Anda di halaman 1dari 11

MEKANIKA FLUIDA

(sebelum UTS)
Definisi Fluida
Fluida didefinisikan sebagai suatu zat yang terus
menerus berubah bentuk apabila mengalami tegangan
geser; dimana fluida tidak mampu menahan tegangan
geser tanpa mengalami perubahan bentuk.
Jenis-jenis bahan :
 Zat padat
 Zat cair
 gas
Perbedaan zat padat dan zat cair  Persamaan, tabel dan grafik yang mengandung
Zat padat mempunyai bentuk tertentu, sedangkan zat parameter-parameter tak berdimensi, sistem satuan
cair atau gas mempunyai bentuk yang ditentukan oleh yang digunakan tidak berpengaruh, dimana
wadahnya. persamaan, tabel dan grafik yang ada berlaku
Perbedaan zat cair dan gas untuk semua sistem satuan.
Gas akan menyebar dan mengisi seluruh wadah yang  Persamaan–persamaan yang menghubungkan
ditempatinya. besaran fisik harus konsisten tak perduli sistem
Perbedaan pokok zat padat dan fluida satuan mana yang digunakan untuk menetapkan
Perbedaan pokok antara zat padat dan fluida adalah harga-harga numerik parameter-parameter dalam
dari karakteristik deformasi bahan-bahan tersebut; persamaan tersebut.
dimana Zat padat dianggap sebagai bahan yang
menunjukkan reaksi deformasi yang terbatas ketika Contoh :
mengalami atau menerima tegangan geser (shear). Kecepatan fluida sering diukur secara tidak langsung
 Pada umumnya makin besar laju deformasi fluida dengan mengukur kenaikan tekanan ketika fluida itu
makin besar pula tegangan geser yang dialami
dihentikan. Untuk ini dengan p
fluida.
kenaikan tekanan dan  kerapatan fluida. Kenaikan
 Viscositas atau kekentalan merupakan ukuran
tekanan yang terukur untuk air adalah 150 lbf/ft2.
untuk menyatakan hambatan atau ketahanan fluida
Berapakah kecepatan yang terukur ?
terhadar deformasi.
Jawab:
 Tegangan geser bisa terjadi jika suatu fluida
Dalam sistem Inggris Teknik,  = 1.94 slug/ft3
mengalami deformasi.
 Air dalam wadah yang dirotasikan dengan
kecepatan/percepatan konstan tidak menunjukkan
adanya deformasi sehingga tidak mengalami
tegangan geser. Sifat-Sifat Fluida
 Agar terjadi tegangan geser maka fluida harus  Semua fluida sejati mempunyai sifat-sifat penting
viscous sebagaimana karakteristik yang dalam dunia rekayasa.
ditunjukkan oleh semua fluida sejati.  Sifat-sifat yang dimaksut (dalam keadaan diam)
 Fluida ideal didefinisikan sebagai fluida yang tidak adalah: kerapatan, kompresibilitas, kapileritas dan
viscous; jadi tegangan geser dalam fluida ideal tekanan uap.
tidak ada meskipun fluida itu mengalami  Untuk fluida yang dinamik masih ada sifat penting
deformasi. yaitu viscositas.
Simbul dan Satuan  Tekanan dan temperatur juga merupakan sifat-sifat
 Untuk mempermudah studi tentang perilaku fluida yang menentukan sifat-sifat lain.
maka diperlukan simbul-simbul khusus seperti  Beberapa sifat fluida merupakan perpaduan
massa, panjang, waktu dan temperatur (M, L, T beberapa sifat yang telah disebutkan.
dan ). Contoh :
 Untuk besaran-besaran tak berdimensi diberi nama Difusifitas termal melibatkan perpaduan antara
sesuai dengan orang yang dianggap berjasa seperti konduktivitas termal, kerapatan dan kerapatan
Re untuk menyatakan reynolds Number. panas jenis pada tekanan konstan sedangkan
konduktivitas termal melibatkan viskositas dan
 Untuk menyatakan besaran-besaran fisika
kerapatan dinamik.
diperlukan sistem satuan seperti panjang boleh
dinyatakan dalam satuan inci, kaki meter, mil dsb.
 Semua fluida terdiri dari molekul-moekul yang Bo (Faktor Volume Formasi Oil)
masing-masing tidak terikat ditempat tertentu Bo = 0.972 + 0.000147.F1.175
tetapi saling bergerak terhadap yang lain. g 
 Jarak antar molekul dalam gas lebih besar dari F  Rs .   1.25T
 o 
ukuran molekulnya, sedangkan dalam zat cair
keduanya kurang lebih sama. Rs = kelarutan gas dalam minyak, scf/stb
 Dalam rekayasa kita beranggapan bahwa fluida o = specific gravity minyak, lb/cuft
berperilaku seolah memiliki struktur yang kontinu. g = specific gravity gas, lb/cuft
T = temperatur, oF.
Kerapatan, Volume jenis dan Gravitasi jenis

Kerapatan (density)  suatu zat adalah ukuran


konsentrasi zat tersebut dan dinyatakan dalam massa
per satuan volume.
 = lim (δm/δv)
 Kerapatan air pada temperatur kamar adalah 1.94
slug/ ft3, atau 1000 kg/m3.
 Kerapatan udara baku ( ditetapkan pada tekanan
mutlak 2116 lbf/ft3 dan T = 59oF) adalah 0.002378
slug/ ft3
 Tekanan dan temperatur pengaruhnya kecil terhadap
kerapatan zat cair, namun sangat berarti terhadap
kerapatan gas.
Bg (Faktor Volume Formasi Gas)
 Fluida yang akan diukur kerapatannya tidak boleh
terlalu kecil atau terlalu besar. Jika volume v yang Vres ZrTr  cu. ft 
mengandung massa fluida m dikurangi sampai
Bg  Bg  0.0282  
Vsc Pr  scf 
mencapai suatu harga titik maka m/v akan atau
mencapai harga batas . Jika volume (v) terus Keterangan :
diperkecil maka efek molekulnya segera nampak Zr = faktor kompresibilitas gas
dan volume tersebut mungkin memiliki total massa Tr = temperatur reservoir, oR
molekul m yang berbeda pada saat-saat yang Pr = Tekanan reservoir, psi
berlainan. Vsc = Volume gas pada kondisi standart, SCF
Vr = Volume gas pada kondisi standart, SCF
Rs Kelarutan gas dalam air

Densitas Gas
Gas Ideal Gas nyata
PM a
m PM
g   g 
V RT z RT
Keterangan :
m = berat gas, lb
V = volume gas, cuft Volume jenis (v)
M = berat molekul gas, lb/lb mole  Volume jenis (v) adalah volume yang ditempati
P = tekanan, psia oleh sebuah satuan massa zat, karenanya
T = temperatur, oR merupakan kebalikan dari kerapatan
R = konstanta gas = 10.73 psia cuft/lbmole oR V = 1/
Ma = berat molekul gas Berat jenis ()
 Berat jenis () adalah gaya gravitasi terhadap
massa yang terkandung dalam sebuah satuan
volume
 =g
 Untuk air dengan kerapatan 1.94 slug/ft3 dan  Sudut kontak antara kaca bersih, air dan udara
percepatan gravitasi 32.17 ft/s2 berat jenisnya sama dengan nol.
adalah :  Naiknya kolom air didalam pipa kecil adalah
 = (1.94 slug/ft3)(32.17 ft/s2) = 62.4 lbf/ft3 akibat tegangan permukaan dan disebut dengan
gejala kapiler.
 Berat jenis bukanlah sifat fluida yang  Kenaikan permukaan zat cair dalam pipa kecil
sesungguhnya karena sifat ini tergantung pada (gejala kapiler) dapat ditentukan dengan
percepatan gravitasi lokal. persamaan :
 Meskipun demikian gaya hidrostatik yang bekerja 2
terhadap fluida tergantung pada gravitasi sehingga h cos 
gr
orang terbiasa menggunakan berat jenis dalam
perhitungan-perhitungan yang melibatkan gaya
tersebut. Apabila  < /2 kenaikan kapiler akan terjadi dan
sebalinya.
Kompresibilitas (k)
 Deformasi yang dialami fluida akibat geseran Tekanan Uap
viscous atau kompresi oleh tekanan dari luar yang  Adalah suatu tekanan dimana zat cair dan uapnya
bekerja terhadap suatu volume fluida. berada bersama sama dalam keseimbangan.
K = -ΔP/(ΔV/V)  Untuk setiap zat cair, tekanan uap merupakan
fungsi temperatur.
Tegangan Permukaan
 Tegangan di permukaan cairan yang terjadi akibat Viscositas
perbedaan tarik menarik antar molekul zat cair  Adalah ukuran ketahanan fluida terhadap
dekat permukaan dan molekul-molekul yang deformasi atau perubahan bentuk.
terletak agak jauh dari permukaan dari massa zat  Viscositas gas bertambah naik sejalan dengan
cair yang sama. naiknya temperatur karena meningkatnya aktivitas
 Jika suatu tabung pipa kecil dicelupkan tegak lurus molekul ketika temperatur naik.
kedalam air yang bebas, maka air akan naik  Pada zat cair, jarak antar molekul jauh lebih kecil
kedalam pipa tersebut. dibandingkan dengan gas sehingga kohesi antar
 Jika zat cair tersebut adalah air raksa maka molekul disitu besar. Peningkatan temperatur
permukaan cairan dalam pipa akan turun mengurangi kohesi molekul dan ini diwujudkan
 Pipa plastik bersih yang ditempatkan dengan cara berupa penurunan viscositas fluida.
sama mungkin akan membuat kolom air  Dalam industri perminyakan, satuan viscositas
didalamnya naik, turun atau tetap; tergantung jenis biasa dinyatakan dalam centipoise (cp). 1 poise =
plastik yang digunakan. 0.1 kg/m s
 Tegangan permukaan dinyatakan dalam simbul . Jenis Viscositas
 Apabila antarmuka zat cair bersinggungan dengan  Viscositas dinamik (µ ) : adalah tegangan geser
permukaan zat padat berarti disitu terdapat tiga terhadap gradien kecepatan
buah gaya antarmuka: antara gas dengan zat cair, µ = (lbf/ft2)/((ft/s)/ft)
gas dengan zat padat dan zat cair dengan zat padat. = lbf s/ft2= slug/fts
Keseimbangan yang terjadi menghasilkan = (N/m2)/((m/s)/m)
hubungan skalar sbb: = Ns/m2= kg/ms
gs = sl + gl cos   Viscositas kinematis (v) : adalah perbandingan
viscositas dinamis dengan kerapatan
V = µ/ρ
2
= m /s (untuk sistem SI)
= ft2/s (untuk sistem british)

Temperatur, Panas dan Usaha


 Apabila dua benda/sistem yang berbeda panasnya
disatukan, maka yang satu akan bertambah
panasnya sedang lainnya menjadi lebih dingin
yang akhirnya dicapai keseimbangan. Dalam
 Zat cair disebut membasahi permukaan apabila  <
/2 dan sebaliknya.
keadaan demikian kedua sistem disebut  Jika suatu proses disertai dengan perpindahan
bertemperatur sama. panas, energi yang dipindahkan sebesar:
 Terdapat berbagai macam skala temperatur seperti
q1-2 = w1-2 - w’1-2= e2 – e1 + w1-2
o
C, oF dsb. Kita juga mengenal temperatur absolut
yang didefinisikan sbb:

 Untuk sistem tertutup dengan mengabaikan energi


Derajat Rankine (oR) = oF + 460
kinetik & potensial :
Kelvin (K) = oC + 273

 Jika sebuah sistem atau fluida dalam volume q1-2 = u2 – u1 + w1-2


kontrol tidak dalam keseimbangan termal dengan
lingkungannya, energi akan menembus melalui Hukum Kedua Termodinamika
batas sistem atau permukaan kontrolnya. Energi  Perubahan energi yang terjadi tidak dapat berjalan
yang dipindahkan disebut panas. balik (irreversible).
 Perpindahan panas berharga positif jika panas  Penggunaan hukum ini dalam termodinamika yang
dipindahkan ke sistem atau fluida dan sebaliknya. paling bermanfaat adalah adanya aksioma yang
 Usaha/kerja dikatakan dianggap berharga positip disebut ketidaksamaan clausius, yaitu apabila
jika dilakukan oleh sistem atau fluida ketika fluida sebuah sistem menjalani suatu proses siklus yang
melalui suatu volume kontrol. lengkap (Zat dalam sistem kembali ke keadaan
kesetimbangan semula), maka integral dQ/T  nol.
Termodinamika
 (dQ/T)  0
 Pembahasan mekanika fluida, khususnya yang
 Aksioma kedua hukum kedua menyatakan integral
menyangkut aliran gas memerlukan keterlibatan
dQ/T untuk sebuah proses dapat balik antara
prinsip-prinsip termodinamika; terutama mengenai
kondisi acuan dan kondisi akhir menghasilkan
konsep-konsep dan persamaan-persamaan yang
sebuah sifat baru yang disebut entropi.
berhubungan dengan mekanika fluida. Konsep-
konsep yang dimaksud adalah konsep sistem dan  Jika entropi per satuan massa dinyatakan dengan s,
volume kontrol.
 Sistem adalah bahan atau zat dengan bahan maka :
tertentu yang akan dijadikan pusat perhatian. dimana : dq = du + dw sehingga :
Daerah diluar batas sistem disebut dengan
lingkungan.
 Apabila berurusan dengan aliran fluida umumnya
lebih mudah kalau berurusan dengan suatu daerah  Apabila hanya p dv energi yang ditransfer, untuk
yang tetap dibandingkan jika partikel-partikel proses dapat balik tanpa pemindahan panas maka
zatnya yang tetap. ds = 0 & untuk tidak dapat balik ds > 0.

Hukum Pertama Termodinamika


 Hukum pertama termodinamika merupakan hukum
kekekalan energi.
 Setiap energi yang dipindahkan memintas batas
sebuah sistem, energi yang bersangkutan berubah
dengan besar yang sama.
 Salah satu bentuk Hukum pertama ini menyatakan
bahwa jika energi dipindahkan ke suatu zat dalam
sebuah sistem tertutup sedemikian rupa sehingga
tidak ada panas yang dipindahkan ke atau dari
sistem, besar usaha yang dilakukan didefinisikan
secara langsung menurut keadaan akhir proses
bersangkutan
e1 – e2 = w’1-2
e = kandungan energi (energi content) yang didalamnya
termasuk energi kinetik,energi potensial dan energi
dalam (u).
Entalpi (H) n = 1 untuk proses isoterm
 Entalpi (H) (atau h per satuan massa) adalah n = 0 untuk proses tekanan konstan.
jumlah energi dalam dan hasil kali tekanan dan n = k untuk proses isentropik
volume jenis.
Fluida Statik
h = u + pv  Fluida Statik membahas perubahan-perubahan
 Dalam bentuk differensial; tekanan fluida terhadap ketinggian dalam suatu
dh = du + p dv +v dp, medan gravitasi, misalnya medan gravitasi bumi
Sehingga dan perubahan-perubahan tersebut pada
T ds = dh – v dp permukaan di dalam fluida pada keadaan diam.
 Penelitian terhadap perubahan-perubahan ini
memungkinkan penentuan beda tekanan yang
Gas Ideal
diukur dengan manometer, gaya hidrodtatik pada
 Adalah gas yang memenuhi persyaratan keadaan
tangki penimbunan dll.
pv = RT atau p =  RT
 Analisa gaya dalam suatu sistem fluida dianggap
 Kapasitas jenis pada tekanan konstan (cp) dan
penerapan hukum kedua Newton untuk gerak per
volume konstan (cv) didefinisikan sebagai :
satuan volume fluida
 (Perubahan energi terhadap temperatur pada
tekanan konstan) F =  a

 dh  Dalam suatu aliran fluida, setiap bagian massanya
cp    mungkin mengalami tekanan, gravitasi, tegangan
 dT  p viscous, tegangan permukaan dll; oleh karena itu
analisa terhadap gaya-gaya itu mungkin kompleks
 (Perubahan energi dalam terhadap temperatur pada
sekali.
volume konstan)
 Dalam hidrotatika kita mengandaikan fluida dalam
 du  keadaan diam sehingga percepatan sama dengan
cv    nol dan tidak ada tegangan viscous.
 dT  v  Gaya akibat tegangan permukaan pada umumnya
 Untuk gas ideal, cv adalah fungsi temperatur diabaikan.
 du = cv dT dan bila cv konstan maka :  Dengan demikian keseimbangan gaya hidrostatika
u2 – u1 = cv (T2 – T1) yang terjadi adalah antara tekanan normal dan
gaya gravitasi.
 Gaya-gaya yang terjadi akibat tekanan adalah
 dh = cp dT dan bila cp konstan maka : sebuah vektor yang merupakan hasil kali intensitas
h2 – h1 = cp (T2 – T1) tekanan dan luas serta mempunyai arah normal
terhadap luas permukaan benda.

 Untuk gas ideal, berlaku F = - p(n dA)


cp - cv = R
Proses Aliran
 Sebuah sistem disebut isoterm bila temperaturnya
tidak berubah. Persamaan keadaan untuk gas ideal
menyatakan bahwa pv = konstan
 Sebuah sistem dikatakan isobar bila tekanannya
tidak berubah.
 Sebuah sistem dikatakan adiabatik bila tidak ada
panas yang dipindahkan ke atau dari sistem dari
atau ke lingkungan sekitarnya ( dq = 0).
 Isentropik adalah suatu proses adiabatik yang
perubahan-perubahannya dapat balik.
 Untuk proses isentropik berlaku persamaan :
P1 v1k = p2 v2k = konstan
 Suatu proses dikatakan politropik bilamana :
P1 v1n = p2 v2n = konstan
Persamaan Differensial Umum  Zat cair heterogen
1. P1 = p0 + 1g1h1
2. P2 = p1 + 2g2h2
= p0 + 1g1h1 + 2g2h2
dst
 Jadi untuk fluida
heterogen, Piezometric
head di semua tingkat tidak konstan.
Arah gaya dalam suatu benda
 Karena fluida diandaikan dalam keadaan diam,
SOAL
maka terjadi keseimbangan antara gaya-gaya yang
1. Tangki penampungan dengan diameter 90 ft
bekerja terhadap fluida.
dan tinggi 45 ft empat per limanya terisi fluida
 Arah Sumbu X
sumur (cairan) dengan komposisi 30% minyak
(S=0,8) dan sisanya air (S=1,02). Besarnya
tekanan uap di bagian atas tangki adalah 20 psi.
 Arah Sumbu Y Tentukan besarnya tekanan yang terjadi di
dasar tangki. (air dan minyak diasumsikan
terpisah sempurna)
 Arah Sumbu Z
2. Hewan bernapas udara yang mampu menyelam
paling dalam adalah sejenis penyu laut, yang
menurut penelitian mampu menyelam sampai
 Dalam bentuk vektor, hubungan tersebut dituliskan
kedalaman 3936 ft. Berapakah tekanan pada
p =  g kedalaman air laut tersebut (S = 1,025).
 Persamaan differensial diatas mengungkapkan hal-
hal nyata yang sering dijumpai, misalkan:
1. Intensitas tekanan berkurang dengank Fluida yang Mengalami Percepatan Seragam
erkurangnya ketinggian (p negatif bila z  Hidrolika dipandang sebagai suatu kasus khusus
positif) diantara yang lebih umum, dimana fluida
2. Intensitas tekanan tidak berubah bila ketinggian mengalami percepatan seragam sehingga tegangan
tetap (p = 0) geser dalam tidak ada. Keadaan ini terjadi pada
analisa zat cair dalam wadah yang mengalami
Hidrostatika percepatan. Jika fluida dalam wadah tidak sampai
terguncang, maka fluida akan mengalami
percepatan sama dengan wadahnya.
Tujuan analisa
dan  Tujuan analisa ini adalah untuk menyertakan
 p2-p1 = -g (z2-z1) = - (z2-z1) percepatan dalam persamaan keseimbangan gaya :
 p =  h  
 p/ = pressure head  F  V p  g  a atau V p   ( g  a)
 z = potensial head
 (p/+z) = piezometric head  Persaman vektor ini dapat diekspresikan menurut
komponen-komponennya untuk koordinat cartesius
 Zat cair homogen dengan x dan y sebagai koordinat horizontal dan z
1. Pressure head di A > B sebagai sumbu yang positif ke arah atas.
2. Potensial head di B > A
p p p
3. Piezometric di A =    ax   ay    (g  az)
Piezometric di B x y z
 Untuk mendapatkan gradien tekanan fluida maka
dilakukan pen gintegrasian persamaan diatas :
p p p
p  x  y  z
x y z
 Permukaan dengan tekanan konstan (p = 0) p p
p 0   g
dihitung melalui substitusi gradien tekanan.     2r
r  z
 Keadaan demikian menyebabkan permukaan
Persamaan Garis
konstan mengalami deformasi karena adanya
 Sebuah wadah mengalami percepatan dengan
gradien tekanan horizontal.
komponen dalam dua arah y dan z kecuali ax = 0
 Posisi permukaan konstan ditentukan dari
akan mempunyai permukaan-permukaan tekanan
kombinasi dua gradien tekanan:
konstan (gambar 1.5) dengan kemiringan:
z  2 r  2r 2
z ay  z C
 r g 2g
y g  az
 Persamaan tersebut menggambarkan
perputaran parabolik sekaligus menggambarkan
Contoh
permukaan bebas.
 Kotak persegi dengan panjang 2 ft,lebar 1 ft dan
dalam 1 ft (Gb.1.5) mengalami percepatan
Contoh
mendatar dengan laju 8.05 ft/s2. Berapa kedalaman
Sebuah bak silinder terbuka mempunyai ukuran
air di bagian belakang kotak serta tekanan pada
panjang 1.8 m, diameter dasar 1m, berisi air setinggi
titik A dan B jika kedalaman air dalam kotak
1.5 m. Silinder diputar pada sumbu vertikal dengan
ketika dalam keadaan diam adalah 0.5 ft
kecepatan sudut 6 rad/s
Ditanyakan:
a). Sampai tinggi berapakah air akan naik?
b). Berapa tekanan air pada dasar di pusat dan di
pinggir?
c). Berapa seharusnya kecepatan sudut putarnya
supaya air naik sampai pinggiran atas silinder?

Gambar 1.5. Kotak persegi dengan percepatan


mendatar konstan
Penyelesaian:
 Misalkan percepatan fluida adalah arah y.
 Volume total air = 2 x 1 x 0.5 = 1 ft3
 Menggunakan geometrik dengan kedalaman
seperti gambar (1.5)
 2 x 1 x ½ (h1 + h0) = 1 dan h1= h0 + (dz/dy) 2 = h0
+ 0.5 ft
 h0 = 0.25 ft dan h1 = 0.75 ft
Distribusi tekanan dalam silinder terbuka yang
 Tekanan di A dan B dihitung dari hubungan
mengalami rotasi secara vertikal
hidrostatika dimana dalam hal ini percepatan
Penyelesaian:
vertikal tidak ada.
Misalkan volume paraboloid putaran = V1
 PA = g h0 = (62.4) (0.25) = 15.6 psf = 15.6/144
maka V1 = ½ x volume silinder putaran
psi
= ½ x  x r2 x z 2
 PB = g h1 = (62.4) (0.75) = 46.8 psf
V1 =  x r2 (z2 – z1)
= volume udara mula-mula setinggi (z2 – z1)
Fluida Mengalami Rotasi Konstan
Persamaan.
 Jika sebuah wadah berisi fluida diputar terhadap
½ x  x r2 x z2 =  x r2 (z2 – z1)
sumbu vertikal, gerak rotasi yang dihasilkan disebut
½ z2. = (z2 – z1)
pusaran paksa atau forced vortex.
 Kerangka yang paling baik untuk menganalisa
Penurunan muka air di tengah = kenaikan muka air di
keadaan ini adalah sistem koordinat silinder (r, , z ).
pinggir = ½ x tinggi paraboloid putaran
 Percepatan dinyatakan dengan - 2r, dimana  adalah Persamaan garis muka air.
kecepatan sudut sistem rotasi.
 2r 2 2
Keseimbangan Gaya z z2 
(36)(0.5)
 0.45
2g 2(10)
Dengan demikian permukaan air naik setinggi = 100.39 lb/in2
= 0.5 (0.45)
= 0.225 m Latihan
Tinggi muka air di pinggir = 1.5 + 0.225 = 1.725 m 1. Kotak persegi dengan panjang 2 ft,lebar 1 ft dan
Tinggi muka air di pusat = 1.5 - 0.225 = 1.275 m dalam 10 ft terisi air setengahnya ;bergerak
Tekanan di pinggir = 1.725 (1000) kebawah dengan laju 32,2 ft/s2. Berapa tekanan di
= 1725 kg/m2 dasar kotak
= 0.1725 kg/cm2 2. Sebuah bak silinder terbuka mempunyai ukuran
Tekanan di pusat = 1.275 (1000) panjang 1.8 m, diameter dasar 1m, berisi air
=1275 kg/m2 setinggi 1.5 m. Silinder diputar pada sumbu putar
= 0.1275 kg/cm2 yang terletak pada salah satu sisinya dengan
kecepatan sudut 2 rad/s
Bila dikehendaki air naik sampai bibir silinder maka: Ditanyakan:
Kenaikan muka air di pinggir = 0.3 m a. Sampai tinggi berapakah air akan naik?
Penurunan muka air di pusat = 0.3 m b. Berapa tekanan air pada dasar di pinggir
Perbedaan muka air di pinggir dan di pusat silinder?
= 0.3 + 0.3 = 0.6 m c. Berapa seharusnya kecepatan sudut putarnya
Persamaan garis muka air. supaya air naik sampai pinggiran atas silinder?

 2r 2 2
z 0.6  (0.5) 2 Latihan
2g maka 20
1. Sebuah pipa berdiameter
1 m, panjang 4 ft diisi
 = (48)1/2 = 6.93 rad/s
dengan minyak seperti
gambar disamping. (
Contoh
minyak = 0.822 x 62.4
Sebuah pipa berdiameter
lb/ft3). Dalam
1 m, panjang 4 ft diisi
kedudukan horizontal
dengan minyak seperti
pipa diputar dengan  =
gambar disamping. (
27.5 rad/s pada sumbu
minyak = 0.822 x 62.4
yang yang berada pada salah satu ujungnya.
lb/ft3). Dalam kedudukan
Hitunglah: besar selisih tekanan diantata ujung
horizontal pipa diputar
pipa dalam lb/in2
dengan  = 27.5 rad/s
2. Kotak persegi dengan panjang 2 ft,lebar 1 ft dan
pada sumbu yang berjarak
dalam 10 ft terisi air setengahnya bergerak
1 ft dari salah satu
kebawah dengan laju 32,2 ft/s2. Berapa tekanan di
ujungnya.
dasar kotak
Hitunglah: besar selisih tekanan diantata ujung pipa
dalam lb/in2

Penyelesaian:
X1 = 1 ft x2 = (1 + 4) = 5 ft
Bilamana AB horizontal diputar dengan poros sumbu z
maka bentuk garis tekanan antara A dan B berbentuk
paraboloid ( gambar diatasnya).
Tekanan di A :
12 x1
(27.5)2 (1)2
z1    11.74 ft
2g 2(32.2)
Tekanan di B :
 2 2 x2 (27.5) 2 (5) 2
z2    293.57 ft
2g 2(32.2)

z = (z2 – z1) = (293.57 – 11.74) = 281.83 ft


= (281.83) ft ( 0.822) (62.4) lb/ft3 (ft2/144 in2)
Manometer P1 – p2 = 156.52 lbf/ft2+49.92 lbf/ft2 = 206,44 lbf/ft2
 Peralatan yang digunakan Untuk menentukan =206.44/144
tekanan atau beda tekanan. = 1.43 psi
 Kita mulai dari salah satu ujung sistem dan
mencatat beda tekanan antara antar mukanya. Contoh
 Bentuk manometer yang paling sederhana adalah Sebuah manometer peka berisi minyak dan air (Gb.
barometer. Bawah). Berapa beda tekanan yang titunjukkan bila
 Dengan pengandaian fasa cair dan uap dalam tinggi zat cair di ruang atas mula-mula sama (PA = PB).
keseimbangan, sehingga bagian atas mengalami Pada saat pengukuran tinggi zat zair di A 1/450 cm
tekanan uap (Pv). lebih tinggi dari semula sedangkan di B 1/450 cm lebih
rendah dari semula. (defleksi fluida manometer = 2 cm)
Pv + b hb =Pa S oil= 0.8

Barometer
 Beberapa manometer dirancang sedemikian rupa
sehingga dapat mengukur beda tekanan yang
relatif besar untuk defleksi manometer yang relatif
kecil, atau sebaliknya. Defleksi manometer
mengacu ke jarak antara dua antarmuka zat cair-zat
cair atau zat cair-gas.

Contoh. Penyelesaian:
 Beda tekanan di seberang menyeberang lubang Dari persamaan hidrostatika didapatkan :
kecil dalam pipa saluran minyak diukur dengan PA+o(y +(1/450)(0.01) +w (0.02)- o((0.02+y-
sebuah manometer seperti tampak pada gambar (1/450)(0.01)) = PB
berikut. Berapa harga p1 – p2 nya? (m = 2.95 PB – PA = 0.02 (w - o) +(2 o/45000)
(62.4) lb/ft3, o = 0.8 (62.4) lb/ft3, hm = 14 inci, Z2- = 0.02(0.2 x 1000 x 9.81) +(2 x 0.8 x 1000 x
z1 = 12 in 9.81)/45000
PB – PA = 39.6 (m x kg/m3 x m/s2)= 39.6 N/m2
PB – PA = 39.6 Pa
= (39.6/6895) psi

PERSAMAAN GERAK
 Integrasi persamaan Euler untuk aliran non rotasi
yang tidak dapat mampat menghasilkan persamaan
Bernoulli
Penyelesaian
V 1  p z V
Tinggi titik 1 kita sebut z1 sedangkan tinggi titik 2 kita V  g 
sebut z2. s  t s t
Keseimbangan hidrostatika antara titik 1 dan titik 2
adalah sebahai berikut:  Persamaan ini menghubungkan kecepatan, tekanan
P1 +0(z1 – z2 +y +hm) - m hm - 0 y = p2 dan perubahan ketinggian dalam fluida yang tidak
Sehingga : viscous.
P1 – p2 = hm(m - 0) – 0 (z1-z2)  Persamaan Bernoulli sering digunakan untuk aliran
berdimensi satu yang pengaruh viscositasnya dapat
P1 – p2 = ((14/12) ft ((2.95)(62.4)-(0.8)(62.4)) lbf/ft3) )
diabaikan.
-((0.8)(62.4)) lbf/ft3)(-12/12)ft
 Dalam pembahasan ini akan dikembangkan
persamaan-persamaan untuk fluida tidak viscous,
P1 – p2 = ((14/12) ft ((2.95)(62.4)-(0.8)(62.4)) lbf/ft3) )
baik untuk koordinat natural (streamline) maupun
+((0.8)(62.4)) lbf/ft3)(12/12)ft
dalam koordinat Cartesius.
P1 – p2 = (14/12) ft (184.08-49.92) lbf/ft3+(49.92
lbf/ft3)(1)ft
 Persamaan Bernoulli untuk aliran tidak dapat  Karena sin  = z/s, jika persamaan diatas
mampat sering disebut persamaan energi mechanic disederhanakan didapat:
karena kemiripannya dengan persamaan energi
V 1  p z V
aliran steady yang diperoleh dari hukum pertama
V  g 
termodinamika untuk fluida tidak viscous tanpa
perpindahan panas dan tanpa usaha dari luar.
s  t s t
 Gaya-gaya yang bekerja pada suatu elemen fluida
secara umum ada dua macam, yaitu body force dan
gaya-gaya permukaan (surface force).
 Body force adalah gaya-gaya yang bekerja pada
volume atau massa elemen fluida; yang meliputi:
gaya gravitasi dan gaya pada fluida penghantar
dalam sebuah medan magnit.
 Gaya-gaya permukaan meliputi baik gaya-gaya
normal maupun tangensial.
 Gaya tangensial umumnya disebabkan oleh
gerakan viscous, namun mancakup pula tegangan
permukaan bila elemen fluida mempunyai sebuah
permukaan bebas.
 Untuk fluida steady (V/t) = 0), jika persamaan
 Untuk fluida tidak viscous, gaya-gaya viscous diatas diintegrasikan sepanjang garis arus untuk
tidak ada dan gaya-gaya tegangan permukaan tidak kerapatan konstan akan didapatkan:
diperhitungkan karena pembicaraan ini tidak
2
mencakup permukaan bebas. V p
  gz  tetapan (di sepanjang garis arus )
 Gaya-gaya permukaan pada fluida tidak viscous 2 
yang terdapat dalam suatu fluida adalah gaya-gaya
 Suku-suku dalam persamaan diatas diekspresikan
normal yang disebabkan oleh tekanan.
dalam energi per satuan massa yang besarnya
 Tekanan adalah besaran skalar sehingga tidak
konstan di sepanjang garis arus aliran tidak viscous
tergantung pada arah; Oleh sebab itu px = py = pz.
yang tidak dapat mampat dan steady.
 Pembahasan tentang gerakan fluida tidak viscous
rasanya janggal karena semua fluida mempunyai
 Persamaan tersebut jika dikalikan dengan 
viscositas.
didapat:
 Namun demikian perlu dipahami bahwa pada
V12 V2 2
kebanyakan aliran memang pengaruh viscositas  p1  gz1   p2  gz2  tekanan total kons tan
2 2
dapat diabaikan
I II III I II III
 Jika kecepatan (V) sebuah partikel fluida
I : tekanan dinamik
merupakan fungsi terhadap letak dan waktu, dapat
II : tekanan statik
dituliskan V = V(s,t) karena kecepatan mempunyai
III : tekanan potensial
komponen dalam arah (s) yang bersinggungan
 Dalam persamaan ini energi per satuan volume
dengan garis arus.
fluida tetap di sepanjang garis arus aliran.
V V V V ds V
dV  ds  dt atau  
s t dt s dt t
 Jika persamaan tersebut dibagi dengan g akan
 Karena kecepatan di sepanjang garis arus adalah didapatkan :
 V = (ds/dt), percepatan dalam arak itu adalah :
V12 V 2 2 p2
p1
dV  V V  z    z 2  head total kons tan
as  V  2 g g 1 g
dt s  t 2g
 V(dV/ds) : percepatan konveksi atau variasi I II III I II III
kecepatan disepanjang garis arus I : head kecepatan
 dV/dt:adalah percepatan lokal atau variasi II : head tekanan
kecepatan pada sebuah titik terhadap waktu. III : head potensial
 Dari hukum kedua Newton ( F = mas) di  Persamaan-persamaan inilah yang disebut
sepanjang garis arus menghasilkan : persamaan bernoulli
 p   V V 
p A   p  s A   g A s sin    A sV  
 s   s t 
Contoh Soal 2
Sebuah alat pengukur kecepatan sederhana (tabung Sebuah pipa saluran air dengan luas penampang 240
pitot) digunakan untuk mengukur kecepatan lokal cm2, 480 cm2 dan 960 cm2 disambung secara seri
dalam suatu aliran. Jika tinggi air dalam tabung pitot dengan posisi horizontal (lihat Gambar). Perbedaan
0.5 inci di atas tinggi permukaan air bebas, berapakah tekanan yang terukur pada pipa pertama dan pipa
kecepatan air disitu? ketiga sebesar 25 kPa. Berapakah laju aliran air dalam
pipa tersebut jika diandaikan aliran itu tanpa gesekan?

Penyelesaian
 Untuk menyelesaiakan persoalan ini digunakan
Persamaan Bernoulli.
 Fluida dalam tabung pitot tidak bergerak sehingga
kecepatan pada titik 2 = 0.
 Harga tekanan lokal diperoleh menggunakan
prinsip hidrolika dalam arus bebas untuk titik 1
dan dalam tabung pitot untuk titik 2. Dengan z1 =
z2.
V12 V12 V2 2  0.5 
p1   gL   p2   g  L  0
2 2 2  12 

 0.5 
V  2(32.2)   1.64 ft / s
1  12 

Contoh Soal 1
Suatu pipa saluran air mengalami penyempitan secara
bertahap dari diameter 4 in hingga 2 in. Perbedaan
tekanan dalam pipa itu adalah 53 psi. Berapakah laju
aliran yang melewati pipa tersebut jika diandaikan
aliran itu tanpa gesekan?

Penyelesaian
Gunakan pers kontinuitas dan pers Bernoulli
V1 A1 = V2 A2
V 2  V 2 
 1   
   p1    2   p2
 2   2 
   

2 p1 2 x53x144
V2    91,6 ft / s
 1  A2 A 
2

1,94 1  2 4 
4

 1 
2
 3,14  2 
Q  V 2 xA2  91,6 x    2cuft / s
 4  12 

Anda mungkin juga menyukai