Desa : Sokoduwet
Kecamatan : Pekalongan Selatan
Kabupaten : Kota Pekalongan
Oleh
Nila Kumala Sari A14160038
Tiaranisa Amalia A24160054
Rahmadansah A44160007
Fachriani Dwi Ananda A44160032
Aries Kurniawan F34160031
Putri Celia Khusnunnisa H24160124
Ramdhan Aziz Al Batistuta I34160111
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Tujuan ................................................................................................................. 2
ii
PENDAHULUAN
1
Pelaksanaa Kuliah kerja nyata tematik ini diharapkan mampu untuk
memecahkan permasalahan yang berada di Kelurahan Sokoduwet, Kota Pekalongan,
Jawa Tengah melalui pengembangan potensi wilayh dan sumberdaya lokal.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dalam kegiatan ini adalah:
1. Memahami permasalahan yang ada di masyarakat dan penanganan
permasalahan tersebut
2. Wadah untuk mengimplementasikan riset dar peneliti IPB ke masyarakat
3. Mengembangan kemampuan mahasiswa dalam kerjasama, kemitraan dan
softskill sehingga mampu merencanakan, mengdentfikasi dan merealisasikan
suatu program di masyarakat
4. Memenuhi Tridarma perguruan tinggi yang keempat yaitu pengabdian
masyarakat.
2
RENCANA PROGRAM KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
3
b. Wawancara masyarakat
c. Wawancara kelompok petani
d. Identifikasi dampak baik maupun buruk
3. Kawasan Kampung Tahu (KKT)
Deskripsi : Kawasan Kampung Tahu (KKT) merupakan kegiatan desain
wilayah di Kelurahan Sokoduwet menjadi Kawasan Kampung Tahu agar
Kelurahan Sokoduwet lebih dikenal oleh masyarakat luar yang melintasi
kawasan tersebut sehingga diharapkan dapat berdampak bagi perluasan
jangkauan daerah pemasaran industri tahu, dan meningkatkan citra produk
tahu Kelurahan Sekoduwet.
Tujuan : Menjadikan Kelurahan Sokoduwet sebagai kawasan produksi tahu
yang lebih dikenal dan menjadi salah satu pusat oleh-oleh produk tahu Kota
Pekalongan serta diharapkan dapat meningkatkan perekonomian warga
Sokoduwet.
Metode :
a. Permohonan izin kepada pihak kelurahan terkait ide pengembangan
kawasan industri tahu.
b. Mengidentifikasi kawasan di Kelurahan tersebut yang dapat dijadikan
KKT.
c. Pembuatan desain kawasan kampung tahu.
Sasaran : Sasaran dalam program ini yaitu industri rumah tangga yang
memproduksi tahu.
4
imunisasi, , dan senam ibu hamil yang dilakukan oleh petugas posyandu di
Kelurahan Sokoduwet.
Tujuan : kegiatan ini bertujuan menerapkan hidup sehat dan memberi
bantuan sumberdaya manusia dalam pelaksanaan kegiatan masyarakat.
Sasaran : masyarakat, pelajar, dan pegawai.
Metode :
a. Menghubungi pihak sekolah dasar dan posyandu, terkait kegiatan yang
akan dilaksanakan.
b. Mengunjungi sekolah dasar dan posyandu yang bersangkutan.
c. Membantu penyebaran informasi terkait kegiatan rutin posyandu yang
akan dilaksanakan kepada masyarakat Kelurahan Sokoduwet
d. Pelaksanaan kegiatan.
5
3. Pengolahan Produk Industri Tahu
Deskripsi : Industri tahu merupakan salah satu industri rumah tangga yang
banyak dikelola oleh warga di Kelurahan Sokoduwet untuk dijadikan
sumber pendapatan. Namun, produksi tahu tersebut belum banyak memiliki
inovasi pengembangan dalam pengolahannya, sehingga kegiatan ini
merupakan kegiatan yang membantu warga Sokoduwet dalam melakukan
inovasi pengolahan tahu yang diharapkan dapat dikembangkan menjadi
produk makanan khas Kota Pekalongan.
Tujuan : Memotivasi warga untuk mengembangkan kreativitas dalam
memanfaatkan tahu sebagai produk yang menjanjikan melalui inovasi
dalam pengolahannya.
Metode :
a. Mengunjungi industri rumah tangga yang memproduksi tahu
b. Ikut serta dalam proses pembuatan tahu
c. Mengkreasikan baik bentuk maupun rasa yang dapat menjadi kekhasan
olahan tahu tersebut.
Sasaran : Sasaran dalam program ini yaitu industri rumah tangga yang
memproduksi tahu.
6
b. Dokumentasi kegiatan dan potensi wilayah yang ada di Kelurahan
Sokoduwet
c. Analisis dan penyajian profil dengan bantuan perangkat komputer.
d. Publikasi profil yang telah dibuat.
Sasaran : masyarakat indonesia
7
RENCANA STUDI LAPANG YANG REKOMENDASIKAN
PROGRAM YANG DAPAT DIIMPLEMENTASIKAN DI DESA
3.1 Judul:
Pemetaan Potensi Industri Batik dan Kendala Pencemaran Limbah Batik di Kota
Pekalongan berbasis teknologi 4.0 menggunakan aplikasi smartphone Locus Map
Dalam rangka mengatasi permasalahan limbah dari industry batik, diperlukan informasi
dasar mengenai dimana lokasi persebaran industry batik baik dalam skala home industry
hingga perusahaan besar. Selain itu dimana lokasi titik pencemaran batik juga perlu untuk
didata. Data dasar lainnya yang perlu diidentifikasi adalah infrastruktur fisik yang
mendukung sistem pembuangan atau treatment dari limbah batik seperti kolam
penampungan, filter dan saluran drainase.
Berbagai macam cara dalam memetakan infrastruktur dalam suatu wilayah. Salah satunya
adalah menggunakan GPS. Namun demikian, penggunaan GPS memerlukan cost yang
sangat tinggi. Dalam revolusiindustri 4.0 saat ini, fungsi GPS dapat digantikan oleh
aplikasi bebasis GPS di smartphone, seperti My Track, Locus Map, Google Map dan lain
sebagainya. Oleh sebab itu digunakan cara yang lebih praktis yakni menggunakan
aplikasi berbasis GPS di smartphone, seperti aplikasi Locus Map. Dengan aplikasi ini,
data yang diambil di lapangan dapat langsung ditransfer ke pengumpul data dalam hal ini
peneliti agar bisa diolah lebih lanjut menjadi peta tematik. Mengingat Locus map ini bisa
dilaksanakan dengan menggunakan smartphone yang umum, peneliti dalam hal ini dosen
8
pembimbing mengajak mahasiswa sebagai surveyor untuk bersama-sama menelusuri data
di lapangan, memasukkan data, mengolah data dan menampilkan data ke dalam peta
tematik yang nantinya akan berguna dalam perencanaan kawasan untuk mengatasi limbah
batik di Kota Pekalongan.
Tujuan
Menginventarisasi dan menganalisis Potensi dan Kendala terkait Industri Batik di Kota
Pekalongan
Manfaat
Hasil peta tematik potensi dan kendala terkait industri batik Pekalongan ini dangat
berguna dalam penyusunan Rencana Jangka Pendek maupun Rencana Jangka Panjang
dari Kota Pekalongan.
Luaran
Luaran dari pengabdian masyarakat ini adalah Peta tematik dari setiap tema potensi dan
tema kendala maupun dari tema setiap aspek yang diperoleh dari kegiatan observasi yang
dilaksanakan mahasiswa bersama-sama masyarakat. Selain itu proses pembuatan peta ini
beserta hasilnya akan ditulis dalam Jurnal Pengabdian Masyarakat.
Pemanfaatan data spasial semakin meningkat setelah adanya teknologi pemetaan digital
dan pemanfaatannya pada Sistem Informasi Geografis (SIG). Format data spasial dapat
berupa vector (polygon, line, points) maupun raster. Salah satu syarat SIG adalah data
spasial, yang dapat diperoleh dari beberapa sumber antara lain :
1. Peta Analog. Peta analog adalah peta dalam bentuk cetak. Pada umumnya peta
analog dibuat dengan teknik kartografi, kemungkinan besar memiliki referensi
9
spasial seperti koordinat, skala, arah mata angin dan sebagainya. Dalam tahapan
SIG sebagai keperluan sumber data, peta analog dikonversi menjadi peta digital
dengan cara format raster diubah menjadi format vektor melalui proses dijitasi
sehingga dapat menunjukan koordinat sebenarnya di permukaan bumi.
2. Data dari Penginderaan Jauh (Remote Sensing). Data Penginderaan Jauh (antara
lain citra satelit, foto-udara dan sebagainya), merupakan sumber data yang
terpenting bagi SIG karena ketersediaanya secara berkala dan mencakup area
tertentu. Dengan adanya bermacam-macam satelit di ruang angkasa dengan
spesifikasinya masing-masing, dapat diperoleh berbagai jenis citra satelit untuk
beragam tujuan pemakaian. Data ini biasanya direpresentasikan dalam format
raster.
3. Data Hasil Pengukuran Lapangan. Data pengukuran lapangan yang dihasilkan
berdasarkan teknik perhitungan tersendiri, pada umumnya data ini merupakan
sumber data atribut contohnya: batas administrasi, batas kepemilikan lahan, batas
persil, batas hak pengusahaan hutan dan lain-lain. Adapun alat yang biasanya
digunakan adalah teodolit dan Total Station.
4. Data GPS (Global Positioning System). Teknologi GPS memberikan terobosan
penting dalam menyediakan data bagi SIG. Keakuratan pengukuran GPS semakin
tinggi dengan berkembangnya teknologi. Data ini biasanya direpresentasikan
dalam format vektor. Alat bantu yang digunakan adalah perangkat GPS. Namun
setelah berkembangnya teknologi smartphone, secara perlahan fungsi alat GPS
digantikan dengan smartphone dengan berbagai macam aplikasi, salah satunya
adalah Locus Map.
Locus Maps
Locus Map adalah aplikasi navigasi Android multi-fungsi yang menambahkan
kemampuan GPS online dan offline untuk perangkat Android. Aplikasi ini dirancang dan
digunakan untuk kegiatan di luar waktu luang seperti hiking, bersepeda, geocaching.
Selain itu aplikasi Locus Map ini juga digunakan oleh para profesional, mis. untuk
mengumpulkan data geospasial.
10
Aplikasi ini dikembangkan pada tahun 2009 oleh pengembang Ceko Jiří Mlavec, pendiri
perusahaan Software Asamm, yang berbasis di Praha, Republik Ceko. Pengembangan
Locus Map dilakukan bekerja sama dengan komunitas kontributor penggunanya. Aplikasi
ini diunduh dan dipasang di Android lebih dari 2.500.000 kali dan menerima
penghargaan di beberapa kompetisi dan polling aplikasi.
11
Dulu saat teknologi smartphone belum berkembang, kegiatan pemetaan di lapangan
memerlukan biaya yang tinggi dengan menggunakan citra satelit atau foto udara dan
dilegkapi dengan data lapang dari GPS yang berharga mahal. Saat ini, dengan
berkembangnya teknologi GPS dan foto udara yang telah tersedia secara online, kegiatan
pemetaan dapat lebih efisien dalam hal biaya. Saat ini semua orang termasuk mahasiswa
KKNT dan masyarakat telah memiliki smartphone. Oleh sebab itu, dalam KKNT ini,
kami mencoba menggerakan masyarakat bersama-sama mahasiswa dalam bimbingan
dosen pembimbing lapang untuk membuat peta potensi dan kendala industry batik
Pekalongan dengan pengumpulan data lapang menggunakan smartphone dan aplikasi
berbasis GPS. Diharapkan nantinya Peta tersebut dapat berguna dalam penyusunan
Perencanaan Kawasan Kota Pekalongan berbasis industry Batik.
12
Table 1. Nama Kecamatan dan Desa lokasi KKNT 2019 di Kota Pekalongan
No Kecamatan Desa
1 Pekalongan Timur Setono
Gamer
Kalibaros
2 Pekalongan Selatan Sokoduwet
Kuripan Kertoharjo
Kuripan Yosorejo
Personil
Dalam kegiatan abdimas ini, kami melibatkan 42 mahasiswa yang dikelompokkan dalam
6 Desa dan 2 kecamatan di atas.
Tahapan Pekerjaan
Tahapan pekerjaan terdiri dari persiapan, observasi dan record data, pengolahan data dan
pembuatan peta tematik, sebagaimana pada gamabr berikut ini (Gambar 3).
13
Metode:
Metode dari setiap tahapan pekerjaan adalah sebagai berikut (Table 2)
Table 2. Metode yang digunakan dalam Pemetaan Industri Batik dan Pencemaran
limbahnya
14
pembimbing menggunakan
email
Dosen pembimbing
menyatukan data tersebut di
Geosetter dan Google Earth
5 Pembuatan Peta, Peta Data dari Geosetter terdiri ArcGIS
disusun dari informasi dari data tracking GPX,
tracking, waypoint dan foto waypoint dan foto yang telah
di ArcGIS di-Geotagged. Selanjutnya
data di-export ke ArcGIS
untuk kemudian dibuat peta
Form Observasi
Nama Enumerator:………………………. NRP:……………………………….
Desa :………………………………
Kecamatan :……………………………
15
Jika waypoint yang Anda tandai adalah limbah, berapa kira-kira volume
limbah?..................
Catatan / deskripsi waypoint atau foto yang Saudara tandai:
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
Ttd
…………………………
Enumerator
16
RANCANGAN ANGGARAN BIAYA
Kegiatan 2. Survei terkait identifikasi dampak interchange jalan tol Desa Sokoduwet.
No. Nama Barang Unit Harga Satuan Jumlah
1 Print Kuisioner 30 buah Rp. 1.000 Rp. 30.000
2 Print Base map 7 buah RP. 2.000 Rp. 7.000
3 Transportasi 7 orang Rp. 15.000 Rp. 105.000
Total Rp. 149.000
Kegiatan 3. Permohonan izin pada pihak kelurahan Sokoduwet dan survei Kawasan
kampong tahu.
No. Nama Barang Unit Harga Satuan Jumlah
1 Print surat izin 5 lembar Rp. 1.000 Rp. 5.000
2 Amplop surat (Map) 3 buah Rp. 3.000 Rp. 9.000
Total Rp. 14.000
17
5 Kuas 7 buah Rp. 4.000 Rp. 28.000
Total Rp. 303.000
Kegiatan 5. Mendatangi industry tahu dan ikut dalam proses pengolahan limbah tahu.
No. Nama Barang Unit Harga Satuan Jumlah
Cairan Aktivator
1 (EM4) 1 Botol Rp. 32.000 Rp. 32.000
2 Tong 200 L 1 Buah Rp. 150.000 Rp. 150.000
3 Gula merah 2 kg Rp. 8.000 Rp. 16.000
Total Rp. 198.000
18