Anda di halaman 1dari 28

TUGAS MAKALAH

Penelitian Pembangunan Infrastruktur Dan Perekonomian Di Desa Sungai Itik

Dosen Pengampu : Haunan Fachry Rohile, S.I.P.,M.A.

Disusun Oleh :

Sylviana Astika Br Tarigan E1031201003

Windy Chrisilya Simanjuntak E1031201037

Reanayase Hiasinta Lienang Mure E1031201014

Paulina Maria Viani E1031201009

ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
BAB II TEORI ................................................................................................. 3
2.1 Teori ......................................................................................................... 3
2.1.1 Analisis SWOT ........................................................................... 3
2.1.2 Teori Antropologi Pembangunan ................................................. 4
2.1.3 Teori Antropologi Kebijakan ...................................................... 5
2.1.4 Formulasi Kebijakan ................................................................... 6
2.2 Metodologi ............................................................................................... 7
BAB III PEMBAHASAN ................................................................................. 9
3.1 Pengertian Desa ....................................................................................... 9
3.2 Pengertian Antropologi Pembangunan dan Kebijakan ......................... 10
3.3 Pembangunan Infrastruktur di Desa Sungai Itik ................................... 10
3.4 Implementasi dari Program Pembangunan dalam Perekonomian Masyarakat
di Desa Sungai Itik ................................................................................... 13
3.4.1 Pelatihan Pembuatan Biochar ........................................................... 13
3.4.2 Pakan Ikan Nila................................................................................. 14
3.4.3 Sosialisasi Manajemen Industri ......................................................... 15
3.5 Rumusan Kebijakan dalam Membangun Infrastruktur dan Ekonomi Desa
Sungai Itik ................................................................................................ 15
3.5.1 Infrastruktur ...................................................................................... 15
3.5.2 Ekonomi ........................................................................................... 16
3.5.3 SWOT (Strenghts, Weaknesses, Opportunities, Threats) ................... 16
BAB IV PENUTUP .......................................................................................... 18
4.1 Kesimpulan .............................................................................................. 18
4.2 Saran ........................................................................................................ 18

i
Daftar Pustaka .................................................................................................. 19
Lampiran I LAPORAN FOTO PENELITIAN ............................................... 20
Lampiran II SURAT BUKTI KEGIATAN PENELITIAN ............................ 24
Lampiran III LAPORAN PEMBAGIAN TUGAS ......................................... 25

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan merupakan kegiatan untuk meningkatkan perekonomian untuk


kepentingan masyarakat, dan untuk mengadakan desa yang lebih maju dan lebih
terorganisasi sedangkan infrakstuktur merupakan sarana prasarana pelayanan yang diberikan
kepada masyakarat dalam skala besar seperti gedung, jalan, air, komunikasi dan infrastuktur
lainnya. Hal ini tentu membutuhkan pemahaman masyarakat yang kuat tentang
pembangunan infrastruktur untuk memanfaatkan apa yang sedang direncanakan. Padahal,
hal-hal dalam pembangunan tidak hanya peran pemerintah desa dan kepala desa, tetapi juga
diperlukan peran serta masyarakat yang kuat untuk memajukan hasil dan lebih
meningkatkan kualitas perekonomian lebih baik. UU No. 6 Tahun 2014 menjelaskan
pembangunan desa bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan
kualitas hidup masyarakat serta penanggulangan kemiskinan, memenuhi kebutuhan dasar,
mengembangkan sarana dan prasarana desa, pengembangan potensi ekonomi lokal dan
pemanfaatan sumber daya alam dan tinggal untuk waktu yang lama.

Terletak di sebelah utara kecamatan Sungai Kakap, Desa Sungai Itik dapat
ditempuh dari kota Pontianak dengan kendaraan roda dua atau empat melalui jalur darat
dengan waktu tempuh sekitar 50 menit. Jarak dari desa Sungai Itik ke kota Provinsi sekitar
26 kilometer, dan saat ini belum ada sarana transportasi untuk mencapai desa Sungai Itik.
Sebagian besar jalan di Desa Sungai Itik sudah beraspal/beton. Desa Sungai Itik dapat dinilai
sebagai salah satu desa yang sudah cukup maju karena pengelolaan dan pembangunan
desanya sangat baik dan patut dicontoh. Mayoritas masyarakat di Desa Sungai Itik bermata
pencaharian sebagai petani, untuk itu Pemerintah Desa dituntut agar dapat mengembangkan
suatu kelompok tani yang lebih maju (Purnaini, et al. 2022).

Mengenai alasan mengapa peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di desa


Sungai Itik yaitu karena desa Sungai Itik merupakan salah satu desa yang berkembang
dikabupaten Kubu Raya. Desa Sungai Itik memiliki potensi yang besar untuk meningkatkan

1
perekonomian masyarakatnya. Potensi desa ini antara lain UMKM (Amplang), peternakan
(nila), perkebunan (kelapa), dan pertanian (padi). Peluang-peluang tersebut telah terwujud,
namun masih terdapat kendala dalam proses pelaksanaannya yang mengurangi motivasi para
wirausahawan untuk menjadi wirausahawan. Kegiatan atau upaya yang telah dilakukan
untuk mengatasi hambatan tersebut antara lain sosialisasi pengelolaan usaha, pelatihan
pembuatan biochar, pelatihan pembuatan pakan ikan nila dan pupuk dari limbah pertanian,
serta diskusi yang bertujuan untuk mendorong dan mempengaruhi masyarakat desa secara
positif untuk mempelajari strategi dan metode sosialisasi usaha dan pembentukan pedagang,
agar dapat menghasilkan keuntungan yang lebih besar dari usahanya. Dampak positif
lainnya yaitu terciptanya masyarakat eko-kreatif di Desa Sungai Itik, sehinga dapat
mengurangi pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat (Maleiva, et al.
2022).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dari masalah yang telah dipaparkan diatas maka dapat diambil
rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu :
1) Bagaimana implementasi dari program pembangunan dalam
perekonomian masyarakat di Desa Sungai Itik?
2) Bagaimana rumusan kebijakan dalam membangun infrastruktur dan ekonomi desa Sungai
Itik?

2
BAB II

TEORI

2.1 Teori

2.1.1 Analisis SWOT

1. Strength (Kekuatan)

Desa sungai itik berada disebelah utara kecamatan sungai kakap yang dapat ditempuh
melalui akses darat dengan memakai kendaraan roda dua maupun roda empat dari kota
pontianak memerlukan waktu selama kurang lebih 50 menit. Jarak desa yang tidak terlalu
jauh dari Kota Pontianak ini memudahkan akses antara pemerintah dan masyarakat dalam hal
pengembangan desa. Sarana dan prasarana seperti jalan desa dan jembatan di desa sungai itik
sebagian sudah baik dan sebagian besar sudah diperkeras dengan aspal/beton karena setiap
tahunnya ada perbaikan dari pemerintah. Sehingga akses masyarakat dalam kehidupan sehari-
hari dapat berjalan dengan lancar. Fasilitas umum seperti polindes sudah ada di desa tersebut,
yang mana ada diberikan satu orang tenaga kesehatan untuk membantu masyarakat setempat.
Infrastruktur pembangkit listrik pun sudah masuk ke desa. Desa sungai itik memiliki potensi
untuk meningkatkan perekonomian masyarakatnya. Beberapa potensi yang dimiliki antara
lain UMKM (Amplang), peternakan (nila), perkebunan kelapa dan pertanian(padi). Mata
pencarian masyarakat setempat adalah petani dan pekebun yang mana desa ini pernah menjadi
supplier beras terbesar pada tahun 2021 (Maleiva, et al. 2022).

2. Weakness (Kelemahan)

Masyarakat desa sungai itik belum mendapatkan akses terhadap air bersih dari
pemerintah daerah seperti layanan PDAM. Dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari
seperti mandi, mencuci, dsb untuk masyarakat setempat memanfaatkan air sungai itik.
Sedangkan untuk air minum dan masak masyarakat setempat memanfaatkan air hujan yang di
tampung dan air galon. Kualitas air sungai itik sebagaimana sungai-sungai lainnya yang
berasal dari sumber air baku permukaan yang mudah kotor atau tercemar. Sehingga air yang
ada di desa sungai itik ini belum memenuhi syarat atau standar dalam penyediaan mutu air

3
bersih yang aman digunakan untuk memperbaiki sanitasi dan meningkatkan kesehatan
masyarakat sekitar (Purnaini, et al. 2022).

3. Opportunities (Peluang)

Letak desa yang strategis membawa peluang bagi desa dalam meningkatkan ketrampilan
sumber daya manusia nya. Yang mana desa ini menjadi salah satu desa yang sering dijadikan
tempat penelitian bagi mahasiswa-mahasiswa yang berada di Kota Pontianak. Hal ini
mendorong perhatian pemerintah untuk melakukan kegiatan atau upaya dalam mengatasi
hambatan antara lain sosialisasi pengelolaan usaha, pelatihan pembuatan biochar, pelatihan
pembuatan pakan ikan nila dan pupuk dari limbah pertanian, serta diskusi yang bertujuan
untuk mendorong dan mempengaruhi masyarakat desa secara positif untuk mempelajari
strategi dan metode sosialisasi usaha dan pembentukan pedagang, agar dapat menghasilkan
keuntungan yang lebih besar dari usahanya dan memberikan motivasi dan pengaruh yang
positif bagi warga desa sehingga dapat menciptakan masyarakat yang sejahtera dan dapat
menurunkan tingkat pengangguran masyarakat desa Sungai Itik (Maleiva, et al. 2022).

4. Threats (Ancaman)

Kondisi cuaca pada saat musim hujan menjadi ancaman bagi para petani karena
berpotensi gagal panen yang dapat berpengaruh pada kerugian material masyarakat di desa
sungai itik. Curah hujan yang tinggi menjadi ancaman terbesar bagi para petani, dampak yang
bisa terjadi seperti meningkatnya organisme penganggu tanaman (OPT) pada padi dan terjadi
genangan atau banjir pada lahan pertanian yang dapat mengakibatkan rusaknya komoditi
tanaman yang berpotensi gagal panen sehingga dapat menurunkan produksi pertanian.

2.1.2 Teori Antropologi Pembangunan

Salah satu bidang yang menjadi fokus kajian antropologi adalah pembangunan. Dalam
perspektif antropologi pembangunan, pembangunan adalah bagian dari kebudayaan.
Pembangunan adalah eksistensi dari sejumlah tindakan manusia. Sementara, kebudayaan
merupakan pedoman bagi tindakan manusia. Dengan demikian berdasarkan pemahaman
antropologi, pembangunan berorientasi dan bertujuan untuk membangun masyarakat dan
peradaban manusia. Antropologi selain menganalisa fenomena pembangunan, juga langsung
praktek menerapkan ilmu di bidang-bidang tertentu pembangunan seperti pembangunan,

4
fasilitas air bersih, penyediaan pembangkit tenaga listrik, perbaikan lingkungan rumah,
bangunan sosial, rumah guru, dan lain-lain. Dalam konteks ini, antropologi dapat berperan
penting dalam pembangunan melalui penelitian terapan dan intervensi. Melalui teori ini,
antropologi dapat menolong menginformasikan proses pembangunan bagi pemerintah dan
juga masyarakat desa, khususnya dalam aspek kebijakan, dan mengevaluasi dampak atau
keputusan suatu kebijakan, dan menjembatani antara pola pikir pemerintah dan budaya
masyarakat lokal dalam konteks pembangunan. Pembangunan di tengah masyarakat tidak
berarti adalah hasil dari kebijakan, tetapi juga di luar kebijakan yang dibuat dan
diimplementasikan.

Dalam sector pembangunan di Desa Sungai Itik, menjadi fokus bagi proses pelaksanaan
pembangunan yaitu Pembuatan instalasi pengolahan air. Pembuatan instalasi pengolahan air
dilakukan bersama–sama dengan masyarakat setempat agar rasa kepemilikan dan
kebersamaan semakin kuat sehingga instalasi pengolahan air terawat dengan baik. Pembuatan
instalasi pengolahan air menggunakan bahan–bahan yang tersedia di lokasi mitra. Teknologi
pengolahan air yang akan dibuat adalah dengan sistem pengolahan konvensional lengkap
yang terdiri dari intake, koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi, dan reservoir. Sistem
pengolahan konvensional lengkap merupakan proses pengolahan yang biasa diterapkan di
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) untuk mengolah sumber air baku dari air permukaan
seperti sungai. Instalasi Pengolahan Air (IPA) bersih di Desa Sungai Itik dengan kapasitas
910 Liter sudah dibangun dan masyarakat setempat / mitra dapat mengoperasikan alat secara
mandiri, sehingga dapat meningkatkan penyediaan kebutuhan air bersih dan perbaikan
sanitasi lingkungan bagi masyarakat setempat (Purnaini, et al. 2022).

2.1.3 Teori Antropologi Kebijakan

Menurut Agustino (2008. h.138) implementasi kebijakan adalah "Suatu proses yang
dinamis dimana pelaksana kebijakan melakukan suatu aktivitas atau kegiatan sehingga pada
akhirnya akan mendapat suatu hasil yang sesuai dengan tujuan atau sasaran kebijakan itu
sendiri”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui, mendiskripsikan dan
menganalisis implementasi daripada kebijakan pembangunan infrastruktur dan ekonomi
perdesaan pada desa Sungai Itik di Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya serta
mengetahui mendeskripsikan dan menganalisis faktor pendukung dan penghambat daripada

5
implementasi kebijakan pembangunan infrastruktur dan ekonomi perdesaan pada Sungai Itik
di Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya.

Kebijakan pembangunan perdesaan diupayakan dengan penyediaan akses masyarakat


terhadap input produksi, pengembangan jaringan usaha yang melibatkan petani dan nelayan
kecil, dan mengurangi hambatan peraturan dan penetrasi harga produk pertanian (Yuwono
2009). Dalam upaya mendukung peningkatan kondisi sosial-ekonomi masyarakat perdesaan,
yang sebagian besar dalam kondisi masih diperlukan upaya pemberdayaan dan pemihakan
kepada masyarakat perdesaan yang miskin untuk menghadapi berbagai masalah struktural
yang tidak dapat dipecahkan oleh masyarakat sendiri. Arah kebijakan yang akan dijalankan
oleh Desa Sungai Itik sendiri yaitu Pemantapan peran dan fungsi perkotaan dalam
pembangunan nasional serta sebagai pendorong dan peningkatan keterkaitan pembangunan
daerah perdesaan, Mendukung pemenuhan kebutuhan perumahan bagi seluruh lapisan
masyarakat sebagai salah satu kebutuhan dasar utama, Mewujudkan organisasi yang efisien,
tata laksana yang efektif, SDM yang profesional dengan menerapkan prinsip-prinsip good
governance.

2.1.4 Formulasi Kebijakan

Menurut Agustino (2006:118) Perumusan kebijakan dapat dipandang sebagai kegiatan


yang dikemudian hari kelak akan menentukan masa depan suatu kehidupan publik apakah
menjadi lebih baik atau sebaliknya. Sedangkan menurut Winarno (2012:89) formulasi
kebijakan adalah merupakan salah satu tahap yang cukup krusial dalam mengkaji kebijakan
publik, karena banyak sekali perumus kebijakan yang gagal dalam menyelesaikan masalah-
masalah yang terjadi (Misna 2015).

Perumusan/ Formulasi Kebijakan merupakan pengembangan alternatif-alternatif


kebijakan dalam menghadapi masalah-masalah di dalam agenda publik. Masalah yang sudah
masuk dalam agenda kebijakan kemudian dibahas oleh para pembuat kebijakan. Masalah-
masalah tadi didefinisikan untuk kemudian dicari pemecahan masalah yang terbaik.
Pemecahan masalah tersebut berasal dari berbagai alternatif atau pilihan kebijakan yang ada.
Proses Perumusan Kebijakan (Public Policy Formulation) dapat dipahami sebagai Proses
Pembuatan Suatu Kebijakan Publik, proses yang dimaksudkan adalah proses transformasi/
pengubahan inputs menjadi Outputs.

6
Formulasi Kebijakan yang dilaksanakan oleh pemerintah desa sungai itik khususnya
mengenai pencarian masalah seperti Alokasi Dana Desa (ADD), bahwa dalam merumuskan
kebijakan alokasi dana desa pemerintah desa sungai itik seperti BLT (Bantuan Langsung
Tunai) secara langsung dipegang/dikelola langsung oleh aparat desa sungai itik yang
kemudian disalurkan ke masyarakat desa, sedangkan Dana desa yang bersumber dari
pemerintahan untuk pembangunan desa sungai itik yang berjumlah 4M dikelola oleh
kontraktor pembangunan desa itik tersebut tetapi pekerja kontraktor tersebut menjadi
permasalahan dalam pembangunan desa ini karena pekerja kontrator sering mengulur dan
menunda-nunda pekerjaan mereka.

Setelah pemerintah desa sungai itik memahami dan mengerti mengenai permasalahan
yang terjadi maka pemerintah desa beserta sumber daya aparatur yang dimiliki melakukan
evaluasi dengan mencari faktor utama pemicu permasalahan dan sekaligus mencari solusi
yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi. Penyebab utama dari
permasalahan yang terjadi dilapangan adalah karena kurangnya pengetahuan mengenai tugas
dan fungsinya masing-masing dari lembaga dan kontraktor pembangunan yang dimiliki oleh
pemerintah desa sungai itik. Dan alternatif kebijakan yang menjadi pilihan oleh pemerintah
desa sungai itik dalam menyelesaikan masalah tersebut adalah dengan cara meningkatkan
kualitas sumber daya aparatur yang dimiliki dengan memberikan arahan dan pengertian
tentang tugas dan fungsi masing-masing yang dimiliki, serta memberikan bimbingan dan
arahan kepada para kontraktor pembangunan desa mengenai betapa pentingnya kehadiran
mereka dan betapa pentingnya usulan pembangunan dari pemerintah untuk segera
diselesaikan tanpa mengulur atau menunda-nunda pekerjaan mereka, sehingga masyarakat
desa bisa merasakan dan menikmati hasil dari pembangunan yang dilaksanakan oleh
pemerintah.

2.2 Metodologi

Metode penelitian lebih menekankan pada metode deksriptif kualitatif. Metode


deskriptif kualitatif adalah metode atau cara kerja dalam suatu pemecahan masalah dengan
cara mendeskripsikan, menggambarkan, menjelaskan dan menganalisis situasi dan kondisi
pada objek Penelitian. Dengan fokus penelitian yaitu Infrastruktur dan Ekonomi Desa

7
Sungai Itik serta SWOT : kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang
(opportunities), dan ancaman (threats). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan
adalah model interaktif. Penelitian deskriptif dilakukan guna sebagai usaha menggambarkan
maslaah-masalah yang diteliti sesuai dengan apa adanya yakni tanpa ada penambahan atau
pengurangan data yang dicantumkan. Kemudian melakukan penafsiran terhadap data yang
ada sebagai solusi masalah yang muncul dalam penelitian.

Penggunaan pendekatan kualitatif dipilih karena penelitian ini bertujuan untuk


memahami situasi sosial, peristiwa, peran, dan interaksi masyarakat Desa Sungai Itik sesuai
daengan kenyataan tanpa ada penambahan dan pengurangan sehingga data yang
dikumpulkan sesuai dengan empirisnya.

8
BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Pengertian Desa

Menurut Undang-undang nomor 22 tahun 1999; Desa adalah kesatuan masyarakat hukum
yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dalam sistem
pemerintahan Nasional dan berada di daerah Kabupaten.

Indonesia sedang membangun dalam berbagai bidang, khusunya ditumpukan kepada


tingkat wilayah Desa yang merupakan wilayah yang menyentuh langsung kepada kehidupan
masyarakat. Pembangunan ini direncanakan secara berkelanjutan untuk menciptakan
kesejahtraan bagi rakyat Indonesia. Pemahaman yang menyeluruh dan tidak dikotomis ini
menjadi penting dan mendasar dalam penyusunan peraturan atau aturan main yang berkaitan
dengan perdesaan maupun perkotaan, agar terjadi sinergi dan keseimbangan perlakuan
wilayah, khususnya oleh pelaku pembangunan. Dengan diberlakukannya Undang-undang
nomor 6 tahun 2014 tentang Desa maka menjadi peluang bagi setiap desa untuk bisa
mengembangkan setiap potensi yang dimilikinya secara mandiri sesuai kebutuhan masing-
masing dalam rangkamewujudkan kesejahteraan masyarakat (Soleh 2017).

Dengan wilayah yang berbatasan langsung dengan ibu kota provinsi Kecamatan Sungai
Kakap memiliki peranan yang strategis bagi pembangunan Kabupaten Kubu Raya. Dimana
setiap Desa memiliki kebutuhan yang berbeda-beda dalam membangun dan
mengembangkan kawasannya. Untuk itu dalam menentukan kebutuhan penduduk setiap
desa maka perlu dilakukan kajian aksesibilitas mengenai kebutuhan prioritas setiap desa
dalam usaha mengembangkan kawasan serta pemenuhan kebutuhan/pencapaian yang di
inginkan. Adapun tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi sektor-sektor yang
diprioritaskan sebagai fasilitas pelayanan, menghitung nilai aksesibilitas dengan metode
Integrated Rural Accessibility Planning ( IRAP ), serta menentukan pendekatan
penanganan/perbaikan akses penduduk desa (Wulandari, Sumiyyatinah dan Juniardi,
Analisis Strategi Dan Penentuan Kebutuhan Infrastruktur Di Kabupaten Kubu Raya (Studi
Kasus Kecamatan Sungai Kakap) 2017).

9
3.2 Pengertian Antropologi Pembangunan dan Kebijakan

Dari sudut pandang antropologi, pembangunan merupakan bagian dari kebudayaan.


Pembangunan adalah adanya sejumlah tindakan manusia. Kebudayaan merupakan pedoman
bagi aktivitas manusia. Dengan demikian menurut sudut pandang antropologi, pembangunan
berorientasi dan ditujukan untuk pembangunan masyarakat dan peradaban manusia
berdasarkan pemahaman antropologis. Antropologi berperan dalam memecahkan masalah
pembangunan manusia. Antropologi dapat menerapkan ilmu yang diperoleh untuk
berpartisipasi dalam pengambilan kebijakan dan perencanaan program pemerintah untuk
pembangunan Indonesia. Antropologi harus bekerja dalam seluruh tahap proyek
pembangunan. Ada tahap yang harus dilakukan (Marzali: 2005). Meneliti, cari dan
menentukan kebutuhan masyarakat. Memformulasikan kebijakan dan memilih alternatif
solusi atas masalah yang dihadapi masyarakat. Merencanakan dan melaksanakan proyek
sesuai dengan kebijakan dan rencana yang telah ditetapkan. Dalam kenyataannya proses
pembangunan mengakibatkan air, tanah subur dan plasma nuftah langka (1997:17).
Pembangunan juga harus melihat efek yang ditimbulkan, ide pembangunan bisa
mengakibatkan gangguan dan kerusakan dalam lingkungan.

Seperti yang diketahui, kajian kebijakan banyak menginput dari ilmu politik, administrasi
publik, studi kebijakan sosial, organisasi dan hubungan internasional. Antropologi sendiri
baru belakangan ini diakui oleh banyak penulis berkontribusi dalam pembuatan kebijakan.
Seringkali dalam upaya pembuatan kebijakan, terdapat kecenderungan untuk
menggeneralisasi keputusan yang kemudian dipresentasikan kepada publik. Namun ternyata
hal ini dapat menimbulkan “masalah” baru karena budaya yang terdapat pada setiap
masyarakat akan berbeda satu sama lain. Di sini peran antropolog terlihat, yakni pengukuran
kebutuhan yang ada pada kelompok masyarakat tertentu.

3.3 Pembangunan Infrastruktur di Desa Sungai Itik

Akses Terhadap Sektor Kehidupan Penduduk Desa antara lain: (Wulandari,


Sumiyyatinah dan Juniardi, Analisis Strategi Dan Penentuan Kebutuhan Infrastruktur Di
Kabupaten Kubu Raya (Studi Kasus Kecamatan Sungai Kakap) 2017).

10
a) Akses Terhadap Sumber Tenaga Listrik

Sumber Tenaga Listrik merupakan sarana yang dapat memajukan daerah sekitar
penduduk. Oleh karena itu penting untuk memiliki akses terhadap Sumber Tenaga Listrik.
Pada Desa Sungai Itik untuk Akses terhadap Sumber Tenaga Listriknya sendiri sudah
terpenuhi (Wulandari, Sumiyyatinah dan Juniardi, Analisis Strategi Dan Penentuan
Kebutuhan Infrastruktur Di Kabupaten Kubu Raya (Studi Kasus Kecamatan Sungai Kakap)
2017).

b) Akses Terhadap Sektor Sumber Air Bersih

Air merupakan kebutuhan dasar dan harus tersedia sepanjang tahun. Sumber air bersih
dan mudah didapat adalah salah satu tujuan pembangunan. Penyediaan air bersih di
pedesaan akan meningkatkan kesempatan hidup dan mengurangi tingkat kematian. Pada
Desa Sungai Itik ketersediaan Sumber Air Bersih masih kurang karena belum masuknya
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) ke Desa tersebut dan masyarakat Desa Sungai Itik
hingga saat ini masih menfaatkan air hujan untuk pemenuhan kebutuhan air bersih
(Wulandari, Sumiyyatinah dan Juniardi, Analisis Strategi Dan Penentuan Kebutuhan
Infrastruktur Di Kabupaten Kubu Raya (Studi Kasus Kecamatan Sungai Kakap) 2017).

c) Akses Terhadap Sektor Pendidikan

Pendidikan adalah kebutuhan dasar di zaman modern. Sebagian besar penduduk desa
sudah beranggapan pentingnya pendidikan bagi anak – anaknya. Sehingga penting bagi
penduduk desa untuk memiliki akses terhadap pendidikan dasar. Pada Desa Sungai Itik
sektor pendidikan yang tersedia saat ini hanya Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah.
Sedangkan untuk SMP dan SMA terdapat di Kecamatan karena jarak dari Desa Sungai Itik
ke Kecamatan dekat (Wulandari, Sumiyyatinah dan Juniardi, Analisis Strategi Dan
Penentuan Kebutuhan Infrastruktur Di Kabupaten Kubu Raya (Studi Kasus Kecamatan
Sungai Kakap) 2017).

d) Akses Terhadap Sektor Kesehatan

Pengembangan sistem pelayanan kesehatan terhadap ibu, anak dan masyarakat


merupakan faktor penting yang mempengaruhi tingkat kesehatan. Oleh sebab itu pemerintah

11
harus memastikan bahwa penduduk desa memiliki fasilitas kesehatan serta akses menuju
pusat pelayanan kesehatan. Pada Desa Sungai Itik telah tersedia Polindes. Namun, fasilitas
yang tersedia di Polindes masih kurang. Meskipun begitu, terdapat Puskesmas di Kecamatan
sehingga masyarakat dapat langsung dialihkan ke Puskesmas untuk mendapatkan pelayanan
yang lebih memadai karena jarak Desa Sungai Itik dan Kecamatan dekat (Wulandari,
Sumiyyatinah dan Juniardi, Analisis Strategi Dan Penentuan Kebutuhan Infrastruktur Di
Kabupaten Kubu Raya (Studi Kasus Kecamatan Sungai Kakap) 2017).

e) Akses Terhadap Sektor Pasar

Pusat perdagangan perbelanjaan (pasar) merupakan tempat penyediaan berbagai macam


kebutuhan hidup yang diperlukan bagi penduduk. Baik kepada si pembeli maupun untuk si
penjual. Kemudahan untuk mencapainya dapat meringankan cost ( biaya ) yang diperlukan.
Oleh karena itu penting bagi penduduk desa untuk memiliki akses terhadap pasar. Desa
Sungai Itik belum memiliki pasar. Pasar terdapat di Kecamatan. Meskipun begitu, warga
Desa Sungai Itik sudah dapat memenuhi kebutuhan pangannya sendiri karena mayoritas
warga Desa Sungai Itik melakukan kegiatan bertanam/bertani (Wulandari, Sumiyyatinah dan
Juniardi, Analisis Strategi dan Penentuan Kebutuhan Infrastruktur di Kabupaten Kubu
Raya(Studi Kasus Kecamatan Sungai Kakap) 2017).

f) Akses Terhadap Sektor Pertanian

Menurut Parikesit (2003), informasi yang diperlukan untuk mengidentifikasi zona


prioritas dilakukan perbaikan akses terhadap produksi perkebunan adalah: jumlah penduduk
rumah tangga, jumlah hasil produksi perkebunan yang dijual, keberadaan tempat penjualan,
sarana dan prasarana transportasi menuju lahan perkebunan, jarak ke tempat penjualan
produk perkebunan, waktu perjalanan menuju tempat penjualan produk – produk
perkebunan, biaya perjalanan menuju tempat penjualan produk perkebunan dan persepsi
masyarakat tentang permasalahan dan prioritas. Sektor pertanian di desa Sungai Itik sudah
berjalan dengan baik, mulai dari produksi hinggal proses ekspornya. Desa sungai itik pernah
menjadi supplier beras terbesar pada tahun 2021 lalu.

g) Akses Terhadap Sektor Komunikasi

12
Komunikasi merupakan sarana bagi penduduk desa untuk berhubungan dengan cepat
antara satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu penting bagi penduduk desa untuk
memiliki akses terhadap komunikasi. Pada Desa Sungai Itik terhadap Sektor Komunikasinya
antara desa satu dan desa lainnya berhubungan baik dan saling membantu satu sama lainnya
(Wulandari, Sumiyyatinah dan Juniardi, Analisis Strategi dan Penentuan Kebutuhan
Infrastruktur di Kabupaten Kubu Raya(Studi Kasus Kecamatan Sungai Kakap) 2017).

h) Akses Terhadap Sektor Pemukiman

Pemukiman merupakan tempat tinggal penduduk dalam menunjang aktivitas masyarakat.


Oleh karena itu penting bagi penduduk desa untuk memiliki akses terhadap pemukiman.
Pemukiman di Desa Sungai Itik ini bersih dan rumah-rumah masyarakat sudah modern
(Wulandari, Sumiyyatinah dan Juniardi, Analisis Strategi Dan Penentuan Kebutuhan
Infrastruktur Di Kabupaten Kubu Raya (Studi Kasus Kecamatan Sungai Kakap) 2017).

i) Akses Terhadap Sektor Perkebunan

Sebagian besar penduduk pedesaan adalah petani/berkebun. Jenis produksi yang


dihasilkan sangat beragam. Hasil pertanian dapat dikonsumsi sendiri dan dapat pula
dipasarkan. Untuk mendapatkan hasil produksi perkebunan/pertanian secara optimal, maka
persoalan aksesibilitas sangat penting. Desa Sungai Itik ini menghasilkan Perkebunan
Kelapa yang cukup banyak (Wulandari, Sumiyyatinah dan Juniardi, Analisis Strategi Dan
Penentuan Kebutuhan Infrastruktur Di Kabupaten Kubu Raya (Studi Kasus Kecamatan
Sungai Kakap) 2017).

3.4 Implementasi dari Program Pembangunan dalam Perekonomian Masyarakat di Desa


Sungai Itik.

3.4.1 Pelatihan Pembuatan Biochar

Pelatihan pembuatan biochar dilakukan dalam bentuk demonstrasi di ruang terbuka.


Namun, metode retort kiln yang dilakukan memberikan keuntungan yaitu asap pembakaran
dapat dikendalikan dalam ruang bakar sehingga tidak sebanyak asap yang dihasilkan apabila
pembakaran sekam tersebut dilakukan dengan metode lainnya. Pelatihan pembuatan biochar

13
dilakukan dengan menggunakan tungku pembakaran sederhana yang dibuat dari bahan
drum. Alat ini terdiri dari ruang pembakaran di bagian bawah dan ruang bahan baku (sekam
padi) di bagian atasnya. Pelatihan ini dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu :

1. Menjelaskan rangkaian alat yang diadaptasi dari metode retort kiln beserta prinsip
kerjanya.
2. Melakukan pembuatan biochar dengan melibatkan warga.
3. Menjelaskan mengenai biochar dan manfaatnya.
4. Menjelaskan pembuatan pupuk dari campuran biochar, kotoran sapi, dan kulit pisang
berserta manfaat masing-masing komponen tersebut.

Biochar yang dihasilkan ini memiliki manfaat yang bagus untuk tanaman. Hal ini
dikarenakan peran biochar tersebut yang mampu memperbaiki fungsi tanah dan
meningkatkan pH tanah sehingga keasaman tanah dapat berkurang. Selain itu, biochar yang
dibuat dari biomassa sekam ini tentunya dapat mengurangi limbah pertanian. Adapun Dusun
Mawar juga memiliki limbah tempurung kelapa yang sangat banyak sebagai hasil dari
luasnya lahan perkebunan kelapa milik warga. Tempurung kelapa ini memiliki nilai kalor
yang cukup tinggi dibandingkan biomassa lain sehingga dapat menjadi bahan bakar yang
sangat baik dalam proses pembuatan biochar. Dengan begitu, pembuatan biochar dapat
mengurangi dua limbah sekaligus dan mengkonversinya menjadi produk yang bermanfaat.
Selain itu, mengingat maraknya hobi tanaman hias yang sedang digemari warga maka
pelatihan pembuatan pupuk dari biochar ini berpotensi besar menghasilkan pendapatan
tambahan. Hal ini dibuktikan dari antusiasme warga terhadap demonstrasi pupuk yang telah
berhasil diujicobakan pada beberapa jenis tanaman.

3.4.2 Pakan Ikan Nila

Pakan ikan nila dibuat dengan memanfaatkan bekatul sebagai limbah pertanian Dusun
Cempaka. Bekatul dicampurkan dengan bahan-bahan lain melalui modifikasi dari penelitian
yang telah dilakukan oleh (Haryono, dkk., 2015:3). Pelatihan dilakukan dalam bentuk
demonstrasi dan diskusi dengan warga sehingga dapat lebih tepat sasaran dan sesuai dengan
kebutuhan maupun kendala yang dihadapi warga. Pelatihan pembuatan pakan ikan nila ini
dilakukan dengan mendemonstrasikan bahan-bahan yang digunakan beserta manfaatnya
masing-masing. Namun, sebelum memberikan pelatihan kepada warga desa, dilakukan

14
penelitian terlebih dahulu untuk menemukan komposisi bahan yang tepat serta dilakukan
pengujian terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk menghindari kesalahan pada saat
demonstrasi dan pelatihan kepada warga. Hasil dari kegiatan ini warga dapat memahami
proses pembuatan pakan ikan nila bekatul yang sebelumnya dianggap sampah dan tidak
terpakai. Dengan membuat pakan sendiri, warga bisa menghemat pembelian pakan mahal
berprotein tinggi. Selain itu, makanan yang dimasak dapat dijual untuk meningkatkan
pendapatan penghuninya.

3.4.3 Sosialisasi Manajemen Industri

Sosialisasi manajemen industri dilakukan dengan menggunakan media leaflet yang berisi
materi-materi yang akan dijelaskan. Dengan adanya leaflet ini, warga dapat lebih mudah
menyimak dan memahan informasi yang disampaikan dalam sosialisasi tersebut. Selain itu,
leaflet tersebut dapat dibawa oleh warga untuk kemudian dipelajari kembali. Sosialisasi
dilakukan dengan memaparkan beberapa hal penting mengenai manajemen suatu usaha.
Adapun hasil yang diperoleh dari pelaksanaan manajemen usaha ini di antaranya:

1) Warga mendapat gambaran mengenai cara melakukan analisis SWOT (Strength,


Weakness, Opportunity, Threat) terhadap usaha yang sedang dijalankannya
2) Warga dapat menentukan strategi untuk meningkatkan penjualan produk seperti dengan
menentukan harga jual yang tepat, melakukan perbaikan kemasan produk, membuat
variasi produk yang ditawarkan, dan melakukan sertifikasi produk.
3) Warga dapat mengetahui langkah-langkah pengurusan SPP-IRT (Sertifikasi Produk
Pangan-Industri Rumah Tangga) beserta daftar dokumen-dokumen yang disyaratkan.

Dengan begitu, warga mendapat mindmap mengenai optimalisasi potensi sumber daya
sehingga meningkatkan kesadaran lokal akan potensi lain di desa mereka yang dapat
digunakan sebagai peluang bisnis baru untuk meningkatkan profitabilitas dan pendapatan.

3.5 Rumusan Kebijakan dalam Membangun Infrastruktur dan Ekonomi Desa Sungai Itik

3.5.1 Infrastruktur

Rumusan strategi pembangunan infrastruktur yang dijalankan di Desa Itik, mengacu pada
konsep pembangunan untuk pencapaian pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan harus

15
memperhatikan aspek lingkungan. Pertimbangan faktor lingkungan telah diatur sejak lama
seperti dalam pasal 33 ayat 3 UUD 1945 maupun UU 32 tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, serta juga ditindaklanjuti dalam RPJP 2005-2024,
dimana disebutkan bahwa salah satu misi pembangunan adalah mewujudkan Indonesia yang
asri dan lestari, dan pembangunan infrastruktur akan mengarah pada konsep peningkatan
pelayanan bagi peningkatan kualitas lingkungan di masa depan. Dalam proses pembangunan
infrastruktur di desa Sungai Itik hendaknya memperhatikan atau tidak rusaknya lingkungan;
misalnya pembangunan jalan yang mengubah fungsi lahan tanam/resapan air menjadi beton
dan pembangunan waduk/bendungan yang mengubah alur sungai alami, atau tipe TPA
(Tempat Pembuangan Akhir) sampah yang open dumping dan dapat mencemari air tanah
dan lingkungan sekitar

3.5.2 Ekonomi

Di era desentralisasi ekonomi dan pembangunan di Indonesia, pemerintah daerah


memainkan peran penting untuk mengembangkan potensi ekonomi daerahnya yang pada
gilirannya akan berkontribusi langsung terhadap pertumbuhan ekonomi daerah. Kota
Pontianak sebagai salah satu kota berkembang di Indonesia juga perlu mengidentifikasi
potensi industri kreatif di daerahnya. Rumusan Kebijakan Ekonomi pada Desa Sungai Itik
yaitu Sesuai Peraturan Presiden Nomor 63 tahun 2017 tentang Penyaluran Bantuan Sosial
Secara Non Tunai menjelaskan bahwa penyaluran bantuan sosial merupakan implemetasi
program penanggulangan kemiskinan yang meliputi perlindungan sosial, jaminan sosial,
pemberdayaan sosial, dan pelayanan dasar. Desa Sungai Itik yang terletak di Desa Sungai
Kakap Kabupaten Kubu Raya Provinsi Kalimantan Barat mendapat bantuan Program
Keluarga Harapan (PKH). Bantuan ini disalurkan kepada kepala keluarga yang memiliki
anggota keluarga yang masuk kategori ibu hamil, anak sekolah, lansia, jompo, cacat, sakit
akut, dan dhuafa.

3.5.3 SWOT (Strenghts, Weaknesses, Opportunities, Threats)

Analisa SWOT merupakan sebuah alat analisis yang cukup baik, efektif, dan efisien serta
sebagai alat yang cepat dalam menemukan kemungkinan-kemungkinan yang berkaitan
dengan pengembangan awal program-program inovasi baru di dalam pembangunan didesa
sungai itik, disamping itu juga dapat digunakan sebagai alat pengambilan keputusan serta

16
sebagai alat bantu untuk memperluas dan mengembangakan sejauh mana perkembangan
pembangunan yang dijalankan berdasarkan perencanaan pembangunan Desa Sungai Itik ke
masa yang akan datang terhadap potensi pembangunan Desa. Melalui analisis SWOT, dapat
diidentifikasi faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor-faktor eksternal
(peluang dan ancaman) dalam upaya pembangunan desa sungai itik terhadap usaha yang
sedang dijalankan.

17
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Pembangunan infrastruktur dan ekonomi desa Sungai Itik, terlaksana melalui


optimalisasi sumber daya alam atau potensi desa seperti pelatihan pembuatan pupuk
dan pakan ikan nila serta sosialisasi manajemen usaha yang dilakukan sebagai bentuk
upaya menjadikan warga desa lebih mandiri dan ramah lingkungan, hal ini dilakukan
dalam bentuk pelatihan. Meningkatkan taraf hidup dan kualitas hidup masyarakat desa.
Pada bidang pendidikan sudah tersedia SD dan Madrasah, pada bidang kesehatan sudah
tersedia Polindes. Instalasi Pengolahan Air (IPA) bersih di Desa Sungai Itik dengan
kapasitas 910 Liter sudah dibangun dan masyarakat setempat / mitra dapat
mengoperasikan alat secara mandiri, sehingga dapat meningkatkan penyediaan
kebutuhan air bersih dan perbaikan sanitasi lingkungan bagi masyarakat setempat.

4.2 Saran

1. Mengenai ketersediaan air bersih, teknologi pengolahan air yang dibuat harus
disesuaikan dengan kualitas air baku Sungai Itik yaitu sistem pengolahan
konvensional lengkap yang terdiri dari intake, koagulasi, flokulasi, sedimentasi,
filtrasi, dan reservoir. Sistem pengolahan konvensional lengkap merupakan proses
pengolahan yang biasa diterapkan di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) untuk
mengolah sumber air baku dari air permukaan seperti sungai.
2. Instalasi Pengolahan Air (IPA) yang dibangun sebaiknya menggunakan alat-alat dan
bahan-bahan yang tersedia di lokasi mitra, sehingga masyarakat dapat membuat dan
mengoperasikan Instalasi Pengolahan Air (IPA) secara mandiri.

18
DAFTAR PUSTAKA

Arfianto, Arif Eko Wahyudi, and Ahmad Riyadh U Balahmar . "Pemberdayaan Masyarakat Dalam
Pembangunan Ekonomi Desa." Jurnal Kebijakan dan Manajemen Publik 2 (2014): 1-5.

Asnudin, Andi. "Pembangunan Infrastruktur Perdesaan Dengan Perlibatan Masyarakat setempat." Jurnal
SMARTek 7 (2009): 292-300.

Boedhisantoso, S. "Keterbatasan Lingkungan Dan Keberingasan Sosial." Antropologi Indonesia, 1999: 20-
23.
Maleiva, Lalak T.N, Marcelina, Usman A. Gani, Syahrul Khairi, and Eddy Kurniawan. "Optimalisasi Potensi
Sumber Daya Desa Sungai Itik, Kubu Raya, Kalimantan Barat." Jurnal Penelitian dan Pengabdian
Kepada Masyarakat UNSIQ 9 (2022): 79.

Marliana, Nini. "PEMBANGUNAN EKONOMI PEDESAAN MENUJU DESA SEJAHTERA, DIHUBUNGKAN


DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG DESA (Studi kasus di desa
ciseeng kec.cisseng kab.Bogor)." Jurnal Surya Kencana Dua Dinamika Masalah Hukum dan
Keadilan 4 (201).

Marzali, Amri. Antropologi dan Kebijakan Publik. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2014.

Misna, Andi. "Formulasi Kebijakan Alokasi Dana Desa." eJournal Administrasi Negara 3 (2015): 524.

Purnaini, Rizki, Isna Apriani, Ulli Kadaria, Ochih Saziati , and Ricka Aprillia. "Upaya Perbaikan Sanitasi
Lingkungan Melalui Peningkatan Akses Air Bersih Bagi Masyarakat Desa Sungai Itik, Kecamatan
Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya." Jurnal Pasopati 4 (2022): 59.

Soleh, Ahmad. "Strategi Pengembangan Potensi Desa." JurnalL Sungkai 5, no. 1 (2017): 32.
Wulandari, Nurbaiq, Sumiyyatinah, and Ferry Juniardi. "Analisis Strategi Dan Penentuan Kebutuhan
Infrastruktur Di Kabupaten Kubu Raya (Studi Kasus Kecamatan Sungai Kakap)." JeLAST:Jurnal
PWK, Laut, Sipil, Tambang 4 (2017): 3.

Yuwono, Budi. Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan. Edited by Dedi, Dodi, Posma, Dewi, Ulfah
and Wibi. Jakarta Selatan: Direktorat Jenderal Cipta Karya, 2009.

Zuska, Fikarwin. "Penghampiran Antropologi Atas Kebijakan Dan Kekuasaan (Berefleksi dari kebijakan
Otonomi Daerah)." Jurnal Antropologi Sosial Budaya ETNOVISI 1 (Desember 2005): 1-3.

19
LAMPIRAN I
LAPORAN FOTO PENELITIAN

20
21
22
23
LAMPIRAN II

SURAT BUKTI KEGIATAN PENELITIAN

24
LAMPIRAN III

LAPORAN PEMBAGIAN TUGAS

1. Sylviana Astika Br Tarigan : Wawancara, Observasi, Mengerjakan Bagian


(Teori Antropologi Kebijakan, Pengertian Antropologi Pembangunan dan Kebijakan,
Pembangunan Infrastruktur di Desa Sungai Itik, Rumusan Kebijakan dalam Membangun
Infrastruktur dan Ekonomi Desa Sungai Itik bidang Ekonomi)

2. Windy Chrisilya Simanjuntak : Wawancara, Observasi, Mengerjakan Bagian


(Latar Belakang, Rumusan Masalah, Pengertian Antropologi Pembangunan dan
Kebijakan, Implementasi dari Program Pembangunan dalam Perekonomian Masyarakat
di Desa Sungai Itik, Rumusan Kebijakan dalam Membangun Infrastruktur dan Ekonomi
Desa Sungai Itik bidang Ekonomi Infrastruktur)

3. Reanayase Hiasinta Lienang Mure : Mengerjakan Bagian (Teori Antropologi


Pembangunan, Formulasi Kebijakan, Rumusan Kebijakan dalam Membangun
Infrastruktur dan Ekonomi Desa Sungai Itik bagian SWOT), Editing.
Ket : Tidak ikut penelitian karena sakit.

4. Paulina Maria Viani : Wawancara, Observasi, Mengerjakan Bagian


(Analisis SWOT, Pengertian Desa, Kesimpulan, Saran, Daftar Pustaka), Editing,
Dokumentasi.

25

Anda mungkin juga menyukai