Disusun Oleh:
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah...
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................
A. Apa urgensi pemindahan ibukota negara
B. Apa dampak sosial dari IKN
C. Apa dampak ekonomi dari IKN
D. Apa pentingnya pemindahan ibukota negara
BAB III PENUTUP.........................................................................................
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ide pemindahan IKN pertama kali dicetuskan oleh Presiden Soekarno tanggal
17 Juli 1957. Soekarno memilih Palangkaraya sebagai IKN dengan alasan
Palangkaraya berada di tengah kepulauan Indonesia dan wilayahnya luas.
Soekarno juga ingin menunjukkan kepada dunia bahwa bangsa Indonesia
mampu membangun IKN yang modern. Ide Soekarno tersebut tidak pernah
terwujud. Sebaliknya, Presiden Soekarno menetapkan Jakarta sebagai IKN
Indonesia dengan UU Nomor 10 tahun 1964 tanggal 22 Juni 1964.
Pada masa Orde Baru, tahun 1990-an, ada juga wacana pemindahan IKN ke
Jonggol. Pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, wacana pemindahan
IKN muncul kembali karena kemacetan dan banjir yang melanda Jakarta.
Terdapat tiga opsi yang muncul pada saat itu yaitu tetap mempertahankan
Jakarta sebagai IKN dan pusat pemerintahan dengan melakukan pembenahan,
Jakarta tetap menjadi IKN tetapi pusat pemerintahan dipindahkan ke daerah
lain, dan membangun IKN baru (TEMPO Co).
Pemindahan IKN, baru serius digarap oleh Presiden Joko Widodo. Pada
tanggal 29 April 2019, Jokowi memutuskan untuk memindahkan IKN keluar
pulau Jawa dan dicantumkan dalam RPJMN 2020-2024.
B. Rumusan Masalah
a. Apa urgensi pemindahan ibukota negara?
b. Apa dampak sosial dari IKN ?
c. Apa dampak ekonomi dari IKN?
d. Apa pentingnya pemindahan ibukota negara?
C. Tujuan
a. Untuk mengetahui urgensi pemindahan ibukota negara !
b. Untuk mengatahui dampak sosial dari IKN !
c. Untuk mengatahui dampak ekonomi dari IKN !
d. Untuk mengetahui pentingnya pemindahan ibukota negara !
3
4
BAB II
PEMBAHASAN
Kedua, IKN harus mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan merata
termasuk di Kawasan Timur Indonesia. Selama ini, Jakarta dan sekitarnya
terkenal dengan pusat segalanya (pemerintahan, politik, industri, perdagangan,
investasi, teknologi, budaya dan lain-lain). Tidak mengherankan jika
perputaran uang di Jakarta mencapai 70 persen yang luasnya hanya 664,01 km²
atau 0.003 persen dari total luas daratan Indonesia 1.919.440 km². Sementara
jumlah penduduknya 10,56 juta jiwa atau 3,9 persen dari jumlah penduduk
Indonesia 270,20 juta jiwa (data tahun 2020).
5
mendukung keadilan antara daerah, dan rentan terhadap persatuan dan kesatuan
bangsa.
Oleh sebab itu dibutuhkan IKN yang dapat menjawab tantangan tersebut yaitu
kota yang berkelas dunia untuk semua rakyat Indonesia. IKN yang berlokasi di
Kalimantan diharapkan “pusat gravitasi” ekonomi baru di Indonesia termasuk
di kawasan tengah dan timur Indonesia. IKN baru diharapkan dapat
menciptakan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru dan memaksimalkan
potensi sumber daya daerah.
Ketiga, kondisi objektif Jakarta yang tidak cocok lagi sebagai IKN. Hal ini bisa
dilihat dari “beban” yang harus ditanggung Jakarta antara lain 1) kepadatan
penduduk 16.704 jiwa/km² sementara kepadatan penduduk Indonesia hanya
141 jiwa/km². 2) Kemacetan Jakarta yang merupakan kota termacet nomor 10
di dunia tahun 2019 walau menurun menjadi nomor 31 dari 416 kota besar di
57 negara tahun 2020 (TomTom Traffic Index). 3) permasalahan lingkungan
dan geologi yang telah akut antara lain banjir yang setiap tahun melanda
Jakarta dan terjadinya penurunan tanah yang mengakibatkan sebagian wilayah
Jakarta berada di bawah permukaan laut.
Pemindahan IKN dari Jakarta ke Kalimantan pasti membawa pro dan kontra.
Namun sebagai negara demokrasi, ketika Negara telah memutuskan
memindahkan IKN dengan proses demokrasi melalui UU, seharusnya seluruh
komponen bangsa mendukungnya. Bangsa Indonesia perlu meminimalisasi
ekses pemindahan IKN. Tidak ada satu keputusan apapun yang memuaskan
seluruh rakyat, namun keputusan yang memberikan manfaat lebih besar kepada
bangsa Indonesia harus didukung sebagai wujud kecintaan dan bakti untuk
NKRI.
6
B. Dampak sosial dari IKN
Presiden Joko Widodo telah membuat keputusan untuk memindahkan Ibu Kota
Negara (IKN) ke Kalimantan Timur yang disampaikan dalam konferensi pers
di Istana Negara pada tanggal 26 Agustus 2019. Berbagai faktor menjadi
pertimbangan perlunya dilakukan pemindahan IKN. Faktor sosial, ekonomi,
politik, budaya, pertahanan dan kemanan, bahkan sampai dengan potensi
bencana alam menjadi pertimbangan pentingnya IKN dipindahkan dari Daerah
Khusus Ibukota (DKI) Jakarta. Kepadatan penduduk yang tidak merata dan
cenderung terkonsentrasi di Pulau Jawa telah berdampak pada kesenjangan
dalam berbagai aspek dan stagnasi ekonomi yang tidak kunjung dapat
diperbaiki.
7
beban ekologis kota Jakarta yang sudah sangat berat. Jakarta telah mengalami
kemacetan parah, serta polusi dan air yang semakin buruk.
8
“Perkiraan kondisi sosial dan budaya yang akan terjadi nantinya di Ibu Kota
Negara Baru, keberagaman budaya makin meningkat bukan hanya etnis tapi
ekonomi dan tingkat pendidikan, urbanisasi dan mengarah munculnya kota
metropolitan, terbukanya peluang usaha dan bekerja yang dapat memicu
konflik sosial antar kelompok etnis serta keberadaan simbolisasi nasional dan
kekayaan budaya lokal di Ibu Kota Negara” tambah Rudy Soeprihadi.
Perpindahan ASN tersebut akan diikuti dengan keluarga dan pelaku ekonomi
lainnya, yang diperkirakan sebesar 1,5 juta orang di masa mendatang.
Masyarakat berharap agar integrasi kehidupan masyarakat yang berkeadilan
dapat terjadi sehingga manfaat pembangunan IKN dirasakan oleh seluruh
masyarakat Kalimantan khususnya dan Indonesia umumnya.
9
C. Dampak ekonomi dari IKN
10
Pemindahan Ibu Kota Negara juga akan mendorong investasi di provinsi ibu
kota baru dan sekitarnya. Selain itu, pemindahan ibu kota akan menciptakan
dorongan investasi yang lebih luas pada wilayah lain serta meningkatkan
output beberapa sektor non-tradisional terutama sektor Jasa.
Saat ini, proses pemindahan ibu kota baru tengah berjalan. Terdapat beberapa
alasan mengapa memindahkan ibukota dari Jakarta ke Kalimantan diperlukan.
Pertama, pengembangan ibu kota baru diharapkan dapat mengurangi beban dan
permasalahan yang ada di Jakarta sebagai pusat pemerintahan dan pusat bisnis.
Faktor ekonomi menyebabkan tingginya urbanisasi di kota ini. Tingginya
jumlah populasi menimbulkan permasalahan seperti kemacetan lalu lintas dan
pencemaran lingkungan. Jakarta juga menghadapi risiko tenggelam karena
kenaikan permukaan air laut, pembangunan gedung-gedung bertingkat, serta
penurunan tanah akibat konsumsi air tanah yang terlalu besar. Dengan
dipindahkannya ibu kota ke Kalimantan, diharapkan permasalahan-
permasalahan tersebut dapat diatasi.
Kedua, pemindahan ibu kota dapat mengurangi kesenjangan antara Jawa dan
Luar Jawa. Lebih dari setengah penduduk Indonesia tinggal di Pulau Jawa dan
sebagian besar pembangunan terjadi di pulau ini. Pembangunan yang bersifat
Jawasentris ini memperbesar kesenjangan distribusi ekonomi antara Jawa
dengan pulau lainnya. Diharapkan, pemindahan ibukota akan mendukung
pemerataan kesejahteraan, meningkatkan distribusi layanan publik, dan
memperkuat kehadiran dan peran pemerintah.
WWF (2017) menyatakan bahwa Kalimantan adalah salah satu titik panas
keanekaragaman hayati (biodiversity hotspots), yaitu wilayah biogeografis
yang memiliki cadangan kehidupan tumbuhan dan hewan terkaya, namun
paling terancam di bumi. Dalam periode 2005-2015, telah terjadi penurunan
luas hutan Kalimantan dari 71 persen menjadi 55 persen. Hal ini di antaranya
disebabkan oleh kebakaran hutan, industri penebangan kayu, serta penggunaan
lahan untuk perkebunan kelapa sawit. Salah satu spesies yang paling
terdampak oleh kerusakan hutan ini adalah orangutan. Llewelyn (2019)
menyatakan bahwa penebangan kayu dan kerusakan lingkungan hidup
membuat jarak antarpohon semakin lebar, sehingga orangutan semakin rentan
terhadap predator. Akibatnya, sulit untuk menemukan tempat yang aman bagi
organisasi perlindungan satwa untuk melepaskan orangutan setelah masa
rehabilitasi. Selain itu, WWF (2017) juga memprediksi bahwa hilangnya
keanekaragaman hayati di Kalimantan selama 2015-2020 akan memiliki
pengaruh global.
Dengan adanya pembangunan ibukota baru, akan ada banyak perubahan fungsi
lahan di Kalimantan. Apabila tidak dikelola dengan baik, hal ini dapat
memperburuk kerusakan lingkungan di Kalimantan, termasuk hilangnya
keanekaragaman hayati. Alamgir dkk. (2019) berpendapat bahwa proyek
infrastruktur besar yang dibangun di dekat hutan atau memotong area hutan dapat
mengakibatkan fragmentasi habitat, yang menyebabkan hilangnya
keanekaragaman hayati. Sebaliknya, Collinge & Forman (2009) berpendapat
bahwa fragmentasi habitat tidak berpengaruh besar pada keanekaragaman hayati.
Namun, mereka memiliki pandangan yang sama bahwa perubahan fungsi lahan
berpengaruh negatif terhadap lingkungan hidup.
12
Persoalan sosial
Di Indonesia, masyarakat lokal dan hukum adatnya, seperti hukum adat suku
Dayak, memiliki peran penting dalam pengelolaan hutan lestari (Magdalena
2013, Rahmawati 2015). Mereka adalah pihak yang paling terkena dampak
pembangunan ibu kota baru. Mereka tidak resisten terhadap pembangunan ibu
kota baru dan mereka berharap hal ini dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat kurang mampu. Namun, mereka mengkhawatirkan dampak negatif
dari proyek-proyek tersebut. Suku Balik khawatir mengenai kemungkinan
bahwa mereka akan direlokasi dan kehilangan identitas budaya serta rasa
kebersamaan yang kuat (Massola, et al., 2019). Para transmigran dan
keturunannya, yang pindah ke Kalimantan pada 1970-an menyusul kebijakan
pemerintah untuk mengurangi populasi Jawa, khawatir tanah yang mereka
rawat dengan susah payah akan diambil tanpa persetujuan mereka untuk
pembangunan ibu kota baru. Sebagai saksi dari kerusakan lingkungan yang
disebabkan oleh praktek penambangan dan penebangan yang tidak
berkelanjutan, mereka berharap pembangunan tidak memperburuk kondisi ini
(Llewellyn, 2019).
AMDAL adalah salah satu alat (tools) untuk menilai proposal pembangunan dari
perspektif lingkungan, dengan tujuan untuk mengurangi pengaruh negatif
pembangunan terhadap lingkungan (Saeed dkk., 2012). Kementerian Kehutanan
dan Lingkungan Hidup telah menyiapkan AMDAL untuk pembangunan ibu kota
baru. Penyusunan AMDAL menunjukkan bahwa pemerintah telah
13
mempertimbangkan masalah lingkungan dalam keputusannya untuk membangun
ibu kota baru.
Partisipasi Publik
Dengan demikian, pada tahap pembangunan ibu kota baru selanjutnya, pemerintah
perlu lebih melibatkan masyarakat lokal. Keterlibatan ini sangat penting
mengingat, pertama, perubahan yang signifikan akan terjadi di sekitar tempat
tinggal mereka, sehingga mereka berhak untuk terlibat dalam pengambilan
keputusan yang akan menentukan masa depan mereka. Kedua, melibatkan
masyarakat lokal akan mengurangi permasalahan sosial yang mungkin akan
muncul terkait dengan pembangunan ibu kota baru.
14
Pembukaan lahan di Kalimantan juga berarti berkurangnya penyerapan karbon
oleh hutan. Dengan kata lain, proyek ini dapat berkontribusi secara signifikan
terhadap hilangnya habitat, pemanasan global dan perubahan iklim, sehingga
memunculkan efek berbahaya bagi lingkungan (Collinge & Forman, 2009).
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
16
c. Dampak ekonomi dari IKN
17
DAFTAR PUSTAKA
https://news.detik.com/berita/d-5006737/mk-korsel-pernah-batalkan-rencana-
pemindahan-ibu-kota-ini-alasannya
https://www.jawapos.com/opini/20/01/2022/mewaspadai-efek-samping-ikn-
nusantara
https://politik.brin.go.id/kolom/pemilu-partai-politik-otonomi-daerah/diskursus-
politik-hukum-pemindahan-ibu-kota-negara-tinjauan-pembentukan-
Undang-Undang-dalam-studi-kebijakan-publik/
18