Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Proses pemisahan mineral secara gravitasi masih tetap digunakan saat ini
terutama untuk endapan plaser (timah, emas, pasir besi dll). Metode ini bekerja
berdasarkan perbedaan Berat Jenis (BJ) antara mineral berharga dengan mineral gangue.
Umumnya mineral-mineral bijih (berharga) memiliki berat jenis yang tinggi, sedangkan
mineral tidak berharga berat jenisnya rendah.

1.2 Tujuan
1. Menjelaskan prinsip dasar pemisahan mineral secara gravitasi
2. Menjelaskan tipe-tipe peralatan yang digunakan dalam proses konsentrasi gravitasi
3. Menjelaskan kelemahan dan kelebihan tiap jenis-jenis peralatan.
4. Menentukan jenis peralatan yang cocok untuk mineral tertentu.

BAB II
TEORI DASAR

2.1 Gravity separation


Gravity separation merupakan salah satu proses konsentrasi yang bertujuan
untuk memisahkan mineral berharga dan mineral tak berharga berdasarkan perbedaan
massa jenis dari partikel bijih dan partikel pengotor. Metode Gravity separatiom
memisahkan mineral dari perbedaan berat jenis oleh gerakan relative sebagai respon
dari gravitasi dan satu atau beberapa gaya lainnya. Partikel-partikel yang mempunyai
berat jenis yang lebih besar akan jatuh dengan kecepatan yang lebih cepat daripada
partikel-partikel yang kecil. Pemisahan mineral ini berdasarkan berat jenisnya dalam
suatu medium fluida, dengan menggunakan perbedaan kecepatan pengendapan.
Operasi konsentrasi atau pemisahan satu mineral atau lebih dengan mineral lainnya
dengan memanfaatkan perbedaan massa jenis dari mineral-mineral yang akan dipisah.
Mineral-mineral yang terdapat dalam bijih akan merespon gaya gravitasi dari bumi
sesuai dengan massa jenis yang dimilikinya. Mineral-mineral yang memiliki nilai
massa jenis yang tinggi disebut dengan mineral berat, sedangkan mineral-mineral
yang memiliki nilai massa jenis yang rendah disebut dengan mineral ringan. Media
yang digunakan pada gravity separation adalah fluida, yaitu air dan udara. Biasanya
yang digunakan adalah air. Dalam fluida tersebut partikel-partikel mineral bergerak
sesuai dengan massa jenis dan ukurannya. Berdasarkan gerakan fluida, ada tiga cara
pemisahan secara gravitasi :
1.

Fluida tenang, contoh dense medium separation (DMS) atau heavy medium
separation (HMS).

2.

Aliran fluida horisontal, contoh sluice box, shaking table dan spiral
concentration.

3.

Aliran fluida vertikal, contoh jengkek (jig).

Konsentrasi gravitasi pada mineral-mineral yang mempunyai perbedaan massa jenis


yang menyolok sehingga terjadi:
a) kelompok mineral dengan massa jenis tinggi
b) kelompok mineral dengan massa jenis rendah
c)
Dan salah satu dari kelompok mineral tersebut akan menjadi konsentrat.
Proses gravity separation merupakan proses yang terjamin untuk
mengkonsentrasikan mineral. Keunggulannya adalah memiliki efisiensi yang tinggi
dan biaya yang relatif murah. Gravity separation biasanya digunakan untuk

memisahkan bijih titanium, bijih tungsten, bijih mangan, bijih galena, bijih timbal,
celestite, barite, dan lain-lain. Bila jumlah partikel (mineral) di dalam fluida relatif
sedikit, maka akan terjadi pengendapan bebas (free settling). Tetapi bila jumlah
partikel banyak gerakannya akan terhambat sehingga terbentuk stratifikasi yang
terdiri dari 3 (tiga) tahap sebagai berikut :
1. Hindered settling classification ; klasifikasi pengendapannya terhalang.
2. Differential acceleration pada awal pengendapan ; artinya partikel yang berat
mengendap lebih dahulu.
3. Consolidation trickling pada akhir pengendapan partikel-partikel kecil berusaha
mengatur diri di antara partikel-partikel besar sesuai dengan berat jenisnya.
4.
Produk dari proses konsentrasi gravitasi ada 3 (tiga), yaitu :
a)

Konsentrat (concentrate) yang terdiri dari kumpulan mineral berharga dengan


kadar tinggi.

b) Amang (middling) yaitu konsentrat yang masih kotor.


c)

Ampas (tailing) yang terdiri dari mineral-mineral pengotor yang harus dibuang.

Estimasi/perkiraan apakah konsentrasi gravitasi dapat diterapkan untuk memisahkan


mineral-mineral yang mempunyai perbedaan berat jenis serta selang ukuran yang bisa
dipakai, dapat diperkirakan dari kriteria konsentrasi dari Taggart. Kriteria konsentrasi
dari Taggart dirumuskan secara empirik sebagai berikut :

Kriteria Konsentrasi ( KK )=

B '
R '

Dimana :

B =berat jenis mineral berat


R =berat jenis mineral ringan
' =berat jenis media

Kriteria Konsentrasi (KK) Apabila nilai KK besar maka proses akan berjalan mudah,
sedangkan bila nilai KK< 1,25 proses pemisahan akan berlangsung tidak sempurna
dan tidak ekonomis.

1. Bila KK > 2,5 atau KK < -2,5 : Pemisahan mudah dilkukan pada berbagai
ukuran sampai ukuran yang halus Modul 4 : Pengolahan Bahan Galian 4.
3 sekalipun ( sampai 200 mesh).
2. Bila KK = 2,5 - 1,75 : Pemisahan berlangsung efektif sampai ukuran 100
mesh.
3. Bila KK = 1,75 - 1,50 : Pemisahan masih memungkinkan sampai ukuran 10
mesh, tetapi sukar dilakukan.
4. Bila KK = 1,50 - 1,25 : Pemisahan masih memungkinkan sampai ukuran 1/4
inchi, tetapi sukar dilakukan.
5. Bila KK < 1,25 : Proses relatif tidak mungkin, masih bisa mungkin dengan
modifikasi perbedaan gaya berat.
6.
Settling ratio (nisbah pengendapan) dirumuskan sebagai berikut :

r 1 B '
=
r 2 R '

Dimana :
r1 = Jari-jari (diameter) min. ringan
r2= Jari-jari (diameter) min. berat
n = 0,5 Stokes
n = 1 Newton
Free settling ratio ' = 1 (medium air)
Hindered settling ratio ' 1 (medium bukan air, tetapi suspensi)
Equal Settling : Butiran mineral yang berbeda ukurannya, mengendap dengan
kecepatan yang sama.
Efek-efek yang mempengaruhi pemisahan :
1) Frekuensi stroke
2) Selang ukuran mineral-mineral yang akan dipisahkan
3) Ukuran, bentuk, BJ mineral
4) Densitas, ukuran bed, tebal bed
5) Ukuran lubang screen
6) Kecepatan hydraulic water
Selain bergantung pada berat jenis, gerakan partikel dalam fluida/media juga
bergantung pada ukuran partikel serta sifat permukaan. Biasanya pada penggunaan
mesin ini partikel dengan ukuran < 10mm akan disingkirkan karena ditakutkan dapat
mengganggu kinerja mesin. Karena gravity separator amat sensitive pada kehadiran
partikel yang amat kecil. Partikel yang amat kecil ini dapat mengganggu kekentalan
lumpur sehingga mengurangi ketepatan dari gravity separator.
Tiga efek yang menyebabkan proses stratifikasi :
a. Hindered settling

Pengendapan dari sekelompok partikel yang berkumpul menjadi satu, bukan


pengendapan bebas dari satu partikel.
n

r 1 B '
=
' 1( mediumnya suspensi daripada bed+ air)
r 2 R '

b. Differential acceleration pada awal jatuh


Pada waktu yang relatif singkat (awal jatuh) partikel dengan berat jenis lebih
besar akan mempunyai jarak tempuh yang lebih besar dari pada partikel yang berat
jenisnya kecil.

F=m. a

c. Consolidation trickling
Partikel-partikel kecil mengatur dirinya di antara partikel besar, sesuai dengan BJ
nya. Pemisahan biasanya dilakukan dalam suatu media (air) sehingga dinamika fluida
sangat berpengaruh. Media udara bisa juga dipakai tetapi lebih disukai media air
karena selain lebih mudah dalam penanganannya, perbedaan berat jenis (s- f) akan
lebih berarti dengan makin besarnya harga f (berat jenis fluida)

2.1 Gravity Separator


Alat yang digunakan pada metode GC ini disebut gravity separator. Gravity
separator ini terbagi berdasarkan ukuran partikel-partikel yang mengendap dalam
proses. Alat konsentrasi gravitasi yang banyak dipakai antara lain :
1) Jig
2) Shaking table (meja goyang)

3) Sluice box
4) Spiral

1. Jig
Ini adalah metode tertua dari Gravity Concentration. Jig biasanya
digunakan untuk memperoleh logam-logam berat seperti : emas, bijih besi, batu
bara. Pemisahan jenis-jenis mineral menurut perbedaan berat jenis (BJ). Tipe-tipe
jig adalah sebagai berikut
a. Hartz Jig , jenis yang pertama kali dipakai
b. Denver jig , untuk Pemisahan logam-logam berat
c. Baum Jig , untuk memisahkan partikel partikel ringan seperti
batubara.
d.
Prinsip kerja jig dapat digambarkan sebagai berikut :
1) Perbedaan percepatan, dalam waktu yang relatif singkat partikel dengan berat
jenis
lebih besar akan mempunyai jarak tempuh yang lebih besar dari pada partikel
yang
berat jenisnya lebih kecil. (= differential acceleration)
2) Hindered settling : bukan pengendapan bebas dari satu partikel, melainkan dari
sekelompok partikel yang menjadi satu.
3) Interstitial trickling : partikel kecil dapat lolos di antara partikel besar.

Gambar 2.1 Tiga Mekanisme Kerja Jig

Gambar 2.2 Skematik Siklus Proses Pemisahan dengan Jigging (A) Pulsion (B)
Differential accelaration (C) Hindered settling (D) Interstitial trickling
Cara kerja Jig
1. Umpan masuk ke saringan. Pemisahan partikel yang berdasarkan perbedaan berat
jenis dibantu dengan pulsed water yaitu pergerakan air akibat tekanan dan hisapan
secara berfluktuatif
2. Partikel-partikel ringan terbawa arus ke atas dan terbuang sebagai tailings
3. Partikel-partikel berat terus menembus penyaringan (ragging) karena specific
gravity-nya yang besar ke arah bawah (poin 2 & 3 pengaruh pulsed water)
Rumus dari pergerakan partikel yang berada di cairan kental

dx
mgm' gD
dt

Dimana :
m = massa
dx/dt = percepatan
g = gravitasi
m = massa yang terpindah oleh fluida
D = tahanan fluida terhadapa perpindahan partikel

Gambar 2.3 Mekanisme Jig

Ada dua cara pengambilan produk pada proses jigging :


a) On the screen jigging (Jerman) : tidak lolos, stratifikasi.
b) Through the screen jigging (Inggris) : lolos screen.

(a)

(b)

Gambar 2.4 (a) Over The Screen, (b) Through The Screen

Pada jig percepatan tidak tergantung pada ukuran feed. Percepatan tergantung pada
berat jenis partikel feed dan fluida yang dipakai. Ukuran dapat mempengaruhi
pemisahan partikel. Untuk memisahkan partikel yang kecil berat dengan partikel yang
besar ringan, maka dilakukan siklus jigging yang pendek.
2. Shaking Table

Alat ini Terdiri dari dek yang sedikit condong (A) yang mana masukan terdiri
sekitar 25% padatan, dialirkan di kotak masukan dan didistribusikan sepanjang C.
Dan air cucian didistribusikan sepanjang seiring pada pencuci D. meja bergetar secara
longitudinal, melalui mekanisme B, menggunakan gerakan lambat maju dan
pengembalian cepat, yang menyebabkan partikel mineral bergerak secara "menjalar"
di sepanjang geladak parallel ke arah gerakan.

Gambar 2.5 Shaking Table


Pada meja terdapat jalur-jalur yang mempunyai arah menyeberangi meja secara
melintang. Ketika meja diberi goncangan, partikel ringan dan padat akan terhambat
lajunya akibat friksi sehingga tidak mudah jatuh dan sampai ke ujung meja,
sedangkan partikel besar dan ringan akan jatuh ke bagian bawah. Pada shaking table,
bekerja efek sluicing yang dikombinasikan dengan riffle dan gaya sentak yang tegak
lurus arah aliran.

Gambar 2.6 Gerak Partikel dalam Shaking Table

Gambar 2.7 Pengaruh Riffle Dalam Shaking Table

Variabel-variabel yang mempengaruhi hasil kerja meja goyang antara lain :


1) Riffle, macamnya, tingginya
2) Material pelapis deck, kekasaran permukaan
3) Mekanisme head motion, percepatan/perlambatannya
4) Cara pengumpanan (feeding)
5) Amplitudo/Frekwensi
6) Variabel yang setiap saat bisa diatur kemiringan meja, %-solid umpan, wash
water, posisi produk.

3. Sluice Box
Metode sluices dalam berbagai bentuknya telah digunakan untuk memisahkan
mineral sejak lama. Prinsip kerjanya dengan mengalirkan mineral kotor dan
dibantu oleh air yang berdasarkan pada perbedaan kecepatan pengendapan.
Kemiringan alat sendiri dapat divariasikan, sesuai dengan kebutuhan. Feed masuk

10

kedalam lubang umpan dan mengalir kebawah akibat kemiringan dari pinched
sluices. Pada waktu mengalir terjadi pemisahan, partikel berat berada di lapisan
atas, dan partikel ringan berada di lapisan bawah. Kedua partikel ini dipisahkan
menggunakan pisau splitters. Letak splitters menentukan hasil, bila splitters
terlalu kekanan maka menghasilkan produk dengan kualitas rendah, sedang bila
terlalu kekiri maka akan menghasilkan produk yang berkualitas tinggi.

Gambar 2.8 Sluices Box

4. Spiral
Spiral bertahun-tahun digunakan untuk berbagai aplikasi dalam pemrosesan
mineral, khususnya dalam penanganan tumpukan pasir mineral berat, seperti ilmenite,
rutile, zircon, dan dalam pemurnian batu bara. Humphreys spiral adalah spiral
pertama yang diperkenalkan pada tahun 1943. Berat input antara 15 dan 45% berat
padatan dan dengan ukuran 3mm sampai 75m dimasukkan dari atas spiral dan
mengalir ke bawah spiral. Berbentuk parit-parit yang berkelok kelok ( spiral ) ke
bawah. Di tengah-tengah parit ini terdapat saluran pipa yang berupa pipa tempat
penampungan konsentrat. Pada spiral ini juga memerlukan adanya air sebagai media
pemisah konsentrat.

Pada spiral concentrator, bekerja efek sluicing (peluncuran) yang dikombinasikan


dengan gerakan memutar semua komponen yang ada dalam umpan. Pemisahan pada
spiral menggunakan prinsip pemisahan berdasarkan berat jenis. Pada parit spiral

11

terjadi pemisahan partikel, partikel berat akan berada dibawah dan keluar melalui
pipa penampung sedangkan partikel ringan berada diatas dan terbawa arus air sampai
kedasar spiral. Pemisahan ini memanfaatkan gaya sentrifugal karena perputaran air,
sehingga partikel ringan akan terdesak ke samping dan partikel berat akan jatuh
kebawah.

Gambar 2.9 Gerak Partikel Dalam Spiral Concentrator

Spiral terbuat dengan kemiringan yang berbeda-beda, karena sudut kemiringan


mempengaruhi grafitasi pada proses pemisahan.
1. Sudut yang kecil dipakai misalnya dalam pemisahan batu bara dari serpihan
2. Sudut yang lebih besar dipakai untuk pemisahan mineral berat umumnya
3. Sudut yang paling besar untuk memisahkan mineral berat dengan mineral
berat pengotor seperti zircon dari kyanit dan staurolit.
Kekurangan dari spiral antara lain karena perlakuan dari spiral tergantung
instalasi unitnya, efisiensi pemisahan sangat sensitif. Dan karena perlakuan dari spiral
tergantung instalasi unitnya, efisiensi pemisahan sangat sensitif.

12

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Metode pemisahan gravitasi digunakan untuk memproses berbagai
macam bahan, mulai dari logam sulfide berat (sp. gr. 7.5) sampai batubara (sp.gr.
1.3) Metode ini sudah dimodernisasi dan terbukti efisien untuk konsentrasi dari
mineral yang memiliki besar partikel disekitar 50 mm. Teknik gravitasi dapat
mengembalikan residu yang masih berharga dari mineral berat dalam flotation
tailing. Alat yang digunakan pada metode ini disebut gravity separator. Alat
konsentrasi gravitasi yang banyak dipakai antara lain : Jig, Shaking table (meja
goyang), Sluice box, Spiral.

13

DAFTAR PUSTAKA

Burt, R.O., 1984., Gravity Concentration Technology., Elsevier., Amsterdam.


Kelly, E.G & Spottiwood, D.J., 1982., Introduction to Mineral Processing., John
Wiley & Sons, New York.
Priyor, E.J, 1965., Mineral Processing., Elsevier, Amsterdam

14

Anda mungkin juga menyukai