Anda di halaman 1dari 56

LAPORAN KEGIATAN

PROGRAM PENGABDIAN MASYARAKAT

PEMBERDAYAAN EDUKASI DALAM MENINGKATKAN


KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DESA TANJUNGAN

Oleh:
Kelompok 2022-26308
Desa Tanjungan, Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah

Dosen Pembimbing Lapangan:


Ir. Rustam Asnawi, ST., M.T., Ph.D.

UNIT LAYANAN KULIAH KERJA NYATA, PRAKTIK KEPENDIDIKAN DAN


MAGANG
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2022
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Kegiatan Pengabdian pada Masyarakat dengan judul :


PEMBERDAYAAN EDUKASI DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN
MASYARAKAT DESA TANJUNGAN
Telah dilaksanakan pada tanggal 13 Juli 2022 s.d. 13 Oktober 2022 di lokasi Desa Tanjungan,
Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten dengan sumber dana dari Universitas Negeri Yogyakarta
sebesar Rp.2.500.000,-

Mengetahui :

Kepala Desa Dosen Pengabdi

Jauhari, S. E. Ir. Rustam Asnawi, ST., M.T., Ph.D.


NIP. - NIP. 197201271997021001

Kepala UL KKN-PK

Drs. Ngatman, M.Pd.


NIP. 196706051994031001

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga pelaksanaan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Tanjungan, Kecamatan
Wedi, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah dapat terlaksana dengan baik dan lancar
hingga. Laporan Program Pengabdian Masyarakat ini disusun sebagai bukti
pertanggungjawaban atas pelaksanaan kegiatan KKN. Penulis menyadari bahwa seluruh
kegiatan KKN tidak dapat terlaksana dengan baik tanpa bantuan, bimbingan, dan dorongan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih
kepada:
1. Prof. Dr. Sumaryanto, M.Kes., AIFO. selaku rektor Universitas Negeri Yogyakarta.
2. Drs. Ngatman, M.Pd. selaku kepala Unit Layanan Kuliah Kerja Nyata, Praktik
Kependidikan, dan Magang (ULK KKN-PK) Universitas Negeri Yogyakarta.
3. Tim Unit Layanan Kuliah Kerja Nyata, Praktik Kependidikan, dan Magang (ULK
KKN-PK) Universitas Negeri Yogyakarta.
4. Bapak Ir. Rustam Asnawi, ST., M.T., Ph.D. selaku dosen pembimbing lapangan
yang telah memberikan arahan dan bimbingannya selama pelaksanaan KKN.
5. Perangkat Desa Tanjungan yang telah memberikan fasilitas dan mendukung
berbagai pelaksanaan kegiatan KKN.
6. Bapak Sigit selaku pemilik rumah yang telah bersedia meminjamkan posko untuk
tempat tinggal KKN kelompok 2022-26308.
7. Warga Desa Tanjungan dan sekitarnya yang telah berpartisipasi dalam berbagai
pelaksanaan kegiatan KKN.
8. Semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan program-program kerja
KKN.

Klaten, 13 Oktober 2022

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................................. ii


KATA PENGANTAR ............................................................................................................. iii
DAFTAR ISI ............................................................................................................................ iv
Pengenalan Pembelajaran Kebudayaan Adat Indonesia pada Anak Usia Dini di TK
Pertiwi Sukorejo ....................................................................................................................... 1
Isti Dwi Kusumawardhani .......................................................................................................... 1
Painting Class: Melukis dengan Berbagai Media .................................................................. 6
Nurul Izzah Puteri ...................................................................................................................... 6
Sosialisasi Sikat Gigi pada Anak Kelurahan Tanjungan Wedi Klaten ............................... 9
Ken Hening Utami ..................................................................................................................... 9
Optimalisasi Limbah Dapur melalui Pembuatan Eco-Enzyme oleh Masyarakat Desa
Tanjungan ............................................................................................................................... 15
Aribah Qothrunnada ................................................................................................................. 15
Program Pelatihan Digital Marketing Desa Tanjungan dalam Mewujudkan UMKM
Pulih dan Bangkit Bersama ................................................................................................... 23
Evitania Junitasari .................................................................................................................... 23
Kreativitas Seni Anak Pasca Pandemi melalui Kegiatan Ecoprint.................................... 29
Lufviah Eva Safitri ................................................................................................................... 29
Peningkatan Ketrampilan Public Speaking Anak & Remaja Karangduwet ................... 34
Bagas Nur Febrian .................................................................................................................... 34
Desain Plang Perangkat Padukuhan Karangduwet ........................................................... 38
Andhika Pratama Syahputra ..................................................................................................... 38
Pengenalan Kesenian Tradisional Membatik Jumputan untuk Anak Usia Sekolah Dasar
.................................................................................................................................................. 42
Anintya Listi Windi Saputri ..................................................................................................... 42
Percobaan Telepon Sederhana Dengan Metode Demonstrasi untuk Meningkatkan
Kemampuan Physical Science Anak ..................................................................................... 47
Yisti Zubaidah .......................................................................................................................... 47

iv
Pengenalan Pembelajaran Kebudayaan Adat Indonesia pada Anak Usia
Dini di TK Pertiwi Sukorejo
Isti Dwi Kusumawardhani

PENDAHULUAN
Pengenalan kebudayaan adat indonesia terdiri lebih dari 300 suku bangsa yangtersebar
dari Sabang sampai dengan Merauke. Suku-suku bangsa tersebut tentu saja memiliki ciri khas
masing-masing yang tercermin dari penggunaan bahasa daerah, pakaian adat, rumah adat,
senjata tradisional, budaya yang tentu saja berbeda antara satu suku dengan suku yang lain.
Dengan banyaknya suku bangsa tersebut akan membuat anak-anak merasa kesulitan untuk
mengenali budaya masing-masing suku.
Dalam pengenalan kebudayaan adat indonesia dapat dilakukan dengan program
pembelajaran untuk anak usia dini yang dirancang untuk bertujuan mengembangkan seluruh
potensi anak agar kelak dapat berfungsi sebagai manusia yang utuh sesuai budaya dan falsafah
suatu bangsa (Slamet Suyanto, 2003). Anak dapat dipandang sebagai individu yang baru mulai
mengenal dunia. Anak perlu dibimbing agar mampu memahami berbagai hal tentang
kebudayaan indonesia dan isinya agar anak dapat memahami.
Dikarenakan pentingnya pengenalan budaya indonesia maka TK Pertiwi Sukorejo
mengenalkan kebudayaan indonesia kepada anak usia dini. Oleh karena itulah penulis tertarik
untuk melihat bagaimana pelaksanaan pengenalan budaya betawi, madura, papua, dan sulawesi
selatan yang diterapkan untuk anak usia dini.

METODE PEMBERDAYAAN
Metode dalam program unggulan pengenalan budaya indonesia ini dibagi beberapa tahap,
yaitu tahap penyuluhan, persiapan, pelaksanaan. Tahap penyuluhan yaitu memberikan
pengetahuan dalam pengenalan kebudayaan indonesia dalam bercerita asal-usul sejarah
kebudayaan indonesia adat betawi, madura, papua, dan sulawesi selatan sejak dini. Tahap
penyuluhan ini dilakukan pada saat mengajar di TK Pertiwi Sukorejo. Tahap persiapan yaitu
menyiapkan materi pembelajaran yang berkaitan dengan kebudayaan indonesia adat betawi,
madura, papua, dan sulawesi selatan. Tahap pelaksanaan, ialah melaksanakan program
pengenalan kebudayaan indonesia adat betawi, madura, papua, dan sulawesi selatan dibagi
menjadi 3 kegiatan, yaitu mengenalkan kebudayaan adat indonesia dengan cerita asal usul
sejarah kebudayaanadat indonesia betawi, madura, papua, dan sulawesi selatan, menonton film

1
kebudayaan indonesia adat betawi, madura, papua, dan sulawesi selatan, dan mengerjakan
kegiatan pembelajaran sesuai dengan pengenalan kebudayaan indonesia pada hari yang telah di
tentukan.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Program pengenalan Kebudayaan Adat Indonesia ini dilaksanakan pada tanggal 1
September, 2 September, 3 September, 4 September, 5 September, 6 September, 13 September,
14 September, 15 September, 26 September, 27 September, dan 28 September pukul 07.30
sampai 11.30 WIB yang dilaksanakan di TK Pertiwi Sukorejo. Kegiatan mengajar pengenalan
budaya indonesia ini terdiri dari 4 diantaranya: (1) pengenalan kebudayaan adat betawi yang
dilaksanakan pada tanggal 1 September – 3 September dalam mengenalkan makanan khas
gado-gado, mengenalkan senjata tradisional golok, dan mengenalkan rumah adat. (2)
pengenalan kebudayaan madura yang dilaksanakan 4 September – 6 September dalam
mengenalkan pakaian adat, mengenalkan alat transportasi kerapan sapi, dan mengenalkan
makanan khas sata. (3) pengenalan kebudayaan papua yang dilaksanakan 13 September – 15
September dalam mengenalkan senjata tradisional anak panah, mengenalkan mahkota kasuari,
mengenalkan pakaian adat. (4) pengenalan kebudayaan sulawesi selatan yang dilaksanakan 27
September – 28 September dalam mengenalkan kalung bodo, mengenalkan kapal pinisi, dan
rumah adat. Kegiatan pertama berupa cerita asal-usul sejarah yang berada di kebudayaan adat
betawi, madura, papua, dan sulawesi selatan yang bertujuan untuk memperkenalkan salah satu
kebudayaan indonesia di setiap adat masing-masing, kegiatan ini dihadiri oleh 11 anak, selain
bercerita juga diadakan menonton film dalam menjelaskan kepada anak-anak agar anak sangat
antusias dan lebih memahami dalam melihat film secara langsung dalam pengenalan
kebudayaan adat indonesia

Gambar 1. Bercerita kepada anak dalam pengenalan asal-usul sejarah Kebudyaan Indonesia

2
Gambar 2. Menonton film dalam pengenalan Budaya Indonesia

Gambar 3. Kegiatan mengajar anak dalam membuat karya budaya indonesia

Gambar 4. Hasil karya anak dalam kegiatan Budaya Indonesia adat Betawi

Gambar 5. Hasil karya anak dalam kegiatan Budaya Indonesia Adat Papua

3
Gambar 6. Hasil karya anak dalam kegiatan Budaya Indonesia Adat Madura

Gambar 7. Hasil karya anak dalam kegiatan Budaya Indonesia Adat Sulawesi Selatan

Hasil dari kegiatan belajar dalam pegenalan kebudayaan indonesia adat betawi, madura, papua,
dan sulawesi selatan menunjukkan anak-anak sangat antusias dan aktif dalam pembelajaran
pengenalan Budaya Adat yang berada di Indonesia.

SIMPULAN
Kegiatan mengajar dalam pengenalan kebudayaan indonesia adat betawi, madura, papua, dan
sulawesi selatan ini bertujuan untuk menerima perbedaan sesungguhnya antara suku-suku
bangsa tersebut tentu saja memiliki ciri khas masing-masing yang tercermin dari penggunaan

4
bahasa daerah, pakaian adat, rumah adat, senjata tradisional, budaya yang tentu saja berbeda
antara satu suku dengan suku yang lain.

DAFTAR PUSTAKA
Lukitasari, F. (2017). Implementasi Kurikulum Pendidikan Berbasis Budaya dalam
Pengembangan Karakter Anak di TK Pedagogia. Jurnal Kebijakan Pendidikan. 6 (5),
515-528.
Suyanto, S. (2003). Konsep Pendidikan Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta.
Widiastuti, Siwi. (2012). Pembelajaran Proyek Berbasis Budaya Lokal untuk Menstrimulasi
Kecerdasan Majemuk Anak Usia Dini. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini. 1 (1), 59-71.

5
Painting Class: Melukis dengan Berbagai Media
Nurul Izzah Puteri

PENDAHULUAN
Seni merupakan salah satu bidang yang harus dikembangkan. Seni memegang peranan
yang sangat penting dalam tumbuh kembang anak-anak mengingat harus ada keseimbangan
antara otak kanan dan kiri. Juga, setidaknya mereka memiliki kesempatan untuk
mengembangkan kreativitas dan potensi setiap anak. Oleh karena itu, perlu diberikan materi
tambahan tentang peningkatan kreativitas anak dalam rangka melatih dan mengembangkan cara
dan cara berpikir anak, sehingga dapat meningkatkan kualitas dan kualitas respon siswa
terhadap kurikulum sekolah.
Hal ini akan mempengaruhi kemampuan anak untuk mengekspresikan diri dan berkreasi
dengan berbagai ide imajinatif, serta menggunakan berbagai media atau bahan untuk sebuah
karya seni. Jadi disinilah kreativitas seni anak bisa tumbuh (Pudji, 2011:115-122).
Pendidikan seni adalah media yang memberikan siswa kesempatan untuk berekspresi,
apresiasi dan kreativitas (Syafi’i, 2006:9).
Dalam konteks pendidikan sekolah umum, pendidikan seni digunakan sebagai media
atau alat untuk mencapai tujuan pendidikan, sehingga pelaksanaannya lebih menekankan pada
proses daripada hasil. Penekanan pada aspek proses, oleh karena itu, tujuan pembelajaran
pendidikan seni rupa tidak menuntut siswa pandai menggambar, melukis, atau memahat.
Pendidikan seni rupa di sekolah umum tidak mengharapkan siswa menjadi seniman, melainkan
sebagai wahana ekspresi dan imajinasi.

METODE PEMBERDAYAAN
Pembelajaran merupakan kegiatan yang berlangsung berkesinambungan, sehingga dalam
melaksanakan program kerja ini berlangsung dalam beberapa tahapan:
Yang pertama adalah observasi, tahapan ini sudah dilaksanakan saat melihat anak-anak
melaksanakan program kerja teman lain. Kedua adalah wawancara, tahap ini dilakukan dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan sederhana kepada anak-anak tentang kegiatan melukis di
sekolah. Ketiga adalah pelaksanaan kegiatan painting class.

6
HASIL DAN PEMBAHASAN
Anak-anak sangat antusias mengikuti kegiatan painting class. Anak-anak juga sangat
aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini terlihat dari pemikiran mereka tentang apa yang akan
digambar dan rasa ingin tahu mereka tentang apa yang mereka pikirkan. Pendidik juga tidak
menemukan kendala yang berarti. Dengan mempertimbangkan respon anak-anak dan teman-
teman yang membantu program kerja. Pendidik menyimpulkan bahwa proyek kerja utama kelas
melukis di Desa Tanjunggan berhasil dilaksanakan dan mendapat respon positif dari anak-anak.
Mereka juga senang ketika membawa pulang hasil kreasi mereka sendiri.

SIMPULAN
Dari program kerja tersebut, pendidik menyimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran yang
membekali anak dengan keterampilan juga mendapat respon positif, karena anak-anak tidak
akan memandang melukis sebagai kegiatan yang sulit.

DAFTAR PUSTAKA
Lukitasari, F. (2017). Implementasi Kurikulum Pendidikan Berbasis Budaya dalam
Pengembangan Karakter Anak di TK Pedagogia. Jurnal Kebijakan Pendidikan. 6 (5),
515-528.
Suyanto, S. (2003). Konsep Pendidikan Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta.

7
Widiastuti, Siwi. (2012). Pembelajaran Proyek Berbasis Budaya Lokal untuk Menstrimulasi
Kecerdasan Majemuk Anak Usia Dini. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini. 1 (1), 59-71.

8
Sosialisasi Sikat Gigi pada Anak Kelurahan Tanjungan Wedi Klaten
Ken Hening Utami

PENDAHULUAN
Masalah Kesehatan gigi dan mulut merupakan hal yang harus dihindari dengan
melakukan perawatan sejak dini. Kesehatan gigi dan mulut merupaka bagian dari Kesehatan
tubuh yang tidap dapat dipishakan satu sama lainnya. Jika Kesehatan gigi dan mulut terganggu
maka akan berpengaruh terhadap Kesehatan tubuh sehingga akan mempengaruhi kulitas
sumber daya manusia. Masalah gigi dan mulut merupakan salah satu kasus yang banyak dialami
oleh anak pra sekolah maupun sekolah. Karies gigi adalah penyakit infeksi yag bersifat
mengikis pada jaringan keras gigi yang ditandai dengan kerusakan jaringan, dimulai dari
permukaan gigi hingga masuk kedalam. Gigi berlubang biasanya tidak terasa sakit sampai
lubang tersebut bertambah besar dan mengenai asalah persyarafan gigi (Nurwati, 2019).
Tingginya tingkat gigi berlubang dan juga karies gigi disebabkan oleh kebiasaan anak
untuk mekan makanan yang manis terutama makanan yang padat dan lengket. Kebiasaan ini
tidak diimbangi dengan peran orang tua yag baik dalam mengajarkan menyikat gigi sehingga
menyebabkan terjadinya gigi berlubang. Masih banyaknya orang tua yang menganggap bahwa
kerusakan gigi bukan suatu masalah yang besar. Padahal masalah gigi merupakan hal yang
sangat beresiko dan berdampak pada anak jika gigi tidak sehat maka anak akan mengalami
kesulitan dalam mencerna makanan sehingga akan menganggu proses tumbuh anak. Adanya
sakit gigi akan membuat anak menjadi malas makan, malas belajar, kurang gizi dan dampak
lain yang timbul pada tubuh anak (Anggina et al., 2020).
Banyaknya anak usia sekolah maupun pra sekolah di dusun tanjungan membuat saya
ingin melakukan sosialisasi terkait Kesehatan gigi dan mulut. Kurangya peran orang tua dalam
memperhatikan Kesehatan gigi dan mulut didesa tanjungan sangat terlihat dimana banyak anak
yang mengeluhkan pernah merasakan sakit gigi dan juga banyak anak yang mengeluhkan
bahwa gigi yang dimilikinya banyak yang bolong – bolong. Orang tua sebagai pendidik utama
anak harus memiliki pengetahuan khususnya mengenai Kesehatan gigi dan mulut sehingga
orang tua mampu memberikan informasi pada anak mengenai pentingnya menjaga kebersihan
gigi dan mulut serta mampu mengajarkan bagaimana cara merawat Kesehatan gigi dan mulut.
Selain peran orang tua yang cukup penting dalam menjaga Kesehatan gigi dan mulut
anak sekolah sendiri seharunya mengentahui bagaimana pentingny dan cara mencegah
permasalahan gigi dan mulut, sehingga diperlukannya sosialisasi dan edukasi terkait sikat gigi

9
dan perawatan gigi itu sendiri. Berdasarkan permasalahan yang terdapat pada anak – anak dusun
tanjungan dikarenakan kurangnya pengetahuan dan edukasi akan pentingnya menjaga
Kesehatan gigi dan mulut anak maka program Kuliah Kerja Nyata memiliki salah satu program
yang difokuskan pada hal tersebut yaitu melaksanakan sosialisasi mengenai Kesehatan gigi dan
mulut sebagai upaya mencegah gigi berlubang dan pembenaran Teknik sikat gigi dengan
sasaran kepada anak pra sekolah dan masa sekolah.

METODE PEMBERDAYAAN
1. Tujuan Persiapan
Teknis pelaksanaan dilakukan 2 kali yaitu 15 Agustus dan 20 Agustus 2022 dimana
pada tahap awal pada 15 Agustus mempersiapkan bahan dan alat yang digunakan untuk
sosialisasi. Mempersiapkan bahan dan alat cukup membutuhkan waktu yang lama
mengingat kondisi lokasi yang memiliki jarak yang cukup dalam memperispakn bahan
seperti harus membeli sikat gigi sebanyak 20 dengan budget yang minimal sehingga
diperlukan waktu untuk mengecek toko yang paling murah dalam menjual sikat gigi.
Kemudian dalam tahap persiapan pada 20 Agustus juga membutuhkan gigi palsu
sebagai alat peraga dalam pelaksanaan sosialisasi hal ini juga membutuhkan waktu yang
cukup dikarenakan alat peraga harus memesan dan butuh waktu dalam pemesanan
tersebut. Kemudian pada hari kedua dalam persiapan mempersiapkan poster yang berisi
mengenai materi dari hal – hal yang akan disampaikan pada sosialisasi tersebut.
Sebelum pelaksanaan sosialisasi juga diberikan informasi kepada anak – anak bahwa
besok akan dilaksanakan sosialisasi terkiat gosok gigi dan mereka bereaksi sangat
senang karena akan diadakan hal tersebut.
2. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan dilakukan 1x pertemuan pada 5 September 2022. Dalam pelaksanaan
kegiatan ini dibantu oleh 8 mahasiswa yang membantu menghandle anak – anak.
Kegiatan ini dimulai dari pukul 13.00 hingga 16.00. Pada kegiatan ini diadakan
pembagia poster yang telah dibuat oleh peneliti yang berisi mengenai waktu menggosok
gigi, kemudian cara menggosok gigi, jaminan Kesehatan yang berhubungan dengan
fasilitas Kesehatan gigi kemudian makanan yang dikonsumsi untuk Kesehatan gigi.
Setelah pembagian poster dilaksanakan penjelasan mengenai hal – hal yang terdapat
dalam poster juga mengenai materi lain yang tidak terdapat dalam poster. Seperti
penyakit yang mengintai jika tidak gosok gigi. Dalam pelaksanaan terdapat tanya jawab

10
kepada anak – anak mengenai Kesehatan gigi. Kemudian pada tahap terakhir
melaksanakan sikat gigi bersama mengenai Teknik dan cara yang benar dalam menyikat
gigi.
3. Evaluasi
Pelaksanaan sosialisasi sikat gigi ini dihadriri oleh 15 orang anak. Waktu pelaksanaan
dan setting tempat sudah dilaksanakan sesuai dengan rencana dan perlengkapan yang
dilakukan sudah digunakan sebagaimana mestinya. Diskusi dan sosialisasi ini cukup
menarik karena Bahasa yang digunakan juga media yang digunakan cukup menarik bagi
anak – anak. Sosialisasi ini tidak hanya dilakukan secara 1 arah saja. Namun, juga
dilakukan dengan dua arah. Sehingga anak – anak memahami materi penyulihan yang
diberikan. Selain itu dalam pelaksanaan sosialisasi juga didemonstrasikan mengenai
cara yang benar menyikat gigi dengan gigi tiruan. Anak – anak memperhatikan secara
seksama demonstrasi tersebut. Pada saat dilakukan sosialisasi ternyata banyak anak
yang belum mengetahui Teknik menyikat gigi dengan baik dan benar. Kemudian para
anak juga belum mengetahui takaran yang diperlukan untuk menggosok gigi. Sehingga
pada saat sosialisasi juga diberitahukan hal tersebut.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pelaksanaan sosialisasi pada 5 September 2022 di dusun tanjungan leih tepatnya di desa
karangduwet. Sasaran kegiatan ini dituukan kepada anak – anak tanjugan. Alat yang digunakan
dalam kegiatan ini adalah peraga gigi, poster dan seperangkat sikat gigi. Metode yang
digunakan dalam sosialisasi ini adalah ceramah dan tanya jawab mengenai Kesehatan gigi
kepada anak. Selain itu metode yang digunakan dalam sosialisasi ini adalah simulasi secara
bersama – sama dengan seluruh anak di dusun tanjungan. Didalam pelaksanaan para anak –
anak sangat tertarik dan antusias bahkan sebelum pelaksanaan. Sosialisasi mengenai sikat gigi
dan Kesehatan gigi juga dirasa cukup efektif guna meningkatkan pengetahuan anak – anak
dukuh tanjungan. Hal ini dikarenakan dikarenakan poster yang cukup menarik dan juga cara
penyampaian yang mudah dipahami bagi anak – anak kemudian didukung dengan alat peraga
dalam menyampaikan materi.
Dilakukannya sosialisasi mengenai Kesehatan gigi dan sikat gigi Ketika anak – anak
ditanya mereka memahami dan mengerti bagaimana Teknik sikat gigi yang baik dan benar.
Pendidikan mengenai Kesehatan gigi pada anak pra sekolah maupun sekolah dasar merupakan
sosialisasi yang baik karena pada masa tersebut kebiasaan anak masih dapat dirubah secara

11
perlahan. Sosialisasi dan Pendidikan yang baik akan memberikan pengetahuan bagi anak dalam
mengambil setiap keputusan dalam berperilaku (Anggina et al., 2020). Pada sosialisasi ini juga
meakukan tanya jawab mengenai frekuensi gosok gigi sehari, jumlah gigi berlubang yang
dimilikinya. Banyak anak yang menjawab frekuensi gosok gigi yang mereka lakukan hanya 2x
sehari yaitu pada saat mandi. Namun, jika dilihat dari kesesuaian anjuran mengenai menjaga
Kesehatan gigi gosok gigi paling efektif dilakukan 3x sehari yaitu saat mandi atau setelah
sarapa, mandi sore kemudian sebelum tidur. Namun pada saat tanya jawab banyak anak yang
tidak melakukan gosok gigi sebelum tidur. Hal tersebut merupakan salah satu pemicu paling
besar terjadinya gigi berlubang dikarenakan sisa – sisa makanan yang dikonsumsi selama
seharian tidak dibersihkan kemudian dibawa hingga tidur dengan durasi yang berlangsung
lama.
Kemudian banyak anak yang belum pernah memeriksakan giginya ke fasilitas Kesehatan
dikarenakan takut dengan pemeriksaan dan kondisi gigi yang dimilikinya. Hal tersebut
menyebabkan peran orang tua yang cukup besar dalam memberikan motivasi kepada anak
bahwa pergi ke dokter gigi atau fasilitas Kesehatan gigi bukanlah hal yang menakutkan.
Sosialisasi ini dapat membuka wawasan dan pengetahuan akan pentingnya menjaga gigi yang
dimiliki guna Kesehatan dimasa depan. Karena gigi merupakan alat atau bagian tubuh yang
berfungsi untuk menjaga Kesehatan karena merupakan alat yang menunjang perkembangan
dan Kesehatan dalam tubuh yaitu berfungsi sebagai pengoyak atau penghalus makanan yang
akan masuk dalam tubuh sehingga gigi merupakan alat utama.

Gambar 1 Poster yang dibagikan kepada anak - anak


12
Gambar 2 Pelaksanaan Sikat Gigi Bersama

Gambar 3 Pelaksanaan Sosialisasi

SIMPULAN
Kagiatan KKN atau kuliah kerja nyata kepada masyarakat dalam hal ini terkhusus anak – anak
yang berada di dusun tanjungan berjalan dengan baik dan benar. Anak – anak yang mengikuti
sangat aktif, antusias dan senang juga dapat bekerjasama dengan baik. Hasil dari kegiatan
sosialisasi mengenai Kesehatan gigi dan mulut yaitu meningkatkan pengetahuan kepada anak
– anak mengenai hal tersebut ditambah lagi dengan adanya poster yang dibagikan diharapkan
mampu menjadi pengingat bagi anak – anak tersebut mengenai aturan dan hal – hal yang
berhuungan dengan Kesehatan gigi dan mulut. Hasil dari kegiatan ini adalah meningkatkan
pengetahuan anak – anak di dusun tanjungan mengenai Kesehatan gigi dan mulut.

DAFTAR PUSTAKA

13
Anggina, D. N., Tanzila, R., & Salim, N. K. (2020). Penyuluhan peningkatan kesehatan gigi
dan mulut sebagai upaya pencegahan gigi berlubang pada anak pra sekolah di TK Chiqa
Smart Palembang. Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM), 3, 295–
301. http://e-abdimas.unw.ac.id/index.php/jpmmi/article/view/19/17
Yusiana, P. (2017). Gambaran Perilaku Menyikat Gigi Dengan Kejadian Gigi Berlubang Pada
Anak Usia Sekolah Di Sd Ybpk Kediri Description of Behavior Brush of Dental With the
Incidence of Cavities At Ybpk Junior Elementry School Kediri. Jurnal.Stikesbaptis.Ac.Id,
10(Maria Anita Yusiana, Dian Prawesti), 4.
http://jurnal.stikesbaptis.ac.id/index.php/STIKES/article/view/238
NURWATI, B. (2019). Hubungan Karies Gigi Dengan Kualitas Hidup Pada Anak Sekolah Usia
5-7 TAHUN. Jurnal Skala Kesehatan, 10(1), 41–47.
https://doi.org/10.31964/jsk.v10i1.164

14
Optimalisasi Limbah Dapur melalui Pembuatan Eco-Enzyme oleh
Masyarakat Desa Tanjungan
Aribah Qothrunnada

PENDAHULUAN
Keberadaan sampah merupakan persoalan yang tidak dapat dihindari mengingat manusia
terus memproduksi sampah setiap harinya. Pertambahan penduduk serta laju pertumbuhan
industri yang terus meningkat juga menjadi faktor penyebab produksi sampah yang semakin
banyak. Apabila tidak ditangani dengan tepat, hal ini tentu dapat menimbulkan berbagai
permasalahan ekosistem yang akhirnya berdampak pada kesehatan manusia.
Sampah didefinisikan sebagai limbah yang bersifat padat terdiri dari zat organik dan zat
anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar tidak membahayakan
lingkungan dan melindungi investasi pembangunan (Nurhamidah et al., 2021). Di Indonesia,
60-70% dari total sampah yang dihasilkan merupakan sampah organik dengan sumber limbah
terbanyak berasal dari pasar tradisional dan pemukiman/rumah tangga (Ramon & Afriyanto,
2017). Limbah yang berasal dari pemukiman mengandung lebih banyak bahan organik yang
mudah busuk, lembab, dan mengandung sedikit cairan. Limbah seperti ini dapat terdekomposisi
secara cepat namun juga mengeluarkan bau busuk, oleh karenanya penanganan yang selama ini
dilakukan belum sampai tahap proses daur ulang atau menggunakan sampah tersebut menjadi
produk yang bermanfaat (Ashlihah et al., 2020).
Bentuk dari limbah rumah tangga yang kerap dijumpai adalah sisa sayur dan buah.
Sampah organik tersebut merupakan bahan buangan yang biasanya dibuang secara open
dumping tanpa pengelolaan lebih lanjut sehingga akan meninggalkan gangguan lingkungan dan
bau tidak sedap. Limbah sayuran dan buah-buahan sendiri memiliki kandungan gizi rendah,
yaitu protein kasar sebesar 1-15% dan serat kasar 5-38% (Jalaluddin et al., 2017). Karena
kandungan gizi yang rendah tersebut, limbah sayur dan buah yang berasal dari rumah tangga
kurang optimal apabila diolah menjadi bahan pangan lain. Salah satu upaya pengelolaan limbah
organik agar dapat memiliki nilai guna yang bermanfaat bagi kebutuhan sehari-hari adalah
dengan mengolahnya menjadi eco-enzyme.
Eco-enzyme merupakan produk hasil fermentasi dengan bahan baku diambil dari limbah
organik yang ditambahkan dengan gula dan air. Ciri khas dari cairan eco-enzyme adalah
memiliki warna coklat gelap dan aroma asam segar yang kuat akibat fermentasi buah dengan
gula. Eco-enzyme pertama kali diperkenalkan oleh Dr. Rosukon Poompanvong yang

15
merupakan pendiri Asosiasi Pertanian Organik di Thailand. Beliau mengolah sampah organik
menjadi produk pembersih yang ramah lingkungan (Jalaluddin et al., 2017). Berdasarkan
penelitian terdahulu oleh (Vama & Cherekar, 2020), hasil fermentasi cairan eco-enzyme
mengandung flavonoid, alkaloid, dan saponin. Senyawa aktif tersebut berperan utama dalam
menghambat pertumbuhan bakteri patogen sehingga dapat dimanfaatkan sebagai desinfektan
pembersih lantai. Selain itu, cairan eco-enzyme juga mengandung alkohol dan asam asetat yang
berfungsi sebagai desinfektan.
Berdasarkan analisis kondisi tersebut, Program Pengabdian Masyarakat ini dirancang
untuk mengenalkan pembuatan eco-enzyme sebagai upaya mengurangi limbah organik dan
menghasilkan produk yang memiliki kebermanfaatan bagi kehidupan sehari-hari pada warga
Desa Tanjungan khususnya warga Dusun Karangduwet dan Dusun Pule.

METODE PEMBERDAYAAN
Pelaksanaan Program Pengabdian Masyarakat ini dilakukan dengan metode sosialisasi
dan pelatihan langsung oleh peserta. Secara rinci, pelaksanaan kegiatan tersebut meliputi:
1) Persiapan
2) Pembuatan sampel eco-enzyme
a. Alat dan bahan yang digunakan
1. Alat : botol bekas berukuran 330 mL, gelas ukur, pisau, talenan, ember/toples
besar, label nama.
2. Bahan : air, limbah organik (sisa sayur dan buah), dan gula (molase tebu).

Gambar 1 Alat dan bahan dalam pembuatan eco-enzyme


b. Prosedur pembuatan
1. Mempersiapkan bahan-bahan dengan perbandingan sampah organik, gula, dan
air adalah 3 : 1 : 10.
2. Memotong sisa sayur dan buah hingga menjadi potongan kecil.

16
3. Mencampurkan seluruh bahan dalam wadah tertutup dengan isi tidak boleh
penuh (maksimal 80% dari volume total wadah).
4. Mendiamkan proses fermentasi berlangsung selama 3 bulan. Wadah harus
dibuka setiap hari selama 1 bulan.
3) Sosialisasi dan pelatihan
Sasaran dalam program ini adalah masyarakat Dusun Karangduwet dan Dusun Pule,
Tanjungan khususnya ibu-ibu. Kegiatan dilaksanakan bersamaan dengan arisan rutin
ibu-ibu untuk Dusun Karangduwet. Sedangkan untuk Dusun Pule, mahasiswa
mengundang peserta untuk datang serta menggelar acara sendiri.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Program pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk mengoptimalisasi limbah dapur
berupa sisa sayur dan buah menjadi produk baru yang memiliki kebermanfaatan dalam
kehidupan sehari-hari. Kegiatan terbagi menjadi 3 (tiga) tahapan, meliputi: 1) Persiapan, 2)
Pembuatan sampel, dan 3) Sosialisasi dan pelatihan.
1) Persiapan
Program Pengabdian Masyarakat diawali dengan observasi untuk menentukan sasaran
yang sesuai dengan target capaian PPM. Selanjutnya, mahasiswa melakukan perizinan
kepada Bu Istanti dari Dusun Karangduwet selaku penggerak PKK dan Bu Sayekti dari
Dusun Pule selaku Ibu RT 12 untuk melaksanakan program pelatihan pembuatan eco-
enzyme. Pelaksanaan program kemudian disepakati bersamaan dengan arisan rutin ibu-ibu.
Setelah disetujui, mahasiswa kemudian melakukan persiapan alat dan bahan yang
disiapkan untuk menunjang keterlaksanaan program. Tahap persiapan alat dan bahan
meliputi:
1. Membeli barang yang berkualitas dengan harga menyesuaikan anggaran PPM. Alat
yang dibeli meliputi toples plastik dengan kapasitas 25 Liter, botol kecil dengan
kapasitas 50 mL sebanyak 30 buah, label nama, dan gelas ukur. Sedangkan bahan
yang diperlukan adalah molase tebu, sayur, dan buah.
2. Mengumpulkan botol plastik bekas berukuran 330 mL untuk dibagikan kepada
peserta sebagai wadah produk hasil pelatihan. Botol plastik bekas yang digunakan
diambil dari pengepul sampah agar didapat botol dengan ukuran dan bentuk yang
seragam. Karena botol yang dipilih merupakan botol bekas sebagai bentuk

17
pemanfaatan limbah plastik, maka mahasiswa juga melakukan pembersihan dan
sterilisasi pada botol (Gambar 2)

Gambar 2 Proses pemilahan dan pembersihan botol untuk wadah produk


3. Pembuatan brosur informatif mengenai eco-enzyme untuk menunjang keterlaksanaan
program. Brosur yang disusun memuat pengertian dari eco-enzyme, alat dan bahan
yang digunakan, prosedur pembuatan, serta manfaat yang didapat dari eco-enzyme
(Gambar 3). Dengan dibagikannya brosur kepada peserta diharapkan hasil dari
pelatihan mampu memiliki nilai keberlanjutan atau tidak hanya sekali pakai saja.

Gambar 3 Brosur informatif mengenai Eco-Enzyme


2) Pembuatan sampel eco-enzyme
Mahasiswa membuat sampel eco-enzyme sebagai contoh nyata yang dapat langsung
dilihat untuk memudahkan pengenalan mengenai informasi baru seputar pengolahan limbah
agar dapat diterima masyarakat. Hal ini dikarenakan fermentasi eco-enzyme hingga dapat

18
dipakai memerlukan waktu selama 3 bulan sehingga mahasiswa telah menyiapkan eco-
enzyme yang baru saja dibuat (gambar 4) dan eco-enzyme yang telah jadi (gambar 5) untuk
bisa dilihat dan langsung dicoba penggunaannya.

Gambar 4 Sampel Eco-Enzyme yang baru saja dibuat

Gambar 5 Sampel Eco-Enzyme yang telah jadi


3) Sosialisasi dan pelatihan
Kegiatan sosialisasi dan pelatihan dilaksanakan di 2 dusun Desa Tanjungan, Kecamatan
Wedi, Kabupaten Klaten yakni Dusun Karangduwet yang terlaksana pada tanggal 10
September 2022 dan Dusun Pule yang terlaksana pada tanggal 22 September 2022. Secara
keseluruhan, urutan pelaksanaan kegiatan yang berlangsung di 2 dusun tersebut adalah sama.
Kegiatan dimulai dengan penyampaian materi oleh mahasiswa (Gambar 6). Materi yang
disampaikan meliputi pengenalan mengenai apa itu Eco-Enzyme, alat dan bahan yang
dibutuhkan, serta manfaat yang didapatkan. Dengan penyampaian materi secara langsung di
hadapan peserta ini, mahasiswa mampu untuk melatih soft-skill terutama di bidang
komunikasi dan interpersonal.

Gambar 6 Penyampaian materi Eco-Enzyme oleh mahasiswa

19
Untuk mempermudah penyampaian materi, mahasiswa membagikan brosur informatif
mengenai eco-enzyme kepada masing-masing peserta untuk dicermati dan digunakan panduan
membuat eco-enzyme dari rumah. Kegiatan dilanjutkan dengan penyampaian prosedur kerja
melalui metode pelatihan langsung. Pada tahap ini, mahasiswa memandu peserta berupa ibu-
ibu anggota PKK baik dari Dusun Karangduwet maupun Dusun Pule untuk mempraktikkan
bersama cara membuat eco-enzyme (Gambar 7) dan (Gambar 8).

Gambar 7 Peserta mempraktikkan cara membuat eco-enzyme

Gambar 8 Pengemasan produk hasil pelatihan


Peserta memotong sayur dan buah yang sebelumnya telah disiapkan oleh mahasiswa
maupun yang dibawa sendiri oleh peserta, kemudian potongan tersebut dikumpulkan dalam 1
wadah besar sebelum akhirnya dicampur dengan gula dan air ke dalam botol-botol kecil.
Penggunaan wadah botol kecil ini adalah agar setiap peserta dapat membawa pulang dan
melakukan pemantauan terhadap masing-masing eco-enzyme milik sendiri. Selain pembuatan
eco-enzyme pada botol kecil, mahasiswa juga menyiapkan toples 25 Liter yang digunakan untuk
pembuatan eco-enzyme dengan kapasitas lebih banyak. Toples ini kemudian ditinggal di rumah
Ibu RT 12 Dusun Pule sebagai tempat penyelenggaraan kegiatan pelatihan.
Setelah proses pengemasan selesai dan setiap peserta telah mendapatkan eco-enzyme,
kegiatan dilanjutkan dengan tanya jawab dan penutup. Karena proses fermentasi dari eco-
enzyme menghasilkan gas metana yang terutama diproduksi pada bulan pertama sejak
pembuatan, mahasiswa mengingatkan kepada peserta untuk selalu membuka tutup wadah yang
digunakan pada pembuatan eco-enzyme.

20
Peserta dari Dusun Pule dan Dusun Tanjungan mengikuti kegiatan dengan antusias
karena melalui wawancara sebelumnya, limbah-limbah organik hanya dibuang saja atau
digunakan untuk pakan ternak. Dengan adanya sosialisasi dan pelatihan pembuatan eco-enzyme
ini, peserta mendapatkan informasi baru mengenai cara mengolah limbah sayur agar dapat
digunakan sebagai produk yang bermanfaat bagi kehidupan.

Gambar 9 Pembuatan Eco-Enzyme bersama Ibu-Ibu Dusun Pule, Desa Tanjungan

Gambar 10 Pembuatan Eco-Enzyme bersama Ibu-Ibu Dusun Karangduwet, Desa


Tanjungan

SIMPULAN
Dari keterlaksanaan Program Pengabdian Masyarakat (PPM) di Dusun Karangduwet dan
Dusun Pule, Desa Tanjungan, Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten, dapat disimpulkan bahwa
sosialisasi dan pelatihan pembuatan eco-enzyme dapat membantu optimalisasi dari pengolahan
limbah dapur sehingga menjadi produk yang bermanfaat bagi masyarakat, seperti untuk
disinfektan, cairan pembersih, hingga pupuk organik. Kegiatan juga dapat mencapai sasaran
sesuai dengan tujuan pengabdian dilihat dari partisipasi dan antusias masyarakat selama
kegiatan berlangsung.

DAFTAR PUSTAKA
Ashlihah, Saputri, M. M., & Fauzan, A. (2020). Pelatihan Pemanfaatan Limbah Rumah Tangga
Organik menjadi Pupuk Kompos. Jurnal Pengabdian Masyarakat Bidang Pertanian, 1(1),
30–33. http://ejournal.unwaha.ac.id/index.php/abdimasper/article/view/1054
21
Jalaluddin, J., ZA, N., & Syafrina, R. (2017). Pengolahan Sampah Organik Buah- Buahan
Menjadi Pupuk Dengan Menggunakan Effektive Mikroorganisme. Jurnal Teknologi
Kimia Unimal, 5(1), 17. https://doi.org/10.29103/jtku.v5i1.76
Nurhamidah, N., Amida, N., Rohiat, S., & Elvinawati, E. (2021). Pengolahan Sampah Organik
Menjadi Eco-Enzyme pada Level Rumah Tangga menuju Konsep Eco-Community.
Andromeda: Jurnal Pengabdian Masyarakat Rafflesia, 1(2), 43–46.
https://doi.org/10.33369/andromeda.v1i2.19241
Ramon, A., & Afriyanto, A. (2017). KARAKTERISTIK PENANGANAN SAMPAH RUMAH
TANGGA DI KOTA BENGKULU. Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas, 10(1).
https://doi.org/10.24893/jkma.10.1.24-31.2015
Vama, L., & Cherekar, M. N. (2020). Production, Extraction and Uses of Eco-Enzyme Using
Citrus Fruit Waste: Wealth from Waste. Asian Jr. of Microbiol. Biotech. Env. Sc., 22(2),
346–351.

22
Program Pelatihan Digital Marketing Desa Tanjungan dalam Mewujudkan
UMKM Pulih dan Bangkit Bersama
Evitania Junitasari

PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi informasi telah mengubah lingkup dunia pemasaran dalam
beberapa tahun terakhir ini. Metode komunikasi pemasaran yang sebelumnya bersifat
tradisional dan konvensional, kini telah terintegrasi dalam dunia digital (Ascharisa, 2018: 147-
157). Kegiatan pemasaran yang memanfaatkan kecanggihan teknologi digital seringkali disebut
dengan digital marketing. Digital marketing terdiri dari pemasaran interaktif dan terpadu yang
memudahkan interaksi antara produsen, perantara pasar dan calon konsumen (Purwana,
2017:1-17).
Di era digital seperti saat ini membuat pelaku UMKM hendaknya bisa memanfaatkan
media digital sebagai salah satu upaya pemasaran produknya sehingga konsumen lebih
mengenal produk yang dihasilkan oleh UMKM tersebut. UMKM yang memiliki akses online,
terlibat di media sosial, dan mengembangkan kemampuan ecommerce-nya, biasanya akan
menikmati keuntungan bisnis yang signifikan baik dari segi pendapatan, kesempatan kerja,
inovasi, dan daya saing. Akan tetapi, masih banyak UMKM yang belum menerapkan teknologi
informasi khususnya menggunakan media digital dan belum mengerti seberapa besar manfaat
dan peranan penggunaan media digital tersebut. (Wardhana, 2018:4).
Digital Marketing adalah salah satu pemegang peran penting dalam kemajuan bisnis
sebuah usaha ekonomi. Melihat persaingan bisnis yang sudah semakin kompetitif di era digital
seperti saat ini, para pemilik bisnis harus terus mencari ide-ide segar untuk meningkatkan
strategi pemasaran produknya. Salah satu strategi yang perlu dipertimbangkan untuk
memenangkan persaingan ini adalah dengan melakukan digital marketing.
Salah satunya yaitu penggunaan fitur WhatsApp sebagai salah satu platform yang sangat
efektif dalam memasarkan produk. WhatsApp menjadi salah satu aplikasi perpesanan yang
memungkinkan pengguna mengirim pesan, dokumen, gambar, panggilan gambar serta video
secara gratis. Aplikasi ini pun mengembangkan WhatsApp Marketing yang ditujukan bagi
pebisnis untuk memasarkan produknya dengan mudah. Salah satunya yaitu dengan
memanfaatkan fitur story. Eksistensi apllikasi WhatsApp sendiri saat ini begitu sangat masif.
Banyak pelanggan yang sudah menggunakan aplikasi tersebut. Pebisnis juga harus lebih
inovatif dalam melakukan promosi karena aplikasi tersebut tidak menjual ruang iklan seperti

23
sosial media lain. Sehingga seorang pebisnis perlu memahami dan mengembangkan strategi
pemasaran khusus untuk WhatsApp. Semua aktivitas digital yang bertujuan untuk memasarkan
produk secara luas inilah yag disebut dengan digital marketing.
Oleh karena itu, dengan melihat kondisi seperti ini, perlu adanya edukasi mengenai digital
marketing ini perlu ditingkatkan kepada masyarakat, khususnya pelaku UMKM, supaya mereka
mampu mengembangkan pasara mengikuti kemajuan zaman. Salah satu caranya yaitu membuat
program pelatihan. Melalui Digital Marketing, akan menciptakan jangkauan pasar yang
semakin luas sehingga peluang mendapatkan lebih banyak pelanggan akan terbuka. Digital
Marketing memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (dalam hal ini internet) untuk
memasarkan suatu produk ataupun jasa yang ditawarkan oleh sebuah bisnis. Proses ini
mencakup beberapa tahap mulai dari menghasilkan ide, mengumpulkan informasi tentang
kebutuhan dan keinginan target pasar, menyusun strategi dalam menciptakan ketertarikan dan
permintaan, merancang produk, dan memasarkannya. Oleh karena itu, Digital Marketing
menjadi sesuatu yang penting bagi sebuah UMKM.

METODE PEMBERDAYAAN
1. Pengumpulan Data UMKM Desa Tanjungan
Dalam kegiatan ini saya berusaha mengidentifikasi masalah yang dibutuhkan,
dirasakan atau feel needs oleh masyarakat Desa Tanjungan mengenai pengembangan
UMKM disana. Secara partisipatif saya juga turut melibatkan warga untuk berfikir dan
komunikatif tentang masalah yang mereka hadapi dan bagaimana cara menghadapinya.
Dari hasil observasi dan wawancara ini tercipta sebuah program kegiatan yang mampu
mengatasi permasalahan tersebut. Setelah muncul pokok permasalahan dan alternatif
solusi, saya melakukan pendataan dan filtering UMKM yang ada di Desa Tanjungan,
untuk nantinya ditargetkan dalam program pelatihan ini.
2. Pembuatan Konten Publikasi Pelatihan Digital Marketing
Pada tahap ini saya membuat konten publikasi diantaranya seperti poster acara
mengenai pelatihan digital marketing, TOR, Propsal Acara dan disebarkan kepada
masyarakat supaya mereka paham akan kegiatan ini dan berminat untuk mengikuti
pelatihan bersama digital marketing.
3. Pelatihan Digital Marketing

24
Pelatihan ini dilakukan secara besar, dengan target audiens seluruh masyarakat desa
tanjungan yang memiliki UMKM atau pun berminat mendirikan UMKM. Adapun
kategori usia masyarakatnya yaitu dari remaja sampai orangtua.

HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Pengumpulan Data UMKM Desa Tnjungan
Pendataan UMKM Desa Tanjungan ini dilaksanakan paada tanggal 4 Agustus
2022 sampai dengan 14 Aguatus 2022. Pendataan ini sebagai salah satu upaya
mengidentifikasi, merumuskan dan menentukan permasalahan yang dihadapi oleh
pelaku UMKM Desa Tanjungan. Wawancara dan observasi di lapangan pun juga turut
kami lakukan sebagai bentuk partisipasi dalam menyelesaikan masalah tersebut.

Gambar 1. Foto tersebut menujukkan proses survey data UMKM bersama Lurah
Desa Tanjungan, Pak Jauhari S.E
Berdasarkan hasil data survey Kalurahan Desa Tanjungan mengenai UMKM
Desa Tanjungan tahun 2021, terdapat 200 warga yang memiliki UMKM. Adapun jenis
usahanya juga beragam. Seperti toko kelontong, kerajian kreatif, bengkel, budidaya,
angkringan, toko roti, makanan, sandang, dan masih banyak lagi. Usia dari pemilik
UMKM pun juga beragam, dari usia muda sampai tua. Meskipun demikian, namun
mayoritas masyarakat Desa Tanjungan sudah mampu mengoprasikan smartphone
sebagai kebutuhan sehari-hari. Mereka sudah sudah melek akan teknologi, sehingga
apabila diberikan edukasi mengenai strategi digital marketing ini akan cocok dan
mampu mengembangkan diri secara optimal.
2. Pembuatan Konten Publikasi Pelatihan Digital Marketing
Kegiatan ini saya lakukan mulai dari 15 Agustus 2022 hingga 26 Agustus 2022.

25
Gambar 2. Foto tersebut adalah hasil desain konten sebagai bentuk publikasi
pelatihan
Pembuatan publikasi ini bertujuan supaya masyarakat tahu bahwa terdapat program
pelatihan ini dan berminat untuk mengikuti. Kegiatan yang saya lakukan pada tahap ini
yaitu membuat Time Of Reference (TOR) acara untuk diberikan kepada mentor pelatih,
pembuatan surat undangan kepada masyarakat desa tanjungan, dan pembuata poster
publikasi berupa banner acara sebagai media masifikasi acara.
3. Pelatihan Digital Marketing
Kegiatan pelatihan digital marketing UMKM Desa Tanjungan ini berlangsung
selama 1 hari yaitu pada tanggal 27 Agustus 2022 secara offline di GOR Kalurahan Desa
Tanjungan dengan dihadiri 58 peserta.

Gambar 3. Foto tersebut adalah materi pelatihan digital marketing UMKM Desa
Tanjungan yang nantinya disampaikan kepada masyarakat
Adapun narasumber/mentor yang membantu saya dan audiens belajar bersama
mengenai Digital Marketing ini yaitu Abdreas Bagas Wicaksono, S.Sos, seorang
content creator Kominfo DIY. Acara pelatihan berlangsung kurang lebih 2 jam dengan

26
kebanyakan adalah shering session dan berdiskusi bersama. Selain itu, kita juga belajar
secara langsung bagaimana memaksimalkan fitur WhatsApp Story sebagai lapak
berjualan yang sangat efektif.

Gambar 4. Foto tersebut adalah foto bersama Kepala Desa Tanjungan,


Pembina UMKM Desa Tanjungan, mentor, dan masyarakat Desa Tanjungan

Masyarakat sangat senang sekali dengan adanya Program Pelatihan Digital


Marketing UMKM Desa Tanjungan ini, karena memang acara ini benar-benar
membantu membangkitkan lagi semangat masyarakat dalam berwirausaha. Seperti tag
line dalam acara pelatihan ini yaitu "Pulih dan Bangkit Bersama", sehingga memang
output dari adanya program kerja ini yaitu masyarakat mampu terdedukasi mengenai
digital marketing, mampu memaksimalkan fitur-fitur di media sosial, khususnya
WhatsApp sebagai tempat berjualan yang efektif, dan tentunya menumbuhkan rasa
semangat dan motivasi diri untuk bangkit lagi mengembangkan usaha yang mereka
miliki.

SIMPULAN
Kegiatan pembuatan pelatihan digital umkm ini betujuan untuk memberikan edukasi bagi
masyarakt Desa Tanjungan mengenai pemanfaatan digital marketing sebagai strategi yang
ampuh dalam mengembangkan UMKM Desa. Selain itu, kegiatan ini penting untuk
dilaksanakan karena adanya tuntutan kemajuan teknologi yang mengharuskan pelaku UMKM
untuk selalu inofatif dalam mengembankan usahanya.
Kegiatan pelatihan dapat menguntungkan masyarakat Desa Tanjungan terutama dalam
bidang ekonomi. Hal ini dikarenakan dengan adanya acara pelatihan ini, masyarakat mampu
teredukasi, menerapkan ilmu yang didapatkan, UMKM berkembang, tingkat pendapatan
ekonomi meningkat, sehingga mampu mensejahterakn kehidupan masyarakat Desa Tanjungan.
27
DAFTAR PUSTAKA
Ascharisa Mettasatya Afrilia. 2018. Digital Marketing Sebagai Strategi Komunikasi. Jurkom,
Riset Komunikasi 1 (1). Hal 147–157.
Naimah, R. J., Wardhana, M. W., Haryanto, R., & Pebrianto, A. (2020). Penerapan Digital
marketing Sebagai Strategi Pemasaran UMKM. Jurnal IMPACT: Implementation and
Action, 2(2), 119-130.
Purwana ES, Dedi, Rahmi, Aditya, S. 2017. Pemanfaatan Digital marketing Bagi Usaha Mikro,
Kecil, Dan Menengah (UMKM). Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Madani (JPMM)
1(1). 1–17.
Susanti, E. (2020). Pelatihan digital marketing dalam upaya pengembangan usaha berbasis
teknologi pada UMKM di Desa Sayang Kecamatan Jatinangor. Sawala: Jurnal
pengabdian Masyarakat Pembangunan Sosial, Desa dan Masyarakat, 1(2), 36-50.
Wardana, Aditya. 2018. Strategi Digital marketing Dan Implikasinya Pada Keunggulan
Bersaing UKM Di Indonesia. Prosiding Seminar Nasional: Forum Keuangan dan Bisnis
IV, Th 2015. ISBN : 978-602-17225-4-1.

28
Kreativitas Seni Anak Pasca Pandemi melalui Kegiatan Ecoprint
Lufviah Eva Safitri

PENDAHULUAN
Pada masa pasca pandemic anak-anak memiliki waktu yang luang sehingga diperlukan
kegiatan yang kreatif untuk mengisinya, salah satunya dengan kegiatan ecoprint. Kegiatan
ini juga dapat memberdayakan masyarakat untuk menghasilkan produk yang berbeda
dari lainnya, baik dalam hal corak dedaunan maupun pewarnaan yang alami, sehingga dapat
menjadi potensi untuk meningkatkan kreativitas individu antar anak.
Eco dari kata ekosistem( alam) serta print yang artinya mencetak. Metode pewarnaan
ecoprintmyang dipelopori oleh India Flint. Ecoprint adalah proses buat mentransfer warna serta
wujud ke kain lewat kontak langsung. Metode ecoprint yang merupakan pertumbuhan dari
ecofashion, untuk menciptakan produk mode yang ramah area. Bersamaan berjalannya waktu,
metode alami yang makin tumbuh dengan bermacam penemuan baru, salah satunya adalah
metode ecoprint. Metode ecoprint diartikan selaku sesuatu proses buat mentransfer warna serta
wujud ke kain lewat kontak langsung. Metode ini dicoba dengan metode melekatkan tumbuhan
yang memiliki melamin warna kepada kain yang kemudian direbus di dalam kuali besar.
Tumbuhan yang digunakan juga ialah tumbuhan yang mempunyai sensitivitas besar terhadap
panas, sebab perihal tersebut ialah aspek penting dalam mengekstraksi melamin warna( Nissa,
Kp, Widiawati,& Sn, 2008)
Menurut Arini dan Fajarwati (2020) media bahan alam adalah bahan dan alat yang
dapat digunakan pada proses kegiatan belajar serta mampu meningkatkan keterampilan dan
kemampuan. Melalui kegiatan pembelajaran bahan alam yang ada di lingkungan sekitar
anak dapat menuangkan segala ide yang mereka miliki sehingga tumbuh kembang anak
dapat berjalan dengan optimal dan kemampuan kreativitas seni anak melalui media bahan
alam berkembang sesuai apa yang dimiliki oleh anak agar dapat .memastikan stimulasi yang
sesuai, dengan memilih berbagai bentuk pola daun dan bunga, mengenali warna, dan
menganalisis pikiran, anak-anak dapat menyusunnya menjadi karya seni yang bernilai seni, dan
melatih kesabaran anak-anak dan teman-temannya.
Oleh karena itu, dengan melihat kondisi yang ada di dusun tanjungan, perlu adanya
kegiatan ecoprint untuk menstimulasi perkembangan kreativitas seni pada anak. Kegiatan
ecoprint akan dilakukan didepan posko karena belum pernah melakukan kegiatan ecoprint,
sehingga juga mengenalkan kegiatan ecoprint kepada anak.

29
METODE PEMBERDAYAAN
Banyaknya potensi alam di lingkungan sekitar dan mash minimnya kemampuan
kelompok masyarakat dalam menghasilkan produk ecoprint, maka kegiatan Program ini
berusaha untuk memecahkan permasalahan belum dimanfaatkan nya potensi alam di
lingkungan sekitar dengan beberapa tahap yang dilakukan bersama-sama sebagai berikut:
Pada tahap pertama, yaitu tanggal 27 Agustus 2022 melakukan persiapan alat dan bahan
yang digunakan serta membuat contoh ecoprint yang dijadikan sosialisasi. Penulis membuat
contoh ecoprint dari bahan dan alat yang ada dirumahan kemudian mencari daun dan bunga
disekitar posko,tahap ini bertujuan untuk meberikan contoh hasil pembuatan ecoprint dan
penjelasan secara langsung terhadap anak.
Pada tahap kedua, yaitu tahap pengenalan dan penjelasan singkat tentang kegiatan
ecoprint. Dimulai dari apa itu ecoprint, apa saja tahapan pada kegiatan ecoprint dan manfaat
dari ecoprint.
Pada tahap ketiga, yaitu tahap demokrasi anak-anak diajak untuk jalan-jalan disekitar
posko untuk dijelaskan mana bunga dan daun yang dapat digunakan atau tidak untuk dijadiin
bahan pembuatan ecoprint.
Pada tahap keempat, yaitu tahap praktik, dimana anak-anak mulai melakukan langkah-
langkah yang sudah dijelaskan saat demokrasikan untuk pembuatan ecoprint pada totebag.
Langkah-langkah yang di lakukan anak yaitu menata daun dan batang sesuai kreativitas anak
masing-masing dilanjutkan dengan memukul daun dan batang yang sudah ditata dilanjutkan
dengan menjemur dan mecelup air yang sudah dicampur tawas bubuk dan dijemur kembali.
Pada tahap kelima, yaitu evalusasi dan dilakukan tanya jawab mengenai kegiatan yang
sudah dilakukan. Seperti teknik yang digunakan saat pembuatan ecoprint dan masalah yang
ditemukan pada saat kegiatan berlangsung.

30
Gambar 1 Tahap proses pembuatan ecoprint

HASIL DAN PEMBAHASAN


Kegiatan ecoprint dilaksanakan di depan Posko KKN yang berlokasi di dusun
karangduwet. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari minggu mulai dari jam 09.30 hingga 14.30
WIB yang diikuti oleh 12 orang anak. Alat dan bahan yang digunakan saat kegiatan ini sangat
mudah dijumpai di rumah-rumah yaitu palu atau batu, Plastik sebagai alas,totebag canvas dan
juga tawas bubuk agar hasil ecoprintnya tahan lama.
Kegiatan ini dilakukan dengan memberikan hasil contoh totebag ecoprint, lalu
mengajak anak untuk jalan – jalan disekitar posko untuk melihat langsung serta memilih bunga
dan daun mana yang baik digunakan untuk pembuatan ecoprint, selanjutnya anak
mempraktikannya langsung secara bersama-sama.
Anak-anak sangat antusias dan semangat saat melakukan kegiatan ecoprint yang dapat
dilihat dari cara anak praktik melaksanakan kegiatan dan bertanya perihal teknik apasaja yang
dapat dilakukan saat pembuatan ecoprint.
Kegiatan ecoprint dapat meningkatkan kreativitas anak pasca pandemi covid 19 dan
memanfaatkan waktu luang. Hasil kegiatan Melalui kegiatan mencetak ecoprint ini anak dapat
terinspirasi untuk menciptakan karya dan mencintai lingkungan sekitar sebagai sumber belajar
alami.

SIMPULAN
Kegitan pembuatan totebag ecoprint atau kegiatan mentransfer warna serta wujud ke kain
lewat kontak langsung bertujuan untuk mengembangkan kreativitas seni anak pasca pandemi
covid 19 dan memanfaatkan waktu luang anak sehingga kegiatan ecoprint yang kreatif ini
dapat memberdayakan masyarakat untuk menghasilkan produk yang berbeda dari lainnya,
baik dalam hal corak daun maupun pewarnaan yang alami, sehingga dapat menjadi potensi
untuk meningkatkan kreativitas individu antar anak dan dapat mencintai lingkungan sekitar
sebagai sumber belajar alami. Serta dapat menyusunnya menjadi karya seni yang bernilai seni,
dan melatih kesabaran anak-anak dan teman-temannya.

31
Gambar 2. Proses jalan-jalan sekitar posko untuk mencari daun dan bunga.

Gambar 3. penjelasan dan memberikan hasil contoh produk kepada anak.

Gambar 4. Proses pencucian menggunakan air tawas.

Gambar 5. Proses penjemuran totebag ecoprint

32
Gambar 6. Hasil pembuatan ecoprint

DAFTAR PUSTAKA
ABDAH, R. (2013). Kegiatan Cooking Class Untik Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus
Anak Kelompok B Tk Succes Kecamatan Rungkut Surabaya. PAUD Teratai, 2(1).
Bengkulu, K., Zhafirah, A., & Ardina, M. (2022). Jurnal PENA PAUD Volume 3 Issue 1 ( 2022
) Pages 22-27 Meningkatkan Kreativitas Anak Melalui Kegiatan Ecoprint Dengan Teknik
Pounding Di Kelompok B Paud Islam Integral Darul Fikri. 3(1), 22–27.
Hasibuan, R., & Rakhmawati, N. I. S. (2021). Information & Communication Technology in
Shaping Character During the Covid-19 Pandemic. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan
Anak Usia Dini, 5(2), 1930–1942. https://doi.org/10.31004/obsesi.v5i2.594
Jada Wa, dkk. (2022). Jurnal Lentera Anak. Lentera Anak, 1 No. 2(2), 63–77.
http://www.jurnal-umbuton.ac.id/index.php/JLA/article/view/924&ved=2ahUKEwirj-
Ps3s3tAhXHb30KHX9yAEIQFjAAegQIAxAB&usg=AOvVaw2aZPwq9AL_kOGBWjd
Ow4l_

33
Peningkatan Ketrampilan Public Speaking Anak & Remaja Karangduwet
Bagas Nur Febrian

PENDAHULUAN
Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap hari manusia melakukan komunikasi dengan orang
lain. Menurut Edward Depari berpendapat bahwa komunikasi adalah proses peyampaian
gagasan, harapan dan pesan yang disampaikan melalui lambang tertentu yang mengandung arti
dan dilakukan oleh penyampai pesan untuk ditujukan kepada penerima pesan (Ratu Mutialela,
2017: 3). Ketrampilan dan kepercayaan diri seseorang sangat berpengaruh terhadap tujuan dan
feedback yang di dapat orang lain setelah berkomunkasi dengan kita. Ketrampilan dan
kepercayaan diri tersebut dapat dimiliki seseorang dengan melakukan latihan. Setalah melewati
masa-masa pandemic covid 19 kemarin, para anak-anak dan remaja kurang terampil dan
percaya diri dalam melakukan komunikasi dengan orang lain maupun dengan khalayak umum.
Karena pada masa pandemic para remaja jarang melatih komunikasi dengan teman-teman
maupun dengan orang yang ada di lingkungan sekolah. Sehingga cara berkomunikasi mereka
kurang terlatih. Karena pada masa pandemic, mereka hanya melakukan kegiatan belajar di
depan HP/Laptop sehingga jarang melakukan komunikasi dengan orang lain secara langsung.
Maka dari itu, perlu dilaukan kegiatan Pelatihan Public Sepaking guna untuk melatih
ketrampilan dan kepercayaan diri para anak-anak dan juga remaja tersebut. Setelah beberapa
tahap pelatihan dilakukan, perlu adanya perlombaan guna untuk mengetahui perkembangan dan
mengevaluasi sejauh mana cara mereka melakukan komunikasi dengan orang lain maupun
berkomuikasi di depan umum. Dengan hal tersebut, dapat diketahui seberapa besar manfaat
yang telah diberikan kepada peserta di dalam kegiatan Pelatihan Public Speaking ini.

METODE PEMBERDAYAAN
Metode pelatihan ini ada beberapa tahap yaitu tahap observasi, pelatihan, dan lomba.
Pada tahap observasi dilakukan analisis kepada para peserta yang cocok menjadi target
pelatihan. Setelah itu, dilakukan berbagai persiapan seperti pembuatan teks, daftar hadir dan
instrument lainnya. Setelah itu, diadakan tahap pelatihan. Pada tahap ini, para peserta
dikenalkan bagaiamana cara berkomunikasi terhadap orang lain maupun di depan umum
dengan baik. Tahap yang terakhir yaitu tahap pelaksanaan lomba. Tahap ini diadakan dengan
tujuan melihat seberapa jauh hasil pelatihan yang telah dilakukan.

34
Gambar 4. Pelatihan Public Speaking

Gambar 5. Daftar Hadir Peserta Pelatihan Public Sepaking.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pelatihan Public Speaking bagi anak-anak dan remaja Dukuh Karangduwet Desa
Tanjungan dilaksanakan mulai tanggal 31 Agustus 2022 sampai dengan 19 September 2022.
Untuk pelaksanaan lomba dilaksanakan pada tanggal 21 September 2022. Dalam kegiatan ini,
terdapat beberapa tahap yang pertama observasi, yang kedua pelatihan, dan diakhiri dengan
perlombaan. Apabila semua tahap sudah terlaksana, para peserta akan mendapat ketrampilan
dan pengetahuan di dalam berkomunikasi dengan orang lain maupun khalayak umum.

Adapun hasil dari kegiatan Pelatihan Public Speaking ini adalah dengan diadakannya
kegiatan perlombaan bagi para peserta yang sudah mengikuti pelatihan sebelumnya. Dalam
kegiatan perlombaan ini, diikuti oleh 9 peserta yang terdiri dari beberapa siswa-siswi SD kelas

35
4-6 dan siswa-siswi SMP kelas 1, 2 dan 3. Adapun hasil penilaian dari kegiatan lomba tersebat
adalah sebagai berikut:

SIMPULAN
Berbicara di depan khalayak umum merupakan suatu proses komunikasi yang dilakukan
oleh seseorang terhadap orang banyak. Hal ini diperlukan kemampuan, ketrampilan dan
kepercayaan diri yang tinggi. Supaya orang tersebut dapat menyampaikan informasi,
mempengaruhi dan menghibur para audiens yang ada depannya. Tujuan diadakannya Pelatihan
Public Speaking bagi anak-anak dan remaja Dukuh Karangduwet Desa Tanjungan yaitu untuk
melatih mereka supaya terbiasa dan lebih percaya diri pada saat berbicara kepada siapa saja
maupun pada saat di depan umum. Karena baru baru ini setelah dampak pandemic covid 19,
para anak-anak dan remaja jarang berkomunikasi secara langsung dengan orang lain maupun
khalayak umum. Ada beberapa tahap untuk melaukan kegiatan ini yaitu yang pertama
observasi, yang kedua pelatihan dan diakhiri dengan perlombaan. Dari hasil evaluasi yang telah
dilakukan dengan mengacu pada hasil perlombaan, kegiatan ini dapat dikatakan berhasil
dengan presentase 80%. Dalam pelaksanaan kegiatan Pelatihan Public Speaking ini khususnya
para anak-anak dan remaja telah berperan aktif. Kegiatan Pelatihan Public Speaking ini telah
berhasil atas kerja sama antara teman-teman KKN UNY 2022 dengan anak-anak dan remaja
Dukuh Karangduwet Desa Tanjungan.

DAFTAR PUSTAKA
Caropeboka, Ratu Mutialela. 2017. Konsep dan aplikasi ilmu komunikasi. Yogyakarta: Andi.

36
Nuraini, Anastasya; dkk. 2018. Menggali Potensi Masyarakat Untuk Mewujudkan Desa Curen
Yang Mandiri, Anastasya Nuraini. Yogyakarta: LPPM UNY.
Nugrahani, Dyah; dkk. 2012. Peningkatan Kemampuan Public Speaking Melalui Metode
Pelatihan Anggota Forum Komunikasi Remaja Islam. Jurnal Pengabdian kepada
Masyarakat. 3. 1, 1-6.

37
Desain Plang Perangkat Padukuhan Karangduwet
Andhika Pratama Syahputra

PENDAHULUAN
Dalam pelaksanaan KKN, terdapat salah satu program yang dilaksanakan yaitu
plangisasi. Plangisasi merupakan kegiatan pemasangan plang sebagai penunjuk lokasi tempat
tinggal perangkat padukuhan. Program ini bertujuan untuk memberi informasi terkait tempat
tinggal perangkat padukuhan Karangduwet dan memudahkan pencarian rumah perangkat
padukuhan khususnya bagi yang berasal dari luar Padukuhan Karangduwet
Ada beberapa tahapan yang dilakukan dalam pelaksanaan plangisasi. Tahap yang paling
awal adalah melakukan desain plang. Menurut ICSID (1999) Desain adalah sebuah kegiatan
kreatif yang mencerminkan keanekaan
bentuk kualitas, proses, pelayanan, dan sistem bagaikan sebuah lingkaran yang saling
berhubungan. Selain itu, desain merupakan faktor yang membangun kegiatan inovasi
pemanusiaan teknologi, dinamika budaya dan perubahan ekonomi. Sehingga desain secara
umum dapat diartikan sebagai penggambaran, perencanaan, dan pembuatan sketsa dari
beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh.
Setelah dilakukan penerjunan KKN, dilakukan observasi dan mengunjungi perangkat
padukuhan di Padukuhan Karangduwet, Desa Tanjungan, Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten.
Pada saat akan mengunjungi perangkat padukuhan, terdapat kendala yaitu kesulitan
menemukan rumah perangkat padukuhan karena tidak adanya plang atau papan penunjuk lokasi
rumah perangkat padukuhan. Berdasarkan kendala yang dihadapi maka program plangisasi bisa
direalisasikan dengan tujuan mempermudah menemukan lokasi rumah perangkat padukuhan.

METODE PEMBERDAYAAN
Dalam melaksanakan program kerja desain plang, yang dilakukan pertama kali adalah
analisis masalah. Masalah yang ditemukan yaitu kesulitan menemukan lokasi rumah perangkat
padukuhan dikarenakan tidak adanya plang penunjuk lokasi rumah perangkat padukuhan.
Kemudian dilakukan pembuatan beberapa sketch atau gambaran kasar dari desain plang.
Setelah sketch selesai dibuat, dilakukan diskusi dengan anggota kelompok. Setelah mendapat
beberapa masukan terkait desain plang dari anggota kelompok, selanjutnya dilakukan diskusi
bersama perangkat Padukuhan Karangduwet dengan tujuan meminta masukan. Kemudian
dilakukan revisi sesuai dengan masukan yang diterima. Setelah dilakukan revisi, desain final

38
kemudian diserahkan kepada perangkat Padukuhan Karangduwet. Setelah disetujui, dilakukan
pembuatan plang perangkat Padukuhan Karangduwet di posko KKN.

Gambar 1. Proses Pembuatan Desain Awal

Gambar 2. Proses Revisi Desain

HASIL DAN PEMBAHASAN


Program ini dilakukan pada tanggal 22 Agustus 2022-24 Agustus 2022. Kegiatan yang
dilakukan yaitu mendesain plang perangkat padukuhan. Kegiatan dimulai dengan membuat
beberapa sketch plang yang kemudian didiskusikan dengan anggota kelompok dan perangkat
Padukuhan Karangduwet. Dari beberapa sketch tersebut, dipilih 1 sketch yang dianggap paling
baik. Desain yang dianggap baik adalah desain yang memiliki manfaat dan fitur yang terlihat.
Kemudian sketch yang terpilih dibuat gambar kerjanya agar memudahkan dalam membuat
plang nya. Setelah dibuat gambar kerjanya, desain plang tersebut diserahkan kepada perangkat
Padukuhan Karangduwet agar di cek dan direvisi apabila ada kekurangan. Selanjutnya
dilakukan finalisasi desain
Kendala yang dihadapi yaitu sulit menemukan ide desain plang yang cocok dengan
kondisi Padukuhan Karangduwet sehingga harus melakukan observasi ulang karena sebagai

39
desainer bukan hanya sekedar membuat desain tetapi harus mengetahui juga cara membuat dan
manfaatnya. Kendala berikutnya yaitu spesifikasi dan ketersediaan bahan baku pembuatan
banyak yang kurang cocok dan ketersediaannya terbatas sehingga desain harus direvisi agar
sesuai dengan spesifikasi bahan yang ada.
Adapun hasil dari pembuatan desain plang perangkat Padukuhan Karangduwet yaitu
dapat mempermudah dalam realisasi pembuatan plang perangkat Padukuhan Karangduwet.
Desain final plang kemudian dibuat gambar kerja untuk membuat 4 buah plang perangkat
padukuhan yang terdiri dari Ketua RT 10, Ketua RT 11, Ketua RW 05, dan Kepala Dusun

Gambar 3. Desain Final Plang Perangkat Padukuhan Karangduwet

SIMPULAN
Program ini dilakukan pada tanggal 22 Agustus 2022-24 Agustus 2022. Kegiatan yang
dilakukan yaitu mendesain plang perangkat padukuhan. Desain yang dianggap baik adalah
desain yang memiliki manfaat dan fitur yang terlihat. Kendala yang dihadapi yaitu sulit
menemukan ide desain plang yang cocok dengan kondisi Padukuhan Karangduwet sehingga
harus melakukan observasi ulang karena sebagai desainer bukan hanya sekedar membuat desain
tetapi harus mengetahui juga cara membuat dan manfaatnya.
Kegiatan ini direalisasikan dengan manfaat mempermudah menemukan lokasi rumah
perangkat padukuhan terutama bagi pendatang yang berasal dari luar Padukuhan Karangduwet.
Dan juga kegiatan ini dapat mempermudah dalam realisasi pembuatan plang untuk
menunjukkan lokasi rumah perangkat Padukuhan Karangduwet.

DAFTAR PUSTAKA
Sachari, A., & Sunarya, Y. Y. (2000). Tinjauan Desain. Penerbit Institut Teknologi Bandung.
Tanpa tahun.

40
Maulana, Y., Fahrudin, W. A., Aprina, B., Taufik, T., & Wahyu, W. (2022). PERENCANAAN
& PERANCANGAN PRODUK.

41
Pengenalan Kesenian Tradisional Membatik Jumputan untuk Anak Usia
Sekolah Dasar
Anintya Listi Windi Saputri

PENDAHULUAN
Perkembangan anak usia SD sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Lingkungan sosial
merupakan tempat anak untuk belajar seluruh pengetahuan. Lingkungan sosial dalam hal ini
meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Anak usia SD
adalah anak yang berada pada rentang usia 6 sampai 13 tahun dengan karakteristiknya yang
unik dan sedang menempuh pendidikan Usia SD/MI (Kurnia et.al., 2008: 1_1). Anak usia SD
dalam perkembangannya memiliki karakteristik yang unik. Berbagai teori membahas tentang
karakteristik anak usia SD sesuai dengan aspek-aspek yang ada pada anak. Beberapa teori
tersebut di antaranya yaitu teori kognitif, teori psikososial, teori moral, teori perkembangan
fisik dan motorik. anak usia SD membutuhkan objek konkret dan situasi yang nyata/kebiasaan
pada pelaksanaan pembelajaran di SD.
Pendidikan melalui pelatihan yang berorientasi pada pengembangan kognitif,
psikomotorik, dan afektif akan menghasilkan siswa-siswi yang kreatif. Dalam laporan
UNESCO, pendidikan berkualitas diarahkan menuju empat prinsip pembelajaran, yakni
1)belajar menjadi, 2)belajar mengetahui, 3)belajar melakukan, dan 4)belajar hidup bersama.
Melalui pelaksanaan empat prinsip ini maka kompetensi siswa kreatif akan berkembang.
meluas ke kehidupan bermasyarakat. Peran dan keterlibatan orang tua, guru, dan masyarakat
mendukung pengembangan pribadi siswa. Maka diharapkan lingkungan di dalam maupun di
luar sekolah memberi ruang yang bebas untuk berkegiatan kreatif (Unesco, 2009). Siswa
berkegiatan kreatif perlu dikondisikan dari sejak dini.
Dalam hal ini maka diperlukan berbagai stimulasi untuk membentuknya. Banyak cara
yang dilakukan dalam menstimulasi aspek perkembangan pada anak usia SD salah satuya
melalui pendekatan berbasis pembelajaran kesenian tradisional. Pembelajaran melalui
pelatihan batik merupakan pembelajaran yang juga berorientasi pada pengembangan kognitif
(knowledge), psikomotorik (productive skill), dan afektif (mental) yang menekankan belajar
tentang seni dan belajar melalui seni (Pinta, 2015).

METODE PEMBERDAYAAN

42
1. Pengumpulan informasi kegiatan anak-anak di Desa Tanjungan
Dalam kegiatan ini, penulis melakukan observasi dan mengidentifikasi kegiatan yang
dilakukan oleh anak-anak usia Sekolah Dasar di Desa Tanjungan setiap harinya. Dari
hasil observasi tersebut diperkuat dengan wawancara dengan anak-anak usia Sekolah
Dasar di Desa Tanjungan. Dari hasil wawancara, anak-anak bermain hanya untuk
kesenangan tanpa memikirkan manfaat dari permainan tersebut.
2. Persiapan Alat dan Bahan
Setelah melakukan observasi dan wawancara dengan anak-anak usia Sekolah Dasar di
Desa Tanjungan, penulis kemudian berfikir untuk mengadakan kegiatan yang
menyenangkan dan bermanfaat untuk anak-anak yaitu kegiatan membatik sederhana.
Pada tanggal 06 September 2022 penulis melakukan mempersiapkan alat dan bahan
yang akan digunakan dalam membatik.
3. Pengumpulan anak-anak
Pada saat anak-anak sedang bermain, penulis mengajak anak-anak datang ke posko
KKN UNY yang berada di Dukuh Karang duwet. Penulis juga tidak lupa menghimbau
anak-anak untuk mengajak teman yang lainnya.
4. Penjelasan membatik dan teknik-teknik membatik
Setelah anak-anak di Desa Tanjungan sudah hadir di Posko KKN, penulis menjelaskan
materi tentang membatik dan teknik-teknik dasar dalam membatik.
5. Praktik membatik
Pada tahap ini, penulis dan anak-anak melakukan praktik membatik dengan teknik
jumputan. Karena batik jumput lebih mudah dipraktekkan dan bahan yang digunakan
lebih mudah di dapatkan.
6. Evaluasi kegiatan
Pada tahap ini, penulis melakukan evaluasi dan tanya jawab mengenai kegiatan yang
telah dilakukan. Seperti teknik apa yang digunakan, bahan-bahan apa saja yang
digunakan, apakah kegiatan ini menyenangkan atau tidak, serta masalah yang ditemui
dalam kegiatan tersebut.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pada tanggal 04 September 2022 penulis melakukan observasi dan mengidentifikasi
kegiatan yang dilakukan oleh anak-anak usia Sekolah Dasar di Desa Tanjungan setiap harinya.
Dari hasil observasi tersebut diperkuat dengan wawancara dengan anak-anak usia Sekolah
Dasar di Desa Tanjungan. Dari hasil wawancara, anak-anak bermain hanya untuk kesenangan

43
tanpa memikirkan manfaat dari permainan tersebut. Setelah melakukan observasi dan
wawancara dengan anak-anak usia Sekolah Dasar di Desa Tanjungan, penulis kemudian
berfikir untuk mengadakan kegiatan yang menyenangkan dan bermanfaat untuk anak-anak
yaitu kegiatan membatik sederhana. Pada tanggal 06 September 2022 penulis melakukan
mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam membatik.
Alat dan Bahan yang digunakan dalam membatik adalah kain mori, pewarna wantex,
air mendidih, batu kerikil, karet gelang, baskom, kayu.

Gambar 1. Gambar tersebut menunjukkan persiapan alat dan bahan yang akan digunakan
untuk membatik
Pada saat anak-anak sedang bermain, penulis mengajak anak-anak datang ke posko
KKN UNY yang berada di Dukuh Karang duwet. Penulis juga tidak lupa menghimbau anak-
anak untuk mengajak teman yang lainnya.
Setelah anak-anak di Desa Tanjungan sudah hadir di Posko KKN, penulis menjelaskan
materi tentang membatik dan teknik-teknik dasar dalam membatik. Dalam teknik membatik
yang diterapkan pada anak-anak di Desa Tanjungan adalah teknik batik jumputan. Karena batik
jumput lebih mudah dipraktekkan dan bahan yang digunakan lebih mudah di dapatkan.

Gambar 2. Menjelaskan konsep dasar membatik dan teknik dasar membatik


Pada tanggal 08 September 2022, penulis dan anak-anak melakukan praktik membatik
dengan teknik jumputan. Dalam praktik batik jumputan yang biasanya menggunakan kelereng
sebagai alat dalam membatik, namun dapat di kreasikan dan dimodifikasi menggunakan karet
gelang dan batu kerikil.

44
Gambar 3. Praktik Membatik Jumputan
Setelah melakukan praktik batik jumputan, penulis melakukan evaluasi dan tanya jawab
mengenai kegiatan yang telah dilakukan. Seperti teknik apa yang digunakan, bahan-bahan apa
saja yang digunakan, apakah kegiatan ini menyenangkan atau tidak, serta masalah yang ditemui
dalam kegiatan tersebut.

Gambar 4. Hasil dari batik jumputan

SIMPULAN
Berdasarkan hasil observasi, dapat disimpulkan bahwa melalui kegiatan mewarnai dan
membatik jumputan sederhana, tingkat antusias siswa dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran meningkat cukup tinggi. Kegiatan pengenalan kesenian tradisional batik pada
anak yang telah dilaksanakan ini dapat menstimulasi aspek perkembangan seni dan bahasa
pada anak. Selain itu, dalam pelaksanaan kegitatan ini dapat menstimulasi perkembangan pada
aspek-aspek lainnya yaitu aspek kognitif, motorik kasar, dan motorik halus pada anak Usia
Sekolah Dasar.

DAFTAR PUSTAKA
Lina Indra Kartika. (2009). KEGIATAN MEMBATIK PADA ANAK USIA 7-8 TAHUN DI
SANGGAR SENI DAN BUDAYA. Perspektif Ilmu Pendidikan – Vol. 20 Th. XI Oktober
2009.

45
Wardani, L.K., Sari, S.M., & Christianna, A. (2017). Pengembangan kreativitas melalui
pembelajaran membatik bagi siswa Sekolah Dasar (Doctoral dissertation, Petra
Christia3n University).

46
Percobaan Telepon Sederhana Dengan Metode Demonstrasi untuk
Meningkatkan Kemampuan Physical Science Anak
Yisti Zubaidah

PENDAHULUAN
Sains dalam Bahasa Inggris yaitu science yang memiliki arti pengetahuan. Sains
menurut (Saputro, 2021:31) merupakan bidang ilmu yang memiliki ruang lingkup zat dan
energi yang meliputi semua makhluk hidup, kima, biologi dan fisika. Sains merupakan
pengetahuan yang diperoleh melalui pembelajaran dan pembuktian atau pengetahuan yang
diperoleh melalui pembelajaran dan pembuktian atau pengetahuan yang melingkupi kebenaran
umum dari hukum-hukum alam yang terjadi misalnya didapatkan dan dibuktikan melalui
metode ilmiah (Utami, 2013:522). Sains berisikan kegiatan mengenai eksperimen, observasi,
penemuan maupun sebuah pemecahan masalah. Pembelajaran maupun kegiatan sains untuk
anak usia dini dapat berupa pengklasifikasian berdasarkan fungsi, menunjukan aktivitas yang
bersifat menyelidiki dan eksploratif, menyusun perencanaan kegiatan yang dilakukan,
mengenal sebab akibat mengenai lingkungan yang ada disekitar, menunjukan sikap inisiatif
dalam memilih tema dan memecahkan permasalahan sederhana.
Pengenalan sains salah satu ruang lingkupnya adalah sains fisika (physical science).
Sains fisika merupakan ilmu yang berkaitan dengan materi kimia maupun fisika (Dewi, 2019).
Hal ini berkaitan dengan keadan materi, sifat materi, perpaduan materi maupun klasifikasi
benda, bahan, keseimbangan, berat, energi, rambatan bunyi. Ilmu fisika ini diharapkan menjadi
sesuatu yang mudah dipahami oleh anak berkaitan dengan suatu sifat benda/bahan, gerak dan
posisi benda, listrik, cahaya, panas serta maghnet, (Rosalind, 2010 dalam Dewi, 2019).
Pembelajaran sains yang berkaitan dengan physical science salah satunya adalah
kegiatan mengenai percobaan telepon sederhana. Dari percobaan ini anak dapat mengetahui
makna dari getaran dapat merambat melalui benda padat. Percobaan sederhana merupakan
kegiatan pembelajaran dengan melakukan sebuah percobaan mengenai suatu hal, melakukan
pengamatan terhadap prosesnya dan menuliskan hasil percobaan tersebut.
Percobaan telpon sederhana dapat dilakukan melalui metode demosntrasi. Metode
demonstrasi menurut Djafar dalam (Sari, 2012) mengatakan bahwa metode demonstrasi
merupakan cara untuk menunjukkan atau memperagakan obyek maupun proses dari kejadian
maupun peristiwa. Metode demonstrasi merupakan cara pembelajaran dengan
mempertunjukan, meragakan ataupun memperlihatkan sesuatu dihadapan murid atau di luar

47
kelas, Winda dalam (Marlina, 2020). Sehingga metode demosntrasi dapat dikatakan metode
yang sangat mudah dan cocok apabila diterapkan kepada anak. Penggunaan metode
demonstrasi akan membantu anak untuk lebih memahami proses yang ada dengan baik.
Kegiatan percobaan sederhana memberikan fasilitas kepada anak untuk dapat
mengeksplorasi menggunakan benda, bahan dan alat yang ada dilingkungannya. Percobaan
sederhana yang dapat dlalkukan salah satunya adalah telepon sederhana yang menggunakan
bahan yang mudah didapat dilingkungan dan tentunya memiliki harga yang terjangkau. Selain
itu percobaan sangat mudah dilakukan oleh individu.
Pada kenyataannya anak usia dini maupun anak usia pra-sekolah yang ada di Dusun
Karangduwet kurang memahami pembelajaran sains. Melalui wawancara dengan pendidik
yang ada, Pembelajaran sains jarang diajarkan melalui percobaan praktik secara langsung.
Mayoritas pendidik menggunakan lembar kerja dan gambar untuk mengenalkan sains. Selain
itu pendidik juga mengalami kendala dalam pemilihan strategi pembelajaran sains dan dalam
penyusunan pembelajaran sains yang menyenangkan. Padahal anak usia dini sampai dengan
usia pra sekolah masih sangat membutuhkan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan.
Dengan praktik secara langsung, pembelajaran sains akan lebih bisa dipahami anak dengan
baik.
Pembelajaran sains untuk anak di Dusun Karangduwet kurang diperhatikan dan kurang
adanya kegiatan pembelajaran sains yang mengacu pada kegiatan praktik maupun eksperimen
secara langsung. Kebanyakan lembaga taman kanak-kanak maupun sekolah dasar masih
menggunakan lembar kerja anak, kesusahan dalam menyusun skenario pembelajaran sains dan
tema sains yang digunakan hanya berpacu pada tema tesebut secara terus menerus. Padahal
pembelajaran sains cukup luas untuk digunakan, misalnya dengan kegiatan yang menghasilkan
bunyi dan getaran. Kegiatan yang berkaitan dengan bunyi bisa menggunakan kegiatan untuk
membuat telepon sederhana yang berbahan dasar dari barang bekas dan tentunya ada di
lingkungan sekitar. Hal ini bertujuan untuk memperkenalkan serta mengajarkan anak terkait
pembelajaran konsep sains dengan mudah dan sederhana. Dari hal tersebut, peneliti ingin
melakukan percobaan telepon sederhana untuk meningkatkan kemampuan sains pada anak usia
dini di taman kanak-kanak.

METODE PEMBERDAYAAN

48
1. Tahap Persiapan
Teknis pelaksanaannya dilakukan sebanyak 2× dimana pada awal KKN kurang
lebih dalam kurun waktu 1 minggu melakukan observasi dan wawancara mengenai
kegiatan yang dibutuhkan untuk anak. Proses ini melalui wawancara dengan anak-anak
yang berada di lingkungan posko terlebih di Dusun Karangduwet. Selain itu juga
melakukan beberapa pertanyaan kepada pendidik yang ada di Taman Kanak-kanak dan
Sekolah Dasar terdekat. Selanjutnya pada tanggal 24 Juli 2022 melakukan pembelian
alat dan bahan yang dibutuhkan seperti tali kenur, tusuk sate dan cup gelas plastik.
Selain itu tidak hanya dalam hal membeli tetapi juga melubangi setiap cup gelas agar
dapat digunakan secara langsung oleh anak. Sehingga pada saat anak melakukan
percobaan dapat dilakukan dengan efektif. Selanjutnya pada tahap terakhir dilakukan
percobaan bersama anak-anak pada tanggal 16 Agustus 2022. Sebelum adanya
percobaan tersebut, anak-anak juga diberikan informasi melalui WhatsApp Group
bahwa pada tanggal 16 Agustus tersebut akan dilaksanakan praktik percobaan telepon
sederhana.
2. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan dilakukan sebanyak 1× pertemuan pada tanggal 16 Agustus
2022. Dalam pelaksanaannya dibantu oleh 3 mahasiswa dan diikuti oleh 8 anak dari
rentang usia dini sampai dengan usia pra sekolah. Kegiatan ini dilakukan di depan
posko KKN UNY dimulai pada pukul 11.30-13.30. Kegiatan ini dimulai dengan
memberi tahukan alat dan bahan apa saja yang dibutuhkan untuk membuat telepon
sederhana, menjelaskan cara pembuatan dan cara kerja dari telepon sederhana tersebut
bisa bersuara.
3. Evaluasi
Pelaksanaan percobaan telepon sederhana dilakukan dengan baik, lancar dan
menyenangkan. Selain itu sasaran percobaan telepon sederhana lebih melebar untuk
anak sekolah dasar yang mulanya untuk anak usia dini tidak bisa terlaksana karena anak
usia dini di Dusun Karangduwet cenderung sedikit. Berkaitan dengan waktu tidak
sesuai dengan rencana awal karena melihat situasi dan kondisi yang ada. Namun dalam
pelaksanaannya anak merasa antusias dengan percobaan yang dilakukan.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Percobaan telepon sederhana merupakan percobaan sains fisik (physical science) yang
dilakukan dengan menggunakan bahan sederhana dan mudadidapatkan. Percobaan ini

49
bertujuan untuk memberikan pengalaman dan pengetahuan bagi anak di Dusun Karangduwet
mengenai sains. Praktik percobaan ini dilakukan untuk memberikan praktik dan percobaan
secara nyata tidak hanya sekedar penjelasan secara lisan dan lembar kerja saja akan tetapi anak
dapat mempraktikkan secara langsung. Sehingga anak dapat memahami dengan benar
bagaimana proses telepon sederhana tersebut dapat bersuara.

Gambar 1. Menjelaskan Proses Tata Cara Membuat


Telepon Sederhana

Percobaan telepon sederhana dilaksanakan pada tanggal 16 Agustus 2022 di depan posko
KKN UNY. Pelaksanaannya dilakukan pada pukul 11.30 sampai dengan selesai. Mulanya
anak-anak diberikan penjelasan mengenai cara membuat telepon sederhana. Pertama, anak
dapat mengambil 2 cup gelas plastik yang sudah dilubangi. Selanjutnya anak memotong tali
kenur sepanjang kurang lebih 3-5 meter. Kedua, anak memasukkan tali kenur dan dimasukkan
di kedua cup gelas dan ditali dengan tusuk sate yang sudah di potong. Hal ini dilakukan untuk
mengunci agar tali tidak mudah lepas. Ketiga, telepon sederhana siap digunakan dengan
dipraktikkan bersama 2 anak.
Anak juga dapat mempraktikkan secara langsung bagaimana menggunakan telepon
sederhana. Selain itu anak juga dapat merasakan getaran yang ada pada tali kenur pada saat
telepon sederhana digunakan. Kunci dari telepon sederhana ini adalah dengan menggunakan
media benda padat dapat menghantarkan getaran suara, tali yang digunakan harus tetap tegang
tidak boleh kendur. Sehingga gataran suara kita bunyikan dapat merambat dengan baik pada
tali kenur.
Percobaan telepon sederhana ini bisa berbunyi karena disebabkan adanya suara yang
memiliki gelombang suara dan menghasilkan suatu getaran. Sehingga membuktikan bahwa
bunyi dapat merambat melalui benda padat salah satunya adalah gelas plastik dan tali kenur.

50
Percobaan telepon sederhana ini juga memberikan pemahaman kepada anak bagaimana telepon
sederhana tersebut bekerja.

Gambar 2. Anak
Melakukan Percobaan
Telepon Sederhana

SIMPULAN
Percobaan telepon sederhana yang dilakukan oleh anak usia dini dan pra sekolah di
Dusun Karangduwet dapat berjalan dengan baik. Praktik langsung dalam membuat telepon
sederhana dapat memberikan pengalaman dan pengetahuan dari pembelajaran sains (physical
science). Mulanya anak tidak mengetahui bagaimana telepon sederhana tersebut dapat
berbunyi meskipun dengan jarak yang berjauhan. Namun setelah adanya percobaan yang
dilakukan, dimulai dari penjelasan cara membuat, anak membuat sendiri, anak mencoba sendiri
dan yang terakhir penjelasan bagaiman hal tersebut dapat berbunyi anak dapat memahaminya
dengan baik. Selain itu anak dapat mengulangi penjelasan yang sudah dijelaskan dan
mempraktikkannya dengan benar. Secara keseluruhan anak dapat mencoba dengan baik dan
memiliki rasa antusias yang tinggi.

DAFTAR PUSTAKA
Dewi, A. C., Hapidin, H., & Akbar, Z. (2019). Pengaruh Model Pembelajaran dan Kemampuan
Berpikir Kritis terhadap Pemahaman Sains Fisik. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan
Anak Usia Dini, 3(1), 18-29.
Marlina, M. (2020). Penerapan Metode Demonstrasi Pada Pengembangan Sains Anak Usia
Dini Di TK Islam Al-Hijrah Kota Palangka Raya. Doctoral dissertation, IAIN Palangka
Raya.
Munastiwi, E. (2015). Implementasi Penedekatan Saintifik pada Pembelajaran Anak Usia Dini.
Al-Athfal Jurnal Pendidikan Anak. Vol. 1 (2) 2015 hal :43- 50

51
Saputro, A. N. C., Suhelayanti, S., Chabibah, N., Bermuli, J. E., Sinaga, K., Fauzi, A., &
Fayanto, S. (2021). Pembelajaran Sains. Yayasan Kita Menulis.
Sari, Y. (2012). Peningkatan Kemampuan Sains Anak Usia Dini Melalui Metode Demonstrasi
Di Taman Kanak-Kanak Tri Bina Payakumbuh. Jurnal Ilmiah Pesona PAUD, 1(5).
Utami, T. (2016). Penerapan Pendekatan Saintifik Dalam Upaya Penanaman Kompetensi Inti
Anak Usia Dini Di PAUD Terpadu AN-Nuur Sleman, Yogyakarta. Tesis Pascasarjana UIN
Kalijaga: Yogyakarta

52

Anda mungkin juga menyukai