Anda di halaman 1dari 11

BAB 1.

BESARAN DAN SATUAN


Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur dan dapat dinyatakan dengan angka (mempunyai
nilai. Sedangkan Satuan adalah standar acuan tertentu dalam pengukuran.

A. BESARAN, SATUAN DAN DIMENSINYA.


1. Besaran Pokok dan Besaran Turunan
1.1. Besaran Pokok
Besaran pokok adalah besaran yang satuannya ditentukan terlebih dahulu. Dalam fisika
ada 7 besaran pokok, yaitu:
No. Nama Besaran Satuan (SI) Singkatan
1. Panjang meter m
2. Massa kilogram kg
3. Waktu sekon s
4. Suhu kelvin K
5. Kuat Arus Listrik ampere A
6. Intensitas Cahaya kandela Cd
7. Jumlah Zat mole mol
Besaran tambahan yang termasuk dalam besaran pokok adalah:
No. Nama Besaran Satuan (SI) Singkatan
1. Sudut datar radian rad
2. Sudut ruang steradian sr

Berikut ini uraian defenisi satuan standar untuk 3 besaran pokok yang pertama, yaitu meter untuk
besaran panjang, kilogram untuk besaran massa dan sekon untuk besaran waktu.
Meter Standar
Satu meter adalah jarak yang ditempuh cahaya dalam vakum selama selang waktu 1/299792458 sekon.
Kilogram Standar
Satu kilogram adalah massa silinder campuran
platina-iridium yang ada di Biro Pengukuran
Internasional di Serves-Paris.

Sekon Standar
Satu sekon adalah selang waktu yang diperlukan oleh atom cesium-133 untuk melakukan getaran
sebanyak 9192631770 kali

Sistem Satuan
Dalam fisika dikenal 2 sistem satuan yaitu:
- Sistem satuan CGS (cm, gram, sekon).
- Sistem satuan MKS (meter, kilogram, sekon). Sistem satuan MKS selanjutnya digunakan sebagai
Sistem Satuan Internasional (SI) dan digunakan sebagai satuan standar.

1.2. Besaran Turunan


Besaran turunan adalah besaran yang dapat diturunkan atau diperoleh dari besaran pokok
dan satuannya juga diturunkan dari satuan besaran pokok.Berikut ini contoh beberapa besaran
turunan:
No. Nama Besaran Simbol Satuan No. Nama Besaran Simbol Satuan
1 Luas A m2 6 Massa jenis  kg/m3
2 Volume V m3 7 Tekanan P N/m2
3 Kecepatan v m/s 8 Usaha W joule (J)
4 Percepatan a m/s2 9 Daya P watt (W)
5 Gaya F newton

2. Dimensi Besaran
2.1. Dimensi Besaran Pokok dan beberapa Besaran Turunan.

1
Materi Pembelajaran Fisika kelas X
Besaran dan Satuan
Uswatun Hasanah, S. Pd SMA N 3 Bolo
Dimensi suatu besaran menggambarkan bagaimana besaran tersebut tersusun atas kombinasi besaran-
besaran pokok. Dimensi besaran pokok dinyatakan dengan lambang huruf tertentu (ditulis
dengan huruf besar) dan diberi kurung persegi. Dengan alasan praktis, kadang-kadang tanda
kurung persegi ini biasa dihilangkan. Berikut adalah dimensi dari besaran pokok:
Satuan
No Nama Besaran Dimensi
Nama lambang
1 Panjang meter m [L]
2 Massa kilogram kg [M]
3 Waktu sekon s [T]
4 Suhu kelvin K 
5 Kuat arus listrik ampere A [I]
6 Intensitas cahaya kandela Cd [J]
7 Jumlah zat mole mol [N]
Dimensi dari besaran turunan tersusun dari dimensi besaran pokok. Sebagai contoh, dimensi
kecepatan:
jarak ( panjang) L
Kecepatan (v) = = = L.T −1
waktu T

Contoh Soal 1:
Tentukan dimensi dari:
a Luas c Percepatan e Massa jenis g Usaha
b Volume d Gaya f Tekanan h Daya
Jawab:
a Luas (A) = panjang x lebar = L x L = L 2
b Volume (V) = panjang x lebar x tinggi = L x L x L = L 3
Kecepa tan L T −1
c Percepatan (a) = = = L T −2
waktu T
d Gaya (F) = massa x percepatan = M x L T -2 = M L T-2
Massa M
e Massa jenis (  ) = = = M L−3
volume L3
Gaya
f Tekanan (p) = = ……………..
luas
g Usaha (W) = gaya x jarak = …….
Usaha
h Daya (P) = = ………
waktu

2.2. Analisis Dimensi


Salah satu manfaat dari konsep analisis dimensi adalah untuk menganalisis benar atau salah
suatu persamaan.Pada suatu persamaan, dimensi besaran di ruas kiri harus sama dengan dimensi
besaran diruas kanan. Pelajari contoh soal berikut ini:
Contoh Soal 2:
Dengan menggunakan analisis dimensi, periksa kebenaran dari persamaan berikut ini:
P (daya) = F (gaya) x v (kecepatan)
Jawab:
Dari contoh soal 1, diperoleh dimensi dari besaran P, F dan v sebagai berikut:
- Dimensi daya (P) = M L2 T-3
- Dimensi gaya (F) = M L T-2
- Dimensi kecepatan (v) = L T-1
Dimensi besaran di ruas kanan adalah:
F x v = M L T-2 x L T-1
= M L2 T-3
Karena dimensi ruas kanan = dimensi ruas kiri, maka persamaan di atas benar.

3. Konversi Satuan
Konversi satuan sangat penting dalam menyelesaikan persoalan fisika. Terkadang untuk
menyelesaikan persoalan fisika, terlebih dahulu harus melalui konversi satuan dari suatu sistem satuan
ke sistem satuan lainnya. Misalnya panjang suatu benda = 60 cm. Jika dinyatakan dalam satuan meter,
maka:
2
Materi Pembelajaran Fisika kelas X
Besaran dan Satuan
Uswatun Hasanah, S. Pd SMA N 3 Bolo
 1m 
S = 60 cm = 60 cm  
 100 cm 
60
S= m = 0,6 m
100
Berikut ini adalah tabel konversi besaran panjang, massa dan waktu:
Panjang Massa Waktu
1 km = 1000 m 1 kg = 1000 g 1 jam = 3600 sekon
1 m = 100 cm 1 g = 100 cg 1 jam = 60 menit
1 cm = 10 mm 1 cg = 10 mg 1 menit = 60 sekon
1 m = 1000 mm 1 g = 1000 mg 1 tahun = 365 hari
1 hari = 24 jam
1 tahun = 31600000 sekon

Contoh Soal 3:
Ubahlah satuan besaran berikut ini ke dalam satuan di sebelah kanan.
a 480 g = ………………….kg
b 10 kg = ………………….g
c 70 mm = ………………….m
d 10 m =…………………. cm
e 1000 cm2 =………………….m2
Jawab:
a 480
480 g = = 0,48 kg
1000
b 10 kg = 10 x 1000 = 10.000 g
c 70
70 mm = = 0,07 m
1000
d 10 m =10 x 100 = 1000 cm
e 1000 1000x1mx1m 1000m 2
1000 cm =2 = 0,1 m =
2
= = 0,1m 2
10000 100x100 10000

LATIHAN 1:
1. Jika momentum (p) = massa (m) x kecepatan (v), tentukan dimensinya.
F. r 2
2. Suatu konstanta G mempunyai persamaan: G = . Tentukan dimensi dari konstanta G.
m1 . m 2
(keterangan: F = gaya, r = jarak, m = massa).
3. Jika energi kinetik mempunyai rumus Ek = ½ .m.v2 , buktikan bahwa energi kinetik adalah
besaran yang setara dengan usaha. (besaran yang setara adalah besaran yang mempunyai dimensi
yang sama).
4. Tentukan kebenaran persamaan berikut ini dengan menggunakan analisis dimensi.
v2
a. x=
2.a
1
b. x = . a. t
2
5. Ubahlah satuan besaran berikut ke dalam satuan di sebelah kanan.
a 10 m2 = ………………………cm2 = 10 x 100 cmx100 cm = 100.000 cm2
b 10 cm3 = …………………… m3 = 10 x 0,01 m x 0,01 m x 0,01 m = 10 x (10-2)3 = 10
x 10-6 m3 = 0,00001 m3
c 1 hari = …………………… sekon = 1 x 24 jam x 60 menit x 60 sekon = 86.400 sekon
d 36 km/jam =………………… m/s = 36 x 1000m/3600 s = 36000/3600 = 10 m/s
e 20 m/s = …………………… km/jam = 20 x 0,001 km/0,0002778 jam = 0,02
km/0,0002778 jam = 72 km/jam
f 10 m/s = …………………… cm/s = 10 x 100 cm/s = 1000 cm/s

3
Materi Pembelajaran Fisika kelas X
Besaran dan Satuan
Uswatun Hasanah, S. Pd SMA N 3 Bolo
g 1000 kg/m3 = ………………g/cm3
h 10 g/cm3 = ……………………kg/m3 =
i 1 kg m /s2 (N) = ……………… g cm/s2

B. NOTASI ILMIAH DAN ANGKA PENTING


B.1. Notasi Ilmiah dan Awalan dalam Sistem Satuan SI
Notasi ilmiah adalah cara penulisan bilangan secara ilmiah yang digunakan untuk menuliskan
suatu bilangan mulai yang paling kecil sampai yang paling besar. Misalnya untuk ukuran yang sangat
kecil yaitu massa elektron dan untuk ukuran yang sangat besar yaitu massa bumi. Penulisan massa
yang sangat kecil maupun sangat besar ini memerlukan tempat yang lebar dan sering salah dalam
penulisannya.Untuk mengatasi masalah tersebut, kita dapat menggunakan notasi ilmiah. Dalam notasi
ilmiah, kita menuliskan suatu bilangan sebagai hasil kali bilangan antara 1 sampai 9,999 dengan
bilangan 10 berpangkat yang disebut orde. Secara umum, cara penulisannya adalah:
a,... x 10 n
Dengan: a = bilangan asli dari 1 sampai 9,999 disebut juga bilangan penting
n disebut eksponen dan merupakan bilangan bulat.
10n = orde besar.
Sebagai contoh:
➢ Massa elektron = 0,000 000 000 000 000 000 000 000 000 000 911 kg
Geser koma ke kanan sampai pada angka 9, maka akan melalui 31 angka, ditulis 9,11 x 10-31 kg
Dengan bilangan penting = 9,11 dan orde besar = 10-31
➢ Massa bumi = 6 000 000 000 000 000 000 000 000 kg
Geser koma ke kiri sampai pada angka 9, maka akan melewati 24 angka, ditulis 6 x 1024
Dengan bilangan penting = 6 dan orde besar = 1024
Contoh Soal 4 :
Nyatakan dalam notasi ilmiah bilangan berikut ini:
a. 2.500
b. 350.000
c. 384.000.000
d. 0,012
e. 0,00027
Jawab:
a. 2.500 = 2,5 x 103
b. 350.000 = 3,5 x 105
c. 384.000.000 = 3,84 x 108
d. 0,012 = 1,2 x 10-2
e. 0,00027 = 2,7 x 10-4

Setelah dituliskan dalam bentuk notasi ilmiah, dalam sistem satuan SI kita dapat mempersingkat
penulisan nilai suatu besaran dengan menggunakan awalan pada satuannya seperti pada tabel berikut
ini.
Awalan Singkatan Kelipatan Singkatan
Piko p 1/1.000.000.000.000 10-12
Nano n 1/1.000.000.000 10-9
Mikro  1/1.000.000 10-6
Mili m 1/1.000 10-3
Senti c 1/100 10-2
Desi d 1/10 10-1
Pengali
Deka da 10 101
Hekto h 100 102
Kilo k 1.000 103
Mega M 1.000.000 106
Giga G 1.000.000.000 109
Tera T 1.000.000.000.000 1012
Contoh Soal 5:
a. 0,01 m = 1 cm
b. 0,001 s = 1 ms (milisekon)
c. 1000 g = 1 kg

4
Materi Pembelajaran Fisika kelas X
Besaran dan Satuan
Uswatun Hasanah, S. Pd SMA N 3 Bolo
d. 1.000.000 watt = 1 MW (Mega watt)
e. 1 Mm (Mega meter) = 1.106 m
f. 10 s (mikro sekon) = 10. 10-6 s = 1 . 10-5 s
g. 20 nm (nano meter) = 20 . 10-9 m = 2 . 10-8 m
h. 15 GW (giga watt) = 15 . 109 watt = 1,5 . 1010 watt
LATIHAN 2:
1. Nyatakan bilangan berikut ke dalam bentuk notasi ilmiah:
a. 305.000
b. 2.001.000
c. 540.000.000
d. 0,0205
e. 0,00067
2. Nyatakan satuan besaran berikut ini dengan menggunakan awalan (lihat contoh 5 bagian a – d)
a. 10-3 meter = ………… meter
b. 2. 10-6 gram = …………….gram
c. 15. 106 watt = ………………watt
d. 12 . 109 meter = ……………….meter
3. Ubah satuan besaran berikut ini ke dalam satuan dasarnya kemudian tuliskan dalam bentuk
notasi ilmiah (lihat contoh soal 5 bagian e – h)
a. 100 s (mikro sekon) = ……………… sekon
b. 50 nm (nano meter) =………………….meter
c. 1,5 Gw (giga watt) = …………………..watt
d. 0,1 Mm (mega meter) =………………..meter

B. 2. Angka Penting
Angka penting adalah semua angka-angka yang diperoleh dari hasil pengukuran yang terdiri
dari angka eksak (pasti) dan satu angka terakhir yang ditaksir (diragukan).
Misalnya panjang suatu benda yang diukur dengan penggaris = 2,35 cm.
Angka 2 dan 3 adalah angka pasti karena dapat dibaca pada penggaris sedangkan angka 5 adalah
angka taksiran.

1. Aturan Penulisan Angka Penting


1. Semua angka bukan nol adalah angka penting
Contoh: 836,5 g (4 angka penting)
2. Angka nol yang terletak diantara dua angka bukan nol adalah angka penting.
Contoh: 75,006 kg (5 a.p)
3. Semua angka nol yang terletak pada deretan akhir dari angka-angka yang ditulis di belakang
koma desimal termasuk angka penting.
Contoh: 0,0060 m (2 a.p)
4. Angka-angka nol yang digunakan hanya untuk tempat titik desimal bukan termasuk angka
penting.
Contoh: 0,006 m (1 a.p)
5. Bilangan-bilangan puluhan, ratusan, ribuan dan seterusnya yang memiliki angka-angka nol
pada deretan akhir harus dituliskan dalam notasi ilmiah agar jelas bahwa angka-angka nol
tersebut adalah angka penting atau bukan.
Contoh: Angka 1300 g dapat ditulis:
1,3 x 103 g (2 a.p)
1,30 x 103 g (2 a.p)
1,300 x 103 g (2 a.p)

LATIHAN 3:
1. Tentukan banyak angka penting pada hasil pengukuran berikut ini:
a. 32, 45 kg
b. 8,0006 kg
c. 0,00076 kg
d. 0,000030 kg
e. 20.500 m

2. Aturan Berhitung dengan Angka Penting


a. Aturan penjumlahan dan pengurangan bilangan penting

5
Materi Pembelajaran Fisika kelas X
Besaran dan Satuan
Uswatun Hasanah, S. Pd SMA N 3 Bolo
Jika Anda melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan dengan dengan angka penting, maka
hasilnya hanya boleh mengandung satu angka taksiran (ingat: angka taksiran adalah angka terakhir
yang ditaksir).

6
Materi Pembelajaran Fisika kelas X
Besaran dan Satuan
Uswatun Hasanah, S. Pd SMA N 3 Bolo
Contoh Soal 6:
a. Jumlahkan 273, 219 g, 15,5 g dan 8, 43 g
b. Jumlahkan 2,74 x 104 g dengan 5, 950 x 103 g
c. Kurangi 468,39 m dengan 412 m.
d. Kurangi 5,4 x 102 m dengan 265 m
Penyelesaian:
a. 273,219g → 9 angka taksiran
15,5 g → 5 angka taksiran
8,43 g + → 3 angka taksiran
297,149 → Dibulatkan 297,1 g karena hanya boleh mengandung satu angka taksiran
Jadi hasilnya = 297,1 g

b. 2,74 x 104 g =27,4 x 103 g → 4 angka taksiran


5,950 x103 g = 5,950 x 103 g + → 0 angka taksiran
33,350 x 103 g → angka dibulatkan menjadi 33,40 x 103 g
Karena hanya boleh mengandung satu angka taksiran. Dalam notasi ilmiah dituliskan menjadi
3,34 x 104 g

c. 463,89 m → 9 angka taksiran


412 m _ → 2 angka taksiran
56,39 = 56 m Karena hanya boleh mengandung satu angka taksiran

d. 5,4 x 102 = 540 m → 4 angka taksiran


= 265 m _ → 5 angka taksiran
275 m = 280 m karena hanya boleh mengandung satu angka taksiran
Supaya jumlah angka pentingnya jelas, yaitu angka 2 dan 8 maka harus dituliskan dalam bentuk
notasi ilmiah, 280 m = 2,8 x 102 m

b. Aturan perkalian dan pembagian bilangan penting


Jika Anda melakukan operasi perkalian atau pembagian, maka hasilnya hanya boleh memiliki
angka penting sebanyak bilangan yang jumlah angka pentingnya paling sedikit.
Contoh Soal 7:
Hitunglah operasi perkalian atau pembagian bilangan-bilangan berikut ini:
a. 0,6283 cm x 2,2 cm
b. 4,554 x 105 kg : 3,0 x 102 kg
Penyelesaian:
Pertama, lakukan prosedur perkalian atau pembagian biasa, kemudian bulatkan hasilnya hingga
memiliki angka penting sebanyak salah satu bilangan yang memiliki angka penting paling sedikit.
a. 0, 6283 cm → terdapat 4 angka penting
2,2 cm → terdapat 2 angka penting (paling sedikit)
x
1,38226 cm2 → dibulatkan menjadi 1,4 cm2 (terdapat 2 angka penting)

b. 4,554 x 105 kg → terdapat 4 angka penting


3,0 x 102 kg → terdapat 2 angka penting (paling sedikit)

1,518 x 103 → dibulatkan menjadi 1,5 x 103 (terdapat 2 angka penting)

c. Operasi Bilangan Penting dengan Bilangan Eksak


Bilangan eksak adalah bilangan yang sudah pasti (tidak diragukan nilainya) yang diperoleh
dari kegiatan membilang.Misalnya Jumlah siswa = 25 orang.
Berikut ini contoh perkalian atau pembagian bilangan penting dengan bilangan eksak.
Tinggi sebuah batu bata adalah 8,95 cm. tentukan tinggi 25 tumpukan batu bata!
Jawab:
8, 95 cm → terdapat 3 angka penting
25 → bilangan eksak
x
223,75 cm = 224 cm
Hasil dibulatkan menjadi 224 cm (tiga angka penting) agar sama banyak angka penting pada
bilangan penting 8,95 cm.
7
Materi Pembelajaran Fisika kelas X
Besaran dan Satuan
Uswatun Hasanah, S. Pd SMA N 3 Bolo
LATIHAN 4:
Selesaikan operasi bilangan penting berikut ini:
1. 3,67 x 104 kg + 2,54 x 103 kg =…………………
2. 24,686 m + 2,343 m + 3,21 m =…………………
3. 297,15 m – 13,5 m =…………………
4. 6,35 x 103 m – 5666 m =…………………
5. 2,5 m x 3,14 m =…………………
6. 2,5 m x 0,0305 m =…………………
7. 3 cm x 5,1 cm
=…………………
2,10 cm
8. 325 sekon : 5,0 sekon =…………………
9. Tinggi sebuah kotak adalah 5,25 cm. Tentukan tinggi 10 buah kotak.

C. PENGUKURAN
Mengukur adalah kegiatan membandingkan sesuatu yang diukur dengan sesuatu yang lain yang
sejenis yang ditetapkan sebagai satuan. Dalam pengukuran, untuk menentukan nilai suatu besaran fisis
diperlukan alat ukur.
C.1. Alat-Alat Pengukuran

1. Alat Ukur panjang dan Ketelitiannya

a. Mistar
Mistar adalah salah satu alat pengukur panjang, misalnya untuk mengukur panjang meja, buku
dan panjang pensil.
Jarak antara dua garis pendek berdekatan pada mistar adalah 1 mm atau 0,1 cm. Nilai ini
menyatakan skala terkecil mistar. Karena mistar hanya mampu mengukur sampai dengan skala
1 mm, maka ketelitian mistar = 1 mm. Perhatikan gambar berikut ini:

Skala terkecil mistar = 1 mm Panjang benda = 2,5 cm = 25 mm


b. Jangka sorong
Jangka sorong digunakan untuk mengukur panjang sampai dengan ketelitian 0,1 mm (Skala
terkecil jangka sorong = 0,1 mm). Selain untuk mengukur panjang suatu benda, jangka
sorong dapat juga digunakan untuk mengukur diameter bagian dalam suatu benda, diameter
bagian luar, dan kedalaman. Jangka sorong memiliki dua bagian yaitu:
1. Rahang tetap, memiliki skala panjang yang disebut skala utama dalam satuan cm dan mm.
2. Rahang geser (rahang sorong) memiliki skala pendek yang terbagi menjadi menjadi 10
bagian yang sama, disebut skala vernier atau skala nonius.
Berikut ini gambar jangka sorong:

Untuk membaca hasil pengukuran dengan jangka sorong, perhatikan gambar berikut ini:
Dari gambar di samping:
Skala utama = 2,4 cm = 24 mm
Skala nonius = 8 x 0,1 mm = 0,8 mm
Sehingga panjang benda
= skala utama + skala nonius
= 24 mm + 0,8 mm
= 24,8 mm = 2,48 cm

8
Materi Pembelajaran Fisika kelas X
Besaran dan Satuan
Uswatun Hasanah, S. Pd SMA N 3 Bolo
c. Mikrometer sekrup
Mikrometer sekrup digunakan untuk mengukur benda-benda yang sangat kecil karena
mempunyai ketelitian sampai 0,01 mm atau 0,001 cm (skala terkecil mikrometer sekrup =
0,01 mm).Benda-benda yang diukur dengan mikrometer sekrup misalnya: tebal kertas,
diameter kawat dsb. Sebagaimana pada jangka sorong, mikrometer sekrup mempunya dua
skala, yaitu:
1. Skala utama tertera pada selubung
2. Skala nonius (skala putar) tertera pada selubung luar.
Jika selubung luar diputar 1 kali maka rahang geser atau juga selubung maju atau mundur 0,5
mm (pada skala utama). Karena selubung luar memiliki 50 skala, maka 1 skala pada selubung
luar sama dengan jarak maju atau mundur rahang geser sejauh 0,5 mm/50 = 0,01 mm. Jadi
skala terkecil mikrometer sekrup = 0,01 mm.

Untuk membaca hasil pengukuran dengan mikrometer sekrrup, perhatikan gambar berikut:
Dari skala yang ditunjukkan oleh mikrometer sekrup di
samping, diperoleh:
Penunjukan skala utama = 9 mm
Penunjukan skala nonius = 0,29 mm (29 x 0,01 mm)
Panjang benda = 9 mm + 0,29 mm = 9,29 mm

2. Alat ukur waktu dan keteltitiannya.


Waktu dapat diukur dengan arloji dan stopwatch. Arloji memiliki ketelitian 1 sekon sedangkan
stopwatch memiliki ketelitian sampai 0,1 sekon karena skala terkecil pada stopwatch adalah
0,1 sekon. Tetapi untuk stopwatch digital memiliki ketelitian sampai 0,01 sekon.

Gambar arloji (jam tangan) Gambar stopwatch

C.2. Melaporkan hasil pengkuran


Dengan melakukan pengkuran suatu besaran secara langsung , misalnya mengukur panjang
pensil dengan mistar atau mikrometer kelereng dengan jangka sorong, maka hasil pengukurannya
harus dilaporkan sebagai berikut:
Untuk pengukuran tunggal : Dengan:
x = x0  x x0 = nilai pendekatan terhadap nilai benar.
x = rata-rata hasil pengukuran (pendekatan terhadap nilai benar x 0)
Untuk pengukuran berulang:
x = ketidakpastian hasil pengukuran.
x = x  x

9
Materi Pembelajaran Fisika kelas X
Besaran dan Satuan
Uswatun Hasanah, S. Pd SMA N 3 Bolo
Ketidakpastian hasil pengukuran dapat ditentukan dengan persamaan:
Pengukuran tunggal: x = 12 x skala terkecil

N .  xi − ( xi )
Pengukuran berulang: 2 2
1
x = s x =
N N −1
Oleh karena itu, dapat kita tuliskan ketidapastian pengukuran panjang untuk pengukuran tunggal
sebagai berikut:
No. Nama Alat Skala terkecil Ketidakpastian (x)
1. Mistar 0,1 cm 0,05 cm
2. Jangka Sorong 0,1 mm 0,05 mm
3. Mikrometer Sekrup 0,01 mm 0,005 mm

Contoh :
Misalkan Anda mengukur panjang suatu benda dengan mistar dan diperoleh seperti gambar berikut:
Jika Anda perhatikan dengan seksama, ujung benda berada pada
tanda 2,3 cm lebih. Berapa lebihnya? Karena ketidakpastian
mistar (x) = 0,05 cm, maka hasil pengukuran harus dilaporkan
dalam 3 angka. Angka ke-3 harus Anda taksir, tetapi taksiran
hanya boleh 0 dan 5. Karena ujung benda sedikit lebih dari garis
2,3 maka angka ke-3 adalah angka 5. Jadi hasil pengukuran
harus dilaporkan dalam bentuk:
Panjang benda : L = x0 ± x
L = (2,35 ± 0,05 ) cm

LATIHAN 5:
Pengukuran tunggal panjang suatu benda dengan jangka sorong diperoleh data sebagai berikut:
Penunjukan skala utama = 9 cm
Penunjukan skala nonius = 6 x 0,1 mm = 0,6 mm.
Tuliskan laporan hasil pengukuran tersebut.

10
Materi Pembelajaran Fisika kelas X
Besaran dan Satuan
Uswatun Hasanah, S. Pd SMA N 3 Bolo
11
Materi Pembelajaran Fisika kelas X
Besaran dan Satuan
Uswatun Hasanah, S. Pd SMA N 3 Bolo

Anda mungkin juga menyukai