BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dasar dalam mempelajari suatu ilmu teknik adalah ilmu fisika. Hal ini
terbukti pada Perguruan Tinggi Teknik, mata kuliah Mekanika Teknik, Mekanika
Fisika, Kinematika, Dinamika dan sebagainya merupakan mata kuliah dasar
umum yang harus dipelajari. Semuanya itu diperoleh dari mata kuliah Fisika yang
merupakan bekal dalam menyelesaikan studi.
Ilmu pengetahuan teknik dan fisika khususnya, merupakan ilmu-ilmu yang
berkembang, bukan berdasarkan teori saja tetapi berdasarkan atas pengamatan dan
pengukuran gejala fisis. Berdasarkan analisa data-data dari suatu percobaan dan
menentukan benar tidaknya suatu ilmu pengetahuan. Bahkan kemungkinan
terjadinya penemuan-penemuan baru dengan diterapkannya teori analisa
percobaan.
Memahami petunjuk-petunjuk praktikum merupakan suatu keharusan
sehingga teori dari suatu ilmu pengetahuan dikuasai dengan baik dan dalam
percobaan didapatkan hasil dan data-data yang tepat.
B. Tujuan
Praktikum Fisika Dasar ini diadakan dengan tujuan agar mahasiswa dapat:
1
2
3
4
5
Sumber-sumber Kesalahan
Setiap hasil pengukuran tidak terlepas dari suatu kesalahan, hal ini
No.
Xi
X i X
( X i X )
X 1 X
( X 1 X )
X 2 X
( X 2 X )
Xi
X1
1.
i =1
:
:
Xi
X2
2.
i =1
n
:
:
:
:
:
:
:
:
Xi
n
XnX
i =1
Xn
( X n X )
Xi
Xi
i =1
i=1
i=1
X i X
( X n X )
n=1
Xi
=
i =1
X i X
i=1
Xi X
X
Kri =
. 100%
K
ri
K ri
i=1
X
X
. 100%
SD =
(xi x )2
i=1
n1
SD
X
. 100%
SD
apabila dijumpai bilangan yang sangat besar atau sangat kecil hendaknya
digunakan bentuk eksponen dan satuan harus dituliskan.
Penulisan yang Salah
k = (200 ,1 0,215 ) K / dt
k = (200 ,1 0,2) K / dt
d = (0,000002 0,00000035)mm
d = (20 4) x10-7 mm
= 22 / 7
= 3,1415
F = (270 3) x104 N
F = (2700000 30000) N
dalam
bentuk
grafik
atau
kurva
dari
variabel
yang
x
y
b=
x2
dan a = y - b x
n ( x y )
x2
x 2
y2
y 2
r(x,y) =
n
n
NO x
1
2
3Teknik
x2
y2
xy
6
Sipil S-1
:
Kelompok 26
:
n
X
x2
y2
xy
BAB II
PERCOBAAN YANG DILAKUKAN
I.
Gambar 2.1 Tipe - Tipe Tegangan (a) Merenggang, (b) Menekan,(c) Memuntir
L =
F L0
GA
2. L . F . R
.r 4.
40000
() radian
1.065
38.5
60000
80
1.396
80
35.6
80000
91
1.588
4.
100
35
100000
97
1.693
5.
120
94
120000
101
1.763
m (gr)
R (cm)
F=m.g
40
42
2.
60
3.
o
1.
No m (gr)
R (cm)
F=m.g
1.
40
47
2.
60
3.
4.
Sudut punter
40000
()derajat
50
() radian
0.873
41
60000
74
1.292
80
37.5
80000
89
1.553
100
30
10000
114
1.990
5. 120
29
12000
116
Tabel 2.2 Data PercobaanBatang Kuningan
2.025
m (gr)
R (cm)
F= m.g
1.
40
63
40000
() derajat
52
() radian
0.908
2.
60
61
60000
61
1.065
3.
80
59
80000
64
1.117
4.
100
58
100000
72
1.257
5.
120
56.5
120000
78
1.361
F. Tugas Akhir
1. Tentukan harga modulus puntir percobaan di atas.
2. Gambar grafik hubungan antara modulus puntir (G) terhadap gaya beban
(F) tiap batang.
3. Hitung kesalahan relatif tiap percobaan (Kr) dan rata-ratanya.
4. Hitung standart deviasinya (SD).
5. Kesimpulanpercobaandiatas
G. Penyelesaian Tugas
1. Harga Modulus puntir percobaan di atas
10
Gi
2. L . F . R
. r 4 .
a. Batang alumunium
2 . 47,5 . 40000 . 42
1 G1 = 3,14 .(0,14 4 ).61
2 G2 =
3 G3 =
4 G4 =
2 . 47,5 . 100000. 35
3,14 . ( 0,14 4 ) .97
5 G5 =
2 . 47,5 . 120000.34
3,14 .(0,14 4 ).101
2169006536+ 2274069887+2464792746+2841699328+31814170469
5
= 8312748193 dyne/ cm3 rad
b. Batang Kuningan
1. G1 =
2 . 47,5 . 40000 . 47
4
3,14 .(0,14 ) .50
2. G2 =
2 . 47,5 . 60000 . 41
4
3,14 .(0,14 ).74
3. G3 =
11
4. G4 =
2 . 47,5 . 100000. 30
4
3,14 .(0,14 ).114
5. G5 =
2 . 47,5 . 120000. 29
4
3,14 .(0,14 ).116
c. Batang Tembaga
2 . 47,5 . 40000 .63
1. G1 = 3,14 .(0,14 4 ).52
2 . 47,5 . 60000.61
2. G2 = 3,14 . ( 0,14 4 ) .61
3. G3 =
2 . 47,5 . 80000.59
4
3,14 .(0,14 ) .64
4. G4 =
2 . 47,5 . 100000.58
3,14 .(0,14 4 ).72
12
Grafik hubungan antara modulus puntir (G) terhadap gaya beban (F)
tiap batang.
35000000000
30000000000
25000000000
Modulus Puntir ( G )
20000000000
MODULUS PUNTIR
ALUMINIUM
15000000000
MODULUS PUNTIR
KUNINGAN
10000000000
MODULUS PUNTIR
TEMBAGA
5000000000
0
3 6 9 1215
Gaya ( F )
G i G
x 100%
G
13
1. Kr1 =
21690065368312748193
8312748193
x 100%
= 0.739 %
2. Kr2=
22740698878312748193
8312748193
x 100%
= 0.726%
3. Kr3 =
24647927468312748193
x100% = 0.703 %
8312748193
4. Kr4 =
28416993288312748193
8312748193
5. Kr5 =
318141704698312748193
8312748193
x 100%
= 0.658%
x 100%
2.827%
Kr
= 35.803%
b. Batang kuningan
Kri
1) Kr1 =
64.774%
2) Kr2 =
31.719%
3) Kr3 =
0.056%
4) Kr4 =
G i G
x 100%
55741401.27158240550.3
158240550.3
x 100%
107948560.5158240550.3
158240550.3
x 100%
158329299.4158240550.3
158240550.3
x 100%
202803821.7158240550.3
158240550.3
x 100%
28.162%
14
239379668.8158240550.3
158240550.3
5) Kr5 =
x 100%
51.274%
Kr
= 35.197
c. Batang tembaga
Kri
G i G
x 100%
1) Kr =
77705885.35113274810.2
113274810.2
x 100%
= 31.401%
2) Kr =
132391758113274810.2
113274810.2
x 100%
= 16.877%
3) Kr =
179131515.9113274810.2
x 100%
113274810.2
= 58.139%
4) Kr =
247634140.1113274810.2
x 100%
113274810.2
= 118.614%
5) Kr =
313598751.6113274810.2
x 100%
113274810.2
= 176.848%
Kr
= 79.976
15
Gi
|GiG |
)
( Gi G
60769987.26
153944467.2
93174479.94
8.681483712 x 1015
109585222.9
153944467.2
44359244.3
1.967742555 x 1015
153684973.2
153944467.2
259494
6.733713604 x 1010
201321337.6
153944467.2
47376870.4
2.244567849 x 1015
244360815.3
153944467.2
90416348.1
8.175116004 x 1015
16
= 2.106897746 x 10
16
SD
( GiG )
i=1
n1
2.106897746 x 1016
51
Pt
= G SD
Batas Atas
= 153944467.2 + 72575783.6
b. Batang Kuningan
NO
Gi
|GiG |
)
( Gi G
55741401.27
158240550.3
102499149
1.050607555 x 1016
107948560.5
158240550.3
50291989.8
2.529284238 x 1015
158329299.4
158240550.3
88741.1
787640275.1
202803821.7
158240550.3
44563271.4
1.985885158 x 1015
239379668.8
158240550.3
81139118.5
6.583556551 x 1015
16
= 2.160480220 x 10
Tabel 2.5 Perhitungan Standart Devisiasi BatangKuningan
17
SD
( GiG )
n1
i=1
2.160480220 x 1016
51
Pt
= G SD
Batas Atas
= 158240550.3 + 73492860.54
c. Batang Tembaga
|GiG |
)
( Gi G
NO
Gi
77705885.35
113274810.2
35568924.85
1.265148415 x 1015
132391758
113274810.2
19116947.8
3.654576932 x 1014
179131515.9
113274810.2
65856705.7
4.337105686 x 1015
113274810.2
134359329.9
1.805242953 x 1016
247634140.1
18
313598751.6
113274810.2
200323941.4
4.01296815 x 1016
=
2.803310947 x 1016
SD
( GiG )
i=1
n1
2.803310947 x 1016
51
Pt
= G SD
Batas Atas
= 113274810.2 + 83715454.77
H. Kesimpulan
Jadi ,setiap logam mempunyai nilai puntir yang berbeda-beda. Semakin berat
massa logam maka sudut puntir akan semakin besar dan setiap logam memiliki
sudut puntir yang berbeda walaupun massanya sama. Contohnya batang
aluminium yang bermassa 80 gr memiliki sudut puntir 91 , sedangkan batang
19
A.
Tujuan Percobaan
1 Memahami hukum strokes tentang zat cair.
20
2 Memahami bahwa gaya gesekan yang dialami benda yang bergerak dalam
fluida (gas & zat cair) berkaitan dengan kekentalan fluida.
B.
1
2
3
4
5
6
7
C.
Jika sebuah bola logam dijatuhkan pada fluida (zat cair) yang diam maka
akan bekerja gaya gesekan fluida untuk melawan berat benda yang besarnya
selalu konstan.
Dimana besarnya gaya gesekan fluida terhadap bola logam diberikan oleh
Stroke yang besarnya :
Fs = 6...r.V
Secara garis besar hubungan bola jatuh dalam fluida dengan nilai
vicositas(kekentalan) zat cair berikut :
Gambar 2.3 Hubungan Bola Jatuh Dalam Fluida Dengan Nilai Viscositas
21
2 r 2 g ( 0)
dimana v=
9v
s (1+ 0,24
r
)
R
Maka : =
2. r . g . t ( 0 )
r
9. S (1+0,24 )
R
(poise) ..(1)
= jari-jari tabung
= jari-jari bola
= percepatan gravitasi
D. Prosedur percobaan
1 Menentukan massa jenis bola dengan menimbang massanya kemudian
mengukur volumenya.
2 Menentukan massa jenis fluida pada aerometer.
3 Menentukan jarak S, kemudian jatuhnya bola besi dan mengukur waktu
jatuhnya (t).
4 Mengulangi untuk jarak S yang berbeda 4 kali lagi.
5 Megulangi untuk tabung yang lainnya, dan melakukan pengukuran lagi
seperti langkah di atas, serta mendatakan.
E. Data Pengamatan
a.
Olie SAE10
22
Massa bola
= 0.865grm/cc
= 2.1 gr
= 0.36 cm
= 0.195cm3
Volume bola
V=S
No
S (cm)
t(detik)
(1+0,24.r/R)/t
cm/det
10
0.5
20.94
20
0.69
30.339
30
0.81
38.767
40
0.85
49.257
50
0.94
55.676
b.
Olie SAE 40
=10.769 gr/cc
= 0.865 gr/cc
Massa bola
Jari jari bola
Volume bola
= 2.1 gr
= 0.36 cm
= 0.195 cm3
23
V=S
No
S (cm)
t(detik)
(1+0,24.r/R)/t
cm/det
10
0.32
32.709
20
0.56
37.382
30
0.78
40.258
40
41.868
50
1.37
38.201
F. Tugas Akhir
1
Tentukan harga viskositas dari pecobaan.
2
Carilah harga viscositas cairan yang dipakai dari literatur ! kemudian
3
4
5
6
G. Penyelesaian tugas
1
Harga viscositas
a. Olie SAE 10
2. r 2 . g . t( o )
r
9. s . 1+0,24 .
R
)
24
1. 1
= 6.810773639 Poise
2. 2
= 6.48710531 Poise
3. 3
4. 4 =
= 5.959721206 Poise
= 4.922141422
Poise
2
5. 5 =
= 4.815739062
Poise
=
b. Olie SAE 40
2
2. r . g . t( o )
r
9. s . 1+0,24 .
R
1. 1
2. 2
= 2.790524443 Poise
= 4.272957894
Poise
25
3. 3 =
5.526440856 Poise
2
2 . 0.36 .1000 . 1(10.769 0.865)
4. 4 =
9 . 40 .(1+0.24 .0 .36/ 1.85)
= 6.812725709
Poise
2
5. 5 =
= 10.22937159
Poise
=
2.790524443+ 4.272957894+5.526440856+6.812725709+10.22937159
5
= 5.926404098 Poise
= SD
= + SD = 5.799096128+ 1.09730843 = 6.896404558
Poise
26
= SD
= - SD = 5.926404098- 1.140754446 =
4.785649652 Poise
KOMENTAR :
Dari yang kami amati bahwa perbandingan haga viscositas dari batas atas
dan batas bawah hasil eksperiment dengan literature yang kami dapat, adalah
lebih besar dari batas atas untuk SAE 10 dan lebih besar dari batas atas untuk
SAE 40.
( )
dengan t (waktu)
27
SAE 10
SAE 10
8
7
6
5
4
3
2
1
0
VISCOSITAS ( . 10-5)
WAKTU ( second )
SAE 40
28
SAE 40
12
10
8
VISCOSITAS ( . 10-5)
6
4
2
0
0.32000000000000034
0.78
1.37
WAKTU (second)
1. Kr1 =
6.8107736395.799096128
5.799096128
2. Kr2 =
6.487105315.799096128
5.799096128
3. Kr3 =
5.9597212065.799096128
5.799096128
4. Kr4 =
4.9221414225.799096128
5.799096128
5. Kr5 =
Kr
i
. 100%
. 100%
. 100% = 11.864 %
. 100%
. 100%
4.8157390625.799096128
5.799096128
= 17.445%
= 2.770%
= 15.122%
. 100% = 19.957 %
= 13.432%
29
2 Olie SAE 40
Kri
2.7905244435.926404098
1. Kr1 =
. 100%
5.926404098
= 52.914%
4.2729578945.926404098
. 100%
5.926404098
= 27.900%
2. Kr2 =
Kr
i
. 100%
3. Kr3 =
5.5264408565.926404098
. 100%
5.926404098
= 6.749%
4. Kr4 =
6.8127257095.926404098
5.926404098
. 100%
= 14.955%
5. Kr5 =
10.229371595.926404098
5.926404098
. 100%
= 72.607%
= 35.025 %
5. Standart deviasinya
SAE 10
NO
i -
)2
6.810773639
5.799096128
1.011677511
1.023491386
4.272957894
5.799096128
1.526138234
2.329097909
5.526440856
5.799096128
0.272655272
0.07434089735
6.812725709
5.799096128
1.013629581
1.027444927
10.22937159
5.799096128
4.430275462
19.62734067
= 24.08171577
30
2
= n
=
SD
24.08171577
51
= 2.45365624 Poise
i=1
= SD
Pt
Batas Atas
Poise
Batas Bawah = - SD = 5.799096128 2.45365624 = 3.345439888
Poise
SAE 40
NO
i -
)2
2.790524443
5.926404098
3.135516537
3.831463954
4.272957894
5.926404098
1.653446204
2.73388435
5.526440856
0.399963242
0.159970595
6.812725709
0.886321611
0.7855659981
10.22937159
4.302967692
18.51552924
5.926404098
5.926404098
5.926404098
31
=
26.00841414
2
= n
=
SD
26.00841414
51
= 2.5499222616 Poise
i=1
= SD
Pt
Batas Atas
= + SD = 5.926404098+ 2.5499222616 =
8.476326359 Poise
Batas Bawah
= - SD
Poise
H. Kesimpulan
Jadi setiap benda mempunyai kecepatan untuk bergerak konstan, hal
ini juga berlaku dalam zat cair (fluida), dan dengan bertambahnya nilai
SAE maka viscositasnya semakin besar. Misalkan untuk SAE 10
32
Alat Percobaan
Lensa positif
Bangku optic.
Layar.
Benda.
Sumber cahaya.
33
C. Teori dasar
Lensa adalah benda bening yang dibatasi oleh dua bidang bias
denganminimal satu permukaan tersebut merupakan bidang lengkung.Suatu
benda yang diletakkan relativeagak jauh dari atau di depan sebuah lensa positif,
maka bayangan bentuk oleh lensa dapat diamati atau ditangkap pada layar yang
diletakkan dibelakang lensa.Beberapa bentuk standar dari lensa ditunjukkan pada
Gambar dibawah ini.
Gambar 2.4 Benntuk Standart Lensa (a) Lensa Positif Dan (b) Lensa Negatif
Dalam pembahasan tentang lensa, dikenal apa yang dinamakan titik fokus
pertama (F1) dan titik fokus kedua (F2). Titik fokus pertama merupakan titik
benda pada sumbu utama yang bayangannya berada di tempat yang sangat jauh
(tak hingga), sedangkan titik focus kedua adalah titik bayangan pada sumbu utama
dari benda yang letaknya sangat jauh (tak hingga)
sedangkan titik focus kedua adalah titik bayangan pada sumbu utama dari
benda yangletaknya sangat jauh (tak hingga) seperti diilustrasikan pada Gambar
dibawah ini.
34
1 1 1
f S S'
menentukan jarak
No
1
2
3
4
5
Jarak Benda
Jarak bayangan
(s) cm
56
50
44
38.5
32.5
(s) cm
12.5
13
14
14.5
15.5
SS
S + S
700
650
616
558.25
503.75
68.5
63
58
53
48
Fokus Lensa
(f) cm
10.22
10.32
10.62
10.53
10.49
35
3
4
5
G. Penyelesaian tugas
1
fi
atau
S '.S
S ' S
1. f1 =
700
68.5
= 10.22 cm
2. f2 =
650
63
= 10.32 cm
3. f3 =
616
58
= 10.62 cm
4. f4 =
558.25
53
= 10.53 cm
5. f5 =
503.75
48
= 10.49 cm
10.22+10.32+10.62+10.53+10.49
5
= 10.436 cm
2. Buatlah grafik antara ss dan s + s tentuka fokus lensa dari grafik serta
jelaskan gambar grafik yang terbentuk
36
503.75
650
616
558.25
700
400
300
200
100
0
48
53
58
63
68.5
F=
s . s' 196.25
=
=9.573
'
20.5
s +s
cm
Kr1 =
Kr2 =
f i f
f
=
. 100 %
10.22 10.436
|10.32 10.436|
10.436
10.436 . 100 %
. 100 %
= 6.76%
= 11.26%
37
Kr3 =
Kr4 =
Kr5 =
Kr
10.62 10.436
10.53 10.436
10.49 10.436
10.436 .100 %
= 10.94 %
10.436 . 100 %
= 10%
10.436
. 100 % = 9.58 %
fi
10.22
10.32
10.62
10.53
10.49
9.708
9.708
9.708
9.708
fi
- f
fi
- f )2
0.512
0.262144
0.612
0.374544
0.354
0.125316
0.822
0.675684
0.782
0.611524
38
9.708
=
1.8132824
(f i f )2
1.8132824
SD
Pt
= f
Batas Atas
i=1
Batas bawah
n1
51
= 0.673262252 cm
SD
H. Kesimpulan percobaan
1) Jika bayangan benda berada di ruangan I
sifat bayangan :
1
2
3
Maya
Diperbesar
Tegak
39
Nyata
Diperbesar
Terbalik
Nyata
Diperkecil
Terbalik
40
IV.
PERCOBAANKONSTANTA PEGAS
A. Tujuan Percobaan
a. Menentukan harga konstanta pegas dengan metode pembebanan.
b. Menentukan harga konstanta pegas dengan metode getaran selaras.
c. Menentukan hubungan konstanta pegas dengan periode getar.
B. Alat Percobaan
a. Statip tegak
b. Pegas/pir
c. Stop wacht
d. Rool meter
e. Neraca lengan
f. Beban / massa
C. Teori Dasar
Hukum Hooke
Sebuah pegas ketika diberi gaya tarik F akan bertambah panjang sejauh x,
dan dalam kasus ini berlaku hukum Hooke:
F = - kx...(1)
Dimana :
Jika gaya F ditimbulkan oleh massa benda maka F = gaya berat = m.g Maka
konstanta pegas :
k=
mg
x ...(2)
41
Jika pegas digantung vertikal ke bawah kemudian pegas diberi beban dan
digetarkan, maka pegas mengalami getaran selaras (berosilasi), yang dapat
ditentukan periode getarnya (T). Secara umum, frekuensi dari sebuah getaran
harmonis memenuhi persamaan :
f=
Dengan
n
t
...(3)
f = frekuensi (Hz)
n = jumlah getaran
t = waktu (s)
1
f
maka T =
t
n
4 2 m
T2
dimana :
...(5 )
k = konstanta pegas (Dyne/cm)
m = massa beban (gr)
T = periode (s)
2
g = konstanta gravitasi bumi (1000 cm/ s )
Energi Potensial Pegas (Ep) dan Usaha (W) untuk Meregangkan Pegas Energi
potensial adalah energi yang dimiliki benda karena kedudukannya terhadap suatu
acuan. Energi potensial pegas dihitung berdasarkan acuan titik setimbangnya,
42
sehingga saat pegas menyimpang sejauh x akan memiliki energy potensial yang
besarnya
Ep =
1
2
kx
sehingga
W=
1
2
kx
D. Prosedur Percobaan
a. System Pembebanan
a.
b.
c.
d.
b. System Getaran
a) mengambil massa beban (m),menggantungkan pada pegas, memberi
tanda letak titiksetimbangnya, dan pegas disimpangkan supaya terjadi
getaran.
b) mencatat waktu yang diperlukan untuk 40 getaran
c) mengulangi untuk butir 12 dengan masa benda yang berbeda (4 kali
lagi ). Dan mendatakan.
43
Gambar 2.7 Konstanta Pegas, (a) Sistem Pembeban, (b) Sisitem Getaran
E. Data Pengamatan
a. Sistem Pembebanan
N
m (gr) Io (cm)
I (cm)
X (cm)
K ( dyne/cm) F ( dyne )
o
1
30
19,8
22,8
10000
30000
40
19,8
23
3,2
12500
40000
50
19,8
24
4,2
11904,76
50000
60
19,8
25
5,2
11538,46
60000
70
19,8
25,5
5,7
12280,7
70000
44
b. Sistem getaran
N
Periode=T
m (gr) n (kali)
t (detik)
30
40
15,06
0,38
40
40
17,28
0,43
50
40
18,90
0,47
2,12
60
40
19,85
0,50
2,02
70
40
21,34
0,53
1,87
(detik )
Frekuensi (hz )
2,66
2,31
F. Tugas Akhir
1. Tentukan harga konstanta pegas sistim pembebanan dan sistim
getaran,hitung juga harga rata-ratanya.
2. Buatlah Grafik hubungan antara F dan x berdasarkan data-data
percobaan pada system pembebanan. Dari grafik, tentukan:
a. Konstanta pegas
b. Usaha untuk meregangkan pegas sejauh 5 cm
3. Bagaimanakah pengaruh massa beban terhadap frekuensi getaran
pegas ?
4. Tentukan kesalahan relativif kedua system.
5. Hitung standart deviasinya.
6. Kesimpulan percobaan.
G. Penyelesaian Tugas
1. Perhitungan konstanta pegas sistem pembebanan dan sistem getaran:
1) Sistem pembebanan
45
Ki
m. g
x
1. k1 =
30 . 1000
3
= 10000 dyne/cm
2. k2 =
40 .1000
3,2
= 12500 dyne/cm
3. k3 =
50 . 1000
4,2
= 11904.7619 dyne/cm
4. k4 =
60 . 1000
5,2
= 11538.4615 dyne/cm
5. k5 =
70 . 1000
5,7
= 12280.70175 dyne/cm
K
=
10000+12500+11904.7619 +11538.4615+12280.70175
5
= 1164.78503 dyne/cm
2) Sistem getaran
Ki
4 .2 . m
T2
3.14 2 .40
1. k1 =
= 8148.429
4 .
2
gr/deti k
3.14 .60
2. k2 =
= 9465.216
4 .
2
gr/ deti k
46
3.14 2 .80
3. k3 =
= 10060.816
4 .
2
gr/ deti k
4. k4 =
3.14 .100
= 10955.111
4 .
2
gr/ deti k
5. k5 =
3.14 2 .120
= 10234.878
4 .
gr/ deti k
K
=
8148.429+ 9465.216+10060.816+10955.111+ 10234.878
5
=9772,89 gr/ detik2
47
9
Linear (Grafik Hubungan Antara F dan x)
6
0
3
3,2
4,2
5,2
5,7
konstanta pegas
F
X
a. k =
7000030000
5.73
1
b. menggunakan Rumus W= 2
W=
= 14814.81481 dyne/cm
k x
dapat ditemukan :
1
2
2 14814.81481 x 5 = 185522.6851 joule
48
1. Kr1 =
K i K
x 100%
100001164.78503
1164.78503
x 100%
= 7.58 %
2. Kr2 =
125001164.78503
1164.78503
x 100% = 9,73 %
3. Kr3 =
11904.76191164.78503
1164.78503
x 100%
4. Kr4 =
11538.46151164.78503
1164.78503
x 100%
= 9,04 %
5. Kr5 =
12280.701751164.78503
1164.78503
x 100%
= 9,54 %
Kr
=
= 9,22 %
= 9,022 %
49
2) system getaran
Kri
K i K
x 100%
1. Kr1 =
8148,4299772,89
x 100%
9772,89
16.622 %
2. Kr2 =
9465,2169772,89
x 100%
9772,89
3.148 %
3. Kr3 =
1006 0,8169772,89
x 100%
9772,89
2.946
4. Kr4 =
10955,1119772,89
x 100%
9772,89
12.097 %
5. Kr5 =
10234,8789772,89
x 100%
9772,89
4.727
7.908 %
50
Ki
NO
Ki K
Ki
K
- 2
10000
1164.78503
8835.21497
78061023.57
12500
1164.78503
11335.21497
128487098.4
11904.7619
1164.78503
10739.97687
115347103.2
11538.4615
1164.78503
10373.67647
107613163.5
12280.7017
5
1164.78503
11115.91672
123563604.5
= 553071993.2
Ki K
553071993.2
i 1
i 1
n
SD
Pt
Batas Atas
=
=
5 1
= 11758.74136 dyne/cm
K
SD
2) Sistem getaran
51
NO
Ki
Ki K
Ki
K
- 2
8148.429
9772,89
1624,461
2638873,541
9465,216
9772,89
307,674
94663,29028
10060,816
9772,89
287,926
82901,38148
10955,111
9772,89
1182,221
1397646,493
10234,878
9772,89
461,988
213432,9121
= 4427517.618
Ki K
4427517.618
i 1
k2
i 1
n
=
5 1
SD
Pt
Batas Atas
Batas Bawah
K
SD
6. Kesimpulan percobaan:
52
V.
A. Tujuan percobaan
53
C. Teori dasar
Salah satu alat untuk menghasilkan garis spektrum adalah kisi atau celah
sempit yang merupakan sebaris celah yang sangat berdekatan.
Jika seberkas sinar dilewatkan sebuah kisi maka penjalaran gelombang
cahaya terganggu oleh bagian yang tak tembus cahaya. Sebagian muka
gelombang cahaya diteruskan
P
Q
R
Y1
Y2
Y3
54
d .Sin
n
dimana :
= Panjang gelombang
d = Panjang kisi / celah
= sudut difraksi
Y
Y2 A2
Sin =
D. Prosedur Percobaan
a) menyusun alat seperti gambar dibawah ini, laser jangan dihubungkan ke
sumber tegangan dulu.
55
E. Data Percobaan
F. Panjang kisi / celah(d) = 1,11 cm/grs
No N
A (cm)
Y (cm)
B=
Y2 A2
(cm)
Sin
(cm)
442
30
443.02
0.0751
0.0677
435
29.5
436
0.0750
0.0676
428
28.5
429
0.0737
0.0664
421
28
422
0.0735
0.0663
414
27.5
415
0.0735
0.662
G. Penyelesaian tugas
a. Perhitungan panjang gelombang pola difraksi.
d . sin
n
56
1. 1 =
2. 2 =
3. 3 =
4. 4 =
5. 5 =
1,11x0.0677
1
1,11 0,0676
1
1,11 0,0664
1
1,11 0,0663
1
1,11 0,662
1
= 0,0751 cm
= 0,0750 cm
= 0,0737 cm
= 0,0735 cm
= 0,0735 cm
=0.0742cm
=
5
b. Perhitungan kesalahan relatif (Kr)
Kri =
x 100%
1. Kr1 =
07510.0742
0,
0.0742
2. Kr2 =
0,07500.0742
0.0742
x 100%
= 1.08%
3. Kr3 =
0,07 370.0742
0.0742
x 100%
= 0.67%
x 100%
0,07 350.0742
0.0742
x 100%
0,07
350.0742
5. Kr5 =
0.0742
x 100%
4. Kr4 =
= 1.21%
= 0.94%
= 0.94%
57
Kr
=
No
i -
2
-
0.0751
0.0742
9 x 10-4
8.1 x 10-7
0.0750
0.0742
8 x 10-4
6.4 x 10-7
0.0737
0.0742
5 x 10-4
2.5 x 10-7
0.0735
0.0742
7 x 10-4
4.9 x 10-7
0.0735
0.0742
7 x 10-4
4.9 x 10-7
-4
= 7.2 x 10
2.68 x 10-6
58
SD
i 2
=
=
0,00000268
51
3.6 x 103
5
= 8.185 x 10-4 cm
i=1
Km
i=1
i
n
= 7.2 x 10-4
7.2 x 104
0.0742
= 9.703504043 x 10-3
d. Harga pengukuran terbaik untuk panjang gelombang..
Pt
= SD
= 0.0742 + 8.185 x 10-4
Batas Bawah = 0.0742 - 8.185 x 10-4
Batas Atas
= 0.0750185
= 0.0733815
H.Kesimpulan percobaan.
Jadi Interfensi merupakan perpaduan dua gelombang yang hasilnnya terlihat
pada layar. Interfensi maksimum menghasilkan garis terang dan interfensi
minimum menghasilkan garis gelap.Maka Semakin jauh jarak fisi ke layar,
59
semakin jauh pula jarak antar ordo, dan Difraksi cahaya terjadi akibat suatu
cahaya melewati celah sempit.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari uraian diatas diatas dapat ditarik kesimpulan :
1. Hasil hasil yang diperoleh dalam praktikum tidak ada yang sama persis
dengan perhitungan teori.
2. Hasil-hasil yang diperoleh sedikit banyak dipengaruhi oleh berbagai
macam hal, baik itu praktikum kelompok sendiri maupun alat yang
dipakai, secara garis besar dapat dikatakan berdasarkan beberapa praktek :
3.2 Saran
60
Penguasaan materi
Prosedur kerja
Penguuasaan alat yang tepat
Pembuatan laporan yang selayaknya ada pedoman termasuk format
pengetikan sehingga terwujud keberagaman dalam laporan. Hal-hal
tersebut merupakan kandala bagi manusia, sehingga perlu perhatian
khusus, maka kami sarankan untuk memahami apa yang diperoleh pada
perkuliahan agar dapat memecahkan kesulitan dalam melaksanakan
praktikum terutama dalam menghadapi alat-alat praktik.
DAFTAR PUSTAKA
-
Halliday, D., Resnick, Fundamental of Physics, Jhon Wiley & Son, 1997
Giancoli, C. Douglas, Physics, Prentice Hall
\Muhammad Hikam dkk. 2000. Buku Pedoman Praktikum Fisika Dasar.Edisi 2
000. Laboratorium Fisika Dasar Unit Pelaksana Pendidikan IlmuPengetahuan Da
61