamaan yang kita cari. Persamaan ini digunakan untuk menghitung laju aliran
gas alias udara menggunakan si tabung pitot.

g. Penyemprot Parfum
Penyemprot Parfum adalah salah satu contoh Hukum Bernoulli. Ketika Anda menekan
tombol ke bawah, udara dipaksa keluar dari bola karet termampatkan melalui lubang sempit
diatas tabung silinder yang memanjang ke bawah sehingga memasuki cairan parfum.Semburan
udara yang bergerak cepat menurunkan tekanan udara pada bagian atas tabung, dan
menyebabkan tekanan atmosfer pada permukaan cairan memaksa cairan naik ke atas tabung.
Semprotan udara berkelajuan tinggi meniup cairan parfum sehingga cairan parfum dikeluarkan
sebagai semburan kabut halus.

h. Penyemprot Racun Serangga


Penyemprot Racun Serangga hampir sama prinsip kerjanya dengan penyemprot
parfum. Jika pada penyemprot parfum Anda menekan tombol, maka pada penyemprot racun
serangga Anda menekan masuk batang penghisap.

Ketika bola karet diremas, udara yang ada di dalam bola karet meluncur keluar melalui
pipa 1. Karenanya, udara dalam pipa 1 mempunyai laju yang lebih tinggi. Karena laju udara
tinggi, maka tekanan udara pada pipa 1 menjadi rendah. Sebaliknya, udara dalam pipa 2
mempunyai laju yang lebih rendah. Tekanan udara dalam pipa 2 lebih tinggi. Akibatnya, cairan
parfum didorong ke atas. Ketika si cairan parfum tiba di pipa 1, udara yang meluncur dari
dalam bola karet mendorongnya keluar
Biasanya lubang berukuran kecil, sehingga parfum meluncur dengan cepat. ingat
persamaan kontinuitas, kalau luas penampang kecil, maka fluida bergerak lebih cepat.
Sebaliknya, kalau luas penampang pipa besar, maka fluida bergerak pelan.

i. Minum dengan pipet alias penyedot


Dirimu pernah minum es teh atau sirup menggunakan pipet alias penyedot-kah? cairan
apapun yang kita minum bisa masuk ke dalam mulut bukan karena kita nyedot. Prinsip om
bernoulli berlaku juga untuk kasus ini… ketika kita mengisap alias menyedot air menggunakan
pipet, sebenarnya kita membuat udara dalam pipet bergerak lebih cepat. Dalam hal ini, udara
dalam pipet yang nempel ke mulut kita mempunyai laju lebih tinggi. Akibatnya, tekanan udara
dalam bagian pipet itu menjadi lebih kecil. Nah, udara dalam bagian pipet yang dekat dengan
minuman mempunyai laju yang lebih kecil. Karena lajunya kecil, maka tekanannya lebih besar.
Perbedaan tekanan udara ini yang membuat air atau minuman yang kita minum mengalir masuk
ke dalam mulut kita. Dalam hal ini, cairan itu bergerak dari bagian pipet yang tekanan udara-
nya tinggi menuju bagian pipet yang tekanan udara-nya rendah.

j. Cerbong asap
Pertama, asap hasil pembakaran memiliki suhu tinggi alias panas. Karena suhu tinggi,
maka massa jenis udara tersebut kecil. Udara yang massa jenisnya kecil mudah terapung alias
bergerak ke atas. Alasannya bukan cuma ini. Prinsip bernoulli juga terlibat dalam persoalan
ini.
Kedua, prinsip bernoulli mengatakan bahwa jika laju aliran udara tinggi maka
tekanannya menjadi kecil, sebaliknya jika laju aliran udara rendah, maka tekanannya besar.
Ingat bahwa bagian atas cerobong berada di luar ruangan. Ada angin yang niup di bagian atas
cerobong, sehingga tekanan udara di sekitarnya lebih kecil. Di dalam ruangan tertutup tidak
ada angin yang niup, sehingga tekanan udara lebih besar. Karenanya asap digiring ke luar lewat
cerobong… (udara bergerak dari tempat yang tekanan udaranya tinggi ke tempat yang tekanan
udaranya rendah).

k. Gaya Angkat Sayap Pesawat Terbang


Gaya Angkat Sayap Pesawat Terbang juga merupakan salah satu contoh Hukum
Bernoulli. Pada dasarnya, ada empat buah gaya yang bekerja pada sebuah pesawat terbang
yang sedang mengangkasa.
1. Berat Pesawat yang disebabkan oleh gaya gravitasi Bumi
2. Gaya angkat yang dihasilkan oleh kedua sayap pesawat
3. Gaya ke depan yang disebabkan oleh mesin pesawat
4. Gaya hambatan yang disebabkan oleh gerakan udara.

Bagian depan sayap dirancang melengkung ke atas. Udara yang ngalir dari bawah
berdesak2an dengan temannya yang ada di sebelah atas. Mirip seperti air yang ngalir dari pipa
yang penampangnya besar ke pipa yang penampangnya sempit. Akibatnya, laju udara di
sebelah atas sayap meningkat. Karena laju udara meningkat, maka tekanan udara menjadi kecil.
Sebaliknya, laju aliran udara di sebelah bawah sayap lebih rendah, karena udara tidak
berdesak2an (tekanan udaranya lebih besar). Adanya perbedaan tekanan ini, membuat sayap
pesawat didorong ke atas. Karena sayapnya nempel dengan badan si pesawat, maka si pesawat
ikut2an terangkat.

Anda mungkin juga menyukai