DOSEN PENGAMPU:
Disusun Oleh:
Kelompok 2
1. Betaratna Sania 22132002
2. Maulana Azhari 22132011
3. Noer Achri Fistawal harbi 22132015
4. Rio Setiawan Idat 22132020
5. Samira Mustika Zahra 22132021
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
karunia-Nya, sehingga penulisan laporan praktikum dengan judul Laporan
Praktikum Geologi Struktur di Daerah Sungai Cipamingkis, Kec. Jonggol,
Kab. Bogor, Jawa Barat berhasil diselesaikan.
Penulisan laporan ini tidak lepas dari bantuan banyak pihak. Oleh karena
itu, perkenankan penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dosen pengampu Mata Kuliah Geologi Struktur atas bimbingan selama proses
pembelajaran Mata Kuliah Geologi Struktur.
2. Rakan-rekan satu kelas Program Studi Teknologi Pertambangan yang telah
bekerja sama selama praktikum Geologi Struktur.
i
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iv
DAFTAR TABEL....................................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Tujuan............................................................................................................1
1.3 Lokasi............................................................................................................1
1.4 Personil dan Peralatan...................................................................................3
1.5 Waktu Pelaksanaan........................................................................................4
BAB II TINJAUAN GEOLOGI..............................................................................5
BAB III METODE PRAKTIKUM..........................................................................9
3.1 Metode Scanline............................................................................................9
3.2 Metode Tape and Compass Traverse.............................................................9
3.2.1 Kompas Brunton dan Axis......................................................................9
3.2.2 Pita Ukur 50 m......................................................................................10
3.3 Metode Analisis Data..................................................................................10
BAB IV HASIL KEGIATAN.................................................................................11
4.1 Lokasi 1 Sungai Cipamingkis......................................................................11
4.2 Lokasi 2 Sungai Cipamingkis......................................................................16
4.3 Lokasi 3 Sungai Cipamingkis.......................................................................17
BAB V PEMBAHASAN.......................................................................................23
4.1 Lokasi 1 Sungai Cipamingkis......................................................................23
4.2 Lokasi 2 Sungai Cipamingkis......................................................................23
4.3 Lokasi 3 Sungai Cipamingkis......................................................................23
4.4 Lokasi 3 Sungai Cipamingkis......................................................................23
BAB VI PENUTUP...............................................................................................23
5.1 Kesimpulan..................................................................................................23
ii
5.2 Saran............................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................24
LAMPIRAN...........................................................................................................25
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR LAMPIRAN
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa dapat mengobservasi, mengambil data dan menganalisis data dari
kegiatan lapangan serta mengidentifikasi batuan dan struktur geologi yang
berkembang di daerah Cipamingkis.
2. Membuat pembahasan dari hasil praktikum lapangan
3. Mempresentasikan laporan hasil kegiatan
1.3 Lokasi
Titik lokasi praktikum berkolasi di Lapangan Geologi Cipamingkis Jonggol, Jl.
Kp.Dayeuh No. 50, Sukanegara, Kec. Jonggol, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
16830
1
Gambar 1. 1 Peta Kesampaian Daerah PEPB- Sungai Cipamingkis, Kec. Jonggol , Kab. Bogor, Jawa
Barat (Sumber: Google Maps)
Gambar 1. 2 Peta Citra Satelit Sungai Cipamingkis, Kec. Jonggol, Kab. Bogor, Jawa Barat Beserta 4
Titik Lokasi Praktikum (Sumber: Google Earth Pro)
2
Mahasiswa melakukan praktikum di 4 lokasi yang sudah ditentukan. Lokasi 1,
2, 3, dan 4 dapat dilihat dalam gambar peta di atas.
A. Peralatan Kelompok
3
3 Palu Geologi Saat pratikum palu yang
dibawah ada 2 macam,
berdasarkan fungsinya palu
sedimen yang berbentuk pipih
digunakan untuk mengambil
sample batuan sedimen,
sedangkan palu yang runcing
adalah palu batuan beku yang
digunakan untuk mengambil
sample batuan beku
4
8 Spidol Untuk menandai dan memberi
kode pada plastic sampel yang
sudah melakukan pengambilan
sampel batuan
B. Peralatan Individu
5
2. Daypack Sebagai tempat penyimpanan
peralatan lapangan.
6
7. Tumbler Tempat air saat berada di
lapangan
7
BAB II
TINJAUAN GEOLOGI
Batupasir dan Konglemerat berasal dari endapan lahar Qob. Satuan ini
menepati sebagian besar dataran plered dan tanah meja di timurlaut
Purwakarta.
8
Konglemerat dan pasir sungai yang bersusunan andesit dan basal.
Batuguling-batuguling dari batugamping terkersikkan, batupasir, kongkresi-
kongkresi silika dan andesit satuan ini membentuk undak pada beberapa
ketinggian, antaar 35 m diatas dasar sungai tertentu (ludwig, 1933).
Napal abu-abu tua, batulempung napalan dan serpih lempung dengan sisipan
batu pasir kuarsa, kuarsit dan batugamping napalan.
Dilihat dari peta geologi regional, daerah praktikum kami tepatnya di Sungai
Cipamingkis didominasi oleh formasi batuan Mdm (Formasi Jatiluhur).
9
Gambar 2. 2 P Pembagian Fisiografi Jawa Barat (Bemmelen, 1949 dalam Yakub Malik, 2010)
Daerah Jonggol menempati bagian lereng utara dari jalur perbukitan di Jawa
Barat. Secara fisiografi, daerah ini merupakan bagian dari Zona Bogor dan Zona
Pedataran Pantai Jakarta (Bemmelen, 1949)dalam (Haryanto, Helmi, Aldrin, &
Sudrajat). Sungai Cipamingkis berada dalam Zona Bogor, di mana zona ini
dicirikan oleh topografi perbukitan yang batuannya terdiri atas batuan sedimen
tersier hingga Plistosen, batuan vulkanik Akhir Tersier hingga Kuarter, dan
intrusi batuan beku. Morfologi pedataran di dalam Zona Bogor berkembang
cukup luas. Selain Sungai Cipamingkis, yang juga menjadi hulu sungai utama
adalah Sungai Cileungsi, Sungai Cibeet, dan Sungai Citarum. (Haryanto, Helmi,
Aldrin, & Sudrajat).
Pada daerah ini, terdapat pola struktur yang cukup kompleks, seluruh batuan
sedimen Tersiernya telah terlipatkan dan tersesarkan. Sesuai dengan bentuk
topografinya, sungai utama yang mengalir di dalam blok Jonggol mengalir dari
selatan ke utara yang membentuk pola pengaliran dendritik, sejajar, rektangular,
dan radier. Sungai Cipamingkis memiliki pola pengaliran sejajar yang mengalir
dari ke arah utara hingga timur laut. Berdasarkan pengamatan inderaja, Sungai
Cipamingkis alirannya 13 dikontrol oleh struktur sesar berarah timur laut hingga
barat daya. Hal tersebut didukung oleh adanya jejak persesaran yang ditemukan
di lapangan. Di antaranya slicken side, of
10
fset, dan lipatan. (Haryanto, Helmi, Aldrin, & Sudrajat).
Gambar 2. 3 Pola Aliran Sungai dan Intepretasi Sesar di dalam Blok Jonggol (Haryanto, Helmi,
Aldrin, & Sudrajat)
11
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Kompas Axis digunakan dalam pengukuran strike dan dip dengan cara pemakaian
sebagai berikut:
12
1. Posisikan penutup kompas dikontak bidang perlapisan litologi
2. Levelkan bulls eye hingga benar-bener ketengah
3. Tekan penahan jarum kompas dan untuk memastikan benar-benar sesuai
4. Lalu catat hasil yang didapatkan sebagai data strike
5. Lihat sudut yang dibentuk tutup kompas dengan kompas sebagai data dip,
bisa dilihat dari kiri/kanan kompas
6. Lalu catat hasil yang didapatkan sebagai data dip.
Dalam diagram ini data-data yang akan digunakan terdiri dari satu unsur
pengukuran, misalkan data dari kekar vertikal, arah liniasi struktur sedimen dan
frakmen breksi sesar dan arah kelurusan:
Diagram kipas
13
Diagram kipas ini bertujuan untuk mengetahui arah kelurusan umum dari unsur-
unsur struktur yang datanya hanya satu unsur pengukuran.
Diagram Roset
Diagram ini bertujuan untu mengetahui arah-arah kelurusan umum dari data
dengan satu parameter atau disebut trend.
Histogram
Histogram ini bertujuan untuk mengetahui arah kelurusan umum dari unsur-unsur
suatu struktur (Noor, 2009).
14
BAB IV
HASIL KEGIATAN
15
Setelah itu, kami melakukan scanline dan tape and compass traverse dengan
cara mengukur stike and dip pada setiap bidang kontak perlapisan, bidang kekar,
mendata serta mendeskripsi litologi yang terdapat pada pada lintasan 50 m
tersebut.
Dari pengukuran tersebut didapat data strike and dip dari bidang kontak
perlapisan dengan dominasi litologi Batulanau, batupasir, dan batulempung.
Kemudian, didapat data strike and dip bidang kekar.
16
Meter ke Major/Minor
Litologi Strike and Dip
(m) Joint
7.48 Batulempung N 251°E/85 Minor
7.7 Batupasir N 251°E/85 Minor
7.81 Batupasir N 251°E/85 Minor
7.9 Batupasir N 260°E/86 Minor
10.4 Batupasir N 253°E/72 Minor
10.82 Batupasir N 254°E/78 Major
11.5 Batupasir N 246°E/82 Minor
11.6 Batupasir N 246°E/82 Minor
11.73 Batupasir N 240°E/88 Minor
11.85 Batupasir N 244°E/70 Major
13.33 Batulempung N 235°E/72 Minor
13.7 Batulempung N 230°E/87 Minor
16.45 Batupasir N 247°E/63 Minor
16.53 Batupasir N 5°E/86 Minor
17.66 Batupasir N 197°E/27 Minor
19.3 Batupasir N 138°E/80 Major
20.33 Batupasir N 64°E/80 Major
22.9 Batupasir N 187°E/35 Minor
29.2 Batulempung N 50°E/80 Minor
29.4 Batulempung N 50°E/80 Minor
30.3 Batulempung N 50°E/80 Minor
31.7 Batulempung N 50°E/80 Minor
45.12 Batulempung N 244°E/90 Major
45.42 Batulempung N 244°E/90 Major
45.6 Batulempung N 244°E/90 Major
45.82 Batulempung N 244°E/90 Major
46.73 Batulempung N 82°E/80 Major
46.93 Batulempung N 82°E/80 Major
47.06 Batulempung N 82°E/80 Major
49.15 Batulempung N 233°E/72 Minor
49.4 Batulempung N 233°E/72 Minor
49.58 Batulempung N 302°E/74 Minor
49.7 Batulempung N 233°E/72 Minor
Pada lokasi 1 ini didominasi oleh kekar extention, karena dicirikan oleh:
17
Polanya sering tidak teratur, kalaupun teratur biasanya akan berpola kotak-
kota
Selanjutnya, ditemukan juga kekar sheer beserta conjugate nya pada lintasan 50 m
ini.
18
Kemudian, di lokasi 1 ini juga terdapat singkapan dengan struktur geologi
primer, tepatnya struktur sedimen berupa paralel laminasi pada litologi batupasir.
19
4.2 Lokasi 2 Sungai Cipamingkis
Kegiatan dilanjutkan dengan berjalan menuju ke hulu sungai yang menjadi
lokasi 2. Lalu terdapat singkapan batuan yang sudah terdeformasi sehingga arah
dari kedua strike berbeda namun berada pada lokasi yang sama. Pada lokasi ini
kami mengukur strike and dip pada setiap kedua bidang tersebut.
Point 1 :
N 267° E/12
Point 2:
N 43° E/38
20
4.3 Lokasi 3 Sungai Cipamingkis
Menuju ke hulu lagi tepat pada lokasi 3 kami melakukan pengukuran pada
setiap bidang yang dimana terdapat singapan-singkapan batuan yang terdeformasi.
Point 1:
N 8° E/36
Point 2
: N 40° E/38
21
Kemudian pada singkapan 2 batuan mengalami struktur geologi lazy s akibat
deformasi. Pada singkapan ini kami mengukur strike and dip pada beberapa
bidang pada perlapisan yang terlihat perubahan arah strikenya secara jelas.
Point 1:
N 121° E/22
Point 2:
N 217° E/26
Point 3:
N 29° E/220
Point 4:
N 331° E/24
22
Pada singkapan 3, ditemukan Kembali struktur lazy s seperti pada singkapan
sebelumnya.
Point 1: N
324° E/64
Point 2: N
184° E/11
Point 3: N
295° E/46
Point 4: N
341° E/66
23
Singkapan 4 juga ditemukan struktur lazy s dengan perbedaan arah strike yang
tidak terlalu jauh seperti pada singkapan 2 dan 3 sebelumnya.
Point 1:
N 156° E
/32
Point 2:
N 211° E
/38
Point 3:
N 158° E/8
24
Pengamatan Mengukur Strike and Dip
Koordinat
Waktu Sabtu, 20-05,2023
Litologi:
Batupasir
Point 1:
N 31° E/20
Point 2:
N 5° E/12
Point 3:
N 350° E/34
25
4.4 Lokasi 4 Sungai Cipamingkis
Pada lokasi 4 kegiatan yang pertama dilakukan yaitu menentukan titik
koordinat melalui GPS. Pada lokasi ini ditemukan singkapan yaitu batuan yang
memiliki vein atau urat yang diisi oleh kuarsa. Kegiatan berikutnya adalah
mengukur strike and dip pada bidang vein tersebut.
26
BAB V
PEMBAHASAN
27
Gambar 5. 2 Rosette Plot Lokasi 1 Sungai Cipamingkis
28
Gambar 5. 4 Pole Plot Lokasi 1 Sungai Cipamingkis
29
Selain stereonet dan diagram rose, dihasilkan juga data histogram. Data-
data tersebut diantaranya data strike, dip, trend, dan plunge.
30
5.2.2 Lokasi 4 Sungai Cipamingkis
Data yang digunakan adalah data bidang urat kuarsa. Berikut adalah
stereonet dan diagram rose yang dihasilkan.
31
Gambar 5. 9 Contour Plot Lokasi 4 Sungai Cipamingkis
32
Selanjutnya ada data histogram yang dihasilkan dari data bidang urat
kuarsa lokasi 4 di Sungai Cipamingkis.
33
BAB VI
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan di Sungai Cipamingkis, Kecamatan Jonggol
dapat disimpulkan bahwa struktur yang terdapat pada lokasi satu diindikasikan
adanya sesar mendatar yang dimana plunge tumpuan terbesarnya terdapat di
sigma 2, dan berdasarkan Rose Diagram mengindikasikan bahwa arah sesar yang
cenderung Barat Daya-Timur Laut. Selain itu ditemukan juga struktur yang lain
yaitu struktur sedimen Pararel Laminasi, dan pola jurus yang terdapat pada lokasi
1 tidak menunjukkan adanya perubahan pola jurus yang signifikan yang
menjadikan area itu tidak adanya struktur lipatan.
5.2 Saran
34
DAFTAR PUSTAKA
Iyan Haryanto, Faisal Helmi, Aldrin dan Adjat Sudradjat. 2018. Struktur
Geologi Daerah Jonggol Dan Jatiluhur Jawa Barat. Fakultas Teknik Geologi,
Universitas Padjadjaran. Seminar Nasional FTG Universitas Padjadjaran
35
LAMPIRAN
36
LAMPIRAN A
Sketsa Peta Lintasan Lokasi 1 di Sungai Cipamingkis
Berikut merupakan sketsa lintasan pada lokasi 1 yang dimana panjang lintasan 50
m, dengan dilengkapi lithologi dan pengukura yang dilakukan disetiap beberapa
meter.
Pada sketsa pertama, merupakan sketsa lintasan pada lokasi 1 yang diambil dari
0-10 meter, pada lintasan ini kami mengukur beberapa strike and dip pada bidang
perlapisan dan mendeskripsi lithologi yang terdapat sepanjang lintasan 10 m,
selain itu kami mengukur kekar yang terdapat pada meter ke 7,4 dan 7,7. Batuan
37
Dilanjut dengan sketsa kedua, yang diambil dari meter ke 10 hingga 20 m
dengan pengukuran yang sama namun memiliki data strike and dip pada kekar
yang lebih banyak dari sebelumnya, data kekar yang diambil merupkan kekar dan
conjugate.
38
Lintasan berikutnya dimulai dari meter ke 20 hingga 40 m, pengukuran yang
dilakukan yaitu berupa pengukuran strike and dip pada bidang bidang perlapisan
dan kekar.
39
Pada lintasan terakhir meruapakan lintasan yang dimulai dari meter ke 40
hingga 50 m, lithologi yang terdapat pada lintasan ini juga dicatat dan seperti
pengukuran yang dilakukan pada sepanjang lintasan pengukuran yang dilakukan
mengukur strike and dip pada bidang perlapisan maupun kekar yang sudah diberi
tanda pada setiap permeter.
40
Berikut merupakan simbol-simpol yang terdapat pada sketsa lintasan sepanjang
50 meter.
41
LAMPIRAN B
Peta Lintasan Lokasi 1 di Sungai Cipamingkis
42