Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

GEOFISIKA EKSPLORASI
METODE GEOLISTRIK

Disusun Oleh:
Dimas Anas Hakim
21100113130081

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
JUNI 2015

LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Praktikum Geofisika Eksplorasi, acara: Geolistrik yang disusun oleh
Dimas Anas Hakim, yang disahkan pada :
hari

tanggal :
pukul

sebagai tugas laporan praktikum mata kuliah Geofisika Eksplorasi

Semarang, 26 Juni 2015


Asisten Acara,

Praktikan,

Tommy Supratama

Dimas Anas Hakim

NIM. 21100112130014

NIM. 21100113130081

PEMBAHASAN
Tabel 1. Data Lapangan Geolistrik
DATA LAPANGAN METODE SCHLUMBERGER
Hari /
No. Titik
Lokasi

: UCHUL - 1
: Sendang Sikucing

Tgl
Kond. Permukaan

: Selasa / 28-8-2007
: Datar; kering

Azimuth

: (396020-9236881)

Muka Air Tanah

:-

Elevasi

:2m

AB/2

No.

(m)

I (mA)

V (mV)

Rho

R (m)

(m)

MN/2 = 0.5 m

2,89

19,9

216,1

10,85929648

31,3833668

2
3
4

1,5
2
2,5

6,815
12,31
19,375

19,9
19,9
19,9

46,6
14,6
5,48

2,341708543

15,9587437

0,733668342

9,03145729

0,275376884

5,33542714

5
6
7
8
9
10

3
4
5
6
7
10

28,01
49,99
78,25
112,79
153,61
313,75

19,9
49,9
49,9
49,9
49,9
49,9

2,98
2,66
1,09
0,66
0,46
0,13

0,149748744

4,19446231

0,053306613

2,6647976

0,021843687

1,70926854

10
11
12
13
14
15
16
17

10
12
15
20
30
40
45
60

61,55
89,182
140,05
249,95
563,95
1003,55
1270,45
2259,55

49,9
49,9
49,9
49,9
49,9
49,9
49,9
49,9

0,7
0,43
0,25
0,23
0,08
0,6
0,05
0,009

0,013226453

1,49181162

0,009218437

1,41604409

0,00260521

0,81738477

0,014028056

0,86342685

0,008617234

0,7685022

0,00501002

0,70165331

0,004609218

1,15207415

0,001603206

0,90412826

0,012024048

12,0667335

0,001002004

1,27299599

0,000180361

0,40753407

Tabel 2. Hasil Plot Data pada Matching Curve (Kurva Baku dan Kurva Bantu)

dn

hn

(koreks

(nilaiaw

(kedalam

(ketebala

(resistivit

i)

al)

an)

n)

as)

Q
(0.05)
Q
(0.1)
H
(0.5)
K
(1.25)
H
(0.8)
K
(1.25)

0.6

11
5

0.05

0.6

0.6

115

3.1

0.1

0.96

0.36

5.75

3.8

1.1

0.5

3.8

2.84

0.031

0.1

1.25

4.18

0.38

0.055

0.8

5.5

1.32

11.5625

1.25

11

5.5

0.84

4
5.5
10

9.2
5
1.0
5
1.1

Geolistrik adalah metode eksplorasi geofisika untuk menyelidiki keadaan


bawah permukaan dengan menggunakan sifat-sifat kelistrikan pada batuan. Pada
prinsipnya metode geolistrik merupakan metode geofisika untuk menyelidiki kondisi
bawah permukaan bumi, dengan cara mempelajari sifat aliran listrik pada batuan
dibawah permukaan bumi (Telford, 1982). Sifat-sifat kelistrikannya antara lain
berupa tahanan jenis, specific resistivity, conductivity, dielectrical

constant,

kemampuan menimbulkan self potential, medan induksi dan sifat menyimpan


potensial dan lain-lain. Penyelidikan geolistrik menyangkut pendeteksian besarnya
medan potensial, medan elektromagnet dan arus listrik yang mengalir di dalam bumi
baik secara alamiah (metoda pasif) maupun akibat injeksi arus ke dalam bumi
(metoda aktif) dari permukaan. Ada beberapa cara yang digunakan antara lain:
1. Resistivitas (Tahanan Jenis)
2. Self Potensial (Potensial Diri)
3. Induced Polarization (IP)
4. Very Low Frequency (VLF)
5. Magnetotelluric
6. Arus Telluric (AT)

7. Elektromagnetik, dan lain-lain.


Metoda yang digunakan pada kasus kali ini menggunakan metode tahanan
jenis (resistivitas). Dalam metoda resistivitas bumi, arus listrik searah, atau arus
listrik bolak-balik berfrekwensi rendah, dialirkan ke dalam bumi melalui elektrodaelektroda arus, dan distribusi potensial yang dihasilkan diukur dengan elektroda
lainnya yang dinamakan elektroda pengukur atau elektroda potensial.
Pada praktikum geofisika eksplorasi acara geolistrik diberikan data lapangan
di daerah Sendang Sikucing. Dari data lapangan tersebut diketahui jarak (AB/2),
koreksi (K), beda potensial (V), dan kuat arus (I). Berikut langkah pengerjaannya :

Berdasarkan data-data yang telah diketahui, maka kita mencari nilai hambatan

(R), dengan rumus :

R=

V
I

Dan tahanan jenis (Rho) dengan rumus :

Rho=

K .v
I

Setelah itu dari hasil perhitungan tahanan jenis (Rho) dan AB/2 dilakukan
plotting data kertas mika yang didasari oleh double log untuk mengetahui
bentuk kurva yang dihasilkan. Dimana nilai AB/2 merupakan sumbu X dan

nilai Rho sebagai sumbu Y.


Dari hasil plotting, kemudian membuat matching curve dimana menarik garis
secara smooth. Penarikan dilakukan berdasarkan nilai eror yang perhitungan
yang diinterpretasikan nilainya tidak anomali dalam kata lain datanya

berdekatan.
Dari kurva yang terbetuk kemudian melakukan penyamaan kurva atau
pengkoreksian di kurva baku dan kurva bantu. Dimana dalam cara intepretasi
Schlumberger adalah dengan penyamaan kurva (matching curve). Dimana
pada penyamaan kurva ini yang diperhatikan adalah kurva baku dan kurva
bantu. Kurva bantu terdiri dari tipe kurva Q,A,H, dan K. Dan ntuk mengetahui

jenis kurva bantu yang akan dipakai, perlu diketahui bentuk umum masingmasing kurva lapangannya.
a. Kurva bantu tipe H, menunjukan harga minimum dan adanya variasi 3
lapisan dengan 1 > 2 < 3.
b. Kurva bantu tipe A, menunjukkan pertambahan harga dan variasi lapisan
dengan 1 < 2 < 3.
c. Kurva bantu tipe K menunjukan harga maksimum dan variasi lapisan
dengan 1 < 2 > 3.
d. Kurva bantu tipe Q, menunjukan penurunan harga yang seragam : 1 > 2
> 3.

Gambar 1. Bentuk Kurva Berdasarkan Tipenya

1. Setelah didapat nilai dan titik melalui kurva bantu dan baku dibuat garis
putus-putus sehingga didapatkan nilai koreksi, kedalaman, ketebalan, dan nilai
tahanan jenis. Berdasarkan dari hasil perhitungan didapat nilai tahanan jenis
sebagai berikut :

Tabel 3. Hasil Perhitungan

x
Q
(0.05)
Q
(0.1)
H
(0.5)
K
(1.25)
H
(0.8)
K
(1.25)

0.6

11
5

dn

hn

(koreks

(nilaiaw

(kedalam

(ketebala

(resistivit

i)

al)

an)

n)

as)

0.05

0.6

0.6

115

3.1

0.1

0.96

0.36

5.75

3.8

1.1

0.5

3.8

2.84

0.031

0.1

1.25

4.18

0.38

0.055

0.8

5.5

1.32

11.5625

1.25

11

5.5

0.84

9.2

4
5.5
10

5
1.0
5
1.1

2. Kemudian, setelah mengetahui nilai tahanan jenis, dilakukan interpretasi


lapisan litologi yang berada di lokasi survey Sendang Sikucing yang dpaat
dilihat tabel parameter tahanan jenis dan nama litologi. Dimana berdasarkan
hasil perhitungan nilai tahanan jenis (n) didapatkan litologi bawah
permukaan berupa litologi dari atas ke bawah. Parameter ini dilakukan
berdasarkan tabel parametrer tahanan jenis yang kemudian diketahui nama
litologinya dari hasil perhitungan n.
Tabel 4. Jenis Batuan Berdasarkan Nilai n (resistivitas)

Q
(0.05)
Q
(0.1)
H

dn

hn

(kedalam

(ketebala

an)

n)

0.6

0.6

115

0.96

0.36

5.75

3.8

2.84

n (resistivitas)
Top Soil
Pasir
Lempung

Lempung
0.031
Pasir
Lempung

(0.5)
K
(1.25)
H
(0.8)
K
(1.25)

4.18

0.38

0.055

5.5

1.32

11.5625

11

5.5

0.84

Tabel 5. Parameter Tahanan Jenis dan Nama Litologi

No.

Litologi

Tahanan Jenis (n)

1.

Tanah atas/topsoil

52,9 134

2.

Pasir lempungan

1,98 13,1

3.

Lempung pasiran

0,187 0,83

4.

Pasir

72,8 74,8

5.

Lempung (Argiles)

0,9 1,8

Berdasarkan hasil perhitungan nilai resistivitas batuan serta ketebalan dan


kedalamannya yang dihubungkan dengan parameter nilai resistivitas pada setiap jenis
batuan, didapatkan hasil : pada kedalaman 0.6 meter litologi pembentuk berupa tanah
bagian atas/ top soil dengan ketebalan 0.6 meter, kemudian pada kedalaman 0.96
akan ditemukan litologi berupa pasir lempungan dengan ketebalan 0.36 meter.
Selanjutnya pada kedalaman 3.8 meter ditemukan litologi berupa lempung pasiran
dengan ketebalan 2.84 meter. Pada kedalaman 4.18 meter ditemukan litologi dengan
jenis yang sama berupa lempung pasirandengan ketebalan 0.38 meter. Pada
kedalaman 5.5 meter berlitologi Pasir lempungan dengan ketebalan 1.32 meter. Dan
pada lapisan akhir pada kedalaman 11 meter ditemukan litologi berjenis Lempung
pasiran dengan ketebalan 5.5 meter. Susunan berikut ini akan dapat terlihat pada
penampang profil (terlampir).

LAMPIRAN

0.6 meter
0.9 meter

3.8 meter

4.18 meter

5.5 meter

11 meter
Gambar 2. Interpretasi Penampang Vertikal Litologi tanpa Skala

Anda mungkin juga menyukai