Anda di halaman 1dari 6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Sedimentasi


Sedimentasi adalah suatu peristiwa turunnya partikel zat padat yang
tesebar atau tersuspensi dalam cairan karena gaya berat sehingga cairan jernih
dapat dipisahkan dari zat padat yang menumpuk di dasarnya. Sedimentasi juga
merupakan proses pemisahan suspensi padatan encer menjadi fluida yang lebih
pekat berdasarkan gaya gravitasi. Dalam pengolahan air, bangunan sedimentasi
digunakan untuk memisahkan partikel padatan atau kotoran yang terflokulasi atau
terkoagulasi. Kecepatan pengendapan partikel yang terdapat dalam air tergantung
pada berat jenis, bentuk dan ukuran partikel, viskositas air dan kekuatan aliran
dalam bak pengendapan (Ainiyah, 2019).
Ketika suatu partikel padatan berada pada jarak yang cukup jauh dari dinding atau
partikel padatan lainnya kecepatan jatuhnya tidak dipengaruhi oleh gesekan
dinding maupun dengan partikel lain peristiwa ini disebut free settling. Pada
umumnya proses sedimentasi dilakukan secara optimal setelah proses koagulasi
dan flokulasi, dengan tujuan untuk memperbesar partikel-partikel (Roessiana,
2014).
Ketika partikel padatan berada pada keadaan saling bergerak maka partikel
akan mengendap pada kecepatan. rendah, peristiwa ini disebut hindered settling.
Pada hindered settling, kecepatan endapan yang akan turun ke bawah akan
semakin lama sehingga untuk mendapatkan hasil sedimentasi sampai proses
pengendapan berhenti memerlukan waktu yang cukup lama. Waktu yang efektif
untuk pengendapan dapat diasumsikan sebagai batas saat terjadi perubahan
pengendapan dari free setting ke hinder settling (Widodo, 2013).

2.2 Klasifikasi Sedimentasi


Sedimentasi dibedakan berdasarkan kemampuan untuk mengendap dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut:
1. Plain Sedimentasi
Proses pengendapan dimana partikel-partikelnya melalui
kemampuanuntuk mengatasi gaya apung.
2. Koagulasi
Partikel-partikelnya halus, sulit menghadapi gaya apung (sulit
mengendap) sehingga proses koagulasi dilakukan untuk memperbesar
diameter partikelnya agar mudah mengendap.
Berdasarkan ukuran partikelnya sedimentasi dapat dibedakan atas dua,
yaitu:
1. Discrete Particle
Selama proses pengendapan bentuk, ukuran dan densitas partikel
tidak berubah.
2. Flacentate Particle
Selama proses pengendapan bentuk, ukuran dan densitas partikel
berubah.
Berdasarkan pengaruh dari partikel lain sedimentasi dibedakan menjadi
dua, yaitu:
1. Free Settling (Pengendapan bebas)
Partikel bergerak tidak dipengaruhi oleh partikel lain, dapat diperoleh
jika konsentrasinya rendah atau encer.
2. Hinder Settling (Pengendapan Terintangi)
Partikel bergerak mendapat pengaruh oleh partikel lain. Percepatan hinder settling
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu (Yunshan, 2012):
 Flocculating settling (pembentukan flok)
 Zona settling (pembentukan zona)
 Compression settling (partikel atas menekan partikel bawah).
2.3 Jenis-jenis Proses Sedimentasi
Adapun beberapa jenis-jenis proses sedimentasi yaitu sebagai berikut:
1. Proses Batch
Proses Batch lebih banyak digunakan pada kalangan industri
namun untuk waktu sedimentasi yang digunakan lebih berdasarkan pada
pengalaman yang tidak berdasarkan pada teori yang ada. Proses
sedimentasi batch merupakan proses yang mudah dilakukan, proses ini
sering digunakan untuk skala laboratorium yang menggambarkan proses
sedimentasi sederhana (Setiyadi d. , 2020).
2. Proses Kontinyu
Proses kontinyu terdapat slurry yang masuk dan cairan bening yang
keluar saat bersamaan. Saat kondisi steady state maka ketinggian cairan
akan selalu tetap proses kontinyu sering dipergunakan untuk skala industri
karena prosesnya yang menghasilkan produk dengan konsentrasi tinggi
(Setiyadi d. , 2020).
3. Pemakaian Proses Sedimentasi

Gambar 2. 1 Tahapan Proses Pengendapan


Pada gambar tersebut menunjukan slurry awal yang memiliki
konsentrasi seragam dengan partikel padatan yang seragam dalam tabung.
Partikel mulai mengendap dan mencapai kecepatan maksimum dengan
cepat. Zona D yang terbentuk terdiri dari partikel lebih berat sehingga
lebih cepat mengandap. Pada zona transisi, fluida mengalir ke atas karena
tekanan dari zona D. Zona C yaitu daerah dengan distribusi ukuran yang
berbeda- beda dan konsentrasi yang tidak seragam. Zona B adalah daerah
konsentrasi seragam. Zona A merupakan cairan selama sedimentasi
berlangsung, tinggi masing-masing zona berubah. Zona A dan D
bertambah, zona B berkurang, akhirnya zona B, C, dan transisi hilang,
semua padatan berada di zona D. Hal tersebut disebut Critical Settling
Point, yaitu saat terbentuknya batas tunggal antara cairan bening dan
endapan (Setiyadi d. , 2020).

2.4. Faktor-faktor yang mempengaruhi sedimentari


Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kecepatan. Pengendapan
antara lain (Suryani & Guskarnali, 2020):
1. Konsentrasi
Semakin besarnya konsentrasi, gaya gesek yang dialami partikel
karena partikel lain semakin besar sehingga drag forcenya pun semakin
besar. Peristiwa ini disebabkan karena dengan semakin besarnya.
konsentrasi, berarti semakin banyak jumlah dari partikel dalam suatu
suspensi yang menyebabkan bertambahnya gaya gesek antara suatu
partikel dengan partikel yang lain.
2. Ukuran Partikel
Ukuran partikel berpengaruh langsung terhadap diameter partikel.
Jika ukuran partikel semakin besar, maka semakin besar pula permukaan
dan volumenya. Permukaan partikel berbanding lurus dengan gaya drag
dan volume partikel berbanding lurus dengan gaya apungnya. Peristiwa ini
disebabkan gaya ke atas semakin besar sehingga gaya total untuk
mengendapkan partikel semakin kecil dan kecepatan pengendapan
menurun.
3. Jenis Partikel
Jenis partikel berhubungan dengan density partikel yang
berpengaruh terhadap gaya apung dan gaya gravitasi yang dapat
mempengaruhi kecepatan pengendapan suatu partikel dalam suatu fluida
yang statis.

2.5 Rumus dalam Sedimentasi


Adapun rumus-rumus yang digunakan dalam praktikum ini yaitu sebagai
berikut:
a. Menentukan tinggi endapan sedimentasi pada silinder
𝑣
ℎ= ................................................................................................... (2.1)
𝜋𝑟2
𝑍𝑡 𝑣
.................................................................................................. (2.2)
= 𝑟2
Keterangan:
h = Ketinggian
endapan (cm) v
= Volume
cairan (mL)
r = Jari-jari silinder (cm)
Zt = Tinggi interface
b. Mencari nilai kecepatan tiap wkatu pada konsentrasi tertentu
setelah memperoleh nilai Zt dan Zi maka kecepatan dapat
ditentukan dengan
𝑍𝑖−𝑍𝑡
𝑣= ................................................................................................ (2.3)
𝑡
Keterangan:
v = Kecepatan
pengendapan (cm/menit)
Zt = Tinggi interface (cm)
Zi = Tinggi garis
singgung (cm) t =
Waktu (menit)
c. Menentukan kecepatan hindered settling
Ditentukan dengan grafik hubungan kecepatan dengan waktu sedimentasi.
 Sedimentasi
𝑍𝑏−𝑍𝑎
𝑉ℎ𝑠 =
......................................................................................................................................................................................

(2.4)
𝑡𝑏 −𝑡𝑎
Keterangan:
Vhs = Kecepatan hindered
settling (cm/menit) Za =
Ketinggian interface awal (cm)
Zb =
Ketinggian
akhir (cm) ta =
waktu akhir
(menit)
tb = waktu awal (menit)
 Hitung (error)
𝑉ℎ𝑠 (𝑥) = 𝑉𝑂 𝑒 −𝑟𝑣×𝑋𝑟𝑠
............................................................................................................................................

(2.5)
Keterangan:
Vhs = Kecepatan hindered
settling (cm/menit) Vo =
Kecepatan awal (cm/menit)
rv =
Persamaan
laju reaksi
Xrs =
Konsentrasi
slurry
d. Menghitung nilai SSE (%)
%𝑆𝑆𝐸 = (𝑉ℎ𝑠 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 − 𝑉ℎ𝑠 𝑒𝑘𝑠𝑝𝑒𝑟𝑖𝑚𝑒𝑛)
................................................................................................................
(2.6)
Keterangan:
%SSE = Sum of Square Error

Anda mungkin juga menyukai