Disusun Oleh :
Taopik Sobandi (5420118068)
UNIVERSITAS SURYAKANCANA
JULI-AGUSTUS
2021
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT
KULIAH KERJA NYATA (KKN)
i
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat,
dan hidayahNya, sehingga laporan ini dapat diselesaikan tepat waktu. Shalawat serta salam
semoga tercurah kepada junjunan alam Nabi Muhammad SAW, semoga kita semua mendapat
syafa’at beliau sampai yaumil akhir.
Laporan ini disusun berdasarkan hasil dari kegiatan Kuliah kerja Nyata di desa masing-
masing, karena pada masa pandemi Covid-19 (back to the village), di mana KKN ini sangat
berbeda dari KKN sebelumnya, namun tetap tidak mengurangi nilai dari pengabdian kepada
masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa dan didampingi oleh Dosen Pembimbing
Lapangan. Pada KKN ini, KKN yang terkait dengan Kewirausahaan.
Pada laporan ini tentu saja banyak kekurangan, oleh karena itu, kami mohon masukan
agar laporan ini menjadi lebih baik.
Taopik Sobandi
ii
DAFTAR ISI
iii
ABSTRAK
Ikan lele dapat dibudidayakan dengan waktu relatif singkat 2‒3 bulan, serta
menguntungkan bagi yang membudidayakannya. Tingginya permintaan konsumen ikan lele
membuka peluang kepada setiap orang untuk dapat melakukan usaha budidaya, tidak terkecuali
para pemuda desa Naringgul. Tujuan kegiatan pengabdian ini adalah untuk mengedukasi para
pemuda mengenai cara budidaya ikan lele dengan metode kolam terpal. Kegiatan berlangsung
pada bulan Juli‒Agustus 2021, lokasi di Kp.Tipar RT/RW 03/01 Des. Natinggul kec. Naringgul
kab. Cianjur. Tahapan kegiatan meliputi: 1) Persiapan (koordinasi, survei lokasi, dan persiapan
alat serta bahan); 2) Pemberian materi budidaya lele dengan metode diskusi; 3) Pembuatan
kolam terpal dan pengisian air kolam ; 4) Monitoring dan evaluasi. Kegiatan pemberdayaan
telah berhasil mengedukasi para pemuda mengenai budidaya ikan lele dalam kolam, namun
pemeliharaan ikan lele sampai dengan panen perlu pendampingan secaraintensif bagi para
pemuda karena merupakan pemula. Edukasi analisis usaha budidaya ikan lele bisa dilakukan
untuk lebih memotivasi warga untuk melakukan usaha mikro untuk menambah pemasukan di
masa pandemi covid-19.
ABSTRACT
Catfish can be cultivated in a relatively short time of 2‒3 months, and is profitable for those
who cultivate it. The high demand for catfish consumers opens up opportunities for everyone to
be able to do cultivation business, including the youth of Naringgul village. The purpose of this
service activity is to educate young people about how to cultivate catfish using the tarpaulin pond
method. The activity takes place in July-August 2021, location at kp.Tipar rt/rw 03/01 Dec.
Natinggul district. Naringgul district. Cianjur. The activity stages include: 1) Preparation
(coordination, site survey, and preparation of tools and materials); 2) Providing material for catfish
cultivation using the discussion method; 3) Manufacture of tarpaulin ponds and management of
pond water quality; 4) Monitoring and evaluation. Empowerment activities have succeeded in
educating young people about cultivating catfish in ponds, but catfish rearing until harvesting
requires intensive assistance for young people because they are beginners. Education analysis on
cultivation business can be done to motivate residents to do catfish farming business.
iv
I. PENDAHULUAN
Budidaya ikan lele merupakan upaya yang dapat dilakukan para pemuda dalam rangka
menyediakan sumber protein hewani, selain itu usaha budidaya secara tidak langsung
membantu menyukseskan program pembangunan di bidang perikanan (Saparinto 2013).
Budidaya ikan dapat dikontrol dalam kondisi yang relatif tidak terlalu dipengaruhi oleh musim
dancuaca (Wardiningsih 2014). Jenis ikan air tawar yang banyak di budidayakan salah satunya
adalah ikan lele. Peluang budi daya ikan lele sangat terbuka untuk dikembangkan karena
tingginya permintaan konsumen di berbagai wilayah di Indonesia (Triyanti & Shafitri 2012).
Oleh karena itu, ikan lele merupakan komoditas ikan yang prospek untuk dikembangkan untuk
skala rumah tangga sampai dengan skala industri, dengan cara menerapkan metode budidaya
yang baik serta memperluas segmentasi pasar (Jatnika et al. 2014).
Budidaya pembesaran ikan lele secara sederhana dapat menggunakan kolam terpal
sebagai media hidupnya. Kolam terpal mudah dibuat dan diperbanyak pada lahan yang tidak
terlalu luas serta membutuhkan modal usaha yang tidak terlalu besar sampai dengan
kemudahan dalam proses panen ikan (Hermawan 2013).
Beberapa orang memiliki anggapan bahwa usaha budidaya ikan lele mudah untuk
dilakukan oleh setiap orang, karena secara teknis ikan lele merupakan ikan yang dapat hidup
pada perairan dengan kualitas air yang kurang baik, lebih tahan penyakit dan dapat ditebar
dengan kepadatan yang tinggi serta memiliki laju pertumbuhan yang cepat. Namun, pada
kenyataannya tidak semua pelaku usaha budidaya ikan lele dapat menghasilkan keuntungan
atau laba seperti yang diharapkan (Prihartono et al. 2010). Oleh karena itu, edukasi budidaya
pembesaran ikan lele dengan secara sederhana pada kolam terpal kepada para pemuda desa
Naringgul dapat dilakukan. Kegiatan pemberdayaan tersebut menggunakan kolam terpal
sebagai media pembesaran ikan lele. Hal tersebut disebabkan kolam terpal merupakan media
yang sederhana dan murah digunakan (Manin et al. 2003; Manin 2010).
Edukasi budidaya pembesaran ikan lele kepada masyarakat merupakan salah satu
bentuk pemberdayaan agar mengenal dan mampu mempraktikkanbudidaya ikan lele dalam
kolam terpal. Budidaya ikan lele sangat potensi untuk dikembangkan, apabila sudah paham
mengenai teori dan praktiknya. Harapannya setelah pemberdayaan, para pemuda dapat
mengenal dan memiliki motivasi untuk dapat praktik, untuk dapat praktik budidaya ikan lele
yang dapat menjadi bekal hidup dan dapat menjadi sumber pendapatan.
1
II. METODE PENGABDIAN
A. Lokasi dan Partisipan Kegiatan
Kegiatan edukasi dan pelatihan sebagai wujud pengabdian kepada masyarakat
dilaksanakan di Kp.Tipar RT/RW 03/01 Desa. Natinggul kecamatan. Naringgul kabupaten.
Cianjur. Tahapanpersiapan sampai dengan pelaksanaan kegiatan membutuhkan waktu kurang
lebih satu bulan, sedangkan pelaksanan kegiatan pelatihan dan praktik di lapangan serta
evaluasi kegiatan dilakukan pada bulan Juli 2021.
B. Bahan dan Alat
Pada saat kegiatan pemberdayaan, para pemuda difasilitasi alat dan bahan yang digunakan
untuk budidaya ikan lele dalam media kolam terpal. Bahan dan alat yang dibutuhkan untuk
pelaksanaan kegiatan ini meliputi benih ikan lele (4‒5 cm), terpal, pipa paralon, paralon, selang
air, kawat tali, sekam, pakan ikan (pelet), ember sortir, paku, palu dan ember plastik. Alat dan
bahan tersebut akan digunakan untuk media budidaya ikan lele pada kolam terpal ukuran 300x
120 x 70 cm yang dimodifikasi.
C. Metode Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan pemberdayaan ini dilakukan melalui pemberian materi tentang
budidaya ikan lele dengan diskusi, yang dilanjutkan dengan pendampingan praktik di lapangan.
Tahapan pelaksanaan kegiatan pemberdayaan tersebut terbagi menjadi empat tahap yang
dapat di jelaskan sebagai berikut:
Tahap persiapan
Tahapan persiapan merupakan tahapan yang dilakukan sebelum pelaksaan kegiatan
pelatihan. Persiapan yang dilakukan meliputi koordinasi dengan tokoh setempat yaitu
meliputi RW dan RT, menentukan waktu dan lokasi pembuatan kolam terpal sampai
dengan mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan
tersebut.
Tahap pemberian materi
Tahapan yang kedua pada kegiatan ini adalah pemberian materi secara langsung
kepada para pemuda setempat, yang dilakukan dengan metode diskusi. Materi yang
diberikan pada saat pelatihan meliputi teori manajemen budidaya, manajemen kualitas air
yang cocok untuk budidaya ikan lele dalam terpal, pembesaran ikan lele dengan metode
kolam terpal.
Tahap praktik lapangan
Kegiatan yang dilakukan setelah pemberian materi kepada partisipan adalah praktik
di lapangan berdasarkan teori yang sudah diberikan. Praktik lapangan tersebut meliputi
2
pembuatan kolam terpal, cara permentasi air kolam sebelum tebar benih ikan, cara tebar
benih dan cara pemberian pakan.
III. PEMBAHASAN
Pemberdayaan masyarakat merupakan suatu konsep pembangunan dengan prinsip people-
centered dan participatory. Pemberdayaan dalamhal ini berarti memicu masyarakat dengan segala
keterbatasannya untuk mampu mandiri dalam mengatasi keterbatasannya, serta memiliki nilai
budaya yang modern antara lain, tanggung jawab, kerja keras, hemat dan terbuka (Noor 2011).
Kegiatan pemberdayaan masyarakat mengenai budidaya lele telah dilakukan di berbagai daerah
(Putri et al. 2010; Darmansah et al. 2016; Hudaidah et al. 2017) dan hasilnya menunjukkandampak
yang positif karena kegiatan tersebut dapat menambah wawasan serta melatih keterampilan
masyarakat. Hal yang tidak jauh berbeda diperoleh dari hasil kegiatan pengabdian yang dilakukan
di kp.Tipar RT/RW 03/01 Des. Naringgul kec. Naringgul kab. Cianjur.
A. Tahap Persiapan
Tahap persiapan merupakan tahap awal yang dilakukan sebelum kegiatan tersebut
dilakukan. Persiapan kegiatan di awali dengan mendatangi kepala Desa Naringgul yang terletak
di Cianjur selatan, dengan maksud meminta ijin kepada pimpinan pejabat sekitar untuk
melakukan kegiatan pelatihan budi daya pembesaran ikan lele. Penentuan waktu dan survei
lokasi yang akan dijadikan tempat pembutan kolam terpal juga dilakukan pada tahap persiapan.
Persiapan alat dan bahan dilakukan setelah mendapatkan ijin untuk melaksanakankegiatan serta
telah menentukan waktu pelaksanaan dan lokasi pembuatan kolam. Koordinasi dengan pemuda
dan pejabat setempat dilakukan dengancara komunikasi secara langsung maupun tidak langsung.
5
B. Anggaran Biaya
Biaya Kegiatan
Anggaran Biaya
NO Uraian
QTY Unit Harga
A. Kolam
1. Terpal 1 Unit Rp. 210.000
2. Pipa paralon 1 Unit Rp. 100.000
3. Keni 1 Unit Rp. 15.000
4. Kawat tali 1/5 Kg Rp. 30.000
5. Lem paralon 1 pcs Rp. 20.000
6. Selang air 10 Meter Rp. 80.000
7. Bibit ikan lele 1.200 Ekor Rp. 1.200.000
8. Pakan 30 Kg Rp. 390.000
9. Probiotik EM4 1 Pcs Rp. 35.000
10. Obat anti jamur 1 Pcs Rp. 8.000
11. Tds Meter 1 Pcs Rp. 30.000
12. Telur 2 Pcs Rp. 2.000
13. Susu sachet 2 Pcs Rp. 3.000
14. Garam krosok 5 Kg Rp. 20.000
Jumlah Rp. 2.145.000
V. KESIMPILAN
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari kegiatan pemberdayaan ini yaitu kegiatan
edukasi telah berhasil memberikan pengetahuan dan pemahaman mengenai metode
budidaya ikan lele dengan metode kolam terpal, akan tetapi kurang berhasil dalam
mempraktikkan pemeliharaan ikan lele pada saat proses budidaya. Keberlanjutan
kegiatan dapat dilakukan melalui pendampingan secara intensif oleh tim pengabdi
maupun untuk keberhasilan budidaya ikan lele sampai dengan panen, selain itu edukasi
analisis usaha budidaya ikan lele dengan metode kolam terpal dapat dilakukan untuk
lebih memotivasi agar mampu melihat peluang maupun keuntungan dari usaha
budidaya ikan lele kolam terpal apalagi di masa pandemic covid-19.
Adi IR. 2012. Intervensi Komunitas dan Pengembangan Masyarakat Sebagai Upaya
Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta (ID): PTRajaGrafindo Persada.
Febriani D, Witoko P. 2018. Bimbingan Teknis Pembuatan Kolam Terpal Untuk Budidaya Ikan
di Desa Margajaya Kecamatan Metro Kibang Kabupaten Lampung Timur. Dalam: Prosiding
Seminar Nasional Penerapan IPTEKS. Lampung (ID): Politeknik Negeri Lampung 08 Oktober
2018. Page: 82‒89.
Hermawan H. 2013. Teknologi Budidaya Ikan Sistem Terpal pada KRPL. Jambi (ID): Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP).
Jatnika D, Sumanantadinata K, Pandjaitan NH. 2014. Pengembangan Usaha Budi daya Ikan Lele
(Clarias sp.) di Lahan Kering di Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta. Manajemen IKM. 9(1): 96‒105. https://doi.org/10.29244/mikm.9.1.
96-105
Joshi A, Kale S, Chandel S, Pal DK. 2015. Likert Scale: Explored and Explained. British Journal of
Applied Science & Technology. 7(4): 396‒ 403. https://doi.org/10.9734/BJAST/2015/
14975
Lisna I. 2015. Potensi mikroba probiotik_FM dalam meningkatkan kualitas air kolam dan laju
pertumbuhan benih ikan lele dumbo dumbo (Clarias gariepinus). Jurnal Penelitian
Universitas Jambi: Seri Sains.17(2): 18‒25.
Manin F, Hendalia E, Yatno, Kompiang IK. 2003. Potensi Saluran Pencernaan Itik Lokal
Kerinci
7
Penanggulangan kasus Salmonellosis. Laporan Penelitian Hibah Bersaing X Tahun Kedua.
Fakultas Peternakan Universitas Jambi.
Manin F. 2010. Potensi Lactobacillus acidophilus dan Lactobacillus fermentum dari saluran
pencernaanayam buras asal lahan gambut sebagai probiotik. Jurnal Ilmu-ilmu Peternakan.
13(05): 221‒228.
Putri HM, Asnawi, Hikmayani Y. 2010. Pemanfaatan Lahan Pekarangan sebagai Bentuk
Pemberdayaan Sosial Ekonomi Masyarakat melalui Usaha Budidaya Lele dumbo (Studi Kasus
di Desa Salamredjo Kecamatan Sentoloyo, Kulon Progo, DIY). Jurnal Sosial Ekonomi
Kelautan dan Perikanan.5(10):159‒167. https://doi.org/10.15578/ jsekp.v5i2.5798
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung (ID): Alfabeta.
Triyanti R, Shafitri N. 2012. Kajian Pemasaran Ikan Lele dumbo (Clarias Sp) dalam Mendukung
Industri Perikanan Budidaya (Studi Kasus di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah). Jurnal Sosial
Ekonomi Kelautan dan Perikanan. 7(2): 177‒191. https://doi.org/ 10.15578/jsekp.v7i2.5684
Wardiningsih S. 2014. Teknik Pembenihan Ikan. In: Prasarana dan Sarana Pembenihan Ikan.
Windriani U. 2017. Buku Saku Budi daya Ikan LeleSistem Bioflok. Jakarta (ID): Direktorat
Produksi danUsaha Budidaya. Kementrian Kelautan dan Perikanan. Page 1‒38.
8
LAMPIRAN DOKUMENTASI
b. Survei lokasi
9
c. Persiapan alat serta bahan
11
5. Monitoring dan evaluasi
12
13