Anda di halaman 1dari 61

Laporan Praktikum Fisika Dasar 5

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dasar dalam mempelajari suatu ilmu teknik adalah ilmu fisika. Hal ini
terbukti pada Perguruan Tinggi Teknik, mata kuliah Mekanika Teknik, Mekanika
Fisika, Kinematika, Dinamika dan sebagainya merupakan mata kuliah dasar
umum yang harus dipelajari. Semuanya itu diperoleh dari mata kuliah Fisika yang
merupakan bekal dalam menyelesaikan studi.
Ilmu pengetahuan teknik dan fisika khususnya, merupakan ilmu-ilmu yang
berkembang, bukan berdasarkan teori saja tetapi berdasarkan atas pengamatan dan
pengukuran gejala fisis. Berdasarkan analisa data-data dari suatu percobaan dan
menentukan benar tidaknya suatu ilmu pengetahuan. Bahkan kemungkinan
terjadinya penemuan-penemuan baru dengan diterapkannya teori analisa
percobaan.
Memahami petunjuk-petunjuk praktikum merupakan suatu keharusan
sehingga teori dari suatu ilmu pengetahuan dikuasai dengan baik dan dalam
percobaan didapatkan hasil dan data-data yang tepat.

B. Tujuan
Praktikum Fisika Dasar ini diadakan dengan tujuan agar mahasiswa dapat:
1
2
3
4
5

Memiliki dasar-dasar cara kerja penelitian atau eksperimen ilmiah.


Mengamati secara langsung mengenai gejala-gejala fisis dari suatu alat.
Memiliki ketrampilan dalam menggunakan alat-alat di laboratorium.
Membiasakan selalu bekerja dengan teliti dan tanggung jawab.
Melatih untuk selalu membuat catatan baru suatu pengamatan percobaan
baik itu meringkas, menafsirkan dan menganalisa.
C. Teori Kesalahan

Teknik Sipil S-1


Kelompok 26

Laporan Praktikum Fisika Dasar 5

Dalam melakukan percobaan selalu dimungkinkan terjadi kesalahan. Oleh


sebab itu kita harus menyertakan angka-angka kesalahan agar kita dapat memberi
penilaian yang wajar dari hasil percobaan.Jadi hasil perobaan tidak selalu tepat
namun terdapat suatu jangkauan harga:
x - x < x< x + x
dengan x merupakan nilai terbaik sebagai pengganti nilai yang benar,

merupakan kesalahan pada pengukuran yang disebabkan keterbatasan alat,


ketidakcermatan, perbedaan waktu pengukuran dan lain sebagainya. Dengan
menyertakan kesalahan atau batas toleransi terhadap suatu nilai yang kita anggap
benar, kita dapat mempertanggungjawabkan hasil percobaan yang dilakukan.
1

Sumber-sumber Kesalahan
Setiap hasil pengukuran tidak terlepas dari suatu kesalahan, hal ini

disebabkan oleh adanya tiga sumber kesalahan yaitu:


1

Kesalahan bersistem, seperti kesalahan kalibrasi, zero error, paralaks,

keadaan fisis yang berbeda.


Kesalahan acak, disebabkan misalnya oleh gerak Brown, fluktuasi

tegangan listrik, noise, back ground dan sebagainya


Kesalahan karena tingkat ketelitian alat ukur modern, seperti kalau kita
membandingkan beberapa alat sejenis osiloskop, spektrometer, didgital
counter dsb.

2. Penulisan Kesalahan Pada Hasil Pengukuran


Penyimpangan yang terjadi karena pengamatan, kondisi alat maupun
kondisi obyek atau situasi tempat (suhu, tekanan dan kelembaban) dapat
diperhitungkan secara analisa data statistik.Misal nilai pengukuran data hasil :
X1; X2; X3 ..... Xn

Maka dapat dianalisa sebagai berikut:

Teknik Sipil S-1


Kelompok 26

Laporan Praktikum Fisika Dasar 5

No.

Xi

X i X

( X i X )

X 1 X

( X 1 X )

X 2 X

( X 2 X )

Xi

X1

1.

i =1

:
:

Xi

X2

2.

i =1

n
:
:

:
:

:
:

:
:

Xi
n

XnX

i =1

Xn

( X n X )

Xi

Xi

i =1

i=1

i=1

X i X

( X n X )
n=1

Dari data di atas dapat diketahui:


n

1. Harga rata rata :

Xi
=

i =1

2. Penyimpangan (deviasi): X = X i X (harga mutlak)


n

3. Rata rata penyimpangan.

X i X
i=1

4. Kesalahan relatip tiap percobaan.

Teknik Sipil S-1


Kelompok 26

Laporan Praktikum Fisika Dasar 5

Xi X
X

Kri =

. 100%

5. Kesalahan relatip rata rata.


n

K
ri

K ri
i=1

6. Kesalahan mutlak pengukuran : Km =

X
X

. 100%

7. Penyimpangan standart (deviasi standart)

SD =

(xi x )2
i=1

n1

8. Kesalahan yang diperbolehkan : Kd =

SD
X

. 100%

9. Hasil pengukuran dapat dituliskan sebagai berikut: Pt =

SD

Cara memperkirakan dan menyatakan kesalahan ini, bergantung pada jenis


pengukuran yang dilakukan yaitu pengukuran berulang atau tunggal. Hasil
pengukuran tunggal dapat dinyatakan dengan:
x=x x
dengan x adalah hasil pengukuran tunggal dan x merupakan kali skala
pengukuran terkecil (s.p.t) dari alat ukur. Contoh t = (2,10 0.05) detik. Penulisan
hendaknya menggunakan angka signifikan yang benar, angka di belakang koma
dari kesalahan tidak boleh lebih dari angka di belakang koma dari hasil rata-rata,

Teknik Sipil S-1


Kelompok 26

Laporan Praktikum Fisika Dasar 5

apabila dijumpai bilangan yang sangat besar atau sangat kecil hendaknya
digunakan bentuk eksponen dan satuan harus dituliskan.
Penulisan yang Salah

Penulisan yang Benar

k = (200 ,1 0,215 ) K / dt

k = (200 ,1 0,2) K / dt

d = (0,000002 0,00000035)mm

d = (20 4) x10-7 mm

= 22 / 7

= 3,1415

F = (270 3) x104 N

F = (2700000 30000) N

D. Pembuatan Grafik dan Metode Kuadrat Terkecil


Selain disajikan dalam bentuk angka-angka, hasil percobaan juga dapat
disajikan

dalam

bentuk

grafik

atau

kurva

dari

variabel

yang

dikehendaki.Pembuatan grafik mempunyai tujuan untuk melihat hubungan antar


variabel, menghitung konstanta dari rumus dan membuktikan rumus.
Untuk keperluan menghitung konstanta maupun membuktikan rumus,
kurva diusahakan berbentuk linear y = a + bx. Misalkan sekumpulan data x 1, x2,
x3, , xn yang berhubungan secara linear dengan y 1, y2, y3, , yn; maka konstanta
a dan koefisien b dapat ditentukan sebagai beriku

Teknik Sipil S-1


Kelompok 26

Laporan Praktikum Fisika Dasar 5

x
y

b=

x2

dan a = y - b x



n ( x y )

Kekuatan hubungan antara x dan y dapat dinyatakan dengan koefisien


korelasidengan rumus sebagai berikut;
xy
x
y

x2
x 2
y2
y 2
r(x,y) =

n

n

NO x
1
2
3Teknik

x2

y2

xy
6

Sipil S-1
:
Kelompok 26
:
n
X

x2

y2

xy

Laporan Praktikum Fisika Dasar 5

Untuk memudahkan menentukan harga a dan b sebaiknya dibuat tabel sebagai


berikut:

BAB II
PERCOBAAN YANG DILAKUKAN
I.

PERCOBAAN MODULUS PUNTIR LOGAM


A. Tujuan Percobaan
1. Menentukan harga modulus punitir logam
2. Memahami sifat elastis bahan di bawah pengaruh puntiran
3. Membandingkan nilai modus punter masing-masing logam
B. Alat danBahanPercobaan
1. Set percobaan modulus puntir
2. Batang logam percobaan
3. Neraca lengan
4. Beban dan katrol
5. Jangka sorong dan micrometer
C. Teori Dasar
Jika sebatang logam mengalami puntiran, maka sudut puntiran tergantung
dari gaya puntiran dan lengan gaya.

Gambar 2.1 Tipe - Tipe Tegangan (a) Merenggang, (b) Menekan,(c) Memuntir

Untuk tegangan memuntir kita dapat tulis persamaan berikut:

Teknik Sipil S-1


Kelompok 26

Laporan Praktikum Fisika Dasar 5

L =

F L0
GA

Dimana L adalah pertambahan panjang, Lo adalah panjang mula-mula


dan A adalah luas permukaan dimana gaya F itu bekerja. Dalam regangan geser
dan memuntir, gaya F bekerja sejajar dengan permukaan A, sedangkan L tegak
lurus terhadap Lo. Tetapan G adalah modulus puntir (share modulus) Modulus
puntir logam dalam hal ini adalah merupakan kekakuan puntiran bahan logam
terhadap nilai gaya, bahan, penampang logam. Jika suatu batang logam
mengalami suatu puntiran maka batang tersebut disamping mengalami gaya puntir
juga mengalami gaya tarik.

Tiap batang mengalami tegangan sebagai gaya persatuan luas terlihat


batang mengalami perpindahan x (cm) sebagai akibat adanya gaya F, yang
besarnya berbanding lurus dengan penampang horizontal. Pada percobaan
modulus puntir terlihat akibat adanya gaya mengalami pergeseran pada batang,
dimana batang dianggap homogen. Akibat geseran puntiran pada piringan
(gambar percobaan yang dipuntir melalui piringan terhadap sumbunya, akan
mengalami pergeseran sudut puntir.
Maka besarnya modulus puntir adalah :
G=
Dimana :

2. L . F . R
.r 4.

G = mudulus puntir ( share modulus )


L = panjang lengan puntir
F = gaya puntir
r = jari jari batang
= sudut puntir

Teknik Sipil S-1


Kelompok 26

Laporan Praktikum Fisika Dasar 5

Gambar 2.2 Modulus Puntir


D. Prosedur percobsaan
1. Mengukur jari-jari batang logam(r)
2. Mengukur panjang logam(L)
3. Menyusun alat seperti gambar di atas dan menimbang masa beban(m)
4. Menarik piringan/lengan dengan gaya beban F= m.g, dengan lengan beban
berbeda (R)
5. Mengulangi untuk bahan logam lainnya (aluminium,kuningan dan
tembaga) dan mendatakan.
E. Data Percobaan
a. Batang aluminium ( r = 0,14cm, L = 47,5 cm) , g = 1000 cm/det2
N

40000

Sudut puntir (L)


()derajat
67

() radian
1.065

38.5

60000

80

1.396

80

35.6

80000

91

1.588

4.

100

35

100000

97

1.693

5.

120

94

120000

101

1.763

m (gr)

R (cm)

F=m.g

40

42

2.

60

3.

o
1.

Tabel 2.1 Data PercobaanBatangAluminium

b. Batang kuningan ( r = 0,14cm, L = 47,5cm )

Teknik Sipil S-1


Kelompok 26

Laporan Praktikum Fisika Dasar 5

No m (gr)

R (cm)

F=m.g

1.

40

47

2.

60

3.
4.

Sudut punter

40000

()derajat
50

() radian
0.873

41

60000

74

1.292

80

37.5

80000

89

1.553

100

30

10000

114

1.990

5. 120
29
12000
116
Tabel 2.2 Data PercobaanBatang Kuningan

2.025

c. Batang tembaga ( r = 0,14cm, L = 47,5 cm )


Sudut punter
No

m (gr)

R (cm)

F= m.g

1.

40

63

40000

() derajat
52

() radian
0.908

2.

60

61

60000

61

1.065

3.

80

59

80000

64

1.117

4.

100

58

100000

72

1.257

5.

120

56.5

120000

78

1.361

Tabel 2.3 Data PercobaanBatang Tembaga

F. Tugas Akhir
1. Tentukan harga modulus puntir percobaan di atas.
2. Gambar grafik hubungan antara modulus puntir (G) terhadap gaya beban
(F) tiap batang.
3. Hitung kesalahan relatif tiap percobaan (Kr) dan rata-ratanya.
4. Hitung standart deviasinya (SD).
5. Kesimpulanpercobaandiatas
G. Penyelesaian Tugas
1. Harga Modulus puntir percobaan di atas

Teknik Sipil S-1


Kelompok 26

10

Laporan Praktikum Fisika Dasar 5

Gi

2. L . F . R
. r 4 .

a. Batang alumunium
2 . 47,5 . 40000 . 42
1 G1 = 3,14 .(0,14 4 ).61

= 2169006536 dyne/ cm3 rad

2 G2 =

2 . 47,5 . 60000 .38.5


3,14 . ( 0,14 4 ) .80

= 2274069887 dyne/ cm3 rad

3 G3 =

2 . 47,5 . 80000 .35.6


3,14 . ( 0,14 4 ) .91

= 2464792746 dyne/ cm3 rad

4 G4 =

2 . 47,5 . 100000. 35
3,14 . ( 0,14 4 ) .97

=2841699328 dyne/ cm3 rad

5 G5 =

2 . 47,5 . 120000.34
3,14 .(0,14 4 ).101

= 31814170469 dyne/ cm3 rad

2169006536+ 2274069887+2464792746+2841699328+31814170469
5
= 8312748193 dyne/ cm3 rad

b. Batang Kuningan
1. G1 =

2 . 47,5 . 40000 . 47
4
3,14 .(0,14 ) .50

= 2961213083 dyne/ cm3 rad

2. G2 =

2 . 47,5 . 60000 . 41
4
3,14 .(0,14 ).74

= 2618093798 dyne/ cm3 rad

3. G3 =

2 . 47,5 . 80000 .37.5


4
3,14 .(0,14 ).89

=2654685408 dyne/ cm3 rad

Teknik Sipil S-1


Kelompok 26

11

Laporan Praktikum Fisika Dasar 5

4. G4 =

2 . 47,5 . 100000. 30
4
3,14 .(0,14 ).114

=2072517555 dyne/ cm3 rad

5. G5 =

2 . 47,5 . 120000. 29
4
3,14 .(0,14 ).116

=2362670013 dyne/ cm3 rad

2961213083+2618093798+ 2654685408+ 2072517555+ 2362670013


5
= 6793835970 dyne/ cm3 rad

c. Batang Tembaga
2 . 47,5 . 40000 .63
1. G1 = 3,14 .(0,14 4 ).52

= 2362670013 dyne/ cm3 rad

2 . 47,5 . 60000.61
2. G2 = 3,14 . ( 0,14 4 ) .61

= 4725340026 dyne/ cm3 rad

3. G3 =

2 . 47,5 . 80000.59
4
3,14 .(0,14 ) .64

=5808230448 dyne/ cm3 rad

4. G4 =

2 . 47,5 . 100000.58
3,14 .(0,14 4 ).72

2 . 47,5 . 120000. 56.5


4
5. G5 =
3,14 .(0,14 ) .78

= 6344206516 dyne/ cm3 rad


= 6845484909 dyne/ cm3 rad

3816620790+ 4725340026+5808230448 9+6344206516+6845484909


5

Teknik Sipil S-1


Kelompok 26

12

Laporan Praktikum Fisika Dasar 5

= 3875796538 dyne/ cm3 rad

Grafik hubungan antara modulus puntir (G) terhadap gaya beban (F)
tiap batang.
35000000000
30000000000
25000000000

Modulus Puntir ( G )

20000000000

MODULUS PUNTIR
ALUMINIUM

15000000000

MODULUS PUNTIR
KUNINGAN

10000000000

MODULUS PUNTIR
TEMBAGA

5000000000
0
3 6 9 1215
Gaya ( F )

Grafik 2.1 Hubungan Antara Modulus Puntir Dan Gaya


Keterangan: Semakin besar nilai gaya beban (F) maka akan semakin besar
pula modulus sudut puntirnya(G).

2. Kesalahan relative tiap percobaan (Kr) dan rata-ratanya.


a. Batang alumunium
Kri

Teknik Sipil S-1


Kelompok 26


G i G
x 100%

G
13

Laporan Praktikum Fisika Dasar 5

1. Kr1 =

21690065368312748193
8312748193

x 100%

= 0.739 %

2. Kr2=

22740698878312748193
8312748193

x 100%

= 0.726%

3. Kr3 =

24647927468312748193
x100% = 0.703 %
8312748193

4. Kr4 =

28416993288312748193
8312748193

5. Kr5 =

318141704698312748193
8312748193

x 100%

= 0.658%

x 100%

2.827%

Kr

60.525 +28.815 + 0.619 +30.775 +58.733


5

= 35.803%
b. Batang kuningan
Kri

1) Kr1 =
64.774%
2) Kr2 =
31.719%
3) Kr3 =
0.056%
4) Kr4 =


G i G
x 100%

55741401.27158240550.3
158240550.3

x 100%

107948560.5158240550.3
158240550.3

x 100%

158329299.4158240550.3
158240550.3

x 100%

202803821.7158240550.3
158240550.3

x 100%

28.162%

Teknik Sipil S-1


Kelompok 26

14

Laporan Praktikum Fisika Dasar 5

239379668.8158240550.3
158240550.3

5) Kr5 =

x 100%

51.274%

Kr

64.774 +31.719 +0.056 + 28.162 +51.274


5

= 35.197

c. Batang tembaga
Kri


G i G
x 100%

1) Kr =

77705885.35113274810.2
113274810.2

x 100%

= 31.401%

2) Kr =

132391758113274810.2
113274810.2

x 100%

= 16.877%

3) Kr =

179131515.9113274810.2
x 100%
113274810.2

= 58.139%

4) Kr =

247634140.1113274810.2
x 100%
113274810.2

= 118.614%

5) Kr =

313598751.6113274810.2
x 100%
113274810.2

= 176.848%

Kr

31.401 + 16.877 +58.139 + 118.614 +176.848


5

= 79.976

Teknik Sipil S-1


Kelompok 26

15

Laporan Praktikum Fisika Dasar 5

3. Perhitungan standart deviasi (SD).


a. Batang aluminium
NO

Gi

|GiG |

)
( Gi G

60769987.26

153944467.2

93174479.94

8.681483712 x 1015

109585222.9

153944467.2

44359244.3

1.967742555 x 1015

153684973.2

153944467.2

259494

6.733713604 x 1010

201321337.6

153944467.2

47376870.4

2.244567849 x 1015

244360815.3

153944467.2

90416348.1

8.175116004 x 1015
16
= 2.106897746 x 10

Tabel 2.4 Perhitungan Standar Devisiasi BatangAluminium

Teknik Sipil S-1


Kelompok 26

16

Laporan Praktikum Fisika Dasar 5

SD

( GiG )

i=1

n1

2.106897746 x 1016
51

= 72575783.6 dyne/ cm2 rad

Pt

= G SD

Batas Atas

= 153944467.2 + 72575783.6

Batas Bawah = 153944467.2 - 72575783.6

= 226520250.8 dyne/cm2 rad


= 82368683.6 dyne/cm2 rad

b. Batang Kuningan
NO

Gi

|GiG |

)
( Gi G

55741401.27

158240550.3

102499149

1.050607555 x 1016

107948560.5

158240550.3

50291989.8

2.529284238 x 1015

158329299.4

158240550.3

88741.1

787640275.1

202803821.7

158240550.3

44563271.4

1.985885158 x 1015

239379668.8

158240550.3

81139118.5

6.583556551 x 1015
16

= 2.160480220 x 10
Tabel 2.5 Perhitungan Standart Devisiasi BatangKuningan

Teknik Sipil S-1


Kelompok 26

17

Laporan Praktikum Fisika Dasar 5

SD

( GiG )

n1

i=1

2.160480220 x 1016
51

= 73492860.54 dyne/cm2 rad

Pt

= G SD

Batas Atas

= 158240550.3 + 73492860.54

Batas Bawah = 158240550.3 - 73492860.54

= 231733410.8 dyne/cm2 rad


= 84748689.76 dyne/cm2 rad

c. Batang Tembaga

|GiG |

)
( Gi G

NO

Gi

77705885.35

113274810.2

35568924.85

1.265148415 x 1015

132391758

113274810.2

19116947.8

3.654576932 x 1014

179131515.9

113274810.2

65856705.7

4.337105686 x 1015

113274810.2

134359329.9

1.805242953 x 1016

247634140.1

Teknik Sipil S-1


Kelompok 26

18

Laporan Praktikum Fisika Dasar 5

313598751.6

113274810.2

200323941.4

4.01296815 x 1016
=
2.803310947 x 1016

Tabel 2.6 Perhitungan Stadart Devisiasi BatangTembaga

SD

( GiG )

i=1

n1

2.803310947 x 1016
51

= 83715454.77 dyne/ cm2 rad

Pt

= G SD

Batas Atas

= 113274810.2 + 83715454.77

Batas Bawah = 113274810.2 - 83715454.77

= 196990265 dyne/cm2 rad


= 29559355.43 dyne/cm2 rad

H. Kesimpulan
Jadi ,setiap logam mempunyai nilai puntir yang berbeda-beda. Semakin berat
massa logam maka sudut puntir akan semakin besar dan setiap logam memiliki
sudut puntir yang berbeda walaupun massanya sama. Contohnya batang
aluminium yang bermassa 80 gr memiliki sudut puntir 91 , sedangkan batang

Teknik Sipil S-1


Kelompok 26

19

Laporan Praktikum Fisika Dasar 5

kuningan yang bermassa 60 gr memiliki sudut puntir 74 , demikian juga


dengan batang tembaga dengan massa 40 gr memiliki sudut puntir 52 .

II. PERCOBAAN VISCOSITAS ZAT CAIR

A.

Tujuan Percobaan
1 Memahami hukum strokes tentang zat cair.

Teknik Sipil S-1


Kelompok 26

20

Laporan Praktikum Fisika Dasar 5

2 Memahami bahwa gaya gesekan yang dialami benda yang bergerak dalam
fluida (gas & zat cair) berkaitan dengan kekentalan fluida.
B.
1
2
3
4
5
6
7
C.

Alat Alat Percobaan


Tabung fluida
Jangka sorong
Neraca lengan
Mikrometer
Bola besi (pelor)
Aerometer dan tabung gelas
Stopwatch
Teori Dasar

Jika sebuah bola logam dijatuhkan pada fluida (zat cair) yang diam maka
akan bekerja gaya gesekan fluida untuk melawan berat benda yang besarnya
selalu konstan.
Dimana besarnya gaya gesekan fluida terhadap bola logam diberikan oleh
Stroke yang besarnya :
Fs = 6...r.V
Secara garis besar hubungan bola jatuh dalam fluida dengan nilai
vicositas(kekentalan) zat cair berikut :

Gambar 2.3 Hubungan Bola Jatuh Dalam Fluida Dengan Nilai Viscositas

Teknik Sipil S-1


Kelompok 26

21

Laporan Praktikum Fisika Dasar 5

Dari hubungan kesetimbangan ketiga faktor didapat bahwa besarnya harga


viscositas zat cair adalah :

2 r 2 g ( 0)
dimana v=
9v

s (1+ 0,24

r
)
R

Maka : =

2. r . g . t ( 0 )
r
9. S (1+0,24 )
R

(poise) ..(1)

= viscositas zat cair

= jarak jatuh bola

= jari-jari tabung

= massa jenis bola

=waktu jatuh bola

= jari-jari bola

= percepatan gravitasi

= massa jenis fluida

D. Prosedur percobaan
1 Menentukan massa jenis bola dengan menimbang massanya kemudian
mengukur volumenya.
2 Menentukan massa jenis fluida pada aerometer.
3 Menentukan jarak S, kemudian jatuhnya bola besi dan mengukur waktu
jatuhnya (t).
4 Mengulangi untuk jarak S yang berbeda 4 kali lagi.
5 Megulangi untuk tabung yang lainnya, dan melakukan pengukuran lagi
seperti langkah di atas, serta mendatakan.
E. Data Pengamatan
a.
Olie SAE10

Teknik Sipil S-1


Kelompok 26

22

Laporan Praktikum Fisika Dasar 5

Massa jenis bola besi = 10.769 gr/cc


Massa jenis fluida 0

Massa bola

= 0.865grm/cc

= 2.1 gr

Jari jari bola

Jari-jari tabung gelas R = 1.85 cm

= 0.36 cm
= 0.195cm3

Volume bola
V=S

No

S (cm)

t(detik)

(1+0,24.r/R)/t
cm/det

10

0.5

20.94

20

0.69

30.339

30

0.81

38.767

40

0.85

49.257

50

0.94

55.676

Tabel 2.7 Data Pengamatan Olie SAE 10

b.

Olie SAE 40

Massa jenis bola


Massa jenis fluida 0

=10.769 gr/cc
= 0.865 gr/cc

Jari-jari tabung gelas R = 1.85 cm

Teknik Sipil S-1


Kelompok 26

Massa bola
Jari jari bola
Volume bola

= 2.1 gr
= 0.36 cm
= 0.195 cm3

23

Laporan Praktikum Fisika Dasar 5

V=S
No

S (cm)

t(detik)

(1+0,24.r/R)/t
cm/det

10

0.32

32.709

20

0.56

37.382

30

0.78

40.258

40

41.868

50

1.37

38.201

Tabel 2.8 Data Pengamatan Olie SAE 40

F. Tugas Akhir
1
Tentukan harga viskositas dari pecobaan.
2
Carilah harga viscositas cairan yang dipakai dari literatur ! kemudian
3

bandingkan denganhasil eksperimen anda ! beri komentar !


Buat grafik hubungan nilai viscositas ( ) dengan t ( waktu ),

4
5
6

Hitung kesalahan relatif tiap percobaan


Hitung standart deviasinya
Kesimpulan percobaan

G. Penyelesaian tugas
1
Harga viscositas
a. Olie SAE 10

2. r 2 . g . t( o )
r
9. s . 1+0,24 .
R

Teknik Sipil S-1


Kelompok 26

)
24

Laporan Praktikum Fisika Dasar 5

1. 1

2 . 0.36 .1000 . 0.5(10.7690.865)


=
9 . 10 .(1+0.24 .0 .36/ 1.85)

= 6.810773639 Poise

2. 2

2 . 0.362 .1000 . 0.69(10.7690.865)


=
9 . 20 .(1+0.24 .0 .36/1.85)

= 6.48710531 Poise

3. 3

2 . 0.36 .1000 . 0.81(10.7690.865)


=
9 . 30 .(1+0.24 .0 .36/1.85)

2 . 0.362 .1000 . 0.85(10.7690.865)


9 . 40 .(1+0.24 .0 .36 /1.85)

4. 4 =

= 5.959721206 Poise
= 4.922141422

Poise
2

2 . 0.36 .1000 . 0.94( 10.7690.865)


9. 50 .(1+0.24 .0 .36 /1.85)

5. 5 =

= 4.815739062

Poise
=

6.810773639+6.48710531+5.959721206+ 4.922141422+ 4.815739062


5
= 5.799096128 Poise

b. Olie SAE 40
2

2. r . g . t( o )
r
9. s . 1+0,24 .
R

1. 1

2 . 0.362 .1000 . 0.32(10.769 0.865)


=
9 . 10.(1+ 0.24 .0 .36/1.85)

2. 2

2 . 0.36 .1000 . 0.56(10.769 0.865)


=
9 . 20 .(1+0.24 .0 .36/ 1.85)

= 2.790524443 Poise

= 4.272957894

Poise

Teknik Sipil S-1


Kelompok 26

25

Laporan Praktikum Fisika Dasar 5

3. 3 =

2 . 0.36 .1000 . 0.78(10.769 0.865)


9 . 30 .(1+ 0.24 .0 .36/ 1.85)

5.526440856 Poise
2
2 . 0.36 .1000 . 1(10.769 0.865)
4. 4 =
9 . 40 .(1+0.24 .0 .36/ 1.85)

= 6.812725709

Poise
2

5. 5 =

2 . 0.36 .1000 . 1.37(10.769 0.865)


9 . 50 .(1+ 0.24 . 0.36/1.85)

= 10.22937159

Poise
=
2.790524443+ 4.272957894+5.526440856+6.812725709+10.22937159
5
= 5.926404098 Poise

Perbandingan harga viscositas dari literatur dengan hasil eksperimen.


Harga Viscositas
OlieSAE 10 (literatur )
= 0.865 Poise
Olie SAE 10 ( hasileksperimen )
Pt
Batas Atas

= SD
= + SD = 5.799096128+ 1.09730843 = 6.896404558

Poise

Teknik Sipil S-1


Kelompok 26

26

Laporan Praktikum Fisika Dasar 5

Batas Bawah = - SD = 5.799096128 1.09730843 =


4.701787698Poise
OlieSAE 40 ( literatur )
= 0.865 Poise
Olie SAE 40 ( hasil eksperimen )
Pt

= SD

Batas Atas = + SD = 5.926404098+ 1.140754446 = 7.067158544


Poise
Batas Bawah

= - SD = 5.926404098- 1.140754446 =

4.785649652 Poise

KOMENTAR :
Dari yang kami amati bahwa perbandingan haga viscositas dari batas atas
dan batas bawah hasil eksperiment dengan literature yang kami dapat, adalah
lebih besar dari batas atas untuk SAE 10 dan lebih besar dari batas atas untuk
SAE 40.

( )

Grafik hubungan nilai viscositas

Teknik Sipil S-1


Kelompok 26

dengan t (waktu)

27

Laporan Praktikum Fisika Dasar 5

SAE 10

SAE 10
8
7
6
5
4
3
2
1
0

VISCOSITAS ( . 10-5)

WAKTU ( second )

Grafik 2.2 Hubungan Antara Nilai Viscositas Dengan Waktu SAE 10

SAE 40

Teknik Sipil S-1


Kelompok 26

28

Laporan Praktikum Fisika Dasar 5

SAE 40
12
10
8
VISCOSITAS ( . 10-5)

6
4
2
0
0.32000000000000034

0.78

1.37

WAKTU (second)

Grafik 2.3 Hubungan Antara Nilai Viscositas Dengan Waktu SAE 40


4

Kesalahan relatif tiap percobaan


1 Olie SAE 10
Kri

1. Kr1 =

6.8107736395.799096128
5.799096128

2. Kr2 =

6.487105315.799096128
5.799096128

3. Kr3 =

5.9597212065.799096128
5.799096128

4. Kr4 =

4.9221414225.799096128
5.799096128

5. Kr5 =

Kr

i
. 100%

. 100%

. 100% = 11.864 %
. 100%
. 100%

4.8157390625.799096128
5.799096128

17.445 +11.864 +2.770 + 15.122 +19.957


5

Teknik Sipil S-1


Kelompok 26

= 17.445%

= 2.770%
= 15.122%

. 100% = 19.957 %

= 13.432%

29

Laporan Praktikum Fisika Dasar 5

2 Olie SAE 40
Kri

2.7905244435.926404098
1. Kr1 =
. 100%
5.926404098

= 52.914%

4.2729578945.926404098
. 100%
5.926404098

= 27.900%

2. Kr2 =

Kr

i
. 100%

3. Kr3 =

5.5264408565.926404098
. 100%
5.926404098

= 6.749%

4. Kr4 =

6.8127257095.926404098
5.926404098

. 100%

= 14.955%

5. Kr5 =

10.229371595.926404098
5.926404098

. 100%

= 72.607%

52.914 +27.900 +6.749 +14.955 + 72.607


5

= 35.025 %

5. Standart deviasinya
SAE 10

NO

i -

)2

6.810773639

5.799096128

1.011677511

1.023491386

4.272957894

5.799096128

1.526138234

2.329097909

5.526440856

5.799096128

0.272655272

0.07434089735

6.812725709

5.799096128

1.013629581

1.027444927

10.22937159

5.799096128

4.430275462

19.62734067
= 24.08171577

Teknik Sipil S-1


Kelompok 26

30

Laporan Praktikum Fisika Dasar 5

Tabel 2.9 Standar Devisiasi Olie SAE10

2
= n
=

SD

24.08171577
51

= 2.45365624 Poise

i=1

= SD

Pt
Batas Atas

= + SD = 5.799096128+ 2.45365624 = 8.252752368

Poise
Batas Bawah = - SD = 5.799096128 2.45365624 = 3.345439888

Poise

SAE 40

NO

i -

)2

2.790524443

5.926404098

3.135516537

3.831463954

4.272957894

5.926404098

1.653446204

2.73388435

5.526440856

0.399963242

0.159970595

6.812725709

0.886321611

0.7855659981

10.22937159

4.302967692

18.51552924

Teknik Sipil S-1


Kelompok 26

5.926404098
5.926404098
5.926404098

31

Laporan Praktikum Fisika Dasar 5

=
26.00841414

Tabel 2.10 Setandart Devisiasi Olie SAE20

2
= n
=

SD

26.00841414
51

= 2.5499222616 Poise

i=1

= SD

Pt
Batas Atas

= + SD = 5.926404098+ 2.5499222616 =

8.476326359 Poise
Batas Bawah

= - SD

= 5.926404098 - 2.5499222616 = 3.376481836

Poise

H. Kesimpulan
Jadi setiap benda mempunyai kecepatan untuk bergerak konstan, hal
ini juga berlaku dalam zat cair (fluida), dan dengan bertambahnya nilai
SAE maka viscositasnya semakin besar. Misalkan untuk SAE 10

Teknik Sipil S-1


Kelompok 26

32

Laporan Praktikum Fisika Dasar 5

viskositasnya 5.799096128 Poise dan untuk SAE 40 viskositasnya adalah


= 5.926404098 Poise.

III. PERCOBAAN PEMBENTUKAN BAYANGAN OLEH CAHAYA LENSA


POSITIF
A. Tujuan percobaan
1. Menentukan letak bayangan benda.
2. Menentukan fokus dari lensa positif.
3. Memahami jalannya sinar pada lensa positif dan proses pembentukannya.
B.
1
2
3
4
5

Alat Percobaan
Lensa positif
Bangku optic.
Layar.
Benda.
Sumber cahaya.

Teknik Sipil S-1


Kelompok 26

33

Laporan Praktikum Fisika Dasar 5

C. Teori dasar
Lensa adalah benda bening yang dibatasi oleh dua bidang bias
denganminimal satu permukaan tersebut merupakan bidang lengkung.Suatu
benda yang diletakkan relativeagak jauh dari atau di depan sebuah lensa positif,
maka bayangan bentuk oleh lensa dapat diamati atau ditangkap pada layar yang
diletakkan dibelakang lensa.Beberapa bentuk standar dari lensa ditunjukkan pada
Gambar dibawah ini.

Gambar 2.4 Benntuk Standart Lensa (a) Lensa Positif Dan (b) Lensa Negatif
Dalam pembahasan tentang lensa, dikenal apa yang dinamakan titik fokus
pertama (F1) dan titik fokus kedua (F2). Titik fokus pertama merupakan titik
benda pada sumbu utama yang bayangannya berada di tempat yang sangat jauh
(tak hingga), sedangkan titik focus kedua adalah titik bayangan pada sumbu utama
dari benda yang letaknya sangat jauh (tak hingga)
sedangkan titik focus kedua adalah titik bayangan pada sumbu utama dari
benda yangletaknya sangat jauh (tak hingga) seperti diilustrasikan pada Gambar
dibawah ini.

Gambar 2.5 Devinisi Titik Fokus F1 Dan Titi Fokus Kedua F2


Untuk lensa tipis, titik fokus dapat dihitung dari jarak benda, S, dan jarak
bayangan yang dibentuk S , dengan persamaan :

Teknik Sipil S-1


Kelompok 26

34

Laporan Praktikum Fisika Dasar 5

1 1 1

f S S'

Dimana : f = jarak focus lensa


S = jarak benda dengan lensa
S= jarak bayangan dengan lensa
D. Prosedur Percobaan

Gambar 2.6 Set Percobaan


1
2
3

Menyusun set percobaan seperti gambar diatas:


Meletakkan benda sejauh mungkin dari layar
Mengeser geserkan lensa sampai diperoleh bayangan yang jelas pada
layar.Mengukur jarak benda ( dari benda ) dan catat sebagai S. dan jarak

bayangan kelensa catat sebagai S


Mengubah kedudukan benda terhadap layar dan

bayangan benda sebanyak 4 kali lagi.


Mendatakan hasil percobaan dilembar data

menentukan jarak

E. Data pengamatan percobaan

No
1
2
3
4
5

Jarak Benda

Jarak bayangan

(s) cm
56
50
44
38.5
32.5

(s) cm
12.5
13
14
14.5
15.5

Teknik Sipil S-1


Kelompok 26

SS

S + S

700
650
616
558.25
503.75

68.5
63
58
53
48

Fokus Lensa
(f) cm
10.22
10.32
10.62
10.53
10.49

35

Laporan Praktikum Fisika Dasar 5

Tabel 2.11Data Percobaan Lensa Positif


F. Tugas Akhir
1
2

Tentukan jarak focus lensa positif.


Buatlah grafik antara ss dan s + s tentuka fokus lensa dari grafik serta

3
4
5

jelaskan gambar grafik yang terbentuk


Hitung kesalahan relative tiap percobaan (Kr) dan rata ratanya.
Hitung standart deviasinya (SD )
Kesimpulan dari percobaan

G. Penyelesaian tugas
1

Perhitungan jarak focus lensa positif (f)


1 1 1

f S S'

fi

atau

S '.S
S ' S

1. f1 =

700
68.5

= 10.22 cm

2. f2 =

650
63

= 10.32 cm

3. f3 =

616
58

= 10.62 cm

4. f4 =

558.25
53

= 10.53 cm

5. f5 =

503.75
48

= 10.49 cm

10.22+10.32+10.62+10.53+10.49
5

= 10.436 cm

2. Buatlah grafik antara ss dan s + s tentuka fokus lensa dari grafik serta
jelaskan gambar grafik yang terbentuk

Teknik Sipil S-1


Kelompok 26

36

Laporan Praktikum Fisika Dasar 5

Grafik hubungan ss dan s + s


800
700
600
500

503.75

650

616

558.25

700

400
300
200
100
0
48

53

58

63

68.5

Grafik 2.4 grafik antara SS dan S + S


SS = 700 503.75 = 196.25 cm
S + S = 68.5 48 = 20.5 cm

F=

s . s' 196.25
=
=9.573
'
20.5
s +s

cm

Perhitungan kesalahan relatif


Kri

Kr1 =

Kr2 =

f i f
f
=

. 100 %

10.22 10.436

|10.32 10.436|
10.436

Teknik Sipil S-1


Kelompok 26

10.436 . 100 %

. 100 %

= 6.76%

= 11.26%

37

Laporan Praktikum Fisika Dasar 5

Kr3 =

Kr4 =

Kr5 =

Kr

10.62 10.436

10.53 10.436

10.49 10.436

10.436 .100 %

= 10.94 %

10.436 . 100 %

= 10%

10.436

. 100 % = 9.58 %

6.76 +11.26 +10.94 +10 + 9.58


= 9.708 %
5

3. Perhitungan standart devisiasi


No

fi

10.22

10.32

10.62

10.53

10.49

Teknik Sipil S-1


Kelompok 26

9.708
9.708

9.708
9.708

fi

- f

fi

- f )2

0.512

0.262144

0.612

0.374544

0.354

0.125316

0.822

0.675684

0.782

0.611524

38

Laporan Praktikum Fisika Dasar 5

9.708

=
1.8132824

Tabel 2.12Perhitungan standart devisiasilensa positif

(f i f )2

1.8132824

SD

Pt

= f

Batas Atas

= f + SD = 9.708 + 0.673262252 = 10.38126225 cm

i=1

Batas bawah

n1

51

= 0.673262252 cm

SD

= f - SD = 9.708 0.673262252 = 9.034737748 cm

H. Kesimpulan percobaan
1) Jika bayangan benda berada di ruangan I
sifat bayangan :
1
2
3

Maya
Diperbesar
Tegak

2) Jika bayangan benda berada di ruangan II

Teknik Sipil S-1


Kelompok 26

39

Laporan Praktikum Fisika Dasar 5

sifat bayangan benda :


1
2
3

Nyata
Diperbesar
Terbalik

3) Jika bayangan benda berada di ruangan III


sifat bayangan benda :
1
2
3

Nyata
Diperkecil
Terbalik

Teknik Sipil S-1


Kelompok 26

40

Laporan Praktikum Fisika Dasar 5

IV.

PERCOBAANKONSTANTA PEGAS
A. Tujuan Percobaan
a. Menentukan harga konstanta pegas dengan metode pembebanan.
b. Menentukan harga konstanta pegas dengan metode getaran selaras.
c. Menentukan hubungan konstanta pegas dengan periode getar.
B. Alat Percobaan
a. Statip tegak
b. Pegas/pir
c. Stop wacht
d. Rool meter
e. Neraca lengan
f. Beban / massa

C. Teori Dasar
Hukum Hooke
Sebuah pegas ketika diberi gaya tarik F akan bertambah panjang sejauh x,
dan dalam kasus ini berlaku hukum Hooke:
F = - kx...(1)
Dimana :

F = gaya tarik (N),


k = konstanta pegas (N/m),
x = pertambahan panjang akibat gaya (m)

Jika gaya F ditimbulkan oleh massa benda maka F = gaya berat = m.g Maka
konstanta pegas :
k=

mg
x ...(2)

Teknik Sipil S-1


Kelompok 26

41

Laporan Praktikum Fisika Dasar 5

Jika pegas digantung vertikal ke bawah kemudian pegas diberi beban dan
digetarkan, maka pegas mengalami getaran selaras (berosilasi), yang dapat
ditentukan periode getarnya (T). Secara umum, frekuensi dari sebuah getaran
harmonis memenuhi persamaan :
f=

Dengan

n
t

...(3)

f = frekuensi (Hz)
n = jumlah getaran
t = waktu (s)

Selang waktu yang dibutuhkan untuk melakukan satu getaran adalah


periode.Dengan demikian, secara matematis hubungan antara periode dan
frekuensi adalah sebagai berikut :
T=

1
f

maka T =

t
n

Dari persamaan gerak harmonik sederhana dengan menerapkan hukum II Newton


pada benda yang mengalami gerak harmonik sederhana maka kita peroleh ;
F = m a ..(4)
Maka besarnya konstanta pegas dapat ditentukan dengan persamaan :
k=

4 2 m
T2

dimana :

...(5 )
k = konstanta pegas (Dyne/cm)
m = massa beban (gr)
T = periode (s)
2
g = konstanta gravitasi bumi (1000 cm/ s )

Energi Potensial Pegas (Ep) dan Usaha (W) untuk Meregangkan Pegas Energi
potensial adalah energi yang dimiliki benda karena kedudukannya terhadap suatu
acuan. Energi potensial pegas dihitung berdasarkan acuan titik setimbangnya,

Teknik Sipil S-1


Kelompok 26

42

Laporan Praktikum Fisika Dasar 5

sehingga saat pegas menyimpang sejauh x akan memiliki energy potensial yang
besarnya

Ep =

1
2

kx

Usaha yang diperlukan untuk meregangkan pegas akan setara dengan


perubahanenergi potensial pada

pegas akibat usikan peregangan tersebut,

sehingga
W=

1
2

kx

D. Prosedur Percobaan
a. System Pembebanan
a.
b.
c.
d.

Menggantungkan pegas dan mengukur panjang mula mula (lo).


Menimbang massa beban (m) dan menggantungkan pada pegas.
Mengukur panjang pegas setelah diberi beban (l)
Mengulangi untuk massa yang berbeda sebanyak 4 kali, kemudian
mendatakan hasilnya.

b. System Getaran
a) mengambil massa beban (m),menggantungkan pada pegas, memberi
tanda letak titiksetimbangnya, dan pegas disimpangkan supaya terjadi
getaran.
b) mencatat waktu yang diperlukan untuk 40 getaran
c) mengulangi untuk butir 12 dengan masa benda yang berbeda (4 kali
lagi ). Dan mendatakan.

Teknik Sipil S-1


Kelompok 26

43

Laporan Praktikum Fisika Dasar 5

Gambar 2.7 Konstanta Pegas, (a) Sistem Pembeban, (b) Sisitem Getaran
E. Data Pengamatan
a. Sistem Pembebanan
N

m (gr) Io (cm)

I (cm)

X (cm)

K ( dyne/cm) F ( dyne )

o
1

30

19,8

22,8

10000

30000

40

19,8

23

3,2

12500

40000

50

19,8

24

4,2

11904,76

50000

60

19,8

25

5,2

11538,46

60000

70

19,8

25,5

5,7

12280,7

70000

Tabel 2.13 Data Pengamatan Pada Sistem Pembebanan

Teknik Sipil S-1


Kelompok 26

44

Laporan Praktikum Fisika Dasar 5

b. Sistem getaran
N

Periode=T

m (gr) n (kali)

t (detik)

30

40

15,06

0,38

40

40

17,28

0,43

50

40

18,90

0,47

2,12

60

40

19,85

0,50

2,02

70

40

21,34

0,53

1,87

(detik )

Frekuensi (hz )
2,66
2,31

Tabel 2.14 Data Pengamatan Pada System Getaran

F. Tugas Akhir
1. Tentukan harga konstanta pegas sistim pembebanan dan sistim
getaran,hitung juga harga rata-ratanya.
2. Buatlah Grafik hubungan antara F dan x berdasarkan data-data
percobaan pada system pembebanan. Dari grafik, tentukan:
a. Konstanta pegas
b. Usaha untuk meregangkan pegas sejauh 5 cm
3. Bagaimanakah pengaruh massa beban terhadap frekuensi getaran
pegas ?
4. Tentukan kesalahan relativif kedua system.
5. Hitung standart deviasinya.
6. Kesimpulan percobaan.

G. Penyelesaian Tugas
1. Perhitungan konstanta pegas sistem pembebanan dan sistem getaran:
1) Sistem pembebanan

Teknik Sipil S-1


Kelompok 26

45

Laporan Praktikum Fisika Dasar 5

Ki

m. g
x

1. k1 =

30 . 1000
3

= 10000 dyne/cm

2. k2 =

40 .1000
3,2

= 12500 dyne/cm

3. k3 =

50 . 1000
4,2

= 11904.7619 dyne/cm

4. k4 =

60 . 1000
5,2

= 11538.4615 dyne/cm

5. k5 =

70 . 1000
5,7

= 12280.70175 dyne/cm

K
=

10000+12500+11904.7619 +11538.4615+12280.70175
5

= 1164.78503 dyne/cm

2) Sistem getaran
Ki

4 .2 . m
T2

3.14 2 .40

1. k1 =
= 8148.429
4 .

2
gr/deti k

3.14 .60

2. k2 =
= 9465.216
4 .

Teknik Sipil S-1


Kelompok 26

2
gr/ deti k

46

Laporan Praktikum Fisika Dasar 5

3.14 2 .80

3. k3 =
= 10060.816
4 .

2
gr/ deti k

4. k4 =

3.14 .100

= 10955.111
4 .

2
gr/ deti k

5. k5 =

3.14 2 .120

= 10234.878
4 .

gr/ deti k

K
=
8148.429+ 9465.216+10060.816+10955.111+ 10234.878
5
=9772,89 gr/ detik2

2. Buatlah Grafik hubungan antara F dan x berdasarkan data-data percobaan


padasystem pembebanan. Dari grafik, tentukan:
a. Konstanta pegas
b. Usaha untuk meregangkan pegas sejauh 5 cm

Teknik Sipil S-1


Kelompok 26

47

Laporan Praktikum Fisika Dasar 5

Grafik Hubungan Antara F dan x


12

Grafik Hubungan Antara F dan x

9
Linear (Grafik Hubungan Antara F dan x)
6

Linear (Grafik Hubungan Antara F dan x)

0
3

3,2

4,2

5,2

5,7

Grafik 2.5 Hubungan Antara Gaya Tarik Dan Pertambahan Panjang

konstanta pegas
F
X

a. k =

7000030000
5.73

1
b. menggunakan Rumus W= 2

W=

= 14814.81481 dyne/cm

k x

dapat ditemukan :

1
2
2 14814.81481 x 5 = 185522.6851 joule

Bagaimanakah pengaruh massa beban terhadap frekuensi getaran pegas ?


jawab:

Teknik Sipil S-1


Kelompok 26

48

Laporan Praktikum Fisika Dasar 5

Kita dapat mengetahui pengaruhnya dengan melihat pada percobaan sistim


getaran. Frekuensi adalah banyaknya getaran yang dilakukan oleh benda selama
satu detik.Pengaruh massa benda yang dimilikinya ditambah massa lebih besar
,maka benda tersebut akan menmpengaruhi frekuensi dan Periode .berubahnya
massa benda tersebut jika dibertambah maka frekuensi benda tersebut akan
berkurang mengikuti pertambahaan contohnya pada percobaan sistem getaran.

4. Tentukan kesalahan relatif kedua system.


Kesalahan relatif kedua sistem
1) system pembebanan
Kri

1. Kr1 =

K i K

x 100%

100001164.78503
1164.78503

x 100%

= 7.58 %

2. Kr2 =

125001164.78503
1164.78503

x 100% = 9,73 %

3. Kr3 =

11904.76191164.78503
1164.78503

x 100%

4. Kr4 =

11538.46151164.78503
1164.78503

x 100%

= 9,04 %

5. Kr5 =

12280.701751164.78503
1164.78503

x 100%

= 9,54 %

Kr
=

= 9,22 %

7.58+ 9,73+9,22+9,04 +9,54


5

= 9,022 %

Teknik Sipil S-1


Kelompok 26

49

Laporan Praktikum Fisika Dasar 5

2) system getaran
Kri

K i K

x 100%

1. Kr1 =

8148,4299772,89
x 100%
9772,89

16.622 %

2. Kr2 =

9465,2169772,89
x 100%
9772,89

3.148 %

3. Kr3 =

1006 0,8169772,89
x 100%
9772,89

2.946

4. Kr4 =

10955,1119772,89
x 100%
9772,89

12.097 %

5. Kr5 =

10234,8789772,89
x 100%
9772,89

4.727

16.622 + 3.148 +2.946 +12.097 + 4.727


5

7.908 %

5. Menghitung standart deviasinya


1) Sistem Pembebanan

Teknik Sipil S-1


Kelompok 26

50

Laporan Praktikum Fisika Dasar 5

Ki

NO

Ki K

Ki

K
- 2

10000

1164.78503

8835.21497

78061023.57

12500

1164.78503

11335.21497

128487098.4

11904.7619

1164.78503

10739.97687

115347103.2

11538.4615

1164.78503

10373.67647

107613163.5

12280.7017
5

1164.78503

11115.91672

123563604.5
= 553071993.2

Tabel 2.15 Perhitungan Standart Devisasi Pada Sistem Pembebanan

Ki K

553071993.2

i 1

i 1

n
SD

Pt
Batas Atas

=
=

5 1

= 11758.74136 dyne/cm


K
SD

= 1164.78503 + 11758.74136 = 12923.52639 dyne/cm

Batas Bawah = 1164.78503 11758.74136 = -10593.95633 dyne/cm

2) Sistem getaran

Teknik Sipil S-1


Kelompok 26

51

Laporan Praktikum Fisika Dasar 5

NO

Ki

Ki K

Ki

K
- 2

8148.429

9772,89

1624,461

2638873,541

9465,216

9772,89

307,674

94663,29028

10060,816

9772,89

287,926

82901,38148

10955,111

9772,89

1182,221

1397646,493

10234,878

9772,89

461,988

213432,9121
= 4427517.618

Tabel 2.16 Perhitungan Standart Devisiasi Pada Sistem Getaran


n

Ki K

4427517.618

i 1

k2

i 1

n
=

5 1

SD

= 1052.083364 gr/ deti

Pt

Batas Atas

= 9772,89 + 1052.083364 = 10824.97336 dyne/cm

Batas Bawah

= 9772,89 1052.083364 = 8720.806636 dyne/cm


K
SD

6. Kesimpulan percobaan:

Teknik Sipil S-1


Kelompok 26

52

Laporan Praktikum Fisika Dasar 5

a) Penggunaan metobe yang paling tepat untuk menentukan harga konstanta


pegas adalah dengan system pembebanan.
b) Nilai regangan dan tegangan pegas mempengaruhi harga konstanta pegas.
c) Pada system pembebanan harga K ditentukan oleh massa, gravitasi dan
pertambahan panjang.
d) Sedangkan pada system getaran, harga ditentukan oleh banyaknya getaran,
massa dan periode.
e) Semakin getaran yang dilakukan dalam system getran waktu yang
diperlukan semakin banyak sehingga periodenya semakin kecil.
f) Makin besar massa yang digunakan maka pertambahan panjang pada
sistem pembebanan akan semakin besar

V.

PERCOBAAN DIFRAKSI CAHAYA

A. Tujuan percobaan

Teknik Sipil S-1


Kelompok 26

53

Laporan Praktikum Fisika Dasar 5

a. Menentukan panjang gelombang cahaya laser.


b. Memahami proses difraksi cahaya oleh celah sempit dan menentukan lebar
celah dan jarak antar celah dengan menggunakan laser He-Ne.
B. Alat dan Bahan Percobaan
1.
2.
3.
4.
5.

Sumber cahaya laser


Kisi difraksi
Layar dan rool meter
Bangku optik
Sumber tegangan 220V

C. Teori dasar
Salah satu alat untuk menghasilkan garis spektrum adalah kisi atau celah
sempit yang merupakan sebaris celah yang sangat berdekatan.
Jika seberkas sinar dilewatkan sebuah kisi maka penjalaran gelombang
cahaya terganggu oleh bagian yang tak tembus cahaya. Sebagian muka
gelombang cahaya diteruskan
P
Q
R

Y1

Y2
Y3

Gambar 2.8 Difraksi Cahaya

Pada gambar terlihat bahwa P,Q,R merupakan celah sempit, dimana


gelombang datang ( dari laser) setelah lewat kisi didifrasikan membentuk muka
gelombang baru dengan sudut 1,2 dan seterusnya, muka gelombang baru
tersebut sebenarnya merupakan daerah terang dan yang tak terlihat merupakan

Teknik Sipil S-1


Kelompok 26

54

Laporan Praktikum Fisika Dasar 5

daerah gelap. Untuk daerah terang pertama ke gelap pertama dikatakan


mempunyai ordo pertama (n = 1) dan seterusnya daerah gelap atau terang kedua
mempunyai ordo kedua, (n = 2) dst.
Maka panjang gelombang cahaya laser dapat ditentukan dengan persamaan
sebagai berikut:

d .Sin
n

dimana :

= Panjang gelombang
d = Panjang kisi / celah

= sudut difraksi

catatan : Untuk menentukan nilai sudut difraksi

Y
Y2 A2
Sin =

D. Prosedur Percobaan
a) menyusun alat seperti gambar dibawah ini, laser jangan dihubungkan ke
sumber tegangan dulu.

Gambar 2.9 Prosedur Percobaan


b) mengukur jarak kisi/celah ke layar, sebagai jarak A (cm).
c) menghubungkan laser dengan sumber tegangan, maka akan terlihat pola
difraksi.

Teknik Sipil S-1


Kelompok 26

55

Laporan Praktikum Fisika Dasar 5

d) menentukan titik orde n = 0 (titik tengah), kemudian ukur jarak Y (cm)


yang merupakan jarak titik terang nol ke titik terang pertama (n = 1).
e) mengulangi kegiatan di atas sebanyak 4 kali untuk jarak A yang berbeda
dan ukur pusat titik terang ke titik terang berikutnya.
f) mengkonsultasikan data pengamatan kepada pembimbing, kemudian
datakan hasil percobaan.

E. Data Percobaan
F. Panjang kisi / celah(d) = 1,11 cm/grs
No N

A (cm)

Y (cm)
B=

Y2 A2

(cm)

Sin

(cm)

442

30

443.02

0.0751

0.0677

435

29.5

436

0.0750

0.0676

428

28.5

429

0.0737

0.0664

421

28

422

0.0735

0.0663

414

27.5

415

0.0735

0.662

Tabel 2.17Data Pengamatan Difraksi Cahaya


G. Tugas Akhir
a.
b.
c.
d.
e.

Hitung panjang gelombang pola difraksi ()


Hitung kesalahan relative tiap percobaan (Kr)
Hitung standart Deviasi (SD) dan kesalahan mutlaknya (Km).
Berapa harga pengukuran terbaik untuk panjang gelombang.
Kesimpulan percobaan.

G. Penyelesaian tugas
a. Perhitungan panjang gelombang pola difraksi.

d . sin
n

Teknik Sipil S-1


Kelompok 26

56

Laporan Praktikum Fisika Dasar 5

1. 1 =

2. 2 =

3. 3 =

4. 4 =

5. 5 =

1,11x0.0677
1
1,11 0,0676
1
1,11 0,0664
1
1,11 0,0663
1
1,11 0,662
1

= 0,0751 cm

= 0,0750 cm

= 0,0737 cm

= 0,0735 cm

= 0,0735 cm

0.0751+ 0.0750+ 0.0737+0.735+0.0735

=0.0742cm
=
5
b. Perhitungan kesalahan relatif (Kr)

Kri =

x 100%

1. Kr1 =

07510.0742
0,
0.0742

2. Kr2 =

0,07500.0742
0.0742

x 100%

= 1.08%

3. Kr3 =

0,07 370.0742
0.0742

x 100%

= 0.67%

x 100%

0,07 350.0742
0.0742

x 100%

0,07
350.0742
5. Kr5 =
0.0742

x 100%

4. Kr4 =

Teknik Sipil S-1


Kelompok 26

= 1.21%

= 0.94%
= 0.94%

57

Laporan Praktikum Fisika Dasar 5

Kr
=

0.94 +1.08 +0.67 +0.94 +0.94


=0.914
5

c. Perhitungan standart deviasi (SD) dan kesalahan mutlaknya (Km)

No

i -

2
-

0.0751

0.0742

9 x 10-4

8.1 x 10-7

0.0750

0.0742

8 x 10-4

6.4 x 10-7

0.0737

0.0742

5 x 10-4

2.5 x 10-7

0.0735

0.0742

7 x 10-4

4.9 x 10-7

0.0735

0.0742

7 x 10-4

4.9 x 10-7

-4

= 7.2 x 10

2.68 x 10-6

Tabel 2.18 Perhitungan Standart Devisiasi Difraksi Cahaya

Teknik Sipil S-1


Kelompok 26

58

Laporan Praktikum Fisika Dasar 5

SD

i 2

=
=

0,00000268
51

3.6 x 103
5

= 8.185 x 10-4 cm

i=1

Kesalahan mutlak (Km)


n

Km

i=1

i
n

= 7.2 x 10-4

7.2 x 104
0.0742

= 9.703504043 x 10-3
d. Harga pengukuran terbaik untuk panjang gelombang..

Pt
= SD
= 0.0742 + 8.185 x 10-4
Batas Bawah = 0.0742 - 8.185 x 10-4
Batas Atas

= 0.0750185
= 0.0733815

H.Kesimpulan percobaan.
Jadi Interfensi merupakan perpaduan dua gelombang yang hasilnnya terlihat
pada layar. Interfensi maksimum menghasilkan garis terang dan interfensi
minimum menghasilkan garis gelap.Maka Semakin jauh jarak fisi ke layar,

Teknik Sipil S-1


Kelompok 26

59

Laporan Praktikum Fisika Dasar 5

semakin jauh pula jarak antar ordo, dan Difraksi cahaya terjadi akibat suatu
cahaya melewati celah sempit.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari uraian diatas diatas dapat ditarik kesimpulan :
1. Hasil hasil yang diperoleh dalam praktikum tidak ada yang sama persis
dengan perhitungan teori.
2. Hasil-hasil yang diperoleh sedikit banyak dipengaruhi oleh berbagai
macam hal, baik itu praktikum kelompok sendiri maupun alat yang
dipakai, secara garis besar dapat dikatakan berdasarkan beberapa praktek :

Ketelitian pengamatan praktikum.

Ketelitian alat yang dipakai.

Keadaan dan situasi praktikum.

3.2 Saran

Teknik Sipil S-1


Kelompok 26

60

Laporan Praktikum Fisika Dasar 5

Untuk mendapatkan data yang akurat, dari praktikum tersebut yang


sesuai dengan yang diinginkan, maka ada beberapa hal yang perlu
dipehatikan, antara lain:
-

Penguasaan materi
Prosedur kerja
Penguuasaan alat yang tepat
Pembuatan laporan yang selayaknya ada pedoman termasuk format
pengetikan sehingga terwujud keberagaman dalam laporan. Hal-hal
tersebut merupakan kandala bagi manusia, sehingga perlu perhatian
khusus, maka kami sarankan untuk memahami apa yang diperoleh pada
perkuliahan agar dapat memecahkan kesulitan dalam melaksanakan
praktikum terutama dalam menghadapi alat-alat praktik.

DAFTAR PUSTAKA
-

Halliday, D., Resnick, Fundamental of Physics, Jhon Wiley & Son, 1997
Giancoli, C. Douglas, Physics, Prentice Hall
\Muhammad Hikam dkk. 2000. Buku Pedoman Praktikum Fisika Dasar.Edisi 2
000. Laboratorium Fisika Dasar Unit Pelaksana Pendidikan IlmuPengetahuan Da

sar Universitas Indonesia. Jakarta


Paul A. Tippler. 2001. Fisika Untuk Sain dan Teknik Jilid 2(Terjemahan). Edisi

ketiga. Penerbit: Erlangga. Jakarta.


Badan Standarisasi Nasional Klasifikasi dan Standarisasi Pelumas.

Teknik Sipil S-1


Kelompok 26

61

Anda mungkin juga menyukai