Halaman Pengesahan
Laporan Desa
Koordinator Mahasiswa :
• Nim 4311419043
• Jurusan/Fakultas : KIMIA/FMIPA
Jumlah Anggota 9
a. Desa/Kelurahan : Jatirejo
b. Kecamatan : Ampelgading
c. Kota/Kabupaten : Pemalang
Muhammad Sultan Al -
Sarwono S.E
Hafizh
NIP. 19761118200901 1 003 NIM 4311419043
Mengetahui :
RINGKASAN
Perguruan Tinggi merupakan jenjang pendidikan tertinggi, dengan pedoman yang
dikenal dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Tri Dharma Perguruan Tinggi,
sesuai dengan namanya, terdiri dari tiga bidang yang menjadi pedoman utama
dalam penyelenggaraan pendidikan di perguruan tinggi: pendidikan, penelitian,
dan pengabdian kepada masyarakat. Kuliah Kerja Nyata merupakan salah satu
upaya untuk mewujudkan Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam bidang
pengabdian kepada masyarakat (KKN). Melihat lebih dalam, KKN dapat
digunakan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan potensi yang
ada di suatu daerah. Mahasiswa diharapkan dapat memberikan sumbangsih bagi
pembangunan bangsa dan negara sebagai anggota komunitas intelektual di negeri
ini. Kemajuan bidang fisik yang terus maju seiring dengan pesatnya kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi, harus diimbangi dengan kemajuan masyarakat di
bidang non fisik. Selama ini kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah
meninggalkan masyarakat dalam ranah non fisik. Pendidikan, kesehatan
masyarakat, dan kesejahteraan masih jauh dari persoalan klasik yang perlu
mendapat perhatian serius. Pada tahun 2022, Universitas Negeri Semarang
(UNNES) menyelenggarakan Progarm Kuliah Kerja Nyata dengan sebutan
UNNES GIAT 2 yang ditujukan untuk menumbuh kembangkan jiwa empati dan
kepeduliannya atas permasalahan-permasahalan yang terjadi di masyarakat,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
Mahasiswa melaksanakan kegiatan UNNES GIAT di Desa Jatirejo Kec.
Ampelgading, Pemalang. Desa Jatirejo dipilih menjadi desa untuk kegiatan KKN
diharapkan masyarakat desa Jatirejo dapat meningkatkan potensi yang ada di
desa. Target program kerja yang direncanakan diharapkan dapat menjadikan
masyarakat desa Jatirejo yang kreatif, mandiri, inovatif dalam mengembangkan
sumber daya alam, sumber daya manusia secara baik dan efisien. Dengan
meningkatnya kualitas SDA dan SDM yang ada sehingga masyarakat dapat hidup
lebih berkualitas. Dalam pelaksanaan KKN atau UNNES GIAT 2 mahasiswa
melaksanakan program kerja yang telah terlaksana di desa Jatirejo meliputi :
1. Sosialisasi Stunting
2. Sosialisasi Rumah Layak Huni
3. Membantu Posyandu Balita dan Lansia
4. Verval SIKS – DJ Pemalang
5. Pelayanan Balai Desa Jatirejo
6. Kolaborasi Karang Taruna
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan penyertaan -Nya,
Penulis dapat menyelesaikan penulisan Laporan Akhir UNNES GIAT 2 dengan
judul “Meningkatkan Kreativitas Masyarakat Desa Jatirejo Melalui Edukasi
Tentang Lingkungan dan Kerajinan” dengan baik. Penulis juga mengucap syukur
atas kehadiran rekan mahasiswa GIAT 2 dan Dosen Pembimbing Lapangan yang
memberikan dukungan dan bimbingannya selama program UNNES GIAT 2
berlangsung sampai akhirnya dapat terlaksana dengan baik.
Laporan akhir disusun sebagai syarat untuk mengakhiri program KKN / GIAT 2
yang terlaksana pada 12 Juli – 16 September 2022 diselenggarakan oleh
Universitas Negeri Semarang. Laporan akhir ini berisi tentang pelaksanaan
kegiatan mahasiswa selama mengikuti kegiatan Unnes Giat 2 di Desa Jatirejo,
Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Pemalang. Segala hal yang tertulis pada
laporan akhir ini benar adanya dan sesuai dengan fakta saat pelaksanaan di
lapangan tanpa mengurangi atau melebih - lebihkan.
DAFTAR ISI
1
2
Pagilaran. Kepala dusun yang ada di Desa Jatirejo sebanyak 5 kadus yang
bertugas untuk menaungi dan memperhatikan daerah pimpinannya. Setiap kadus
menaungi 2 RW yang telah dibagi secara pemerintahan. Di desa Jatirejo terdapat
dusun yang terpisah dari dusun jatingarang dan dusun pagilaran yaitu dusun
siglagah yang dihuni oleh warga RW 09 dan RW 10.
B. Luas Wilayah
Luas wilayah di desa Jatirejo yaitu 268 km2 atau 268 hektar. Wilayah tersebut
didominasi dengan sawah dan tanah pemukiman warga. Berikut pembagian luas
wilayah desa Jatirejo :
E. Aspek Pendidikan
Pendidikan merupakan hak yang harus diterima oleh setiap insan sebagai dasar
untuk menapaki kehidupan nyata serta sebagai bekal yang utama dalam
memajukan kehidupan berbangsa dan bernegara. Masyarakat Desa Jatirejo
Kecamatan Ampelgasing, Kabupaten Pemalang memiliki latar belakang
pendidikan yang bervariatif. Adapun penjelasan aspek pendidikan dapat dilihat
dalam grafik sebagai berikut (berdasarkan data tahun 2021 semester 2) :
• Belum Sekolah : 750 orang
• Tidak Tamat SD : 461 orang
• Tamat SD/Sederajat : 1750 orang
• Tamat SLTP/Sederajat : 1250 orang
• Tamat SMA/Sederajat :1056 orang
• Tamat Akademi/Sederajat : 112 orang
• Tamat Perguruan Tinggi/Sederajat : 50 orang
• Buta Huruf : 50 orang
F. Aspek Religi
Berikut table data jumlah kepala keluarga berdasarkan aliran/agama yang
dianut warga Desa Jatirejo :
NO AGAMA JUMLAH
4
PENGANUT
1 Islam 6100 orang
2 Katolik 11 orang
3 Protestan - orang
4 Hindu - orang
5 Budha - orang
6 Penganut Aliran Kepercayaan Kepada Tuhan YME - orang
G. Aspek Kesehatan
Dalam bidang Kesehatan Desa Jatirejo mempunyai pukesmas pembantu yang
berada di dekat balai desa Jatirejo. Pukesmas pembantu buka setiap hari pukul
08.00 yang dikelola oleh dokter dan perawat pukesmas kecamatan
ampelgading secara bergantian dan dibantu oleh bidan desa. Berdasarkan data
dari bidan desa terdapat sekiatr 20 anak yang masuk dalam kategori anak
stunting. Kegiatan yang rutin dilaksanakan di Desa Jatirejo guna meningkatkan
kepedulian warga terhadao Kesehatan yaitu adanya senam rutin setiap minggu
bagi ibu ibu dan lansia. Selain itu, kegiatan rutin sebulan sekali adanya
psoyandu bagi lansia yang sangat membantu masyarakat yang sudah berumur
lanjut dalam memonitiri kesehatan dan pemberian obat. Posyandu balita
dilaksanakan dipertengahan bulan yang terbagi menjadi 6 kelompok posyandu
yang tersebar di 3 dusun dengan melibatkan kader posyandu dan dibantu oleh
bidan desa.
H. Aspek Lingkungan dan Insfasturktur
Desa Jatirejo mempunyai lahan yang luas untuk sektor pertanian. Desa jatirejo
berdekatan dengan jalan pantura sehingga mempunyai area jalan yang ramai.
Sekitar desa masih cukup asri dengan pohon pohon yang masih ditanam oleh
warganya. Disepanjang jalan pantura desa Jatirejo terbangun beberapa pabrik –
pabrik tekstil dan pabrik lain yang mampu menampung banyak pekerja.
Adapun SPBU Comal Baru yang menjadi tempat pengisisan bensin bagi warga
dan masyarakat luar. Fasilitas lain yang ada di Desa Jatirejo yaitu mempunyai
sekolah dari jenjang rendah ke tinggi yang komplit. Terdapat 2 Paud, TK
5
1.2 Potensi
Desa Jatirejo mempunyai banyak potensi yang dspat digali oleh mahasiswa dan
bagi kesejahteraan masyarakat. Terdapat beberapa pabrik besar yang banyak
menampung warga desa Jatirejo sebagai buruh,
7
1.3 Masalah
Desa Jatirejo mempunyai saluran air depan rumah warga yang terhubung dengan
sungai Comal. Banyak warga yang masih membangun jembatan irigasi didepan
rumah yang mana ketinggiannya sering rata dengan debit air sehingga air tidak
lancer/tersendat karena adanya jembatan isiragsi depan rumah warga. Selain itu,
bertambah dengan adanya warga yang masih kurang dalam kesadaran hidup
bersih dan sehat seperti masih membuang sampah sembarang dan secara sengaja
di saluran air. Dua faktor tersebut menghambat aliran air yang hasrunya dapat
tersalurkan dengan baik. Saat air saluran berkurang, rumah warga yang dekat
dengan saluran akan bau dan warna air tidak jernih karena banyak sampah yang
terhenti ditempat. Masalah lain yaitu jalan yang sering disiram air oleh warga
karena banyaknya debu dan panasnya cuaca. Seringnya jalan disiram
mengakibatkan ketahanan jalan aspal berkurang dan mengakibatkan jalan banyak
yang berlubang khsuusnya dijalan penghubung desa. Pada kesenian yang ada di
desa Jatirejo masih kurang tergerak sehingga tidak semua kesenian tampil karena
kurangnya partisipasi dan kesibukan kelompok kesenian yang bersangkutan.
1.4 Strategi
Langkah yang dilakukan oleh mahasiswa UNNES GIAT 2 dalam mengatasi
permasalah tersebut yaitu dengan melaksanakan program kerja yang membangun
kesadaran warga agar mencegah dan mengolah sampah rumah tangga yaitu
dengan pelaksanaan sosialisasi sampah dan biogas.
BAB II. PELAKSANAAN PROGRAM
9
10
sendiri yaitu Bank Sampah. Dan kendala lain yaitu masyarakat desa Jatirejo
masih kurangnya kesadaran akan hukum khususnya terkait dengan pengelolaan
sampah, masih banyak masyarakat yang membuang sampah disungai
7. Solusi : Adanya regulasi desa dan sanksi yang tegas khususnya
Desa Jatirejo terkait pengelolaan sampah agar masyarakat mematuhi aturan
sehingga tidak membuang sampah sembarangan. Masyarakat diberikan
pelatihan terkait kreatifitas atau kerajinan dari sampah bekas, agar sampah
tersebut dapat kita manfaatkan menjadi barang yang dapat kita gunakan
kembali atau bahkan dapat bernilai jual.
8. Rekomendasi : Dalam pelaksanaan suatu program kerja tak luput dari
adanya kendala. Guna mengimbangi adanya kendala maka mahasiswa
memberikan solusi dan rekomendasi yang dapat digunakan sebagai acuan
dalam pelaksanaan program selanjutnya. Adapun rekomendasi yang dapat
digunakan yaitu dalam pelaksanaan kegiatan sosialisasi ditujukan pada satu
kegiatan seperti terfokuskan pada pelaksanaan program yang sedang
dilaksanakan mahasiswa KKN sehingga baik dari Ibu – Ibu PKK maupun
mahasiswa tetap fokus pada pelaksanaan sosialisasi berlangsung.
Dikembangkan Sistem Bank Sampah, pelatihan untuk masyarakat desa Jatirejo
terkait pembuatan kerajinan dari sampah bekas atau pelatihan daur ulang
sampah, agar masyarakat desa Jatirejo memahami bahwa sampah dapat bernilai
jual, sehingga diharapkan nantinya dapat mengembangkan perekonomian
masyarakat desa Jatirejo.
penggunaan dan pembuatan biogas dengan wadah atau skala yang lebih besar
agar biogas dapat digunakan warga lebih maksimal.
peserta yang terlambat dari waktu yang ditentukan panitia dan peserta
kurang menguasai materi, sehingga banyak yang tidak bisa menjawab
soal.
7. Solusi : Adanya kendala tersebut mahasiswa mengupayakan agar
kegiatan LCC tetap berjalan dengan baik. Mahasiswa berkoordinasi dengan
kepala sekolah/guru SD/MI mengenai sistematika perlombaan LCC sehingga
dari setiap sekolah sudah mempersiapkan perwakilan siswa/I yang akan
mengikuti lomba. Mahasiswa dalam perlombaan mempunyai tata tertib yang
berlaku sehingga batas keterlambatan siswa tetap diberlakukan, bagi siswa/I
yang terlambat hanya diberikan waktu tambahan 10 menit setelah siswa masuk
mengikuti LCC. Adapun pada babak 2 dan 3 sebagai babak penyisihan dan
pemilihan juara mahasiwa melakukan komunikasi dengan siswa/I agar siswa
tidak canggung dna tertekan selama mengikuti perlombaan berlangsung. Bagi
siswa yang dapat mengerjakan soal diberikan bantuan berupa peluit sehingga
mahasiwa dapat dengan mudah untuk menentukan siapa yang akan menjawab
pertanyaan.
9. Rekomendasi : Berdasarkan hasil, kendala dan solusi yang telah ada dari
mahasiswa merekomendasikan agar lomba cerdas cermat diperhatikan
kematangan acaranya dan bisa mengajak seluruh siswa SD/MI sederajat untuk
mengikuti lomba tersebut, jadi tidak hanya perwakilan siswa saja tetapi semua
siswa kelas atas dan untuk kegiatan bisa lebih dikembangkan bentuk acaranya.
2. Penanggungjawab : Hendrawan
3. Tempat : Expo UNNES GIAT 2, Balai Desa Losari
4. Peserta : Mahasiswa UNNES GIAT 2, Masyarakat Kecamatan
Ampelgading
5. Hasil : Program kerja olahan makanan dari daun kelor berupa
Churros menjadi salah satu inovasi yang dikembangkan mahasiswa dalam
kegiatan pencegahan stunting. Hasil akhir dari program ini yaitu pada saat
kegiatan Expo Kecamatan Ampelgading mahasiwa menjual olahan Churros
dan terjual habis oleh pengunjung. Churros yang dijual menggunakan
tambahan daun kelor sehingga mempunyai kandungan yang baik bagi tubuh.
Dalam penjualan churros mahasiswa menngunakan kemasan yang mudah
dilihat oleh masyarakat dan berhasil menarik perhatian masyarakat.
6. Kendala : Pelaksanaan program kerja olahan daun kelor “churros”
mempunyai mempunyai sedikit kendala dalam proses pembuatan dimana
mahasiswa harus mencoba terlebih dahulu menggunakan resep yang
disesuaikan agar kandungan esktrat daun kelor tetap ada dan tidak memberikan
bau pada churros yang dibuat. Selain itu, dalam proses penjualan seharusnya
dalam keadaan masih hangat namun karena keterbatasan dalam membawa alat
menuju lokasi Expo kecamatan Ampelgading.
7. Solusi : Guna mengatasi permasalahan tersebut mahasiswa
melakukan beberapa kali eksperimen untuk mencoba takaran resep yang pas
sebelum membuat churros untuk dijual. Hal ini agar rasa Churros dapat
diterima oleh lidah masyarakat umum. Dalam proses penjualan mahasiswa
sudah menjual churros dalam bentuk yang sudah dikemas sehingga lebih
efisien. Selain itu meskipun sudah dingin penjualan churros tetap laris dan
terjual habis.
8. Rekomendasi : Berdasarkan hasil, kendala dan solusi yang telah ada dari
mahasiswa merekomendasikan agar adanya pelatihan pembuatan churros juga
untuk ibu-ibu PKK karena churros merupakan salah satu makanan kekinian
yang akan disukai oleh masyarakat umum serta perlu adanya pelatihan terkait
packaging serta pemasarannya.
19
2.2.4 Ecoprint
menjadi wasit, dan panitia dalam acara tersebut. Lomba terlaksana selama 4
hari.
2. Tempat : RW 8 Desa Jatirejo
3. Peserta : Mahasiswa dan warga Desa Jatirejo (Perwakilan setiap
RW)
4. Hasil : Lomba berjalan dengan meriah dan masing-masing RW
mengirimkan delegasinya. Lomba dilaksanakan setiap malam dan selesai tepat
pukul 24.00 WIB.
5. Kendala : Pada lomba ini tidak mengalami kendala namun hanya
pernah mengalami kendala di cuaca. Pada tahap semifinal, pertandingan
sempat diundur karena cuaca yang sangat tidak mendukung dan diganti dengan
esok harinya.
6. Solusi : Akibat kendala yang ada, panitia lomba bulu tangkis
akhirnya mengganti waktu pertandingan di esok harinya dengan waktu yang
sama yaitu pukul 21.00 WIB
7. Rekomendasi : Untuk menghindari kendala yang ada, dapat diupayakan
dengan memilih opsi lain terkait tempatnya yaitu di gor atau di tempat yang
tertutup sehingga angin dan cuaca tidak berpengaruh terhadap pertandingan
B. Karnaval HUT RI Ke – 77
24
lebih cepat dan efisien waktu. Selain itu, dengan mengikuti posyandu
mahasiswa juga lebih mengenal warga dan ikut andil dalam kegiatan
masyarakat yaitu posyandu. Kegiatan posyandu dengan melibatkan mahasiswa
untuk membantu pelaksanaan memberikan dorongan bagi siswa untuk
meningkatkan empati dan mengentahui jumlah data balita dan lansia yang ada
di Desa Jatirejo.
5. Kendala : Dalam pelaksanaan program membantu posyandu pada
balita yaitu banyaknya balita yang ada di desa Jatirejo sehingga mahasiswa dan
juga kader posyandu harus tanggap dalam pelaksanaan posyandu berlangsung.
Selain itu, tak jarang anak balita enggan dan takut saat akan posyandu baik
anngis ataupun merajuk. Hal tersebut sering membuat anak anak yang lain juga
ikut menangis. Selain itu, masih ada ibu ibu yang mempunyai anak usia balita
takut untuk anaknya mengikuti balita khususnya saat pelaksaan BIAN yang
mana anak harus disuntuik. Banyak pula anak balita yang data posyandunya
sudah beberapa bulan tidak ikut posyandu sehingga Kesehatan dan
pertumbuhan anak tidak terdata / terpantau dengan baik. Kendala yang ada saat
posyandu lansia yaitu kurangnya teratur warga dalam mengikuti posyandu,
masih banyak warga yang meneyrobot antrian saat pelaksanaan posyandu.
Terkadang warga lansia juga lupa untuk memakai masker dan membawa tanda
pengenal sehingga membuat kader posyandu harys mendata ulang lansia.
Adanya pergantian kader posyandu di desa Jatirejo juga sedikit menghambat
karena masih belum terampil dalam mendata dan juga mengenal balita ataupun
lansia yang akan ikut posyandu.
6. Solusi : Berdasarkan kendala yang ada, mahasiswa dan kader
posyandu setiap akan melaksanakan posyandu balita dan lansia koordinasi
menggunakan whatsapp dan juga saat pertemuan di posyandu. Mahasiswa
datang lebih awal saat pelaksanaan posyandu untuk menata dan mnegatur ibu
ibu posyandu balita dan juga posyandu lansia. Mahasiswa menyesuaikan diri
saat proses posyandu membantu kader posyandu apa saja yang perlu dibantu
mahasiswa. Saat pelaksanaan posyandu balita mahasiswa berupaya untuk
memberikan keceriaan bagi anak anak yang akan posyandu, selain itu anak
27
anak juga diberikan balon sebagai uoaya untuk membujuk anak agar mau iku
posyandu. Posyandu lansia, mahasiswa membantu warga agar lebih tertib
dengan cara memberikan karcis angka agar warga lebih teratur dan
memberikan arahan untuk sesuai dengan langkah/proses posyandu
berlangsung.
7. Rekomendasi : Berdasarkan hasil, kendala dan solusi yang telah ada dari
mahasiswa merekomendasikan agar kader posyandu balita dan lansia lebih
diberikan pelatihan dan arahan agar lebih terampil dalam melayani balita dan
warga lansia. Mahasiswa lebih aktif dalam membantu pelaksanaan posyandu
dan membuat inovasi baru saat pelaksanaan posyandu baik posyandu balita dan
juga posyandu lansia.
B. MENGAJAR PAUD
1. Deskripsi : Pendidikan anak usia dini yang disebut juga PAUD adalah
suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak usia lahir sampai dengan
enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak siap
memasuki pendidikan lebih lanjut. Pendidikan anak usia dini datang sebelum
pendidikan dasar. Mahasiwa UNNES GIAT 2 menjaalankan program kerja
membantu mengajar/bimbingan belajar bagi anak anak PAUD.
2. Tempat : KB NU Muslimat Desa Jatirejo
28
C. MENGAJAR TK
29
anak-anak yang masih susah diatur serta karakter anak yang berbeda-beda
pula mahasiswa/i masih kesulitan untuk memahaminya.
6. Solusi : Guna mengatasi kendala dalam membantu mengajar anak
anak di TK, mahasiswa lebih sering untuk berkoordinasi dengan guru TK
khususnya dalam cara untuk mengajari anak anak dan juga materi yang
sedang/akan diajarkan. Mahasiswa sebelum kegiatan membantu mengajar
membuat rundown atau kasaran rpp sehingga pelaksanaan mengajar lebih
terarah. Dengan pembelajaran yang terarah mengurangi anak anak untuk
gaduh dikelas. Adanya perbedaan karakter antar anak, mahasiswa adaptasi dan
menyesuiakan dengan kemauan anak selama tidak melenceng dalam proses
pembelajaran. Adanya ice breaking,jam istirahat juga digunakan oleh
mahasiswa agar lebih dapat dekat dan memahami anatar karakter/sifat anak
anak TK.
7. Rekomendasi : Mahasiswa dalam membantu mengajar di TK lebih aktif
untuk adaptasi dengan lingkungan mengajar khususnya bagi anak anak.
Adanya perbedaan jurusan/prodi mahasiswa yang bukan basic di pendidikan
lebih aktif untuk belajar mengisi pembelajaran berlangsung agar lebih dekat
dengan anak anak dan mengenal dunia pendidikan.
D. VERVAL SIKS DJ
administrasi dan pemonitoringan lebih lanjut bagi warga desa yang ada di
Kabupaten Pemalang yang layak untuk disensus. Mahasiswa melaksanakan
kegiatan Verval SIKS DJ sesuai dengan data yang ada dari desa masing
masing yang kemudian diolah dan melakukan sensus secara berkala dengan
target waktu dan ketuntasan verval. Desa Jatirejo menjadi salah satu desa yang
masih rendah dalam pelaksanaan SIKS DJ.
2. Tempat : Desa Jatirejo
3. Peserta : Warga yang terdaftar dalam SIKS DJ
4. Hasil : Pelaksanaan verval SIKS DJ Desa Jatirejo yang telah
dilaksanakan oleh mahasiswa GIAT 2 mendapatkan targer yang baik yang
mana sebelumnya di desa Jatirejo masih tergolong rendah yaitu 3% dari
jumlah kepala rumah tangga (KRT) sebanyak 893. Mahasiswa memperoleh
97.87 % setelah melaksanakan program verval selama kurang lebih 3 minggu
pelaksanaan. Dengan adanya mahasiswa UNNES GIAT 2 pihak desa terbantu
secara administrasi.
5. Kendala : Dalam pelaksanaan Verval SIKS DJ di Desa Jatirejo
masih kurangnya koordinasi dan bimbingan dari perangkat desa khususnya
dalam pembagian wilayah verval dan guide yang membantu mahasiswa dalam
mencari rumah yang akan di verval. Tidak jarang mahasiswa harus verval
sendiri dan bertanya pada warga hal tersebut memakan waktu dan tidak
efisien. Selain itu, adanya penolakan warga untuk di verval juga menghambat
pelaksanaan verval. Ketidaksiapan warga dalam memberikan informasi data
pada mahasiswa juga menjadi salah satu faktor kegiatan verval menjadi
kurang efisien. Adanya verval SIKS DJ yang harus ditarget dari pihak
kecamatan dan desa juga menghambat program kerja yang semestinya dapat
terlaksana namun harus ditunda guna menyelesaikan program tersebut.
Kurangnya perhatian dari pihak desa sedikit membuat mahasiswa jenuh dalam
pelaksanaan verval SIKS DJ.Berdasarkan data yang ada tidak semua warga
seharusnya layak untuk di verval dan ada pula warga yang miskin tidak masuk
pada data KRT, ada pula bagi rt setempat yang meminta warganya untuk di
32
datang lebih awal ketika persiapan dari mahasiswa belum matang dan
sound system belum dipersiapkan.
7. Solusi : Guna mengatasi permasalah tersebut mahasiswa
mengambil langkah dengan segera menyiapkan peralatan yang dibutuhkan
dan meminta para ibu hamil serta balita untuk duduk terlebih dahulu
sembari peralatan dipersiapkan. Sehingga ibu-ibu tetap dapat melanjutkan
kegiatan sosialisasi dengan baik.
8. Rekomendasi : Dalam pelaksanaan suatu program kerja tak luput
dari adanya kendala. Guna mengimbangi adanya kendala maka mahasiswa
memberikan solusi dan rekomendasi yang dapat digunakan sebagai acuan
dalam pelaksanaan program selanjutnya. Adapun rekomendasi yang dapat
digunakan yaitu dalam pelaksanaan kegiatan sosialisasi ditujukan pada satu
kegiatan seperti terfokuskan pada pelaksanaan program yang sedang
dilaksanakan mahasiswa KKN sehingga baik dari ibu-ibu hamil maupun
mahasiswa tetap fokus pada pelaksanaan sosialisasi berlangsung.
KESIMPULAN
Kuliah Kerja Nyata (KKN) UNNES yang juga dikenal dengan UNNES GIAT
merupakan program KKN yang berbeda dari biasanya dimana pada umumnya
Kuliah Kerja Nyata (KKN) hanya berlangsung selama 40 hari, namun kini
dilaksanakan selama 2 bulan. Kuliah Kerja Nyata (KKN) atau UNNES GIAT
merupakan wadah dimana mahasiswa dapat belajar bagaimana hidup dan
mengabdi di masyarakat. Diharapkan melalui program ini mahasiswa mampu
berperan dan berpartisipasi aktif di masyarakat, karena di masyarakat bukan hanya
ilmu yang perlu diterapkan, tetapi juga bagaimana mahasiswa berintegrasi dengan
masyarakat.
35
36
37
PENUTUP
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, nikmat,
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan KKN UNNES
GIAT 2 ini. Laporan ini dibuat sebagai syarat untuk menyelesaikan pelaksanaan
Kuliah Kerja Nyata (KKN). Penyelesaian laporan ini tidak terlepas dari arahan
dan bantuan dari berbagai pihak.
1. Bapak Drs. Henry Apriyatno, M.T. selaku Dosen Pembimbing Lapangan yang
telah yang telah membimbing dan memberikan dukungan pada mahasiswa
selama pelaksanaan program UNNES GIAT 2
2. Bapak Sarwono, S.E selaku PLT/Kepala Desa Jatirejo yang telah mengizinkan
mahasiswa untuk berkonstribusi di Desa Jatirejo
3. Perangkat Desa Jatirejo yang membimbing ddan mengarahkan mahasiswa
dalam melaksanakan program kerja dengan baik
4. TIM UNNES GIAT 2 Desa Jatirejo yang telah berkonstribusi, berkerja sama,
kompak dan semangat selama pelaksanaan program UNNES GIAT 2
5. Kepala Sekolah dan Staff SD 01 N Jatirejo, SD N 02 Jatirejo, SD 03 Jatirejo,
MIS NU Jatirejo yang telah berbaik hati memberikan wadah bagi mahasiwa
untuk berekspresi dan melaksanakan program kerja dengan baik
6. Kepala Sekolah TK Pertiwi dan PAUD NU BINA CERDAS Jatirejo yang
telah memberikan wadah bagi mahasiswa untuk melaksanakan program kerja
7. Siswa/siswi SD 01 N Jatirejo, SD N 02 Jatirejo, SD 03 Jatirejo, MIS NU
Jatirejo yang telah berkerja sama dalam menjalankan program UNNES GIAT
2 dengan riang dan sungguh – sungguh
8. Masyrakarat Desa Jatirejo dan Desa Kebagusan yang telah memberikan
tempat bagi mahasiswa untuk berkonstribusi di tatanan masyarakat
9. Karang Taruna Desa Jatirejo yang telah berkolaborasi dalam mewujudkan
program kerja Bersama Tim UNNES GIAT
38
LAMPIRAN FOTO
Berikut adalah dokumentasi dari kegiatan-kegiatan selama pelaksanaan UNNES
GIAT :
Lomba Bulutangkis
“Kolaborasi Karang
Taruna”
Perpisahan dengan
39
40
Sosialisasi Sampah,
Biogas dan Simperum
“Rumah Tak Layak Huni”
Ecoprint
41
Posyandu Balita
Membantu Pelayanan
Balai Desa Jatirejo
Jatirejo
Ekstrakurikuler Menari di
Sekolah Dasar
Plangisasi RW Desa
Jatirejo
Posyandu Lansia
Bimbingan Belajar TK
45
Bimbingan Belajar SD
Karnaval :
47
48
Stunting :
Artikel diunggah di Kompasiana berjudul "Prevalensi
Stunting Desa Jatirejo Masih Tinggi!, Mahasiswa GIAT
2 UNNES Adakan Sosialisasi Dan Pengenalan
Makanan Sehat Tambahan Dari Daun Kelor". Stunting
merupakan masalah kesehatan yang masih melekat
didunia kesehatan Indonesia. Berdasarkan data dari
Desa Jatirejo masih ada sekitar 20 anak stunting.
Adanya permasalahan tersebut, mahasiswa UNNES
GIAT 2 mengadakan adanya sosialisasi pencegahan
stunting dan inovasi olahan makanan "daun kelor" yang
terlaksana pada 28 Agustus 2022. Pada artikel
dijelaskan proses pelaksanaan sosialisasi pada Ibu
hamil dan Ibu muda yang mempunyai anak balita di
Dusun Siglagah, Desa Jatirejo. Adanya sosialisasi
diharapkan dapat menekan dan mencegah anak
stunting. Sosialisasi juga diharapkan menjadi edukasi
Link :
https://www.kompasiana.com/no bagi Ibu-Ibu bahwasanya sejak di dalam kandungan
vaekarahma/6315b5776292e932
sampai usia 2 tahun anak sangat rentan terjadi stunting
a14ab182/unnes-giat-2-adakan-
sosialisasi-pencegahan-stunting- sehingga diperlukan kesadaran bagi Ibu dan keluarga,
dan-pengenalan-makanan- masyarakat untuk menjaga pola hidup sehat.
tambahan-olahan-daun-kelor-
dalam-pemenuhan-gizi-anak-di-
desa-jatirejo-pemalang
49
Artikel Pengabdian dalam Jurnal
Bulan Juli
Bulan Agustus
NO PEMASUKAN PENGELUARAN JUMLAH TOTAL
1 KAS 180000
2 Masak 1 35500 144500
3 Masak 2 38500 106000
4 Minyak Goreng 20000 86000
5 Listrik 50000 36000
6 Galon 5000 31000
7 Masak 3 18000 13000
8 Masak 4 14000 -1000
9 KAS 180000 179000
10 KAS TAMBAHAN 40000 219000
11 KAS SISA KEMARIN 65000 284000
12 Masak Bakar-bakaran 128500 155500
13 Tomat+Terasi 9000 146500
14 Masak 12500 134000
15 Galon 2 10000 124000
16 Masak Sop 18500 105500
53
Pengeluaran
Sultan 2500000
Hendrawan 2300000
Ana 3000000
Zulfa 3000000
Meilinda 3000000
Nova 3000000
Yulia 3000000
Dimas 2200000
Marcel 2700000
24700000
55
SURPLUS