Anda di halaman 1dari 38

PROPOSAL KKN LPPM UB

DESA PANDANSARI KECAMATAN PONCOKUSUMO


KABUPATEN MALANG JAWA TIMUR

Analisis Partisipasi Masyarakat dalam Program Sosialisasi dan Pelatihan


Pemanfaatan Limbah Rumah Tangga menjadi Alternatif Pupuk di Desa
Pandansari Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang Jawa Timur

Oleh :

Adinda Siti Azzahra (205040100111087)

Pusat Layanan Kuliah Kerja Nyata


Universitas Brawijaya

2022
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Analisis Partisipasi Masyarakat dalam Program


Sosialisasi dan Pelatihan Pemanfaatan Limbah
Rumah Tangga menjadi Alternatif Pupuk di Desa
Pandansari Kecamatan Poncokusumo Kabupaten
Malang Jawa Timur

Ketua : Andi Daud Gifta Manullang

Nama Lengkap : Adinda Siti Azzahra

NIM : 205040100111087

Jurusan : Agribisnis

Fakultas : Pertanian

Lokasi KKN : Desa Pandansari, Kecamatan Poncokusumo,

Kabupaten Malang, Prov. Jawa Timur

Malang, Agustus 2022

Mengetahui, Menyetujui

Kepala Pusat Layanan KKN-T, Dosen Pembimbing

Yusron Sugiarto, STP, MSc, MP, PhD Dr. Dra. Med. Vet. Herawati, MP
NIP. 19840201 201212 1 002 NIP. 19580127 198503 2 001

Mengesahkan,
Ketua LPPM,

Prof. Luchman Hakim, S.Si.,M.Agr.Sc.,Ph.D


NIP. 19710808 199802 1 001

i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur selalu penulis panjatkan atas kehadiran Allah SWT yang
telah memberi rahmat berupa kesehatan dan kenikmatan sehinga penulis mampu
menyelesaikan Laporan Akhir KKN Tematik Swakelola 1 Universitas Brawijaya
yang berlokasi di Desa Pandansari, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang,
Jawa Timur dengan judul “Analisis Partisipasi Masyarakat dalam Program
Sosialisasi dan Pelatihan Pemanfaatan Limbah Rumah Tangga menjadi
Alternatif Pupuk di Desa Pandansari Kecamatan Poncokusumo Kabupaten
Malang Jawa Timur”.
Pada kesempatan kali ini, tidak lupa penulis menyampaikan rasa syukur dan
terimakasi kepada pihak-pihak yang membantu dan mendukung kegiatan dari awal
hingga akhir :
1. Kedua orang tua serta keluarga yang telah memberikan dukungan berupa
moril maupun materi.
2. Ibu Dr. Dra. Med. Vet. Herawati, MP selaku Dosen Pembimbing Lapang
yang telah meluangkan tenaga, pikiran, dan waktu selama kegiatan
berlangsung.
3. Kak Anggraeni Dwi Khusumawati ST selaku Asisten Pembimbing Lapang.
4. Bapak Ahmad Zainul Abidin, S. Ag selaku Kepala Desa Pandansari.
5. Seluruh warga Desa Pandansari yang telah bersedia untuk menerima
keberadaan teman – teman KKN Tematik swakelola 1 dan berpartisipasi
untuk mendukung pelaksanaan program kerja dari Swakelola 1.
Demikianlah laporan ini dibuat, apabila ada kesalahan dalam penulisan atau pun
ketidaksesuaian materi yang disajikan mohon maaf. Oleh karenanya penulis
menerima kritik dan saran yang dapat membangun untuk menjadi lebih baik lagi
kedepannya. Semoga karya tulis ini bermanfaan bagi pembaca dan penulis sendiri.

Malang. Agustus 2022

Adinda Siti Azzahra

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii


DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ iv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. v
BAB 1 ANALISIS SITUASI................................................................................. 1
1.1. Lokasi dan Aspek Kependudukan ............................................................ 1
1.2. Kondisi Sosial dan Kesejahteraan ............................................................ 1
BAB II SOLUSI PERMASALAHAN ................................................................. 2
2.1 Permasalahan ................................................................................................. 2
2.2 Solusi ............................................................................................................. 2
BAB III METODE PELAKSANAAN................................................................. 3
3.1 Perizinan dan Survey Lokasi ......................................................................... 3
3.2 Deskripsi Program ......................................................................................... 3
3.3 Monitoring dan Evaluasi ............................................................................... 3
BAB IV PEMBAHASAN...................................................................................... 5
4.1 Implementasi dan Capaian Program .............................................................. 5
4.1.1 Implementasi Program ............................................................................ 5
4.1.2 Capaian Program..................................................................................... 6
4.2 Monitor dan Evaluasi .................................................................................... 7
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 10
5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 10
5.2 Rekomendasi Implementasi dan Capaian Program ..................................... 10
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 11
LAMPIRAN ......................................................................................................... 13

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Permasalahan Prioritas .............................................................................. 2


Tabel 2. Jadwal Kegiatan ........................................................................................ 4
Tabel 3. Partisipasi Masyarakat dalam Kegiatan .................................................... 6
Tabel 4. Hasil Pre Test ............................................................................................ 7
Tabel 5. Hasil Post Test .......................................................................................... 8

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Diagram Fishbone implementasi program ............................................ 5

v
BAB 1 ANALISIS SITUASI

1.1. Lokasi dan Aspek Kependudukan


Desa Pandansari berada di Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang,
Jawa Timur. Desa ini berada di daerah dataran tinggi, tepatnya di Kaki Gunung
Semeru. Pada sisi selatan Desa Pandansari berbatasan langsung dengan Desa
Sumberejo, di sisi utara dengan Desa Poncokusumo, di sisi barat dengan Desa
Ngadireso, dan pada sisi timur berbatasan dengan Perhutani. Desa pandansari
terdiri atas 3 dusun, yaitu Dusun Krajan, Dusun Wonosari dan Dusun Sukosari,
dengan total luas wilayah seluas 915 ha atau 9,11% dari luas Kecamatan
Poncokusumo. Pada tahun 2021 tercatat jumlah penduduk Desa Pandansari
berjumlah 7.345 Jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar 773,29/km.
1.2. Kondisi Sosial dan Kesejahteraan
Sebagian besar masyarakat Desa Pandansari memiliki mata pencaharian
sebagai petani dan buruh tani. Pada 2021, tercatat sebanyak 1.484 laki-laki dan 825
perempuan yang bekerja sebagai petani serta 373 laki-laki dan 315 perempuan
sebagai buruh tani. Jeruk merupakan komoditas yang sering dijumpai di desa ini.
Selain bidang pertanian, Desa Pandansari juga terkenal akan kerajinan tangan
berupa bunga kering maupun peralatan rumah tangga dari kayu.
Kesejahteraan adalah suatu usaha yang dilakukan agar dapat meningkatkan
taraf hidup atau usaha yang dilakukan untuk memenuhi segala aspek kebutuhan
hidup (Agustin & Triani, 2019). Pengaruh pendidikan pada tingkat kesejahteraan
tergolong tinggi, karena pendidikan akan berpengaruh langsung terhadap tingkat
pendapatan seseorang dan pendapatan merupakan titik ukur yang dominan untuk
melihat tingkat kesejahteraan. Selain itu, pendidikan juga merupakan hal penting
dalam meningkatkan pembangunan. Pendidikan merupakan salah satu cara yang
efektif dalam meningkatkan pembangunan, karenanya banyak negara berkembang
yang mencurahkan perhatian besar terhadap pendidikan warga negaranya (Sigit,
Debora, & Lahardo, 2020). Sebagian besar masyarakat di Desa Pandansari
memiliki tingkat pendidikan terakhir tamat SD/sederajat.

1
BAB II SOLUSI PERMASALAHAN

2.1 Permasalahan

Jumlah penduduk yang terus meningkat akan mengakibatkan munculnya


berbagai permasalahan, salah satunya yaitu permasalahan lingkungan. Semakin
banyak jumlah penduduk, akan semakin banyak pula sampah yang dihasilkan, baik
sampah organik maupun anorganik. Tak terkecuali di Desa Pandansari, dimana
hampir semua masyarakat membuang sampah tanpa memilahnya terlebih dahulu.
Padahal membuang sampah dengan pengelolaan yang tidak tepat seperti dibakar,
dapat menyebabkan pencemaran udara serta berdampak buruk terhadap kesehatan.
Di Indonesia sendiri penyakit berbasis lingkungan masih menjadi penyebab
kematian yang utama, seperti malaria, TB paru, DBD, dan sebagainya (Exposto,
2015). Selain itu membuang sampah ke tempat pembuangan sampah (TPS) lambat
laun tidak akan menjadi alternatif lagi dikarenakan kurangnya kapasitas untuk
menampung sampah domestik yang ada.
2.2 Solusi

Penanggulangan sampah dapat diatasi dari skala rumah tangga terlebih


dahulu. Hal ini dapat dilakukan dengan memisahkan antara sampah organik dan
anorganik. Sampah anorganik yang dihasilkan dapat didaur ulang menjadi barang
baru yang berguna dan bernilai. Sedangkan sampah organik yang mudah
membusuk dapat dimanfaatkan menjadi bahan pembuatan pupuk kompos. Kompos
adalah pupuk organik yang berasal dari kotoran hewan atau sisa tanaman yang
mengalami proses dekomposisi, sehingga dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki
kerusakan fisik dan struktur tanah akibat pupuk kimia serta meningkatkan
kesuburan tanah (Ashilah, Saputri, & Fauzan, 2020). Sehingga dengan adanya
sosialisasi dan pelatihan pemanfaatan limbah rumah tangga menjadi pupuk di Desa
Pandansari ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pengelolaan
sampah khususnya skala rumah tangga menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat dan
bernilai guna.
Tabel 1. Permasalahan Prioritas
Identifikasi Permasalahan Solusi Luaran
Memanfaatkan Pupuk kompos yang
Pengelolaan sampah yang
limbah rumah tangga bermanfaat bagi
tidak tepat khususnya untuk
menjadi pupuk masyarakat dan
skala rumah tangga
kompos lingkungan.

2
3

BAB III METODE PELAKSANAAN


3.1 Perizinan dan Survey Lokasi

Perizinan lokasi dilakukan dengan cara datang langsung ke Desa Pandansari.


Hal ini dilakukan dengan berkunjung ke kantor desa untuk meminta izin kepada
pihak desa mengenai kegiatan KKN Tematik Swakelola yang akan diadakan di
Desa Pandansari, Poncokusumo, Kabupaten Malang, Jawa Timur pada tanggal 27
Juni 2022 dengan anggota sebanyak 18 orang, 15 perempuan dan 3 laki-laki.
Setelah mendapatkan izin dari pihak desa, selanjutnya dilakukan identifikasi
potensi dan masalah. Kegiatan ini dilakukan dengan cara diskusi bersama aparat
desa dan beberapa tokoh masyarakat seperti ketua kelompok tani serta ketua
kelompok gabungan UMKM. Diskusi ini dilakukan untuk mendapatkan informasi
mengenai permasalahan utama yang ada di desa serta mencari solusi terbaik.
Dengan adanya proses diskusi ini diharapkan program yang akan dijalankan dapat
memberi manfaat terbaik terhadap semua pihak.
3.2 Deskripsi Program

Jumlah penduduk yang terus meningkat mengakibatkan sampah menjadi


permasalahan lingkungan yang serius dan harus ditangani dengan baik. Penanganan
sampah ini dapat dimulai dengan skala kecil seperti skala rumah tangga terlebih
dahulu. Pengelolaan limbah organik rumah tangga merupakan langkah awal yang
dapat dilakukan. Limbah organik seperti sisa sayur, buah, atau pun limbah rumah
tangga lainnya dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan pupuk kompos.Selain
dapat mengatasi permasalahan sampah yang semakin banyak, limbah organik yang
sudah menjadi pupuk kompos juga memiliki banyak manfaat seperti memperbaiki
struktur tanah atau manfaat bagi lingkungan serta memiliki nilai ekonomis.
Program pengolahan limbah rumah tangga menjadi pupuk kompos dengan
sasaran peserta berupa ibu-ibu PKK ini, diharapkan dapat memberdayakan
masyarakat untuk dapat mengolah limbah rumah tangga dengan tepat sehingga
dapat meminimalisir munculnya kerusakan lingkungan. Selain itu, diharapkan
masyarakat menjadi terampil dalam mengelola limbah rumah tangga atau sampah
organik yang dimiliki menjadi sesuatu yang lebih bernilai guna dan ekonomis.
3.3 Monitoring dan Evaluasi

Tahap akhir yang dilakukan adalah monitoring dan evaluasi. Monitoring dan
evaluasi dilakukan untuk memastikan perkembangan dari program ini. Monitoring
akan dilakukan satu minggu sekali untuk melihat perkembangan pupuk kompos
yang telah dibuat hingga matang. Sedangkan evaluasi dilakukan setelah program
selesai dijalankan untuk melihat keberhasilan dari program, seperti perubahan
pengetahuan peserta ataupun kompos yang sudah matang. Dengan adanya
4

monitoring dan evaluasi ini, diharapkan semua kendala dan permasalahan dalam
program dapat diatasi dengan baik.
Tabel 2. Jadwal Kegiatan
No. Kegiatan Bulan (Minggu ke-)
Juni Juni Juli Juli Juli Juli Agustus Agustus
(3) (4) (1) (2) (3) (4) (1) (2)
1. Perencanaan
Kegiatan
2. Solusi dengan
Mitra
3. Pelaksanaan
Program
4. Monitoring
dan Evaluasi
5. Pelaporan
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Implementasi dan Capaian Program

4.1.1 Implementasi Program

Program sosialisasi dan pelatihan pemanfatan limbah rumah tangga menjadi


pupuk di Desa Pandansari dilakukan sebanyak tiga kali yang berlokasi di masing-
masing dusun, tepatnya tanggal 14 Juli 2022 di Dusun Krajan, 15 Juli di Dusun
Sukosari dan 19 Juli di Dusun Wonosari. Program ini dilaksanakan bersamaan
dengan acara mingguan ibu-ibu PKK masing-masing dusun sekaligus target utama
program yang telah direncanakan. Dusun Krajan merupakan dusun dengan jumlah
peserta terbanyak yaitu 34 orang, disusul dengan Dusun Sukosari sebanyak 25
orang dan Dusun Krajan sebanyak 11 11 orang.
Pelaksanaan program ini dibagi menjadi beberapa sesi, pertama yaitu peserta
yang hadir akan diarahkan untuk menjawab pre test. Hal ini bertujuan untuk
mengukur tingkat pengetahuan peserta seputar pengelolaan limbah rumah tangga
dan pupuk organik. Pre test atau tes awal merupakan tes yang dilakukan sebelum
materi disampaikan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana peserta telah
memahami materi yang disampaikan (Nurjanah & Marlianingsih, 2015). Agar lebih
menarik minat peserta dalam proses sosialisasi, selanjutnya dilakukan kuis lisan,
lima orang peserta yang dapat menjawab pertanyaan akan diberikan doorprize
berupa bumbu dapur dan brosur yang berisi rangkuman materi. Sesi selanjutnya
merupakan pemaparan materi dengan media berupa power point yang diharapkan
dapat membantu agar materi yang disampaikan dapat dengan mudah untuk
dipahami peserta. Penggunaan power point sebagai media secara umum mampu
meningkatkan semangat, pemahaman, serta menambah daya tarik dalam proses
pembelajaran (Purwanti, Widyaningrum, & Melinda, 2020). Setelah pemaparan
materi, dilanjutkan dengan menjawab post test atau tes akhir yang berfungsi untuk
mengukur seberapa baik peserta dalam menerima materi yang telah disampaikan.
Memberikan kembali test setelah pelatihan berfungsi untuk mengetahui sampai
sejauh mana peserta menyerap ilmu dan teknik yang telah diberikan (Kurniasih,
Fakhriah, & Adriana, 2020). Sesi yang terakhir yaitu demonstrasi pembuatan
kompos. Metode demonstrasi digunakan untuk menunjukkan suatu proses kerja
secara langsung bersama dengan masyarakat yang dapat membantu mempermudah
penyampaian materi (Ghani, Parlindungan, & Delansyah, 2021). Pada proses
demonstrasi ini terdapat dua sampai tiga peserta yang ikut langsung untuk
membantu proses pembuatan kompos dari limbah organik rumah tangga. Limbah
organik rumah tangga yang digunakan merupakan limbah yang dibawa oleh peserta
serta limbah organik yang telah disiapkan oleh pihak pelaksana.
Gambar 1. Diagram Fishbone implementasi program

5
6

4.1.2 Capaian Program

Partisipasi masyarakat terhadap program sosialisasi dan pelatihan


pemanfaatan limbah rumah tangga menjadi pupuk di Desa Pandansari dianalisis
berdasarkan 4 tahapan kegiatan yang telah dilaksanakan.
Tabel 3. Partisipasi Masyarakat dalam Kegiatan
Kegiatan Partisipasi Masyarakat
Pengembangan ide Memberikan informasi
Persiapan kegiatan Menyampaikan undangan dan
mempersiapkan limbah rumah tangga organik
Pelaksanaan kegiatan Mendengarkan penyampaian materi serta
membantu proses demonstrasi secara
langsung.
Pemantauan dan evaluasi Mengisi pre test dan post test
kegiatan

Partisipasi yang diberikan masyarakat dalam tahap pengembangan ide


adalah memberikan informasi mengenai potensi dan permasalahan desa.
Selanjutnya pihak penyelenggara melakukan kajian terhadap informasi tersebut
hingga diputuskan untuk membuat program mengenai pembuatan pupuk kompos.
Terdapat enam bentuk partisipasi masyarakat yaitu, co-option, co-operation,
consultation, collaboration, co-learning, collective, dan action (Syahyuti, 2006).
Secara keseluruhan tipe partisipasi yang diberikan masyarakat Desa Pandansari
berada pada level 3 atau tipe consultation yaitu opini masyarakat ditanya namun
analisis informasi dan bentuk program akan dilakukan oleh pihak luar. Sebelum
mengadakan program ini, penyelenggara terlebih dahulu mencari informasi tentang
potensi dan permasalahan desa. Informasi tersebut kemudian diolah sehingga
didapatkan hasil akhir berupa sosialisasi dan pelatihan pemanfaatan limbah rumah
tangga menjadi pupuk kompos untuk mengatasi permasalahan sampah khususnya
limbah organik rumah tangga.
7

Pada tahap persiapan kegiatan, masyarakat memberikan partisipasi aktif


serta antusiasme. Hal ini dapat dilihat mulai dari penyebaran undangan yang
disampaikan oleh ketua PKK masing-masing dusun untuk anggotanya, bersamaan
dengan himbauan untuk mengumpulkan limbah rumah tangga organik yang
dihasilkan. Antusiasme dilihat berdasarkan fakta bahwa beberapa peserta datang ke
lokasi sosialisasi dan pelatihan dengan membawa limbah rumah tangga yang
dihasilkannya untuk ditukarkan dengan doorprize berupa bumbu dapur.
Selama tahap pelaksanaan, masyarakat juga menunjukkan partisipasi aktif
serta antusiasme. Pertama, mereka dengan semangat menjawab pertanyaan dari
pemateri untuk mendapatkan hadiah berupa bumbu dapur dan brosur. Ketika
pemateri memberikan penjelasan, terdapat beberapa masyarakat yang
mengabadikannya dengan ponsel mereka. Adapun ketika dilakukannya
demonstrasi pembuatan pupuk kompos secara langsung, dua sampai tiga
masyarakat secara aktif membantu dalam prosesnya. Walaupun masih terdapat
beberapa masyarakat yang tidak tertarik dan pulang terlebih dahulu ketika
demonstrasi dilakukan. Masyarakat akan memberikan partisipasi jika mereka sadar
akan permasalahan yang dihadapi serta sadar akan apa yang mereka butuhkan
(Astuti, 2011).
Partisipasi yang diberikan masyarakat pada tahap pemantauan dan evaluasi
adalah dengan membantu menjawab pertanyaan pre test dan post test yang telah
disediakan. Kedua tes ini digunakan untuk melihat apakah materi yang disampaikan
dapat diserap dengan baik oleh masyarakat dan mengubah pola pikir mereka. Test
yang dilakukan sebelum dan sesudah sosialisasi berguna untuk mengambil
kesimpulan tentang pemahaman peserta mengenai materi yang disampaikan
(Kurniasih, 2019).
4.2 Monitor dan Evaluasi

Pemberian pre test dan post test dapat menjadi tolak ukur apakah informasi
yang disampaikan dapat dipahami oleh peserta atau tidak. Berikut adalah hasil dari
pre test dan post test yang telah dilakukan.
Tabel 4. Hasil Pre Test
No. Pertanyaan Hasil
1. Apakah ibu mengetahui tentang pupuk Ya : 51,4%
kompos? Tidak : 48,6%
2. Apakah ibu mengetahui cara membuat Ya : 31,4%
pupuk kompos? Tidak : 68,6%
3. Apakah ibu menghasilkan sampah Ya : 95,7%
organik setiap hari? Tidak :4,3%
4. Bagaimana cara ibu mengolah sampah Dibuang : 55,7%
organik tersebut? Dibakar : 37,1%
Diolah : 7,1%
8

5. Apakah ibu tahu jika sampah organik Ya : 77,1%


bisa diolah menjadi barang yang
bermanfaat? Tidak : 22,9%
6. Apakah ibu tertarik dengan materi cara Tertarik : 92,9%
pembuatan kompos? Tidak tertarik : 7,1%
Tabel 5. Hasil Post Test
No. Pertanyaan Hasil
1. Apakah ibu mengetahui tentang pupukYa : 100%
kompos? Tidak : -
2. Apakah ibu mengetahui cara membuat Ya : 100%
pupuk kompos? Tidak : -
3. Apakah ibu menghasilkan sampah Ya : 100%
organik setiap hari? Tidak : -
4. Bagaimana cara ibu mengolah sampah Dibuang : 4,3%
organik tersebut? Dibakar : -
Diolah : 95,7%
5. Apakah ibu tahu jika sampah organik Ya : 100%
bisa diolah menjadi barang yang
bermanfaat? Tidak : -
6. Apakah materi yang disampaikan Ya : 100%
memberikan pengetahuan baru bagi Tidak : -
ibu?

Berdasarkan perbandingan hasil pre test dan post test dapat disimpulkan
bahwa proses transfer informasi selama program sosialisasi dan pelatihan
pembuatan pupuk kompos menjadi limbah rumah tangga berjalan dengan baik. Hal
ini dapat dilihat dari perbedaan jawaban antara kedua tes tersebut. Sebelum
memulai kegiatan sebanyak 51,4% peserta yang memiliki pengetahuan tentang
pupuk kompos dan hanya 31,4% peserta yang mengetahui cara pembuatan pupuk
kompos. Setelah dilakukannya program ini seluruh peserta mendapatkan
pengetahuan baru mengenai kompos dan cara membuatnya. Begitu pula dengan
cara pengolahan sampah organik, sebelum program dilaksanakan sebanyak 55,7%
peserta menjawab dibuang, 37,1% dibakar dan hanya 7,1% diolah. Setelah program
terlaksana hanya 4,3% peserta menjawab dibuang dan sisanya menjawab diolah.
Pasca kegiatan pembuatan pupuk kompos dari limbah rumah tangga
dilaksanakan, perlu dilakukan monitoring satu minggu sekali untuk memastikan
apakah kompos telah matang dengan baik. Kompos yang sudah matang akan
berwarna coklat kehitaman serta tidak berbau atau berbau seperti tanah (Wahyudin
& Nurhidayatullah, 2018). Kematangan kompos dapat didasarkan berdasarkan
warna kompos yang kehitaman, tekstur menyerupai tanah, tidak berbau atau berbau
tanah, dan suhu kompos maksimal seperti suhu air tanah. Biasanya kompos akan
9

matang dalam waktu 3-6 minggu (Restanti, Thohari, & Rachmaniyah, 2019). Pada
saat proses monitoring, tidak semua peserta dapat ikut memantau kematangan
kompos yang dilakukan. Hal tersebut dikarenakan compost bag diletakkan di rumah
warga tempat sosialisasi dilakukan, sedangkan acara perkumpulan PKK biasanya
diadakan bergilir di rumah setiap anggota.
BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang berlokasi di Desa Pandansari,


Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Jawa Timur berjalan sesuai
harapan. Program yang telah direncanakan berupa sosialisasi dan pelatihan
pemanfaatan limbah rumah tangga menjadi pupuk dapat terlaksana dengan baik.
Hal ini dapat dilihat dari aktifnya partisipasi masyarakat sebelum pelaksanaan
program, ketika pelaksanaan program hingga sesudah pelaksanaan program untuk
melakukan monitoring terhadap kematangan kompos.
5.2 Rekomendasi Implementasi dan Capaian Program
Pemungutan sampah menuju TPA di Desa Pandansari hanya dilakukan satu
minggu sekali setiap hari rabu oleh para relawan. Pemungutan sampah juga hanya
dilakukan pada Dusun Krajan dan Wonosari saja, tanpa Sukosari. Hal ini
menyebabkan permasalahan sampah menjadi hal yang harus segera dipecahkan
sebelum permasalahan ini menyebabkan kerugian, baik bagi lingkungan ataupun
manusia itu sendiri. Selain itu, masyarakat juga terbiasa untuk membuang sampah
sembarangan terutama anak-anak. Karenanya diperlukan pelatihan kembali
mengenai pengelolaan sampah yang tepat sebagai upaya untuk mencegah terjadinya
kerusakan lingkungan serta penyakit yang muncul akibat sampah.

10
DAFTAR PUSTAKA

Agustin, T., dan Triani, M. (2019). Analisis Peran Ganda Wanita terhadap
Kesejahteraan di Sumatera Barat. Jurnal Kajian Ekonomi dan
Pembangunan, 1 (2): 241-250.
Ashilah, Saputri, M. M., dan Fauzan, A. (2020). Pelatihan Pemanfaatan Limbah
Rumah Tangga Organik menjadi Pupuk Kompos. Jurnal Pengabdian
Masyarakat Bidang Pertanian, 1 (1): 30-33.
Astuti, Y. P. (2011). Partisipasi Peserta dalam Program Pengelolaan Sampah
Organik di Komunitas Kumuh Perkotaan Bantaran Sungai Ciliwung.
Skripsi, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Exposto, L. A. (2015). Pengaruh Pengelolaan Sistem Pembuangan Akhir Sampah
dan Dampak terhadap Kesehatan Masyarakat di Desa Tibar, Kecamatan
Bazartete, Kabupaten Liquica, Timor-Leste. Jurnal Bumi Lestari, 15 (2):
115-124.
Ghani, M. A., Parlindungan, D., dan Delansyah, M. I. (2021). Pemberdayaan
Masyarakat dalam Pengelolaan dan Peningkatan Nilai Guna Sampah
Anorganik di Wilayah Legoso Raya Rt 001/001 Pisangan Ciputat Timur.
Seminar Nasional Pengabdian Masyarakat LPPM UMJ, 1 (1).
Kurniasih, E. (2019). Sosialisasi Bahaya Radikal Bebas dan Fungsi Antioksidan
Alami bagi Kesehatan. Jurnal Vokasi, 3(1): 1-7.
Kurniasih, E., Fakhriah, F., dan Adriana, A. (2020). Pelatihan Diversifikasi Olahan
Pangan Berbasis Pisang Awak Sebagai Olahan Pangan Sehat Di Masa
Pandemi Di Desa Jambo Timue. In Prosiding Seminar Nasional Politeknik
Negeri Lhokseumawe, 4(1): 114-117.
Nurjanah, dan Marlianingsih, N. (2015). Analisis Butir Soal Pilihan Ganda sari
Aspek Kebahasaan. Faktor Jurnal Ilmu Kependidikan, 2 (1): 69-78.
Purwanti, L., Widyaningrum, R., dan Melinda, S. A. (2020). Analisis Penggunaan
Media Power Point dalam Pembelajaran Jarak Jauh pada Materi Animalia
Kelas VIII. Jurnal of Biology Education, 3 (2): 157-166.
Restanti, E., Thohari, I., dan Rachmaniyah. (2019). Efektifitas Mereduksi Sampah
Organik dalam Biopori (Studi di Desa Sekargadung Kecamatan Dukun
Kabupaten Gresik Tahun 2018). Jurnal Penelitian Kesehatan Suara
Forikes, 10 (3): 168-172.
Sigit, N., Debora, O., dan Lahardo, D. (2020). Pemberdayaan Masyarakat Dalam
Penerapan Self Management Untuk Mencegah Hipertensi Pada Lansia Di
Dusun Sukosari Desa Pandansari, Poncokusumo, Kabupaten Malang.
Abdimas Unwahas, 5 (2): 103-108.

11
12

Syahyuti. (2006). Konsep Penting dalam Pembangunan Pedesaan dan Pertanian.


Jakarta: Bina Rena Pariwara.
Wahyudin, dan Nurhidayatullah. (2018). Pengomposan Sampah Organik Rumah
Tangga Menggunakan Mikroorganisme Lokal Bonggol Pisang sebagai
Bioaktivator. Agriovet, 1 (1): 19-36.
LAMPIRAN
1. Dokumentasi Kegiatan
Dokumentasi Keterangan
Alat dan bahan pembuatan kompos
dari limbah rumah tangga.

Pengumpulan limbah rumah tangga


yang dibawa oleh peserta.

Pemberian doorprize kepada peserta


yang telah membawa sampah organik.

Pemilahan dan pemotongan sampah


yang telah dibawa oleh peserta

Materi sosialisasi dan pelatihan


pemanfaatan limbah rumah tangga
menjadi alternatif pupuk kompos.

13
14

Pemaparan materi.

Demonstrasi pembuatan pupuk


kompos secara lanngsung yang
dibantu oleh beberapa peserta
sosialisasi dan pelatihan.

Dokumentasi akhir peserta dan pihak


pelaksana.

Pupuk kompos yang telah jadi serta


harus dipantau satu minggu sekali
hingga matang dan dapat digunakan.
15

2. Dokumen Hasil
a. Absen Dusun Krajen
16
17

b. Absen Dusun Sukosari


18

c. Absen Dusun Wonosari


19

3. Poster
a. Buku Saku
20

b. Poster Individu
21

4. Surat-surat Pendukung Terlaksananya KKN


a. Surat Undangan Dusun Krajan
22

b. Surat Undangan Dusun Wonosari


23

c. Surat Undangan Dusun Sukosari


24

5. Log Sheet
25
26
27
28
29
30
31
32

6. Surat Bukti Penerimaan

Anda mungkin juga menyukai