Anda di halaman 1dari 14

MODUL FISIKA KELAS X

BESARAN, SATUAN, PENGUKURAN dan


Standar Kompetensi :
Menerapkan konsep besaran fisika dan pengukurannya
Kompetensi Dasar :
1. Mengukur besaran fisika (massa, panjang dan waktu )
2.Melakukan penjumlahan vector.
Indikator :
1.1.1. Menerapkan satuan besaran pokok dalam Sistem Internasional
1.1.2. Menggunakan alat ukur besaran panjang, massa, dan waktu dengan beberapa jenis alat
ukur dengan
benar.
1.1.3. Mengukur besaran panjang, massa dan waktu dengan mempertimbangkan ketelitian dan
ketepatan.
1.1.4. Menyajikakan data pengukuran dalam bentuk tabel dan grfik serta mampu menarik
kesimpulan tentang
besaran fisis yang diukur
serta mampu
memberikan
KEGIATAN
BELAJAR
1 rumusan matematis sederhana.
D. Tujuan
1.2.1 Pembelajaran
.Menjumlahkan:dua vektor atau lebih dengan metode jajaran genjang dan polygon
I.
Menganalisis
besaran
dan santuan
dalam fisika
1.2.2.Menjumlahkan
dua vektor
yang segaris
atau membentuk sudut secara grafis dan
II.
Melakukan
analisis
dimensi
terhadap
besaran-besaran
fisika
menggunakan rumus
III. Membedakan
antara
besaran
pokok
dan
besaran
turunan
cosinus
IV.
Menerapkan
satuan
dalam
perhitungan
fisika
1.2.3.Menguraikankonsep
sebuahbesaran
vektor dan
dalam
bidang
datar
menjadi dua
vektor komponen yang saling
V.
Mendeskripsikan
pengukuran
dalam
isika
tegak lurus
VI. Melakukan pengukuran
secara
langsung
terhadap
besaran
massa,
panjang
dan waktu
1.2.4.Menghitung
hasil perkalian
dua
buah vektor
dengan
perkalian
titik
dan silang
VII. Melakukan pengukuran terhadap besaran turunan secsrs lsngsung dsn tidak langsung
VIII. Menganalisis ketidakpastian dalam suatu proses pengukuran
IX. Mengolah data yang diperoleh dari suatu pengukuran
E. Peta Konsep:
.Alokasi Waktu:

Pokok

Besara
n
Turuna
nn

Panjang ( m )
Massa ( Kg )
Waktu ( s )
Suhu ( K )
Kuat arus Listrik ( A )
Intensitas Cahaya (Candela )
Jumlah Zat ( mol )
Luas ( m2 )
Volume ( m3 )
Kelajuan ( m/s )
Massa Jenis ( Kg/m3 )
Gaya ( N )
Energi ( Joule )
Daya ( watt )
Dll

F. Uraian Material
Besaran adalah : sifat-sifat atau keadaan suatu benda yang dapat diukur dan dapat dinyatakan
dengan dalam angka.
Fisika/ X.1/ 2012
SMA Nusaputera

Secara umum besaran dibedakan menjadi 2 :


1. Besaran pokok : Besaran yang dimensinya atau satuannya telah diperjanjikan secara
internasional.
Contoh : Panjang, massa, waktu, suhu, kuat arus listrik, intensitas cahaya, dan jumlah zat.
Tabel besaran pokok
No
Besaran Pokok
1
Panjang
2
Massa
3
Waktu
4
Suhu
5
6
7

Kuat Arus Listrik


Intensitas Cahaya
Jumlah Zat

Satuan
Meter
Kilo gram
Sekon
Kelvin

Lambang
.m
.kg
.s
K

Lambang Dimensi
L
M
T

Ampere
Candela
mol

A
Cd
.mol

I
J
N

2. Besaran turunan : Besaran yang satuan dan dimensinya diturunkan dari satuan dan dimensi
besaran pokok.
Contoh : Luas, volume, kelajuan, percepatan, gaya, energy potensian, daya, massa jenis, dll.
No
Contoh Besaran
1
Luas = panjang x panjang
2
Kelajuan = Jarak : waktu
3
Massa Jenis = massa : volume
=m/V

Satuan
Dimensi
m x m = m2 ( meter persegi )
L x L = L2
m : s = m s-1 ( meter persekon) L : T = L T-1
Kg : (m x m x m) = kgm-3 ( kilo M : L3 = M L-3
gram permeter kubik )

LATIHAN SOAL 1
Carialah satuan kemudian tentukan dimensinya dari besaran-besaran turunan berikut :
No Besaran turunan
Satuan
Dimensi
1
Berat = massa x percepatan gravitasi
W= m x g
2

Energi Potensial = massa x Perc gravitasi x


tinggi
Ep m g h

Berat jenis = berat : Volume


S

Tekanan = Gaya tekan : Luas bidang tekan


P

5
6
7

w
V

F
A

Energi Kinetik = x massa x kecepatan2


Ek = x m x v2
Impuls = Gaya x Selang waktu
I = F x t
Momentum = massa x kecepatan
P = m x v

Fisika/ X.1/ 2012


SMA Nusaputera

3. Dimensi
Dimensi suatu besaran turunan dapat digunakan untuk :
a. Mencari asal muasal satuan besaran turunan tersebut dari besaran pokok apa saja yang
menyusunnya, serta apakah suatu persamaan atau rumus itu sudah benar
Contoh :
Jarak = kecepatan x waktu atau S = v x t .
Rumus tersebut benar jika dimensi ruas kiri dan ruas kanannya sama.
Ruas kiri adalah jarak yang satuannya meter dan berdimensi pajang L
Ruas kanan adalah kecepatan kali waktu yang satuannya meter persekon ( m/s x s = m ) dan
berdimensi L. jadi rumus tersebut benar karena dimensi S = dimensi v x t yakni L.
b. Untuk menurunkan atau memperoleh suatu persamaan ( rumus )
Contoh :
Usaha memiliki dimensi M x L2 x T-2 maka
Rumus Usaha dapat diturunkan dari satuan Kg x m2x s-2
( Kg x m x s-2 ) x m
( F) x S
Jadi rumus usaha W = F x S.
LATIHAN 2
1. Buktikan dan uji persamaan berikut benar atau salah dengan cara menganalisis dimensinya.
Jika F = gaya
t = waktu
a = percepatan
v = kecepatan
m = massa
s = jarak
V = volume
P = tekanan
= massa jenis
a. F . t = m .v
b. F . s = P . v
c. v2 = 2 a s
d. d . P = v2
2. Percepatan mempunyai satuan Nm-1 atau ms-2. Buktikan menggunakan analisis dimensi
bahwa dimensi dari kedua satuan tersebut sama.
3. Tinggi maksimum ( h ) benda yang dilempar vertikl keatas tergantung pada kecepatan (v )
awal dan percepatan gravitasi ( g ). Nyatakan h dalam v dan g.
4. Sisitem Satuan dan Notasi Ilmiah
Sistem satuan yang digunakan dalam fisika ada 2 (dua) yaitu :
a. Sistem MKS atau sistem Internasional
Contoh : massa (kg), panjang (meter), waktu (sekon), Gaya (N), Kecepatan (m/s), Energi
(joule),
Daya (watt), dll.
Sedangkan satuan-satuan seperti : inci, kaki, yard, pound, mil, depa, hasta merupakan satuan
yang berlaku lokal.
b. Sistem CGS
Contoh: Panjang (cm), massa (gram), waktu (sekon), gaya (dyne), energi (erg), dll
Didalam fisika atau teknik sering penulisan suatu hasil pengukuran menggunakan notasi ilmiah atau
bilangan baku, misalnya 100.000.000 ditulis 108 , atau 0,000.000.023 ditulis 2,3 x 10-9 . Juga sering
dijumpai penulisan dengan notasi atau awalan-awalannya.
Berikut awalan-awalan dalam SI
No

Awalan

1
2
3
4
5

eksa
peta
tera
giga
mega

Fisika/ X.1/ 2012


SMA Nusaputera

Singkatan
(simbol)
E
P
T
G
M

Nilai
1018
1015
1012
109
106
3

6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

kilo
hekto
deka
desi
centi
mili
mikro
nano
piko
femto
atto

K
h
da
d
c
m

n
p
f
a

103
102
101
10-1
10-2
10-3
10-6
10-9
10-13
10-15
10-18

Contoh : jarak bumi ke matahari rata-rata 150.000.000 Km, dapat ditulis 1,5 x 1011m atau 0,15 Tm
Massa seekor semut 0,000.002 kg, dapat ditulis 2 x 10-6 atau 2 kg

LATIHAN 3
1. Isilah titik-titik berikut ini
a. 2,05 km
= ............
b. 0,25 mm
= ............
c. 1/5 jam
= ............
d. 5 kg
= ............
e. 400 N
= ..............

m
nm
menit = ............... s
kg
dyne

2. Tulislah menggunakan notasi ilmiah :


a. Panjang amuba 0,000.000.008 m
b. Jarak Paris Dakkar 4.250.000 m
c. Massa seekor nyamuk 0.000.000.008 g
d. Kapasitas kapasitor 25 F
3. Valentino Rossy melaju 300 km/jam, nyatakan dalam m/s
4. Massa jenis minyak tanah 850 kg/m3 , nyatakan dala g/cm3
5. 250 dyne
= ......................... newton.
5. Pengukuran :
Pengukuran adalah membandingakan suatu besaran dengan satuannya yang dijadikan acuan.
Pengukuran bisa dilakukan dengan dua cara :
a. Pengukuran langsung : contoh mengukut panjang meja menggunakan penggaris.
b. Pengukuran tak langsung : contoh mengukur volume kubus menggunakan penggaris
1. Pengukuran panjang :
a. Menggunakan mistar : batas ketelitian mistar 1mm atau 0,1 cm

Panjang benda yang diukur 63 mm atau 6,3 cm


b. Menggunakan Jangka sorong : Batas ketelitian jangka sorong, 0,1 mm atau 0,01cm.

Fisika/ X.1/ 2012


SMA Nusaputera

Panjang benda yang diukur 3,5 cm + 0,07 cm = 3,57 cm atau 35,7 mm.

c. Menggunakan mikrometer sekrup :

Lebar celah mikrometer = 10 mm + 0,00 mm = 10 mm

Skala yang ditunjuk mikrometer = 6,5 mm + 0,19 mm = 6,69 mm.


d. Pengukuran massa : untuk mengukur massa suatu benda dapat menggunakan neraca
sama lengan, dacin, neraca Ohauss, atau juga neraca pegas.

Neraca Ohauss : dengan


menambahkan sekala yang
ditunjuk oleh masing- masing
lengan.

Fisika/ X.1/ 2012


SMA Nusaputera

Untuk menggunakan dacin, kita


tinggal menjumlahkan massa
masing-masing anak timbangan.

e. Pengukuran waktu :
Pengukuran waktu biasanta menggunakan stop wtch atau arloji baik yang analog maupun
yang digital.

LATIHAN 4
1. Berapakah hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh mistar berikut ini ?

2. Berapakah hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh pengukuran menggunakan jangka


sorong berikut ?

Fisika/ X.1/ 2012


SMA Nusaputera

3. Berapa hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh mikrometer sekrup berikut ?

Kesalahan Pengukuran
Pada saat kita melakukan pengukuran yang berulang-ulang, sering hasil pengukuran yang kita
lakukan selalu berbeda. Hal ini terjadi karena ada beberapa kesalahan yang tidak kita sadari. Adapun
sumber-sumber kesalah tersebut adalah :
1. Kesalahan alami : Kesalaahan yang timbul karena faktor alam . misalnya kita melakukan
pengukuran pada suhu udara yang berbeda sehinhingga alat ukur yang kita gunakan sudah
mengalami pemuaian atau penyusutan.
2. Kesalahan alat, yakni pengaruh ketidaksempurnaan alat. Misalnya kalibrasi alat, kesalahan
komponen alat.
3. Kesalahan pengguna alat : karena keterbatasan jasmani pada masing-masing orang.
6. Angka penting :
Dalam kegiatan mengukur dengan menggunakan alat ukur seperti jangka sorong misalnya, anda
tentu akan memperoleh hasil pengukuran berupa angka-angka. Sebagai contoh, saat anda
mengukur diameter tabung, anda mempeoleh angka 3,24 cm. Maka angka 3 dan 2 merupakan
angka pasti dan angka 4 merupakan angka taksiran sesuai ketelitian alat ukur. Angka pasti atau
eksak merupakan angka hasil pengukuran yang tidak diragukan nilainya. Angka taksiran merupakan
angka hasil pengukuran yang masih diragukan nilainya. Semua angka hasil pengukuran
merupakan Angka Penting. Jadi Angka penting terdiri dari angka pasti yang terbaca pada skala
alat ukur dan angka taksiran ( perkiraan) yang sesuai dengan tingkat ketelitian alat ukur yang
digunakan. Oleh karena itu, jumlah angka penting hasil pengukuran yang dilakukan dengan
menggunakan Mistar, jangka Sorong dan Mikrometer Sekrup tentunya akan berbeda, sesuai dengan
tingkat ketelitian masing-masing alat ukur tersebut.
Aturan menentukan jumlah Angka Penting
1. Semua angka bukan nol adalah angka penting.
Contoh : hasil pengukuran panjang pensil adalah 21,4 cm. maka jumlah angka pentingnya
memiliki 3 angka penting
2. Semua angka nol yang terletak diantara bukan angka nol, adalah angka penting.
Contoh : Hasil menimbang sebuah mangga, adalah 507,09 gram. Jumlah angka pentingnya
adalah 5 angka penting.
Fisika/ X.1/ 2012
SMA Nusaputera

3. Angka nol disebelah kana angka bukan nol termasuk angka penting, kecuali ada tanda
khusus.
Contoh : 63,0 ( 3 angka penting )
6400 ( 2 anggka penting )
4. Angka nol disebelah kiri angka bukan nol , bukan angka penting.
Contoh : 0,00987 ( 3 angka penting )

Kaidah operasi angka penting :


1. Penjumlahan dan Pengurangan :
Penulisan hasil operasi hanya boleh mempunyai satu angka taksiran.
Contoh :
50.500
6. 950

530
287

+
57.450 sehingga hasilnya 57.500

243 hasilnya 240

2. Perkalian dan pembagian angka penting :


a. 796 x 320 = 254.720 sehingga hasilnya 255.000
b. 5,63 x 0,8 = 4, 504

sehingga hasilnya 5

c. 3.840 : 82 = 46, 829 sehingga hasilnya 47


3. Memangkatkan atau mengakar angka penting :
a. 3,283 = 35,287552 hasilnya
b. 86

35,3

= 9,273618496 hasilnya 9,3

4.Angka eksak adalah angka pasti : misal kita melihat 4 burung merpati, angka 4 adalah eksak (
pasti.
Ketidak pastian hasil pengukuran :
Contoh :
Antong mengukur lebar meja menggunaka mistar dengan hasi 53, 4 cm. Karena mistar skala
terkecil 1mm, maka ketidak pastiannya x 1mm = 0,5 mm atau 0,05 cm.
Sehingga kesalahan relatifnya :
0,05/53,4 x 100% = 0,093%
LATIHAN 5
1. Tentukan banyaknya angka penting dario bialngan berikut :
a. 4,340
d. 21,06
b. 0,000234
e. 4,30 x 10 4
c. 9,30005
f. 5,91 x 10-8
2. Tentukan hasil operasi berikut berdasarkan angka penting :
a. 34,6 g + 5,68 g
e. 28
b. 0,00234 cm + 5,2 cm
f. 25
c. 5,8 x 100
d. 3 x 103 x 11 x 103
Fisika/ X.1/ 2012
SMA Nusaputera

3. Sebuah kubus dengan panjang rusuk 2,1 cm. Tentukan


a. Volumenya
b. Luas permukaannya
c. Panjang diagonal sisinya
d. Panjang diagonal ruang

7. VEKTOR
Dalam kehidupan sehari-hari vector mutlak kita perlukan, meskipun tidak kita sadari. Vektor
adalah suatu besaran yang mempunyai besar atau nilai dan arah. Contoh besaran vector :
perpindahan, kecepatan, percepatan, gaya, tekanan, momentum, medan listrik, usaha, dll.
A. Notasi vektor.
Vektor digambarkan dengan ruas garis berarah, sedangkan besar vektor merupakan panjang
garis tersebut. Nama vektor biasa ditulis dengan huruf kecil misalnya a atau dapat juga
menggunakan huruf besar misalnya AB. Sedangkan besar vektor dapat ditulis dengan

atau

.
B. Penjumlahan vektor
1. Penjumlahan vektor secara grafis (gambar )
a. Metode jajaran genjang
Secara grafis, penjumlahan vektor dapat dilakukan dengan metode jajaran genjang .
a

a+b

b. Metode Poligon
a

a+b+c
a

c
b

2. Penjumlahan vektor secara kuantitatif.


Jika vektor yang akan kita jumlahkan adalah vektor a dan vektor b, dan kedua vektor
membentuk sudut maka berlaku :
b

Jika resultan vektor

a+b=r

a+ b = r
maka berlaku :
a

= a2 + b2 + 2ab . cos

Sebaliknya jika resultan a b = r, maka berlaku :


= a2 + b2 - 2ab . cos
Selain dengan aturan cosinus juga berlaku aturan sinus.
=

Contoh soal
1. Sebuah balok ditarik oleh dua buah gaya F1 = 8N dan F2 = 6N. sudut antara
dengan F2 = 60o. Tentukan :
a. Resultan gaya ( R )
Fisika/ X.1/ 2012
SMA Nusaputera

Fi

b. Sudut yang dibentuk antara F1 dengan R


c. Sudut yang dibentuk antara F2 dengan R
Diketahui :

Ditanyakan :
F1 = 8 N
F2 = 6 N

R =?
1 = ?

= 60o

=?

Jawab :
=
=
=
=
=

a2 + b2 + 2ab . cos
82 + 62 + 2.8.6 . cos 60o
64 + 36 + 96 .
148
12,165 N
=

c.

= 34,44o

= 25,097o

2. Besar vector p sama dengan besar vector q. jika besar jumlah p + q sama dengan 3 kali
selisih p dan q, tentukan besar sudut apit antara kedua vector.
Jawab :
=
3
p2 + q2 + 2pq . cos = 3 p2 + q2 2pq . cos
Kedua ruas dikuadratkan
p2 + p2 + 2p2 . cos = 3 . p2 + p2 2p2 . cos
2p2 + 2p2 . cos
2p2 ( 1 + cos

= 3. 2p2 - 2p2 . cos


)

= 3. 2p2 (1 - cos

1 + cos = 3 3 cos
4 cos
cos

=2
= 0,5
= arc cos 0,5
= 60o

LATIHAN 6
1. Dua buah vector a da b besarnya sama masing-masing 1 satuan membentuk sudut apit
Tentukan besar resultannya dari a + b jika
=
o
o
a. 0
d. 120
o
b. 60
e. 180o
Fisika/ X.1/ 2012
SMA Nusaputera

10

c. 90o
2. Sebuah balok ditarik oleh tiga buah gaya yang besarnya masing-masing F1 = 10N, F2 = 10N
dan F3 = X. Balok berada dalam bidang yang licin, tentukan X agar balok tetap diam .

F1=10
N

10n10
10N

120o

F3 =
X

F2=10
N

3. Sebuah
perahu akan menyeberangi sungai dengan arah tegak lurus dengan arah arus air.
10N
Kecepatan perahu 8 m/s, sedagkan kecepatan arus air 6m/s. Jika lebar sungai 100m,
tentukan :
a. Resultan kecepatan perahu ketika menyeberang
b. Waktu yang diperlukan perahu untuk menyeberang.
c. Berapa meter perahu akan hanyut dari titik tujuan semula ?
4. Besar resultan dari dua buah vector sebidang x dan y 43N. Jika vector x = 8N dan
y = 6N, tentukan berapa derajad sudut apit antara x dan y.
C. PENGURAIAN VEKTOR SECARA ANALITIS
Sebuah vector dapat diuraikan menjadi dua buah vector masing-masing kearah sumbu X dan
kearah sumbu Y. Vektor yang diuraikan kearah sumbu X kita sebut Vx sedangkan vector
yang kita uraikan kearah sumbu Y kita sebut Vy.
Perhatikan gambar berikut :
V

Vx = V Cos

vy

Vy = V Sin
V = Vx2 + Vy2

Vx

Tg

Contoh :
1. Sebuah vector gaya sebesar 100N membentuk sudut 60o terhadap sumbu X. tentukan
besar komponen vector pada masing-masing sumbu .
Diketahui :
F = 100N
= 60o
Ditanyakan :
a. Fx
b. Fy
Jawab:
a. Fx = F Cos
Fisika/ X.1/ 2012
SMA Nusaputera

11

= 100N . Cos 60o


= 100N.
= 50N
b. Fy = F sin

= 100N sin 60o


= 100N . 3
= 503 N

2. Hitunglah resultan dan arah dari gaya-gaya berikut !


Y
F1= 20N
F3=10N

X
F2= 10N

Jika Fi membentuk sudut 30o, F2 membentuk sudut 330o dan F3 membentuk sudut 180o
terhadap sumbu X.
Jawab:
Vektor gaya
F1 = 20N,

= 30o

F2 = 10N,

= 330o

F3 = 10N,

= 180o

Fx = F cos
20N.cos 30o = 20. 3
=103N = 17,3N
10N.cos330o = 10. 3
= 53N = 8,7N
10N cos 180o = 10. (-1)
= -5N
Fx = 16N

Fy = F sin
20N.sin30o = 20. = 10N
10N . sin 330o = 10 . -
= -5N
10N . sin 180o = 10 . 0 = 0
Fy = 5N

R = F x + Fy
R = 162 + 52
R = (256 + 25)
R = 281
R = 16,8 N
Tg

Tg

Tg

= 0,31
= arc tg 0,31
= 17,4o

LATIHAN 7
1. Tentukan besar dan arah resultan dari vector berikut
Y
V1= 40m/s
Fisika/ X.1/ 2012
SMA Nusaputera

12

45o

V2=20m/s

V3= 20m/s
2. Tentukan besar dan arah resultan gaya dari vector gaya berikut :
Y
10 N

20N

53

37

20N

D. PERKALIAN VEKTOR
Perkalian vector dibedakan menjadi 3 macam yaitu : perkalian vector dengan scalar, perkalian
titik ( dot product ) dan perkalian silang ( cross product )
1. Perkalian vector dengan scalar : Bila suatu vector yang besarnya x satuan dikalikan
dengan besaran scalar a, maka nilai vector tersebut akan menjadi ax.
Contoh : suatu vector 4N x 2 = 8N
4N
akan menjadi
8N
2. Perkalian titik ( dot product ) antara dua vector berlaku sifat komutatif,
a . b = b . a sehingga ab cos = b a cos
catatan : i . i = j . j = k . k = 1 karena cos0o = 1
i . j = j . k = k . I = 0 karena cos 90o = 0
Contoh ; A = 4i + 6j 2k , B = -2i 2j + 7k
Maka A . B = (4i + 6j 2k) . (-2i 2j + 7k )
= -8 -12 -14
= - 34
3. Perkalian silang ( cross product ) antara dua vector :
Jika c adalah hasil kali perkalian silang vector a dan vector b yang membentuk sudut ,
maka perkalian a x b didefinisikan sebagai c = a x b = a b sin
catatan : i x i = j x j = k x k = 0 karena sin 0o = 0
i x j = k, j x k = i , k x i = j
contoh : A = 4i + 6j 2k , B = -2i 2j + 7k
AxB=
= (ix6x7) + (jx-2x-2)+(kx4x-2) (ix-2x-2) (jx4x7) (kx-2x6)
= 42i + 4j 8k 4i 28j + 12k
= 38i 24j +4k

LATIHAN 8
1. A = 8i 7j +6k dan B = -12i 5j 4k
Tentukan besar a). A . B
b). A x B
2. Bila r = 2i + 5j + 2k, s = 5i 4j + 6k dan t = 3i +2j 3k,
Tetukan : a) r . s
Fisika/ X.1/ 2012
SMA Nusaputera

13

b) s . t
c) r x s
d) s x t
e) ( r + s ) x t
f) ( r s ) . t

DAFTAR PUSTAKA

Kanginan M. 2006. Fisika untuk SMA untuk kelas X. Jakarta: Erlangga.


KamajayA. 2008. Cerdas belajar Fisika untuk kelas X. Bandung: Grafindo
Supiyanto. 2007. Fisika untuk SMA Kelas X. Jakarta: Phibeta.

Fisika/ X.1/ 2012


SMA Nusaputera

14

Anda mungkin juga menyukai