Anda di halaman 1dari 6

BAB IV

ANALISA PENGAMATAN PROYEK

4.1. Obyek Pengamatan Di Lapangan Kolom Plat Dan Balok


Pada bab ini penulis akan membahas analisa pengamatan yang dilakukan ketika
melakukan kerja praktek pada proyek pembangunan Mall Pesona Square Depok.
Analisa pengamatan dilakukan dengan berbagai cara, antara lain dengan meninjau
langsung ke lapangan, pengambilan data, dan dengan cara berkonsultasi kepada
pembimbing di lapangan.
Untuk analisa pengamatan pada Proyek pembangunan di Mall Pesona Square
Depok penulis hanya menitik beratkan pada pekerjaan kolom balok dan plat lantai
yang mencakup proses pekerjaan bekisting, pembesian, pengecoran, pembongkaran
bekisting dan perawatan beton.
Pada umumnya, konstruksi suatu bangunan mempunyai 2 (dua) bagian yaitu
struktur atas (up structure) dan struktur bawah (sub structure) dimana dalam setiap
tahapan pekerjaannya tidak terlalu berbeda. Sebelum pelaksanaan proyek perlu dikaji
tentang metode yang tepat dalam pelaksanaannya. Metode pekerjaannya harus sesuai
dengan spesifikasi yang ditetapkan agar dapat tercapai hal-hal sebagai berikut :
 Mutu pekerjaan yang sesuai
 Tepat dalam waktu pelaksanaan
 Efisiensi biaya dan waktu
 Resiko pekerjaan seminimal mungkin
 Kesehatan, keselamatan, dan keamanan pekerjaan.
Waktu pelaksanaan kerja praktek berlangsung dalam jangka waktu yang cukup
singkat, yaitu dari tanggal 25 Oktober 2017 sampai dengan 01 Januari 2018. Disamping
itu, penulis juga mendapat kesempatan dari pembimbing eksternal untuk menyusun
laporan kerja praktek dan konsultasi.
4.2. Pelaksanaan Pekerjaan Di Proyek
Sesuai dengan design arsitektur dan struktur, maka PT. Tatamulia Nusantara
Indah sebagai kontraktor utama diwajibkan untuk merencanakan suatu metode kerja
yang tepat dan dapat menunjang tercapainya target waktu pelaksanaan proyek.
Berikut merupakan pembahasan mengenai metode pelaksanaan Kolom. plat
lantai dan Balok yang dibagi menjadi beberapa jenis pekerjaan yaitu :
1. Pekerjaan Penentuan As
2. Pekerjaan Pembesian
3. Pekerjaan Bekisting
4. Pekerjaan Pengecoran
5. Pembongkaran Bekisting
6. Pekerjaan Perawatan

4.2.1 Pekerjaan Kolom


Pekerjaan kolom melibatkan beberapa kegiatan antara lain adalah
penulangan kolom, pemasangan bekisting kolom,pengecoran kolom,
pembongkaran bekisting dan perawatan beton.

4.2.1.1 Penentuan As
Pekerjaan pengukuran harus dilakukan secara cermat dan teliti,
agar menghasilkan elevasi yang sama dalam pembuatan Kolom.
Pekerjaan pengukuran ini dilakukan untuk memastikan dan menjaga
agar Kolom berada pada posisi yang telah direncanakan.
Untuk titik-titik as pada Kolom diperoleh dari hasil pekerjaan
pengukuran dan pematokan, yaitu marking berupa huruf dan angka
yang digunakan sebagai dasar penentuan letak Kolom. Cara penentuan
as Kolom adalah menggunakan alat theodolit, yaitu dengan menentukan
letak as awal dan kemudian dibuat as-as selanjutnya dengan mengikuti
jarak seperti pada gambar yang telah disyaratkan dalam perencanaan
awal. Letak as-as ini harus selalu dikontrol karena bukan tidak mungkin
terjadi faktor-faktor kesalahan pada pekerjaan penentuan As dari Kolom
tersebut.

4.2.1.2 Penulangan Kolom


Pada proyek Mall Pesona Square Depok ini penulangan kolom
dilakukan sesuai dengan syarat-syarat yang sudah ditentukan dalam
gambar-gambar rencana dengan toleransi yang ditentukan oleh
perencana. Berikut adalah hal-hal yang dilakukan dilapangan dalam
penulangan kolom :
 Kegiatan Penulangan kolom dilakukan di proyek yang
didalamnya terdapat kegiatan yang meliputu
pemotongan besi , pembengkokan besi, dan perakitan
tulangan untuk Kolom. Pada proyek Mall Pesona
Square Depok ini Pembengkokan tulangan harus
dipotong dan dibengkokkan sesuai dengan yang
ditunjukkan dalam gambar-gambar rencana yaitu
dengan menggunakan alat bar bender dan bar cutter. Hal
ini juga sesuai dengan apa yang tertera didalam PBI
1971.
 Pada proyek ini kait-kait sengkang juga berupa kait
miring, yang melingkari batang-batang sudut dan
mempunyai bagian yang lurus paling sedikit 6d dan
sudut kemiringan bengkokan adalah 45º dan ini sesuai
dengan PBI 1971.
 Dari area proyek jika penulangan kolom telah selesai
dirakit, maka dilakukan penyambungan tulangan kolom
dengan menggunakan tower crane. Penyambungan
tersebut harus berada pada tengah bentang dari kolom
dan sesuai dengan lokasi yang telah direncanakan.
Setelah itu penyambungan kolom dikaitkan dengan
menggunakan kawat bendart.
 Dalam pekerjaan pembesian ini, hal-hal yang perlu
diperhatikan adalah jumlah tulangan yang diperlukan
serta diameternya yang disesuaikan dengan gambar
rencana, sehingga jumlah kapasitas tulangan yang
terpasang dapat dikontrol oleh pihak kontraktor PT.
Tatamulia Nusantara Indah.

4.2.1.3 Pemasangan Bekisting Kolom


Pemasangan bekisting kolom pada proyek Mall Pesona Square Depok
sepenuhnya menggunakan kayu penolith. Kayu penolith digunakan dengan
tebal 20 mm yang ukurannya telah disesuaikan dengan ukuran Kolom yang
direncanakan. Bekisting ini dapat digunakan lebih dari satu kali pemakaian.
Untuk mencegah kebocoran saat pengecoran, pada sambungan dan pertemuan
sudut dibuat serapat mungkin. Kedudukan tulangan diusahakan kokoh, tidak
berubah dari tempat yaitu disekelilng bekisting diberi penguat horizontal dan
vertical dan dihubungkan dengan perancah yang telah dipasang sebelumnya.
Pada proyek ini sebelum bekisting dipasang dilakukan pembersihan
terlebih dulu Pada bagian bekisting. Ketika akan dilakukan pengecoran
sebelumnya juga begisting dicek kevertikalannya sehingga kolom tercetak
dengan baik dan lurus.

4.2.1.4 Pengecoran Kolom


Pada pelaksanaan dilapangan sebelum pembuatan beton dimulai, semua
alat-alat pengaduk dan pengangkut beton sudah harus dipastikan dalam keadaan
bersih. Sebelum beton dicor semua ruang-ruang yang akan diisi dengan beton
harus dibersihkan dari kotoran-kotoran yang dapat mengurangi mutu beton,
kemudian tulangan selalu dipastikan dalam kondisi terpasang dengan baik
bersama dengan beton deckingnya. Beton decking pada pelaksanaan proyek ini
tebalnya adalah 40 mm dan hal tersebut memenuhi syarat jika kita syarat jika
kita melihat syarat tebal penutupan beton minimal pada kolom adalah 30 mm.
Pengecoran dilakukan dengan menggunakan truck mixer dan didukung
dengan bucket dan juga tower crane. Pada pelaksanaan pengecoran jatuhnya
adukan dari tower crane harus diatur sedemikian rupa agar tidak terjadi
pemisahan bahan-bahan akibat pemindahan adukan didalam cetakan. Dalam
hal pemadatan beton juga menggunakan vibrator yang dimasukkan ke dalam
adukan yang diatur kemiringannya sesuai dengan keadaan. Akan tetapi selama
penggetaran ini berlangsung jarum tidak pernah dalam posisi horizontal karena
dapat menyebabkan pemisahan bahan-bahan.
Pada saat pengecoran berlangsung juga dilakukan slump test untuk
mendapatkan angka slump test 12 ± 2 cm. Didalam PBI 1971 syarat slump test
maksimum untuk kolom adalah 15.0 cm dan minimum adalah 7.5 cm. Maka
pekerjaan kolom ini bisa dikatakan sesuai dengan PBI 1971. Kolom pada
proyek ini direncanakan mempunyai kekuatan tekan f’c 33,20 Mpa atau sama
saja dengan K- 400. Maka didalam PBI 1971 beton tersebut dipakai untuk
tujuan struktural dengan pengawasan terhadap kekuatan tekan secara kontinu.

4.2.1.5 Pembongkaran Bekisting


Pada PBI 1971 pembongkaran bekisting dilakukan apabila bagian
konstruksi tersebut dengan sistem bekisting dan acuan yang masih ada telah
mencapai kekuatan yang cukup untuk memikul berat sendiri dan beban-beban
pelaksanaan yang bekerja padanya. Pembongkaran bekisting pada pelaksanaan
proyek ini dilakukan setelah 12 jam pengecoran dilakukan. Hal ini bisa
dilakukan karena penggunaan bahan-bahan additive yang berfungsi untuk
mempercepat proses pengerasan beton. Dalam membongkar bekisting didalam
pelaksanaannya tidak dilakukan secara paksa dan hal tersebut sesuai dengan
syarat yang tertulis di PBI 1971. Mengapa demikian karena jika pembongkaran
dilakukan secara paksa dapat merusak beton.
4.2.2 Pekerjaan Balok dan Plat Lantai
Pekerjaan balok dan plat lantai meliputi beberapa kegiatan antara lain adalah
penentuan as balok dan plat lantai, pembuatan bekisting balok dan plat lantai,
penulangan balok dan plat lantai, pengecoran balok dan plat lantai, dan perawatan
beton balok dan plat lantai.

4.2.2.1 Penentuan As Balok dan Plat Lantai


Penentuan as balok dan plat lantai harus dilakukan secara cermat dan
teliti, agar menghasilkan elevasi yang sama pada saat proses pembuatan
bekisting. Pengukuran dilakukan menggunakan alat theodolit dan untuk
memastikan kedataran balok dan plat menggunakan waterpass. Langkah
penentuan as, elevasi pada balok dan lantai adalah sebagai berikut :
1. Posisi as balok ditentukan berdasarkan marking as yang terdapat
pada kolom. Dari as kolom, kemudian ditarik garis horizontal
sehingga as balok dapat diketahui.
2. Elevasi dasar balok diukur terhadap marking elevasi yang
terdapat pada kolom dengan menggunakan waterpass. Dan
elevasi dasar plat diukur terhadap elevasi balok.

Anda mungkin juga menyukai