Anda di halaman 1dari 15

DAMPAK PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU)

TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT DI DESA BUNTON KECAMATAN


ADIPALA KABUPATEN CILACAP

MAKALAH

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Individual Mata Kuliah Sosial Budaya Dasar

Disusun oleh :

Brian Rizki R. 7011210130 Kelas F

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS GALUH

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Esa karena telah memberikan
kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya
lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Dampak Pembangunan Pembangkit
Listrik Tenaga Uap (PLTU) Terhadap Kehidupan Masyarakat Di Desa Bunton Kecamatan
Adipala Kabupaten Cilacap”. Makalah tersebut disusun guna memenuhi tugas individual
pada mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar di Universitas Galuh Ciamis. Selain itu, penulis
juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada bapak Drs. Idan Setiari,
M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar. Tugas yang telah
diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni
penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu
proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Yang menyatakan
Ttd.
Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1. Latar Belakang................................................................................................................1
1.2. Masalah Penelitian..........................................................................................................2
1.3. Tujuan Penelitian............................................................................................................2
1.4. Metode Penelitian............................................................................................................2
1.5. Manfaat Penelitian..........................................................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI....................................................................................................4
2.1 Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Desa Bunton......................4
2.2 Gambaran Umum Desa Bunton......................................................................................5
BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN.............................................................................7
3.1. Hasil Analisis..................................................................................................................7
3.1.1. Dampak Positif........................................................................................................7
3.1.2. Dampak Negatif.......................................................................................................8
3.2. Pembahasan.....................................................................................................................9
.BAB IV PENUTUP................................................................................................................10
4.1. Kesimpulan...................................................................................................................10
4.2. Saran..............................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Proses pembangunan suatu negara pada dasarnya bertujuan untuk mencapai
kesejahteraan hidup masyarakat. Salah satu cara yang dilakukan oleh pemerintah
adalah dengan memeratakan pembangunan. Pembangunan bertujuan untuk
menaikkan tingkat hidup dan kesejahteraan rakyat. Dapat pula dikatakan
pembangunan bertujuan untuk menaikkan mutu hidup rakyat. Karena mutu hidup
dapat dikatakan sebagai derajat terpenuhinya kebutuhan dasar, pembangunan dapat
diartikan sebagai usaha untuk memenuhi kebutuhan dasar rakyat dengan lebih baik
(Soemarwoto, 2004).
Sebagai negara yang sedang memeratakan pembangunan, Indonesia berusaha
mengembangkan industri di setiap wilayah nusantara. Berkembangnya sektor-sektor
industri itu nanti diharapkan akan menyebabkan meluasnya peluang kerja pada tiap
daerah sehingga akan meningkatkan pendapatan dan permintaan masyarakat (daya
beli). Selain itu pembangunan juga dapat meningkatkan kualitas sumber daya
manusia dengan kemampuannya memanfaatkan sumberdaya secara optimal. Hal ini
berarti bahwa pembangunan dianggap pula sebagai usaha untuk meningkatkan
produktivitas tenaga manusia disertai usaha untuk meluaskan ruang lingkup kegiatan
manusia. Salah satu contohnya adalah pembangunan yang terdapat di Kabupaten
Cilacap.
Kabupaten Cilacap merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah
yang beribukota di Cilacap. Cilacap merupakan salah satu dari tiga kawasan industri
utama di Jawa Tengah (setelah Semarang dan Surakarta). Dewasa ini, pembangunan
yang terjadi di Kabupaten Cilacap lebih mengoptimalkan pada industri energi, yakni
berupa pembangunan dan pengembangan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).
Berdasarkan keputusan Presiden Republik Indonesia No. 71 Tahun 2006 mengenai
penugasan kepada PT. PLN (Persero) untuk melakukan percepatan pembangunan
pembangkit tenaga listrik yang menggunakan batubara, maka PT. PLN (Persero)
membangun satu unit pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berbahan bakar
batubara.

1
Pembangunan dalam bidang sumber daya energi ini berada di Kecamatan
Adipala. Pembangunan pembangkit listrik tenaga uap di Kecamatan Adipala
memiliki daya yang lebih besar dibandingkan dengan pembangkit listrik di
Kecamatan Kesugihan yakni sebesar 660 Mw. Pembangunan pembangkit listrik
tenaga uap (PLTU) ini bertujuan untuk menambah suplai dan meningkatkan
kualitas, kuantitas, dan keandalan tenaga listrik di sistem Jawa, Madura, dan Bali.
Pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di Kecamatan Adipala,
lebih tepatnya berada di Desa Bunton. Desa Bunton merupakan salah satu desa yang
berada di kawasan pesisir Kecamatan Adipala. Mayoritas masyarakatnya bekerja
sebagai petani dan buruh tani, pedagang, dan nelayan. Masyarakat nelayan di Desa
Bunton tergolong ke dalam masyarakat nelayan tradisional karena dalam proses
penangkapan ikan masih menggunakan perlengkapan sederhana seperti perahu, tali
atau tambang, dan jala atau jaring. Masuknya proyek pembangunan besar seperti
pembangkit listrik tenaga uap di Desa Bunton memengaruhi kehidupan masyarakat,
baik secara langsung maupun tidak langsung.
1.2. Masalah Penelitian
Berdasarkan landasan diatas, kami dapat mengidentifikasi rumusan masalah
yang tercipta, yaitu “Bagaimana dampak pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga
Uap (PLTU) terhadap kehidupan masyarakat di Desa Bunton Kecamatan Adipala
Kabupaten Cilacap?
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk dapat mengetahui dampak
pembangunan Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) terhadap
kehidupan masyarakat di Desa Bunton Kecamatan Adipala Kabupaten Cilacap.
1.4. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu
metode penelitian yang dilakukan untuk mengetahui gambaran, keadaan, suatu hal
dengan cara mendeskripsikannya sedetail mungkin berdasarkan fakta yang ada.
1.5. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi sebagai sarana penambah
wawasan, ilmu pengetahuan sekaligus dasar dalam pembelajaran ilmu sosial
budaya dasar.
b. Manfaat Praktis

2
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan deskripsi informasi mengenai
dampak yang dihasilkan akibat pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap
(PLTU) terhadap kehidupan masyarakat di Desa Bunton Kecamatan Adipala
Kabupaten Cilacap.

3
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Desa Bunton


Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) adalah Pembangkit listrik tenaga
uap, atau pembangkit yang mengandalkan energi kinetik dari uap untuk
menghasilkan energi listrik. Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang
dimaksudkan disini adalah proyek pembangunan yang sedang dilaksanakan di Desa
Bunton Kecamatan Adipala Kabupaten Cilacap.
Pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di Desa Bunton
Kecamatan Adipala Kabupaten Cilacap dimulai sejak tahun 2006. Pembangunan
pembangkit listrik ini berlokasi di pesisir pantai selatan, bersebelahan persis dengan
Dusun Bogemanjir. Pembangunan pembangkit listrik tenaga uap ini memiliki
kapasitas 1 x 660 MW. Pembangunan pembangkit listrik tenaga uap ini ditugaskan
oleh PLN sebagai asset owner, dan menugaskan PT Indonesia Power sebagai Asset
Operator PLTU Adipala 660 MW, untuk melakukan supporting atau pendampingan
selama proyek berlangsung. Pembangunan proyek pembangkit listrik tenaga uap di
Desa Bunton ini dimulai dengan sosialisasi terlebih dahulu kepada masyarakat
sekitar terutama dengan masyarakat yang dilalui oleh proyek pembangunan, yaitu
masyarakat Desa Bunton, masyarakat Desa Penggalang, dan masyarakat Desa
Wlahar.
Setelah sosialisasi dilakukan kepada masyarakat sekitar, pembangunan
selanjutnya adalah membuat tapak proyek atau pondasi proyek pembangunan.
Pembangunan tapak proyek yang letaknya 15 km sebelah timur laut dari pusat
pemerintahan Kota Cilacap. Lokasi pembangunan pembangkit listrik ini berjarak
sekitar 2,5 km dari muara sungai Serayu ke arah timur. Pembangunan lokasi tapak
proyek ini berada di pesisir pantai dan juga berada di laut. Pembangunan bagian
tapak yang berada di laut ini bertujuan untuk mempermudah transportasi kapal
pengangkut batubara, karena proses pembakaran akan menggunakan batubara
berkualitas rendah. Pemanfaatan batubara jenis ini merupakan kebijakan yang dibuat
oleh pemerintah karena jumlahnya yang sangat melimpah di tanah air. Selain itu,
pemilihan bahan bakar ini juga untuk mengurangi penggunaan bahan bakar minyak
yang biaya produksinya lebih mahal. Jadi selain pembangkit ini bisa mendukung

4
suplai kelistrikan Jawa Madura Bali, akan tetapi juga lebih efisien dibandingkan
pembangkit berbahan bakar minyak.
Proyek pembangunan pembangkit listrik tenaga uap Adipala menempati lahan
seluas kurang lebih 50 Ha, yang terdiri dari 25 Ha lahan milik penduduk dan 25 Ha
lahan milik TNI AD. Adapun batas-batas lahan yang digunakan dalam
pembangunan proyek ini adalah sebagai berikut :
1. Di sebelah utara berbatasan langsung dengan Kali Bunton dan persawahan
milik penduduk
2. Di sebelah selatan berbatasan langsung dengan perairan laut Samudera
Indonesia
3. Di sebelah timur berbatasan dengan pengolahan pasir besi milik PT Pasir
Besi Indonesia (PBI)
4. Di sebelah barat bersebelahan langsung dengan pemukiman penduduk,
yaitu Dusun Bogemanjir
2.2 Gambaran Umum Desa Bunton
Desa Bunton merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Adipala
Kabupaten Cilacap. Desa Bunton terletak di pesisir pantai selatan. Desa Bunton
berbatasan langsung dengan Desa Adipala pada sisi utara, kemudian di sebelah
selatan berbatasan langsung dengan Samudera Indonesia, pada sisi timur berbatasan
dengan Desa Karangnyar dan pada sisi barat berbatasan dengan Desa Wlahar. Desa
Bunton memiliki wilayah seluas 787.75 ha, yang terdiri dari wilayah pemukiman,
wilayah persawahan, wilayah ladang, wilayah pemakaman, perkantoran, serta
wilayah sarana dan prasarana umum lainnya. Luas wilayah pemukiman tersebar dari
ujung timur sampai ujung barat, akan tetapi pemukiman masyarakat dikelilingi dan
dipisahkan oleh area persawahan. Jumlah penduduk di Desa Bunton sampai dengan
Bulan Maret 2015 sebanyak 6370 jiwa. Jumlah ini terbagi berdasarkan pada jumlah
penduduk laki-laki dan jumlah penduduk perempuan. Jumlah penduduk laki-laki itu
sendiri sebanyak 3239 jiwa dan jumlah perempuan sebanyak 3131 jiwa. Sedangkan
jumlah kepala keluarga sebanyak 1625 Kepala Keluarga (KK).
Desa Bunton memiliki lembaga pemerintahan yang lengkap, terbukti dengan
adanya Kepala Desa beserta staf jajarannya. Pemerintahan desa yang lengkap akan
membantu dalam melayani permasalahan atau keperluan warga masyarakat. Selain
lembaga pemerintahan desa, terdapat pula sarana dan prasarana penunjang lainnya.
Sarana dan prasarana yang terdapat di Desa Bunton bermacam-macam, mulai dari

5
sarana dan prasarana dalam bidang pendidikan, sarana dan prasarana dalam bidang
kesehatan, sarana dan prasarana dalam bidang keamanan, dan sarana prasarana
penunjang lainnya.
Keadaan sosial ekonomi masyarakat Desa Bunton dapat dilihat dari jenis mata
pencaharian penduduk. Penduduk Desa Bunton sebagian besar bekerja sebagai petani.
Hal ini terlihat dari banyaknya penduduk yang bermata pencaharian sebagai petani
pemilik dan petani buruh. Disamping sebagai petani, profesi masyarakat Desa Bunton
juga bervariasi seperti : nelayan, pengusaha, buruh harian lepas, karyawan swasta,
peternak dan sebagainya.

6
BAB III
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil Analisis


Pembangunan tidak hanya menghasilkan manfaat akan tetapi juga membawa
dampak-dampak atau resiko terhadap lingkungan sekitarnya. Pembangunan yang
besar akan membawa manfaat yang besar, begitupun dengan dampak yang akan
dihasilkannya. Dampak-dampak yang dihasilkan dari suatu pembangunan akan
sangat dirasakan oleh masyarakat yang wilayah tempat tinggalnya berdekatan
dengan wilayah pembangunan tersebut. Pada dasarnya pelaksanaan pembangunan
selalu bersifat dilema. Pembangunan yang bersifat dilema yang dimaksudkan disini
adalah dalam pembangunan selalu yang dilihat adalah manfaatnya terlebih dahulu
dan lebih mengentengkan resikonya
3.1.1. Dampak Positif
Adapun dampak positif akibat adanya pembangunan adalah sebagai
berikut ini antara lain berkurangnya pengangguran, menambah pendapatan
masyarakat, dan mempermudah akses masyarakat. Berkurangnya
pengangguran dikarenakan dengan adanya pembangunan proyek tersebut
membuka peluang pekerjaan bagi masyarakat. Menambah pendapatan
masyarakat yang dimaksud adaah dengan adaya proyek pembangunan PLTU
ini membuka peluang usaha baru bagi masyarakat. Bagi mereka yang
membuka usaha kecil-kecilan seperti warung kopi dan makan di sepanjang
akses menuju proyek pembangunan megaproyek tersebut adalah berkah
tersendiri dengan adanya pembanguan proyek ini.
Pembangunan pembangkit listrik tenaga uap memberikan kesempatan
kepada warga masyarakat yang berada dekat dengan pembangunan tersebut.
Seperti kepada pemilik warung-warung makan yang berada disekitar
pembangunan. Oleh karena itu, struktur sosial yang ada dalam masyarakat
khususnya bagi mereka para pemilik warung makan tidak sengaja diciptakan
melalui pembangunan yang nyata.
Berkembangnya usaha jasa sewa tempat tinggal. Pembangunan
pembangkit listrik tenaga uap membuka kesempatan bagi masyarakat untuk
menyewakan tempat tinggal bagi mereka para pekerja dalam pembangunan

7
proyek ini. Pekerja yang menyewa tempat tinggal adalah mereka pekerja yang
berasal dari luar daerah dan juga mereka orang-orang china yang bekerja
dalam proyek tersebut. Dahulu pada saat awal mula pembangunan banyak
sekali orang atau pekerja yang mencari kos atau sewa rumah yang berada
dekat dengan pembanguan PLTU ini. Namun sekarang ini, para pekerja lebih
memilih untuk menyewa rumah masyarakat sekitar daripada mencari kos-
kosan.
Dampak positif lainnya yang dirasakan oleh masyarakat adalah
kemudahan dalam akses pembangunan infrastruktur berupa jalan dan
penerangan. Tersedianya akses jalan bagi pembangunan proyek ini
mempermudah akses masyarakat dalam kehidupan mereka. Selain karena jalan
ini sudah diperbaiki dan menjadi nayaman digunakan akses jalan proyek ini
juga boleh digunakan oleh masyarakat sekitar, bukan hanya oleh pengguna
proyek pembangunan pembangkit listrik tenaga uap saja. Dengan adanya
pembangunan proyek ini, jalan yang rusak juga diperbarui akibat pernah
dilalui oleh kendaraan pengangkut material pembangunan tersebut.
3.1.2. Dampak Negatif
Dengan adanya pembangunan pembangkit listrik tenaga uap yang
berada di daerah pesisir berpengaruh kepada kehidupan masyarakat nelayan.
Pembangunan yang memakan sebagian wilayah laut ini memengaruhi daerah
jangkauan tangkapan ikan. Tergesernya wilayah tangkapan ikan yang
dimaksudkan disini adalah dengan adanya pembangunan proyek pembangkit
listrik tenaga uap yang memanfaatkan jalur laut sebagai akses pengiriman
bahan bakar PLTU. Lalu lintas yang ramai di peraiaran menyebabkan ikan-
ikan yang kemudian memilih menjauh dari wilayah pembangunan proyek. Hal
ini menjadikan wilayah tangkap dan jangkauan yang semakin jauh dan
semakin memakan waktu yang lama bagi para nelayan. Semakin bergesernya
daerah tangkapan juga akan memakan waktu yang lebih lama dalam
pencariannya. Lebih lamanya pencarian ikan akan berdampak kepada
pendapatan yang dihasilkan.
Dari sisi sosial, masyarakat saat ini lebih bersifat individualis, hal ini
dikarenakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari mereka harus
bersaing demi menyambung hidup mereka. Persaingan yang mereka rasakan
saat ini meliputi persaingan dalam hal pekerjaan dan pendapatan. Ketika

8
mereka sedang menganggur dan tidak melaut, mereka akan berlomba-lomba
mendapatkan pekerjaan sampingan. Selain itu, masyarakat yang tempat
tinggalnya tidak terlalu dekat dengan proyek pembangunan pasti tidak dapat
merasakan adanya dampak polusi suara yang dihasilkan ketika percobaan
pembakaran batubara sedang dilakukan dan juga tidak dapat merasakan polusi
udara yang dihasilkan akibat pembakaran tersebut.
Limbah proyek PLTU merupakan salah satu penyebab perekonomian
masyarakat menurun. Hal ini dikarenakan limbah yang dihasilkan dari
aktivitas proyek memiliki kandungan atau zat yang berbahaya bagi
keberlangsungan pertumbuhan ekosistem laut, seperti molekul hidrokarbon
yang dapat menurunkan kualitas udang dan ikan di laut. Dalam waktu yang
cukup lama jika limbah ini terus mengalir ke laut terumbu karang dan
ekosistem laut lainnya akan rusak
3.2. Pembahasan
Pembangunan PLTU tentunya tidak terlepas dari perizinan oleh pemerintah
atau pejabat desa setempat. Namun selain itu keikutsertaan masyarakat atau
perwakilan masyarakat dalam hal perizinan tentunya menjadi hal yang penting,
pasalnya yang akan merasakan pengaruh dari pembangunan PLTU tentunya
masyarakat sekitar, apalagi masyarakat yang mata pencahariannya akan ikut
terpengaruh dengan limbah proyek.
Pemerintah adalah salah satu unsur paling penting dalam kehidupan
bermasyarakat karena dalam masyarakat diperlukan adanya otoritas tersendiri untuk
bisa mengatur. Namun meskipun demikian sebagai pemerintah perlu
mempertimbangkan pendapat masyarakat setempat sebelum memberikan izin terkait
dampak yang akan ikut dirasakan oleh warga yang tentunya akan berpengaruh pada
kesejahteraan masyarakat desa.
Pengelola pembangkit listrik tenaga uap untuk dapat menjalin komunikasi
lebih baik lagi dengan masyarakat sehingga pengelola PLTU dengan masyarakat bisa
lebih kooperatif. Hal tersebut bisa dilakukan melalui sosialisasi, musyawarah dengan
masyarakat dan mengadakan acara kerja bakti ataupun bakti sosial. Kemudian pihak
pengelola PLTU lebih berusaha mendengarkan aspirasi nelayan dan juga tidak
menjaga jarak demi terciptanya situasi kondisi yang lebih harmonis

9
.BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan penulisan diatas, dapat disimpulkan bahwa keberadaan PLTU di
Desa Bunton Kecamatan Adipala Kabupaten Cilacap memberikan dampak positif
dan dampak negatif. Adapun dampak positif yang berupa berkurangnya
pengangguran, menambah pendapatan masyarakat, serta mempermudah akses
masyarakat. Sedangkan dampak negatif yang dihasilkan akibat adanya pembangunan
pembangkit listrik tenaga uap terhadap kehidupan masyarakat yakni menurunnya
pendapatan masyarakat yang bermata pencaharian sebagai nelayan,perubahan sikap
masyarkat yang lebih individualis, polusi udara dan suara serta limbah yang merusak
ekosistem sekitar PLTU.
4.2. Saran
Berdasarkan penulisan diatas, adapun saran dari penulis yaitu :
a. Pihak Pengelola PLTU lebih memperhatikan lagi keadaan dan kondisi sekitar,
untuk mengurangi kerusakan yang ada dengan meninjau kembali AMDAL dari
PLTU. Kemudian pohak pengelola sebisa mungkin lebih aktif dalam melakukan
kegiatan dengar pendapat dengan warga sekitar agar aspirasi dan keluhan mereka
agar kondisi lebih harmonis lagi.
b. Untuk pihak pemerintah desa ataupun tokoh masyarakat, agar lebih berperan
sebagai pihak yang netral guna memediasi hubungan antara pengelola
Pembangkit Listrik Tenga Uap (PLTU) dengan masyarakat.

10
DAFTAR PUSTAKA

Muttar, M., Hamzah, D. R., Syam, M. I., Alamsyah, A., & Utaminingsih,
N. (2021). Dampak Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga
Uap di Kabupaten Jeneponto. Vox Populi, 4(1), 48-56. Diunduh
dari https://sinta.kemdikbud.go.id/journals/detail?id=8176
pada 22 Mei 2022 pukul 11:23 WIB

Prakoso, B. A., Rostyaningsih, D., Sundarso, S., & Marom, A. (2016). Evaluasi Dampak
Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tanjung Jati B Di Desa
Tubanan Kecamatan Kembang Kabupaten Jepara. Journal of Public Policy and
Management Review, 5(2), 208-222.. Diunduh dari
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jppmr/article/view/108
98 pada 22 Mei 2022 pukul 13:43 WIB

Ruslina, Lisi. (2020). Dampak Keberadaan Proyek Pembangkit Listrik


Tenaga Uap (PLTU) Terhadap Kehidupan Sosial Budaya
Masyarakat Kelurahan Teluk Sepang Kota Bengkulu. Diakses
dari http://repo.umb.ac.id/items/show/1290 pada 22 Mei 2022
pukul 14.30 WIB

Soemarwoto, Otto. 2004. Ekologi, Lingkungan Hidup dan


Pembangunan.Jakarta : Djambatan

11
K ep ad a
Yt h . D rs .I d a n Set i a ri , M.P d.
B ol en gl an g No .0 4 RT 02 R W 0 5
K el . K e rt as ar i , K e c. C i a m i s , K ab . Ci am i s
N om o r T el ep on G en gg am + 6 28 52 22 60 55 58

Dikirim Oleh :
Nama : Brian Rizki Rahadyan
NIM/Kelas/ Program Studi : 7011210130/F/Teknik Sipil
Nomor Telepon Genggam : +6282226089469

12

Anda mungkin juga menyukai