Anda di halaman 1dari 33

DAMPAK PEMBANGUNAN BENDUNGAN BULANGO ULU TERHADAP

KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI DAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT

DI DESA TULOA KABUPATEN BONE BOLANGO

PROPOSAL

Diajukan Sebagai Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

Pada Program Studi Sosiologi Universitas Negeri Gorontalo

Risna Muko

281419041

SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2022
ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN..................................................................................ii
KATA PENGANTAR...........................................................................................vi
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL...................................................................................................v
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................6

1.3 Tujuan Penelitian...........................................................................................6

1.4 Manfaat Penelitian.........................................................................................7

1.4.1 Manfaat Teoritis.....................................................................................7

1.4.2 Manfaat Praktis......................................................................................7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................


2.1 Teori Robert K. Merton Struktur Fungsional................................................8
2.2 Pembangunan Bendungan...........................................................................14
2.4 Dampak Pembangunan Terhadap Ekonomi................................................16
2.5 Dampak Pembangunan Terhadap Sosial Budaya........................................17
2.6 Penelitian Terdahulu....................................................................................19
2.7 Diagram Alir Penelitian ..............................................................................21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN..............................................................
3.1 Jenis Penelitian ...........................................................................................22
3.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian .....................................................................22

iii
3.3 Sumber Data Penelitian ..............................................................................23
3.3.1 Data Primer .........................................................................................23
3.3.2 Data Sekunder .....................................................................................23
3.4 Teknik Pengumpulan Data .........................................................................23
3.4.1 Observasi ............................................................................................24
3.4.2 Wawancara .........................................................................................24
3.4.3 Dokumentasi .......................................................................................24
3.5 Teknik Analisis Data ..................................................................................25
3.5.1 Reduksi Data .......................................................................................25
3.5.2 Penyajian Data ....................................................................................25
3.5.3 Kesimpulan..........................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................27

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Penelitian Tedahulu........................................................................19

Tabel 2 Diagram Alir Penelitian..................................................................21

v
KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan

berkat dan rahmat-Nya kepada peneliti, serta peneliti diberikan petunjuk dan

kemudahan untuk menyelesaikan penyusunan Proposal Penelitian ini. Shalawat

serta salam senatiasa tercurahkan kepada Nabi Muhamad SAW, kepada

keluarganya. Dalam penulisan proposal penelitian ini peneliti mengambil judul

“Dampak Pembangunan Bendungan Bulango Ulu Terhadap Kehidupan Sosial

Ekonomi Dan Sosial Budaya Masyarakat Di Desa Tuloa Kabupaten Bone

Bolango” yang merupakan salah satu persyaratan dalam mengikuti ujian Sarjana

Sosiologi pada jurusan sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo.

Mengingat keterbatasan pengetahuan, pengalaman dan kemampuan penulisan,

proposal penelitian ini tidak luput dari kekurangan dan belum sempurna, namun

penulis berharap semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya

serta bagi semua pihak yang berkenan memanfaatkannya.

Gorontalo, Desember 2022

Risna Muko

vi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pembangunan adalah sebuah proses perubahan dalam berbagai bidang

kehidupan yang dilakukan sengaja dengan rencana tertentu. Proses pembangunan

bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, baik secara spiritual juga

secara material (Soekanto, 2012). Pembangunan pada hakekatnya bertujuan untuk

meningkatkan kesejahteraan sosial dengan membangun berbagai sarana dan aset

dukungan dalam hidup masyarkat. Seiring dengan berkembangnya waktu,

pembangunan di berbagai bidang termotivasi untuk dapat bersaing dengan

tuntutan zaman. Perkembangan perekonomian yang ditandai dengan peningkatan

pendapatan perkapita, mengurangi tingkat pengangguran menunjukkan kemajuan

dalam pembangunan Indonesia yang patut dibanggakan.1

Salah satu yang termaksut dalam suatu pembangunan yaitu infrastruktur,

denga didefinisikan dalam berbagai jenis bangunan yaitu jalan, terowongan,

jembatan, kereta api, bandara, pelabuhan, kereta api bawah tanah, bendungan,

jaringan irigasi, selokan, dan lain-lain. Investasi infrastruktur berdampak pada

perbaikan produktivitas dan dapat memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan

ekonomi masa depan di negara berkembang dimana infrastrukturnya masih belum

1
Fadli Roni, “Dampak Sosial Ekonomi Pembangunan Waduk JatiGede Terhadap Masyarakat Tani Di
Kabupaten Sumedang,” Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agroinfo Galu 6 (2019).

vii
memadai. Infrastruktur yang baik membantu meningkatkan produktivitas dan

mengurangi biaya kegiatan ekonomi langsung produktif (Zultaqawa, 2017).

Infrastruktur investasi di lapangan dalam sumber daya seperti waduk atau

bendungan dalam hal itu diperlukan pada sekarang ini secara berurutan untuk

mendukung program ketahanan pangan nasional yang menjadi dasar ketahanan

ekonomi.2 Waduk merupakan suatu tempat untuk menampuang aliran air sungai,

air yang di tampung itu kemudian di gunakan untuk irigasi pertanian, pembangkit

listrik, bahan baku air minum, fasilitas olahraga air, fasilitas rekreasi, dan

sebagainya.3

Pada dasarnya pembangunan waduk lebih menguntungkan pembangunan

waduk ini merupakan proses pembuatan tempat kolam besar yang menyimpan

persediaan air untuk berbagai kebutuhan. Masyarkat yang tinggal di daerah yang

tersentuh pembangunan seperti yang di alami oleh masyarakat Desa Tuloa akibat

pembangunan waduk bulango ulu akan menghadapi perubahan yang tidak dapat

dihindari sehingga mereka harus melakukan suatu perubahan untuk menyesuaikan

diri dengan lingkungan mereka.

Bendungan Bulango Ulu yang merupakan proyek strategis nasional (PSN)

yang mulai dibangun, jalan menuju lokasi sudah mulai terbuka ada sejumlah bukit

dan gunung yang dibongkar dengan alat berat hingga gundul. Hasil pertanian

seperti jagung, kelapa, durian hingga gula aren merupakan lahan tanaman dari

2
Ibid Hlm 554
3
Ibid Hlm 600

viii
masyarkat seperti halnya enau merupakan sumber pendapatan utama warga

sebagai bahan baku produksi gula aren. Berbagai macam produksi ini hanya akan

tinggal kenangan sejak kawasan itu terendam hingga sejak pembangunan

bendungan bulango ulu dimulai Adanya kegiatan pembangunan di pemukiman

adalah masuknya pengetahuan dan teknologi baru untuk masyarakat setempat.

Kehadiran pembangunan di lingkungan masyarakat berdampak pada kehidupan

sosial budaya dan ekonomi masyarakat ditempat sekitarnya.

Pembangunan waduk bulango ulu ini nanti akan membendung Sungai

Mongiilo dan mereduksi banjir hingga 84,62%. Bendungan yang mulai dikerjakan

tahun 2019 ini memiliki luas genangan 614,72 hektare jadi bendungan ini juga

mampu memberikan manfaat irigasi bagi 4.193 hektare perkebunan, 4 Dengan di

bangunnya bendungan ini bertujuan untuk mengatasi peningkatan kebutuhan air.

Di sisi lain, pembangunan Bendungan Bulango Ulu juga bertujuan untuk

meningkatkan kesiapsiagaan terhadap bencana di Indonesia, serta menjadi

pengendali banjir, terutama saat musim hujan.

Bendungan yang masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) ini juga

akan menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) sebesar 4,96

MegaWatt (MW). Tak hanya itu, bendungan yang ditargetkan rampung pada tahun

2024 ini bakal menyuplai air bersih 2,2 meter kubik per detik untuk Kabupaten

Bone Bolango, Kota Gorontalo dan Gorontalo Utara. Bahkan, bendungan ini

4
Inaka Izatifiqa, “Di Target Rampung 2024, Bendungan Bulangu Ulu Bakal Jadi PLTM,” Detik
Finance (2022).

ix
disebut akan memberikan kontribusi bagi ekonomi nasional, khususnya dalam

memperkuat ketahanan dan kedaulatan pangan nasional.5

Ada 3 desa yang terdampak pembangunan waduk ini yaitu Desa Tuloa, Desa

Owata, dan Desa Mongiilo akan tetapi baru satu desa saja yang sudah mulai di

lakukan pembangunan yaitu di desa tuloa yang hanya sebagain dari masyarakatnya

terkena dari dampak pembangunan waduk. Desa Tuloa ini merupakan desa yang

masyarkatnya bermata pencaharian yang rata-rata hanya sebagai petani yaitu

dalam menanam jagung dan bercocok tanam seperti kacang tanah, sayur-sayuran

dan sebagainya. Namun sejak dibangunnya waduk ini, lahan dan tempat tinggal

milik masyarakat hilang tenggelam. Akan tetapi pemerintah setempat telah

merancangnya dengan pembebasan lahan ganti rugi, pemerintah membeli lahan

masyarakat dengan harga yang bervariasi sesuai dengan jumlah luas tanah dimiliki

oleh masyarakat setempat.

Berdasarkan hasil observasi awal yang di lakukan peneliti di desa tuloa

terdapat 720 jiwa yang beranggotakan 219 kepala keluarga akan tetapi yang

terdampak dari pembangunan waduk tersebut hanya sekitar 25 kepala keluarga

yang rata-rata bermata pencaharian sebagai petani jagung, penggarap kebun, dan

pembuat gula aren. Dari dampak yang dirasakan masyarakat, masyrakat

mengalami atau merasakan adanya dampak positif dan dampak negatif dari sebuah

pembangunan waduk tersebut.

5
Inaka Izatifiqa, “Di Target Rampung 2024, Bendungan Bulangu Ulu Bakal Jadi PLTM,” Detik
Finance (2022).

x
Dengan di bangunnya waduk bulango ulu akan terjadi perubahan

masyarakat di desa tuloa pada mata pencaharian tertentu, oleh karena itu dulu

kebanyakan dari mereka adalah petani, tapi sekarang sebagian orang bealih pofesi

dengan mencari pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya bukan hanya

dari segi pekerjaannya yang berubah tetapi masyarakat harus menyesuaikan diri

dengan lingkungan yang mereka tinggali sejak adanya pembangunan. Berubahnya

mata pencaharian masyarkat yang terdampak dari waduk bulango ulu ini

umumnya adalah para petani jagung yang menggarap kebun, sejak pembangunan

waduk bulango ulu mulai dilaksanakan lahan para masyarakat tidak bisa berfungsi

lagi karena sudah di gusur untuk pembangunan waduk tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka yang akan menjadi rumusan

permasalahan di atas yaitu :

1. Apa saja dampak positif dan dampak negatif yang dirasakan oleh

masyarkat dari adanya pembangunan bendungan bulango ulu di desa tuloa

kabupaten bone bolango?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah di paparkan di atas, maka oleh

karena itu tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

xi
1. Untuk menganalisa apa saja dampak positif dan dampak negatif yang

dirasakan oleh masyarkat dari adanya pembangunan bendungan bulango ulu

di desa tuloa kabupaten bone bolango?

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang bisa di harapkan dari penelitian adalah sebagai berikut:

1.4.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini di harapkan mampu untuk bisa menambah

pengetahuan dan wawasan penulis yang di peroleh selama berada duduk

di bangku kuliah. Serta untuk kemajuan di bidang pendidikan mengenai

Sosiologi dan juga sebagai sumbangsih menambah pengetahuan dalam

memahami realita dampak pembangunan waduk terhadap masyarakat.

1.4.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini di harapkan dapat memberikan bahan masukan bagi

para masyarakat dan aparat pemerintah tentang positif dan negatif dalam

pembangunan waduk terhadap masyarakat, sehingga pihak pemerintah

setidaknya bisa dapat mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, dan juga

sebagai bahan rujukan bagi para mahasiswa yang membutuhkan data

dalam meneliti masalah tersebut.

xii
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Struktural Fungsional Robert K. Minton

Robert King Merton (sering disingkat Robert K. Merton) adalah salah satu

ilmuwan yang membawa perkembangan teori fungsionalisme struktural melalui

pernyataan yang mendasar dan jelas, meskipun dalam perkembangan ilmiah dari

Robert K. Merton ada ilmuwan lain yang telah memberikan kontribusi,seperti

Talcot Parson, P.A. Sorokin, L.J. Henderson, EF Gay, George Sarton, Emile

Durkhem dan George Simmel.

Robert K. Merton pertama kali mengembangkan paradigmanya pada tahun

1948 untuk mendorong para peneliti menggunakan teori fungsionalisme struktural.

Apa yang ditawarkannya segera menjadi model pengembangan teori-teori yang

idealnya terintegrasi dengan penelitian sosiologi fungsionalisme struktural ini.

Teori fungsionalisme struktural menekankan keteraturan dan mengabaikan

konflik dan perubahan dalam masyarakat. Menurut teori ini, masyarakat adalah

suatu sistem sosial yang terdiri dari unsur-unsur atau bagian-bagian yang saling

berkaitan dan menyatu dalam keseimbangan. Dalam perspektif Fungsionalis,

masyarakat dipandang sebagai jaringan kelompok yang bekerja sama secara

terorganisir yang bekerja dengan cara yang agak teratur menurut seperangkat

aturan dan nilai yang di anut oleh sebagian masyarakat.

xiii
Nilai atau peristiwa pada suatu waktu atau tempat bisa jadi fungsional atau

disfungsional pada waktu dan tempat yang berbeda. Jika perubahan sosial tertentu

mendorong keseimbangan yang harmonis, dianggap fungsional jika perubahan

sosial mengganggu keseimbangan, itu adalah gangguan fungsional, jika perubahan

sosial tidak berpengaruh, maka itu tidak fungsional .6

Gagasan tentang fungsi berguna karena kita melacak apa yang

disumbangkan oleh bagian struktur pada sistem yang sedang dianalisis atau lebih

tepatnya fungsi apa yang dilakukannya dalam sistem itu. Masyarakat adalah

organisme yang tidak berdiri sendiri, tetapi bergabung dengan kelompok dalam

suatu sistem pembagian tugas, yang pada kenyataannya terkait dengan jenis norma

atau aturan sosial yang mengikat individu dengan keadaan sosialnya.

Robert K. Merton adalah salah satu tokoh terkemuka dalam teori

fungsionalisme struktural. Merton telah menghabiskan karir sosiologisnya dalam

menyediakan struktur fungsional dasar untuk karya sosiologis sebelumnya dan

dalam mengusulkan model atau paradigma untuk analisis struktural. Merton

menolak postulat fungsionalisme struktural yang masih dalam keadaan mentah

yang menyebarkan gagasan seperti:

a. Kesatuan masyarkat yang fungsional

Postulat ini menyatakan bahwa semua keyakinan dan praktik budaya

dan sosial standar berfungsi baik bagi masyarakat sebagai satu kesatuan

maupun bagi individu atau masyarakat. Pandangan ini secara implisit


6
Paul D Horton, Pengantar Sosiologi (Jakarta: Erlangga, n.d.).

xiv
menyatakan bahwa berbagai sistem sosial harus menunjukkan tingkat

integrasi yang tinggi.

Satuan fungsional masyarakat yang dapat dibatasi sebagai suatu keadaan

di mana semua bagian dari suatu sistem sosial bekerja sama dalam suatu

tingkat keharmonisan atau konsistensi internal yang memadai, tanpa

menghasilkan konflik berkepanjangan yang tidak dapat diselesaikan atau

dikelola. Tetapi menurut Merton, meskipun mungkin benar dalam masyarakat

primitif kecil, generalisasi ini tidak dapat diperluas ke masyarakat yang

jumlahnya jauh lebih besar dan lebih kompleks.

b. Fungsional universal

Postulat ini menyatakan bahwa semua bentuk budaya sosial dan

struktur standar memiliki fungsi positif. Berdasarkan Merton, dalil ini

bertentangan dengan apa yang dia temukan dalam kehidupan nyata. Yang

jelas, tidak setiap struktur, adat, gagasan, kepercayaan dan sebagainya

memiliki fungsi positif bagi masyarakat itu sendiri. Karena bisa jadi fungsi

positifnya merugikan masyarakat lainnya.

c. Indespensability

Postulat ini menyatakan bahwa semua aspek masyarakat adalah

standar tidak hanya memiliki fungsi positif, tetapi juga mencerminkan bagian-

bagian yang sangat diperlukan untuk berfungsinya masyarakat sebagai satu

unit. Postulat ini mengarah pada gagasan bahwa semua struktur dan fungsi

xv
secara fungsional penting bagi masyarakat. Tidak ada struktur dan fungsi lain

yang dapat berjalan baik dengan struktur dan fungsi yang ada dalam

masyarakat. Namun menurut Merton, setidaknya kita harus mau mengetahui

bahwa ada beberapa alternatif struktural dan fungsional yang ada dalam

masyarakat.

Teori Fungsionalisme Struktural dikemukakan oleh Robert K.Merton ternyata

memiliki perbedaan jika dibandingkan dengan pemikiran pendahulu dari gurunya,

yaitu Talcott Parsons. Jika Talcott Parsons dalam teorinya lebih menekankan pada

orientasi subjektif individu dalam bertingkah laku, maka Robert K. Merton menitik

beratkan pada konsekuensi-konsekuensi objektif individu dalam bertingkah laku.

Merton menekankan tindakan berulang atau baku yang berkaitan dengan

kelangsungan sistem sosial di mana tindakan itu berakar. Dalam hal ini, perhatian

Merton lebih tertuju pada apakah konsekuensi objektif meningkatkan kemampuan

sistem sosial untuk bertahan atau tidak, terlepas dari motif dan tujuan subjektivitas

individu. Fungsi didefinisikan sebagai konsekuensi-konsekuensi yang diamati dan

dibuat untuk adaptasi atau penyesuaian sistem tertentu.

Analisis Merton tentang hubungan antara kebudayaan dan struktur,

kebudayaan diartikan sebagai rangkaian nilai-nilai normatif yang teratur yang

mengatur tingkah laku yang sama bagi seluruh anggota masyarakat. Struktur sosial

diartikan sebagai rangkaian hubungan sosial yang teratur dan mempengaruhi

anggota masyarakat atau kelompok tertentu yang dengan berbagai cara melibatkan

xvi
anggota masyarakat di dalamnya. Anomi terjadi ketika ada pemutusan hubungan

yang erat antara norma dan tujuan budaya yang terstruktur secara sosial dan anggota

kelompok untuk bertindak sesuai dengan norma dan tujuan tersebut.

Disfungsi dan nonfungsi adalah gagasan yang diajukan Merton dalam

mengoreksi kelalaian serius yang terjadi di dalam fungsionalisme struktural awal.

Disfungsi didefinisikan bahwa struktur atau lembaga dapat berperan dalam

mempertahankan bagian dari sistem sosial, tetapi juga dapat memiliki konsekuensi

negatif untuknya. Nonfungsi didefinisikan sebagai konsekuensi yang sama sekali

tidak relevan dengan sistem yang sedang dipertimbangkan. Pendekatn fungsional

adalah salah satu yang kemungkinan untuk mempelajari perilaku sosial pendekatan

yang semula dogmatis dan eksklusif ini dilengkapi dengan berbagai kualifikasi,

sehingga kekakuan dan keketatannya agak berkurang.

Selain konsep disfungsi dan nonfungsi yang digagas oleh Merton,ia juga

memprakarsai konsep Fungsi Manifes dan Fungsi Laten dalam teori fungsional

strukturalnya. Sehubungan dengan judul penelitian yang berjudul “Dampak

Pembangunan Bendungan Bulango Ulu Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi dan

Sosial Budaya Masyarakat Desa Tuloa Kabupaten Bone Bolango maka peneliti

memilih gagasan Merton mengenai konsep fungsi manifes dan fungsi laten.

Sedangkan menurut Merton, struktur fungsional harus lebih banyak berpusat

pada fungsi sosial dari pada motif individu. Bahwa Merton menganggap fungsi

didefinisikan sebagai "konsekuensi yang dapat diamati yang mengarah pada

adaptasi atau penyesuaian sistem tertentu" tetapi, jelas ada bias ideologis jika orang

xvii
hanya fokus pada adaptasi atau penyesuaian, karena adaptasi dan penyesuaian selalu

memiliki konsekuensi positif. Akan tetapi perlu dicatat bahwa satu faktor sosial

dapat memberikan efek negatif pada fakta sosial lainnya (Ritzer dan Goodman,

2010: 139-140)

Fungsi nyata (fungsi manifes) dan fungsi tersembunyi (laten fungsi). Fungsi

yang disebut nyata, jika konsekuensinya disengaja atau diketahui. Adapun fungsi

disebut tersembunyi, jika secara obyektif akibat itu ada tetapi tidak (belum)

diketahui. Tindakan memiliki konsekuensi-konsekuensi yang disengaja dan tidak

diinginkan.

Suatu tatanan atau instansi tertentu dapat bersifat fungsional terhadap unit

sosial tertentu dan sebaliknya akan disfungsional terhadap unit sosial lainnya.

Pandangan ini bisa masuk ke dalam konsep tentang sifat dan fungsi. Fungsi manifes

dan fungsi laten dua istilah ini memberikan tambahan penting untuk analisis

fungsional7

Fungsi manifes adalah fungsi yang diharapkan seperti proses pembangunan

waduk ini yang merupakan program kerja pemerintah untuk mengurangi banjir saat

musim hujan sekaligus untuk menghidupkan pembangkit listrik yang di Bulango

Ulu. Sedangkan fungsi laten adalah sebaliknya yang tidak diharapkan seperti proses

pembangunan waduk yang tidak diterima karena berdampak negatif bagi kehidupan

masyarakat seperti di desa tuloa yaitu hilangnya mata pencaharian dan hilangnya

lahan pertanian karena pembangunan waduk.


7
George ritzr, “Teori Sosiologi Moder” (2007): Hlm 141.

xviii
2.2 Pembangunan Bendungan

Pembangunan bendungan merupakan segala usaha atau kegiatan di

perkirakan akan menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan. Hal ini karena

pembangunan bendungan merupakan kegiatan yang mengubah bentuk lahan atau

perubahan seperti eksploitasi sumber daya air, proses dan kegiatan yang hasilnya

dapat mempengaruhi lingkungan sosial dan budaya, serta pelaksanaan konservasi

sumber daya air penerapan teknologi yang berpotensi mempengaruhi lingkungan

(Adiguna, 2013:2). Sedangkan menurut KBBI (2020:1) Bendungan adalah

bangunan penahan atau penimbun air untuk irigasi (pembangkit listrik dan dll).

Berdasarkan pengertian tersebut saya dapat menyimpulkan bahwa bendungan

adalah struktur penahan air yang dibuat dengan untuk memenuhi kebutuhan

makhluk hidup di antaranya kebutuhan perairan untuk pertanian dan kebutuhan

irigasi.

Bendungan adalah infrastruktur sumber daya air yang mempunyai nilai

investasi yang tinggi dalam kehidupan manusia. Bendungan yang besar menurut

kriteria internasional commision on Large (ICOLD) adalah konstruksi yang

bermanfaat besar, tetapi juga dapat mengalami kegagalan. Keruntuhan bendungan

dapat disebabkan, baik itu oleh faktor internal maupun faktor eksternal

(ICOLD,1997).8 Faktor internal yang ditimbulkan seperti pendangkalan akibat

sedimentasi, sedangkan faktor eksternal antara lain tingkat erosi yang tinggi, gempa

8
Dkk Mirza Nirwansyah, “Analisis Berkelanjutan Pembangunan Bendungan Way Sekampung
Lampung,” Jurnal Tekhnik Hidraulik 9 (2018): Hlm 44.

xix
bumi atau banjir bandang. Robert Goodland (1995), menyampaikan pandangannya

tentang pembangunan bendungan dan hubungannya dengan kelestarian lingkungan.

Goodland berpendapat bahwa untuk membangun bendungan harus dengan

mengintegrasi lingkungan yang berkelanjutan antara kriteria lingkungan dan sosial

ke dalam dimensi ekonomi.9

Langkah yang dilakukan untuk mengatasi masalah gempa bumi atau banjir

bandang adalah dengan mengetahui faktor-faktornya dimana salah satu faktor

terpenting adalah upaya pengelolaan bendungan yang ditujukan untuk mewujudkan

kelestarian fungsi, manfaat dan keamanan bendungan. Untuk menjamin manfaat dan

pemanfaatan sumber daya air serta perlindungan bagi masyarakat di sekitar

bendungan diperlukan suatu kegiatan yang berkaitan erat dengan pengaturan

penggunaan air

Dalam perkembangannya selalu menimbulkan backwash efek atau bendungan

disebut dampak negatif di mana pembangunan selain menimbulkan dampak positif

akan berdampak pula negatif. Pembangunan bendungan juga dapat berdampak

negatif, misalnya orang yang tidak pernah terpengaruh banjir setelah bendungan

menjadi rawan banjir atau masyarakat yang selama ini tidak pernah kekurangan air

akan menjadi kekurangan air. Namun tidak hanya dampak negatif saja tetapi juga

dampak positif dimana adanya pembangunan akan memberikan peluang-peluang

usaha dan lapangan kerja yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat

(Hasan, 2018: 86).


9
Ibid

xx
Sehingga dengan dibangunnya bendungan akan dapat diketahui dampak

positif dan dampak negatif atau multiplier effect dengan "efek penyebaran". Mulai

dari pembebasan lahan awal nilai rendah akan meningkat dengan adanya rencana

pembangunan, maka dengan memulai pembangunan akan ada kesempatan kerja

bagi pencari kerja baik pekerjaan tidak terampil maupun terampil yang memiliki

keahlian khusus (Hasan, 2018: 87).

2.4 Dampak Pembangunan Bendungan terhadap Ekonomi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Dampak adalah pengaruh yang

membawa konsekuensi positif dan negatif negatif. Pengaruh adalah kekuatan yang

ada dan muncul dari sesuatu (orang,benda) yang ikut membentuk karakter,

keyakinan atau tindakan seseorang.

Pembangunan bendungan bertujuan untuk menyediakan irigasi dan sebagai

wisata yang dapat memberikan keuntungan ekonomis. Peluang kegiatan ekonomi

seputar pembangunan harus dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh

masyarakat kondisi lokal, seperti kesempatan kerja di kawasan bendungan akan

berubah. Sebagai industri jasa atau jasa secara umum sudah solid kerja (padat

karya). Jenis tenaga kerja yang dibutuhkan pada dasarnya agak berpendidikan atau

bahkan tidak berpendidikan.

Pasokan tenaga kerja seperti itu berlimpah dalam kondisi ini tolak ukur

ekonomi adalah:

a). Mata pencaharian

xxi
Mata pencaharian erat kaitannya dengan pendapatan sebagai faktor

utama dalam menunjang kelangsungan hidup publik. Tanpa memiliki mata

pencaharian tertentu, masyarakat tidak akan dapat memenuhi kebutuhannya.

Mata penghidupan atau pekerjaan merupakan salah satu kebutuhan penunjang

ekonomi atau kebutuhan hidup dalam keluarga. Dengan memiliki dan

melakukan pekerjaan yang produktif pendapatan, keluarga dapat memenuhi

kebutuhan ekonomi mereka

b) Kesempatan Kerja

Kesempatan kerja adalah jumlah orang yang mendapatkan ditampung

untuk bekerja di perusahaan atau sesuatu instansi (Disnakertrans, 2019:5).

Kesempatan kerja sebagai bidang usaha atau peluang yang tersedia untuk

bekerja sebagai hasilnya suatu kegiatan ekonomi, sehingga kesempatan kerja

termasuk pekerjaan yang sudah diisi dan peluang kerja juga dapat diartikan

sebagai partisipasi dalam pembangunan (Sagir, 1994 dalam Adiguna, 2013:25).

2.5 Dampak Pembangunan Terhadap Sosial Budaya

Pembangunan berarti suatu kebebasan dan keterbukaan dalam menyerap

berbagai macam nilai dalam suatu masyarakat. Dengan semakin terbuka hubungan

dengan dunia internasional, maka semakin banyak nilai sosial budaya yang

berinteraksi dengan nilai budaya lokal. Keadaan seperti ini sering terjadi dan

menimbulkan masalah dalam masyarakat karena nilai-nilai sosial budaya yang

berasal dari luar negeri belum tentu sesuai dengan nilai sosial budaya masyarakat

xxii
setempat. Misalnya sikap hidup materialistis, individualistis adalah gaya hidup

untuk masyarakat kapitalis dengan ekonomi tinggi.

Berbagai dampak pembangunan bendungan pada sosial budaya antara lain

sebagai berikut:

1). Interaksi sosial

Interaksi sosial merupakan hubungan timbal balik atau resiprokal. Artinya ada

hubungan yang saling mempengaruhi dengan manusia dengan kelompok. Interaksi

sosial diartikan ketika adanya hubungan 'saling' yang melibatkan individu dengan

individu, individu dengan kelompok atau bahkan kelompok dengan kelompok. Ini

juga dikenal sebagai aksi dan reaksi. Interaksi dapat berupa akomodasi, kerjasama,

persaingan atau bahkan konflik. Dua orang bertemu satu sama lain, berjabat tangan

tangan, dan berbicara, maka dapat dikatakan telah terjadi interaksi sosial. Demikian

juga, jika dua orang bertemu satu sama lain, bermusuhan, dan saling memukul juga

bisa dikatakan berinteraksi sosial.

Interaksi sosial dapat di ciri-cirikan sebagai berikut: 1. Pelakunya lebih dari

satu orang 2. Terjadi komunikasi antar pelaku melalui kontak sosial 3. Adanya

maksud dan tujuan, terlepas dari sama atau ada tidaknya maksud dan tujuan 4. Ada

dimensi waktu yang akan menentukan sikap tindakan yang sedang berlangsung.

Disebutkan di atas bahwa syarat terjadinya interaksi ini adalah: mengadakan kontak

sosial kontak sosial (social contact) juga diartikan sebagai bentuk komunikasi.

2.6 Penelitian Terdahulu

xxiii
Sebelum peneliatian “Dampak Pembangunan Bendungan Bulango Ulu

Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Dan Sosial Budaya Masyarakat Di Desa

Tuloa Kabupaten Bone Bolango” dilakukan sudah ada penelitian terdahulu seperti

pada table di bawah ini:

Tabel 1 PenelitianTerdahulu

No. Nama Peneliti Judul Penelitian

Adiguna Dampak pembangunan waduk jati gede terhadap sosial


1. budaya masyarakat
(2019)
Pembangunan bendungan secara umum dapat mempengaruhi
interaksi sosial yang terjadi di masyarakat karena masyarakat
Hasil Penelitian berpindah dari suatu desa ke desa lainnya sehingga interaksi
sosial di antara desa sebelumnya tidak terjalin seperti dulu
sebelum adanya pembangunan

 Pembangunan bendungan terhadap kondisi sosial ekonomi


 Jenis penelitian adalah deskriptif kualitatif.
Persamaan

Perbedaan  Penelitian terdahulu meneliti lebih ke interaksi sosial yang


terjadi pada masyarakat karena adanya pembangunan
 Lokasi penelitian terdahulu di desa jati gede, kabupaten
sumedang, provinsi jawa barat tahun 2019

Dampak pembangunan waduk jati Luhur terhadap kehidupan


sosial budaya masyarakatnya

xxiv
2 Purnama (2018)

Dampak sosial seperti masalah relokasi, kompensasi, dan


Persoalan cagar budaya yang meresahkan warga merupakan
Hasil Penelitian dampak dari pembangunan waduk. Masalah sebenarnya bisa
diminimalisir jika konstruksi tidak tersendat karena faktor
perencanaan dan keuangan yang kurang memadai. Namun
seiring berjalannya waktu masalah tersebut dapat ditangani
sedikit demi sedikitoleh berbagai pihak dan diharapkan pada
tahun 2020 waduk mulai bisa beroperasi.

 Dampak pembangunan waduk terhadap kehidupan


sosial budaya masyarakat
Persamaan
 Jenis penelitian adalah deskriptif kualitatif

 Penelitian terdahulu meneliti lebih ke masalah sosial


atau konflik seperti kompensisasi karena kurangnya
Perbedaan
faktor dari perencanan yang kurang memadai
 Lokasi penelitian terdahulu di kecamatan jati luhur
kabupaten purwakerta provinsi jawa barat tahun 2018

2.7 Diagram Alur Penelitian

Rumusan Masalah Input Proses Output

xxv
Teori
Struktural
Mengkaji Secara Untuk Menganalisis
Apa Saja Dampak Positif Fungsional
Deskriptif Kualitatif Apa Saja Dampak
Dan Dampak Negatif
Pembangunan Tentang Apa Saja Positif Dan Dampak
Yang Dirasakan Oleh
Bendungan Negatif Yang
Dampak Positif Dan
Masyarkat Karena
dampak Negatif Dirasakan Oleh
Adanya Pembangunan
Dampak Yang Dirasakan Masyarkat Karena
Bendungan Bulango Ulu
Pembangunan Oleh Masyarkat Adanya Pembangunan
Di Desa Tuloa
Bendungan
Karena Adanya Bendungan Bulango
Kabupaten Bone Terhadap
Ekonomi Dam Pembangunan Ulu Di Desa Tuloa
Bolango?
Sosial Budaya Bendungan Bulango Kabupaten Bone

Ulu Di Desa Tuloa Bolango?

BAB III

METODE PENELITIAN

xxvi
3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan

memakai pendekatan deskriptif. kualitatif adalah data yang diperoleh dari hasil

pencarian fakta dan informasi yang di ambil dari informan untuk di wawancarai

kemudian di gambarkan dengan kata-kata atau kalimat yang di pisahkan menurut

kategori untuk memperoleh kesimpulan. 10 Sedangkan deskriptif merupakan

penelitian yang menggambarkan dan menginterpretasikan suatu objek sesuai dengan

data yang ada di lapangan

3.2 Lokasi dan waktu penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Tuloa, Kecamtan Bulango Ulu

Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo. Lokasi ini dipilih sebagai tempat

penelitian karena di lihat dari banyaknya jumlah masyarakat yang terdampak

dari pembuatan waduk

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian atau observasi awal ini dilakukan mulai dari bulan agustus,

disesuaikan dengan kebutuhan penelitian yang dimana kegiatannya meliputi:

persiapan (pengajuan proposal penelitian), pelaksanaan (pengumpulan data),

pengolahan data (analisis data), serta penyusunan hasil penelitian

3.3 Sumber Data

10
Sujarwati, “Peran Perempuan Dalam Perekonomian Rumah Tangga Di Dusun Patongkulon
Banjaroya Kalibawa,” 2017.

xxvii
3.3.1 Data primer

Data Primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara

langsung dari sumber data asli.11 Data primer dapat berupa opini subyek (orang)

secara individual data primer ini dapat dikumpulkan dengan dua metode, yaitu:

metode interview (wawancara) dan metode observasi.

3.3.2 Data Sekunder

Data Sekunder merupakan data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung

melalui media perantara.12 Pada umunya, data sekunder diperoleh dari riset

perpustakaan yaitu dengan mengumpulan, membaca da memahami teori-teori dari

buku, artikel, jurnal, majalah, atau data dari teori internet yang berkaitan dengan

penelitian ini.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dapat dilaksanakan dengan cara, pengumpulan

data sekunder dan pengumpulan data primer. Dan teknik pengumpulan data dapat

dilakukan dengan wawancara, kuesioner, observasi, dan gabungan dari ketiganya

3.4.1 Observasi

Observasi ialah pengamatan dan pencatatan dengan sistematis

fenomena-fenomena yang sudah diteliti.13 Observasi dilakukan oleh peneliti

sebagai salah satu metode pengumpulan data dengan tujuan untuk mengetahui

11
Nur Indrianto, Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntasi Dan Manajemen (Yogyakarta: BPEE,
1999).
12
Saifuddin Azwar, Metodologi Penelitian (Yogyakarta: Pustaka Belajar Pres, 1998).
13
Zuchri Abdussamad, Metedologi Penelitian Kualitatif (Jakarta: Syakir Media Press, 2021).

xxviii
lebih pasti tentang dampak positif dan dampak negatif apa saja yang di rasakan

masyarakat karena adanya pembangunan waduk14

3.4.2 Wawancara

Wawancara merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan untuk

mengumpulkan data penelitian. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa

wawancara adalah suatu kejadian atau suatu proses interaksi antara

pewawancara dan sumber informasi atau orang yang diwawancarai melalui

kominikasi langsung. Dapat pula dikatakan bahwa wawancara merupakan

percakapan tatap muka antara pewawancara dengan sumber informasi, di mana

pewawancara bertanya langsung tentang suatu obyek yang diteliti dan telah

dirancang sebelumnya.15

3.4.3 Dokumentasi

Dokumentasi yaitu digunakan untuk memperoleh data-data sekunder

yang berupa keterangan keterangan, catatan-catatan, laporan dan sebagainya

yang ada kaitanya dengan masalah yang kan diteliti. Sementara itu Arikunto

menyatakan dalam melakukan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki

benda-benda tertulis seperti buku –buku, majalah, dokumen, catatan harian dan

sebagainya.Sesuai dengan pendapat tersebut, penulis menggunakan metode

14
Sugiyono Dr, “Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D,” 2013.
15
A Muri Yusuf, Metedologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan Penelitian Gabungan (Jakarta,
2014).

xxix
dokumentasi sebagai alat pengumpul data dari bahan-bahan tertulis yang

pelaksanaannya penulis mencari sumber-sumber tertulis dilokasi penelitian.16

3.5 Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan salah satu langkah dalam kegiatan penelitian yang

sangat menetukan ketepatan dan kesahihan hasil penelitian. Dalam melakukan

penelitian ini penulis mengunakan teknik analisis data sebagai berikut:17

3.5.1 Reduksi Data (Data Reduction)

Tahap reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok

memfokuskan pada hal-hal yang penting, mecari tema dan polanya, dan

membuang yang dianggap tidak perlu. Dengan demikian, data yang telah

direduksi akan memberikan gambaran yang jelas dan mempermudah peneliti

untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya. Reduksi data dalam penelitian

ini akan memfokuskan kepada masyarakat yang terdampak pembuatan waduk

3.5.2 Penyajian Data ( Data Display)

Tahap penyajian data yang meliputi pengklarifikasian dan identifikasi data,

yaitu menuliskan kumpulan data yang terorganisir dan terkategori berdasarkan

indikator terkait dampak dari pembangunan waduk.

3.5.3 Menarik Kesimpulan (Conculision Drawing)

Tahap penarik kesimpulan dalam penelitian ini merupakan aktifitas akhir

yang berawal dari observasi awal sampai langkah akhir pemberian makna dan

16
Arikunto Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2022).
17
Anwar Mujahiddin, Metedologi Penelitian Kualitatif Di Bidang Pendidikan, 2019.

xxx
memberikan penjelasan terhadap hasil penyajian data yang diperoleh dari analisis

data terhadap masyarakat desa tuloa bone bolango.

DAFTAR PUSTAKA

xxxi
A Muri Yusuf. Metedologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan Penelitian

Gabungan. Jakarta, 2014.

Fadli, Roni, Trisna Insan Noor, And Agus Yuniawan Isyanto. “The Social Economic

Impact Of The Development Of Jatigede Dam.” Jurnal Ilmiah Mahasiswa

Agroinfo Galuh 6, No. 3 (2019): 552–63.

George ritzr. “Teori Sosiologi Moder” (2007): Hlm 121.

Hamdani Yusuf Dan Puji Lestari, M.Hum. “Fungsi Sosial Keberadaan Banyumas

Cycling Community (Bcc).” 2017 4, No. 1 (2557): 88–100.

Hati, Silvia Tabah. “Perubahan Sosial Budaya Budaya.” Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan

Keguruan, 2021.

Inaka Izatifiqa. “Di Target Rampung 2024, Bendungan Bulangu Ulu Bakal Jadi

PLTM.” Detik Finance (2022).Https://Finance.Detik.Com/Infrastruktur/D-

6229218/Ditarget-Rampung-2024-Bendungan-Bulango-Ulu-Bakal-Jadi-Pltm.

Mirza Nirwansyah, Dkk. “Analisis Berkelanjutan Pembangunan Bendungan Way

Sekampung Lampung.” Jurnal Tekhnik Hidraulik 9 (2018): Hlm 44.

Mujahiddin, Anwar. Metedologi Penelitian Kualitatif Di Bidang Pendidikan, 2019.

Nur Indrianto. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntasi Dan Manajemen.

Yogyakarta: BPEE, 1999.

Paul D Horton. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Erlangga, n.d.

Saifuddin Azwar. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Belajar Pres, 1998.

xxxii
Soerjono Sokanto. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Pt Raja Grafindo, 2013.

Suharsimi, Arikunto. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara,

2022.

Sujarwati, Anisa. “Peran Perempuan Dalam Perekonomian Rumah Tangga Di Dusun

Pantog Kulon, Banjaroya, Kalibawang, Kulon Progo.” J Conserv Dent. 2013,

2013.

Zuchri Abdussamad. Metedologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Syakir Media Press,

2021.

xxxiii

Anda mungkin juga menyukai