(SEDIMENTASI)
Disusun oleh :
Kelompok : LTK-I-01
PENDAHULUAN
2.1 Sedimentasi
Sedimentasi adalah suatu proses pemisahan padatan yang tersebar atau
tersuspensi dalam suatu cairan menjadi bagian yang memiliki konsentrasi atau
kandungan padatan yang lebih tinggi (slurry) dan bagian cairan bening
(supernatant) karena adanya gaya gravitasi.
Settling (pengendapan) dan sedimentasi merupakan metode pemisahan
partikel yang mengandalkan gaya gravitasi sebagai gaya dorong partikel agar
dapat mengendap, proses settling (pengendapan) dimana partikel yang
diendapkan dapat berupa endapan atau cairan, sedangkan fluidanya dapat
berupa cairan ataupun gas dimana partikel yang diendapkan berupa padatan.
Apabila suatu partikel mempunyai jarak relatif dengan dinding tabung
begitu pula dengan partikel lainnya sehingga jatuhnya partikel tidak saling
mempengaruhi, peristiwa ini disebut pengendapan bebas (free setlling).
Sedangkan bila jarak antar partikel relatif dekat dan kacau (crowded), yang
menyebabkan proses pengendapan menjadi terhambat, peristiwa ini
dinamakan gangguan pengendapan (hindered settling).
Pemisahan suspense atau slurry dengan pengendapan secara gravitasi
umtuk memperoleh cairan bening dan kandungan yang terendapkan menjadi
lebih tinggi disebut sedimentasi.
���
�� = = �� � �……………………………. 2.2
��
Dimana :
Fb = gaya keatas (N)
m = massa partikel (kg)
� = density fluida (Kg/m2)
g = percepatan gravitasi (m/det2)
�� = density partikel (kg/m3)
m/�� = volume / �� (m3)
�2
�� = �� = �………………………………(2.3)
2
Dimana :
FD = gaya gesek (N)
CD = koefisien gesek (yang besarnya tergantung ��� )
4 �� − � ���
�� = = ………. ………………(2.7)
3 �� �
Dimana :
Vt = kecepatan terminal (m/det)
� = density (Kg/m3) \
�� = diameter partikel (m2)
4 �� − � ���
�� = = ………. ………………(2.9)
3 �� �
Untuk bentuk- bentuk partikel lainnya, koefisien gesek dapat dibedakan melalui
gambar (2.1) turbulen hukum Newton bilangin atau bagian yang lebih besar dari
bilangan Reynolds sekitar 1000 sampai dengan 2,0 x 105 koefisien gesek
mendekati konstan CD = 0,44
Jika partikel sangat kecil akan menimbulkan gerak Brown, gerak yang bersifat
random yang memberikan gesekan antara molekul dengan fluida dan partikel
dengan partikel. Gesekan random ini scara langsung menghilangkan pengaruh
gravitasi, sehingga pengendapan partikel - partikel yang lebih lambat.
Untuk partikel yang lebih halus, gerak Brown menjadi lebih besar dan untuk
ukuran yang lebih kecil daroi 1,0 � m pengaruh lebih menonjol untuk
menghilangkan pengaruh gerak Brown dapat dibantu dengan gaya sentrifugal.
Untuk partikel - partikel yang kaku non spherik gesekan bergantung kepada
bentuk partikel itu sendiri.
� densitas bubuir (Kg padat + cairan / m3) sehingga terjadi perbedaan densitas.
�� − �� = �� − �� + 1 − � �� = � (�� − �)…………………(2.13)
Kecepatan Vt dengan factor koreksi �, kecepatan waktu dihitung dalam hukum
stoke’s dengan mensubtitusikan �� dari persamaan 2.9 dan dikalikan hasil � =
(�2 �) untuk pengaruh kecepatan relative.
Persaamaan (2.9) menjadi pengendapan laminar.
��� 2 �� − �
�� = ( �2 �) ………. ………………(2.14)
18 �
Kecepatan ini dapat di hitung dari persaam (2.9) dikalikan dengan factor koreksi
( �2 �). Bilanagan Reynolds menjadi dsar kecepatan relative cairan/fluida .
�� �� �� �� 3 � �� − � �� ��2
��� = = ……………………(2.15)
�� � 18 �2
Zona bening
Zona encer
Zona pekat
A
A
B B
C
C D D
(A) (B) (C) (D) (E)
(C) = Dalam pulp yang terflokulasi dengan baik batas antar zona A
dan B itu tajam. Jika terdapat partikel yang teragmolerasi,
zona A itu keruh dan batas antara zona A dan B kabur.
Dengan adanya pengendapan, ke dalam zona D dan A
bertambah, dan tebal zona C tetap, B berkurang
(D) = Zona B dan C hilang, dan seluruh zat padat itu akan terdapat
pada zona D
(E) = Efek lain, yang disebut pemampatan (compression)
berlangsung saat dimana pemampatan itu bermula disebut
titik kritis atau critical point. Pada pemampatan sebagian zat
cair yang tadinya ikut bersama flok ke dalam zona kompresi
D akan terperas keluar dimana bobot endapan itu
menggambarkan suatu flok.
Dengan Co konsentrasi awal (kg/m3) pada saat ketinggian Z0 dan t = 0. Hal ini
dapat diperoleh dari plot setiap waktu antara kecepatan pengendapan vs
konsentrasi.
2.7 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi SedimentasI
Faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu :
a. Flokulasi
Proses pengendapan dengan lambat agar campuran koagulan dan air baku
dapat mengendap dengan cepat.
b. Medium
Semakin besar wadah yang digunakan, semakin banyak jumlah slurry
yang didapatkan.
c. Ukuran partikel
Semakin kecil partikel, semakin lama proses pengendapan.
d. Konsentrasi
Besar kecilnya konsentrasi mempengaruhi proses pengendapan.
e. Waktu
Semakin lama waktu yang digunakan, semakin banyak endapan
yang dihasilkan.
f. Diameter
Semakin besar diamater maka akan mempengaruh tinggi slurry.
(Tim Dosen, 2017)
2
1
5 6
Keterangan :
1. Kolom sedimentasi
2. Keran keluar sampel
3. Kerangan aliran keluar
4. Kerangan aliran masuk
5. Pompa
6. Tangki/bak sedimentasi
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
No. Viskositas
waktu Kecepatan Koefisien
Kerang sampel NRe
(menit) Terminal gesek
an (pa.s)
3 0,00066153 0,00004484660 0,012668940 1894,4
0 6 0,00058117 0,00004484640 0,014489339 1656,4
8 0,00058170 0,00004484640 0,014418866 1664,5
3 0,00058629 0,00004484641 0,014266215 1682,3
10 6 0,00060218 0,00004484645 0,013878849 1729,3
8 0,00060339 0,00004484646 0,013801315 1739,0
3 0,00058237 0,00004484640 0,014390869 1667,7
20 6 0,00059273 0,00004484643 0,014184309 1692,0
8 0,00056868 0,00004484637 0,014690370 1633,7
3 0,00061826 0,00004484649 0,013598738 1764,9
30 6 0,00057867 0,00004484639 0,014390866 1667,7
8 0,00057469 0,00004484638 0,014704949 1632,1
Viskositas
waktu No. Kecepatan Koefisien
sampel NRe
(menit) Kerangan Terminal gesek
(pa.s)
3 0,0006668 0,00004484661 0,012668944 1894,3963
0 6 0,0006673 0,00004484662 0,012668944 1894,3962
8 0,0006676 0,00004484662 0,012668944 1894,3962
3 0,0006676 0,00004484662 0,012668944 1894,3962
10
6 0,0006678 0,00004484662 0,012668944 1894,3962
8 0,0006668 0,00004484661 0,012668944 1894,3963
3 0,0006676 0,00004484662 0,012668944 1894,3962
20 6 0,0006692 0,00004484662 0,012668945 1894,3960
8 0,0006676 0,00004484662 0,012668944 1894,3962
3 0,0006657 0,00004484661 0,012668943 1894,3964
30 6 0,0006644 0,00004484661 0,012668942 1894,3965
8 0,0006655 0,00004484661 0,012668943 1894,3964
koagulan
4.3 Pembahasan
Praktikum sedimentasi ini dilakukan untuk memisahkan partikel padatan
dengan cairannya. Pada percobaan kali ini bahan yang digunakan berupa CaO
dengan 2 variasi agar dapat membandingkan densitas, konsetrasi dan waktu
pengendapan masing-masing variasinya. Dalam percobaan ini, yang diamati ada
dua hal yaitu pengaruh konsentrasi persepuluh menit dan waktu pengendapan
pada kerangan 3, 6, dan 8. Koagulan yang dipakai pada praktikum kali ini yaitu
tawas.
Koagulan adalah bahan kimia yang dibutuhkan dalam proses pengendapan
untuk mengendapkan partikel kecil yang tidak dapat mengendap dengan
sendirinya dan dapat juga diartikan sebagai bahan kimia yang digunakan untuk
mempercepat proses pengendapan yang dapat dibuktikan dalam waktu
pengendapan.
Densitas atau massa jenis merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
laju pengendapan. Semakin besar densitas suatu partikel padat dalam fluida maka
laju pengendapan akan berjalan semakin cepat dan semakin kecil densitas suatu
partikel maka akan semakin lama laju pengendapannya..
Pada percobaan pertama diamati pengaruh konsentrasi terhadap ketinggian
kerangan dengan CaO murni dan yang kedua CaO ditambahkan dengan 6% tawas.
Ketinggian awalnya CaO murni ialah 245 cm, waktu yang dibutuhkan untuk
mengendap adalah 45,8 menit dengan tinggi slurry 6,56 cm. Sedangkan pada
campuran CaO dengan tawas 6%, memiliki ketinggian awal 230 cm, waktu
endapan 43,37 dengan ketinggian slurry 15,7 cm. Berdasarkan grafik yang
diamati semakin berkurangnya ketinggian kerangan maka konsentrasinya akan
semakin besar hal tersebut dipengaruhi oleh gravitasi sehingga partikel akan turun
kebawah yang menyebabkan konsentrasi CaO yang dibawah tersebut semakin
besar. Dilihat dari grafik gambar 4.1 – 4.2 pengaruh konsentrasi terhadap
ketinggian konsentrasi CaO dengan koagulan memiliki nilai yang lebih kecil
daripada CaO tanpa koagulan hal ini terjadi karena penggunaan koagulan
mempercepat turunnya partikel CaO.
Berdasarkan gambar 4.3 – 4.4 menunjukkan pengaruh densitas terhadap
ketinggian kerangan bahwa semakin rendah ketinggian kerangan maka semakin
besar densitas supernatant. Hal ini disebabkan karena pada ketinggian mendekati
dasar kolom, partikel padat akan semakin menggumpal/banyak dan akan semakin
cepat mengendap. Hal ini dipengaruhi oleh gaya gravitasi. sebaliknya ketinggian
kolom menjauhi dasar maka densitas akan semakin kecil karena supernatant yang
terbentuk dalam keadaan keruh dan masih tercampur secara merata dengan
padatan partikel.
Berdasarkan pada gambar 4.5 – 4.6 menunjukkan pengaruh konsentrasi
terhadap laju pengendapan. Dimana semakin kecil nilai konsentrasinya semakin
besar laju pengendapan atau semakin lambat laju pengendapannya. Hal ini terjadi
karena konsentrasi berbanding lurus dengan densitas dan berbanding terbalik
dengan laju pengendapan, dimana semakin besar konstrasinya maka gumpalan
pasrtikel semakin banyak dan gaya gesek yang dihasilkan antar partikel semakin
besar sehingga laju pengendapannya semakin lambat.
Berdasarkan pada gambar 4.7 – 4.8 menunjukkan pengaruh ketinggian
kerangan terhadap laju pengendapan. Dimana semakin rendah ketinggian
kerangan maka laju pengendapan semakin besar, yang artinya laju
pengendapannya semakin lambat. Hal ini disebabkan karena laju pengendapan
dipengaruhi oleh densitas dan konsentrasi. Selain itu, hal tersebut juga sesuai
dengan teori bahwa dari posisi diam pada awal pengendapan, sebenarnya terjadi 2
periode proses jatuh pada partikel, yaitu periode jatuh dengan percepatan (yang
berlangsung sangat singkat) dan periode jatuh dengan kecepatan konstan, yang
disebut dengan kecepatan pengendapan bebas (free settling velocity) atau
kecepatan terminal (terminal velocity), kemudian diikuti dengankecepatan
pengendapan terhambat (hindered settling velocity) sampai pengendapan
berlangsung sempurna.
Dari percobaan tersebut dapat diketahui bahwa koagulan dapat
menggumpalkan partikel sehingga mempercepat laju pengendapan. Semakin
banyak koagulan maka membuat gumpalan partikel semakin besar dan gaya gesek
dengan air semakin besar pula.
BAB V KESIMPULAN
Berdasarkan data hasil percobaan sedimentasi yang telah dilakukan, Di
dapatkan kesimpulan sebagai berikut :
DAFTAR PUSTAKA
Brown, George Granger. 1956. Unit Operation. Jhon Wiley and Sons, Inc : New
York.
Gean Koplis, Christrie. 1993. Transport Process and Unit Operation. Pretince
Hall, Inc
Temperatur Densitas
K o
C gr/cm3 kg/m3
293,15 20 0,99823 998,23
298,15 25 0,99708 997,08
303,15 30 0,99568 995,68
Sumber : C. J. Geankoplis. Transport Processes and Separation Process
Principle
Temperatur Viskositas
K o
C [(Pa.s) 103, (kg.m.s) 103, cp]
297,15 24 0,9142
298,15 25 0,8937
299,15 26 0,8737
Sumber : C. J. Geankoplis Transport Processes and Separation Process
Principles
LAMPIRAN B
DATA PERCOBAAN
Massa
waktu No. Ketinggian piknometer + Waktu yang
(menit) Kerangan (m) Supernatant diperlukan (s)
(Kg)
3 2 0,04755 11,7
0 6 1,11 0,04767 10,23
8 0,81 0,04756 10,28
3 2 0,0475 10,39
10 6 1,11 0,04748 10,68
8 0,81 0,04739 10,74
3 2 0,04755 10,3
20 6 1,11 0,04763 10,45
8 0,81 0,04747 10,09
3 2 0,04763 10,9
30 6 1,11 0,04739 10,3
8 0,81 0,04776 10,08
Massa
No. piknometer
waktu Ketinggia Waktu yang
Keranga kosong +
(menit) n (m) diperlukan (s)
n Supernatant
(Kg)
3 2 0,04755 11,23
0 6 1,11 0,04767 11,23
8 0,81 0,04756 11,28
3 2 0,0475 11,39
10 6 1,11 0,04748 11,68
8 0,81 0,04739 11,74
3 2 0,04755 11,36
20 6 1,11 0,04763 11,45
8 0,81 0,04747 11,29
3 2 0,04763 11,09
30 6 1,11 0,04739 11,13
8 0,81 0,04776 11,18
LAMPIRAN C
PERHITUNGAN ANTARA
Massa
Massa
piknometer Massa
waktu No. piknometer Densitas Konsentrasi
kosong + supernatant
(menit) Kerangan kosong (Kg/m³) (mol/L)
Supernatant (Kg)
(Kg)
(Kg)
3 0,0224 0,04755 0,02515 996,684 17,798
0 6 0,0224 0,04767 0,02527 1001,439 17,883
8 0,0224 0,04757 0,02517 997,476 17,812
3 0,0224 0,0475 0,0251 994,702 17,763
10 6 0,0224 0,04748 0,02508 993,910 17,748
8 0,0224 0,04739 0,02499 990,343 17,685
3 0,0224 0,04755 0,02515 996,684 17,798
20 6 0,0224 0,04763 0,02523 999,854 17,855
8 0,0224 0,04747 0,02507 993,513 17,741
3 0,0224 0,04763 0,02523 999,854 17,855
30 6 0,0224 0,04739 0,02499 990,343 17,685
8 0,0224 0,04776 0,02536 1005,006 17,947
Tabel C.2 Data Perhitungan µ, Vt , nilai Reynolds dan koefisien gesek CaO
tanpa koagulan
Viskositas
waktu No. Kecepatan Koefisien
sampel NRe
(menit) Kerangan Terminal gesek
(pa.s)
3 0,00066153 0,00004484660 0,012668940 1894,4
0 6 0,00058117 0,00004484640 0,014489339 1656,4
8 0,00058170 0,00004484640 0,014418866 1664,5
3 0,00058629 0,00004484641 0,014266215 1682,3
10
6 0,00060218 0,00004484645 0,013878849 1729,3
8 0,00060339 0,00004484646 0,013801315 1739,0
3 0,00058237 0,00004484640 0,014390869 1667,7
20 6 0,00059273 0,00004484643 0,014184309 1692,0
8 0,00056868 0,00004484637 0,014690370 1633,7
3 0,00061826 0,00004484649 0,013598738 1764,9
30 6 0,00057867 0,00004484639 0,014390866 1667,7
8 0,00057469 0,00004484638 0,014704949 1632,1
Massa
Massa
piknometer Massa
waktu No. piknometer Densitas Konsentrasi
kosong + supernatant
(menit) Kerangan kosong (Kg/m³) (mol/L)
Supernatant (Kg)
(Kg)
(Kg)
3 0,0224 0,04775 0,02535 1004,609618 17,602
0 6 0,0224 0,04777 0,02537 1005,40221 17,616
8 0,0224 0,04778 0,02538 1005,798506 17,623
3 0,0224 0,04778 0,02538 1005,798506 17,623
10 6 0,0224 0,04779 0,02539 1006,194801 17,630
8 0,0224 0,04775 0,02535 1004,609618 17,602
3 0,0224 0,04778 0,02538 1005,798506 17,623
20 6 0,0224 0,04784 0,02544 1008,17628 17,665
8 0,0224 0,04778 0,02538 1005,798506 17,623
3 0,0224 0,04771 0,02531 1003,024436 17,575
30 6 0,0224 0,04766 0,02526 1001,042957 17,540
8 0,0224 0,0477 0,0253 1002,62814 17,568
C.4 Data Perhitungan µ, Vt , nilai Reynolds dan koefisien gesek CaO +
Tawas 6%
Tabel C.4 Data Perhitungan µ, Vt , nilai Reynolds dan koefisien gesek CaO
dengan koagulan
Viskositas
waktu No. Kecepatan Koefisien
sampel NRe
(menit) Kerangan Terminal gesek
(pa.s)
3 0,0006668 0,00004484661 0,012668944 1894,3963
0 6 0,0006673 0,00004484662 0,012668944 1894,3962
8 0,0006676 0,00004484662 0,012668944 1894,3962
3 0,0006676 0,00004484662 0,012668944 1894,3962
10 6 0,0006678 0,00004484662 0,012668944 1894,3962
8 0,0006668 0,00004484661 0,012668944 1894,3963
3 0,0006676 0,00004484662 0,012668944 1894,3962
20 6 0,0006692 0,00004484662 0,012668945 1894,3960
8 0,0006676 0,00004484662 0,012668944 1894,3962
3 0,0006657 0,00004484661 0,012668943 1894,3964
30 6 0,0006644 0,00004484661 0,012668942 1894,3965
8 0,0006655 0,00004484661 0,012668943 1894,3964
LAMPIRAN D
CONTOH PERHITUNGAN
Diketahui :
Jawab :
= 0,04756 kg – 0,0224 kg
= 0,02516 kg
V(pikno) =
0,02516
= 997,08
= 2,5233 x 10-5 m3
Diketahui :
Massa piknometer kosong = 0,02247 kg
Jawab:
Diketahui:
Jawab:
Mol CaO =
=
= 11,686 mol
�,������
Mol tawas = �,���
= �, �����
= 0,0005869
Diketahui :
Jawab :
Vt =
Diketahui :
Jawab :
= 0,01266
Diketahui :
Jawab :
CD = = 1894,38
Diketahui :
DOKUMENTASI