Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN

PENGARUH GULMA PADA KERUSAKAN

TANAMAN PADI

DI KWT KASIH DESA PERSIAPAN LELAIN

DI SUSUN OLEH:

NAMA : MITA SUSANTI BOLLA

NIM : 190710003

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS NUSA LONTAR ROTE

i
PENGESAHAN

Laporan KKL oleh Nama Mita Susanti Bolla NIM 190710003 Mahasiswa

Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Nusa Lontar di Desa Persiapan Lelain,

Tahun Pelajaran 2022/2023 telah diperiksa dan di sahkan, dan dinyatakan

memenuhi syarat dan sah untuk diujikan.

Baa, 20 April 2023

Pendamping Dosen Pembimbing Dosen Pembimbing

Lapangan Lapangan I Lapangan II

Samuel Sina Midel. D. W. Ndolu, S.Si.M.Si Dr. Ir. Jamin Habid,MM


NIP. NIP.

Mengetahui

Kepala Desa Ketua LPPM

Simon Dunggun Suryati M. Mandala, S.Pd.,M.Hum


NIDN. 0820108501

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan kesehatan, kesempatan kepada penulis sehingga mampu

menyelesaikan Laporan Kerja Praktek/Magang ini.Kerja praktek/magang ini

merupakan salah satu syarat akademik bagi seluruh mahasiswa Jurusan Biologi

Universitas Nusa Lontar.

Laporan Kerja Praktek/Magang ini berjudul ”Identifikasi Gulma Pengganggu

Tanaman Padi” Kerja praktek/magang ini telah penulis laksanakan dengan baik di

Desa Persiapan Lelain dikeolompok tani KWT kasih yang berlokasi di jalan Ba’a

Busalangga dari tanggal 26 Januari s.d 20 Maret 2023

Dalam penyusunan kerja praktek ini penulis banyak dibantu oleh berbagai pihak,

baik langsung maupun tidak langsung. Untuk itu penulis mengucapkan terima

kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. Ir. Jamin Habid,MM, selaku pendiri Universitas Nusa Lontar yang

telah memeberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk melakukan kegiatan

KKL.

2. Daniel Babu, SH, MH selaku PLT. Rektor Unstar yang turut serta

memberikan dukungan selama kegiatan KKL berlangsung.

3. Suryati Mandala, S.Pd, M.Hum selaku ketua LPPM yang telah

memberikan arahan pelaksanaan kegiatan KKL.

4. Midel.D.W.Ndolu, S.Si. M.Si selaku dosen pembimbing

iii
5. Kepala Desa bersama keluarga yang telah menerima saya dengan segenap

hati dan banyak membantu/mendampingi penulis dalam melaksanakan

kegiatan KKL.

6. Seluruh warga masyarakat Desa Persiapan Lelain yang dengan iklas

menerima penulis dengan senang hati serta memberikan bantuan dan kerja

sama yang baik selama penulis mengabdi dilokasi KKL.

Penulis sadar laporan kerja praktek/magang ini masih banyak

kekurangannya jauh dari kata sempurna. Untuk itu dengan senang hati penulis

akan menerima kritik dan saran untuk perbaikannya.

Akhirnya penulis dapat menyelesaikan laporan kerja praktek ini yang

tentunya tidak terlepas dari bantuan semua pihak.Terima kasih atas bantuannya

dan semoga Tuhan Yang Maha Esa membalasnya. Amiin

Rote, 20 Maret 2023

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN................................................................... ii

KATA PENGANTAR........................................................................... iii

DAFTAR ISI.......................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1

1.1 Latar Belakang.................................................................................. 1

1.2 Tujuan Magang................................................................................. 2

1.3 Waktu dan Prosedur Pelaksanaan KKL............................................ 3

BAB II KAJIAN TEORI...................................................................... 5

2.1 Tanaman Padi.................................................................................... 5

2.2 Klasifikasi Tanaman Padi.................................................................. 6

2.3 Teknik Budidaya............................................................................... 6

2.4 Pengertian Gulma.............................................................................. 14

2.5 Jenis-jenis Gulma.............................................................................. 16

2.6 Teknik Pengendalian Gulma............................................................. 25

BAB III HASIL PEMBAHASAN........................................................ 31

3.1 Jenis-jenis kegiatan........................................................................... 31

3.2 Hambatan dalam kegiatan KKL ....................................................... 32

BAB IV PENUTUP............................................................................... 39

4.1 Kesimpulan........................................................................................ 39

v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Program studi Ilmu Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas

Nusa Lontar adalah salah satu program studi yang mewajibkan mahasiswa

untuk melakukan kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL).Adapun kuliah

kerja lapangan tersebut dimaksudkan untuk memperkenalkan mahasiswa

kepada realitas dunia kerja.Bagi mahasiswa, kegiatan KKL harus dirasakan

sebagai pengalaman belajar yang baru untuk menerapkan semua bekal ilmu

yang telah diterima dalam berinteraksi dengan lingkungan kerja agar

memperoleh pemahaman bagaimana menempatkan diri sesuai dengan bidang

kerja yang dipilih.

Desa Persiapan Lelain adalah salah satu Desa yang berada di Kecamatan

Lobalain Kabupaten Rote Ndao merupakan salah satu Desa yang dirujuk oleh

Universitas Nusa Lontar untuk mahasiswa melakukan kegiatan KKL yang

pelaksanaannya pada tanggal 26 Januari hingga 20 Maret. Kegiatan KKL ini

dilakukan di Desa persiapan Lelain bertujuan untuk meningkatkan dan

menambah pengalaman mahasiswa didunia kerja instansi pemerintahan.

Bagi masyarakat Indonesia padi merupakan sumber bahan pangan pokok

yang hampir belum tergantikan.Desa Persiapan Lelain merupakan salah satu

wilayah yang memiliki padi sawah sebagai komoditas unggulan.Gulma

merupakan tumbuhan yang mengganggu pertumbuhan tanaman padi atau

merugikan kepentingan manusia segingga manusia berusaha

1
mengendalikannya. Gulma dapat mengurangi produktifitas padi dan juga

menjadi inang bagi hama dan penyakit dan lima gulma yang menjadi masalah

bagi tanaman padi Cyperus rotundus, Agetarum conyzoides, Fimbristylis

miliaceace, Monochoaria vaginalis dan Echinochloa colonum. Dalam

pengendaliannya dilakukan tiga tahap yaitu membersikan lahan sawah

sebelum mulai proses pekerjaan, pengolahan tanah menggunakan traktor dan

menggunakan herbesida sistemik. Oleh karena itu kegiatan KKL ini bertujuan

untuk mengetahui akibat tumbuhan pengganggu tanaman padi yang terdapat

di lahan sawah KWT kasih yang membuat penghambat dalam pertumbuhan

tanaman padi.

Melalui program kuliah kerja lapangan mahasiswa memiliki kesempatan

untuk memahami serta merasakan bagaimana pekerjaan yang sesungguhnya

terjadi dilapangan yang dimana mahasiswa diajarkan bagaimana cara

melayani masyarakat dengan baik dan benar, seperti membuat surat masuk

atau keluar, mengantar surat ke dusun dan mengikuti kegiatan rapat.

Dengan kegiatan KKL ini diharapkan dapat mengindentifikasi, mencerna

dan menyelesaikan berbagai masalah yang ada di Desa maupun di lahan

sawah KWT kasih serta mencari dan menemukan solusi dari setiap masalah

yang ada di masyarakat melalui setiap kegiatan interdisiplin maupun kegiatan

fisik dan kegiatan nonfisik.Kegiatan interdisiplin disesuaikan dengan program

studi masing-masing mahasiswa KKL, sedangkan kegiatan umum meliputi

kegiatan fisik dan nonfisik yang mana disesuaikan dengan kegiatan yang ada

di desa sasaran.

2
1.2 Tujuan Pelaksanaan KKL

Maksud dari dilakukannya kegiatan KKL yang diterapkan oleh Universitas

Nusa Lontar Rote adalah:

a. Dapat memperoleh wawasan mengenai suatu bidang pekerjaan yang

berada pada kondisi nyata dalam perusahaan.

b. Memperoleh pengalaman dari melakukan pekerjaaan yang nyata dan

sesuai dengan teori yang telah diperoleh dalam bangku perkuliahan.

c. Mampu mempersiapkan diri untuk menjadi sumber daya manusia yang

berkualitas, memiliki pengetahuan, keterampilan, serta keahlian yang

sesuai dengan perkembangan zaman.

d. Terlatihnya kedisplinan dan tanggung jawab dari KKL dalam hal

melaksanakan tugasnya sehingga diharapkan dapat menjadi lulusan yang

siap terjun ke dunia kerja.

1.3 Waktu dan prosedur pelaksanaan kerja KKL

Kegiatan di Desa Persiapan Lelain merupakan kegiatan KKL yang di

laksanakan pada tanggal 26 Januari s.d 19 Maret 2023 yang berlansung kurang

lebih 2 bulan. Jadwal efektif kerja setiap hari senin-sabtu pukul 08.00 –

14.00.Prosedur Pelaksanaan Kerja KKL antara lain :

Tabel 1.1 Prosedur Pelaksanaan Kerja Lapangan

Waktu Pelaksanaan Uraian

Tanggal 24 Oktober 2022 Melakukan Pendaftaran Magang

Tanggal 11 November 2022 Mencari Tempat Magang

Tanggal 14 Januari 2023 Mahasiswa Menghubungi Dosen Pembimbing

3
umtuk menghubungi ketua LPPM

Tanggal 17 Januari 2023 Pembekalan Magang

Tanggal 24 Januari 2023 Mengambil surat dar LPPM

Pengantaran surat permohonan ke tempat


Tanggal 24 Januari 2023
magang

Mengambil dan menyampaikan surat blasan

Tanggal 25 Januari 2023 dari Instansi/ tempat magang ke ketua LPPM

dan Dosen Pembimbing

Serah terima dan perkenalan Mahasiswa

Tanggal 25 Januari 2023 magang yang di dampingi oleh Dosen

Pembimbing

Tanggal 26 Januari 2023 Observasi di tempat magang

Tanggal 27 Januari 2023 Pelaksanan Kegiatan Magang

Membuat Laporan mingguan dan mengisi


Tanggal 28 Januari 2023
daftar hadir setiap minggu

Tanggal 20 Maret 2023 Penarikan Mahasiswa Magang

Tanggal 21 Maret 2023 Membuat laporan Magang

Revisi Laporan Magang di Dosen

Pembimbing

Ujian seminar laporan magang.

4
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Tanaman Padi

Padi merupakan tanaman berumpun.Tanaman padi berasal dari dua

benua yaitu Asia dan Afrika Barat tropis dan subtropis. Bukti sejarah

memperlihatkan bahwa penanaman padi di Zhejiang (Cina) sudah dimulai

pada 3.000 tahun SM. Fosil butir padi dan gabah ditemukan di Hastinapur

Uttar Pradesh India sekitar 100-800 SM. Selain Cina dan India, beberapa

wilayah asal padi adalah Bangladesh Utara, Burma, Thailand, Laos, Vietnam.

Hama yang banyak menyerang tanaman ini adalah tikus, orong-orong, walang

sangit dan wereng coklat.Hama-hama itulah yang sering menyebabkan padi

gagal panen dan tentunya membuat petani merugi (Imadatainstiper).

Negara produsen padi terkemuka adalah Republik Rakyat Cina (31% dari

total produksi dunia), India (20%), dan Indonesia (9%). Namun hanya

sebagian kecil produksi padi dunia yang diperdagangkan antar negara (hanya

5%-6% dari total produksi dunia). Thailand merupakan pengekspor padi

utama (26% dari total padi yang diperdagangkan di dunia) diikuti Vietnam

(15%) dan Amerika Serikat (11%).Indonesia merupakan pengimpor padi

terbesar dunia (14% dari padi yang diperdagangkan di dunia) diikuti

Bangladesh (4%), dan Brazil (3%).

5
Menurut Soekarawati, 1993. Padi salah satu komoditi yang mempunyai

prospek cerah guna menambah pendapatan para petani.Hal tersebut dapat

memberi motivasi tersendiri bagi petani untuk lebih mengembangkan dan

meningkatkan produksinya dengan harapan agar pada saat panen usaha

memperoleh hasil penjualan tinggi guna memenuhi kebutuhannya.

2.2 Klasifikasi Tanaman Padi

Klasifikasi tanaman padi secara lengkap sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Superdivision : Spermatophyta

Division : Magnoliophyta

Class : Liliopsida

Subclass : Commelinidae

Ordo : Cyperales

Family : Gramineae

Genus : Oryza L.

Spesies : Oryza sativa L.

2.3 Teknik Budidaya

a) Persemaian

Membuat persemaian merupakan langkah awal bertanam padi.

Pembuatan persemaian memerlukan suatu persiapan yang sebaik-

baiknya, sebab benih di persemaian ini akan menentukan pertumbuhan

padi di sawah, oleh karena itu persemian harus benar-benar mendapat

6
perhatian, agar harapan untuk mendapatkan bibit padi yang sehat dan

subur dapat tercapai.

b) Penggunaan benih

 Benih unggul

 Bersertifikat

 Kebutuhan benih 25 -30 kg / ha b.

c) Persiapan lahan untuk persemaian

 Tanah harus subur

 Cahaya matahari

 Pengairan

 Pengawasan

d) Persiapan Dan Pengolahan Tanah

Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah pertanian dengan

alat tertentu hingga memperoleh susunan tanah ( struktur tanah ) yang

dikehendaki oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari beberapa

tahap :

a. Pembersihan

Selokan-selokan perlu dibersihkan dengan cara Jerami yang ada perlu

dibabat untuk pembuatan kompos

b. Pencangkulan Perbaikan pematang dan petak sawah yang sukar

dibajak

c. Membajak

 Memecah tanah menjadi bongkahan-bongkahan tanah

7
 Membalikkan tanah beserta tumbuhan rumput ( jerami ) sehingga

akhirnya membusuk.

 Proses pembusukan dengan bantuan mikro organisme yang ada

dalam tanah

d. Menggaru

 Meratakan dan menghancurkan gumpalan-gumpalan tanah

 Pada saat menggaru sebaiknya sawah dalam keaadan basah

 Selama digaru saluran pemasukan dan pengeluaran air ditutup

agar lumpur tidak hanyut terbawa air keluar

 Penggaruan yang dilakukan berulang kali akan memberikan

keuntungan ¾ Permukaan tanah menjadi rata ¾ Air yang

merembes kebawah menjadi berkurang -Sisa tanaman atau

rumput akan terbenam ¾ Penanaman menjadi mudah ¾

Meratakan pembagian pupuk dan pupuk terbenam

e) Penanaman

Dalam penanaman bibit padi, harus diperhatikan sebelumnya adalah :

a. Persiapan lahan Tanah yang sudah diolah dengan cara yang

baik, akhirnya siap untuk ditanami bibit padi.

b. Umur bibit Bila umur bibit sudah cukup sesuai dengan jenis

padi, bibit tersebut segera dapat dipindahkan dengan cara

mencabut bibit

c. Tahap penanaman Tahap penanaman dapat dibagi menjadi 2

bagian yaitu:Memindahkan bibit Bibit dipesemaian yang

8
telah berumum 17-25 hari ( tergantung jenis padinya, genjah/

dalam ) dapat segera dipindahkan kelahan yang telah

disiapkan.Syarat -syarat bibit yang siap dipindahkan ke

sawah :

 Bibit telah berumur 17 -25 hari

 Bibit berdaun 5 -7 helai

 Batang bagian bawah besar, dan kuat

 Pertumbuhan bibit seragam ( pada jenis padi yang sama)

 Bibit tidak terserang hama dan penyakit

 Bibit yang berumur lebih dari 25 hari kurang baik,

bahkan mungkin telah ada yang mempunyai anakan.

Menanam Dalam menanam bibit padi, hal- hal yang harus

diperhatikan adalah :

a. Sistim larikan ( cara tanam )

 Akan kelihatan rapi

 Memudahkan pemeliharaan terutama dalam

penyiangan

 Pemupukan, pengendalian hama dan penyakit akan

lebih baik dan cepat

 Kebutuhan bibit / pemakaian benih bisa diketahui

dengan mudah

b. Jarak tanam

9
Faktor yang ikut menentukan jarak tanam pada tanaman

padi, tergantung pada :

 Jenis tanaman Jenis padi tertentu dapat

menghasilkan banyak anakan. Jumlah anakan yang

banyak memerlukan jarak tanam yang lebih besar,

sebaliknya jenis padi yang memiliki jumlah anakan

sedikit memerlukan jarak tanam yang lebih sempit.

 Kesuburan tanah

Penyerapan hara oleh akar tanaman padi akan

mempengaruhi penentuan jarak tanam, sebab

perkembangan akar atau tanaman itu sendiri pada

tanah yang subur lebih baik daTi pada

perkembangan akar / tanaman pada tanah yang

kurang subur. Oleh karena itu jarak tanam yang

dibutuhkan pada tanah yang suburpun akan lebih

lebar daTi pada jarak tanam padah tanah yang jurang

subur.

 Ketinggian tempat.

Daerah yang mempunyai ketinggian tertentu seperti

daerah pegunungan akan memerlukan jarak tanam

yang lebih rapat dari pada jarak tanam didataran

rendah, hal ini berhubungan erat dengan penyediaan

air. Tanaman padi varietas unggul memerlukan jarak

10
tanam 20 x 20 cm pada musim kemarau, dan 25 x 25

cm pada musim hujan.

c. Hubungan tanaman

Hubungan tanaman berkaitan dengan jarak tanam.

Hubungan tanaman yang sering diterapkan ialah:

 Hubungan tanaman bujur sangkar ( segi empat )

 Hubungan tanaman empat persegi panjang.

 Hubungan tanaman 2 baris.

d. Jumlah tanaman ( bibit ) tiap lobang.

Bibit tanaman yang baik sangat menentukan

penggunaannya pada setiap lubang. Pemakian bibit tiap

lubang antara 2 -3 batang

e. Kedalaman penanaman bibit

Bibit yang ditanam terlalu dalam / dangkal menyebabkan

pertumbuhan tanaman kurang baik, kedalam tanaman

yang baik 3 -4 cm.

f. Cara menanam

Penanaman bibit padi diawali dengan menggaris tanah /

menggunakan tali pengukur untuk menentukan jarak

tanam.Setelah pengukuran jarak tanam selesai dilakukan

penanaman padi secara serentak.

f) Pemeliharaan

Meliputi :

11
a. Penyulaman dan penyiangan.

Yang harus diperhatikan dalam penyulaman :

 Bibit yang digunakan harus jenis yang sama

 Bibit yang digunakan merupakan sisa bibit yang terdahulu

 Penyulaman tidak boleh melampoi 10 hari setelah tanam.

 Selain tanaman pokok ( tanaman pengganggu ) supaya

dihilangkan.

b. Pengairan Pengairan disawah dapat dibedakan :

 Pengairan secara terns menerus

 Pengairan secara piriodik

c. Pemupukan

Tujuannya adalah untuk mencukupi kebutuhan makanan yang

berperan sangat penting bagi tanaman baik dalam proses

pertumbuhan / produksi, pupuk yang sering digunakan oleh petani

berupa :

 Pupuk alam ( organik )

 Pupuk buatan ( an organik )

 Dosis pupuk yang digunakan : o

 Pupuk Urea 250 -300 kg / ha o

 Pupuk SP 36 75 -100 kg / ha o

 Pupuk KCI 50 -100 kg / ha Atau disesuaikan dengan analisa

tanah

g) Panen dan Pascapanen

12
a. Panen

Padi siap panen: 95 % butir sudah menguning (33-36 hari setelah

berbunga), bagian bawah malai masih terdapat sedikit gabah hijau,

kadar air gabah 21-26 %, butir hijau rendah.

b. Cara Panen

Keringkan sawah 7-10 hari sebelum panen, gunakan sabit tajam

untuk memotong pangkal batang, simpan hasil panen di suatu

wadah atau tempat yang dialasi. Panen dengan menggunakan mesin

akan menghemat waktu, dengan alat Reaper binder, panen dapat

dilakukan selama 15 jam untuk setiap hektar sedangkan dengan

Reaper harvester panen hanya dilakukan selama 6 jam untuk 1

hektar.

c. Perkiraan Produksi.

Dengan penanaman dan pemeliharaan yang intensif, diharapkan

produksi mencapai 89 ton/ha.Saat ini hasil yang didapat hanya 5-6

ton/ha.

Dengan penanaman dan pemeliharaan yang intensif, diharapkan

produksi mencapai 89 ton/ha.Saat ini hasil yang didapat hanya 5-6 ton/ha.

PASCAPANEN

a) Perontokan

Lakukan secepatnya setelah panen, gunakan cara diinjak-injak

(±60 jam orang untuk 1 hektar), dihempas/dibanting (± 16 jam

orang untuk 1 hektar) dilakukan dua kali di dua tempat terpisah.

13
Dengan menggunakan mesin perontok, waktu dapat dihemat.

Perontokan dengan perontok pedal mekanis hanya memerlukan

7,8 jam orang untuk 1 hektar hasil panen.

b) Pembersihan

Bersihkan gabah dengan cara diayak/ditapi atau dengan blower

manual. Kadar kotoran tidak boleh lebih dari 3 %.

c) Jemur gabah selama 3-4 hari selama 3 jam per hari sampai kadar

airnya 14 %. Secara tradisional padi dijemur di halaman. Jika

menggunakan mesin pengering, kebersihan gabah lebih terjamin

daripada dijemur di halaman.

d) Penyimpanan

Gabah dimasukkan ke dalam karung bersih dan jauhkan dari

beras karena dapat tertulari hama beras. Gabah siap dibawa ke

tempat penggilingan beras (huller).

2.4 Pengertian Gulma

Gulma merupakan tanaman liar yang tumbuh di sekitar tanaman yang

dibudidayakan. Gulma yang tumbuh di area pertanian ini akan sangat

menggagu pertumbuhan tanaman yg dibudidayakan. Sehingga jika tidak di

tanggulagi maka akan memberikan dampak pada produktivitas tanaman yang

dibudidayakan.Gulma pada tanaman padi sawah dapat mengganggu

pertumbuhan dan perkembangan tanaman padi serta dapat menyebabkan

kehilangan hasil yang tidak sedikit. Kompetisi antara gulma dan tanaman padi

sawah dalam mendapat nutrisi yang terjadi dari awal tanam, masa

14
pertumbuhan hingga pematangan bulir padi sangat besar sekali pengaruhnya

terhada penurunan dan kualitas gabah.

Pengertian GULMA Menurut Beberapa Ahli

a. Mangoensoekarjo (1983) : ” Gulma adalah tumbuhan pengganggu

yang nilainya negatif apabila tumbuhan tersebut merugikan manusia,

baik secara langsung maupun tidak langsung. Sebaliknya tumbuhan

dikatakan memiliki nilai positif apabila mempunyai manfaat atau daya

guna bagi manusia “.

b. Sutidjo (1974) : ” Gulma adalah tumbuhan yang tumbuh tidak sesuai

dengan tempatnya dan tidak dikehendaki serta mempunyai nilai

negatif “.

c. Nasution (1986) : ” Gulma merupakan tumbuh-tumbuhan yang

tumbuh pada tempat yang tidak diinginkan sehingga menimbulkan

kerugian bagi kehidupan manusia. Kerugian yang ditimbulkan antara

lain pengaruh persaingan (kompetisi) mengurangi ketersediaan unsur

hara tanaman mendorong efek allelophaty “.

d. Anderson (1977) : ” Gulma didefinisikan sebagai tumbuhan yang

tumbuh pada tempat yang tidak diinginkan oleh manusia. Dengan

demikian apa saja termasuk tanaman budidaya dapat dipandang

sebagai gulma apabila tumbuh pada tempat yang tidak diinginkan.

Tumbuhan yang lebih lazim sebagai gulma biasanya cendrung

mempunyai sifat-sifat atau ciri khas tertentu yang memungkinkanya

15
untuk mudah tersebar luas dan mampu menimbulkan kerugian dan

gangguan “.

e. Sukman dan Yakub (1995) : “Gulma yaitu tumbuhan liar yang dapat

berkembang biak secara vegetatif maupun generatif dan biji yang

dihasilkan secara vegetatif maupun generatif adalah dengan

rhizoma,stolon,dll. Pembiakan melalui spora umumnya dilakukan oleh

bangsa pakisan sedangkan pembiakan biji dilakukan oleh bangsa

gulma semusim atau tahunan“.

2.5 Jenis-Jenis Gulma

a. Cynodon dactylon (L.) Pers. (suket grinting)

Nama lain rumput grinting antara lain ; kakawatan, gigirintingan, rumput

bermuda, rumput bahama, doab, dubo, dhoob. Batang rumput ini dapat

tumbuh sampai 30 cm, berwarna hijau-kelabu, tumbuh pendek 2 hingga 15

cm dengan tepi yang kasar.

b. Eleusine indica(L.) Gaena (rumput belulang)

16
Nama lain rumput belulang antara lain ; carulang, cerulang, jampang

(Sunda), lulangan/suket lulangan (Jawa), kelulang.

c. Echinochloa crus-galli (L.)Cerv( jajagoan)

Rumput jajagoan (Echinochloa crus-galli (L.)Cerv) adalah jenis rumput

liar yang berasal dari Asia tropis yang sebelumnya diklasifikasikan sebagai

jenis rumput panicum.Umumnya dikenal sebagai cockspur, millnyard

millet, millet Jepang, rumput air, rumput barnyard umum, atau hanya

“rumput barnyard”.

d. Panicum repens L. (lulampuyangan, jajahean)

17
Rumput jajahean (lulampuyangan) adalah gulma air yang sering

ditemukan di persawahan dan merupakan gulma bagi tanaman padi.

e. Cyperus rotundus

Nama Umum : Teki

Nama Lokal : Jukut Pendul, Teki (Jawa), Mota (Madura)

Deskripsi : Akar serabut dan membentuk umbi, batang tegak berbentuk

segitiga, helaian daun terdiri dari 4-10 berjejer pada pangkal batang

berbentuk garis, mengelompok dekat pangkal batang dan bunga bulir

tunggal dan majemuk. Cyperus rotundus termasuk gulma yang banyak

18
ditemukan di lahan pertanian dan memiliki daya adaptif yang tinggi

sehingga gulma ini sulit untuk dikendalikan.

f. Fimbristylis miliaceae

Nama Umum : Babawangan

Nama Lokal : Tumbaran (Jawa), Panon Munding (Sunda)

Deskripsi : Akar serabut, batang ramping dan tidak berbulu serta tumbuh

tegak. Daun terdapat dibagian pangkal, bentuk daun meruncing dengan

tulang daun sejajar, Bunga berkarang dan bercabang banyak anak bulir

banyak dan berwarna coklat berbentuk bola sampai jorong.

Habitat Fimbristylis miliacea biasanya terdapat didi ladang padi.

g. Echinochloa colonum

19
Nama Umum : Rumput bebek

Nama Lokal : Tuton ( Jawa ), Jajagon Letik (Sunda)

Deskripsi : Akar tumbuh berumpuh, dangkal dan pendek. Batang ramping

dan tumbuh menyebar.Daun berbentuk garis dan lebar dibagian pangkal

serta runcing diujungnya.Bagia n tepian daun biasanya berwarna

ungu.Bunga membentuk malai terdapat diujung dengan panjang sekitar 3-

15 cm.

Habitat gulma Echinochloa colonum biasanya banyak ditemukan di sawah

ataupun pinggir jalan.

h. Agetarum conyzoides

Nama Umum : Babadotan

Nama Lokal : Bandotan (Jawa)

Deskripsi : Ageratum conyzoides merupakan gulma berdaun lebar. Daun

berbentuk bulat telur dengan tepian bergerigi dan tepian daun

runcing.Daun memiliki rambut atau bulu halus berwarna putih yang

terletak dipermukaan atas dan bawah daun.Tinggi batang dapat mencapai 1

meter serta ditutupi bulu halus berwarna putih. Bunga berukuran kecil

20
berwarna ungu atau putih berbentuk seperti bunga matahari dengan

diameter 5-8 mm.

i. Digitaria sanguinalis

NamaLokal : Rumput ceker ayam

Nama Daerah : Jampang Piit

Deskripsi : Akar serabut, Batang berbentuk pipih dan berongga, daun

berbentuk lanse tepian kasar, pelepah daun menyatu pada batang, bunga

lengkap dengan 3 benang sari dan 2 putik. Tinggi tanaman dapat mencapai

1-1,2 m. Biasanya gulma ini banyak dijumpai di pematang sawah, pinggir

jalan atau hutan sekunder. Tanaman ini berfungsi sebagai penutup tanah

dan penahan erosi tanah.

j. Setaria plicata

21
Nama Umum: Rumput Setaria

Nama Lokal : Jamarak

Deskripsi : Akar serabut dan panjang, batang menjalar dan bagian atas

batang tegak tumbuh berbuku-buku. Dibagian bawah buku batang terdapat

rambut halus berwarna putih serta batang tumbuh berongga. Tinggi batang

dapat mencapai 0,2 – 1 m. Ujung daun meruncing dan berbentuk garis,

bunga mejemuk serta anak bulir tumbuh berseling.

k. Cyperus iria

Nama Umum: Jekeng

Nama Lokal : Rumput mendeong, dekeng wangin, nyur-nyuran, dll

22
Deskripsi : akar berserat dan serabut, Batang berbentuk segitiga dengan

tinggi batang 5-80 cm, daun berjumlah 4-10 helai terletak pada pangkal

batang, bunga majemuk berbentuk 3 siku. Gulma ini biasanya muncul

setelah padi di tanam dan banyak ditemukan baik di dataran rendah

maupun dataran tinggi.Gulma ini banyak ditemukan di sawah pada saat

lahan padi ditanam secara tabela (tanam benih langsung) dan saat tanaman

padi pindah tanam.

l. Imperata cylindrical

Nama Umum : Alang-alang

Nama Lokal : Eurih (Sunda), Lalang (Jawa),

Deskripsi : Akar rimpang dan menjalar, batang berukuran pendek dan

menjulang naik, helaian daun berbentuk garis memanjang seperti pita,

lanset, berujung runcing tepi daun kasar dan tajam. Bunga majemuk

berbentuk malai sepanjang 6-28 cm dengan anak bulir panjang.Gulma

alang-alang memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi sehingga mudah

tumbuh dimana-mana dan menjadi gulma yang merugikan petani.

m. Monochoria vaginalis

23
Nama Lokal : Eceng

Deskripsi : Akar serabut berwarna putih kehitaman, batang semu dan

pendek, daun tunggal berbentuk jantung dan ujungnya runcing, hijau dan

mengkilap. Bunga majemuk tersusun dalam bulir bulir, bunga berwarna

ungu.Gulma Monochoria vaginalis termasuk gulma aquatik yang hidup di

air. Habitat gulma ini biasanya ditemukan di parit, kolam atau pinggir

2.6 Akibat Dan Pengendalian Gulma

Gulma didefinisikan sebagai kelompok jenis tumbuhan yang hidupnya

merugikan hasil tanaman yang dibudidayakan antara lain :

1) Bentuk Persaingan Gulma dengan Tanaman Budidaya padi antara Lain :

a) Persaingan Air:

Air juga merupakan salah satu unsur penting untuk mendukung proses

fotosintesis tanaman. Selain itu air juga diperlukan tanaman untuk

pelarut dalam sel tanaman dan sebagai media pengangkutan unsur hara

dari dalam tanah ke tanaman.Persaingan air antara gulma dengan

tanaman budidaya yang mengakibatkan defisiensi/kekurangan air yang

terus-menerus menyebabkan terhambatnya atau terhentinya

24
pertumbuhan tanaman budidaya serta menyebabkan perubahan-

perubahan dalam tanaman yang tidak dapat balik (irreversible).

b) Persaingan Sinar Matahari:

Sinar matahari merupakan unsur penting yang menunjang terjadinya

proses fotosintesis pada tanaman. Adanya gulma pada lahan pertanian

akan menimbulkan persaingan untuk mendapatkan sinar matahari

terutama dari pengaruh kanopi/tajuk tanaman atau gulma yang saling

menaungi. Akibatnya tanaman budidaya tidak dapat memperoleh

intensitas sinar matahari yang optimal untuk mendukung proses

fotosintesisnya sehingga laju fotosintesisnya akan kurang optimal pula.

Kurang optimalnya fotosintesis tanaman budidaya tersebut tentunya

akan berpengaruh pula pada laju pertumbuhan tanamannya.

c) Persaingan Unsur Hara:

Adanya gulma pada lahan pertanian apalagi pada lahan yang miskin

unsur hara akan menimbulkan persaingan unsur hara dengan tanaman

budidaya. Akibatnya pertumbuhan tanaman dapat terganggu karena

ketersediaan unsur hara kurang /terbatas untuk mendukung

pertumbuhan tanamannnya.

2) Pengaruh yang Merugikan dengan Adanya Gulma Pada Lahan Pertanian

a. Mempunyai pengaruh persaingan/kompetisi yang tinggi dengan

tanaman budidaya

b. Sebagai rumah inang sementara dari hama dan patogen penyebab

penyakit tanaman budidaya

25
c. Mengurangi mutu hasil panen tanaman budidaya

d. Menghambat kelancaran aktivitas pertanian

Cara untuk mengendalikan gulma

a. Penyiangan gulma dengan tangan/manual

Umunya petani menyiang gulma dengan tangan (manual weeding) dengan

atau tanpa alat bantu seperti kored, atau menginjak - injak gulma dengan

kaki. Cara ini banyak membutuhkan waktu, biaya, tenaga, dan cukup

membosankan.Padahal setelah padi ditanam, petani juga ingin santai tidak

harus terus - menerus berpanas dan berlumpur di sawah.Aalagi petani

muda lebih menyukai bekerja di pabrik, buruh bangunan, berdagang, dan

usaha lainnya dengan hasil yang lebih pasti dengan resiko rendah. Waktu

tanam serempak menyebabkan terjadinya peningkatkan tenaga kerja pada

periode yang sama, sehingga terjadi persaingan dalam pemenuhan tenaga

kerja. Karena tenaga kerja terbatas, atau karena hujan lebat datang terus -

menerus, penyiangan sering tertunda.

b. Cara Mekanis

Penyiangan gulma secara mekanis bisa menggunakan gasrok, landak, atau

alat penyiang bermesin atau alat yang ditarik dengan ternak, dan

diterapkan apabila areal padi ditanam dalam barisan yang teratur dan

lurus.Umumnya petani tidak mampu membeli alat penyiang tersebut

karena harganya relatif mahal. Cara penyiangan mekanis membutuhkan

waktu pengerjaan yang relatif lebih cepat dibandingkan dengan cara

penyiangan dengan tangan. Penggunaan alat penyiang mekanis berisiko

26
merugikan pertumbuhan tanaman, karena alat tersebut sering

menimbulkan kerusakan mekanis pada akar maupun batang tananam padi,

terutama kalau jarak tanam padi tidak teratur.

c. Pengendalian Gulma Secara Kimiawi

Untuk pengendalian gulma secara kimiawi, Anda bisa menggunakan

herbisida.Menurut sistem kerjanya, herbisida dibagi atas beberapa jenis.

Antara lain yaitu:

1. Herbisida kontak

Herbisida kontak adalah herbisida yang langsung mematikan

jaringan-jaringan atau bagian gulma yang terkena larutan herbisida

ini, terutama bagian gulma yang berwarna hijau. Herbisida jenis ini

bereaksi sangat cepat dan efektif jika digunakan untuk memberantas

gulma yang masih hijau, serta gulma yang masih memiliki sistem

perakaran tidak meluas.

Di dalam jaringan tumbuhan, bahan aktif herbisida kontak hampir

tidak ada yang ditranslokasikan.Jika ada, bahan tersebut

ditranslokasikan melalui phloem.Karena hanya mematikan bagian

gulma yang terkena, pertumbuhan gulma dapat terjadi sangat

27
cepat.Dengan demikian, rotasi pengendalian menjadi

singkat.Herbisida kontak memerlukan dosis dan air pelarut yang

lebih besar agar bahan aktifnya merata ke seluruh permukaan gulma.

Herbisida ini hanya mampu membasmi gulma yang terkena

semprotan saja, terutama bagian yang memiliki hijau daun dan aktif

berfotosintesis. Keistimewaannya, dapat membasmi gulma secara

cepat, 2-3 jam setelah disemprot gulma sudah layu dan 2-3 hari

kemudian mati. Sehingga bermanfaat jika waktu penanaman harus

segera dilakukan. Kelemahannya, gulma akan tumbuh kembali

secara cepat sekitar 2 minggu kemudian dan bila herbisida ini tidak

menyentuh akar maka proses kerjanya tidak berpengaruh pada

gulma. Contoh herbisida kontak adalah paraquat. Herbisida ini

merupakan herbisida kontak yang umum digunakan untuk purna

tumbuh.Herbisida yang berbahan aktif Parakuat ini sangat cocok

digunakan oleh mereka yang ingin mengolah lahan secara cepat dan

segera. Hal ini karena daya kerja parakuat begitu cepat dimana

setelah aplikasi, hasilnya dapat terlihat 1 jam kemudian, sehingga

dalam waktu 3 – 4 hari berikutnya lahan bisa ditanami. Adapun

contoh herbisida yang berbahan aktif parakuat di Indonesia baru ada

dua yaitu Noxone 276 AS dan Gramoxone. Parakuat merupakan

herbisida kontak yang mematikan tumbuhan dengan cara merusak

membran sel. Menurut Chung (1995) pemakaian paraquat memiliki

keunggulan dalam hal suksesi gulma, fitotoksisitas, dan

28
rainfastness. Parakuat, herbisida kontak, menyebabkan kematian

pada bagian atas gulma dengan cepat tanpa merusak bagian sistem

perakaran, stolon, atau batang dalam tanah, sehingga dalam beberapa

minggu setelah aplikasi gulma tumbuh kembali.

jenis-jenis herbisida kontak berdasarkan bentuk, waktu penggunaan,

dan jenis tanaman yang baik untuk dikendalikan gulmanya yaitu

salah satunya adalah herbisida purna tumbuh yang bersifat kontak,

berbentuk larutan dalam air berwarna hijau tua, untuk

mengendalikan gulma pada pertanaman kelapa sawit (TM) dan

jagung (TOT). Contoh-contoh herbisida kontak pada umumnya yang

digunakan adalah sebagai berikut:

a. Gramoxone

b. Herbatop

c. Paracol

2. Herbesida sistemik

Herbisida sistemik adalah herbisida yang cara kerjanya

ditranslokasikan ke seluruh tubuh atau bagian jaringan gulma, mulai

dari daun sampai keperakaran atau sebaliknya. Cara kerja herbisida

ini membutuhkan waktu 1-2 hari untuk membunuh tanaman

pengganggu tanaman budidaya (gulma) karena tidak langsung

mematikan jaringan tanaman yang terkena, namun bekerja dengan

cara menganggu proses fisiologi jaringan tersebut lalu dialirkan ke

dalam jaringan tanaman gulma dan mematikan jaringan sasarannya

29
seperti daun, titik tumbuh, tunas sampai ke perakarannya.

Keistimewaannya, dapat mematikan tunas-tunas yang ada dalam

tanah, sehingga menghambat pertumbuhan gulma tersebut. Efek

terjadinya hampir sama merata ke seluruh bagian gulma, mulai dari

bagian daun sampai perakaran. Dengan demikian, proses

pertumbuhan kembali juga terjadi sangat lambat sehingga rotasi

pengendalian dapat lebih lama (panjang). Penggunaan herbisida

sistemik ini secara keseluruhan dapat menghemat waktu, tenaga

kerja, dan biaya aplikasi. Herbisida sistemik dapat digunakan pada

semua jenis alat semprot, termasuk sistem ULV (Micron Herbi),

karena penyebaran bahan aktif ke seluruh gulma memerlukan sedikit

pelarut.

Beberapa faktor yang mempengaruhi efektivitas herbisida sistemik,

yaitu:

a. Gulma harus dalam masa pertumbuhan aktif.

b. Cuaca cerah waktu menyemprot.

c. Tidak menyemprot menjelang hujan.

d. Keringkan areal yang akan disemprot.

30
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Jenis-Jenis Kegiatan

Dalam pelaksanaan KKL di Desa Persiapan Lelain Kabupaten Rote

Ndao, beralamat di Jln.Baa-Busalangga, dan di tempatkan di kantor desa dan

KWT kasih. Kegiatan kuliah kerja lapangan dimulai pada tanggal 26 Januari

s.d 20 Maret 2023, adapun jenis- jenis kegiatan yang dilakukan oleh penulis

selama melakukan kegiatan KKL yaitu:

a. Membantu perangkat desa membuat surat keluar dari Kantor Desa ke

beberapa Dusun dan masyarakat, adapun kegiatan kerja yang dilakukan

oleh penulis yaitu, penulis membantu print surat, membantu mencap surat

dan menulis tujuan surat kepada siapa surat itu dituju.

b. Mendata dan menulis buku tamu yang ke Kantor Desa Persiapan Lelain,

adapun kegiatan kerja yang dilakukan oleh penulis yaitu, penulis

membantu dan mendata setiap tamu yang datang dengan keperluan

masing-masing, salah satunya yaitu mengikuti rapat di Kantor Desa

Persiapan Lelan. Dalam pengisian buku tamu tersebut berisi, no, nama,

hari/tanggal, tujuan bertamu dan tanda tangan.

c. Membantu perangkat desa mengantar surat keluar, adapun kegiatan kerja

yang dilakukan oleh penulis yaitu, mengantar surat ke masyarakat atau

para dusun yang mengenai himbauan untuk mengajak masyakat atau para

31
dusun untuk rapat bersama dalam membuat pagar atau mengikuti suatu

kegiatan.

d. Melakukan kegiatan lapangan di persawahan KWT kasih, adapun kegiatan

kerjayang di lakukan penulis yaitu membantu petani horti membersikan

lahan, membuat bedeng dan menanam tanaman horti, mengindentifikasi

jenis-jenis gulma pengganggu bagi tanaman padi, dan membatu petani

pangan mencabut gulma yang ada diarea persawahan

e. Melakukan kebersihan di Desa, adapun kegiatan kerja yang dilakukan oleh

penulis yaitu penulis bersama perangkat desa dan masyarakat

membersikan halaman kantor desa dan membersikan mata air yang ada di

Desa Persiapan Lelain yaitu Kolam Lelain

f. Membuat pagar darurat untuk Kantor Desa, adapun kegiatan kerja yang

dilakukan penulis yaitu bersama prangkat desa dan masyarakat yang ada di

Desa Persiapan Lelain membuat pagar darurat untuk kantor desa supaya

tanaman kantor bias terlindungi dari hewan.

3.2 Masalah Dalam Melaksanakan Kegiatan KKL Dan Cara

Penyelesaiannya

Masalah yang penulis temui dilapangan adalah gulma penggangu

tanaman padi yang dapat merusak pertumbuhan tanaman padi, dimana daun

padi dan tinggi tanaman padi. Penyebab masalah ini terjadi yaitu karena para

petani dalam melakukan pencegahan terhadap gulma kurang baik antara lain

pengolahan lahan yang tidak baik. Proses pengolahan tanah yang baik dan

32
benar yaitu ada dua bagian traktor yang digunakan para petani sebelum

penanaman :

1. Bajak tunggal : di gunakan untuk membalik tanah.

2. Garu : untuk meratakan permukaan tanah sebagai proses

terakhir pengejaan tanah.

Yang berikut kandungan tanah yang menyebabkan gulma tumbuh

subur (nutrisi, mangan, dan belerang).

Cara mengatasi gulma yang sudah tumbuh yaitu dengan cara

manual (mencabut gulma memakai tangan), cara mekanis dengan

menggunakan alat (parang, pisau, dan sabit).

Gulma juga dapat mengeluarkan zat atau cairan yang mengandung

racun sebagai tempat hidup hama. Hama yang biasa ditemukan di gulma

adalah ulat, belalang dan sebagainya. Kerusakan juga bisa terjadi di daun.

Persaingan air antara gulma dengan tanaman budidaya yang

mengakibatkan defisiensi/kekurangan air yang terus-menerus

menyebabkan terhambatnya atau terhentinya pertumbuhan tanaman

budidaya serta menyebabkan perubahan-perubahan dalam tanaman yang

tidak dapat balik (irreversible).

Tanaman budidaya tidak dapat memperoleh intensitas sinar

matahari yang optimal untuk mendukung proses fotosintesisnya sehingga

laju fotosintesisnya akan kurang optimal pula. Kurang optimalnya

fotosintesis tanaman budidaya tersebut tentunya akan berpengaruh pula

pada laju pertumbuhan tanamannya.

33
Gambar 1.

Gambar 2.

Gambar 3.

Gambar 4.

34
Alat dan proses pengambilan data

Dalam pelaksanaan KKL alat yang di gunakan antara lain:

 Buku dan bulpen

 Kamera untuk mengambil gambar atau merekam

Proses Pengambilan data antara lain:

 Observ asi (pengamatan)

Pengumpulan data observasi dilakukan dengan pengamatan

langsung.Melakukan pengamatan di lokasi menggunakan pancaindra yang

kemudian dikumpulkan dalam catatan atau alat rekam.

 Wawancara

Bentuk tanya jawab atau wawancara oleh narasumber yang bertindak

sebagai informan untuk memperoleh data yang diperlukan dalam

penelitian.

35
BAB IV

KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan

Dalam pelaksanaan kegiatan KKL yang dilaksanakan selama kurang lebih

dua bulan di Desa Persiapan Lelain yang berlokasi di KWT kasih, penulis

dapat menyimpulkan beberapa hal yang penulis dapatkan dari kegiatan KKL

bahwa:

1. Dengan adanya kegiatan KKL ini, sebagai salah satu syarat perkuliahan,

penulis juga merasakan berbagai manfaat dan pengalaman yang berharga.

Diantaranya yaitu: kemampuan kerja, motivasi kerja, inisiatif, kreatifitas,

hasil kerja yang berkualitas, disiplin waktu dan kerajinan dalam bekerja,

serta produktifitas kerja.

2. Kegiatan KKL ini sangat berguna bagi mahasiswa untuk mencari ilmu

dan pengalaman bekerja dalam bidang pelayanan masyarakat dan

membantu membentuk kepribadian mahasiswa dalam memberikan

pelayanan kepada masyarakat, meningkatkan sikap mental

profesionallisme pada diri mahasiswa, menumbuhkan rasatanggung jawab

kepada para mahasiswa terhadap Bangsa dan Negara.

3. Kendala yang berupah tantangan pada saat KKL dapat diantisipasi dengan

baik, demi suksesnya berbagai kegiatan yang telah direncanakan dalam

program kerja maupun yang tidak direncanakan.

36
DAFTAR PUSTAKA

Moenadir J. 1993. Pengantar Ilmu dan Pengendalian Gulma. Rajawali Pers.

Jakarta

Parto Y, Wij aya E, dan Gozali K. 1999. Pengkajian Komposisi Floristik

Komunitas Gulma di Pertanaman Padi Lebak.Abstr.Konferensi Nasional

XIV Himpunan Ilmu Gulma Indonesia. Fakultas Pertanian. Universitas

Sriwijaya. Indralaya

Sukman Y dan Yakup. 2002. Gulma dan Teknik Pengendaliannya. Raja Grafindo

Persada. Jakarta.

Billman, W., S. 2001. Pergeseran komposisi gulma pada beberapa jarak tanam

jagung dan beberapa frekuensi pengolahan tanah. J. Pertanian Indonesia

3(1): 25-30

Hamid, A. 2005. Penentuan jumlah benih padi sebar langsung untuk menekan

pertumbuhan gulma. Bul. Teknik Pert. 9

37

Anda mungkin juga menyukai