Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA

HUBUNGAN WADUK GAJAH MUNGKUR DENGAN


KEHIDUPAN MASYARAKAT BERDASARKAN
IDEOLOGI PANCASILA

Diajukan Sebagai Tugas Mata Kuliah Pancasila


Dosen Pengampu: Prof. Drs. Pranoto, M.Sc

Disusun oleh:

Koordinator : Aisyah Rizkya Ramadhiani (M0322008)


Sekretaris : Zahra Putri Malika (M0322094)
Moderator : Fahrul Zikri (M0322036)
Anggota : 1. M. Nursyam Maulana (M0322066)
2. Citra Liswari (M0322022)
3. Ika Rahayu Suciningrum (M0322052)
4. Riyana Noviandari (M0322080)

PROGRAM STUDI KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2023
PRAKATA

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat,
taufik, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini,
semoga makalah ini dapat dipergunakan dengan baik dalam pembelajaran Pancasila yang
berjudul “Hubungan Waduk Gajah Mungkur dengan Kehidupan Masyarakat Berdasarkan
Ideologi Pancasila”.
Tujuan dari penulisan makalah ini ialah untuk memenuhi tugas dari bapak dosen
Prof. Pranoto pada mata kuliah Pancasila. Dalam penulisan makalah ini penulis masih
terdapat kekurangan baik dalam teknis penulisan maupun materi.
Dalam Penulisan makalah ini penulis juga mengucapkan terima kasih sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan, saran, dan kritik
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.

Surakarta, 14 Juni 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

PRAKATA ................................................................................................................. 2

DAFTAR ISI .............................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 4

A. Latar Belakang ............................................................................................... 4

B. Rumusan Masalah.......................................................................................... 5

C. Tujuan ............................................................................................................. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 6

A. Waduk Gajah Mungkur ................................................................................ 6

B. Prinsip Ideologi Pancasila ............................................................................. 7

BAB III METODOLOGI ......................................................................................... 9

A. Metode Pengumpulan Data ........................................................................... 9

B. Metode Analisis Data ..................................................................................... 9

BAB IV PEMBAHASAN........................................................................................ 10

A. Keadaan Wawasan Nusantara Di Indonesia ............................................. 10

B. Dampak Pembangunan Waduk Gajah Mungkur Terhadap

Masyarakat .......................................................................................................... 11

C. Korelasi Antara Ideologi Pancasila Dengan Waduk GajahMungkur .... 16

BAB V PENUTUP ................................................................................................... 18

A. Kesimpulan ................................................................................................... 18

B. Saran ............................................................................................................. 19

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 20

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

NKRI merupakan negara dengan keanekaragaman tumbuhan dengan


pekerjaan bertani mencapai 40% (Ayun dkk.,2020). Negara Agraris tentu
memerlukan pengairan yang optimal agar tumbuhan bisa tumbuh. Waduk
gajah mungkur Waduk Gajah Mungkur memiliki lahan pertanian dan
perkebunan, pemukiman, di samping itu terdapat pembudidayaan ikan pada
keramba jaring apung berkembang secara cepat, sehingga memberikan efek
pada waduk (Utomo Dkk., 2011). Selain itu, waduk gajah Mungkur juga
berperan dalam sistem pengairan untuk tumbuhan, sehingga dapat tumbuh.

Pembangunan Waduk Gajah Mungkur tentu bukan tanpa alasan, saat


kemarau muncul, sistem perairan di Wonogiri di klaim belum cukup untuk
memenuhi sumber daya air yang ada, sehingga waduk gajah Mungkur
dibangun. Tujuan lainnya tentu untuk meningkatkan sumber daya alam
sekitarnya, meninjau data dari (Ayun Dkk., 2020), bahwa Pekerjaan petani
di Indonesia mencapai 40%, sehingga dapat meningkatkan produktivitas
masyarakat untuk bekerja. Tujuan lainnya adalah mengendalikan debit air
Bengawan solo saat musim hujan. Pada pertengahan dekade 1970-an, sungai
Bengawan solo selalu menguap, sehingga waduk ini dibangun untuk
mengendalikannya.

Akan tetapi, pembangunan ini terdapat beberapa kontra, dapat dilihat


waduk gajah Mungkur memiliki luas tanah sebesar 7.360 Hektar yang
artinya pemerintah harus menggantikan tanah penduduk. Pemerintah harus
memindahkan jalan raya, membebaskan tanah sebesar 10.156 Hektar dan
memindahkan 41.369 penduduk ke Sumatera, tentu dengan jaminan hidup
yang lebih baik.

4
Waduk gajah Mungkur dapat dikorelasikan dengan ideologi negara
Indonesia, ideologi negara berperan untuk memfasilitasi dan mengakomodir
kesejahteraan rakyatnya, hal ini sesuai dengan Pancasila sila ke-2.
Pembangunan waduk gajah Mungkur tentu diutamakan untuk kesejahteraan
rakyat, hal ini dapat dilihat dari tujuan waduk ini dibuat, yaitu pencegahan
banjir yang dapat mencapai 93.600 Hektar, akan tetapi debit air saat kemarau
tidak mencukupi, sehingga masyarakat tidak bisa tinggal dengan nyaman.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah berisi pertanyaan-pertanyaan penting yang terkait


dengan sub-bab yang akan dibahas pada BAB IV Hasil dan Pembahasan.
Rumusan masalah dituliskan dengan poin-poin sebagai berikut.
1. Bagaimana kondisi waduk gajah mungkur terkini?
2. Apa dampak pembangunan waduk gajah mungkur terhadap masyarakat?
3. Apa korelasi antara ideologi pancasila dengan waduk gajah mungkur?

C. Tujuan

Tujuan penulisan berisi pernyataan-pernyataan penting yang berisi


jawaban dari rumusan masalah. Tujuan penulisan dituliskan dengan poin-
poin sebagai berikut.
1. Mengetahui korelasi antara ideologi pancasila dengan waduk gajah
mungkur.
2. Mengetahui dampak pembangunan waduk gajah mungkur terhadap
masyarakat.
3. Mengetahui kondisi waduk gajah mungkur terkini.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Waduk Gajah Mungkur

Waduk Gajah Mungkur adalah sebuah waduk yang terletak di


Kecamatan Giriwoyo, Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah,
Indonesia. Pembangunan waduk ini dimulai pada tahun 1980 dan selesai
pada tahun 1987. Pembangunan Waduk Wonogiri pertama kali
direncanakan pada tahun 1964 sebagai salah satu proyek waduk serbaguna
yang bertujuan untuk mengendalikan banjir, penyediaan air untuk sarana
irigasi dan pembangkit listrik tenaga air di lembah sungai Bengawan Solo.

Banjir yang terjadi di Surakarta pada bulan Maret 1966 dengan debit
puncak di Jurug sebesar 1978 m³/ detik merupakan banjir terbesar yang
pernah terjadi pada DAS Bengawan Solo. Banjir ini memiliki luas genangan
mencapai 10.000 ha, di dalam kota Surakarta sebesar 1000 ha dan di daerah
Sragen sebesar 8.000 ha. Kerusakan akibat banjir Bengawan Solo pada tahun
1966 dan 1968 meliputi kerusakan ratusan ribu rumah tinggal baik yang
tenggelam maupun yang terbawa arus, disamping itu juga ratusan ribu
penduduk yang harus dipindahkan (Utami, 2015).

Pada musim penghujan air terlalu banyak sehingga tanaman mati dan
pada musim kemarau tanah terlalu kering sehingga tanaman tidak bisa
tumbuh dengan baik. Dengan alasan ini, pemerintah memikirkan hal yang
menguntungkan yaitu dengan membangun sarana dan prasarana irigasi.
Saluran irigasi ini dibuat dengan tujuan untuk memeratakan air yang ada
untuk sarana pertanian. Dengan berjalannya waktu, hal ini tidak
dimungkinkan lagi karena air yang melimpah tetap menyebabkan masalah.
Kerugian petani yang sawah dan ladangnya merugi akibat banjir adalah
masalah lain yang harus dihadapi. Selain itu, pada musim kemarau mereka
tetap tidak dapat menanam tanaman karena air tidak tersedia lagi. Walaupun

6
tersedia, jumlahnya sangat sedikit dan mereka harus berebut dengan petani
lain.

B. Prinsip Ideologi Pancasila

Pancasila sebagai suatu ideologi tidak bersifat kaku dan tertutup,


namun Pancasila dapat bersifat dinamis, reformatif, dan terbuka. Ideologi
berasal dari kata idea yang berarti gagasan, konsep, pengertian dasar, cita-
cita, dan logos yang berarti ilmu. Secara harfiah, ideologi dapat diartikan
sebagai ilmu tentang pengertian dasar atau ide. Ideologi dalam kehidupan
sehari-hari dapat diartikan dengan cita-cita. Cita-cita yang dimaksud adalah
cita-cita yang bersifat tetap dan harus dicapai, cita-cita tersebut juga
dijadikan sebagai dasar atau pandangan hidup. Makna “Pancasila sebagai
ideologi bangsa adalah bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila
menjadi cita- cita normatif penyelenggaraan bernegara”. Nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila pada hakikatnya merupakan gambaran
bagaimana kehidupan bernegara harus dijalankan.

Pancasila dapat berperan sebagai pemersatu bangsa, menjaga


persatuan dan kesatuan, serta dapat mengarahkan bangsa Indonesia untuk
mencapai tujuan yang dicita-citakan. “Pancasila dapat memberi gambaran
cita-cita dan dapat dijadikan motivasi dan tekad untuk mencapai cita-cita
bangsa Indonesia”. Ideologi Pancasila juga dapat memberikan tekad untuk
menjaga identitas bangsa. Pancasila dapat dijadikan gambaran identitas
bangsa, sehingga dengan Pancasila masyarakat dapat mengembangkan
karakter dan identitas bangsa Indonesia sendiri.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Pancasila sebagai


ideologi negara Indonesia sangat penting dalam menjaga keutuhan bangsa
dan dapat menjadikan ciri khas bangsa Indonesia yang berbeda dengan
bangsa lain. Pancasila memuat gagasan tentang bagaimana cara mengelola
kehidupan bernegara. Rumusan-rumusan dalam Pancasila tidak langsung
operasional maka dari itu harus dilakukan penafsiran ulang terhadap

7
pancasila sesuai perkembangan zaman, dan didalam Pancasila juga
terkandung unsur-unsur nilai.

8
BAB III
METODOLOGI

A. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam menyusun makalah ini dengan studi


pustaka. Metode studi pustaka dilaksanakan dengan cara menghimpun,
mengumpulkan, dan mencatat informasi yang relevan dengan topik atau
masalah yang menjadi objek penelitian dalam makalah yaitu makna dan
pentingnya pancasila sebagai ideologi nasional dan norma hukum bernegara
di indonesia. Sumber dari studi pustaka didapatkan dari jurnal dan berbagai
sumber yang relevan dan kredibel dengan topik makalah.

B. Metode Analisis Data

Metode analisis data untuk penelitian makalah ini adalah metode


deskriptif kualitatif. Metode ini digunakan untuk menganalisis data
berdasarkan kunjungan observasi dan data dari berbagai literatur dan
referensi jurnal, buku, dan sumber yang ada di internet. Selanjutnya, data
tersebut diolah dan dianalisis bagian pentingnya lalu dituangkan pada
kalimat yang baru.

9
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Keadaan Wawasan Nusantara Di Indonesia

Waduk Gajah Mungkur yang berlokasi di selatan Kabupaten Wonogiri


ini dibangun dengan tujuan utama sebagai pengendali banjir yang sering
terjadi karena meluapnya sungai Bengawan Solo pada musim penghujan
(Utami & Trilaksana, 2015). Selain untuk menanggulangi bencana banjir,
Waduk Gajah Mungkur juga digunakan sebagai salah satu prasarana irigasi
bagi petani dan pekebun sekitar. Waduk ini amat penting untuk menjaga
kapasitas air yang dibutuhkan oleh para petani. Seperti saat musim hujan
mencegah banjir, waduk Gajah Mungkur digunakan sebagai sumber air
yang sangat penting untuk aktivitas pertanian masyarakat Ketika musim
kemarau melanda. Dengan adanya waduk, saat musim kemarau para petani
dan pekebun mendapat pasokan air untuk tanamannya dengan irigasi dari
waduk. Sampai saat ini, waduk Gajah Mungkur masih berfungsi
sebagaimana mestinya.
Fungsi awal pembangunan waduk ini adalah untuk irigasi, air baku,
dan PLTA. Namun karena pemandangan di objek ini indah, kemudian
dijadikanlah Waduk gajah Mungkur sebagai tempat wisata (Meisitha, 2023).
Waduk gajah mungkur dioperasikan sebagai tempat wisata yang
menyuguhkan berbagai panorama indah dan berbagai wahana. Waduk gajah
mungkur tidak hanya menyuguhkan keindahan air, namun juga hijaunya
pepohonan yang tumbuh di sekitarnya. Selain panorama alam, waduk ini
juga mempunyai berbagai wahana yang dapat menarik banyak minat
wisatawan. Salah satu wahana yang paling banyak digemari adalah wahana
air. Wahana air lain yang juga bisa dicoba di sini adalah sepeda air, jet ski,
dan banana boat (Jannah, 2022). Selain wahana air, di waduk gajah mungkur
pengunjung dapat memancing, berkemah, dan wisata kuliner. Terdapat satu
lagi wahana yang ramai diminati pengunjung yaitu kolam renang. Berenang
di waduk tidak diperbolehkan. Maka dari itu, pengunjung yang ingin
berenang disediakan kolam renang. Di Bukit Joglo yang juga termasuk salah
10
satu objek Waduk Gajah Mungkur, terdapat gantole yang dapat dicoba bagi
penyuka olahraga ekstrim (Meisitha, 2023).

Sampai pada saat ini, waduk gajah mungkur masih berfungsi


sebagaimana mestinya. Waduk masih digunakan sebagai pengendali banjir,
irigasi, PLTA, dan tempat wisata. Sebagai tempat wisata, waduk gajah
mungkur sangat diminati pengunjung. Data pada bulan April 2023 yakni
H+2 lebaran Idul Fitri, terdapat banyak pengunjung yang datang ke waduk
gajah mungkur. Pada hari pertama lebaran, pengunjung tercatat sebanyak
1.373 orang. Sementara itu pada Minggu atau hari kedua lebaran mencapai
5.717 orang. Jumlah itu meningkat tiga kali lipat dibandingkan Lebaran hari
pertama (Munandar, 2023). Harga tiket masuk ke waduk gajah mungkur
pada hari biasa sebanyak Rp 10.000. sementara itu, saat lebaran bulan April
lalu naik menjadi Rp 12.500.

B. Dampak Pembangunan Waduk Gajah Mungkur Terhadap


Masyarakat
Beberapa dampak pembangunan waduk gajah mungkur terhadap
masyarakat antara lain.

1. Latar Belakang Pembangunan Waduk Gajah Mungkur.

Setiap daerah memiliki sumber daya alam yang memiliki


kelebihan dan keunikan masing-masing. Begitu pula Wonogiri yang
merupakan bagian dari Karesidenan Surakarta, 32 km sebelah selatan
Surakarta, sekitar satu jam perjalanan. Wonogiri merupakan salah satu
daerah yang memiliki kekayaan alam dan buatan sehingga cocok
sebagai tujuan wisata bagi Indonesia pada umumnya dan Jawa Tengah
pada khususnya. Kabupaten Wonogiri memiliki bendungan terkenal
bernama Waduk Serbaguna Gajah Mungkur Wonogiri. Waduk Gajah
Mungkur adalah sebuah waduk yang terletak 3 km sebelah selatan
kabupaten Wonogiri di provinsi Jawa Tengah. Air danau buatan ini
tercipta dengan cara membendung sungai terpanjang di Pulau Jawa,

11
yaitu Sungai Bengawan Solo. Danau buatan ini dibangun pada tahun
1970-an dan telah beroperasi sejak tahun 1978.

Dalam sudut pandang ekonomi, kebutuhan pokok manusia


adalah makan, pakaian, dan tempat tinggal. Jika kebutuhan ini dapat
terpenuhi akan muncul kebutuhan-kebutuhan yang lain. Hal tersebut
wajar apabila setiap orang mencoba dan berusaha untuk memenuhi
berbagai macam kebutuhan hidupnya. Masalah akan muncul apabila
usaha pemenuhan kebutuhan tersebut mengalami hambatan (Saputra,
2016). Secara geografis, sebelum adanya Waduk Gajah Mungkur
(sebelum tahun 1981), sebagian besar perekonomian masyarakat
Wonogiri dalam keadaan memprihatinkan. Hambatan perekonomian
jauh dari sejahtera ini yang menjadi masalah bagi penduduk wonogiri.
Kehidupan masyarakat Wonogiri sebagian besar mengandalkan
bercocok tanam, mereka menanam berbagai palawija dan juga ada
yang menanam padi. Kabupaten Wonogiri selalu menghadapi
tantangan alam yang sangat besar. Wilayah Kabupaten Wonogiri
sebagian besar didominasi oleh pegunungan terjal dan gersang.
Kondisi Wonogiri juga semakin parah karena masalah banjir musim
hujan dan kekeringan musim kemarau. Situasi ini jelas sangat tidak
menguntungkan bagi masyarakat Wonogiri.

Ancaman musim paceklik yang dihadapi oleh masyarakat


Wonogiri teutama pada musim kemarau karena sebagian besar
penduduk Wonogiri hanya dapat bertani dengan mengandalkan sawah
tadah hujan. Permasalahan pangan menyoroti masalah-masalah
endemis yaitu gizi buruk dan penyakit kaki gajah yang penyebab
utamanya adalah kekurangan pangan dan air bersih.

Pemerintah merancang proyek Bengawan Solo yang kemudian


membuahkan hasil rencana pembangunan waduk serbaguna Wonogiri.
Orang Wonogiri Semenjak proyek pembangunan bendungan terkena
imbas, pemerintah mengeluarkan program migrasi pedesaan. Migrasi
penduduk penting karena Pemerintah juga memiliki program untuk

12
membangun waduk kebaikan bersama Mentransfer orang ke proyek
pembangunan Waduk Gajah Mungkur Wonogiri tidak mencakup
seluruh wilayah Wonogiri saja di desa-desa yang tergenang. Dari
wilayah yang terkena proyek waduk dipilih bebeapa desa yang lokasi
pemukimannya benar-benar tergenang.

2. Proses Migrasi Masyarakat Dari Wonogiri.

Pembebasan tanah untuk pembangunan gudang umum Wonogiri


dilakukan oleh pemerintah kota dengan mempertimbangkan luas tanah
dan harga tanah. Harga tanah dihitung berdasarkan lokasi yang diganti
oleh negara, jarak dan kedekatan jalan yang menuju properti, semakin
jauh jalan maka semakin murah harganya. Ganti rugi tanah bervariasi
mulai dari Rp 100.000 hingga Rp 1.000.000. Selain ganti rugi lahan,
pemerintah kecamatan membentuk panitia untuk menghitung jumlah
pohon di lahan yang terkena dampak proyek danau buatan Gajah
Mungkur. Kompensasi yang diberikan pemerintah saat itu minimal Rp
10.000 per pohon, tergantung ukuran dan jenis pohon yang akan
ditebang.

Pertimbangan ganti rugi tanah tersebut dianggap sepadan


dengan harga tanah. Dengan dilaksanakannya program pemerintah
membangun Waduk Serba Guna Wonogiri, diharapkan tidak ada
pihak yang dirugikan, terutama masyarakat yang rumah dan tanahnya
akan terkena dampak proyek waduk tersebut. Masyarakat seharusnya
hanya mendukung program pemerintah Orde Baru untuk
kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi masyarakat. Kompensasi
yang ditawarkan pemerintah sebenarnya jauh dari memuaskan, namun
semua sudah menjadi program pemerintah, masyarakat terpaksa
mengikuti kebijakan pemerintah.

Pemindahan penduduk penting dilakuan karena selain untuk


pemerataan penduduk dan kemajuan perekonomian masyarakat.
Program pembanguana Waduk Gajah Mungkur akan
menenggelamkan sebagian dari 7 kecamatan di Wonogiri. Untuk

13
pemindahan warga, keadaan di kawasan Wonogiri kurang memadai
sehingga pemindahan penduduk dilakukan keluar dari wilayah.
Penyelidikan pemindahan penduduk ini penting dilakukan karena
menurut para ahli demografi yang bisanya mengamati dinamika
penduduk indonesia secara makro, penduduk Indonesia tidak
berpindah banyak, pengertianya di sini adalah penduduk Indonesia
tidak dapat berpindah-pindah untuk menetap di luar tanah kelahiran
mereka kalau tidak terpaksa atau dipaksa untuk berpindah. Kurang
lebih 67.515 jiwa melakukan bedol desa. Proses pemberangkatan
dikawal langsung oleh tim dari badan trasnmigrasi. Pemindahan dari
Wonogiri dibangi mennjadi 20 tahap pemberangkatan dengan saran
transportasi yang disediakan oleh pemerintah. Daerah-daerah yang
akan dituju sebagai daerah transmigrai Warga Wonogiri yaitu.
a. Sitiung (Propinsi Sumatera Barat)
b. Jujuhan, Rimbo Bujang, Alai Hilir, Pemenang, (Provinsi Jambi)
c. Air lais, sebelat, Ketahun, ipuh (Propinsi Bengkulu)
d. Pangga, Baturaja (Propinsi Sumatera Selatan)

3. Dampak Sosial Ekonomi Migrasi Bedol Desa bagi Penduduk Sekitar


Waduk Gajah Mungkur.

Dampak sosial pembangunan pariwisata antara lain terwujudnya


perubahan sosial yang ditandai dengan meningkatnya pengetahuan
dan pemahaman sosial budaya masyarakat (Williams, 2003).
Pariwisata dapat digunakan untuk memperkenalkan/mempromosikan
budaya asli masyarakat setempat bagi wisatawan domestik dan
mancanegara. Daya tarik pariwisata dapat ditunjukkan melalui atraksi
seperti upacara keagamaan, pertunjukan budaya, kesenian, dan lain-
lain (Wahyuhana & Muktiali, 2013).

Pariwisata tidak hanya menjadi sumber devisa, tetapi juga


menjadi faktor lokasi bagi pengembangan daerah yang kaya sumber
daya, sehingga pengembangan pariwisata merupakan salah satu cara
untuk meningkatkan perekonomian daerah tersebut. Pengembangan

14
pariwisata dapat berperan sebagai pembangunan lingkungan dan
penyeimbang perekonomian daerah (Suroto & Waluyo, 2010).

Pengembangan destinasi wisata atau kawasan wisata sebagai


suatu industri yang dikaruniai komponen pembangunan memerlukan
pengelolaan dan kerjasama yang saling bahu membahu antara
berbagai unit yang mendukung kegiatan pariwisata. Syarat terpenting
untuk keberhasilan pembangunan pariwisata adalah peningkatan
profesionalisme yang didukung oleh kuantitas dan kualitas sumber
daya manusia, serta masalah koordinasi, integrasi dan sinkronisasi
dalam pembangunan pariwisata.

Menurut Soekadijo (1997) dampak ekonomi pariwisata, yaitu.


pengaruh negatif atau positif yang timbul pada lingkungan sosial
ekonomi dalam kehidupan masyarakat akibat perkembangan
pariwisata terhadap perubahan pekerjaan dan pendapatan masyarakat,
pembagian kerja, kesempatan kerja dan kesempatan berusaha. Peluang
kerja dan bisnis adalah adanya peluang untuk mendapatkan pekerjaan
dan berusaha dengan perkembangan pariwisata karena semakin
banyaknya pembangunan hotel, restoran, dan munculnya usaha yang
menunjang dari kegiatan pariwisata tersebut.

Mayarakat Wonogiri yang bermukim di sekitar Waduk Gajah


Mungkur mengadalkan perekonominan dari sekor pertanian. Daerah
yang mendapatkan pasokan air secara maksimal maka akan
menambah kesuburan tanahnya. Irigasi Waduk Gajah Mungkur dapat
dirasakan oleh masyarakat yang tanah pertanianya mendapatkan
pasokan air secara maksimal sehingga pertumbuhan sektor pertanian
dapat meningkat. Masyarakat dalam kehidupannya tidak lepas dari
perubahan yaitu suatu perubahan yang menyangkut berbagai bidang
kehidupan manusia sebagai ciri penting suatu masyarakat.

Sebelum adanya Waduk Gajah Mungkur, masyarakat Wonogiri


bergantung pada lahan pertanian tadah hujan. Setelah dibangunnya
Waduk Gajah Mungkur, masyarakat dapat mengubah kebiasaan

15
bercocok tanam menjadi sawah yang jauh lebih produktif, dan
hasilnya dapat meningkatkan status sosial ekonomi masyarakat. Aliran
air atau irigasi dari Waduk Gajah Mungkur dapat dialihkan ke daerah
yang sebelumnya kering dan membantu mengubahnya menjadi daerah
yang subur. Pada musim kemarau, warga masih bisa bercocok tanam
berkat irigasi dari waduk yang dapat menambah pendapatan warga.
Selain itu, kondisi ekologi berubah, sehingga pendapatan petani juga
meningkat. Petani yang dulunya hanya bisa menanam padi setahun
sekali, kini bisa panen tiga kali dalam setahun.

C. Korelasi Antara Ideologi Pancasila Dengan Waduk Gajah


Mungkur

Sebagai sebuah sistem waduk yang dibangun oleh manusia, Waduk


Gajah Mungkur di Jawa Tengah, Indonesia mungkin dapat dihubungkan
dengan ideologi Pancasila dalam beberapa cara, namun korelasi antara
keduanya mungkin tidak begitu jelas atau langsung.

Pancasila adalah ideologi dasar negara Indonesia, yang terdiri dari


lima prinsip yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan
Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial
bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Sementara itu, Waduk Gajah Mungkur
adalah sebuah proyek pembangunan yang dimaksudkan untuk
mengendalikan banjir, menghasilkan energi listrik, dan membantu irigasi
pertanian di wilayah sekitarnya.

Mungkin ada beberapa cara untuk mengaitkan Waduk Gajah Mungkur


dengan prinsip-prinsip Pancasila, seperti.

1. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab: Waduk Gajah Mungkur


membantu mengendalikan banjir dan menyediakan air untuk irigasi
pertanian, yang pada gilirannya membantu masyarakat di sekitar
waduk untuk mencapai kehidupan yang lebih baik dan lebih sejahtera.
16
2. Persatuan Indonesia: Waduk Gajah Mungkur adalah proyek yang
dibangun untuk melayani masyarakat Indonesia secara keseluruhan,
dan tidak hanya untuk kepentingan kelompok atau individu tertentu.
Pembangunan waduk ini juga melibatkan kerjasama antara pemerintah
dan masyarakat

3. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia: Pembangunan Waduk


Gajah Mungkur juga diharapkan dapat membantu mewujudkan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dengan mengurangi
risiko banjir, menyediakan air irigasi, dan memproduksi energi listrik
yang dapat digunakan untuk kepentingan publik.

Namun demikian, korelasi langsung antara Waduk Gajah Mungkur


dan ideologi Pancasila mungkin tidak begitu kuat atau jelas. Meskipun
proyek ini dapat dilihat sebagai salah satu upaya pemerintah Indonesia
untuk mencapai tujuan Pancasila, hubungan antara proyek tersebut dan
prinsip-prinsip Pancasila mungkin terlalu abstrak atau tidak langsung untuk
ditemukan dengan mudah.

17
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Sebagai sebuah sistem waduk yang dibangun oleh manusia, Waduk


Gajah Mungkur di Jawa Tengah, Indonesia mungkin dapat dihubungkan
dengan ideologi Pancasila dengan cara mengaitkannya dengan beberapa
prinsip-prinsip dasar pancasila, yaitu Kemanusiaan yang adil dan beradab,
Persatuan Indonesia, dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Namun demikian, korelasi langsung antara Waduk Gajah Mungkur dan
ideologi Pancasila mungkin tidak begitu kuat atau jelas. Meskipun proyek
ini dapat dilihat sebagai salah satu upaya pemerintah Indonesia untuk
mencapai tujuan Pancasila, hubungan antara proyek tersebut dan prinsip-
prinsip Pancasila mungkin terlalu abstrak atau tidak langsung untuk
ditemukan dengan mudah.

Waduk Gajah Mungkur sendiri adalah waduk yang dibangun untuk


mengatasi permasalahan pangan dan pertanian pada masyarakat Wonogiri,
seperti ancaman musim paceklik yang dihadapi oleh masyarakat Wonogiri
teutama pada musim kemarau. Pembangunan Waduk Gajah Mungkur
membawa dampak terhadap masyarakat, yaitu adanya program migrasi
pedesaan yang dikeluarkan pemerintah. Setelah dibangunnya Waduk Gajah
Mungkur, masyarakat dapat mengubah kebiasaan bercocok tanam menjadi
sawah yang jauh lebih produktif, dan hasilnya dapat meningkatkan status
sosial ekonomi masyarakat. Selain itu, kondisi ekologi berubah, sehingga
pendapatan petani juga meningkat. Petani yang dulunya hanya bisa
menanam padi setahun sekali, kini bisa panen tiga kali dalam setahun.

Sampai pada saat ini, waduk gajah mungkur masih berfungsi


sebagaimana mestinya. Waduk masih digunakan sebagai pengendali banjir,
irigasi, PLTA, dan tempat wisata. Sebagai tempat wisata, waduk gajah
mungkur sangat diminati pengunjung. Hal ini dibuktikkan dengan

18
tercatatnya kenaikan pengunjung pada libur lebaran tahun 2023 yakni pada
bulan April lalu pada hari pertama dan hari kedua lebaran.

B. Saran

Waduk Gajah Mungkur tercetus dari rancangan proyek Bengawan


Solo oleh pemerintah yang kemudian membuahkan hasil rencana
pembangunan waduk serbaguna Wonogiri. Pembangunan Waduk Gajah
Mungkur memiliki banyak manfaat, baik di bidang ekonomi maupun
berdampak langsung pada kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu pemerintah
dan lembaga terkait harus memiliki peran yang aktif dalam menjaga
kelestarian lingkungan dan mengelola sumber daya air. Ini dapat dilakukan
melalui penerapan kebijakan yang berbasis pada prinsip-prinsip ideologi
Pancasila, seperti keadilan, demokrasi, dan kesejahteraan sosial.

19
DAFTAR PUSTAKA

Ayun, Q., Kurniawan, Shidiq., dan Saputro, A. W. 2020. Perkembangan Konversi


Lahan Pertanian di Bagian Negara Agraris. VIGOR: Jurnal Ilmu Pertanian
Tropika dan Subtropika, 5(2): 38-44.

Jannah, N. (2022, Oktober 12). Menyusuri Waduk Gajah Mungkur: Ada Makam di
Dasar Air, Taman Satwa, dan Tempat Berkemah. Retrieved from
orami.co.id: https://www.orami.co.id/magazine/waduk-gajah-mungkur

Meisitha. (2023, April 14). Waduk Gajah Mungkur, Wisata Alam dengan Banyak
Wahana. Retrieved from panduanwisata.id: https://panduanwisata.id/waduk-
gajah-mungkur/

Munandar, M. A. (2023, April 23). H+2 Lebaran, Pengunjung WGM Wonogiri


Naik 3 Kali Lipat. Retrieved from detikJateng:
https://www.detik.com/jateng/wisata/d-6687249/h2-lebaran-pengunjung-
wgm-wonogiri-naik-3-kali-lipat

Saputra, C. D., 2016. MIGRASI (BEDOL DESA) MASYARAKAT WONOGIRI:


DAMPAK PEMBANGUNAN WADUK GAJAH MUNGKUR TAHUN
1976-1990. Ilmu Sejarah - S1, 2(1): 1-15.

Soekadijo, 1997. Anatomi Pariwisata (Memahami Pariwisata Sebagai “Systemic


Linkage”). Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Suroto, A. & Waluyo, B., 2010. Perencanaan Pengembangan Objek Wisata Waduk
Serba Guna Gajah Mungkur. Jurnal Pariwisata Indonesia, 6(1): 6-13.

Utami, S. 2015. PEMBANGUNAN WADUK GAJAH MUNGKUR TAHUN


1976-1986.AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah, 3(1): 82-90.

Utami, S., & Trilaksana, A. (2015). PEMBANGUNAN WADUK GAJAH


MUNGKUR TAHUN 1976-1986. AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah,
82-90.

20
Utomo, D. A., Ridho, R. M., Putranto, D. D., dan Saleh, E. 2011.
Keanekaragaman Plankton dan Tingkat Kesuburan Perairan Di Waduk
Gajah Mungkur. BAWAL, 3(6): 415-422.

Wahyuhana, R. T. & Muktiali, M., 2013. PENGARUH KAWASAN WISATA


SENDANG ASRI WADUK GAJAH MUNGKUR TERHADAP
PERUBAHAN GUNA LAHAN DAN ASPEK SOSIAL- EKONOMI
MASYARAKAT. Jurnal Teknik PWK, 2(2): 500-509.

Williams & Stephen, 1998. Tourism Geography. London: Routledge


Contemporary Human Geography.

21

Anda mungkin juga menyukai