Anda di halaman 1dari 21

PEMBANGUNAN BENDUNGAN BENDO DAN DAMPAK

BAGI MASYARAKAT KABUPATEN PONOROGO

NAMA PENYUSUN :

1. AULIA ZAHRA RAMADANI (05)


2. AZ ZAHRA KEYSHA BUNGA S. (06)
3. CAHYA CITTA TSANIA DIINI (07)
4. DAFFAA MAULANA AZIZ (08)
5. SINDHU KENZO FENTE (22)

KELAS X-1

MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 PONOROGO

TAHUN AJARAN 2023/2024


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Puji Syukur kami kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan nikmat dan Rahmat-Nya sehingga kami dapat melakukan penelitian
di Bendungan Bendo dan dapat menyelesaikan karya tulis ini dengan lancar.

Salah satu tujuan kami dalam menulis laporan penelitian ini adalah sebagai
dokumentasi dan juga bentuk evaluasi kegiatan penelitian yang kami lakukan.
Laporan yang kami buat ini berdasarkan data-data yang valid yang telah
dikumpulkan dalam berbagai metode dan sumber.

Dalam penyusunan laporan penelitian ini tentu tak lepas dari pengarahan
dan bimbingan berbagai pihak. Maka kami ucapkan rasa hormat dan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dan membimbing dalam proses
penulisan laporan penelitian ini.

Kami menyadari bahwa laporan penelitian ini masih banyak kekurangan,


skami berharap pembaca bisa memberikan kritik dan saran agar tulisan
selanjutnya jauh lebih baik. Di sisi lain, kami berharap pembaca menemukan
pengetahuan baru dari laporan penelitian ini.

Ponorogo, 5 September 2023

Penyusun

ii
LEMBAR PENGESAHAN

KARYA TULIS PENELITIAN GEOGRAFI

PEMBANGUNAN BENDUNGAN BENDO DAN DAMPAK

BAGI MASYARAKAT KABUPATEN PONOROGO

Disahkan pada : 23 Oktober 2023

Penyusun,

Siswa Siswa

Daffaa Mulana Aziz Sindhu Kenzo Fente


NISN.3078071851 NISN.0082956475

Siswa Siswa

Aulia Zahra Ramadani Az Zahra Keysha Bunga Sugiarto


NISN.0088730976 NISN.0078548487
Siswa

Cahya Citta Tsania Diini


NISN.0077140520

Disetujui oleh

Guru pengampu Mata Pelajaran Geografi,

Wiwin Yuni Lestari, S.Pd. M.Pd.


NIP. -

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................

LEMBAR PENGESAHAN...........................................................................

DAFTAR ISI..................................................................................................

ABSTRAK.....................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................

A. LATAR BELAKANG..................................................................
B. RUMUSAN MASALAH ............................................................
C. TUJUAN PENELITIAN..............................................................
D. MANFAAT PENELITIAN..........................................................

BAB II KAJIAN TEORI...............................................................................

BAB III METODE PENELITIAN................................................................

BAB IV PEMBAHASAN..............................................................................

BAB V PENUTUP.........................................................................................

A. KESIMPULAN..................................................................................
B. SARAN..............................................................................................

LAMPIRAN...................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................

iv
ABSTRAK

Waduk Bendo berada di Desa Ngindeng, Kecamatan Sawoo, Kabupaten


Ponorogo, Jawa Timur ini memiliki volume tampungan sebesar 33.938 juta m3.
Waduk ini digunakan sebagai pemenuhan kebutuhan air Bersih bagi masyarakat
di sekitar kawasan tersebut yang juga digunakan sebagai distribusi air bersih
untuk lahan pertanian. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis manfaat
dan dampak pembangunan bendungan bendo bagi masyarakat sekitarnya.
Bendungan Bendo yang dibangun sebagai pemenuhan kebutuhan air Bersih tidak
hanya bermanfaat untuk masyarakat kecamatan sawoo saja, namun bendungan ini
juga mengairi daerah Ponorogo dan sekitarnya yang membutuhkan. Karena dalam
pembangunan bendungan ini, membutuhkan lahan yang luas sehingga pemerintah
memutuskan menggusur warga dan memberikan konpensasi sebagai ganti rugi.
Masyarakat tentu memiliki respon yang berbeda terhadap kebijakan yang berlaku,
maka kami terjun ke lapangan untuk memeriksa keadaan masyarakat sekarang
dan menggali informasi terkait keadaan warga sesaat kebijakan penggusuran
dilakukan.

Kata Kunci : Bendungan Bendo, Dampak Terhadap Masyarakat, Respon


Masyarakat.

v
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Air adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang
diketahui sampai saat ini di Bumi. Air telah menutupi hampir 71% permukaan
Bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik air yang tersedia di Bumi. Air
sebagian besar terdapat di laut (air asin) dan pada lapisan-lapisan es (di kutub
dan puncak-puncak gunung), akan tetapi juga dapat hadir sebagai awan,
hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air, dan lautan es. Air dalam objek-
objek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu: melalui penguapan,
hujan, dan aliran air di atas permukaan tanah (runoff, meliputi mata air,
sungai, muara) menuju laut. Dalam kegunaannya sehari – hari, sumber daya
air ini digunakan dalam berbagai bidang. Mulai dari bidang pertanian, bidang
distribusi air bersih, rekreasi, PLTA dan lain sebagainya. Karena
pemakaiannya yang cukup banyak inilah perlu dilakukan pengelolaan sumber
daya air yang baik dan tersistematis. Di Kabupaten Ponorogo, khususnya di
Kecamatan Sawoo terdapat sebuah tampungan sumber daya air berupa yang
bernama Waduk Bendo.
Waduk ini di desain sebagai pemenuhan kebutuhan air untuk air bersih
dan irigasi di kawasan sekitar Waduk yang didapat dari laporan akhir
pembangunan Waduk Bendo, dikatakan bahwa kapasitas air di Waduk Bendo
ini cukup untuk pemenuhan kebutuhan air bersih sebesar 11.73 juta m3 per
tahun 370 lt/dtk sesuai dengan Laporan CDMP untuk proyeksi tahun 2025
sedangkan untuk irigasi dapat digunakan untuk 3299 Ha lahan pertanian. Pada
perencanaannya, tercantum salah satu fungsi Waduk Bendo yakni sebagai
penyedia air bersih untuk domestik maupun industri bagi masyarakat
setempat. Namun hingga kini belum ada fasilitas yang memenuhi fungsi
tersebut. Hal ini lah yang melatar belakangi kita dalam pengerjaan Tugas
Geografi ini.

6
B. RUMUSAN MASALAH
1. Mengapa Bendungan Bendo sangat dibutuhkan?
2. Bagaimana sistem kerja Bendungan Bendo?
3. Bagaimana dampak dan manfaat Bendungan Bendo bagi Masyarakat
sekitar?

C. TUJUAN PENELITIAN
1. Melaksanakan tugas Mata Pelajaran geografi
2. Mengidentifikasi objek studi penelitian
3. Menyajikan gambaran lengkap mengenai sistem Bendungan Bendo
4. Mengembangkan gagasan dasar mengenai permasalahan yang ada di
Bendungan Bendo

D. MANFAAT PENELITIAN
1. Menambah wawasan siswa siswi tentang Bendungan Bendo
2. Meningkatkan pemahaman tentang konsep dasar ilmu geografi
3. Menerapkan konsep dasar ilmu geografi dalam kehidupan sehari-hari
4. Meningkatkan kemampuan teamwork setiap anggota
5. Meningkatan pengetahuan tentang Bendungan Bendo

7
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Kondisi Wilayah
Proyek Pembangunan Waduk Bendo terletak ± 21 km dari kota
Ponorogo atau ± 200 km dari kota Surabaya di Jawa Timur. Waduk Bendo
terletak antara garis lintang selatan 7º 49' 33'' dan 7º 59' 36'' dan garis bujur
timur 111º 34' 57'' dan 111º 44'. Lokasi bendungan untuk waduk Bendo ± 20
km di hulu pertemuan dengan Kali Madiun, dengan daerah tangkapan air
seluas 120,63 km2 . Morfologi daerah rencana bendungan merupakan daerah
perbukitan dengan ketinggian antara EL. +150 m sebagai elevasi dasar sungai
sampai EL. +450 m di sisi kiri sungai dan EL. +250 m di sisi kanan sungai.
Serta memiliki kemiringan tanah yang bervariasi mulai dari kemiringan 0
derajat hingga >45 derajat.

B. Karakteristik Sosial Ekonomi Penduduk


Strata sosial masyarakat yang tinggal area terdampak pembangunan
waduk di Dusun Bendo dijelaskan berdasarkan bentuk penghormatan
masyarakat ditunjukkan dengan penghormatan yang berlebih kepada
masyarakat lain. Pengehormatan tersebut diantaranya penghormatan kepada
orang yang kaya, tokoh masyarakat, dan tokoh agama. Hasil penelitian
menunjukkan secara garis besar masyarakat Dusun Bendo masih menghormati
dan memandang tinggi tokoh masyarakat dan tokoh agama (kyai atau ustad).
Sikap penghormatan yang berlebih ini karena persepsi (anggapan) bahwa
mereka memiliki jabatan, kedudukan, ilmu agama, pengalaman yang lebih
tinggi serta pendidikan yang lebih tinggi dari pada masyarakat Bendo yang
memiliki pendidikan yang rendah, orang yang kaya merupakan tempat
meminta bantuan bagi masyarakat yang membutuhkan bantuan, namun untuk
orang yang lebih kaya tingkat penghormatan yang berlebih sudah mulai
menurun atau ditinggalkan oleh masyarakat di Dusun Bendo, hal tersebut
dapat dilihat dari hasil data penelitian mayoritas penduduk memilih jawaban
“Biasa”.

8
Pendidikan penduduk Dusun Bendo termasuk dalam kategori pendidikan
rendah. Sebagian besar penduduk memiliki pendidikan Tamat SD (68,6%).
Tingkat pendidikan yang rendah ini menyebabkan penduduk Dusun Bendo
tidak memiliki ketrampilan khusus sehingga mereka hanya bekerja sebagai
petani (buruh tani).
Hubungan sosial masyarakat Dusun Bendo masih memiliki tingkat hubungan
sosial yang tinggi yang terjalin di masyarakat. Hubungan sosial yang tinggi
tersebut dapat dilihat dari keikutsertaan penduduk dalam gotong royong,
keikutsertaan penduduk dalam kelompok tani, keikutsertaan penduduk dalam
keagamaan, keikutsertaan penduduk dalam acara hajatan. Hal ini karena ikatan
kekeluargaan penduduk di Dusun Bendo yang masih sangat tinggi, mereka
sadar bahwa mereka tinggal di kawasan desa hutan milik lahan perhutani
sehingga untuk kegiatan sosial, tolong menolong masih erat hubungannya
karena mereka sadar bahwa mereka masih membutuhkan bantuan dari orang
lain.
Karakteristik ekonomi masyarakat yang ada di Dusun Bendo memiliki
pendapatan pokok Rp. 1.000.000 – Rp. 1.500.000 /bulan. Pendapatan pokok
ini jika dikaitkan dengan Upah Minimum Regional (UMR) atau Upah
Minimum Kabupaten/Kota (UMK) Ponorogo masih tergolong rendah karena
rata – rata pendapatan penduduk masih termasuk dalam kategori minim sesuai
dengan UMR/UMK Kabupaten Ponorogo pada tahun 2016 sebesar Rp.
1.283.000,00 sedangkan pada tahun 2017 sebesar Rp. 1.388.847,50.
Penghasilan yang masih tergolong rendah ini disebabkan karena pendapatan
didapatkan dari pekerjaan penduduk di Dusun Bendo yang mayoritas bekerja
di sektor pertanian yang tidak pasti dan tidak menentu tergantung musim.

C. Peran Bendungan Bendo dalam Pengairan Sawah dan Lahan


"Air merupakan kebutuhan mendasar yang keberadaannya tak bisa
dihindarkan. Air amat penting bagi petani dalam mengembangkan budidaya
pertanian mereka," tutur Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL). Tak
dapat dipungkiri jika irigasi merupakan kunci sukses pengembangan budidaya
pertanian, khususnya di Kabupaten Ponorogo.

9
Dalam proses pembangunan bendungan utama ini memiliki pekerjaan
yang kompleks maka dari itu perlu dilakukan identifikasi terkait metode
pelaksanaan jenis material yang dipakai cara mendapatkan material alat berat
penunjang pekerjaan dan faktor penghambat dalam pekerjaan pembangunan
bendungan utama. Bendungan utama (main dam) pada bendungan Bendo
Ponorogo memiliki type timbunan zona inti tegak. Dalam pengerjaan
bendungan utama terdiri dari beberapa tahapan utama pelaksanaan yaitu
pembersihan (clearing) galian dan urugan kembali perbaikan fondasi
(foundation treatment) tahapan ini meliputi (consolidation grouting blanket
grouting dan curtain grouting) timbunan material tahapan ini meliputi
(timbunan zona kedap inti kedap air (clay) timbunan zona filter (pasir dan
kerikil) timbunan zona transisi (batu) dan timbunan rip-rap dan instrumentasi
diantaranya Pore Pressure Meter Seepage Water Measuring Device Multi-
Layer Settlement Measuring Equipment Crest Settlement Survey Points
Surface Settlement Survey Points Observation Well Dan AWLR (Automatic
Water Level Recorder).

Di lokasi tersebut saat ini tengah dilaksanakan Program Padat Karya


Tunai (PKT) melalui Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3-TGAI)
oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo. Menteri Basuki
mengatakan, pembangunan bendungan harus diikuti dengan ketersediaan
jaringan irigasinya. "Dengan demikian bendungan yang dibangun dengan
biaya besar dapat segera dimanfaatkan karena airnya dipastikan mengalir
sampai ke sawah-sawah milik petani,” kata Menteri Basuki. Kepala Balai
Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo Agus Rudyanto mengatakan,
DI Kori merupakan salah satu dari tiga DI lainnya yang berada di bawah DI
Bendo, Kabupaten Ponorogo seluas 3.330 hektare (ha). "Bendungan Bendo ini
akan menambah pasokan air ke irigasi seluas 7.800 ha, dimana seluas 3.330 ha
untuk DI Bendo dan 4.500 ha untuk DI Saluran Induk Madiun," kata
Agus. Untuk mengoptimalkan pemanfaatan air dari Bendungan Bendo ke
semua jaringan irigasi tersebut, dikatakan Agus saat ini BBWS Bengawan
Solo tengah melakukan rehabilitasi lima bendung di DI Bendo dan DI

10
Madiun. "Rehab bendung ini dilaksanakan secara bertahap sejak 2019 dan
direncanakan hingga tahun 2023. Total anggaran yang dibutuhkan hingga
2023 diperkirakan sebesar Rp 135 miliar" tuturnya. Agus menyatakan, untuk
rehabilitasi jaringan irigasi, pelaksanaannya juga dilakukan melalui metode
Padat Karya Tunai P3TGAI dimana pekerjaan
perbaikan/rehabilitasi/peningkatan jaringan irigasi secara partisipatif yang
melibatkan masyarakat, untuk mendukung kedaulatan pangan.

Dalam memenuhi kebutuhan air untuk tanaman yang diperoleh dari air
hujan, sistem irigasi atau dengan sumber air permukaan menjadi solusi.
Keberadaan irigasi juga menjadi faktor penting bagi petani untuk
meningkatkan produktivitasnya. Petani pekerja diberikan upah harian atau
mingguan, sehingga menambah penghasilan petani atau penduduk desa
terutama di antara musim tanam dan panen. Ada tiga aspek dari keberadaan
irigasi pertanian ini yaitu produktivitas, peningkatan Indeks Pertanaman (IP)
pertanian dan meningkatnya kesejahteraan petani. "Mengapa demikian, oleh
karena irigasi memberikan pasokan air stabil kepada lahan sawah, sehingga
perkembangan budidaya padi petani berjalan dengan baik," tutur Ali. Irigasi
pertanian diharapkan dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya, tak hanya untuk
sektor tanaman pangan, tetapi juga untuk sektor hortikultura, perkebunan dan
peternakan.

11
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat penelitian
Kami meneliti Bendungan Bendo yang terletak di Desa Ngindeng,
Kecamatan Sawoo, Kabupaten Ponorogo.

B. Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada Ahad, 3 September 2023 mulai pukul
09.00 s/d 12.00.

C. Tahapan penelitian
a) Persiapan
Tahap persiapan merupakan rangkaian kegiatan sebelum memulai
pengumpulan dan pengolahan data. Dalam tahap awal ini, disusun hal-hal
penting yang harus segera dilakukan dengan tujuan untuk mengefektifkan
waktu. Kami merencanakan jadwal observasi dan beberapa pertanyaan
wawancara untuk masyarakat sekitar mengenai dampak dan manfaat
dibangunnya Bendungan Bendo.

b) Survey Lapangan
Survey lapangan dan identifikasi lapangan ini digunakan sebagai
langkah awal dari pengerjaan dari penelitian ini. Survey lapangan ini
meliputi survey daerah lokasi khususnya Waduk Bendo dan Survey
daerah penduduk di sekitar Desa Ngindeng.

c) Studi Literatur
Studi literatur ini akan berguna sebagai tambahan informasi yang dapat
dipakai ketika penelitian akan dilaksanakan. Studi literatur yang dipakai
dalam kegiatan ini adalah literatur yang berhubungan dan relevan
dengan sistem pengelolaan distribusi air bersih, baik dari segi teknis

12
sarana prasarana ataupun pengelolaannya. Literatur dapat berupa
makalah, tesis, jurnal dan sebagainya.

d) Pengerjaan Laporan Akhir


Tahapan ini berupa penulisan dan pembuatan Laporan Penelitian.
Harapannya dari laporan penelitian yang telah dibuat ini, dapat menjadi
salah satu sumber wawasan bagi siswa siswi MAN 2 PONOROGO yang
ingin mencari informasi tentang bendungan Bendo.

13
BAB IV
PEMBAHASAN

Bendungan bendo merupakan bendungan yang sangat dibutuhkan


Masyarakat Kabupaten Ponorogo dan sekitarnya. Pembangunan Bendungan
Bendo dilakukan untuk pengelolaan sumber daya air. Bendungan Bendo memiliki
fungsi utama untuk sarana irigasi dan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).
Selain itu juga berfungsi sebagai sarana budidaya perikanan air tawar, sarana
olahraga air, sarana rekreasi, dan lain sebagainya. Waduk Bendo difungsikan
sebagai pusat pengairan untuk mengairi daerah irigasi (DI) seluas 7800 hektar di
Kabupaten Ponorogo dan Kabupaten Madiun. Selain itu, waduk ini juga
bermanfaat sebagai pengendali banjir 290 meter kubik/detik, penyedia air baku
sebesar 370 liter/detik, dan pembangkit tenaga listrik sebesar 1,56 mW.

Dalam pembangunan bendungan bendo ini membawa dampak negatif bagi


masyarakat sekitar. Salah satunya hilangnya lahan tempat tinggal. Pemindahan
paksa warga dari tempat tinggal mereka menyebabkan ketidakstabilan sosial dan
ekonomi. Hilangnya lahan pertanian juga mempengaruhi mata pencaharian utama
warga, sementara perubahan lingkungan berdampak pada hilangnya sumber daya
alam. Selain itu warga juga mengalami kerugian karena makam leluhur mereka
terancam tenggelam akibat pengisian Waduk Bendo. Salah satu warga, Agung
Marselo (45) mengaku memilih memindahkan makam kakeknya karena khawatir
kualat. Dia pun berusaha memindahkan makam bersama dengan ratusan warga
lain.

"Ini kan leluhur kita, asal usul kita. Sudah seharusnya menghormati dan
menghargai, jadi dipindah makamnya daripada kualat nanti," tutur Agung kepada
wartawan, Senin (29/11/2021). Ada juga dampak positif bendungan bendo bagi
masyarakat terhadap produktivitas pertanian, ketahanan irigasi, dan juga
mendorong penurunan angka kemiskinan. Bendungan Bendo ini juga bermanfaat
bagi masyarakat Kabupaten Ponorogo khususnya. Manfaat yang paling utama
adalah untuk suplesi irigasi. Suplai air irigasi selama ini mungkin adalah irigasi

14
bendung atau tadah hujan. Dengan bendungan ini maka suplesi irigasi akan ada
sepanjang tahun, ini kehandalan Waduk Bendo. Sawah yang akan merasakan
manfaatnya adalah 7.800 hektare (3.680 hektare di Ponorogo dan sisanya di
Kabupaten Madiun).

Suplesi irigasi dari Bendungan Bendo ini tentu sangat berdampak pada
kegiatan pertanian. Masyarakat yang berprofesi sebagai petani tentu lebih
produktif karena pengairan sawah mereka lebih lancar dan menjanjikan. Dengan
hal ini, hasil panen akan maksimal serta keberlangsungan hidup petani dapag
bertahan dengan mata pencaharian tersebut. Sehingga dapat menampung lapangan
pekerjaan lebih luas dan mengurangi tingkat kemiskinan masyarakat.

Respon masyarakat sekitar terhadap pembangunan bendungan bendo


dihiasi dengan pro dan kontra. Terdapat beberapa penduduk yang dimana tidak
setuju tentang pembangunan bendungan bendo dikarenakan dengan adanya
pembangunan waduk bendo menghambat aktivitas penduduk sehari hari.
Penggusuran paksa oleh pemerintah juga membuat warga resah. Masyarakat pun
kehilangan mata pencahariannya akibat pembangunan bendungan ini. Di sisi lain,
terdapat sebagian penduduk yang setuju akan pembangunan bendungan bendo ini
dikarenakan dengan adanya pembangunan akan meningkatkan potensi terciptanya
peluang usaha baru dan bahkan tersedianya alternatif pekerjaan diperlukan untuk
menunjang sosial ekonomi ketika pembangunan waduk. Meskipun terdapat pro
dan kontra akibat pembangunan Bendungan Bendo, masyarakat tidak berontak.
Mereka hanya meminta ganti rugi kepada pemerintah karena terjadi penggusuran
tempat tinggal untuk membangun bendungan ini.

Pemerintah memberikan kompensasi untuk mengembalikan kestabilan


sosial dan ekonomi dengan berbagai cara. Pemerintah memberikan rumah ganti
serta lahan yang dapat digunakan untuk melanjutkan pertanian. dengan kebijakan
dan kompensasi tersebut, terdapat beberapa warga yang merelokasi tempat
tinggalnya. namun ada juga yang tidak mau mengikuti kebijakan tersebut
dikarenakan belum adanya kejelasan tentang sertifikat rumah dan lahan yang

15
digunakan untuk relokasi. Bahkan lahan garapan yang sedianya untuk mereka
bercocok tanam, juga belum ada kesepakatan yang jelas. “Kami mohon
keadilannya kepada pemerintah, jangan sampai kami terusir dari rumah kami
sendiri,” ujar Kelvin, salah satu warga yang tergusur. Pemerintah menindaklanjuti
permasalahan sertifikat rumah dan lahan dengan melaksanakan semua tahapan
untuk relokasi dan ganti rugi melalui prosedur yang benar. Satpol PP untuk
membantu dalam proses menertibkan sertifikat.

16
BAB V
PENUTUP
KESIMPULAN

Bendungan bendo penting untuk kebutuhan masyarakat seperti irigasi dan


kebutuhan air lainnya. Bendungan bendo mempunyai sistem kerja yakni
mengumpulkan air atau mengarahkan air dari Sungai-sungai di beberapa gunung
dan wilayah lain menuju bendungan tersebut, lalu mendistribusikan air tersebut
saat musim kemarau atau saat di butuhkan. Manfaat dari bendungan ini yakni
menyediakan air untuk irigasi, meningkatkan produktivitas pertanian, serta
menyediakan lapangan pekerjaan baru bagi Masyarakat luas terkhusus masyarakat
ponorogo sehingga dan juga mendorong penurunan angka kemiskinan.

SARAN

Pemerintah sebaiknya mampu memberikan kompensasi untuk


mengembalikan stabilitas sosial dan ekonomi masyarakat dengan
membuat inovasi-inovasi yang baru dan mengganti rumah warga yang
tergusur. Pemerintah juga sebaiknya tanggap dalam memproses hal-hal
yang dibutuhkan masyarakat agar tidak timbul keresahan. Sebaiknya
Masyarakat dapat menjaga dan memanfaatkan Bendungan Bendo
semaksimal mungkin agar dapat memberikan manfaat bagi masyarakat
luas.

17
LAMPIRAN

18
19
DAFTAR PUSTAKA

abay, u. (2021). Irigasi Jadi Kunci Sukses Budidaya Pertanian di Ponorogo.


Retrieved from https://www.swadayaonline.com/:
https://www.swadayaonline.com/artikel/9437/Irigasi-Jadi-Kunci-Sukses-
Budidaya-Pertanian-di-Ponorogo/
Optimalkan Pemanfaatan Bendungan Bendo, Kementerian PUPR Rehabilitasi
Bendung dan Jaringan Irigasi di Daerah Irigasi Bendo dan Madiun.
(2021). Retrieved from https://sahabat.pu.go.id/:
https://sahabat.pu.go.id/eppid/page/kilas_berita/2566/Optimalkan-
Pemanfaatan-Bendungan-Bendo-Kementerian-PUPR-Rehabilitasi-
Bendung-dan-Jaringan-Irigasi-di-Daerah-Irigasi-Bendo-dan-Madiun
Pebrianti, C. (2018). Warga Ponorogo Kembali Tuntut Ganti Rugi Dampak
Proyek Waduk Bendo. Retrieved from https://news.detik.com/:
https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-3912158/warga-ponorogo-
kembali-tuntut-ganti-rugi-dampak-proyek-waduk-bendo
Pebrianti, C. (2018). Warga Terdampak Waduk Bendo Curhat, Ini Jawaban
Menteri PUPR. Retrieved from https://news.detik.com/:
https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-3944999/warga-terdampak-
waduk-bendo-curhat-ini-jawaban-menteri-pupr
Pebrianti, C. (2021). Dampak Pembangunan Waduk Bendo, Ratusan Makam di
Ponorogo Dipindah. Retrieved from https://news.detik.com/:
https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-5832496/dampak-
pembangunan-waduk-bendo-ratusan-makam-di-ponorogo-dipindah/amp#
Pebrianti, C. (2021). Warga Tuntut Ganti Rugi Makam Leluhur Terdampak
Pembangunan Waduk Bendo Ponorogo. Retrieved from
https://news.detik.com/: https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-
5832740/warga-tuntut-ganti-rugi-makam-leluhur-terdampak-
pembangunan-waduk-bendo-ponorogo
Wibowo, A. S. (2017). PERSEPSI DAN KARAKTERISTIK SOSIAL
EKONOMI MASYARAKAT AREA TERDAMPAK PEMBANGUNAN
WADUK DI DUSUN BENDO DESA NGINDENG KECAMATAN
SAWOO KABUPATEN PONOROGO. 23.
Wicaksono, Y. (2018). 17 Rumah Warga Digusur untuk Pembangunan Waduk.
Retrieved from https://www.superradio.id: https://www.superradio.id/17-
rumah-warga-digusur-untuk-pembangunan-waduk/
Yahya, R. (2019). Sejarah Dibangunnya Waduk Bendo Ponorogo. Retrieved from
https://id.scribd.com/:

20
https://id.scribd.com/document/417836614/SEJARAH-DIBANGUNNYA-
WADUK-BENDO-PONOROGO-docx

21

Anda mungkin juga menyukai