Anda di halaman 1dari 182

MEKANIKA RESERVOIR

SKS : 2

Dosen:
Dr. Ir. Yosaphat Sumantri, MT.

Jurusan Teknik Perminyakan


Fakultas Teknologi Mineral
UPN Veteran Yogyakarta

1
Deskripsi Mata Kuliah
Membahas sifat-sifat fisik batuan yang mem-
pengaruhi mekanisme aliran fluida di dalam
reservoir (media porous dan permeabel).
Setelah mengikuti mata kuliah ini diharapkan
mahasiswa dapat menjelaskan/mendeskripsi-
kan porositas, kapilaritas, saturasi,
kompresibilitas, dan permeabilitas media
berpori dalam hubungannya dengan fenomena
aliran fluida satu fasa maupun multifasa di
dalam reservoir.

2
Kompetensi Mata Kuliah
1. Mendeskripsikan reservoir hidrokarbon dan
sifat-sifat fisik batuan yang ada kaitannya
dengan aliran fluida di dalam media berpori.
2. Mengidentifikasi porositas batuan dalam
kaitannya dengan peran pori-pori batuan
sebagai wadah akumulasi hidrokarbon.
3. Menjelaskan konsep kompresibilitas batuan
kaitannya dengan perubahan porositas dan
tekanan reservoir.

3
Kompetensi Mata Kuliah
(Lanjutan)

4. Menjelaskan konsep dasar kapilaritas yang


berkaitan dengan konsep-konsep tegangan
permukaan dan wetabilitas.
5. Menjelaskan konsep penjenuhan ruang pori-
pori batuan oleh fluida reservoir.
6. Menjelaskan konsep pengukuran sifat-sifat fisik
batuan, al.: porositas, kompresibilitas, wetabili-
tas, tekanan kapiler, saturasi, dan permeabilitas.
7. Menjelaskan konsep tingkat kemudahan batuan
reservoir untuk dialiri fluida, baik secara absolut
maupun relatif.
4
Kompetensi Mata Kuliah
(Lanjutan)

8. Menjelaskan konsep dasar keaneka- ragaman


(heterogenitas) distribusi sifat-sifat fisik batuan
reservoir.
9. Mampu memperkirakan derajad heterogenitas
dari sifat-sifat fisik batuan reservoir.
10. Mampu menghitung laju aliran fluida satu fasa
dalam media porous (reservoir)?
11. Mampu menghitung laju aliran fluida multifasa
dalam dalam media porous (reservoir)?

5
Pustaka
Amyx, J.W., Bass, D.M. dan Whiting, R.L.: Petroleum
Reservoir Engineering, 3rd edition, McGraw-Hill Book
Company, NewYork, NY, 1960. (ada di Perpustakaan
Jurusan).
Clark, N.J. 1969, Elements of Petro-leum Reservoirs ,
Dallas, American Institute of Mining, Metallurgical &
Petroleum Engineers Inc.
Dake, L.P. 1978, Fundamentals of Reservoir
Engineering, Amsterdam, Elsevier Scientific Publishing
Company.
Tiab, D. dan Donaldson, E.C.: Petrophysics; Theory and
Pratice of Measuring Reservoir Rock and Fluid Transport
Properties, 2nd edition, Gulf Professional Publishing,
Oxford, UK, 2004.
6
Pustaka (Lanjutan)

Cole, F.W. 1969, Reservoir Engineering


Manual, Houston , Gulf Publishing
Company.
Collins E.R, 1976, Flow of Fluids through
Porous Materials, Tulsa, The Petroleum
Publishing Company.
Journal-Journal ( JPT, JTMGB dsb).

7
Penilaian
No. Jenis Tagihan Bobot (%)
1 Kehadiran 10
3 Tugas mandiri dan Kuis 10
4 Tengah Semester 30
5 Tengah Akhir Semester 50
6 Lain-lain -
Jumlah 100 %

8
RESERVOIR HIDROKARBON

Definisi reservoir:
Reservoir adalah batuan porous dan
permeabel yang menjadi tempat
terakumulasinya fluida hidrokarbon
(minyak dan/atau gas) di bawah
permukaan tanah yang memiliki suatu
sistem tekanan tertentu.
9
Unsur Pembentuk Reservoir

1. Batuan reservoir.
2. Batuan tudung (cap
rock).
3. Sistem perangkap
(trap).
4. Kondisi reservoir
(tekanan dan
temperatur).

10
Porositas Batuan
Porositas merupakan besaran yang menentukan
volume fluida yang bisa terkandung di dalam batuan
(storage capacity).
Cadangan (reserves) hidrokarbon suatu reservoir
sangat dipengaruhi oleh harga porositasnya.
Hanya pori-pori yang saling berhubungan
(interconnected) yang diperhitungkan dalam
perhitungan-perhitungan reservoir.
Harga porositas dipengaruhi oleh:
Pemilahan butir (sorting)
Bentuk butiran (roundness atau angularity)
Tipe kemasan (packing)
Kompaksi
Faktor sementasi
Kontribusi porositas sekunder.
11
Porositas Batuan

Perbandingan antara
Quartz Grain

volume ruang pori


terhadap volume bulk
batuan.
Vb Vs Vp

Vb Vb
Vb : volume batuan
Oil

(bulk)
Vs : volume padatan
Porosity

(grain)
Vp : volume ruang pori
batuan 12
Klasifikasi Porositas Batuan
(berdasarkan hubungan antar porinya)

Porositas Absolut:
Perbandingan antara volume pori total terhadap
volume bulk batuan.

Porositas Efektif:
Perbandingan antara volume pori yang saling
berhubungan terhadap volume bulk batuan.

13
Klasifikasi Porositas
(berdasar waktu terjadinya)

Porositas Primer:
Terbentuk bersamaan
proses pengendapan.

Porositas Sekunder:
Terbentuk setelah proses pengendapan sebagai hasil
dari proses pelarutan, kekar, dolomitisasi, dsb.

14
15
16
Pengaruh Susunan Butir (kemasan)

Cubic
Vb = (2r)3 = 8r3
Vs = (4/3)r3
Porosity = 47,6%

Rhombohedral
Porosity = 25,96%

17
Tipikal porositas beberapa batuan
sedimen:

- Soil: 55%
- Gravel & pasir: 20-50%
- Lempung (clay): 50-70%
- Batupasir: 5-30%
- Batu gamping (limestone): 10-30%
- Batubeku yang rekah-rekah: 10-40%

18
Pengukuran di laboratorium
(Amyx, hal. 43 55 dan Tiab, hal. 787 797)

Pengukuran volume bulk:


Metode volumetris, contoh: electric pycnometer, Russel
volumeter.
Metode gravimetris (berdasarkan perubahan berat bila
sampel dicelupkan ke dalam cairan).
Pengukuran volume butiran:
Stevens porosimeter.
Kobe porosimeter.
Boyles law porosimeter.
Pengukuran volume pori-pori;
Washburn-Bunting porosimeter.
Stevens porosimeter.
Kobe porosimeter.
Boyles law porosimeter.
Metode saturasi.
19
Penentuan porositas di bawah
permukaan
Log Densitas
Log Sonik
Log Neutron
Log Nuclear Magnetic Resonance
(NMR).

20
Contoh Soal Porositas
Diketahui:
Sebuah inti batuan (core) memiliki data sebagai berikut:
volume batuan (Vb), cc = 100
volume padatan batuan (Vs), cc = 75
volume pori berhubungan (Vpeff) = 50% Vptot
Hitung:
1. Volume ruang pori-pori total batuan (Vptot)
2. Volume ruang pori yang berhubungan (Vpeff)
3. Porositas total (abs)
4. Porositas efektif (eff)

21
Jawaban Soal Porositas
1. Vptot = Vb Vs
= (100 75) cc
= 25 cc
2. Vpeff = 50 % x 25 cc
= 12.5 cc
3. 25 4. 12.5
abs 100% eff 100%
100 100
abs 25% eff 12.5%

22
Saturasi Fluida
Perbandingan antara volume pori batuan yang
ditempati oleh fluida dengan volume pori efektif
(saling berhubungan) batuan.

volume pori yang diisi oleh minyak


So =
volume pori yang saling berhubungan

volume pori yang diisi oleh air


Sw =
volume pori yang saling berhubungan

volume pori yang diisi oleh gas


Sg =
volume pori yang saling berhubungan

23
Hal-Hal Penting Mengenai Saturasi:

Sg + So + Sw = 1
So Vb + Sg Vb = (1 Sw) Vb
Bervariasi terhadap posisi di dalam
reservoir.
Bervariasi terhadap jumlah komulatif
produksi hidrokarbon dari reservoir.

24
Contoh Soal Saturasi:

Diketahui volume pori-pori batuan yang terisi


minyak 400 cm3, volume pori-pori yang terisi
gas sebanyak 75 cm3, sedangkan volume pori-
pori batuan adalah 500 cm3.
Pertanyaan :
Hitung saturasi minyak, gas, dan air di dalam
batuan tersebut.

25
Jawaban:
400
So 0 ,8
500
75
Sg 0 ,15
500
Sg + So + Sw = 1
Sw = 1 So Sg
= 1 0,8 0,15 = 0,05
Jadi So = 0,8
Sg = 0,15
Sw = 0,05
26
Tegangan Permukaan,
Tingkat Kebasahan,
dan
Tekanan Kapiler
Teganganan permukaan (antar-muka) adalah
tenaga per satuan panjang yang diperlukan
untuk memperbesar luas permukaan satu
satuan luas.
F F xl
2 ker ja / satuan luas
l l

Bayangkan suatu membran elastis yang


dibentangkan pada sebuah bingkai. Tegangan
permukaan mirip seperti tenaga pembentang
membran tersebut.
Sudut kontak untuk sistem yang
berbeda
Zona Pc
Pc Non-Wetting height
Zona
height
Non-Wetting

P90
P90 h = Pc / f .g
h = Pc / f .g
Zona
Zona P50 Transisi
P50 Transisi

P10 P10
Free Water Level Free Water Level
0,20 Sw 1,00 0,20 Sw 1,00
Zona Pc
Pc Non-Wetting height
Zona
height
Non-Wetting

P90
P90 h = Pc / f .g
h = Pc / f .g
Zona
Zona P50 Transisi
P50 Transisi

P10 P10
Free Water Level Free Water Level
0,20 Sw 1,00 0,20 Sw 1,00
Kurva Tekanan Kapiler dan Ketinggian vs Sw
(Wright dan Woddy, 1955)
Tekanan kapiler mempengaruhi:
Distribusi saturasi fluida di dalam
reservoir.
Mekanisme aliran minyak dan gas di
dalam reservoir.
Contoh-1 perhitungan tekanan kapiler:
Hasil pengukuran di laboratorium:
PcL = 18 psi pada Sw = 0,35
wg = 72 dyne
Pada kondisi reservoir:
wo = 24 dyne
w = 68 lb/cuft
= 53 lb/cuft
Hitung PcR dan ketinggian di atas water
table suatu titik yang memiliki harga Sw =
0,35 di reservoir.
Jawaban:
Pada kondisi reservoir:
wo 24
PcR = PcL = 18 = 6 psi
wg 72
144 PcR 144 x 6
h= = = 58 ft
w
Titik dengan Sw = 0,35 terletak 58 ft di atas
water-table.
Contoh-2 perhitungan tekanan kapiler:
Pada kedalaman -2152 dari suatu
reservoir minyak diketahui data sebagai
berikut :
WOC= - 2179 mss
w = 57,7736 lb/cuft
o = 50,1441 lb/cuft
Pertanyaan : Berapakah tekanan kapiler
pada kedalaman tersebut.
Jawaban:
Ketinggian di atas WOC (Sw = 100%):
h = 2179 2152
= 27 m atau 88,5868 ft.

= 4,71 psi.


Contoh-3 perhitungan tekanan kapiler:

Pada kasus lapangan X diketahui data


sebagai berikut :
WOC = - 2228,5 mss
w = 57,7736 lb/cuft
o = 50,1441 lb/cuft
Data harga saturasi air (Sw) dari analisa log
per kedalaman adalah seperti tabel di
bawah.
Buat kurva hubungan Pc vs Sw lapangan X.
Kedalaman h h Sw
( mss) (m) (ft) (fraksi)
2202,0 26,5 86,94 0,24
2206,0 22,5 73,82 0,27
2206,5 22,0 72,18 0,27
2210,0 18,5 60,70 0,32
2214,5 14,0 45,93 0,36
2216,0 12,5 41,01 0,38
2219,0 9,5 31,17 0,48
2220,0 8,5 27,89 0,47
2223,0 5,5 18,04 0,55
2226,0 2,5 8,20 0,73
2226,5 2,0 6,56 0,67
2227,0 1,5 4,92 0,76
2228,0 0,5 1,64 0,84
2228,5 0,0 0,00 1,00
Hasil perhitungan tekanan kapiler vs Sw :
Kedalaman h h Pc Sw
( mss) (m) (ft) (psi) (fraksi)
2202,0 26,5 86,94 4,6246 0,24
2206,0 22,5 73,82 3,9265 0,27
2206,5 22,0 72,18 3,8393 0,27
2210,0 18,5 60,70 3,2285 0,32
2214,5 14,0 45,93 2,4432 0,36
2216,0 12,5 41,01 2,1814 0,38
2219,0 9,5 31,17 1,6579 0,48
2220,0 8,5 27,89 1,4834 0,47
2223,0 5,5 18,04 0,9598 0,55
2226,0 2,5 8,20 0,4363 0,73
2226,5 2,0 6,56 0,3490 0,67
2227,0 1,5 4,92 0,2618 0,76
2228,0 0,5 1,64 0,0873 0,84
Grafik Pc vs Sw Lapangan X
5

4.5

3.5

3
Pc (psi)

2.5

1.5

0.5

0
0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9
Sw
Permeabilitas Absolut
dan
Kompresibilitas
Permeabilitas
Kemampuan suatu batuan (media
berpori) untuk mengalirkan fluida yang
ada di dalam pori-porinya (bila dikenai
gradien tekanan).
Klasifikasi Permeabilitas
Permeabilitas absolut;
bila fluida yang mengisi ruang pori dan mengalir di
dalam media berpori hanya satu fasa.
Permeabilitas efektif;
bila fluida yang mengisi ruang pori dan mengalir di
dalam media berpori lebih dari satu fasa.

Permeabilitas relatif;
perbandingan antara permeabilitas efektif dengan
permeabilitas absolut.
A

Percobaan Darcy

WATER
h1-h2
untuk Penentuan q
Permeabilitas
A
h1

h2
(Panjang kolom pasir) L

Aliran Laminer Steady State


q
Q = KA (h1-h2)/L
WATER
K = konstanta proporsionalitas
h1>h2 untuk aliran downward
Konstanta Darcy K kemudian
diketahui merupakan kombinasi dari:
k, permeabilitas media pori
, viscositas cairan

k
K

Permeabilitas Absolut
Kemampuan suatu batuan (media berpori) untuk
mengalirkan fluida tunggal (satu fasa) yang ada di
dalam pori-porinya.

Pers. Q k dP Q k
vs ds dP
Darcy A ds A
L P2
Q k
A0ds
dP
P1

kA P1 P2 kA P Persamaan Darcy
Q Q
L L untuk aliran linier
s = jarak pada arah sumbu aliran (cm),
vs = volume flux fluida pada arah s (cm/detik),
P = tekanan (atm),
A = luas penampang media pori (cm2),
L = panjang media pori (cm)
= viskositas fluida (centipoise),
k = permeabilitas (darcy = 0,987 m2).

Q ( cm 3 / sec) . ( centipoise ) . L ( cm )
k ( darcy )
A ( sq .cm ) . ( P1 P2 ) ( atm )
Soal Permeabilitas Absolut

Sebuah core memilik panjang (L) = 3,81cm,


diameter (d) = 2,54 cm, dijenuhi air (Sw =
100%), beda tekanan (P1 P2) = 0,5 atm,
menghasilkan laju produksi air (Qw) sebesar 52
cc/detik, dengan viskositas air (w) = 0,01845
cp.
Pertanyaan:
Berapakah permeabilitas absolut core
tersebut?
Jawaban:

Q ( cm 3 / sec) . ( centipoise ) . L ( cm )
k ( darcy )
A ( sq .cm ) . ( P1 P2 ) ( atm )

52 x 0,01845 x 3,81
k = = 1,444 darcy
0,785 x (2,54)2 x 0,5

= 1,444 darcy

= 1444 milidarcy.
Parameter yang berpengaruh terhadap
permeabilitas absolut batuan:

Porositas
Bentuk dan ukuran pori-pori
Hubungan antar pori-pori.
Hubungan Porositas dan
Permeabilitas
Contoh, Tipikal Hubungan
Permeabilitas dan Porositas

Sumber: Tiab and Donaldson, 1996


Permeabilitas - porositas dan arah aliran
Permeabilitas Bentuk dan Ukuran Butir
Homogen, heterogen, isotropik,
anisotropik

Batuan reservoir disebut isotropik bila kx = ky


= kz.
Bila permeabilitas tergantung pada arah,
batuan disebut anisotropic.
Areally isotropic bila kx = ky, tetapi kz
harganya berbeda.
Istilah homogen (homogeneous) dapat diterapkan
untuk porositas maupun permeabilitas.
Porositas disebut homogen di dalam suatu reservoir
bila harga porositas seragam, yaitu tidak tergantung
pada posisi (lokasi).
Permeabilitas suatu reservoir disebut homogen dan
isotropik bila kx = ky = kz = k dan k tidak tergantung
pada posisi (lokasi).

Permeabilitas (kx , ky , atau kz) suatu reservoir


disebut heterogen (heterogeneous) bila tergantung
pada posisi (lokasi).
Aliran linier pada lapisan paralel

Persamaan ini
j 1
k j hj
berlaku juga untuk k n
aliran radial
j 1
hj
Aliran linier pada lapisan seri

k2
P1 P2 P3
L2

L
k n Lj
K
j 1 j
Contoh Soal Permeabilitas Rata-rata

Diketahui tiga lapisan dengan data sebagai


berikut :
Lapisan I : k : 200 mD dan tebal 75 ft
Lapisan II : k : 100 mD dan tebal 50 ft
Lapisan III : k : 150 mD dan tebal 100 ft
Pertanyaan :
Hitunglah permeabilitas rata-rata apabila lapisan
paralel dan seri?
Jawaban Contoh Soal Permeabilitas
Rata- rata
Aliran Paralel
n


j 1
k j hj
k n

j 1
hj

k
75 200 50 100 100 150
75 50 100

=155,56 mD
Jawaban Contoh Soal Permeabilitas
Rata- rata
Aliran Seri

L
k n Lj
K
j 1 j

225
k
75 50 100 = 145,95 mD

200 100 150
Soal Permeabilitas Rata-rata

Diketahui tiga lapisan dengan data sebagai


berikut :
Lapisan I : k : 135 mD dan tebal 46 ft
Lapisan II : k : 121 mD dan tebal 101 ft
Lapisan III : k : 109 mD dan tebal 72 ft
Pertanyaan :
Hitunglah permeabilitas rata-rata apabila lapisan
paralel dan seri?
Jawaban Soal Permeabilitas Rata- rata

Aliran Paralel
n


j 1
k j hj
k n

j 1
hj

k
46 135 101 121 72 109
46 101 72

=119,99 mD
Jawaban Soal Permeabilitas Rata- rata

Aliran Seri

L
k n
Lj
K
j 1 j

219
k
46 101 72 = 119,255 mD

135 121 109
Aliran radial pada lapisan paralel

k
k h i i

Aliran radial pada lapisan seri

ln(re /rw )
k n 1

(ln(ri 1 /ri )
i 1 ki
rw = r1, re = rn
Pengukuran Permeabilitas Gas di Lab
Pengukuran permeabilitas di laboratorium umumnya
dilakukan dengan gas atau udara karena mudah dan murah.
Problemnya:
Tekanan alir rata-rata (mean flowing pressure)-nya
rendah sehingga aliran tidak laminer.
Pada mean flowing pressure rendah, terjadi gas- slippage
Diameter jalur aliran pada media berpori mendekati
mean free path dari molekul-molekul gas. Mean free
path merupakan fungsi ukuran molekul dan densitas gas.
Semakin tinggi mean flowing pressure, semakin kecil gas-
slippage
Pada harga pmean, permeabilitas gas = permeabilitas
absolut (equivalent liquid permeability).
Aliran Non-Darcy dan Klinkenberg Effect
Klinkenberg mengembangkan suatu metoda untuk mengoreksi
permeabilitas gas yang diukur pada harga mean flowing
pressure rendah menjadi equivalent liquid permeability.
Pada pmean, permeabilitas gas mendekati permeabilitas
absolut.
Klinkenberg correction terhadap permeabilitas gas (kair )
sangat penting untuk harga permeabilitas absolut yang
rendah.
KOMPRESIBILITAS BATUAN
Pada kenyataannya batuan reservoir menderita gaya tekan
yang berasal dari :
Internal Stress dari tekanan fluida yang berada di
dalam pori-pori batuan
External Stress dari beban batuan dan fluida di
atasnya (overburden)
EXTERNAL
STRESS

Keluarnya fluida dari batuan menyebabkan penurunan internal


stress dan meningkatkan effective stress dari beban overburden
sehingga mengakibatkan perubahan volume matriks, pori-pori,
dan bulk batuan.
1. Pada keadaan statis, gaya (beban)
overburden harus diimbangi oleh
gaya ke atas dari matriks batuan dan
fluida di dalam pori-pori.
Fo
2. Jadi: Fo = F r + F f
Fr Ff dan
Po = P r + P

3. Gradien tekanan normal:


dpo/dZ = 1.0 psia/ft dan dp/dZ = 0.465 psia/ft

4. Ketika fluida diproduksikan dari reservoir, maka tekanan fluida (P) turun sementara
tekanan overburden konstan, dan:
(a) gaya terhadap matriks naik ( net compaction pressure, Pr=Po-P)
(b) bulk volume mengecil (turun), dan
(c) volume pori mengecil (turun).
Konsep kompresibilitas batuan
(menurut Geerstma,1957)
o Kompresibilitas matriks batuan (Cr), yaitu fraksi
perubahan volume material padatan terhadap
perubahan tekanan.
o Kompresibilitas pori batuan (Cp), yaitu fraksi
perubahan volume pori terhadap perubahan
tekanan.

o Kompresibilitas bulk batuan (Cb), yaitu fraksi


perubahan volume bulk batuan terhadap perubahan
tekanan.
Perumusan Kompressibilitas

Cr : kompressibilitas matriks batuan, tekanan-1


1 dVr
Cr (biasanya Cr 0)
Vr dP
Cp: kompressibilitas pori, tekanan-1
1 dV p
Cp * Cb: kompressibilitas bulk, tekanan-1
V p dP Vr : volume padatan (matriks)
1 dVb Vp: volume pori
Cb *
Vb dP Vb: volume bulk batuan
Cb C r C b P : tekanan hidrostatik fluida (pori)
Cp
P* : tekanan luar (overburden)
: porositas, fraksi.
Kurva Kompressibilitas Efektif Batuan

Porosity, %
Kompresibilitas Batuan (lanjutan)
Kompresibilitas pori (Cp) sering disebut juga sebagai
kompresibilitas formasi (Cf) (Tiab, 2004).
Hall (1953) meneliti hubungan kompresibilitas formasi
dengan porositas dan mendapatkan:

1.87 0.415
Cf 6 x
10
Cf : kompresibilitas formasi (pori), psi-1
: porositas, fraksi.
Kompresibilitas Batuan (lanjutan)
Kompresibilitas total formasi dan fluida didefinisikan sebagai:

Ct Co So C g S g Cw S w C f
Ct : Kompressibilitas totoa formasi, tekanan-1
Co: Kompressibilitas minyak, tekanan-1
Cg: Kompressibilitas gas, tekanan-1
Cw: Kompresibilitas air, tekanan-1
Cf : Kompresibilitas formasi, tekanan-1
So : Saturasi minyak, fraksi
Sg : Saturasi gas, fraksi
Sw : Saturasi air, fraksi.
Bila kompresibilitas total formasi diabaikan, maka OOIP (metoda
Material Balance) bisa 30% sd. 100% lebih besar dari harga
sebenarnya (Hall, 1953).
Pengukuran Cf di
Laboratorium
Di dalam reservoir, tekanan overburden konstan,
sehingga bila tekanan fluida di dalam pori-pori berubah
maka volume pori-pori juga berubah.
Di laboratorium, kita dapat mengubah-ubah confining
pressure (overburden) pada core plug dengan tetap
menjaga tekanan pori-pori konstan.
Net compaction pressure pada matriks adalah
perbedaan antara tekanan overburden dan tekanan
pori-pori.
Hal tersebut memungkinkan kita memperoleh harga Cf
di laboratorium.
Prosedure Pengukuran di Laboratorium
Core plug disaturasi air asin (brine) 100%
Core plug ditempatkan di dalam kantong (sleeve)
karet atau tembaga lunak
Bila tekanan di luar kantong di naikkan, maka
volume pori-pori turun dan air asin yang keluar
dari kantong diukur.

pconfining
Permeabilitas Efektif
dan
Permeabilitas Relatif
Hukum Darcy asli hanya berlaku untuk media berpori
yang tersaturasi 100% oleh fluida homogen satu fasa.
Bila di dalam media berpori terdapat lebih dari satu
fluida (misal: minyak dan air, atau gas dan air, atau
minyak, gas, dan air) maka pers. Darcy perlu di-
generalisir dengan memasukkan konsep permeabilitas
efektif.
Permeabilitas efektif adalah tingkat kemampuan media
berpori untuk mengalirkan suatu fasa fluida bila di dalam
media berpori terdapat lebih dari satu fluida.
Anggapan dalam konsep permeabilitas efektif adalah
masing-masing fluida tidak saling-campur (immiscible),
sehingga pers. Darcy dapat diberlakukan kepada
masing-masing fluida.
Permeabilitas efektif minyak, gas, dan air adalah: ko, kg, dan kw

k o A Po
Pers. Aliran steady state, 1-D, linier

qo
horizontal (satuan Darcy):
Oil:
o L qn = laju alir volumetrik untuk fasa, n

k w A Pw A = luas penampang aliran

Water: qw
w L Pn = penurunan tekanan alir untuk
fasa-n

n = viscositas fluida untuk fasa-n


k g A Pg
qg L = panjang aliran.
Gas: g L
Berdasarkan percobaan-percobaan, faktor yang
menentukan harga permeabilitas efektif suatu batuan
terhadap suatu fluida adalah itu harga saturasi fluida yang
bersangkutan.
Oleh sebab itu harga permeabilitas efektif dinyatakan untuk
suatu harga saturasi fluidanya, misal: ko(50,30) adalah
permeabilitas efektif minyak pada Sw = 50%, So = 30%, dan
Sg = 20%.
Permeabilitas relatif adalah perbandingan antara harga
permeabilitas efektif pada suatu harga saturasi fluida
dengan harga permeabilitas dasar (base permeability)
Base permeability bisa berupa k absolut atau knw @ Sw=Swirr.

Amyx, Bass, and Whiting, 1960


Penulisan Permeabilitas Relatif
k o ( 0.5, 0.3)
Oil k ro ( 0.5, 0.3)
k So =0.5
Sw =0.3
k w ( 0. 5 , 0. 3 ) Sg = 0.2
Water k rw ( 0.5, 0.3) k

k g ( 0.5,0.3)
k rg ( 0.5, 0.3)
Gas k
Modified from Amyx, Bass, and Whiting, 1960
Kurva Permeabilitas Relatif
Imbibition Relative Permeability
1.00 Sifat kebasahan batuan dan
kro @ Swirr
Relative Permeability (fraction)

arah perubahan saturasi perlu


dipertimbangkan
0.80 Drainage (pengurangan
Irreducible Water Saturation

saturasi fluida pembasah)

Residual Oil Saturation


Two-Phase Flow
Region Imbibition (penambahan
0.60
saturasi fluida pembasah).
Oil Harga permeabilitas dasar
0.40 (base) yang digunakan untuk
menormalisasi kurva
permeabilitas relatif ini adalah
0.20 kro @ Swirr
krw @ Sor
Water Bila Sw naik, kro turun dan krw
0 naik sampai mencapai saturasi
0 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 minyak residual
Water Saturation (fraction)
Modified from NExT, 1999
Faktor yang mempengaruhi harga
permeabilitas relatif

Saturasi fluida
Geometri pori-pori dan distribusi ukuran
pori-pori
Sifat kebasahan (wettability)
Sejarah saturasi fluida (imbibition atau
drainage).

After Standing, 1975


Pengaruh Sifat Kebasahan
1.0 1.0
Relative Permeability, Fraction

Relative Permeability, Fraction


0.8 0.8

0.6 0.6

Oil
0.4 0.4 Water
Oil

0.2 0.2
Water
0 0
0 20 40 60 80 100 0 20 40 60 80 100
Water Saturation (% PV) Water Saturation (% PV)
Strongly Water-Wet Rock Strongly Oil-Wet Rock
Air mengalir secara lebih bebas
Saturasi minyak residual tinggi

Modified from NExT, 1999


Rules of Thumb
Untuk sistem 2-fasa minyak-air
Bila batuan basah-air (water wet):
Saturasi air irreducible, 0 Swirr 0.25
Perpotongan kurva pada Sw > 0.5
Harga krw pada Sor biasanya 0.3
Bila batuan basah-minyak (oil wet):
Saturasi air irreducible, 0.1 Swirr 0.15
Perpotongan kurva pada Sw < 0.5
Harga krw pada Sor biasanya 0.5
Pengaruh Sejarah Saturasi Fluida
Kegunaan Data Permeabilitas Efektif dan
Relatif

Menentukan permukaan air-bebas (free-water)


Berdasarkan level dimana fluida produksi
mulai 100% air.
Membantu dalam evaluasi drill stem test (DST).
Menentukan harga Sor.
Menentukan distribusi fluida berdasarkan prinsip
fractional flow dan kemajuan front (EOR).
Permeabilitas Relatif
Tiga Fasa
Diagram Terner
Karena So+Sw+Sg=1, maka bisa digunakan
diagram terner (ternary diagram) untuk
menggambarkan saturasi ketiga fasa fluida
dan memplot harga-harga permeabilitas
relatif sebagai variabel independen.
Dua dari ketiga saturasi fasa fluida adalah
independen.
Bisa diplot dalam ruang 2-D dengan
menggunakan dua koordinat yang independen
(arah tidak sama).
Diagram Terner

0
1.0
Plot titik
untuk:
Sw=0.30
So=0.25
Sg=0.45

g
S
0
0.0

0.00 So 1.00
Permeabilitas Relatif Air Sebagai Fungsi Saturasi
Fluida Tiga Fasa

Saturasi fluida diplot pada


diagram terner
Garis-garis tebal
menunjukkan krw konstan
sejajar garis saturasi air
krw hanya dipengaruhi oleh
saturasi air saja
Untuk water-wet, air mengisi
ruang pori-pori terkecil.
Permeabilitas Relatif Gas Sebagai Fungsi
Saturasi Fluida Tiga Fasa

Gasir-garis tebal
memperlihatkan harga
krg konstan.
hampir paralel terhadap
garis saturasi gas
krg terutama dipengaruhi
oleh saturasi gas
gas mengisi pori-pori
terbesar
Permeabilitas Relatif Minyak Sebagai Fungsi
Saturasi Fluida Tiga Fasa

Garis-garis tebal
menunjukkan harga kro
konstan
tidak sejajar terhadap
salah satu garis saturasi
kro merupakan fungsi saturasi
air dan gas
air: pori terkecil
gas: pori terbesar
minyak: pori medium
Aliran tiga fasa hanya terjadi dalam rentang harga
saturasi tiga fasa yang sempit (daerah sekitar Sw=50%,
So=30%, Sg=20%) .
di luar rentang harga tersebut, aliran dua fasa atau satu fasa
yang terjadi.
Aplikasi Persamaan Darcy
Sifat Kelistrikan
Batuan
Batuan berpori terbentuk oleh
mineral-mineral, fragmen batuan, dan
ruang kosong (pori-pori).
Pada dasarnya padatan penyusun
Quartz Grain

batuan tidak konduktif terhadap arus


listrik, kecuali mineral clay dan besi.
Kelistrikan batuan dipengaruhi oleh:
Porositas,
Hubungan antar pori-pori,
Fluida yang mengisi pori-pori,
Tingkat sementasi,
Kandungan mineral clay dan
Oil

besi,
Jenis batuan (lithologi).
Porosity

Konsep dasar sifat kelistrikan batuan


biasanya didasarkan pada batuan
bersih (non-shaly) dan Sw = 1.00
(tersaturasi air 100%).
KONDUKTIVITAS DAN RESISTIVITAS
Konduktivitas listrik adalah kemampuan untuk
menghantarkan arus listrik.
Resistivitas adalah kebalikan dari konduktivitas.
Resistivitas listrik adalah tingkat hambatan terhadap
arus listrik (merupakan sifat intensif batuan/fluida).
Tahanan (resistance) merupakan sifat ekstensif.
Untuk aliran listrik linier (1-D), tahanan listrik adalah:
r =(R L)/A
r = tahanan listrik,
R = resistivitas listrik, m
L = panjang jalur aliran listrik, m
A = luas penampang aliran (tegak lurus terhadap
jalur aliran), m2.
DEFINISI DARI RESISTIVITAS 1 OHM-METER

Resistivitas ditentukan dengan mengukur voltase yang diperlukan


untuk mengalirkan sejumlah arus listrik melewati batuan.
Untuk suatu kubus batuan dengan panjang sisi = 1 m, bila
perbedaan tegangan sebesar 1 V (Volt) diperlukan untuk
mengalirkan arus listrik sebesar 1 A (Ampere), maka
resistivitas batuan = 1 m (Ohm-meter).
From Halliburton (EL 1007)
Tahanan listrik () adalah kebalikan dari
konduktansi listrik (S, Siemens)
2 = (1/2) S

Resistivitas adalah kebalikan dari konduktivitas


2 m = (1/2) S/m
Pengukuran Tahanan di Laboratorium

Resistivitas:
V

(ohms) x A m 2
R I , ohm meters
L m
From J. Jensen, PETE 321 Lecture Notes
RESISTIVITAS BAHAN-BAHAN ALAM

(1) Batuan

Conductivitas
Resistivitas

(2) Gas
(3) Minyak
(4) Air Tawar
(5) Air Asin

Notasi-Notasi:
Ro = Resistivitas batuan bersih (non-shaly) yang disaturasi 100%
(Sw=1) dengan air formasi (ohm-m)
Rt = Resistivitas formasi sebenarnya (true) (ohm-m)
Rw = Resistivitas air formasi (ohm-m).

From J. Jensen, PETE 321 Lecture Notes


Ion-ion penghantar utama di dalam air:
Na+ dan Cl- paling umum
Ion-ion monovalent lain: K+ dan OH-
Juga ion-ion bivalent: Ca++, Mg++

Mineral-mineral clay dan besi (pirit, siderit)


dapat menghantarkan arus listrik juga.

Modified from J. Jensen, PETE 321 Lecture Notes


Batuan berpori disaturasi
Persamaan
Dengan air dan hidrokarbon Saturasi Persamaan
Faktor
Batuan non-shaly, 100% tersaturasi
dengan air yang memiliki resistivitas, Formasi
Rw

Rt Kubus air yang


= 20% Memiliki resistivitas,
Sw = 20% Rw
Ro
= 20%
Sw = 100%
Re s
istiv Rw
it as
= 100%
Sw = 100%
Resistivitas

(1) Batuan
Conductivitas

(2) Gas
(3) Minyak
(4) Air Tawar
(5) Air Asin
Faktor Formasi (Ro/Rw)

Faktor formasi batuan dipengaruhi oleh:


Porositas ( Ap/A),
Hubungan antar pori tortuositas (Lp/L),
Tingkat sementasi (m),
Kandungan mineral-mineral clay dan besi,
Jenis batuan (lithologi).

From J. Jensen, PETE 321 Lecture Notes


Persamaan Faktor Formasi
Pers. Archie untuk faktor formasi
merupakan suatu power law model:
1000
F = a -m Jenis batuan 1

100
F

10 Jenis batuan 2

1
.01 .1 1.0
Note: Sw=1
Contoh Data Core
F = a -m
a = konstanta 1.0 (for most formations).
m = faktor sementasi 2 (for most formations).

Harga-harga lain yang umum digunakan:


Sandstones:
F = 0.8/2 (Tixier)
F = 0.62/2.15 (Humble)

Carbonates:
F = 0.8/2
Persamaan Saturasi
Power Law 1000
Model:
Rock type 1
IR = Rt/R0 = Sw-n 100

R0
Rt
Setiap sampel IR =
memiliki kurva Rock type 2
10
sendiri.
Mengabaikan
pengaruh bahan-
1
bahan konduktif
.01 .1 1.0
(clay).
Sw
Penentuan n di Laboratorium

100
Log Rt / Ro

n = Slope

10

1
10 100
Log Sw (%)
Persamaan Faktor Formasi

Ro a
bila Sw = 100%
Rw m

Persamaan Saturasi
Rt 1
n
bila = konstan
R o Sw
Persamaan Archie (Kombinasi Pers.
Faktor Formasi dan Pers. Saturasi)
Konstanta empiris
(biasanya 1) Resistivitas air
a Rw formasi, -m

Sw
Saturasi n m Eksponen
sementasi
air, fraksi
Eksponen
Saturasi
Rt (biasanya 2)

(biasanya True formation


Porositas,
juga 2) resistivity, -m
fraksi
Faktor Sementasi (m) dan Lithologi
Rock Description m

Uncosolidated rocks (loose sand, oolitic 1.3


limestone)
Very slightly cemented (Gulf Coast type of 1.4 1.5
sand, expert Wilcox)
Slightly cemented (most sand with 20% 1.6 1.7
porosity or more)
Moderately cemented (highly consolidated 1.8 1.9
sands of 15% porosity or less)
Highly cemented (low-porosity sands,
quartzite, limestone, dolomite of 2.0 2.2
intergranular porosity, chalk)
Contoh
IDEALIZED R=4

= 0.30
LOG SET R = 0.4

R=8 = 0.07

Shale

Sand R = 0.3
= 0.35
Contoh Log dengan Resistivy
001) BONANZA 1
GRC ILDC RHOC DT
0 150 0.2 200 1.95 2.95 150 us/f 50
SPC SNC CNLLC
-160 MV 40 0.2 200 0.45 -0.15 ILDC
ACAL MLLCF
6 16 0.2 200 0.2 200
10700

SNC
0.2 200

MLLCF
0.2 200
10800

10900
Resistivity
Log
Pengaruh Clay
dan
Wettabilitas
Pengaruh Clay pada Sifat-Sifat
Kelistrikan
Clay membentuk jalur tambahan bagi aliran arus
listrik, membantah asumsi pers. Archie bahwa
semua aliran arus disebabkan oleh konduktivitas
air formasi.
Pers. Archie terlalu pesimistik untuk shaly
formations.
Faktor formasi (F = Ro /Rw) konstan untuk pasir
bersih (clean sand)
Untuk pasir serpihan (shaly sand), F mengecil
dengan bertambahnya harga Rw.
Pengaruh Clay Terhadap Faktor Formasi
Pengaruh Clay Terhadap Hubungan
Indeks Resistivitas dan Saturasi
Untuk formasi bersih
Rt bila Sw 0
Bila terdapat conductive
solids (misal: clay mineral)
RtRrock bila Sw0

Rrock adalah resistivitas


batuan dengan clay sebagai
pemembentuk seluruh
konduktivitasnya.

Note: Resistivity Index, IR=Rt/Ro


Pengaruh Sifat Kebasahan (Wettability)
Terhadap Hubungan Indeks Resistivitas dan Saturasi

Untuk Batupasir
Pengaruh Sifat Kebasahan (Wettability)
Terhadap Hubungan Indeks Resistivitas dan Saturasi

Untuk Batuan Karbonat


Analisis Statistik
Data Reservoir
Hampir tidak mungkin untuk mengukur sifat-sifat dari
batuan reservoir (populasi data) secara keseluruhan,
karena tidaklah mungkin untuk melakukan pemboran
pengintian di seluruh bagian reservoir dan memotong inti-
bor menjadi plug-plug dan mengukur sifat-sifat setiap plug.
Umumnya, hanya diambil sejumlah sampel dari batuan
reservoir (berdasarkan teknik penyampelan yang benar)
dan menggunakan sifat-sifat sampel tersebut untuk
mewakili sifat-sifat batuan reservoir (populasi data).
Sering kali diperlukan suatu harga tunggal (porositas,
permeabilitas, saturasi air) yang mewakili batuan reservoir
untuk penggunaan dalam perhitungan-perhitungan
teknik reservoir.
Apabila sampel-sampel yang diambil telah dapat mewakili
batuan reservoir (populasi data) secara keseluruhan maka
analisis statistik dapat dilakukan untuk memperkirakan
sifat-sifat batuan reservoir secara keseluruhan.
Frekuensi Kelas, Distribusi Frekuensi,
dan Frekuensi Relatif

Biasanya, data dibagi ke dalam kelas-kelas dengan


interval kelas yang sama.
Jumlah anggota yang termasuk dalam masing-masing
kelas disebut frekuensi kelas.
Tabel yang merupakan susunan data menurut kelas
disebut distribusi frekuensi atau tabel frekuensi.
Frekuensi relatif suatu kelas adalah frekuensi kelas ybs.
dibagi frekuensi total dari semua kelas.
Harga tengah dari masing-masing kelas disebut class-
mark.
Aturan-aturan dalam pembentukan
distribusi frekuensi

1. Tentukan harga terbesar dan terkecil dari data mentah


(raw data).

2. Bagi kisaran dari harga tsb. kedalam kelas-kelas harga


dengan ukuran interval yang sama. Jumlah kelas
tergantung pada data, tetapi biasanya diambil jumlah
antara 5 sampai 20.

3. Jumlah observasi pada masing-masing kelas adalah


frekuensi kelas.

4. Frekuensi relatif suatu kelas adalah frekuensi kelas dibagi


dengan frekuensi total dari semua kelas.
Histogram

Histogram adalah suatu


grafik yang
menggambarkan suatu
distribusi frekuensi.

Skala vertikal
merupakan jumlah titik
data (frekuensi kelas)
dari setiap kelas.

Lebar empat persegi


panjang
menggambarkan interval
kelas.
Distribusi Frekuensi
Contoh penentuan kelas, frekuensi kelas,
dan frekuensi relatif kelas

Contoh perata-rataan data porositas dan


permeabilitas bisa dibaca di buku Amyx.
Distribusi Frekuensi Kumulatif

Bila frekuensi relatif dijumlahkan dan diplot pada


batas tertinggi dari masing-masing interval kelas
maka diperoleh suatu distribusi frekuensi
kumulatif lebih kecil dari atau sama dengan (less
then or equal to).
Kadang-kadang dibuat distribusi frekuensi
kumulatif lebih besar dari atau sama
dengan (greater then or equal to).

Frekuensi relatif dijumlahkan mulai dari


interval kelas paling tinggi dan diplot pada
batas terendah dari masing-masing
interval kelas.
Distribusi Normal
Disebut juga distribusi
Gaussian.
Contoh:
porositas dari
pengukuran core atau
log.
Memiliki dua parameter:
mean
standard deviation.
Ciri-cirinya:
simetris
mean, median dan mode
terletak pada harga yang
sama.
Distribusi Log Normal
Disebut juga Distribusi
Eksponensial.
Contoh:
Permeabilitas dari core atau log.
Ada dua parameter:
mean (dari log(x))
standard deviation (dari log(x)).
Ciri-ciri:
Asimetris
Memiliki ekor (tail) yang
mengarah ke harga x besar.
mean, median dan mode
tidak terletak pada harga
yang sama.
Harga log(x) mempunyai
distribusi normal.
Central Tendency

Suatu rerata adalah harga yang merupakan tipikal atau


yang mewakili set data.
Apabila suatu set data disusun menurut besarnya harga,
maka harga rerata cenderung terletak dalam pusat dari
data tsb.
Rerata ini disebut Central Tendency.
Mean atau harga rerata aritmetik dari data adalah:

dimana :
xi = harga data ke-i (i=1, 2, 3, .n)
n = jumlah data.
Median:

Suatu nilai tengah dari data.

Mode:
Suatu nilai dimana terjadi frekuensi terbesar.

Geometric mean:
Akar pangkat n dari hasil perkalian seluruh (n) data.
Ukuran Variability (Dispersion)

Central tendency atau nilai rerata dari set data tidak


menunjukkan sebaran atau variability dari data.

A. Standard deviasi adalah akar dari Variance.


Variance adalah besaran yang dirumuskan sebagai berikut:

dimana :
xi = harga data ke-i (i=1, 2, 3, .n)
= rerata aritmetik.
n = jumlah data.
B. Mean deviation adalah ukuran lain dari dispersion
tentang central tendency:

Untuk data yang dikelompokkan, Variance


dirumuskan sebagai:

dimana :
fi = frekuensi klas-i.
Heterogenitas
dan
Anisotropi Reservoir
Definisi
Heterogenitas reservoir adalah tingkat
ketidakseragaman besaran-besaran fisik
batuan reservoir, baik lateral maupun
vertikal.

Anisotropis adalah ketidaksamaan


besaran-besaran fisik batuan yg bersifat
dinamis (berasosiasi dengan aliran) yakni
permeabilitas, dalam arah yg berbeda.
Layer
heterogeneity

786md
250md
31%
17% 149md
15% 76md kv 142md
90md 13%
13%
k h 815md
112md
Areal 17%
heterogeneity
Anisotropis
heterogen >< homogen
anisotropis >< isotropis
Untuk reservoir di sekitar sumur vertikal (geometri radial-
silindris):

Permeabilitas horisontal (kh) adalah produk dua vektor per-


meabilitas, yaitu arah x dan arah y.

k h k x .k y (1)
dimana:
secara hitungan/aljabar vektor dapat dijelaskan sbb :
ky Jika kx = ky :
kh
kh k x k y
kx kh sedikit > (kx=ky)
Untuk reservoir di sekitar sumur horisontal/lateral,
maka kh dipengaruhi oleh panjang bagian horisontal
sumurnya.

Lh k x ( L Lh ) k x k y (2)
kh
W

dimana :

Lh = panjang bagian horisontal dari sumur


L = panjang blok yang dikuras oleh sumur
W = lebar blok yang dikuras oleh sumur.
Geometri yg menjelaskan penggunaan pers (1) dan (2)
diberikan berikut :

re re Areal di sekitar
2 sumur vertikal.
Wv1 Wv2

Areal di sekitar
Lh 1 sumur horizontal.
Wv1 Wv2

L
Kecenderungan batuan reservoir adalah
heterogen dan anisotropis.

Selain pembedaan heterogenitas dalam arah lateral dan


vertikal, maka secara geologi dikenal pula pembagian
heterogenitas reservoir berdasarkan sekala, menjadi:
1. Skala mikroskopik: skala pori (SEM, PIA, NMR).
2. Skala makroskopik: skala laboratorium (beberapa cm).
3. Skala mesoskopik: skala gridblock (cell) dalam simulasi
reservoir (beberapa m).
4. Skala megaskopik: skala reservoir flow unit (beberapa
ratus meter), biasanya simulasi reservoir dilakukan dalam
skala ini.
5. Skala gigaskopik: skala lapangan atau cekungan geologi
(beberapa km).
Kuantifikasi tingkat heterogenitas reservoir
biasanya dilakukan dengan :
1. Variasi Dykstra-Parsons (VDP)
2. Lorenz (Ginis) Coefficient (Lc)
Untuk Statik.
dan lainnya :
3. Coefficient of variation (CF,)
4. Polesek-Hutchinsons factor
5. Alpaysand index
6. Pirson F-factor
7. Gelhar-Axness heterogeneity index

Dan untuk Dinamik :


1. Koval factor (Hk)
2. Dispersivities.

Anda mungkin juga menyukai