1. UMUM
2. TEORI KESALAHAN
1
Sumber Kesalahan :
Kesalahan kalibrasi, zero error, fatigue, paralaks, keadaan fisis yang berbeda
Gerak Bron, fluktuansi tegangan listrik, noise, back ground, landasan bergetar.
- Pengukuran berulang
Pengukuran Tunggal
2. Walaupun diulang, hasilnya tetap sama : hal ini biasanya akibat alat ukur kasar
yang dipakai untuk mengukur yang halus, contoh : mengukur tebal bulu dengan
mistar, dan lain-lain.
2
Contoh : t = ( 2, 1 ± 0,05 ) cm.
Pengukuran berulang
a. deviasi rata-rata
PerambatanKesalahan :
3
01. PENGGUNAAN ALAT–ALAT UKUR
A. TUJUAN :
Melatih menggunakan alat-alat ukur dan membaca skala dengan benar dan teliti..
C. PRINSIP TEORI
1. Jangka Sorong
Keterangan gambar :
X1 = Bagian untuk mengukur tebal / diameter luar suatu pipa atau tabung reaksi
X2 = Bagian untuk mengukur diameter dalam tabung atau lubang.
Jangka sorong merupakan alat ukur panjang yang dilengkapi dengan noninus
sehingga tingkat ketelitiannya ada yang sampai 0,02 mm.
1. Mikrometer Skrup
4
Keterangan :
I : landasan penjepit V : pemutar
II : lengkap skrup VI : skrup penggeser
III : skala utama X : bagian untuk mengukur
IV : skala noninus
Mikrometer skrup adalah alat ukur panjang yang mempunyai batas ukur
maksimal 25 mm. Alat ini mempunyai noninus sehingga ketelitiannya dapat
mencapai 0,01 mm. Tanpa noninus, skala utama alat ini adalah 0,5 mm, karena
pada jarak 25 mm skala utama terbagi dalam 50 skala sehingga jarak antara 2 skala
utama terdekat adalah 25/50 mm atau 0,5 mm.
D. PROSEDUR PERCOBAAN
a. Ukurlah panjang (P), lebar (L) dan tinggi (T) dari balok kayu dengan
menggunakan mistar kemudian diulangi dengan menggunakan jangka
sorong.
b. Ukurlah diameter (D) dan tinggi (T) silinder logan dengan jangka sorong ,
kemudian diulangi dengan menggunakan micrometer skrup.
c. Ukurlah diameter (D) bola kaca dengan memakai jangka sorong, kemudian
diulangi dengan menggunakan micrometer skrup
5
Tabel Hasil Pengukuran :
E. TUGAS
a. Tampilkan hasil pengukuran anda sampai nilai skala yang ditaksir
b. Buatlah kesimpulan yang didapat dari percobaan ini !
6
02. LINEAR AIR TRACK
A. TUJUAN :
kecepatan dan percepatan gerak benda, dan energi mekanik yang dimiliki benda
tersebut.
C. PRINSIP TEORI
Bila blower dihidupkan, maka udara dari dalam tangki blower akan mengalir ke
AIR TRACK melalui pipa.
Apabila udara telah mengalir, maka kendaraan AIR TRACK yang kita letakkan
secara perlahan–lahan kepermukaannya terangkat dan jika bergerak,
gerakannya lancar tanpa gesekan.
v = ………………..(1)
7
2. Percepatan kendaraan diperhitungkan dengan persamaan :
a = …………….(2)
D. PROSEDUR PERCOBAAN
E. TUGAS
1. Jelaskan tentang hukum Newton I, II dan III.
8
03. AYUNAN SEDERHANA
A. TUJUAN :
B. PRINSIP TEORI
Sebuah benda kecil yang berat tergantung pada ujung seutas tali itu panjang
dan ringan (berat benang diabaikan) serta tidak mulur. Seluruh susunan
beragam (sebab gravitasi), dengan sudut kecil. Ini disebut bandul matematis,
dengan periode :
T=2π
l = panjang benang
g = percepatan gravitasi
C. PROSEDUR PERCOBAAN
2. Ukur panjang tali dari pusat bola titik gantung lebih kurang ± 90 cm.
4. Catatlah waktu untuk 15 ayunan dengan menekan stop watch pada saat
bandul dilepas dan lakukan 3x
9
5. Ulangan prosedur nomor 4 untuk panjang tali 80, 70, 60, dan 50 cm.
Lakukan 3x ulangan setiap panjang tali
90 t1 = t2 = t3 = t= T =
70 t1 = t2 = t3 = t= T=
60 t1 = t2 = t3 = t= T=
50 t1 = t2 = t3 = t= T=
D. TUGAS
10
04. BERAT JENIS
A. TUJUAN :
Menentukan berat jenis benda padat dan benda cair dengan mempergunakan
Hukum Archimedes.
1. Benda padat yang dibenamkan kedalam air akan mendapat gaya apung F A
(gaya Archimedes) ke atas yang besarnya sama dengan berat zat cair yang
dipindahkan oleh benda tersebut (volume air yang dipindahkan sama
dengan volume benda) :
Benda–benda padat yang ditimbang dalam air mempunyai berat semu (Ws),
karena arah dari gaya apung (FA) berlawanan dengan gaya berat (W)
Ws = W – FA atau FA = W – Ws ……………(2)
BJ = = = ……….(3)
Persamaan (3) dapat dipergunakan untuk menentukan berat jenis zat padat
kalau >
11
BJ = = ………..(4)
3. Untuk menentukan berat jenis zat cair dipergunakan suatu zat padat yang
mempunyai kerapatan yang lebih besar dari air maupun zat cair
bersangkutan . Kalau berat semu dalam air = W1 dan berat semu dalam zaat
cair W2 dan berat sebenarnya = W,maka :
BJzat cair = =
D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Timbanglah benda padat (Logam besi, logam tembaga) yang akan
ditentukan berat jenis (kerapatan ralatif) di udara.
2. Kemudian timbang benda-benda itu dalam air dengan posisi benda
terbenam, tetapi tidak menyentuh dasar bejana.
3. Untuk kayu (yang tidak tenggelam dalam air) gunakan pembenam.
4. Tentukan berat jenis masing-masing (besi, tembaga dan kayu)
E. HASIL PENGAMATAN
Dengan prinsip tiori yang ada di atas lakukan percobaan pengukuran BJ Minyak
tanah
12
05. HIDRODINAMIKA
A. TUJUAN :
- Menentukan zat cair yangmengalir
- Menentukan volume / debit zat cair yang mengalir.
C. PRINSIP TEORI
Hidrodinamika adalah ilmu yang mengkaji tentang zat cair yang bergerak.
Persamaan Bernoulli merumuskan hubungan antara tekanan, kecepatan dan
tinggi tempat suatu arus zat cair yang bergerak. (mengalir) pada satu aliran sbb
P + ½ ρ. v2 +. ρ g.h = Konstan
A1 P0
v1 h
h1 A2 v2 P0
h2 mistar
13
Jika A1 jauh lebih besar dari A2 , maka v2 jauh lebih besar dari v1 , dan jika A1 luas
dapat dianggap v1 ≈ 0 , sehingga : 2 g.h1 = v22 + 2 g.h2
v2 =
Debit air adalah banyaknya air yang mengalir pada suatu pembuluh tertentu
dengan luas penampang A, yang dirumuskan sbb :
Q=v.A
Untuk menentukan jumlah volume air yang keluar dari lubang pembuluh yang
berpenampang A tersebut dalam jangka waktu (t) tertentu, adalah :
V = Q.t
D. PROSEDUR PERCOBAAN
a. Pada dinding tabung bonanza / botol aqua diberi lubang kecil yang dapat
diukur diameternya
b. Masukkan air ke dalam tabung / botol tersebut, lobang ditutup dengan jari
tangan hingga air tak mengalir keluar pada lobang.
c. Ukurlah tinggi permukaan air dari dasar tabung (h1).
d. Lepaskan jari anda dari lubang tabung tersebut, bersamaan dengan itu
jalankan stopwatch.
e. Catat waktu yang diperlukan sampai zat cair itu berhenti mengalir.
f. Ukur jarak pancar air pertama yang mengalir keluar dengan mistar yang
telah disiapkan didasar tabung
g. Lakukan ulangan sebanyak 3 kali
h. Ulangi percobaan untuk tinggi permukaan air yang berbeda.
i. Catat hasil pengamatan saudara pada suatu Tabel.
14
E. HASIL PENGAMATAN
X 2 = …………… t2 = …………….
X 3 = …………… t3 = …………….
X2 = …………… T2 = ……………
X3 = …………… T3 = ……………
F. TUGAS
15
06. VISKOMETER STOKES
A. TUJUAN :
Menentukan koefisien vikositas minyak pelumas
B. ALAT DAN BAHAN
- Gelar ukur - Mikrometer Skrup
- Bola Plastik - Olie Ukuran SAE 50
- Olie ukur SAE 30 - Stopwatch
- Mistar - Neraca
C. PRINSIP TEORI
Bila kita jatuhkan benda kecil berbentuk bola ke dalam zat cair yang
diam, dimana massa jenisnya lebih besar dari pada masa jenis zat cair
tersebut, maka benda tersebut akan jatuh secara perlahan-lahan ( tenggelam).
Hal ini disebabkan benda tersebut mendapat gaya geser yang mennentang
arah pergerakkan bola tersebut (ke atas). Besarnya gaya tersebut dapat
diperoleh melalui rumus yang dikemukakan oleh Stokes ( Hukum Stokes)
yaitu :
F = 6. π. .r.v……………………………………………….. (1)
Dimana : F= gaya Stokes v = kecepatan
r = jari-jari = koefisien vikositas
Pada rumus ini terlihat bahwa gaya stokes berbanding lurus dengan
kecepatan benda. Pada kecepatan tertentu terjadi keseimbangan gaya ke atas
(gaya stokes + gaya apung) dengan gaya ke bawah (gaya berat benda),
maka benda bergerak dengan kecepatan tetap ke bawah. Pada keadaan ini
berlaku persamaan :
16
D. PROSEDUR PERCOBAAN
E. DATA PERCOBAAN
F. TUGAS
1. Apa yag dimaksud dengan koefisien viskositas suatu zat cair ?
2. Hitunglah koefisien viskositas (kekentalan) oli SAE 30 dan SAE 50
3. Apa kesimpulan yang dapat anda peroleh dari percobaan ini ?
17
07. KAPASITAS PANAS DAN PANAS JENIS
A. TUJUAN :
C. PRINSIP TEORI
C = ∆q/ ∆t atau ∆q = C. ∆t
Dan besarnya kapistas kalor persatuan masa benda disebut kalor Jenis Zat (c).
c=C/m
Sehingga : ∆q = m. c. ∆t
18
Dimana : ∆q = banyaknya kalor yang diberikan pada benda (joule)
∆t = perubahan suhu
C = kapasitas panas (joul/ 0C)
C = kalor jenis zat (joul / kg 0 C)
m = Massa zat (kg)
B. PROSEDUR KERJA
1. Siapkan bejana kaca 1000 ml, dan isi air 800 ml, bejana kaca 200 ml,
kalorimeter yang telah memakai termometer, neraca ohaus, lampu spritus,
kaki tiga dan kassa 1 set.
2. Isi bejana kaca 200 ml dengan air ± 100 ml, kemudian dipanaskan.
3. Timbang kalorimeter kosong termasuk perlengkapannya. Catat massanya
(M1)
4. Masukkan air (yang belum dipanaskan) kedalan kalorimeter sehingga berisi
sebahagian, kemudian catat kembali massa kalori meter sekarang (M2)
5. Hitung massa air berada dalam kalori meter (m1 = M2 – M1)
6. Ukur suhu mula–mula pada kalori meter dan catat hasil pengukuran (t1)
7. Panaskan air dalam bejana kaca 200 ml dengan bantuan lampu spritus dan
amati suhu air yang dipanasi (t2)
8. Tepat pada saat mengukur t2, tuangkan air tersebut kedalam kalori meter.
9. Aduk air kedalam kalori meter dengan tangkai pengaduk.
10. Sambil mengaduk amati suhu sampai keadaan suhu menjadi tetap, catat
suhu akhir (ta)
11. Timbang massa kalori meter sekarang, lalu catat hasil pengukuran (M3)
12. Lakukan langkah 1 – 11 sebanyak 3 kali ulangan.
19
C. DATA
No M1 M2 M3 m1 T1 T2 T3 Ket
20
08. MUAI PANJANG BENDA PADAT
A. TUJUAN :
Menentukan koefisien muai panjang berapa jenis logam.
C. PRINSIP TEORI
Pada umumnya benda yang berwujud padat akan bertambah panjangnya
dengan meningkatnya suhu, seperti batangan besi, aluminium dan sebagainya.
Bila sebatang logam pada suhu t1 mempunyai panjang Lo, maka akibat
dipanaskan suhu menjadi t2 panjangkan akan bertambah menjadi L. Rumus
umum untuk muai panjang dapat dinyatakan sbb :
L = Lo (1 + α .t)
Jika kita ingin mengetahui pertambahan panjang benda padat (logam) akibat
kenaikan suhu dimana koefisien muai panjang (α) dapat diketahui dan
digunakan rumus :
L = Lo α . t
D. PROSEDUR PERCOBAAN
a. Siapkan alat–alat serta perlengkapan lainnya dalam keadaan bersih dan
kering.
b. Ukur panjang masing–masing logam (Lo) yang ingin dipanaskan dan
letakkan pada alat moeschen broek.
c. Cata berapa suhu kamar ataupun logam tersebur sebagai suhu awal (t1).
d. Nyalakan lampu spritus, dimana pada masing–masing logam telah
ditempelkan termometer untuk mengontrol suhu sebagai pertambahan
panjang (L) logam.
e. Amati skala pada alat di saat telah menunjukkan 400, 500, dan 600 C (t2)
21
f. Ulangi prosedur a sampai e sebanyak 3x
g. Buatlah hasil pengamatan pada Tabel.
E. DATA PENGAMATAN
No OBYEK Lo T1 (0 C) T2 (0 C) PEMBACAAN
(cm) SKALA I (10-3 mm)
1 ALUMINIUM
2 KUNINGAN
3 BESI
E. TUGAS
a. Hitunglah koefisien muai panjang masing-masing logam berdasarkan rumus
yang ada ?
b. Bandingkan hasil yang anda peroleh dengan muai panjang yang ada pada
literatur ?
c. Apa yang dapat anda simpulkan dari percobaan ini?
22
09. PRISMA GELAS
A. TUJUAN :
C. PRINSIP TEORI
Prisma adalah benda bening yang dibatasi oleh bidang datar yang
membentuk sudut–sudut satu sama lainnya.
N N
A B
D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Letakkan kertas HVS diatas triplek, klem dengan paku payung agar kertas
tidak bergeser.
23
2. Letakkan prisma gelas diatas HVS, kemudian dengan pensil yang runcing
gambarlah bentuk prisma.
3. Ambil kembali prisma, pada gambar prisma tadi buat garis normal pada
salah satu titik di sisi AC (lihat gambar a)
4. Atur sinar datang (dengan memakai busur) sehingga membentuk sudut
datang (d), 400 dengan garis normal.
5. Pasangkan kembali prisma, tancapkan jarum pentul P1 dan P2 di depan sisi
AC
6. Lihat jarum dari sisi BC, kemudian tancapkan jarum pentul P3 dan P4
dimana kedua jarum kelihatan berada dalam satu garus lurus dengan
bayangan P1 dan P2. yang kelihatan.
7. Ambil kembali prisma dan tarik garis melalui P 3 dan P4 dihasilkan berkas
sinar keluar, sinar datang dan sinar keluar keduanya berpotongan dan
membentuk sudut deviasi (D).
8. Tarik garis normal melalui titik K (titik potong sinar keluar dengan sisi
BC).
9. Ukurlah sudut deviasi dan sudut keluar dengan busur.
10. Ulangi 1 sampai dengan 9 untuk sudut datang 450 , 500 , dan 600
E. TUGAS
24
10. KUAT ARUS DALAM RANGKAIAN BERCABANG
A. TUJUAN :
- batu baterai/aki
- kawat nikelin/kabel
B. PROSEDUR PERCOBAAN
A E C F
D
A
S - +
Percobaan A
25
Percobaan C
C. HASIL PENGAMATAN
Jumlah
No. Ia Ib IC ID IE IF
baterey
D. TUGAS
2. Apa kesimpulan yang anda dapat dari data yang anda amati ?
26