Anda di halaman 1dari 127

MEKANIKA FLUIDA I

Ir.Tia Setiawan, S.T.,M.T


ATURAN PERKULIAHAN

1. TEPAT WAKTU

2. TIDAK MEMAKAI
BAJU KAOS DAN
SANDAL
3. TAAT SEGALA
PERATURAN
PERKULIAHAN

4. KEHADIRAN MIN
80%
PERJANJIAN PERKULIAHAN
 UAS : 15 %
 UTS : 15%
 TUGAS : 25%
 PRAKTIKUM: 25%
 KEHADIRAN : 20%

SISTEM KULIAH :
Tatap Muka, Diskusi, Penugasan, Kuis dan Persentasi Materi
Catatan :
1. 3x Max Tidak Hadir
2. Keterlambatan 20 Menit
3. Tidak menggunakan HP Pada saat perkuliahan
Pendahuluan
Mekanika Fluida adalah ilmu yang
mempelajari tingkah laku fluida dalam
keadaan diam maupun bergerak dan akibat
yang ditimbulkan fluida tersebut.

Fluida adalah zat yang bentuknya dapat


berubah secara kontinyu akibat gaya geser,
betapapun kecilnya tegangan geser
tersebut.
S
 Massa (m)
 Berat (w) = m . g
 Rapat massa (density)
 = m/V
 Berat jenis (sp. weight)
 = m/w = .g
 Volume jenis (spesific volume) v = 1/
 Spesific grafity (sg)
 Viskositas atau kekentalan
 Tekanan (p) = F/A
 Modulus total elastisitas (E) = dp/(-dv/v)
Properti Fluida
Definisi-definisi:
Kerapatan (Density),  = massa/volume,
kg/m3
Volume spesifik, Vs=1/, m3/kg
Berat jenis (berat fluida persatuan
volume) ,  = g, N/m3
Kerapatan relatif, s = /w
Properti Fluida
Kerapatan (Density), 
Kerapatan air pada tekanan standar (760
mmHg) dan 40 C adalah 1000 Kg/m3,
sedangkan kerapatan udara baku pada tekanan
standar (1 atm) dan temperatur 150 C adalah
1,225 Kg/m3.
Temperatur dan tekanan pengaruhnya kecil
terhadap kerapatan zat cair, namun sangat
berarti terhadap kerapatan gas. Kerapatan suatu
gas dapat dihitung pada persamaan gas ideal,
yaitu:
Properti Fluida
ρ=p/R.T
ρ = Kerapatan, p = Tekanan mutlak, R = Tetapan
gas
T = Temperatur mutlak, Harga tetapan gas, R
untuk udara adalah 287 m2/dt2. K ( N.m/Kg.K).

Contoh Soal :
Hitung kerapatan udara pada tekanan 13,79 x
104 N/m2 dan temperatur 480 C.
Jawab :
ρ=P/R.T
= 13,79 x 104 (N/m2) / 287 N.m/Kg . ( 48 +
273 ) K
3
Volume jenis, Berat jenis dan Gravitasi
jenis.
Volume jenis, v adalah kebalikan kerapatan ρ,
yakni volume yang ditempati oleh massa satuan
fluida, jadi :
v= 1/ρ

Berat jenis,  adalah gaya gravitasi terhadap


massa yang terkandung dalam satuan volume
zat, atau hasil kali antara kerapatan dengan
percepatan gravitasi,
=ρ.g

Berat jenis sangat berguna dalam masalah-


masalah tekanan hidrostatik.
Berat jenis
Berat jenis,  air pada keadaan standar
adalah :
 air = ρ air . g
= 1000 Kg/m3 x 9,81 m/dt2
= 9810 N/m3.

Berat jenis,  udara adalah :


 udara = ρ udara . g
= 1,225 Kg/m3 x 9,81 m/dt2
= 12,02 N/m3.
Gravitasi jenis.
Gravitasi jenis ( specifik gravitasi ) SG, atau
disebut juga dengan kerapatan relatif adalah
suatu bilangan yang menunjukkan perbandingan
(ratio) antara massa atau kerapatan suatu zat
terhadap massa atau kerapatan suatu zat pada
kondisi standar yang bervolume sama yang
ditentukan sebagai patokan.

Untuk zat cair dan zat padat, zat patokannya


adalah air pada tekanan 1 atm, atau 1,013 x 105 Pa
dan temperatur 40 C. Dan untuk gas, zat
patokannya adalah udara standar, yaitu udara
bebas yang mengandung CO2 atau hidrogen
Volume jenis, Berat jenis dan Gravitasi
jenis.
SG zat = zat /  air
SG zat cair = ρ zat cair / ρ air
atau SG zat cair = ρ zat cair / ρ air
SG gas = ρ gas / ρ udara

Contoh Soal :
Kerapatan suatu zat adalah 2,94 g/cm3.
Tentukanlah dalam satuan SI harga :

Gravitasi jenisnya.
Volume jenisnya.
Berat jenisnya.
Solusi :
Dari soal : Diberikan ρ = 2,94 g/cm3.
dalam satuan SI ρ = 2,94 g/cm3 x 1 Kg/1000 g x 106
cm3/m3
= 2940 Kg/m3.
Gravitasi jenis zat :
SG = ρ zat / ρ air
= 2940 ( kg/m3 ) / 1000 ( kg/m3 )
= 2,94
Volume jenis, v :
v = 1/ρ
= 1 / 2940
= 0,000340 m3 / kg
Berat jenis,  : = ρ. g
= 2940 kg/m3 x 9,81 m/dt2.
= 2884140 N/m3.
Kompressibilitas atau Elastisitas.
Semua fluida mengalami perubahan volume bila
tekanannya atau temperaturnya berubah. Suatu
volume fluida tertentu v, pada tekanan p
mengalami perubahan volume v bila tekanan
berubah sebanyak p.

Kompressibilitas rata-rata , didefinisikan


sebagai perubahan volume mula-mula per satuan
perubahan tekanan, sehingga untuk sejumlah
massa fluida tertentu dengan volume v, berlaku :
 = - ( v / v ) / p.
Tanda minus dimasukkan karena bertambahnya
tekanan menyebabkan mengecilnya volume.
Kompressibilitas atau Elastisitas.
Kebalikan dari kompressibilitas disebut Elastisitas
atau Modulus Bulk Elastisitas ( Bulk Modulus of
Elastisity ), K.
Untuk zat cair :
K = 1/
= - p / ( v / v )
Modulus Bulk atau elastisitas bervariasi dengan
tekanan untuk gas dan dengan tekanan serta
temperatur ( meskipun sedikit ) untuk zat cair.
Jadi untuk gas, Modulus Bulk adalah :
K = - dp / ( dv / v )
Dimensi K sama dengan dimensi tekanan yaitu
MLT-2.
Kompressibilitas atau Elastisitas.
Contoh Soal:
Suatu cairan yang dimanfaatkan dalam sebuah
silinder mempunyai volume 1 liter
( 1 liter = 1000 cm3 ) pada1 MN/m2 dan
mempunyai volume 0,995 liter pada 2
MN/m2. Berapakah Modulus Bulknya ?
jawab :
K = - p / ( v / v )
 (2  1) MN / m 2

(995  1000) / 1000

 200 Mpa
Tekanan
Tekanan = gaya normal per unit luas, N/m2
1 Pascal (Pa) = 1 N/m2
1 bar = 100,000 N/m2 = 1x105Pa
Tekanan relatif
Pgauge= Tekanan di atas tekanan atmosfir Patm
Pabs = Tekanan di atas vacum = Pgauge+ Patm

Tekanan Atmosfir = 1 bar = 100,000 Pa abs.


Hukum Gas Ideal
Gas merupakan zat yang relatif sangat mudah
dimampatkan (highly compressible).
p =  RT P : tekanan absolute
 : kerapatan
T : temperatur absolute
R: konstanta gas
Perubahan kerapatan gas berhubungan
langsung dengan perubahan tekanan dan
temperatur.
Viskositas
Merupakan ukuran resistensi terhadap
deformasi.
Gaya gesek dalam fluida dihasilkan oleh
kohesi dan pertukaran momentum antar
molekul-molekul fluida.
Terdapat perbedaan perilaku antara cairan
dan gas terhadap perubahan suhu.
Fluida ideal: tidak memiliki viskositas,
viskositas = 0.
Viskositas (lanjutan)
F AU / y = A dV/dy
F/A=   dV/dy
 =  du/dy
 =  / (du/dy), (Hubungan
tegangan dan laju regangan
geser (gradien kecepatan)
 “Persamaan viskositas
Newton” Dalam CGS,
 = viskositas dinamik  = dyne . dt / cm2
Satuan SI: N.det/m2 atau Pa = g / cm . dt.
det atau kg/(m det)
= 1 P (poise)
1 Pa.detik = 10 P = 1000 cP
Viskositas (lanjutan)
Viskositas kinematik =  =  / 
Viskositas kinematik v, didefinisikan sebagai nisbah
( ratio ) viskositas dinamik terhadap kerapatan.
Satuan viskositas kinematik:
dalam sistem SI adalah m2/dt. atau dalam
metrik cgs cm2/dt atau stokes, St ( 1 St = 100
cSt dan 1 cSt = 10-6 m2 / dt ).

Viskositas gas meningkat dengan naiknya suhu, tetapi


viskositas cairan berkurang dengan naiknya suhu.
Viskositas (lanjutan)
Contoh Soal:
Dari tabel diperoleh viskositas air pada temperatur 200 C
besarnya 0,01008 poise. Hitung :
Viskositas dinamik dalam Pa . dt
Jika rapat relatif air pada 200 C besarnya 0,998 ,
hitung harga viskositas kinematik dalam m2 / dt.
Solusi :
a.viskositas dinamik, 0,01008 poise

10 poise / Pa
= 1,008 x 10-3 Pa.dt
b. viskositas kinematik, v =  / ρ 3
1,008 x10 Pa.dt
v 3
= 1,01 x 10 m / dt.
-6 2 0,998 x 1000 kg / m
Contoh Soal:

Sebuah plat yang yang jaraknya 0,5 mm


dari suatu plat yang terpasang mati
bergerak dengan kecepatan 0,25 m/dt dan
guna mempertahankan kecepatan ini
memerlukan gaya per satuan luas sebesar 2
Pa. Tentukan viskositas fluida yang berada
diantara plat-plat tersebut dalam satuan SI.
Solusi :
Dari soal diberikan y = 0,5 mm ( 0,5 x 10-3 m )
u = 0,25 m / dt.
F / A =  = 2 Pa ( N/m2 )
Dari persamaan viskositas Newton :
 =  ( du / dy )
diperoleh
=  (y/u)
2 N / m 2 x 0,5 x10 3 m

0,25m / dt
= 0,004 N . dt /m2 ( Pa . dt )
Dimensi dan Unit
DIMENSI PRIMER (SI)

DIMENSI SEKUNDER
MEKANIKA FLUIDA : Bagian dari mekanika
terpakai (Apllied Mechanics) yang
mempelajari statika dan dinamika dari cairan
dan gas.
FLUIDA : adalah zat-zat yang mampu mengalir
dan menyesuaikan diri dengan wadah atau
tempatnya.
Bila berada dalam keseimbangan, fluida tidak
dapat menahan gaya tangensial atau gaya
geser. Sehingga semua fluida memiliki derajat
kompresibilitas dan memberikan tahanan
kecil terhadap perubahan bentuk.
Atau
Cairan / zat cair tidak mempunyai tahanan
yang tetap terhadap gaya yang bekerja
padanya, hal ini mengakibatkan selalu terjadi
perubahan bentuk dan mengambil bentuk
Perubahan-perubahan bentuk yang terjadi adalah disebabkan
karena gaya-gaya geser yang bekerja, karena itu zat cair
tersebut mengalir. Sebaliknya bila benda cair tersebut dalam
keadaan diam, maka berarti tidak terdapat gaya-gaya geser
yang bekerja dan semua gaya yang ada selalu tegak lurus
terhadap tempat atau cairan itu berada.
Fluida (fluids) dibagi dalam dua bagian yaitu cairan dan gas.
CAIRAN : tidak dapat dimampatkan (incompressible) dan bila
terdapat di suatu tempat, maka cairan tersebut akan
mengambil tempat yang sesuai dengan bentuk dan
tempatnya dan permukaan akan berbentuk suatu batas
dengan udara terbuka.
GAS : zat yang dengan mudah dapat dimampatkan
(compressible) dan dapat mengembang mengisi seluruh
ruangan tempat dimana gas berada dan tidak membentuk
batas tertentu seperti benda cair.
Perbedaan antara benda padat dan benda cair :
1. Pada batas elastisitas tertentu, perubahan benda
padat sedemikian rupa sehingga Regangan (straight)
berbanding lurus dengan tegangan (stress)
2. Regangan pada benda padat tidak tergantung dari
waktu lamanya gaya bekerja dan apabila batas
elastisitas dari benda padat tersebut tidak terlampaui,
maka bila gaya itu tidak bekerja lagi, maka
perubahan-perubahan bentukpun akan menghilang
dan kembali ke bentuk semula.
Sedangkan pada benda cair akan terus berlangsung
perubahan bentuknya selama gaya bekerja dan tidak
akan kembali ke keadaan semula bila gaya tersebut
tidak bekerja lagi.
Persamaannya : baik fluida maupun padatan dapat
dianggap sebagai benda yang tidak dapat dirubah
volumenya sampai suatu tekanan yang terbatas (in
compressible)
Ciri-ciri ini merupakan sifat yang berbeda dibandingkan
dengan GAS (compressible).

Sifat-sifat Fluida dan batasan-batasannya :


1. Kerapatan Massa () :
adalah massa per satuan volume suatu benda (kg/m3)
Kerapatan air pada suhu 3.09oC (suhu yang
menyatakan kerapatan maks) adalah 1000 kg m-3,
sehingga massa satu liter air pada suhu tersebut
adalah 1 kg.
Contoh Berbagai Nilai Kerapatan Massa ( )

Fluida Kerapatan (kg m-3)


Air (4oC) 1000
Air (15oC) 991
Udara (20oC) 1,19
Minyak Bumi (20oC) 900
Minyak Bensin (20oC) 840
Air Raksa (20oC) 13,5 x 103
2. Kerapatan Relatif (berat jenis)
istilah Relatif ini dipergunakan untuk cairan dan diberi
batasan sebagai Nisbah kerapatan cairan terhadap
kerapatan air untuk suatu suhu yang ditentukan.
3. Viskositas Absolut atau Viskositas Dinamis S ()
adalah suatu sifat dari fluida yang mempunyai
ketahanan terhadap setiap gaya yang dikenakan
pada fluida tersebut dan menghasilkan gerakan relatif
atau gesekan relatif terhadap partikel-partikel di
sebelahnya.
atau
Gaya geser per satuan luas yang dibutuhkan untuk
menggeser lapisan zat cair dengan satu satuan
kecepatan terhadap lapisan yang berdekatan di
dalam zat cair itu (kg m-1 det-1)
4. Viskositas Kinematis ()
adalah nisbah viskositas absolut terhadap kerapatan
suatu cairan (m2 det-1)

=   = kg m-1 det-1


 kg m-3
= kg x m3 = m2 det-1
m det kg

- Fluida dalam Keadaan Diam -


Untuk kebanyakan keadaan, fluida selalu memiliki
gerakan, tetapi untuk mendapatkan pengertian yang
baik tentang gerakan fluida tersebut maka perlu
diketahui sifat fluida dalam keadaan diam.
Salah satu sifat yang penting dari fluida adalah timbulnya
tekanan pada sekelilingnya.
Besarnya tekanan fluida tergantung dari ketinggian atau
kedalaman fluida pada suatu titik.
Sebagai contoh :
suatu cairan yang berada di dalam suatu tempat /
wadah dalam keadaan terbuka

Tekanan
pada sisi Cairan
h
samping

Tekanan pada sisi bawah


Berat cairan akan menentukan besarnya tekanan pada sisi
tempat / wadah tersebut.
Tekanan yang paling besar berada di bagian paling dasar dari
wadah dan tekanan yang terkecil berada pada sisi tempat
wadah dan tekanan yang terkecil berada di sisi wadah
dekat permukaan air.

Tekanan yang dihasilkan merupakan akibat berat dari fluida.

Tekanan = kerapatan fluida x konst. Gravitasi x kedalaman


= xgxh
Dimana :
 = Kerapatan fluida
g = Percepatan gravitas (9,81 m/det2)
h = Kedalaman dinyatakan dalam (m)
Tekanan yang dihasilkan oleh suatu tabung berisi cairan dapat
diukur dengan mempergunakan alat pengukur tekanan.
Satuan untuk tekanan adalah (Pascal (Pa)
1 Pa = N/m2
N = kg m det-2
1 Pa = kg m det-2 m-2
= kg m-1 det-2
Contoh : Tekanan yang terjadi pada berbagai kedalaman.

h1
h2 P1 = gh1
h3
P2 = gh2
h4
P3 = gh3
P4 = gh4
Berbagai istilah yang dipergunakan untuk menyatakan
tekanan suatu fluida yang dihasilkan pada sisi-sisinya
adalah :
- Tekanan
- Beda tinggi
- Energi
Istilah tekanan yang paling banyak dipergunakan untuk
fluida adalah BEDA TINGGI.

Tekanan (P) = .g.h


dimana  dan g  konstan

Sehingga : P = k.h
K = Konstan

Oleh sebab itu tekanan akan sebanding lurus dengan


kedalaman atau beda tinggi dari cairan.
Beda tinggi dapat diukur dengan mempergunakan
MANOMETER.

Ex. Penggunaan Manometer

Air Air

hg
Cairan yang dipergunakan untuk Manometer biasanya
adalah cairan yang memiliki kerapatan yang jauh lebih
besar dari cairan / fluida yang akan diukur ?
TEKANAN STATIS
Apabila suatu fluida dimasukkan ke dalam suatu tabung /
wadah, tekanan yang ditimbulkan pada sisi-sisinya
dapat diukur dengan mempergunakan suatu tabung
manometer sederhana. Tekanan ini disebut Tekanan
Statis atau Beda Tinggi Statis.

TEKANAN FLUIDA
Dalam berbagai hal tekanan dapat dilakukan terhadap
suatu fluida dengan maksud untuk menyalurkan daya,
yakni memberikan gaya atau dorongan terhadap fluida
di dalam tabung-tabung.
Untuk fluida dalam keadaan statis tekanan totalnya
sama dengan jumlah dari tekanan sebagai akibat
ketinggiannya dan tekanan oleh pengaruh luar pada
fluida tersebut (Pf).

Tekanan Fluida (P) = Pf + .g.h

ENERGI TOTAL SUATU FLUIDA STATIS


Energi suatu fluida dalam keadaan diam tergantung
dari Tekanan Statis Fluida dan Kedudukan Relative
dari fluida dipandang dari suatu ketinggian atau
sewaktu-waktu.
Elevasi atau ketinggian suatu fluida di atas suatu titik
dianggap sebagai BEDA TINGGI ELEVASI
Energi (E) = Beda Tinggi Elevasi (Z) + Beda tinggi
Statis (h)
Air h1
h2
Fluida Statis
Z
(1)
(2)
Z1 Z2 Datum plane
Energi suatu Fluida Statis

Untuk suatu fluida statis maka energi total (E) akan tetap,
nilainya :
E = Z = Z1 + h1 = Z2 + h2
Karena beda tinggi Elevasi berkurang maka beda tinggi
statis akan bertambah. Suatu titik pada permukaan
fluida tidak memiliki beda statis, tetapi hanya memiliki
beda tinggi Elevasi (Z).
- GERAKAN FLUIDA -

Aliran Mantap / Tetap (Steady Flow)


A1A2 =Penampang
MI MC MII
dS1dS2 = Jarak
A1dS1
A2dS2
Karena sifat aliran tetap, maka aliran yang melalui ruang
yang besar = aliran yang melalui penampang yang kecil.
Hukum Aksi Massa = Jumlah yang masuk = jumlah yang
keluar + jumlah perubahan yang terjadi dalam volume
kontrol.
 Massa dalam ruang MI = MII
MI + MC = MII + MC
1A1dS1 = 2A2dS2

Karena jumlah massa berubah dalam waktu dt, maka


perubahan per satuan waktu akan sebagai berikut :
1A1dS1 = 2A2dS2
dt dt
Dimana : ds = V
dt

 1A1V1 = 2A2V2 Konstan

Persamaan Kontinuitas = Equation of Continuity


= Pers. Kesinambungan
Kalau persamaan di atas dikalikan g pada ruas kanan
dan ruas kiri, maka persamaan akan berubah menjadi
:

g.1A1V1 = g.2A2V2

dimana : .g =   1A1V1 = 2A2V2


 Weight flow rate

Jika fluidanya yang dianggap bahwa fluidanya tidak


termampatkan (incompressible), maka  atau  dalam
keadaan I sama II (konstant) karena massa dalam
suatu volume yang sama adalah Konstan.
Karena 1 dalam keadaan I sama dengan 2 dalam
keadaan II :

 A1.V1 = A2.V2 = Q  Ideal


dimana : Q = debit
A = luas penampang
V = kecepatan
Demensinya = L2.LT-1 = L3T-1

Pada statika : fluida dalam keadaan diam  tidak


dipengaruhi oleh jarak horizontal tetapi dipengaruhi
oleh ketinggiannya.
P + Z = h  konstan

Fluida Mengalir (IDEAL) :  fluida yang dalam
pengalirannya tidak memberikan Shear stress
(gesekan)
Bagaimana kalau tidak IDEAL ? (Ada gesekan)

Apabila ada gesekan maka pada tepi dinding V=0,


sedangkan pada pusat aliran Vnya paling besar.

v v
v
v Q = A.V
A
v = A.V
v v v
V
V = tergantung pada provil kecepatannya
1) Kalau bentuknya lingkaran

dr

a  2r.dr
q  2r. .dr
R
Q   2rdr
0

Q  A.V
R
Q 1
V 
A

A0 2rdr
R2
2) Bagaimana kalau bentuknya Parabola

V = Br2 + c  c&B Konstanta


Vc V = Br2 + c
Untuk k.r = 0  Pd Pusat
V = B(0)2 + c
r=0 r V = c  V = Vc
R Untuk r = R   V = 0 (Pd-dinding)
0 = B(R2) + c
0 = BR2 + Vc
1
R
 r2 
V 
R 2 0 2rVc1  R 2 dr
2  r3 
R
V  Vc   r 2 dr
R 2
0 
R 
2Vc r2 R r4 
BR  Vc
2 V   0 
R
0 
R2  2 4 R 2

Vc 2Vc  R 2 R4 
B   2  V  Br 2  c V  
R 2  
R  2 4R 2 
Vc 2 2Vc  2 R 2 R2 
V   2 r  Vc V  
R 2  
R  4 4 
 r2  2Vc  R 2 
V  Vc1  2  V   
 R  R2  4 
Vc
V 
2
Vc 1
V  atauV  Vc
2 2
Bila ada gesekan

Rumus tersebut berlaku untuk aliran berbentuk


Parabola  Hal yang sama berlaku juga untuk
saluran Terbuka
Setatika Fluida adalah Ilmu Feluida Yang membahas
Tentang Fluida Diam, Keseimbangan Gaya, Sipat-sipat
Fluida
adalah cabang ilmu yang mempelajari fluida dalam keadaan
diam, dan merupakan sub-bidang kajian mekanika fluida.
Istilah ini biasanya merujuk pada penerapan matematika
pada subjek tersebut. Statika fluida mencakup kajian kondisi
fluida dalam keadaan kesetimbangan yang stabil.
Penggunaan fluida untuk melakukan kerja disebut hidrolika,
dan ilmu mengenai fluida dalam keadaan bergerak disebut
sebagai dinamika fluida.
Definisi tekanan
Menyatakan bahwa tekanan berbanding terbalik dengan
luas bidang dimana gaya bekerja. Untuk gaya yang
sama, luas bidang yang kecil akan mengalami tekanan
yang lebih besar. Tekanan yang besar lebih mudah
merusak bidang dari pada tekakan yang kecil.
Apakah satuan tekanan?
Untuk satuan tekakan adalah N/m²
Blaise pascal sebagai penemu hukum
Packal satuan ini diberi nama pascal
(disingkat pa).
1 pa = 1 N/m²
Satuan tekanan yang umum dijumpai
dalam keseharian berikut konversinya
jika dinyatakan dalam N/m² atau pa.
Beberapa satuan tekanan yang
umum
Nama Nilai
(N/m² = pa)

1 pacal (pa) 1
1 bar 1,00 x 10
1 atmosfer 1,01 x 10
1 mmHg 1,33 x 10²
1 torr 1,33 x 10²
1 lb/in² (psi) 6,89 x 10³
contoh soal
Dua balok sejenis yang beratnya 24 N terletak pada
lantai seperti ditunjukkan pada gambar.hitung tekanan
masing masing balok pada lantai.

D
D 2 2 b

A A
3 B 4
Jawaban pada balok a
 Perhatiakan, kedua balok memiliki berat yang sama, tetapi bidang alas
keduanya berbeda, sehingga tekanannya akan berbeda.

 Balok a berdiri pada lantai dengan sis ABCD


seluas A = 3m x 2m = 6m²

Maka tekanannya :

p=F
A

= 24N = 4 pa
6m²
Jawaban pada balok b
Balok b berdiri pada lantai dengan sisi ABQP seluas A
=4m x 3m=12m²
maka tekanannya:

p=F
A
= 24N = 2 pa
12m²
TEKANAN HIDROSTATIS
Adalah tekanan zat cair yang haya disebabkan oleh
beratnya sendiri.
Gaya gravitasi menyebabkan zat cair dalam suatu
wadah selalu tertarik kebawah.makin tinggi zat cair
dalam wdah, makin berat zat cair itu sehingga makin
besar tekanan yang dikerjakan zat cair pada dasar
wada.
Penurunan rumus tekanan hidrostatis
Bayangkan luas penampang persegi
Panjang p x l, yag terletak pada
Kedalaman h dibawah permukaan zat
cair (massa jenis = ρ ) volum zat cat
Cair didalam balok = p x l x h,
sehingga massa zat cair didalam balok
Adalah:
m=ρxv
=ρxpxlxh
Berat zat cair didalam balok,
F =mxg
=ρxpxlxhxg
Gambar persegi panjang
tekanan zat cair
Ph = F/A =ρ x p x I x h x g / p x l

=ρ x g x h
Jadi, tekanan hidrostatis zat cair (Ph)
Ph =ρ x g x h
Contoh
 Suatu wadah berisi raksa (massa jenis 13 600 kg/m³)
setinggi 76 cm.
Berapa tekanan hidrostatis yang
bekerja pada dasar wadah itu?
jawab
Massa jenis raksa ρ = 13 600 kg/m³
tinggi raksa h = 76 cm
=0,76 m
percepatan gravitasi = 9,8 m/s²
maka:
Ph=ρ x g x h
=(13 600kg/m³ x 9,8m/s² x 0,76m)
TEKANAN GAUGE
Adalah selisih antara tekanan yang tidak diketahui
dengan tekanan atmosfer (tekanan udara luar).
Nilai tekanan yang diukur oleh alat pengukur
tekanan adalah tekanan gauge. Adapun tekanan
sesungguhnya disebut tekanan mutlak.
Tekanan mutlak = tekanan gauge +
tekanan atmosfer
P = P gauge + P atmosfer
HUKUM-HUKUM DASAR
FLUIDA STATIS
Hukum pokok hidrostatika
Hukum pascal
Hukum Archimedes
Hukum pokok hidrostatika
Adalah bahwa titik yang terletak pada
Bidang datar yang sama didalam zat
Cair yang sejenis memiliki tekanan
(mutlak) yang sama.
Hukum hidrostatika kita peroleh:
P A = PB
P = Po+ρgh
Hukum Pascal
Ketika anda memeras ujung kantong plstik berisi
air yang memiliki banyak lubang, air memancar
dari setiap lubang dengan sama kuatnya. Hasil
percobann inilah yang diamati oleh blaise pascal.
Kemudian menyimpulkan dalam hukum pascal
yang berbunyi:
tekanan yang diberikan pada zat cair dalam
ruang tertutup diteuskan sama besar ke
segala arah.
Dongkrak hidrolik
Prinsip kerja sebuah dongkrak hidrolik
F1 F2

A1 1 2 A2

PA1 PA2 Cairan


(oli)
Donkrat hidrolik terdiri dari bejana
Dengan dua kaki (kaki 1 dan kaki 2)
Yang msing-masing diberi
pengisap. Penghisap 1 memilki luas
Penampang A1 (lebih kecil) dan
pengisap 2 memiliki luas penampang
A2 (lebih besar). Benjana diisi dengan
zat cair (oli).
Jika pengisap 1 anda tekan dengan
gaya F1,maka zat cair akan menekan
mengisap 1 ke atas dengan gaya PA1
Sehingga terjadi keseimbangan pada
pengisap 1 dan berlaku.

PA1 = F1 atau P =F1 / A1


Sesuai dengan pascal bahwa tekanan pada
zat cair dalam ruang tertutup diteruskan
sama besar kesegala arah .
maka pada pengisap 2 bekerja gaya
ke atas PA2 = F2 atau P =F2 / A2

Maka:
F 1 / A1 = F 2 / A 2
F 2 = A 2 / A1 x F 1
Hukum Archimedes
benang

benang
gelas

Batu

batu
air
Jika suatu benda yang dicelupkan
dalam suatu zat cair mendapat gaya
ke atas sehingga benda kehilangan
sebagian beratnya (beratnya menjadi
berat semu). Gaya keatas ini disebut
sebagai gaya apung,yaitu suatu gaya keatas yang
dikerjakan oleh zat cair pada benda. Munculnya
gaya apung adalah konsukuensi dari tekanan zat
cair yang meningkat dengan kedalaman. Dengan
demikian berlaku:
gaya apung = berat benda diudara - berat benda
dalam zat cair.
Akhir

Awal

air

batu
Asal Mula Arhimedes Menemukan
Hukumnya:
Sebaiknya kita memahami arti dari “volum air yang
dipindahkan.”
jadi, suatu benda yang dicelupkan seluruhnya dengan
zat cair selalu menggantikan volum zat cair yang sama
dengan volum benda itu sendiri.
Mengaitkan antara gaya apung yang dirasakan dengan
volum zat cair yang dipindahkan benda.
Volum air
yang
tumpah
Hukum Archimedes berbunyi
Gaya apung yang bekerja pada suatu
Benda yang dicelupkan sebagian atau seluhnya ke
dalam suatu fluida sama dengan berat fluida yang
dipindahkan oleh benda tersebut.
Tekanan Hidrostatis

PERMUKAAN LAUT

P= KEDALAMAN LAUT
TEKANAN DALAM FLUIDA
Setiap benda merasakan tekanan dalam fluida
p = p0 + .g.h

p  tekanan
dalam fluida
p0  tekanan udara
luar
  massa jenis
fluida
g  gravitasi
h  kedalaman
CONTOH SOAL

Sebuah bola dicelupkan ke dalam penampungan minyak tanah


dengan massa jenis 800 kg/m3. Tentukan tekanan yang dirasakan
benda dalam minyak tanah tersebut !
PEMBAHASAN

p = p0 + .g.h
p0 = 50 Pa g = 10 m/s2
 = 800 kg/m3 h = 0,4 m
p = 50 + (800 x 10 x 0,4)
p = 3250 Pa
HUKUM PASCAL
Tekanan pada suatu titik akan diteruskan ke semua titik
lainnya secara sama
Hukum Pascal diaplikasikan pada pompa hidrolik

F
p
A
p1  p2
F1 F2

A1 A2
A2
F2  .F1
A1
CONTOH SOAL

Gaya maksimal yang dapat diberikan pada sebuah pompa hidrolik


adalah 10 N. Tentukan beban maksimal yang dapat diangkat oleh
pompa hidrolik tersebut !
PEMBAHASAN

p1  p2
F1 F2

A1 A2
A2
F2  .F1
A1
5 x10 4 cm 2
F2  2
.10 N
50 cm
F2  10.000 N
m2  1.000 kg
HUKUM ARCHIMEDES
Benda yang tercelup dalam fluida akan merasakan gaya
Archimedes sebanding dengan volum benda yang
tercelup

FArchimedes   fluida x g x Vbenda tercelup


 fluida  massa jenis fluida
g  percepatan gravitasi
Vbenda tercelup  volum benda yang tercelup
CONTOH SOAL

2/3 bagian bola tercelup dalam minyak tanah. Jari-jari bola


adalah 9 cm. Tentukan gaya Archimedes yang dirasakan oleh
bola tersebut!
PEMBAHASAN

FArchimedes   fluida x g x Vbenda tercelup


 fluida  800 kg / m 3
g  10 m / s 2
2 4
Vbenda tercelup  x x  x 93  648 cm 3
3 3
FArchimedes  800 x 10 x 648 x 10 6  5,184 N
PERSAMAAN BERNOULLI

p  tekanan
  massa jenis
v  kecepatan aliran fluida
h  ketinggian

p1 + ½..v12 + .g.h1 = p2 + ½..v22 + .g.h2


CONTOH SOAL

Keran dalam sebuah penampung air akan dibuka. Tentukan


kecepatan aliran air ketika keran dibuka !
PEMBAHASAN

v1 = 0
h2 = 0

p1 + ½..v12 + .g.h1 = p2 + ½..v22 + .g.h2


p1 + .g.h1 = p2 + ½..v22
2 ( p1  p2   .g .h1 )
v2 

v2 

2  2 x105   105  103.10.1 
103
v2  14,83 m / s
Sistem Pengukuran

PENGUKURAN KECEPATAN
Pengukuran besar aliran biasa nya didefinisikan
dengan istilah Laju / Kecepatan merupakan
satuan/besaran yang biasanya dinyatakan dalam
satuan volume, panjang, massa, putaran per satuan
waktu.

Misal :
gallon/menit , liter/jam, m3/menit, meter/jam ,
putaran/menit
Sistem Pengukuran

FUNGSI : PENGUKURAN KECEPATAN


Agar dapat melakukan pengendalian pada proses
kegiatan Ekonomi, industri/ pengolahan dan
pengelolaan,
Sehingga penentukan kuantitas dan kualitas bahan
yang masuk dan keluar dapat dikontrol dengan baik

Dana
Bahan Pekerja

IPAL
Sistem Pengukuran

PRINSIP KERJA PENGUKUR


KECEPATAN
1. Berdasarkan penimbangan / pengukuran volume
2. Berdasarkan gerakan fluida
3. Perbedaan tekanan
4. Pengaruh medan magnet/elektromagnetik
5. Pengaruh gerakan mekanik
Sistem Pengukuran
Berdasarkan pengukuran
langsung
Sistem Pengukuran
Berdasarkan pengukuran
langsung
PENGUKURAN KECEPATAN
Sistem Pengukuran

Berdasarkan gerakan fluida


PENGUKURAN KECEPATAN
Sistem Pengukuran

Berdasarkan gerakan fluida


PENGUKURAN KECEPATAN
Sistem Pengukuran

Berdasarkan Perbedaan tekanan

a. Orificemeter

Profil hidrolis aliran fluida


Sistem Pengukuran

Berdasarkan Perbedaan tekanan


Besarnya kecepatan fluida yang
a. Orificemeter mengalir, dapat dihitung dengan
mencatat beda ketinggian bacaan
diantara kedua kaki pipa U.

Seandainya fluida yang mengalir itu


air, maka sebagai liquida pembaca
P1 P2 dipergunakan air raksa. (fluida bacaan
merupakan fluida yang tidak dapat
larut dengan liquida yang mengalir
melalui pipa dan berat jenis harus
lebih tinggg)

Beda tinggi dari kedua fluida bacaan


Sistem Pengukuran

Berdasarkan Perbedaan tekanan

a. Orificemeter
Besar beda tekan antara P1 dan P2
(Tekanan yang berada di ujung kedua
pipa U) dihitung dengan menggunakan
persamaanP  .g.R
P1 P2 R : beda tinggi diantara
kedua pipa U,
akibat adanya aliran yang
Untuk mengetahui debit aliran yang
mengalir
melalui sistem perpipaan, maka perlu
dilakukan kalibrasi dengan
Membuat kurva
Sistem Pengukuran

Berdasarkan Perbedaan tekanan


Untuk mengetahui debit aliran yang
melalui sistem perpipaan, maka perlu
a. Orificemeter dilakukan kalibrasi dengan
Membuat kurva

P1 v v=a.R0.5
P2

R
Sistem Pengukuran

v v=a.R0.5

R
R
PENGUKURAN KECEPATAN
Sistem Pengukuran

Berdasarkan Perbedaan tekanan

b. Venturimeter
PENGUKURAN KECEPATAN
Sistem Pengukuran

Berdasarkan Perbedaan tekanan

c. Rotameter
PENGUKURAN KECEPATAN
Sistem Pengukuran

Berdasarkan Perbedaan tekanan


Besarnya kecepatan fluida
c. Rotameter yang mengalir, dapat dihitung
dengan mencatat ketinggian
bacaan pelampung rotameter.

Pelampung rotameter bekerja


(naik/turun) berdasarkan
Fg 
adanya Fd gaya
gaya Ff yang
bekerja
Fg ; gaya berat
Fd ; gaya gesek
Ff : gaya apung
PENGUKURAN KECEPATAN
Sistem Pengukuran

Berdasarkan Perbedaan tekanan


d. Pitot Tube
PENGUKURAN KECEPATAN
Sistem Pengukuran
Pengaruh Gerakan elektro
magnetik
PENGUKURAN KECEPATAN
Sistem Pengukuran
PENGUKURAN KECEPATAN
Sistem Pengukuran
PENGUKURAN KECEPATAN
Sistem Pengukuran
PENGUKURAN KECEPATAN
Sistem Pengukuran
Sistem Pengukuran
PENGUKURAN SUHU

Secara kualitatif, kita dapat mengetahui bahwa suhu adalah


sensasi dingin atau hangatnya sebuah benda yang dirasakan
ketika menyentuhnya. Secara kuantitatif, kita dapat
mengetahuinya dengan menggunakan termometer.

Suhu dapat diukur dengan menggunakan termometer yang


berisi air raksa atau alkohol. Kata termometer ini diambil dari
dua kata yaitu thermo yang artinya panas dan meter yang
artinya mengukur
Sistem Pengukuran
Air akan mulai membeku pada suhu 0° Celsius (di gambar ini suhu
udara -17° C)
Suhu menunjukkan derajat panas benda. Mudahnya, semakin tinggi
suhu suatu benda, semakin panas benda tersebut. Secara
mikroskopis, suhu menunjukkan energi yang dimiliki oleh suatu
benda. Setiap atom dalam suatu benda masing-masing bergerak,
baik itu dalam bentuk perpindahan maupun gerakan di tempat
berupa getaran. Makin tingginya energi atom-atom penyusun benda,
makin tinggi suhu benda tersebut.
Suhu juga disebut temperatur yang diukur dengan alat termometer.
Empat macam termometer yang paling dikenal adalah Celsius,
Reumur, Fahrenheit dan Kelvin. Perbandingan antara satu jenis
termometer dengan termometer lainnya mengikuti:
C:R:(F-32) = 5:4:9 dan
K=C + 273.
Sebagai contoh:

dan
Sistem Pengukuran
PENGUKURAN TEKANAN
Tekanan (p) adalah satuan fisika untuk menyatakan gaya (F) per satuan luas (A).

Satuan tekanan sering digunakan untuk mengukur kekuatan dari suatu cairan
atau gas.

Rumus dari tekanan dapat juga digunakan untuk menerangkan mengapa pisau
yang diasah dan permukaannya menipis menjadi tajam. Semakin kecil luas
permukaan, dengan gaya yang sama akan dapatkan tekanan yang lebih tinggi.

Satuan tekanan dapat dihubungkan dengan satuan volume (isi) dan suhu.
Semakin tinggi tekanan di dalam suatu tempat dengan isi yang sama, maka suhu
akan semakin tinggi. Hal ini dapat digunakan untuk menjelaskan mengapa suhu
di pegunungan lebih rendah dari pada di dataran rendah, karena di dataran
rendah tekanan lebih tinggi.

Tekanan udara dapat diukur dengan menggunakan barometer.


Sistem Pengukuran
Sistem Pengukuran
PENGUKURAN TEKANAN

Aplikasi Tekanan
Tekanan diaplikasikan dalam beberapa hal dalam kehidupan, diantaranya:
Pengukuran tekanan darah , Tekanan Hidrostatis, Tekanan Udara

Tekanan Hidrostatis
Tekanan Hidrostatis adalah tekanan yang terjadi di bawah air. Tekanan ini terjadi
karena adanya berat air yang membuat cairan tersebut mengeluarkan tekanan.
Tekanan sebuah cairan bergantung pada kedalaman cairan di dalam sebuah
ruang dan gravitasi juga menentukan tekanan air tersebut.
Hubungan ini dirumuskan sebagai berikut: "P = ρgh" dimana ρ adalah masa jenis
cairan, g (10 m/s2) adalah gravitasi, dan h adalah kedalaman cairan.

Tekanan Udara
Atmosfer adalah lapisan yang melindungi bumi. Lapisan ini meluas hingga 1000
km ke atas bumi dan memiliki massa 4.5 x 1018 kg. Massa atmosfir yang
menekan permukaan inilah yang disebut dengan tekanan atmosferik. Tekanan
atmosferik di permukaan laut adalah 76 cmHg.

Anda mungkin juga menyukai