Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PENCEMARAN SUNGAI CITARUM

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Pada Mata Kuliah Pancasila

Disusun Oleh:
Tingkat 1 Kelas E

Dosen Pengampu:

Rizwan Martiadi, S.IP., M.PD

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BUDI LUHUR CIMAHI
Jl. Kerkof No. 243, Leuwigajah, Kec. Cimahi Sel., Kota Cimahi, Jawa Barat (40532)

2023/2024
Kata Pengantar

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah
melimpahkan rahmat dan berkah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas penulisan makalah kelompok ini dengan baik dan tanpa kendala apapun.

Pada kesempatan ini, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada


pihak yang telah membantu sekaligus memberi dukungan dalam penyusunan
makalah ini, terutama dosen pengajar bapak Rizwan Martiadi, S.IP., M.PD.

Makalah berjudul “Pencemaran Sungai Citarum” ini disusun untuk


memenuhi tugas semester ganjil pada mata kuliah Pancasila. Selain itu,
pembuatan makalah juga memiliki tujuan agar menambah wawasan dan
pengetahuan bagi penulis maupun pembaca.

Penulis menyadari bahwa di dalam pembuatan makalah ini masih


banyak kekurangan. Penulis menerima kritik serta saran dari pembaca agar
dapat membuat makalah dengan lebih baik di kesempatan berikutnya.

Cimahi, 21 November 2023


Daftar Isi

Cover...............................................................................................................................1
Kata Pengantar..............................................................................................................2
Daftar Isi.........................................................................................................................3
BAB I
PENDAHULUAN..........................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................6
1.3 Tujuan..................................................................................................................6
BAB II
LANDASAN TEORI.....................................................................................................8
2.1 Penyebab Utama Pencemaran Sungai Citarum Serta Dampaknya Terhadap
Lingkungan Dan Masyarakat.....................................................................................8
2.2 Bagaimana Kondisi Sungai Citarum Saat Ini Dan Upaya Apa Yang Telah
Dilakukan Untuk Mengatasi Masalah Pencemaran..................................................10
2.3 Apa Saja Faktor Sosial, Ekonomi, Dan Politik Yang Mempengaruhi
Keberlanjutan Upaya Pengelolaan Sungai Citarum..................................................11
2.4 Bagaimana Peran Pemerintah, Masyarakat, Dan Sektor Swasta Dalam Mengatasi
Masalah Sungai Citarum..........................................................................................12
2.5 Solusi Yang Dapat Diusulkan Untuk Mengatasi Masalah Pencemaran Sungai
Citarum Secara Berkelanjutan..................................................................................13
BAB III
PENUTUP.....................................................................................................................17
3.1 Kesimpulan........................................................................................................17
3.2 Saran..................................................................................................................17
Daftar Pustaka.............................................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sungai merupakan salah satu sumber perairan yang memiliki peran vital
bagi manusia. Berbagai fungsi strategis terdapat di dalamnya, seperti sumber air
minum dan air untuk menunjang kegiatan sehari-hari, sumber perairan bagi
pertanian dan industri, pembangkit listrik, sarana transportasi dan rekreasi, dan
juga sebagai pusat ekosistem yang di dalamnya terdapat biota-biota sungai yang
dapat dimanfaatkan sebagai sumber bahan konsumsi manusia. Sungai sangat
penting untuk dijaga kelestariannya. Namun dewasa ini sungai-sungai telah
dicemari oleh berbagai polutan yang menyebabkan sungai sudah tidak dapat
difungsikan sebagaimana mestinya.

Di Indonesia, permasalahan yang paling banyak terjadi di dalam


kawasan Daerah Aliran Sungai adalah adanya perubahan penggunaan lahan
atau alih fungsi lahan dari waktu ke waktu (Ekawaty et al., 2018). Kerusakan
lingkungan terjadi akibat pemanfaatan lingkungan melebihi kapasitas daya
dukung dan daya tampung lingkungan tersebut. Terjadinya banjir, erosi, tanah
longsor, sedimentasi, dan kekeringan merupakan indikasi rendahnya daya
dukung lingkungan di kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS), yang akan
mengakibatkan terganggunya perekonomian dan tata kehidupan masyarakat
(Ruslan et al., 2013). Data yang diperoleh pada situs Walhi yang ditulis oleh
Media Indonesia (2012) (dalam Kospa, 2018), menunjukan bahwa sebanyak 32
dari 51 sungai besar di Indonesia telah tercemar berat, 16 sungai tercemar
sedang-berat, dan hanya 1 sungai yang masih memenuhi standar baku mutu,
yaitu Sungai Lariang di Sulawesi Tengah.

Salah satu Daerah Aliran Sungai (DAS) yang telah mengalami


pencemaran berat adalah DAS Citarum (Pemerintah Provinsi Jawa Barat,
2019). Ekawaty et al., (2018) mengatakan bahwa telah terjadi perubahan
penggunaan lahan yang signifikan dari hulu ke hilir DAS Citarum, ditandai
dengan luas hutan yang mengalami trend penurunan sedangkan pemukiman
mengalami peningkatan. Perubahan penggunaan lahan telah menimbulkan
dampak berupa pengurangan kapasitas resapan, sehingga koefisien air larian di
DAS Citarum Hulu sudah dalam kategori kritis, yang mengakibatkan terjadinya
banjir di bagian hilir Ciliwung hingga ke Jakarta (Ekawaty et al., 2018).

Sungai Citarum memiliki peran penting bagi masyarakat yang tinggal di


sekitar alirannya sebagai sumber air baku untuk kebutuhan domestik, sumber
air irigasi untuk ratusan ribu hektar sawah serta pembangkit listrik untuk Pulau
Jawa dan Bali. Masyarakat juga memanfaatkan Sumber Daya perikanan dari
sungai Citarum baik secara tradisional yaitu dengan memancing, maupun
dengan budidaya ikan dalam keramba jaring apung di waduk atau bendungan
yang dibangunan di alirannya, terdapat tiga waduk yang dibangun di sepanjang
aliran Sungai Citarum, yaitu Waduk Saguling, Waduk Cirata dan
WadukJatiluhur. Industri yang berdiri di sekitar aliran Sungai Citarum
memanfaatkan Sungai Citarum sebagai air baku untuk kebutuhan industri, juga
sebagai wadah untuk membuang limbah. Sungai Citarum memiliki fungsi yang
sangat strategis baik dalam bidang perekonomian, sosial, budaya, dan fungsi
lainnya yang sangat penting.

Namun, seiring munculnya era industrialisasi yang dimulai pada tahun


1980-an, Sungai Citarum mengalami perubahan yang signifikan ke arah negatif.
Pencemaran dan kerusakan Sungai Citarum meliputi pencemaran industri,
limbah pertanian, limbah peternakan, limbah perikanan, dan limbah domestik
baik limbah cair domestik maupun sampah domestik (Pemerintah Provinsi Jawa
Barat, 2019). Pencemaran terjadi di sepanjang aliran Sungai Citarum dari mulai
hulu hingga ke hilir yang menyebabkan kondisi sungai Citarum kini menjadi
sempit, dangkal, kotor, keruh dan penuh sampah. Sungai Citarum bahkan
menjadi salah satu sungai terkotor di dunia dan menjadi sorotan dalam upaya
reklamasi lingkungan. Limbah kimia beracun dari industri dibuang ke Sungai
Citarum tanpa pengawasan dan tindakan dari pemerintah. Penggundulan hutan
terjadi di hulu Sungai Citarum, pemukiman kumuh berdiri di bantarannya.

Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengeluarkan suatu program dalam


rangka pemulihan Sungai Citarum dari pencemaran, yaitu Program Citarum
Harum yang bertujuan untuk mengembalikan Sungai Citarum ke keadaan
semula. Program tersebut direncanakan akan dilaksanakan selama 7 tahun.
Program Citarum Harum berfokus pada penyelesaian masalah dalam aspek
penanganan lahan kritis; penanganan limbah industri, perikanan dan
peternakan; penanganan limbah cair domestik dan persampahan; pengendalian
pemanfaatan ruang/sungai; penegakan hukum; edukasi dan hubungan
masyarakat; serta pemantauan kualitas air (Pemerintah Provinsi Jawa Barat,
2019).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa penyebab utama pencemaran sungai Citarum dan bagaimana
dampaknya terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar?
2. Bagaimana kondisi sungai Citarum saat ini dan apa saja upaya yang
telah dilakukan untuk mengatasi masalah pencemaran?
3. Apa saja faktor sosial, ekonomi, dan politik yang mempengaruhi
keberlanjutan upaya pengelolaan sungai Citarum?
4. Bagaimana peran pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta dalam
mengatasi masalah sungai Citarum?
5. Apa saja solusi yang dapat diusulkan untuk mengatasi masalah
pencemaran sungai Citarum secara berkelanjutan?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui penyebaran utama pencemaran sungai Citarum dan
dampaknya terhadap lingkungan.
2. Untuk mengetahui kondisi sungai Citarum saat ini dan upaya apa yang
telah dilakukan agar dapat mengatasi masalah pencemaran.
3. Untuk mengetahui apa saja faktor sosial, ekonomi, dan politik yang
mempengaruhi keberlanjutan upaya pengelolaan sungai Citarum.
4. Untuk mengetahui peran pemerintah, masyarakat dan sektor swasta
dalam mengatasi masalah sungai Citarum.
5. Untuk mengetahui solusi yang dapat diusulkan untuk mengatasi
masalah pencemaran sungai Citarum secara berkelanjutan.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Penyebab Utama Pencemaran Sungai Citarum Serta Dampaknya


Terhadap Lingkungan Dan Masyarakat
Pencemaran Sungai Citarum memiliki beberapa penyebab utama,
termasuk limbah industri, domestik, dan pertanian. Limbah industri seringkali
mengandung bahan kimia berbahaya seperti logam berat, pestisida, dan zat
kimia sintetis. Limbah domestik mencakup limbah rumah tangga dan tinja,
sedangkan limbah pertanian melibatkan pestisida dan pupuk.
Pencemaran Sungai Citarum juga memiliki dampak terhadap
keberlangsungan hidup masyarakat yang bergantung terhadap kualitas air dan
keberlangsungan kondisi di sepanjang daerah aliran sungai. Sungai Citarum
menjadi pemasok air minum utama sebesar 80% untuk kebutuhan yang terdapat
di Jakarta. Dengan buruknya kualitas air pada Sungai Citarum akan
membahayakan kebutuhan warga Jakarta. Selain itu, daerah aliran sungai
citarum memiliki konektivitas dengan tiga waduk pembangkit listrik yang
terkoneksi dari Jakarta hingga Bali. Dengan kondisi sampah yang melimpah di
sungai citarum juga akan menghambat produktivitas pembangkit listrik, sebagai
akibat dari aliran air yang terhambat oleh sampah.
Dengan buruknya pengelolaan buangan limbah, perusahaan seharusnya
dapat menerapkan sistem manajemen lingkungan yang terstandarisasi. Menurut
The International Organization for Standardization (ISO), sistem manajemen
lingkungan (SML) yang terstandarisasi harus memenuhi standar yang terdapat
pada ISO 14001. Standarisasi ini merupakan kerangka kerja yang membantu
perusahaan untuk melindungi lingkungan seiring dengan kebutuhan sosio-
ekonomi. Penerapan SML pada perusahaan bertujuan untuk meningkatkan
kinerja lingkungan, memenuhi kewajiban penataan, serta mencapai tujuan
lingkungan. Dengan menerapkan SML, perusahaan dapat mengelola limbah
buangan dengan baik dan benar, serta meminimalisir dampak negatif terhadap
lingkungan. Hal ini merupakan bentuk praktik etika bisnis berupa tanggung
jawab sosial perusahaan dalam menjaga lingkungan hidup.
 Penyebab Pencemaran:
1. Limbah Industri: Pembuangan limbah industri tanpa pengelolaan
yang baik.
2. Limbah Domestik: Pengelolaan limbah rumah tangga yang kurang
efektif.
3. Limbah Pertanian: Penggunaan pestisida dan pupuk secara
berlebihan.
 Dampak Terhadap Lingkungan:
1. Kerusakan Ekosistem: Pencemaran mengakibatkan kerusakan pada
ekosistem sungai, termasuk gangguan pada kehidupan akuatik.
2. Kualitas Air Menurun: Kandungan bahan kimia berbahaya merusak
kualitas air, memengaruhi organisme hidup di dalamnya.
3. Pengaruh Terhadap Flora dan Fauna: Flora dan fauna sungai dapat
terpengaruh secara langsung oleh zat kimia beracun.
 Dampak Terhadap Masyarakat:
1. Masalah Kesehatan: Air yang terkontaminasi dapat menyebabkan
masalah kesehatan bagi masyarakat sekitar yang mengandalkan
sungai tersebut untuk kebutuhan air.
2. Ketersediaan Air Bersih Menurun: Pencemaran mengakibatkan
penurunan ketersediaan air bersih untuk konsumsi dan kebutuhan
harian.
3. Kerugian Ekonomi: Masyarakat yang bergantung pada Sungai
Citarum untuk mata pencaharian, seperti nelayan dan petani,
mengalami kerugian ekonomi karena penurunan produktivitas.
4. Penanganan pencemaran Sungai Citarum memerlukan kerjasama
antara pemerintah, industri, dan masyarakat untuk menerapkan
praktik pengelolaan limbah yang berkelanjutan dan perlindungan
lingkungan.
2.2 Bagaimana Kondisi Sungai Citarum Saat Ini Dan Upaya Apa Yang
Telah Dilakukan Untuk Mengatasi Masalah Pencemaran
Penanganan pencemaran di Sungai Citarum, Jawa Barat, masih harus
dilakukan hingga 2030. Dukungan dari pemerintah pusat tetap dibutuhkan agar
target pemulihan Sungai Citarum bisa tercapai tepat waktu. Gubernur Jabar
Ridwan Kamil dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Pencemaran dan
Kerusakan Daerah Aliran Sungai (PPK DAS) Citarum, di Bandung, Selasa
(29/8/2023), melaporkan, Sungai Citarum dalam kondisi cemar ringan. Indeks
kualitas air Sungai Citarum pada tahun 2022 mencapai 51,01 poin.

Pria yang akrab disapa Emil itu menuturkan, kondisi tersebut meningkat
dari tahun sebelumnya dengan angka 50,13 poin. Jika dibandingkan dengan
kondisi saat awal Program Citarum Harum pada 2018, kondisi air di sungai itu
telah mengalami peningkatan pesat. Saat itu, Citarum dalam kondisi cemar
berat dengan indeks kualitas air 33,43 poin. Meski telah meningkat pesat, Emil
menyebut, kondisi Sungai Citarum masih belum mencapai target sehingga
masih butuh waktu untuk penanganan. Dia berharap target indeks kualitas air
70 poin atau setara Mutu Air Kelas II bisa dicapai pada tahun 2030.

Beberapa faktor penyebab mencakup limbah industri, domestik, dan


pertanian. Upaya yang telah dilakukan mencakup:

1. Proyek Restorasi Citarum: Pemerintah Indonesia meluncurkan Proyek


Restorasi Citarum pada 2018 dengan dana besar untuk membersihkan
dan merestorasi sungai ini.
2. Infrastruktur Pengolahan Air Limbah: Peningkatan infrastruktur
pengolahan air limbah, termasuk pembangunan lebih banyak instalasi
pengolahan air limbah dan fasilitas pengelolaan limbah.
3. Pengawasan dan Penegakan Hukum: Peningkatan pengawasan dan
penegakan hukum terhadap pelanggaran lingkungan, dengan sanksi
yang lebih berat bagi industri yang tidak mematuhi regulasi.
4. Kampanye Kesadaran Masyarakat: Kampanye publik untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga
kebersihan Sungai Citarum dan dampak negatif pencemaran terhadap
kesehatan dan lingkungan.
5. Partisipasi Masyarakat: Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam
kegiatan pembersihan sungai dan pengelolaan limbah di tingkat lokal.
6. Revegetasi Sungai: Program revegetasi di sepanjang Sungai Citarum
untuk memperkuat tepian sungai, mengurangi erosi tanah, dan
meningkatkan infiltrasi air.
7. Kolaborasi dengan Pihak Swasta: Kerjasama dengan perusahaan swasta
untuk mengurangi dampak limbah industri melalui praktik-produksi
yang lebih ramah lingkungan.

Meskipun upaya ini diimplementasikan, perlu terus dilakukan


pemantauan dan evaluasi untuk memastikan keberlanjutan program dan
perbaikan terus-menerus dalam kondisi Sungai Citarum.

2.3 Apa Saja Faktor Sosial, Ekonomi, Dan Politik Yang Mempengaruhi
Keberlanjutan Upaya Pengelolaan Sungai Citarum
 Faktor Sosial:
1. Penduduk dan Pemukiman: Pertumbuhan penduduk dan
perkembangan pemukiman di sepanjang Sungai Citarum dapat
meningkatkan tekanan terhadap sumber daya air dan lingkungan
sungai.
2. Kesejahteraan Masyarakat: Tingkat pendapatan dan kesejahteraan
masyarakat dapat mempengaruhi kesadaran dan partisipasi dalam
program pengelolaan sungai.
 Faktor Ekonomi:
1. Industri: Kegiatan industri di sekitar Sungai Citarum dapat
memberikan kontribusi signifikan terhadap pencemaran air dan
limbah industri.
2. Pertanian: Praktik pertanian yang tidak berkelanjutan dapat
memberikan dampak negatif terhadap kualitas air dan tanah
sepanjang sungai.
 Faktor Politik:
1. Kebijakan Pemerintah: Kebijakan pengelolaan sungai dan lingkungan
dari pemerintah dapat mempengaruhi efektivitas upaya pengelolaan
Sungai Citarum.
2. Penegakan Hukum: Tingkat penegakan hukum terhadap pelanggaran
terkait lingkungan dan sungai dapat memainkan peran penting dalam
menjaga keberlanjutan upaya pengelolaan.

Perlu diingat bahwa interaksi kompleks antara faktor-faktor ini


memerlukan pendekatan holistik dalam upaya menjaga keberlanjutan
pengelolaan Sungai Citarum.

2.4 Bagaimana Peran Pemerintah, Masyarakat, Dan Sektor Swasta Dalam


Mengatasi Masalah Sungai Citarum
 Peran Pemerintah:
1. Kebijakan dan Regulasi: Pemerintah memiliki tanggung jawab untuk
merumuskan kebijakan dan regulasi yang mendukung pengelolaan
berkelanjutan Sungai Citarum, termasuk pengendalian pencemaran
air dan pengelolaan sumber daya air.
2. Penegakan Hukum: Pemerintah harus secara ketat menegakkan
hukum terkait lingkungan, melibatkan sanksi yang efektif bagi
pelanggar yang merugikan Sungai Citarum.
 Peran Masyarakat:
1. Partisipasi Aktif: Masyarakat perlu terlibat secara aktif dalam upaya
pengelolaan sungai melalui partisipasi dalam program pembersihan,
edukasi lingkungan, dan pelaporan aktif terhadap pelanggaran
lingkungan.
2. Pendidikan Lingkungan: Masyarakat perlu diberdayakan dengan
pengetahuan tentang dampak aktivitas mereka terhadap Sungai
Citarum dan bagaimana mereka dapat berkontribusi pada pemulihan
ekosistem sungai.
 Peran Sektor Swasta:
1. Investasi Berkelanjutan: Sektor swasta dapat berperan dalam
mendukung investasi berkelanjutan untuk teknologi pengelolaan
limbah dan pencemaran air yang lebih ramah lingkungan.
2. Kemitraan Publik-Swasta: Pemerintah dapat membentuk kemitraan
dengan sektor swasta untuk mengimplementasikan proyek-proyek
pengelolaan Sungai Citarum, termasuk inisiatif pembersihan dan
restorasi ekosistem sungai.

Kolaborasi yang erat antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta


diperlukan untuk mencapai tujuan bersama dalam menjaga keberlanjutan
Sungai Citarum, memperbaiki kondisi ekologisnya, dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat sekitarnya.

2.5 Solusi Yang Dapat Diusulkan Untuk Mengatasi Masalah Pencemaran


Sungai Citarum Secara Berkelanjutan
Menyadari bahwa kelestarian sungai Citarum yang merupakan sungai
terpanjang dan terbesar di Jawa Barat merupakan tanggung jawab seluruh
masyarakat yang bermukim di Jawa Barat. Pada tahun 2018 dikeluarkan
Peraturan Presiden Republik Indonesia (PERPRES) Nomor 15 Tahun 2018
tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Daerah Aliran
Sungai Citarum.
Sejak dicanangkan pada tahun 2018, program Citarum Harum telah
dilaksanakan dengan melibatkan sivitas akademika Perguruan Tinggi. Salah
satu cara untuk menjaga kelestarian sungai Citarum adalah dengan
menanggulangi erosi pada daerah aliran sungai (DAS) Citarum dengan
melakukan penghijauan berupa penanaman pohon. Penanaman pohon tidak saja
berfungsi untuk penghijauan namun juga untuk menyerap air, menahan erosi
dan bermanfaat untuk mencegah banjir. Erosi yang terjadi bisa membawa
sedimentasi lumpur yang akan menyebabkan pendangkalan sungai yang ada di
anak-anak Sungai Citarum.
Menyadari sangat berartinya penanaman pohon di DAS Citarum, pada
awal Nopember 2019, Universitas Mercu Buana melalui kegiatan Pengabdian
Pada Masyarakat di Dusun Sukamulya, Desa Anggadita, Kecamatan Klari,
Karawang Timur telah memberikan bibit pohon Mahoni kepada Komandan
Sektor 18 Citarum Harum, Kol. Inf. Utoh. Dalam sambutannya, Kol. Inf. Utoh
menyatakan bahwa DAS Citarum di lingkungan Desa Anggadita masih
membutuhkan lebih kurang 3.000 bibit pohon untuk ditanam di sepanjang DAS
Citarum untuk menahan erosi.
Beberapa solusi lain yang diusulkan untuk mengatasi masalah
pencemaran sungai citarum sebagai berikut:

 Pengelolaan Limbah Industri:

1. Teknologi Ramah Lingkungan: Mendorong industri untuk


mengadopsi teknologi produksi yang ramah lingkungan dan efisien
dalam penggunaan sumber daya untuk mengurangi limbah berbahaya
yang dibuang ke Sungai Citarum.

2. Pemantauan Rutin: Menerapkan sistem pemantauan rutin terhadap


limbah industri untuk memastikan kepatuhan terhadap standar
lingkungan dan mencegah pembuangan ilegal.

 Peningkatan Sistem Sanitasi:

1. Infrastruktur Sanitasi: Meningkatkan infrastruktur sanitasi di


sepanjang Sungai Citarum, termasuk sistem pengelolaan limbah
domestik yang efisien untuk mencegah pencemaran dari sumber
rumah tangga.

2. Kampanye Kesadaran: Melakukan kampanye edukasi untuk


meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya sistem
sanitasi yang baik dan praktik kebersihan pribadi.

 Pengembangan Pertanian Berkelanjutan:

1. Praktik Pertanian Ramah Lingkungan: Mendorong praktik pertanian


berkelanjutan dengan penggunaan pupuk organik dan teknik
pengelolaan tanaman yang mengurangi risiko erosi tanah dan aliran
limbah ke sungai.

2. Pelatihan Petani: Memberikan pelatihan kepada petani untuk


mengadopsi metode pertanian yang ramah lingkungan dan
meminimalkan penggunaan pestisida yang berbahaya.

 Revegetasi dan Restorasi Ekosistem:

1. Pemulihan Lahan Basah: Melakukan program revegetasi dan


restorasi ekosistem, terutama di sekitar wilayah cekungan Sungai
Citarum, untuk memperkuat daya dukung ekosistem terhadap
pencemaran.

2. Pengendalian Erosi: Menerapkan strategi pengendalian erosi, seperti


penanaman vegetasi penahan tanah, untuk mengurangi aliran
sedimen ke sungai.

 Penguatan Pengelolaan Sampah:


1. Daur Ulang: Meningkatkan sistem daur ulang sampah untuk
mengurangi jumlah sampah plastik dan bahan berbahaya yang
mencemari Sungai Citarum.

2. Pendidikan Masyarakat: Melakukan kampanye edukasi untuk


meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pengelolaan sampah
yang benar dan konsekuensinya terhadap sungai.
Solusi ini memerlukan kerja sama aktif antara pemerintah, masyarakat,
dan sektor swasta untuk mencapai keberlanjutan dalam pengelolaan Sungai
Citarum dan melibatkan perubahan praktek-praktek yang merugikan
lingkungan secara kolektif.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sungai merupakan aspek penting dalam kehidupan manusia, karena
sungai adalah pengalir utama air kesetiap daerah, semua hal yang berkaitan
kebutuhan manusia ada di dalamsungai seperti kebutuhan air untuk mandi,
mencuci pakaian, dll. Kualitas sungai menentukan kualitas air yang kita dapat,
jika sungai baik maka air nya pun baik, tetapi jika sungai buruk (tercemar)
maka air pun buruk. Sungai dapat tercemar oleh bahan-bahan pencemar
seperti pencemar bahan buangan organik, bahan buangan an-organik, bahan
buangan kimia.

3.2 Saran
1. Untuk menjaga kualitas sungai maka kita selaku makhluk yang sangat
rentan melakukan pencemaran terhadap air maka kita harus sadar akan
lingkungan, artinya bahwa kitalah yang menjaga lingkungan ini agar
tetap baik. Mari bersama kita jaga lingkungan ini agar tetap dapat kita
nikmati dan demi anak cucu kita di hari kemudian.
2. Pemerintah harus lebih tegas dalam membuat keputusan dalam
penanggulangan sungai di Indonesia terutama di sungai Citarum.
Karena peran pemerintah sangat berperan dalam menyelesaikan masalah
pencemaran yang telah terjadi.
Daftar Pustaka

Balai Besar Wilayah Sungai Citarum. 2011. Citarum River Basin Status Map,
www.citanum.org

BILH Provinsi Jawa Barat. 2010. Original Title: Status Lingkungan Hidup
Daerah. Translated Regional Environmental Status Sections Industrial
Activitas With Water Contamination Possibility.

Pemerintah Perkuat Pelaksanaan Program PPK DAS Citarum


https://citarumharum.jabarprov.go.id/pemerintah-perkuat-pelaksanaan-
program-ppk-das-citarum/

PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR WILAYAH SUNGAI CITARUM


TAHUN 2014 https://sda.pu.go.id/assets/files/2014_Pola%20PSDA
%20Citarum.pdf

Sungai Citarum, Predikat Sungai Tercemar di Dunia. Bagaimana Solusinya?


https://konservasidas.fkt.ugm.ac.id/2020/06/20/sungai-citarum-predikat-
sungai-tercemar-di-dunia-bagaimana-solusinya/

Anda mungkin juga menyukai