Anda di halaman 1dari 5

ARAHAN PENGEMBANGAN PARIWISATA DI KECAMATAN CISOKA,

KABUPATEN TANGERANG, PROVINSI BANTEN

Adelia Fitri1, Dr. I Komang Astina, M.S2


Universitas Negeri Malang, Jl. Semarang No. 5 Malang, Jawa Timur, Indonesia
*adelia.fitri.2007216@students@um.ac.id1 , komang.astina.fis@um.ac.id2

Abstract
Tangerang Regency is one of the second-level regions that are part of the Banten
Province. located in a strategic geographical position with its capital is Tigaraksa. The
northern area of Tangerang Regency is a coastal area and mostly urban areas, the
eastern area is a rural and residential area while the western area is an industrial and
urban development area. Due to the natural conditions of Tangerang Regency which has
a relatively flat topography, Tangerang Regency does not have many natural attractions
such as mountainous areas which have relatively high surface topography.

Keywords: Tangerang Regency, Cigaru Blue Lake, Tourism

Abstrak
Kabupaten Tangerang termasuk salah satu daerah tingkat dua yang menjadi bagian dari
wilayah Propinsi Banten. Terletak pada posisi geografis yang cukup strategis dengan
ibukotanya adalah Tigaraksa. Daerah Utara Kabupaten Tangerang merupakan daerah
pantai dan sebagian besar daerah urban, daerah timur adalah daerah rural dan
pemukiman sedangkan daerah barat merupakan daerah industri dan pengembangan
perkotaan. Dikarenakan kondisi alam Kabupaten Tangerang yang memiliki topografi
relatif datar menyebabkan Kabupaten Tangerang tidak banyak memiliki obyek wisata
yang alami tidak seperrti daerah pegunungan yang memiliki topografi relatif permukaan
tinggi.

Kata Kunci : Kabupaten Tangerang, Telaga Biru Cigaru, Pariwisata

1. Pendahuluan
Penyelenggaraan kepariwisataan bertujuan untuk memperkenalkan,
mendayagunakan, melestarikan dan meningkatkan mutu objek dan daya tarik wisata
(PERDA Kabupaten Barito Selatan No.3 Tahun 2009 : Pasal 3). Keberadaan wilayah
Kabupaten Tangeran yang merupakan wilayah penyangga DKI Jakarta untuk
pemukiman dan industry ini antara lain untuk menghindari tumbuhnya Jakarta sebagai
Kota yang membawa dampak berbagai inefisiensi. Oleh karena itu dengan
dikembangkannya objek-objek pariwisata di Utara Kabupaten Tangerang diharapkan
dapat meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD). Juga menjadi alternatif tujuan
wisata di sekitar Jabotabek dengan tidak menghilangkan karakteristik daerah tersebut
sebagai daya tarik dan identitas daerah sehingga dapat memenuhi kebutuhan ruang
rekreasi bagi masyarakatnya. Keberadaan Telaga Biru Cigaru yang belum
dikembangkan secara optimal merupakan awal terbentuknya suatu arahan
pengembangan objek wisata Telaga Biru Cigaru pada khususnya. Danau Biru Cisoka
berlokasi di Desa Cigaru, Kecamatan Cisoka, Kabupaten Tangerang, Serang Banten.
Danau biru ini merupakan hasil bekas galian tambang pasir, lubang yang dihasilkan
dari galian tersebut lama kelamaan terendam oleh air hujan kemudian menghasilkan
genang air yang berwarna biru karena tambangnya sudah lama tidak terpakai.

2. Metode
Analisis yang digunakan dalam menganalisis komponen pariwisata yang ada di
Kecamatan Cisoka, Kabupaten Tangerang adalah dengan analisis kualitatif. Metode
pengumpulan data dapat dilihat dari komponen pariwisata yang didapatkan dari hasil
sistesa kajian pustaka terkain=t dengan komponen pariwisata. Dari hasil tersebut dapat
diketahui bagaimana karakteristik pariwisata yang ada Kecamatan Cisoka, Kabupaten
Tangerang

3. Hasil dan Pembahasan


Danau Biru Cisoka berlokasi di Desa Cigaru, Kecamatan Cisoka, Kabupaten
Tangerang, Serang Banten. Danau biru ini merupakan hasil bekas galian tambang
pasir, lubang yang dihasilkan dari galian tersebut lama kelamaan terendam oleh air
hujan kemudian menghasilkan genang air yang berwarna biru karena tambangnya
sudah lama tidak terpakai. Galian lubang dengan kedalaman belasan meter tersebut
berubah menjadi telaga sehingga masyarakat setempat menyebutnya Danau Biru
Cisoka. Wisata ini tidak hanya satu namun ada bererapa dan tersebar dibeberapa
bagian dan memiliki kedalaman yang berbeda-beda. Diakibatkan lokasinya cukup
dekat dengan perkotaan, wisata cantik ini menjadi destinasi bagi warga sekitar untuk
berlibur bersama teman maupun keluarga. Terdapat banyak rute menuju Danau Biru
Cisoka dan bisa ditempuh menggunakan kendaraan umum maupun kendaraan pribadi,
jika datang dari pusat Kota Tangerang, Teman Traveler bisa melalui Jalan Tigaraksa.
Jaraknya hanya sekitar 9 km dari lokasi wisata ini. Wisatawan yang datang dari Jakarta
biasanya lebih memilih kereta api untuk menghindari kemacetan dan tentu saja lebih
menghemat waktu, Teman Traveler bisa menaiki KRL kemudian turun di Stasiun
Tigaraksa, dan melanjutkan perjalanan dengan kendaaran umum seperti angkot
maupun ojek.

Kelebihan tempat wisata ini adalah berupa banyaknya hamparan sawah hijau
yang dapat memanjakan mata disekitar jalan menuju Telaga Biru Cisoka. Daerah yang
kental dengan suasana pedesaan membuat pengunjung mendapatkan banyak oksigen
yang hanya sedikit di dapat di kota-kota besar. Disana juga terdapat masyarakat yang
ramah dan dan sangat welcome kepada pengunjung. Sedangkan Kekurangan dari
tempat wisata ini adalah Ketika sampai di Cisoka tidak adanya penunjuk jalan yang
jelas menuju kawasan wisata tersebut, membuat wisatawan yang baru pertama kali ke
tempat tersebut merasa kebingungan menemukan Telaga Biru Cigaru ini. Selain itu

2
adanya pungutan biaya dari masyarakat sekitar dengan biaya yang bervariasi. Mulai
dari pintu masuk pertama sampai pintu masuk ke dua. Hal ini membuat pengeluaran
yang tak terduga. Sedangkan pengunjung tidak tau untuk apa uang pungutan terebut
digunakan. Tempat parkir dibuat dan dikelola oleh warga sekitar karena masih sangat
minimnya pembangunan yang akan berdampak pada masalah keamanan. Ketika ingin
mendekati telaga biru tersebut tidak ada jalan berupa aspal tetapi disana hanya terdapat
jalan yang dibentuk menyerupai tangga dengan pasir yang ada disekitarnya, hal itu
dapat membuat pengunjung licin ketika berjalan bahkan dapat terjatuh bila tidak hati-
hati. Pembatas yang masih sangat kurang aman di sekitar telaga yang hanya terbuat
dari bambu dan seng, serta tali tambang tipis. Dan yang terakhir jauhnya toilet umum
dari telaga tersebut. Keberadaan objek wisata tidak hanya memberikan peluang namun
juga dapat menjadi tantangan bagi seluruh elemen yang terlibat didalamnya, seperti
pemerintah pusat dan daerah, masyarakat dan komponen lainnya. Pengelolaan
pariwisata yang belum maksimal dilakukan memberikan dampak pada pengelolaan
tempat wisata (objek dan fasilitas pendukung) dimana jika dapat dikelola dengan baik
maka dapat menjadi salah satu sumber pendapatan yang berkesinambungan bagi
pemerintah yang pada gilirannya dapat membantu promosi daerah serta peningkatan
perekonomian. Dalam hal ini tidak hanya peran pemerintah dan masyarakat namun
media juga memberikan peran yang besar terhadap perkembangan pariwisata daerah.
Tanggung jawab untuk melakukan pengelolaan objek wisata secara baik dan
profesional memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk turut terlibat sehingga
secara tidak langsung mereka merasa memiliki tanggung jawab dalam pelestarian
wisata dan budaya setempat bukan hanya memanfaatkan objek wisata sebagai sumber
penghasilan.

Kondisi Ekonomi

Dengan adanya wisata di Desa Cigaru, Kecamatan Cisoka, ini berdampak positif
kepada social ekonomi masyarakat sekitar. Salah satunya, menurut Pengelola Telaga
Biru Cigaru Suhandi, selaku Pengurus Telaga Biru, mengubah bekas galian tambang
pasir yang sudah ditutup, dijadikan destinasi wisata, agar sosial ekonomi masyarakat
tetap terbantu. Banyak warga yang menggantungkan hidupnya dari kawasan wisata
tersebut. Adanya kegiatan wisata yaitu Objek Wisata Danau Cigaru yang berada di
Kampung Cigaru Desa Cisoka Kabupaten Tangerang mempengaruhi kegiatan sosial
dan ekonomi di Kampung Cigaru baik itu dampak positif ataupun negatif. Berikut
adalah dampak yang ditimbulkan oleh adanya Objek Wisata Danau Cigaru: antara lain
adalah terbuka lapangan pekerjaan baru, Menciptakan peluang kerja atau usaha baru
seperti menjadi operator atau pengelola wisata, penyediaan jasa transportasi, membuka
usaha rumah makan, kerajinan tangan, dan sebagainya. Meningkatkan taraf hidup dan
pendapatan masyarakat. Dengan adanya kegiatan di sekitar Objek Wisata Danau
Cigaru tentunya ikut membantu menaikan pendapatan masyarakat lokal karena adanya
peluang usaha baru. Meningkatkan kemampuan manajerial dan keterampilan
masyarakat yang memacu kegiatan ekonomi lainnya. Menciptakan peluang usaha baru

3
dengan memanfaatkan ciri khas dari Kampung Cigaru seperti membuat kerajinan
bambu atau membuat makanan ringan seperti tahu, tempe.

Kondisi sosial

Obyek Wisata Danau Cigaru dirasakan menimbulkan dampak positif atau negatif
terhadap kehidupan sosial masyarakat sekitar. Dampaknya adalah masyarakat dapat
mempelajari hal-hal baru untuk terus meningkatkan kondisi dan kualitas pelayanan
serta fasilitas agar memberikan kesan baik terhadap pengunjung guna membuat
pengunjung semakin bertambah. Peralihan profesi ibu rumah tangga di Kampung
Cigaru yang beralih profesi dari yang dulunya ibu rumah tangga menjadi wirausaha
dan pengrajin.

4. Simpulan
Secara kesimpulan masih banyaknya kekurangan dari objek wisata di Kecamatan
Cisoka tersebut. Diantaranya adalah tidak adanya penunjuk jalan yang jelas menuju
kawasan wisata tersebut, Selain itu adanya pungutan biaya dari masyarakat sekitar
dengan biaya yang bervariasi. Mulai dari pintu masuk pertama sampai pintu masuk ke
dua. Hal ini membuat pengeluaran yang tak terduga. Sedangkan pengunjung tidak tau
untuk apa uang pungutan terebut digunakan. Tempat parkir dibuat dan dikelola oleh
warga sekitar karena masih sangat minimnya pembangunan yang akan berdampak
pada masalah keamanan. Ketika ingin mendekati telaga biru tersebut tidak ada jalan
berupa aspal tetapi disana hanya terdapat jalan yang dibentuk menyerupai tangga
dengan pasir yang ada disekitarnya, hal itu dapat membuat pengunjung licin ketika
berjalan bahkan dapat terjatuh bila tidak hati-hati. Pembatas yang masih sangat kurang
aman di sekitar telaga yang hanya terbuat dari bambu dan seng, serta tali tambang
tipis. Dan yang terakhir jauhnya toilet umum dari telaga tersebut. Keberadaan objek
wisata tidak hanya memberikan peluang namun juga dapat menjadi tantangan bagi
seluruh elemen yang terlibat didalamnya, seperti pemerintah pusat dan daerah,
masyarakat dan komponen lainnya. Dalam hal ini tidak hanya peran pemerintah dan
masyarakat namun media juga memberikan peran yang besar terhadap perkembangan
pariwisata daerah. Tanggung jawab untuk melakukan pengelolaan objek wisata secara
baik dan profesional memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk turut terlibat
sehingga secara tidak langsung mereka merasa memiliki tanggung jawab dalam
pelestarian wisata dan budaya setempat bukan hanya memanfaatkan objek wisata
sebagai sumber penghasilan.

4
Daftar Rujukan
Dimas Oktavian, d. (2017). Cisoka Biru Cisoka Baru.
Khairul Mahadi, F. I. (2010). Arahan Pengembangan Obyek Wisata Pantai Tanjung
Pasir Kabupaten Tangerang.
Tribakti, A. (2017). Danau Biru Cigaru Cisoka : Bekas Tambang yang Disulap Jadi
Tempat Wisata.

Anda mungkin juga menyukai