Anda di halaman 1dari 25

ANALISIS DAN KONSEP PERENCANAAN RUANG TERBUKA HIJAU

(RTH) DI KAWASAN DANAU SITU GEDE BOGOR

Disusun Oleh:

Riki Akbar Fadzillah 0521 19 027


Elis Ganarsih Sunarya 0521 19 002
Aditya Febrianto 0521 17 073

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT. Yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan laporan ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan laporan ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi
Muhammad SAW yang kita nantikan syafa’atnya diakhirat nanti.
Kami mengucapkan puji dan syukur Kepada Allah SWT. Atas limpahan nikmat
sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu
menyelesaikan pembuatan laporan sebagai tugas besar dari mata kuliah Perencanaan
Ruang Terbuka Hijau dengan judul “ANALISIS DAN KONSEP PERENCANAAN
RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) DI DANAU SITU GEDE BOGOR.”
Kami tentu menyadari bahwa laporan ini masih banyak terdapat kekurangan dan
kesalahan didalamnya. Untuk itu kami mengharapkan kritik serta saran dari pembaca
laporan ini, supaya laporan ini nantinya dapat menjadi lapran yang lebih baik lagi.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu, khususnya dosen kami, yang telah membimbing kami dalam menulis laporan
ini.
Demikian semoga laporan ini dapat bermanfaat.
Terimakasih

Bogor, Januari 2023

Penulis

PERANCANAAN RUANG TERBUKA HIJAU DANAU SITU GEDE ii


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................4
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................4
1.2 Maksud ................................................................................................................4
1.3 Tujuan .................................................................................................................5
1.4 Manfaat ...............................................................................................................5
1.5 Ruang Lingkup Wilayah .....................................................................................5
BAB II TINJAUAN TEORI DAN KEBIJAKAN .............................................................6
2.1 Tinjauan Teori .....................................................................................................6
2.2 Tinjauan Kebijakan .............................................................................................7
BAB III GAMBARAN UMUM ........................................................................................9
3.1 Letak Geografis dan Wilayah Administrasi ........................................................9
3.2 Kondisi Fisik .....................................................................................................10
3.2.1 Topografi ...................................................................................................10
3.2.2 Jenis Tanah ................................................................................................10
3.2.3 Hidrologi....................................................................................................11
3.2.4 Klimatologi ................................................................................................12
3.2.5 Geologi ......................................................................................................12
3.2.6 Penggunaan Lahan.....................................................................................13
3.3 Kependudukan, Sosial ......................................................................................14
3.3.1 Jumlah Penduduk.......................................................................................14
3.3.2 Sejarah .......................................................................................................15
BAB IV KONSEP PERENCANAAN ............................................................................16
4.1 Analisis .............................................................................................................16
4.2 Konsep Ruang Terbuka Hijau........................... Error! Bookmark not defined.
BAB V PENUTUP ..........................................................................................................23
5.1 Kesimpulan .......................................................................................................25

PERANCANAAN RUANG TERBUKA HIJAU DANAU SITU GEDE ii


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan jumlah penduduk yang pesat di kawasan perkotaan merupakan
bagian dari perkembangan suatu kota. Dalam pembangunan suatu kota harus dilakukan
secara berkelanjutan dengan memperhatikan lingkungan sekitarnya berdasarkan pada
kegiatan-kegiatan masyarakat di dalamnya. Perencanaan ruang terbuka hijau (RTH)
ditujukan untuk menjaga kelestarian, keserasian, dan keseimbangan ekosistem
lingkungan sekitar. Sebagai bagian dari rencana tata ruang, maka kedudukan RTH akan
menjadi penentu keseimbangan antara daerah terbangun dan daerah terbuka,
menyediakan kualitas udara yang sehat, ruang untuk kenyamanan hidup dan interaksi
sosial , serta mempercantik estetika kota.

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bogor No. 8 daerah Bogor Barat termasuk
kedalam Wilayah Pelayanan B (WP B) yang memiliki mandat diantaranya sebagai
berikut: 1. Perlindungan kawasan lindung Situ Gede dan hutan kota CIFOR dari
gangguan kegiatan yang dapat mengurangi fungsi lindung kawasan ini. Mempertahankan
luasan lahan pertanian kota. 2. Mengarahkan dan mengendalikan perkembangan
perumahan agar tetap berkepadatan sedang dan rendah. 3. Mengembangkan RTH sesuai
hirarki pelayanan.

Salah satu kota yang memiliki potensi wisata alam khususnya ekowisata ialah
Kota Bogor dengan Kawasan Situ Gede sebagai potensi wisatanya. Sebagai kawasan
strategis lingkungan yang berada di Kota Bogor Barat, Situ Gede merupakan danau atau
situ alami yang memiliki daya tarik bagi wisatawan apabila ingin mengunjungi tempat
wisata dengan nuansa alam. Terletak di Kelurahan Situ Gede, Kecamatan Bogor Barat,
di Kota Bogor. Kawasan ini adalah kawasan lindung yang dikelola oleh Kementerian
PUPR yang di sekitarnya terdapat Hutan Penelitian Dramaga milik Badan Litbang
Kehutanan, Departemen Kehutanan.

1.2 Maksud
Maksud Kegiatan ini pada matkul Perencanaan Ruang Terbuka Hijau ini
dimaksudkan untuk dapat menyusun analisis dan konsep perencanaan, pemanfaatan dan
pengembangan kawasan daerah Danau Situ Gede di Kota Bogor. Fungsi RTH merupakan

PERANCANAAN RUANG TERBUKA HIJAU DANAU SITU GEDE ii


potensi kekayaan daerah yang harus dikelola dengan baik oleh masyarakat sekitar oleh
karena itu penelitian ini diperlukan agar dapat memaksimalkan potensi dari RTH tersebut.

1.3 Tujuan
Tujuan penelitian ini bermaksud untuk membuat konsep perencanaan fungsi RTH
dan memahami potensi dan permasalahan yang ada di wilayah perencanaan. Danau Situ
Gede Bogor memiliki potensi yang sangat baik untuk bisa dimaksimalkan dengan adanya
pengembangan potensi di Kota Bogor tersebut.

Dalam hal ini agar sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian tersebut ada
beberapa hal – hal yang di perlukan dan di perhatikan seperti :

1. Mengidentifikasi Analisa Tapak Berupa Fisik dan Non Fisik


2. Mengidentifikasi potensi dan kendala Danau Situ Gede
3. Merencanakan Konsep dari Fungsi RTH

1.4 Manfaat
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat mengedukasi dan juga
memberikan sumbangsi pemikiran kepada pemerintah daerah, Akademisi dan masyarakat
untuk meningkatkan kualitas Danau Situ Gede dengan konsep dan strategi yang sesuai
dengan Arahan pengembangan Kawasan Wisata Danau di Kota Bogor.

1.5 Ruang Lingkup Wilayah


Situ Gede terletak di Kelurahan Situgede, Bogor Barat, Kota Bogor. Danau ini
terletak di tepi Hutan Dramaga, yakni hutan penelitian milik Badan Litbang Kehutanan.
Lokasi wisata ini berada kurang lebih 10 km dari pusat kota Bogor, atau skitar 3 km di
utara Terminal Bubulak. Di sekitar Situ Gede ada beberapa situ yakni Situ Leutik (sudah
menghilang), Situ Panjang, dan Situ Burung. Tidak jauh dari Situ Gede, terdapat Pusat
Penelitian Kehutanan Internasional (CIFOR, Center for International Forestry Research,
dan ICRAF, The World Agroforestry Center), Stasiun Klimatologi atau BMKG Dramaga
dan Kampus IPB Dramaga. Terdapat Hutan. Kawasan Situ Gede memiliki Batasan
sebagai berikut:
• Sebelah Utara berbatasan dengan Sungai Cisadane.
• Sebelah Timur berbatasan dengan Kel. Semplak dan Kel. Bubulak.
• Sebelah Selatan berbatasan dengan Kel. Balumbang Jaya dan Kel. Bubulak.
• Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Cikarawang, Kabupaten Bogor

PERANCANAAN RUANG TERBUKA HIJAU DANAU SITU GEDE ii


BAB II
TINJAUAN TEORI DAN KEBIJAKAN

2.1 Tinjauan Teori


2.1.1 Definisi Ruang Terbuka Hijau
Berdasarkan UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang,
menyatakan bahwa RTH merupakan tempat tumbuh tanaman baik disengaja atau
tidak pada area berbentuk memanjang atau mengelompok. Keberadaan RTH sangat
berperan dalam memperbaiki kualitas hidup masyarakat. Jika dipandang dari
fungsinya, maka ruang terbuka hijau dapat dimanfaatkan sebagai ruang publik atau
ruang tempat berinteraksi manusia. ruang publik berkembang sejalan dengan
kebutuhan manusia dalam melakukan kegiatan bersama baik berkaitan dengan
sosial, ekonomi, dan budaya.
Berdasarkan penjelasan Pasal 29 Ayat 1 UU Nomor 26 tahun 2007 tentang
Penataan Ruang, bahwa RTH publik merupakan RTH yang dimiliki dan dikelola
oleh pemerintah daerah kota yang digunakan untuk kepentingan masyarakat secara
umum. RTH publik meliputi taman kota, taman pemakaman umum, dan jalur hijau
sepanjang jalan, sungai, dan pantai. Sedangkan ruang terbuka hijau privat meliputi
kebun atau halaman rumah/gedung milik masyarakat/swasta yang ditanami
tumbuhan.
2.1.2. Fungsi dan Peran Ruang Terbuka Hijau
Secara umum, RTH dibangun secara merata di perkotaan untuk memenuhi
fungsi dari berbagai segi sebagai berikut:
a. Segi sosial, ekonomi, dan budaya, bahwa RTH merupakan tempat rekreasi,
pendidikan, interaksi sosial masyarakat. Universitas Sumatera Utara 8
b. Segi Fisik, bahwa RTH berfungsi sebagai pengatur iklim, penyerapan air tanah,
produsen oksigen, peneduh, penghalang angin, habitat satwa.
c. Segi ekosistem perkotaan, RTH merupakan bagian dari usaha pangan, produsen
oksigen, tanaman berbunga, dan lain-lain.
d. Segi estetis, bahwa RTH berperan untuk meningkatkan nilai keindahan dan
kenyamanan kota.

PERANCANAAN RUANG TERBUKA HIJAU DANAU SITU GEDE ii


2.2 Tinjauan Kebijakan

2.2.1 Undang – Undang Republik Indonesia No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan
Ruang

Menurut Undang-Undang No 26 Tahun 2007 Penataan ruang adalah suatu sistem


proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.
RTH merupakan tempat tumbuh tanaman baik disengaja atau tidak pada area berbentuk
memanjang atau mengelompok. Keberadaan RTH sangat berperan dalam memperbaiki
kualitas hidup masyarakat. Jika dipandang dari fungsinya, maka ruang terbuka hijau dapat
dimanfaatkan sebagai ruang publik atau ruang tempat berinteraksi manusia. ruang publik
berkembang sejalan dengan kebutuhan manusia dalam melakukan kegiatan bersama baik
berkaitan dengan sosial, ekonomi, dan budaya.
2.2.2 Peraturan Wali Kota Bogor No. 86 tahun 2021 Tentang Rencana Kerja
Perangkat Daerah Di Lingkungan Pemerintahan Daerah Kota Bogor Tahun
2022

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara
Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara
Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, serta Tata
Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1312).

2.2.3 Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 1 Tahun 2007 Tentang Penataan
Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan

Perkembangan dan pertumbuhan kota/perkotaan disertai dengan alih


fungsi lahan yang pesat, telah menimbulkan kerusakan lingkungan yang dapat
menurunkan daya dukung lahan dalam menopang kehidupan masyarakat di
kawasan perkotaan, sehingga perlu dilakukan upaya untuk menjaga dan
meningkatkan kualitas lingkungan melalui penyediaan ruang terbuka hijau yang
memadai.

PERANCANAAN RUANG TERBUKA HIJAU DANAU SITU GEDE ii


2.2.4 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 5 Tahun 2008 tentang Pedoman
Penyediaan dan Pemanfaatn Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan

Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan


Perkotaan dimaksudkan untuk: Menyediakan acuan yang memudahkan pemangku
kepentingan baik pemerintah kota, perencana maupun pihak-pihak terkait, dalam
perencanaan, perancangan, pembangunan, dan pengelolaan ruang terbuka hijau.

2.2.5 Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruan/Kepala Badan Pertanahan


Nasional No. 14 Tahun 2022 Tentang Penyediaan dan Pemanfaatan RTH

Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut dan ruang
udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat
manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan dan memelihara
kelangsungan hidupnya.

Penyediaan dan pemanfaatan RTH mempertimbangkan aspek fungsi:Ekologis,


Resapan air, Ekonomi, Sosial Budaya, estetika dan Penanggulangan bencana.

PERANCANAAN RUANG TERBUKA HIJAU DANAU SITU GEDE ii


BAB III
GAMBARAN UMUM
3.1 Letak Geografis dan Wilayah Administrasi
Situ Gede terletak di Kelurahan Situgede, Bogor Barat, Kota Bogor. Danau ini
terletak di tepi Hutan Dramaga, yakni hutan penelitian milik Badan Litbang Kehutanan.
Lokasi wisata ini berada kurang lebih 10 km dari pusat kota Bogor, atau skitar 3 km di
utara Terminal Bubulak. Kawasan Situ Gede memiliki Batasan sebagai berikut:

• Sebelah Utara berbatasan dengan Sungai Cisadane.


• Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Semplak dan Kelurahan Bubulak.
• Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Balumbang Jaya dan Kelurahan
Bubulak.
• Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Cikarawang, Kabupaten Bogor.

Di sekitar Situ Gede ada beberapa situ yakni Situ Leutik (sudah menghilang), Situ
Panjang, dan Situ Burung. Tidak jauh dari Situ Gede, terdapat Pusat Penelitian Kehutanan
Internasional (CIFOR, Center for International Forestry Research, dan ICRAF, The
World Agroforestry Center), Stasiun Klimatologi atau BMKG Dramaga dan Kampus IPB
Dramaga. Terdapat Hutan.

Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada peta administrasi Danau Situ Gede berikut:

Gambar 1 Peta Administrasi

PERANCANAAN RUANG TERBUKA HIJAU DANAU SITU GEDE ii


3.2 Kondisi Fisik
3.2.1 Topografi
Danau Situ Gede terdapat di kelurahan Situgede yang memiliki kelerengan di
dominasi oleh 0 – 8% yang menunjukan bahwa dataran di sekitar danau situ gede ini
cenderung sangat landai. Adaun di beberapa titik di sekitar danau situ gede mencapai
kelerengan 9% - 15% di wilayah hutan di sekitar danau. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada peta administrasi Danau Situ Gede berikut:

Gambar 2 Peta Topografi

3.2.2 Jenis Tanah


Jenis Tanah yang ada di Kelurahan Situgede ini di dominasi oleh latosol yang
memiliki ciri dari warna yang merah hingga kuning, serta memiliki tekstur lempung dan
memiliki solum horizon. Persebaran tanah latosol ini berada didaerah yang memiliki
curah hujan tinggi dan kelembaan yang tinggi serta pada ketinggian berkisar 300-1000
meter diatas permukaan laut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada peta jenis tanah
berikut:

PERANCANAAN RUANG TERBUKA HIJAU DANAU SITU GEDE ii


Gambar 3 Peta Jenis Tanah

3.2.3 Hidrologi
Di keluran Situgede memiliki Zona Resapan Air Tanah dengan produktivitas
sedang dengan persebaran yang luas dengan menyera air sebanyak 5 – 10 liter per detik.
Lau Zona Konservasi Air Tanah memiliki zona aman pada akuifer kedalaman lebih dari
40 m dibawah permukaan tanah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada peta penerapan
air tanah berikut:

Gambar 4 Peta Penerapan Air Tanah

PERANCANAAN RUANG TERBUKA HIJAU DANAU SITU GEDE ii


3.2.4 Klimatologi
Kelurahan SItugede memiliki curuah hujan per hari sebesar 120 mm/hari yang
dimana ini menunjukan intensitas hujan yang terjadi di kelurahan Situgede ini cuku
tinggi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Peta Klimatologi berikut:

Gambar 5 Peta Klimatologi

3.2.5 Geologi
Kelurahan Situgede memiliki jenis tanah yang di dominasi oleh tanah latosol pada
kemiringan 0 -8% dan ditopang dengan kondisi batuan yang ada di Kelurahan Situgede
ini di dominasi oleh batuan jenis aluvium. Batuan Aluvial ini memiliki ciri fisik
cenderung keras dan pejal jika kering, apabila basah tanahnya akan lekat. Tanah Aluvial
memiliki ukuran pH yang sangat rendah sekitar 5,3 hingga 5,8 dan memiliki kandungan
mineral yang sangat tinggi sehingga mudah menyerap air. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada Peta Geologi berikut:

PERANCANAAN RUANG TERBUKA HIJAU DANAU SITU GEDE ii


Gambar 6 Peta Geologi

3.2.6 Penggunaan Lahan


Penggunaan lahan di sekitar danau siru gede ini di dominasi oleh permukiman dan
hutan kota karena danau situ gede ini berada tidak jauh dari terdapat Pusat Penelitian
Kehutanan Internasional (CIFOR, Center for International Forestry Research, dan
ICRAF, The World Agroforestry Center), Stasiun Klimatologi atau BMKG Dramaga dan
Kampus IPB Dramaga. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Peta Penggunaan Lahan
berikut:

Gambar 6 Peta Penggunaan Lahan

PERANCANAAN RUANG TERBUKA HIJAU DANAU SITU GEDE ii


3.3 Kependudukan, Sosial
3.3.1 Jumlah Penduduk

Desa/Kelurahan Jumlah Presentase Kepadatan Penduduk


(Per Km2)

Pasirmulya 6 077 2.43 6 077

Pasirkuda 16 658 6.67 7 404

Pasirjaya 22 161 8.87 7 642

Gunungbatu 21 816 8.74 9 916

Loji 16 351 6.55 6 463

Menteng 17 736 7.10 8 486

Cilendek Timur 18 924 7.58 18 023

Cilendek Barat 20 266 8.12 13 786

Sindangbarang 19 861 7.95 5 368

Margajaya 6 928 2.77 2 717

Balungbangjaya 13 077 5.24 8 492

Situgede 11 948 4.78 4 377

Bubulak 17 828 7.14 5 678

Semplak 13 010 5.21 29 568

Curugmekar 13 585 5.44 13 063

Curug 13 482 5.40 6 914

Kecamatan Bogor Barat 249 708 100.00 7 664

Sumber: Bps Kecamatan Bogor Barat 2022

Populasi Penduduk Desa Situ Gede berdasarkan Badan Pusat Statistik ahun 2022
sebanyak 11, 948 jiwa, yaitu penduduk laki-laki sebanyak 6,049 jiwa dan perempuan
5,899 jiwa. Jumlah Penduduk Laki laki lebih banyak dibandingkan penduduk perempuan.

PERANCANAAN RUANG TERBUKA HIJAU DANAU SITU GEDE ii


3.3.2 Sejarah
Situ Gede sebuah nama danau (setu memiliki arti telaga, gede memiliki arti besar)
yang berada di Kelurahan Situgede, Bogor Barat, Kota Bogor. Danau situ gede dahulunya
sebelum dijadikan tempat wisata berfungsi sebagai area penyimpanan air yang digunakan
untuk mengairi sawah disekitaran danau yang meliputi Kec. Kawalu, Kec. Mangkubumi,
Kec. Indihiang. Dan Kec. Cibeureum. Situ Gede sebenarnya lokasinya juga berada di
dalam dalam sebuah sistem yang merupakan lokasi dari beberapa situ yang lain. Beberapa
situ tersebut antara lain:

• Situ Leutik (kini sudah menghilang)

• Situ Panjang
• Situ Burung yang berada di Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten
Bogor.

PERANCANAAN RUANG TERBUKA HIJAU DANAU SITU GEDE ii


BAB IV
ANALISIS DAN KONSEP PERENCANAAN

4.1 Analisis
4.1.1 Kondisi Eksisting
Danau Situgede terletaj di Desa Situ Gede Kecamatan Bogor Barat dengan jumlah
penduduk 11 948 jiwa. Dalam radius 50 meter dari bibir danau tedapat 2 kegiatan yang
mendominasi di sekitar danau situgede yaitu permukiman dan hutan konservasi. Hutan
konservasi ini dikelola sebagai Pusat Penelitian Kehutanan Internasional (CIFOR, Center
for International Forestry Research, dan ICRAF, The World Agroforestry Center).
Permukiman di sekitar danau memiliki kepadatan yang relative sedang dengan angka 4
377 Jiwa/Km2. Selain Permukiman dan hutan konsevasi, disekitar danau pun terdapat
beberapa kegaiatan perdagangan dan jasa yang didirikan langsung oleh masyakat
langsung secara individu dengan memanfaatkan rumah yang mereka tinggali. Adapun
Area ini merupak area tambak yang menjadi potensi untuk pengembangan tapak yang
peruntukannya sebagai tempat budidaya serta kawasan rekreasi memancing dan edukasi
budidaya ikan.

PERANCANAAN RUANG TERBUKA HIJAU DANAU SITU GEDE ii


PERANCANAAN RUANG TERBUKA HIJAU DANAU SITU GEDE ii
4.1.2 Aksesibilitas
Untuk menuju danau situgede ini terdapat 2 jalan yang tehubung langsung ke
daerah perkotaan di Kota Bogor maupun Kabupaten Bogor yaitu via Bubulak dan via
Dramaga. Akses menuju Danau situgede Via Bubulak melalui Jl. Tambakan uang
Merupakan akses keluar masuk tapak, sehingga dimanfaatkan sebagai gerbang utama
tapak dan tempat parkir ini melewati Hutan Konservasi yang di Kelola oleh Pusat
Penelitian Kehutanan Internasional (CIFOR, Center for International Forestry Research,
dan ICRAF, The World Agroforestry Center) yang langsung terhubung ke Jl. Yasmin dan
Jl Tambakan juga menghubungkan danau situgede ke kampus IPB (Institut Pertanian
Bogor) Dramaga. Selanjutnya, untuk akses menuju danau situgede melalui Jl. Cilubang
Nagrak yang langsung terhubung ke Dramaga Kabupaten Bogor dengan kondisi jalan
yang baik dan perkerasan berupa aspal.

Gambar 7 Jalan Via Bubulak Gambar 8 Jalan Via Bubulak

PERANCANAAN RUANG TERBUKA HIJAU DANAU SITU GEDE ii


4.1.3 Aktivitas Sosial
Berdasarkan Penggunaan lahannya Danau Situgede ini di dominasi oleh kegiatan
permukiman dan konservasi, akan tetapi disamping itu ada kegiatan – kegiatan
pendukung yang dilakukan masyakat sekitar Danau Situgede maupun masyarakat dari
luar Danau Situgede seperti Area tambak ikan yang merupak area tambak yang menjadi
potensi untuk pengembangan tapak yang peruntukannya sebagai tempat budidaya serta
kawasan rekreasi memancing dan edukasi budidaya ikan. Lalu, Area ini adalah rumah
makan, yang menjadi penunjang dari kawasan ini. Akan tetapi masa bangunan terdapat
dibantaran setu yang menjadi kendala dalam tata ruang terbuka hijau kawasan setu. Lalu,
kegiatan perdagangan dan jasa seperti rumah makan, yang menjadi penunjang dari
kawasan ini. Akan tetapi masa bangunan terdapat dibantaran setu yang menjadi kendala
dalam tata ruang terbuka hijau kawasan setu.

4.1.4 Klimatologi dan Hidrologi


Di kelurahan Situgede memiliki Zona Resapan Air Tanah dengan produktivitas
sedang dengan persebaran yang luas dengan menyera air sebanyak 5 – 10 liter per detik.
Lau Zona Konservasi Air Tanah memiliki zona aman pada akuifer kedalaman lebih dari
40 m dibawah permukaan tanah. Situ Gede merupakan situ buatan sebagai catchment
area yang berasal dari aliran permukaan, buangan dan air hujan langsung. Untuk menjaga
kondisi setu sesuai dengan fungsinya, maka penataan setu berdasarkan kesesuaian dalam
rencana ruang.

PERANCANAAN RUANG TERBUKA HIJAU DANAU SITU GEDE ii


4.1.5 Vegetasi
Berdasarkan UU no 26/2007 tentang RTH bahwa untuk area setu buatan area hijau
adalah 50m dari tepi setu. Dan struktur komposisi vegetasi yang berfungsi sebagai ruang
terbuka hijau dalam bentuk hutan kota. Kawasan setu merupakan kawasan yang terbuka
sehingga intesitas cahaya matahari yang masuk juga besar. Mengatasi hal tersebut di
rencanakan tata hijau dimana fungsi vegetasi sebagai mengontrol iklim mikro Kawasan.
Vegetasi yang terdapat di Danau Situgede ini terdapat pada sisi Hutan Koservasi yang
memang menjadi Kawasan non-terbangun seperti yang diatur oleh Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota Bogor sebagia Zona Lindung. Selain itu, terdapat banyak perkebunan dan
lahan kosong di tengah – tengah permukiman yang ada di sekitar permukiman.

4.1.6 Visual
Visual merupakan arah pandang yang dimana arah pandang ini menjadi suatu
daya tarik masyarakat yang mengedepankan estetika. Danau situgede memliki
pemandangan kea rah Hutan Konservasi yang dimana menjadi titik pemandangan yang
menjadi daya tarim bagi pengunjung yang dating ke Danau Situgede Visual pada

PERANCANAAN RUANG TERBUKA HIJAU DANAU SITU GEDE ii


kawasan situ gede merupakan potensi utama dalam merencanakan orientasi visual
kawasan. Potensi ini menjadi nilai jual bagi kawasan setempat

PERANCANAAN RUANG TERBUKA HIJAU DANAU SITU GEDE ii


4.2 Konsep Ruang Terbuka Hijau
RTH merupakan tempat tumbuh tanaman baik disengaja atau tidak pada area
berbentuk memanjang atau mengelompok. Keberadaan RTH sangat berperan dalam
memperbaiki kualitas hidup masyarakat. Jika dipandang dari fungsinya, maka ruang
terbuka hijau dapat dimanfaatkan sebagai ruang publik atau ruang tempat berinteraksi
manusia. ruang publik berkembang sejalan dengan kebutuhan manusia dalam melakukan
kegiatan bersama baik berkaitan dengan sosial, ekonomi, dan budaya.
Konsep Ruang Terbuka Hijau di Danau Situgede berfokus kepada pemanfaatan
sebagai ruang publik atau ruang tempat berinteraksi manusia tanpa menghilangkan esensi
dari di bentuknya ruang terbuka hijau yaitu memberbaiki, menjaga dan melestariakan
lingkungan. Oleh karena itu, Konsep Ruang terbuka hijau di Danau Situ Gede dibagi
menjadi 3 (tiga) zona, yaitu :
a. Zona Inti
Zona inti adalah bagian yang mutlak dilindungi dan tidak diperbolehkan adanya
perubahan berupa mengurangi, menghilangkan fungsi dan menambah jenis tumbuhan dan
satwa lain yang tidak asli berfungsi untuk perlindungan keterwakilan keanekaragaman
hayati yang asli dan khas.
b. Zona Penyangga
Daerah penyangga merupakan daerah yang mengelilingi kawasan lindung yang
berfungsi membatasi aktifitas manusia di dalam kawasan lindung agar tidak merusak
ekosistem di dalam kawasan lindung.
c. Zona Manfaat
Zona pemanfaatan adalah bagian dari yang ditetapkan karena letak, kondisi dan
potensi alamnya yang terutama dimanfaatkan untuk kepentingan pariwisata alam dan
kondisi lingkungan lainnya seperti pemanfaatan massa air, energi air, energi panas bumi
dan energi angin.

PERANCANAAN RUANG TERBUKA HIJAU DANAU SITU GEDE ii


Dalam mengembangkan fugsi Ruang Terbuka Hijau di Danau Situgede, beberapa fasilitas
direkomendasikan untuk menunjang kegiatan di zona lindung maupundi zona budidaya
diantaranya terdapat pada tabel berikut ini :

Pengguna
Fungsi Aktivitas Fasilitas Zona
Anak Remaja Dewasa
Ekologi Konvervasi Hutan Kota Penyangga
Belajar Gazebo
Gedung Serbaguna Pemanfaatan
Edukasi
Botani Hutan Kota Penyangga
Duduk Bangku Taman Penyangga
Sosial & Budaya Pemancingan Deck Inti
Mobilitas Jalur pejalan Kaki Penyangga
Penyewaan
Deck Inti
Perahu
Ekonomi
UMKM Ruang Terbuka Pemanfaatan
Makan Gazebo
Resort Pemanfaatan

Dalam mendukung fungsi ekologi, kegiatan konservasi di Danau Situgede harus


ditunjang dengan hutan kota yang tealh menjadi zona lindung sehingga meninggkatkan
produksi oksigen yang dapat dinikmati oleh masyarakat di sekitar Danau Situgede
ataupun lebih luasnya Masyaraka Kota Bogor. Selain memiliki fungsi ekologi, fungsi
edukasi di Danau Situgede turut diperhitungkan karena untuk mendukung kegiatan
belajar mengenai apa yang ada di Hutan Kota di sekitar Danau situgede perlu didukung
dengan fasilitas Gazebo. Dalam mendukung gungsi Sosial dan Budaya sehingga
meningkatkan interaksi masyarakat di sekitar Danau situgede dan mendukung

PERANCANAAN RUANG TERBUKA HIJAU DANAU SITU GEDE ii


kenyamanan bagi para pengunjung sehingga menunjang mobilitas di sekitar Danau Situge
fasilitas jalur pejalan kaki dan bangku taman menjadi fasilitas pendukung fungsi tersebut
sehingga tidak merusak fungsi ekologi di danau Situgede. Selanjutnya, dalam mendukung
fungsi ekonomi pada ruang terbuka hijau di Danau Situgede perlu di berikan fasilitas di
zona inti berupa deck untuk penyewaan perahu demi menjaga keamanan dan keselamatan
bagi masyarakat. Selain itu, ruang terbuka perlu di sediakan bagi para pelaku UMKM
sehingga memberikan ruang bagi masyarakat setempat untuk meningkatkan taraf hidup
dengan acara berdagang dengam memanfaatkan pengunjung dari luar Kawasan Danau
Situgede maupun Dalam Danau Situgede.

PERANCANAAN RUANG TERBUKA HIJAU DANAU SITU GEDE ii


BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Situ Gede terletak di Kelurahan Situgede, Bogor Barat, Kota Bogor. Danau ini
terletak di tepi Hutan Dramaga, yakni hutan penelitian milik Badan Litbang Kehutanan.
Lokasi wisata ini berada kurang lebih 10 km dari pusat kota Bogor, atau skitar 3 km di
utara Terminal Bubulak. Di sekitar Situ Gede ada beberapa situ yakni Situ Leutik (sudah
menghilang), Situ Panjang, dan Situ Burung. Tidak jauh dari Situ Gede, terdapat Pusat
Penelitian Kehutanan Internasional (CIFOR, Center for International Forestry Research,
dan ICRAF, The World Agroforestry Center), Stasiun Klimatologi atau BMKG Dramaga
dan Kampus IPB Dramaga. Terdapat Hutan.

Konsep Ruang Terbuka Hijau di Danau Situgede berfokus kepada pemanfaatan


sebagai ruang publik atau ruang tempat berinteraksi manusia tanpa menghilangkan esensi
dari di bentuknya ruang terbuka hijau yaitu memberbaiki, menjaga dan melestariakan
lingkungan. Oleh karena itu, Konsep Ruang terbuka hijau di Danau Situ Gede dibagi
menjadi 3 (tiga) zona, yaitu :
d. Zona Inti
Zona inti adalah bagian yang mutlak dilindungi dan tidak diperbolehkan adanya
perubahan berupa mengurangi, menghilangkan fungsi dan menambah jenis tumbuhan dan
satwa lain yang tidak asli berfungsi untuk perlindungan keterwakilan keanekaragaman
hayati yang asli dan khas.
e. Zona Penyangga
Daerah penyangga merupakan daerah yang mengelilingi kawasan lindung yang
berfungsi membatasi aktifitas manusia di dalam kawasan lindung agar tidak merusak
ekosistem di dalam kawasan lindung.
f. Zona Manfaat
Zona pemanfaatan adalah bagian dari yang ditetapkan karena letak, kondisi dan potensi
alamnya yang terutama dimanfaatkan untuk kepentingan pariwisata alam dan kondisi
lingkungan lainnya seperti pemanfaatan massa air, energi air, energi panas bumi dan
energi angin.

PERANCANAAN RUANG TERBUKA HIJAU DANAU SITU GEDE ii

Anda mungkin juga menyukai