ABSTRAK
Indonesia memiliki luas daratan sebesar 1,92 Juta Km2, luas perairan nusantara dan laut
teritorial adalah 3,1 juta Km2, luas perairan ZEE ( Zona Ekonomi Ekslusif) sebesar 2,7 juta Km2 serta
memiliki garis pantai 80.791 Km yang yang menjadikan Indonesia menempati posisi ke-2 dengan
wilayah pesisir terpanjang setelah Kanada. Kabupaten Tangerang dalam kacamata wilayah
Tangerang Raya, menjadi satu-satunya wilayah yang memiliki luas perairan berupa lautan seluas
377,40 km2 dengan luas kawasan pesisir 298,52 km2 berdasarkan administrasi kecamatan yang
ada di Kabupaten Tangerang yang terdiri dari 7 kacamatan dan 23 Desa peisisir yang terdiri dari
Kecamatan Kronjo, Kecamatan Mauk, Kecamatan Kemiri, Kecamatan Sukadari, Kecamatan
Pakuhaji, Kecamatan Teluk Naga, dan Kecamatan Kosambi. Ketapang Urban Agriculture terletak
di Desa Ketapang, Kecamatan Mauk, Kabupaten Tangerang Kawasan yang dibangun di Kawasan
pesisir mendukung dan membantu pembardayaan masyarakat pesisir secara berkelanjutan
dalam mencegah ancaman abrasi serta meningkatkan roda perekonomian. Juga diharapkan
mampu meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam mengelola potensi sumber daya pesisir.
Secara umum keseluruan kegiatan baik wisata, permukiman maupun perdagangan pada kawasan
wisata ini memiliki kesatuan yang kurang baik. Hal ini terlihat dari kegiatan yang berlangsung
pada masing-masing zona yang belum menyatu. Dalam memberdayakan potensi sumber daya
alam pesisir ini salah satu caranya dengan pariwisata. KUA merupakan Kawasan wisata yang
dibangun oleh pemerintah Kabupaten Tangerang dalam rangka mencegah naiknya permukaan
air laut dengan menanam mangrove.
I. Pendahuluan
Sebagai Negara Kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki luas daratan sebesar
1,92 Juta Km2, luas perairan nusantara dan laut teritorial adalah 3,1 juta Km2, luas perairan ZEE
( Zona Ekonomi Ekslusif) sebesar 2,7 juta Km2 serta memiliki garis pantai 80.791 Km yang yang
menjadikan Indonesia menempati posisi ke-2 dengan wilayah pesisir terpanjang setelah Kanada.
Selain itu, Indonesia memiliki potensi kelautan yang besar menyababkan wilayah pesisir
Indonesia dikenal dengan kekayaan sumber daya alam dan keanekaragaman hayati laut seperti
mangrove, terumbu karang dan padang lamun.
Selain potensi sumber daya alam yang melimpah keindahan wilayah pesisir di Indonesia
juga terkenal. Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor: Km.
67/Um.001/Mkp/2004 tentang Pedoman Umum Pengembangan Pariwisata menyatakan bahwa
pembangunan pariwisata berkelanjutan adalah pembangunan yang mampu memenuhi
kebutuhan wisatawan dan masyarakat di daerah tujuan saat ini dengan tetap menjaga dan
meningkatkan kesempatan pemenuhan kebutuhan di masa yang akan datang. Pembangunan
pariwisata berkelanjutan dicitrakan menjadi patokan dalam pengaturan sumberdaya sehingga
kebutuhan ekonomi, sosial dan estetika tercapai, dengan tetap menjaga integritas budaya proses-
proses dan keanekaragaman hayati. Selanjutnya pariwisata berkelanjutan dapat dicapai bila
pertumbuhan yang selaras antara ekologi, ekonomi dan sosial serta instansi-instansi yang terkait.
Tujuan penelitian Pemanfaatan Wilayah Pesisir Sebagai Aset Wisata di Ketapang Urban
Agriculture Kabupaten Tangerang diantaranya :
1. Mengetahui potensi pariwisata KUA
2. Mengetahui daya Tarik wisata KUA
I.II Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif sebagai metode penelitian, dengan
menggunakan pendekatan kualitatif. menurut Soendari (2012) penelitian deskriptif adalah
penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada
saat sekarang, dan ada juga menurut Gunawan, I (2002) penelitian kualitatif adalah penelitian
yang tidak dimulai dari teori yang telah dipersiapkan sebelumnya, tetapi dimulai dari lapangan
berdasarkan lingkungan alami. Strategi kualitatif dipilih dengan pengertian bahwa penelitian ini
dimaksudkan untuk mengumpulkan data yang sebenarnya dan untuk mendalami masalah
penelitian guna memperoleh hasil yang diharapkan. Jadi penelitian kualitatif atau disebut juga
penelitian natural atau penelitian alamiah adalah jenis penelitian engan mengutamakan
penekanan pada proses dan makna yang tidak diuji, atau diukur dengan setepattepatnya dengan
data yang berupa data deskriptif.
II. Gambaran Umum
Kawasan Ketapang Urban Aquaculture merupakan Kawasan yang dibangun di Kawasan pesisir
mendukung dan membantu pembardayaan masyarakat pesisir secara berkelanjutan dalam
mencegah ancaman abrasi serta meningkatkan roda perekonomian. Juga diharapkan mampu
meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam mengelola potensi sumber daya pesisir.
III. Analisis
III.I Analisis Kesatuan Kawasan
Pada pembahasan aspek kesatuan kawasan ini merupakan pembahasan yang dilakukan
berdasarkan daya dukung masing-masing zona untuk menjadi sebuah kawasan wisata. Daya
dukung inilah yang merupakan salah satu penunjang untuk keintegrasian kawasan wisata. Daya
dukung tersebut dilihat dari peranan masing-masing zona untuk membuat Ketapang Urban
Agriculture ini menjadi sebuah Kawasan yang utuh dan memanfaatkan potensi kawasan. Untuk
melakukan pembahasan lebih detail maka pembahasan kawasan ini akan dibagi menjadi tiga
zona yaitu zona wisata, zona permukiman dan zona perdagangan. Pembagian berupa zona ini
dilakukan untuk mengetahui pergerakan wisatawan pada masing masing zona. Hal ini juga
bertujuan untuk mengetahui akses yang dilalui wisatawan secara detail pada masing-masing
zona.
Ketapang Urban Agriculture menjadi pusat kegiatan pariwisata yang banyak di kunjungi
oleh wisatawan karena menyuguhkan wisata berbasis alam. Pemerintah Kabupaten Tangerang
berhasil merubah Desa Ketapang ini yang awalnya termasuk kedalam kategori kumuh menjadi
destinasi wisata. Selain pada Pusat Ketapang Urban Agriculture tidak jauh dari lokasi tersebut
telah dibangun jembatan untuk menyebrang dari satu sisi ke sisi daratan yang lain sehingga
masyarakat bisa melihat pemandangan ke arah laut.
Dari segi kesatuan kawasan pada zona wisata ini tidak terlalu terlihat bahkan cenderung
tidak ada. Hal tersebut dikarenakan pada zona ini tidak adanya pembatas yang jelas baik dari
segi fungsi maupun tata letak masing-masing sub zona. Pembagian sub zona hanya bersifat
kondisional dan tidak tertata.
Pada zona permukiman kegiatan yang berlangsung cukup beragam. Pada zona ini
kegiatan yang berlangsung lebih pada kegiatan pendukung baik untuk kegiatan wisata maupun
kegiatan perdagangan. Terdapat beberapa jenis kegiatan yang ada yaitu perumahan, warung, dan
beberapa rumah digunakan untuk menjual hasil perikanan. Dari jenis kegiatan yang ada pada
zona permukiman tersebut terlihat bahwa perumahan yang ada di sekitar zona perdagangan dan
zona wisata merupaka area yang dimanfaatkan oleh penduduk sekitar sebagai kegiatan
pendukung dari kedua zona tersebut. Pada zona ini merupakan zona yang yang berada di sekitar
KUA .
Kestuan yang nampak pada zona ini masih belum terlihat. Hal ini disebabkan karena
masing-masing kegiatan mayarakat yang ada berjalan secara individu tanpa adanya suatu
kordinasi, baik dalam skala kawasan wisata pesisir, maupun skala zona perumahan.
Zona perdagangan ini merupakan zona untuk tempat pelalangan ikan. Selain itu zona
ini jugadi manfaatkan oleh nelayan sebagai tempat berlabuhnya kapal penangkap ikan dan juga
untuk kapal wisata. Dari keseluruhan kegiatan yang ada pada zona ini terlihat bahwa zona ini
merupakan zona yang dikhususkan untuk kegiatan perikanan. Sesuai fungsinya, zona ini
difokuskan pada kegiatan pelelangan ikan dan dermaga untuk nelayan ikan. Namun pada zona
ini masih terdapat nelayan-nelayan penangkap ikan yang memanfaatkan perhaunya sebagai
perahu untuk menangkap ikan, tapi juga sebagai perahu wisata. Hal ini dilakukan dengan target
wisatawan yang berkunjung ke pasar ikan. Dari kondisi tersebut, zona perdagangan ini
merupakan zona yang cukup jelas fungsi dan peruntukannya. Selain itu zona ini juga memiliki
kesatuan fungsi sebagai zona pengelolaan kegiatan perikanan. Namun dengan adanya
pemanfaatan dermaga untuk nelayan ikan yang dimanfaatkan sebagai demaga untuk kegiatan
wisata menjadikan kawasan ini sebagai tempat alternatif lain bagi wisatawan untuk kegiatan
wisata. Hal ini tidak sesuai dengan kegiatan di zona ini yang mayoritas sebagai zona perdagangan
dan pengelolaan ikan.
Gambar 2. 7 Pelabuhan kapal penangkap ikan Gambar 2. 8 Tempat Pelelangan Ikan
Secara umum keseluruan kegiatan baik wisata, permukiman maupun perdagangan pada
kawasan wisata ini memiliki kesatuan yang kurang baik. Hal ini terlihat dari kegiatan yang
berlangsung pada masing-masing zona yang belum menyatu. Masing-masing kegiatan terlalu
fokus dengan kegiatan individu tanpa adanya koordinasi yang bagus untuk mewujudkan suatu
kawasan wisata yang sustainable atau berkelanjutan. Dari ketiga zona tersebut seharusnya dapat
menjadi suatu kesatuan yang utuh apabila ada koordinasi yang baik.
Daya tarik wisata ini merupakan aspek penting dalam keberlanjutan kawasan wisata. Hal ini
karena daya tarik wisata merukan suatu magnet atau faktor penarik yang menentukan seberapa
besar kualitas yang dapat dimunculkan pada suatu kawasan wisata. Untuk itu dalam pembahasan
ini akan dibahas dan digali lebih dalam menganai daya tari wisata apa saja yang ada di kawasan
KUA. Dalam pembahasan daya tarik ini akan lebih difokuskan pada zona wisata. Hal ini
dikarenakan pada zona wisata merupakan zona utama dalam penataan kawasan wisata ini. Untuk
pembahasan kedua zona yang lain akan tetap dibahas namun dalam aspek ini tidak menjadi fokus
utama.
Kawasan Ketapang Urban Aquaculture merupakan Kawasan yang dibangun di Kawasan pesisir
mendukung dan membantu pembardayaan masyarakat pesisir secara berkelanjutan dalam
mencegah ancaman abrasi serta meningkatkan roda perekonomian. Juga diharapkan mampu
meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam mengelola potensi sumber daya pesisir. Dalam
memberdayakan potensi sumber daya alam pesisir ini salah satu caranya dengan pariwisata. KUA
merupakan Kawasan wisata yang dibangun oleh pemerintah Kabupaten Tangerang dalam rangka
mencegah naiknya permukaan air laut dengan menanam mangrove.
Gambar 2. 9 Ketapang Urban Agriculture
IV.I Kesimpulan
IV.II Saran
Untuk melancarkan koordinasi antar pihak yang ada di wilayah Ketapang Urban Agriculture
makan dibuatkan lah suatu Lembaga atau oorganisasi yang mampu menaungi aspirasi dari
masyarakatnya agar bisa disampaikan kepada pihak yang berwenang atau lebih baik Lembaga
atau organisasi tersebut menjadi wadah bagi masyarakatnya saling tolong menolong.
Daftar Pustaka
Achmad, W. (2022). Dimensi Sosial dalam Pengembangan Masyarakat di Wilayah Pesisir. Jurnal
Kewarganegaraan Vol. 6, No. 2, September 2022, 4985-4994.
UU No. 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil.