Anda di halaman 1dari 15

TUGAS MAKALAH “IKN”

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)


Dosen Pengampu : Bapak Edick Agusta Bunyamin S.H,M.H

Disusun oleh :
M. Aysfa Fauzan Zein (123130126)
Deni Kurniadi (123130158)
Dhani Maulana Aziz (123130119)
Dewan Ainun Nazib (123130138)
Muhammad Agung Febriyanto (123130130)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
TAHUN AKADEMIK 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami ucapkan kepada Allah Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat
dan karunia-Nya, makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Yang berjudul ”IKN”
Meskipun banyak hambatan yang kami alami dalam proses pengerjaannya, tapi kami
berhasil menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
sempurnanya makalah ini. kami berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kami
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Dan ucapan terima kasih sebesar-besar nya kepada Dosen Pembimbing Mata Kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) Edick Agusta Bunyamin S.H,M.H yang telah memberikan
pengarahan dan pembelajaran bagi kami untuk
dapat menyelesaikan ini sebagaimana dengan semestinya.
Terlepas dari semua itu, kita menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan dalam
penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat kami harapkan untuk
perbaikan makalah ini.

Cirebon, 10 Januari 2024

Kelompok 1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................2
I. PENDAHULUAN........................................................................................................................................4
1.1 Latar belakang.............................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................................5
1.3 Tujuan Masalah...........................................................................................................................5
II. PEMBAHASAN..........................................................................................................................................6
2.1. Sejarah Ibu Kota Nusantara (IKN).....................................................................................................6
2.2. Pemindahan Ibu Kota...................................................................................................................7
2.3. Dampak social dari pemindahan ibu kota...................................................................................8
2.4. Prinsip-prinsip dasar pemindahan ibu kota...............................................................................10
III. PENUTUP..............................................................................................................................................12
3.1.KESIMPULAN...................................................................................................................................12
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang

Pertumbuhan dan perkembangan teknologi,industri,serta kebutuhan infrastruktur


dalam masyarakat modern menuntut adanya inovasi dan peningkatan dalam bidang
teknik sipil. Dalam menghadapi tantangan ini,perlu adanya pendekatan yang terintegrasi
dan berorientasi pada berkelanjutan. Integrasi Konsep Negri (IKN) menjadi suatu solusi
yang menarik dan relevan untuk mengatasi kompleksitas permasalahan teknik sipil di era
kontemporer.
Seiring dengan pesatnya urbanisasi dan globalisasi,tuntutan akan infrastruktur
yang efisien, ramah lingkungan, dan berkelanjutan semakin meningkat. Teknik sipil
sebagai disiplin ilmu yang bertanggung jawab dalam merencanakan,merencana,dan
membangun infrastruktur fisik harus terusberinovasi untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat modern tanpa mengorbankan keseibangan lingkungan dan berkelanjutan
sumber daya.
Konsep IKN mengacau pada pendekatan terpadu dalam perencanaan dan
pengembangan infrastruktur yang mempertimbangkan aspek-aspek khusus, lainnya
seperti berkelanjutan, teknologi terbaru, efisiensi energi, dan mitigasi dampak
lingkungan.IKN mendorong integrasi teknologi informasi,dan komunikasi, matrerian
inovatif, serta desain yang berfokus kepada berkelanjutan untuk menciptakan lingkungan
binaan yang optimal.
Pentingnya penerapan IKN dalam konteks teknik sipil tak haya terletak pada
peningkatan efesien kontruksi,tetapi juga pada aspek- aspek lainnya,seperti
pemberdayaan masyarakat, adaptasi terhadap perubahan iklim, dan pemanfaatan sumber
daya alam secara bijaksana.oleh karena itu,pemahman mendalam mengenai konsep IKN
menjadi krusial bagi mahasiswa solusi infrastruktur lebih baik di masa depan.
Dalam konteks Prodi Teknik Sipil,pemahaman yang mendalam terhadap IKN
manjadi landasan penting dalam mencetak lulusan yang mampu memberikan kontribusi
nyata dalam pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan.oleh karena itu,penelitiam
dan pembangunan terkain IKN perlu terus ditingkatkan agar Prodi Tekink Sipil dapat
menghasilkan lulusan yang unggul dan siap menghadapi dinamika perubahan di teknik
sipil.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah mengenai tentang pemindahan dari Jakarta ke Ibu Kota
Nusantara (IKN)?
2. Bagaimana pemindahan ibu kota memengaruhi lingkungan,termasuk aspek ekologi
dan upaya pelestarian alam di Kalimantan Timur?
3. Bagaimana dampak social dari pemindahan ibu kota,?
4. Apa prinsip-prinsip dasar yang menjadi landasan kebijakan pemindahan ibu kota,?

1.3 Tujuan Masalah


1. Dapat mengetauhui sejarah tentang pemindahan dari Jakarta ke Ibu Kota
Nusantara (IKN)
2. Dapat mengetahui pemindahan ibu kota memengaruhi lingkungan termasuk aspek
ekologi dan upaya pelestarian alam di Kalimantan timur
3. Dapat mengetahui dampak social dari pemindahan ibu kota
4. Dapat mengetahui prinsip-prinsip dasar yang menjadi landasan kebijakan
pemindahan ibu kota
II. PEMBAHASAN
2.1. Sejarah Ibu Kota Nusantara (IKN)
Indonesia resmi menetapkan pemindahan ibu kota negara(IKN) baru
menggantikan Jakarta.pemindahan ibu kota itu ditetapkan pemerintahan dan DPR
RImelalui undang-undang (UU), pada 18 januari 2022. Pemindaha ibu kota Negara
pertama pertama kali di gagas presiden Soekarno memilih palngkaraya sebagai ibu kota
pengganti Jakarta. Palangkaraya dipilih Soekarno karena berada di tengah kepulawan
Indonesia dan memilki wilayah yang luas penunjukan palangkaraya oleh Soekarno kala
itu untuk menunjukan kepada dunia bahwa Indonesia mampu membangun ibu kota baru
yang lebih modern.sayangnya UU Nomer 10 Tahun 1964 pada 22 juni 1964. Ide
memindahkan ibu kota Negara kembali muncul pada masa orde baru di bawah presiden
Soeharto IKN ke jonggol kala itu tetap tidak terwujud.berikutnya, pada era presiden
Susilo Bambang Yudhoyon wacana pemindahan IKNkembali muncul.penyebabnya
karena Jakarta dinilai bayak masalah yang tidak kunjung bisa diselesaikan, seperti
kemacetan dan banjir. SBY kala itu menawarkan tiga opsi untuk mengatasi masalah
Jakarta.pertama mempertahankan Jakarta sebagai IKN dan pusat pemerintahan dengan
melakukan pembenahan.kedua,Jakarta tetep jadi IKN tapi pusat pemerintahan dipindah
ke daerah lain. Ketiga, membangun IKN baru di daerah lain. SBY memilih opsi pertama
mempertahankan Jakarta sebagai IKN dan melakukan sejumlah pembenaham kala itu.
terakhir, wacan pindahan IKN digarap serius oleh presiden Joko Widodo setelah
menggelar pertemuan-pertemuan terbatas dan tertutup, pada 29 April 2019, Presiden
Jokowi resmi memutuskan IKN dipinda. Pemindahan dilakukan keluar pulau jawa,
tepatnya di Kalimantan Timur (Kaltim), dan ditetapkan dalam RPJMN 2020-
2024.Kepala Kanwi Direktorat Jendral Keuangan Negara Kementrian Keuangan
Kalimantan Barat Edward UP Nainggolan dalam tulisannya mengatakan, ada sejumlah
urgensi yang perlu dipahami dalam pemindahan IKN dari Jakarta. Pertama, pemindahan
IKN demi menghadapi tantangan masa depan.sesuai dengan visi Indonesia 2045 yaitu
Indonesia maju,ekonomi Indonesia akan masuk 5 besar dunia pada tahun 2045.pada
tahun itu diperkirakan PDB per kapita sebesar US$ 23.119. Pada 2036,diperkirakan
Indonesia akan keluar dari middle income trap.sehingga dibutuhkan transformasi
ekonomi untuk mencapai Visi Indonesia 2045. Transformasi ekonoi didukung oleh
hilirisasi industri dengan memanfaatka summber daya manusia, infrastruktur,
penyederhanaan regulasi, dan reformais birokrasi yang dimulai dari 2020-2024. IKN
dibutuhkan demi mendukung dan mendorong transformasi ekonomi tersebut.Kedua,IKN
harus mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan merata termasuk di kawasan
timur Indonesia. Selama ini, Jakarta dan sekitarnya terkenal dengan pusat segalanya
(pemerintahan, politik,industry, dan lain-lain). Tidak mengherankan jika perputaran uang
di Jakarta mencapai 70 presen yang luasnya hanya 664,01 km2. sementara jumlah
penduduknya 10,56 juta jiwa atau 3,9 presen dari jumlah penduduk Indonesia 270,20 juta
jiwa (data 2020) hal ini menyebabkan ketidakmerataan pembangunan dan kesejahteraan
do Indonesia. Pembangunan tersentralisasi di Jakarta dan pulau jawa.kondisi ini kurang
baik untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diharaapkan sustainable, tidak
termanfaatkannya potensi daerah secara optimal,kurang mendukung keadilan antara
daerah,dan rantan terhadap persatuan dan kesatuan bangsa. IKN, menurut Edward UP
Nainggolan, dapat menjawab tantangan tersebut yaitu kota yang berkelas dunia untuk
seumua rakyat Indonesia.IKN yang berlokasi di Kalimantan Timur diharapkan menjadi
“pusat gravitasi” ekonomi baru di Indonesia termasuk di kawasan tengah dan timur
Indonesia. IKN baru diharapkan dapat menciptakan pusat memaksimalkan potensi
sumber daya daerah.Ketiga, kondisi objektif Jakarta yang tidak cocok lagi sebagai IKN.
Hal ini bisa di lihat dari”beban” yang harus ditanggung Jakarta antara lain 1) kepadatan
penduduk 16.704 jiwa/km2 sementara kepadatan penduduk Indonesia haya 141
jiwa/km2. 2)kemacetan Jakarta yang merupakan kota termacet nomer 10 di dunia tahun
2019 walau menurun menjadi nomer 31 dari 416 kota besar di 57 negara tahun 2020
(Tom Tom Traffic Index). 3) permasalahan lingkungan dan geologi yang telah kuat
antara lain banjir yang setiap tahun meledak Jakarta da terjadinya penurunan tanah yang
mengakibatkan sebagian wilayah Jakarta berada di bawa permuakaan laut Pemindahan
IKN dari Jakarta ke Kalimantan Timur akan membawa pro dan kontra. Namun sebagai
Negara demokrasi, ketiak Negara telah memutuskan memindahkan IKN dengan proseo
demokrasi melalui UU seharusnya seluru komponen bangsa menduungnya. Dikatakan
Edward UP Nainggolan,bangsa Indonesia perlu meminimaliskan akses pemindahan IKN,
karena tidak ada satu keputusan apapun yang memuaskan seluruh rakyat, namun
keputusan yang memberikan manfaat lebih besar kepada bangsa Indonesia harus
didukung sebagai kecintaan dan bakti untuk NKRI.

2.2. Pemindahan Ibu Kota


Pemindahan ibu kota Indonesia dari Jakarta ke Kalimantan Timur memiliki
dampak yang signifikan pada lingkungan, termasuk aspek ekologi dan upaya pelestarian
alam. Beberapa dampak yang mungkin terjadi adalah:
1. Deforestasi dan Kerusakan Habitat:
Deforestasi: Pembangunan infrastruktur dan pemukiman baru untuk ibu kota baru
dapat menyebabkan deforestasi, mengakibatkan hilangnya habitat alami dan
merugikan keanekaragaman hayati.
Kerusakan Habitat: Konstruksi jalan, gedung, dan fasilitas lainnya dapat
menyebabkan gangguan terhadap habitat flora dan fauna lokal.
2. Perubahan Tata Air dan Ekosistem Air:
Penggunaan Air: Penggunaan air yang besar untuk kebutuhan konstruksi dan
perkotaan baru dapat mempengaruhi sumber daya air dan mengubah ekosistem sungai
dan danau. Pencemaran: Dampak pencemaran air dari limbah industri dan perkotaan
baru dapat merugikan ekosistem air setempat.
3. Emisi Gas Rumah Kaca:
Transportasi: Peningkatan mobilitas dan transportasi untuk memenuhi kebutuhan ibu
kota baru dapat meningkatkan emisi gas rumah kaca, berpotensi menyumbang pada
perubahan iklim.
4. Konflik dengan Kehidupan Lokal:
Masyarakat Lokal: Pemindahan ibu kota dapat menyebabkan konflik dengan
masyarakat lokal, baik terkait dengan pemindahan tanah, hilangnya mata pencaharian
tradisional, atau masalah sosial lainnya.
5. Kehilangan Keanekaragaman Hayati:
Spesies Endemik: Area Kalimantan Timur memiliki spesies-spesies endemik yang
unik. Pemindahan ibu kota dapat menyebabkan kehilangan spesies dan merugikan
keberlanjutan ekosistem setempat.
6. Tata Ruang dan Perencanaan Pembangunan:
Perencanaan Berkelanjutan: Penting untuk menerapkan perencanaan pembangunan
yang berkelanjutan, mengintegrasikan kebutuhan pembangunan dengan pelestarian
alam dan menjaga keseimbangan ekologi.
7. Pengelolaan Limbah:
Pengolahan Limbah: Diperlukan sistem pengelolaan limbah yang efektif untuk
mencegah pencemaran dan dampak negatif pada lingkungan.
8. Pemulihan dan Konservasi:
Program Pemulihan: Diperlukan upaya pemulihan dan konservasi untuk memitigasi
dampak negatif yang telah terjadi, seperti program reboisasi dan pelestarian habitat
alam.
9. Partisipasi Masyarakat dan Keterlibatan Stakeholder:
Partisipasi Masyarakat: Melibatkan masyarakat setempat dan pemangku kepentingan
dalam proses pengambilan keputusan dapat membantu memitigasi dampak negatif
dan mendukung pembangunan berkelanjutan.

Penting untuk menciptakan keseimbangan antara pembangunan ekonomi dan pelestarian


lingkungan, dengan memastikan bahwa tindakan yang diambil mempertimbangkan
dampak jangka panjang pada ekosistem dan keberlanjutan lingkungan.

2.3. Dampak social dari pemindahan ibu kota


Pemindahan ibu kota memiliki dampak sosial yang signifikan pada masyarakat
yang terkena dampak langsung maupun masyarakat secara umum. Beberapa dampak
sosial yang mungkin timbul dari pemindahan ibu kota Indonesia ke Kalimantan Timur
termasuk:
1. Perubahan Struktur Sosial:
Pemindahan ibu kota dapat menyebabkan perubahan struktur sosial di daerah yang
baru. Peningkatan jumlah penduduk dan migrasi dapat menciptakan
ketidakseimbangan dalam distribusi ekonomi dan sosial.
2. Pergeseran Demografi:
Pindahnya pusat pemerintahan dapat menyebabkan pergeseran demografi, termasuk
peningkatan jumlah penduduk, migrasi, dan munculnya komunitas baru.
3. Tantangan Integrasi Sosial:
Kedatangan penduduk baru dan pembangunan infrastruktur dapat menciptakan
tantangan integrasi sosial antara penduduk lokal dan pendatang baru.
4. Perubahan Gaya Hidup dan Budaya:
Perubahan dalam kehidupan sehari-hari dan budaya lokal dapat terjadi karena adanya
modernisasi dan pengaruh dari pendatang baru.
5. Ketidaksetaraan Ekonomi:
Peningkatan ekonomi di sekitar ibu kota baru mungkin tidak merata, menciptakan
ketidaksetaraan ekonomi antara daerah yang terkena dampak langsung dan daerah
sekitarnya.
6. Akses Pendidikan dan Kesehatan:
Meskipun pembangunan infrastruktur baru dapat meningkatkan akses ke pendidikan
dan layanan kesehatan, hal ini juga bisa menyebabkan tekanan pada sistem tersebut
karena peningkatan jumlah penduduk.
7. Perubahan Tata Ruang Kota:
Pemindahan ibu kota dapat menciptakan perubahan dalam tata ruang kota, termasuk
peningkatan urbanisasi dan perubahan dalam pola permukiman.
8. Peningkatan Harga Properti:
Pembangunan infrastruktur baru dan peningkatan aktivitas ekonomi dapat
menyebabkan peningkatan harga properti, yang dapat mempengaruhi akses rumah
bagi masyarakat lokal.
9. Tantangan Sosial-Ekonomi:
Pemindahan ibu kota dapat menciptakan tantangan sosial-ekonomi, seperti
pengangguran, peningkatan biaya hidup, dan masalah-masalah sosial lainnya.
10. Pemberdayaan Lokal:
Penting untuk memastikan bahwa masyarakat lokal terlibat dalam proses
pembangunan dan memiliki akses yang adil terhadap peluang ekonomi dan sosial
yang muncul akibat pemindahan ibu kota.
11. Partisipasi Masyarakat:
Melibatkan masyarakat dalam pengambilan keputusan dan implementasi kebijakan
pembangunan dapat membantu mengurangi potensi dampak negatif dan menciptakan
dukungan masyarakat.
12. Konflik Sosial:
Pergeseran demografi, peningkatan ekonomi, dan perubahan struktur sosial dapat
menyebabkan konflik antara kelompok masyarakat yang berbeda.

Pentingnya manajemen dampak sosial ini untuk menciptakan pembangunan yang


berkelanjutan dan adil, di mana kepentingan masyarakat lokal dihormati dan diperhatikan
dalam setiap langkah pemindahan ibu kota.

2.4. Prinsip-prinsip dasar pemindahan ibu kota

Pemindahan ibu kota adalah keputusan pemerintah yang melibatkan berbagai


prinsip dan pertimbangan. Meskipun prinsip-prinsip ini dapat bervariasi tergantung pada
konteks dan tujuan spesifik, berikut adalah beberapa prinsip dasar yang mungkin menjadi
landasan kebijakan pemindahan ibu kota:

1. Distribusi Pembangunan:
Prinsip: Mendorong distribusi pembangunan secara merata di berbagai wilayah
negara untuk mengurangi ketidaksetaraan dan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
2. Keberlanjutan Ekologis:
Prinsip: Menjalankan pemindahan ibu kota dengan memperhatikan keberlanjutan
ekologis, termasuk pelestarian alam, pengelolaan sumber daya alam, dan
pengurangan dampak lingkungan.
3. Pemberdayaan Lokal:
Prinsip: Mempromosikan pemberdayaan masyarakat lokal dengan melibatkan mereka
dalam pengambilan keputusan, memberikan akses yang adil terhadap peluang
ekonomi, dan melindungi hak tanah masyarakat.
4. Efisiensi Pemerintahan:
Prinsip: Meningkatkan efisiensi pemerintahan dengan menyediakan fasilitas dan
infrastruktur yang memadai untuk mendukung fungsi pemerintahan dan layanan
publik.
5. Perencanaan Jangka Panjang:
Prinsip: Mengadopsi pendekatan perencanaan jangka panjang yang
mempertimbangkan kebutuhan masa depan, pertumbuhan penduduk, dan
perkembangan ekonomi.
6. Ketahanan Bencana:
Prinsip: Menyelaraskan pemindahan ibu kota dengan upaya peningkatan ketahanan
bencana, mempertimbangkan risiko bencana alam yang mungkin terjadi di wilayah
baru tersebut.
7. Partisipasi Masyarakat:
Prinsip: Menciptakan proses keputusan yang inklusif dengan melibatkan masyarakat,
pemangku kepentingan, dan pakar dalam perencanaan dan implementasi pemindahan
ibu kota.
8. Pengembangan Infrastruktur:
Prinsip: Mengembangkan infrastruktur yang memadai, termasuk transportasi, energi,
air, dan teknologi informasi, untuk mendukung keberlanjutan ibu kota baru.
9. Keamanan dan Pertahanan:
Prinsip: Menyediakan keamanan dan pertahanan nasional yang optimal, termasuk
perencanaan strategis untuk melindungi ibu kota baru dari potensi ancaman.
10. Pertimbangan Ekonomi:
Prinsip: Memperhitungkan aspek ekonomi, termasuk potensi pertumbuhan ekonomi
di wilayah baru dan dampak ekonomi secara keseluruhan.
11. Ketahanan Lingkungan:
Prinsip: Menetapkan standar tinggi untuk ketahanan lingkungan dan pelestarian alam,
serta mengadopsi teknologi hijau dan praktik berkelanjutan.
12. Integrasi Pusat dan Daerah:
Prinsip: Memastikan integrasi yang baik antara pusat pemerintahan dan daerah
sekitarnya, serta meminimalkan ketidaksetaraan antarwilayah.
13. Keterbukaan dan Akuntabilitas:
Prinsip: Menerapkan prinsip keterbukaan dan akuntabilitas dalam seluruh proses
pemindahan ibu kota untuk memastikan transparansi dan integritas.
Prinsip-prinsip ini dapat membantu mencapai tujuan pemindahan ibu kota dengan
memastikan bahwa keputusan dan tindakan yang diambil mempertimbangkan
kepentingan dan keberlanjutan berbagai aspek dalam jangka panjang.
III. PENUTUP
3.1.KESIMPULAN
Indonesia memutuskan memindahkan ibu kota negara (IKN) dari Jakarta ke
Kalimantan Timur, berdasarkan Undang-Undang pada 18 Januari 2022. Keputusan ini
didasarkan pada sejarah panjang ide pemindahan yang dimulai oleh Presiden Soekarno
hingga Presiden Joko Widodo. Pemindahan IKN diharapkan mengatasi masalah Jakarta,
mendorong pertumbuhan ekonomi merata, dan mendukung transformasi ekonomi menuju
Visi Indonesia 2045. Meskipun menuai pro dan kontra, kesimpulan utamanya adalah
mendukung keputusan ini sebagai bentuk cinta dan bakti terhadap NKRI.

Pemindahan ibu kota Indonesia dari Jakarta ke Kalimantan Timur berpotensi


menyebabkan dampak signifikan pada lingkungan, termasuk deforestasi, kerusakan
habitat, perubahan tata air, emisi gas rumah kaca, konflik dengan masyarakat lokal,
kehilangan keanekaragaman hayati, perencanaan pembangunan berkelanjutan,
pengelolaan limbah, dan memerlukan upaya pemulihan serta konservasi. Partisipasi
masyarakat dan keterlibatan stakeholder menjadi kunci dalam mengurangi dampak
negatif dan mendukung pembangunan berkelanjutan.

Pemindahan ibu kota Indonesia ke Kalimantan Timur berdampak signifikan


secara sosial. Dampak tersebut meliputi perubahan struktur sosial, pergeseran demografi,
tantangan integrasi sosial, perubahan gaya hidup dan budaya, ketidaksetaraan ekonomi,
akses pendidikan dan kesehatan, perubahan tata ruang kota, peningkatan harga properti,
tantangan sosial-ekonomi, pemberdayaan lokal, partisipasi masyarakat, dan potensi
konflik sosial. Manajemen dampak sosial menjadi kunci untuk mencapai pembangunan
yang berkelanjutan dan memperhatikan kepentingan masyarakat lokal.

Pemindahan ibu kota melibatkan prinsip-prinsip dasar, termasuk distribusi


pembangunan merata, keberlanjutan ekologis, pemberdayaan lokal, efisiensi
pemerintahan, perencanaan jangka panjang, ketahanan bencana, partisipasi masyarakat,
pengembangan infrastruktur, keamanan dan pertahanan, pertimbangan ekonomi,
ketahanan lingkungan, integrasi pusat dan daerah, serta keterbukaan dan akuntabilitas.
Prinsip-prinsip ini menjadi landasan kebijakan untuk mencapai tujuan pemindahan ibu
kota dengan memperhatikan keberlanjutan dan kepentingan berbagai aspek dalam jangka
panjang.
Demikian makala mengenai eksperimen yang telah dibuat oleh penyusun.Makala
ini masi jauh dari kata sempurna dan penyusun menyadari akan hal tersebut karena
kesempurnaan hanyalah milik ALLAH SWT. Oleh karena itu penyusun sangat
membutuhkan kritik dan saran mengenai materi ini dan semoga untuk makala yang
memiliki kesamaan tema dapat lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA

sejarah mengenai tentang pemindahan dari Jakarta ke Ibu Kota Nusantara (IKN)

https://kaltimtoday.co/apa-itu-ikn-ide-sejarah-hingga-alasan-dibaliknya

pemindahan ibu kota memengaruhi lingkungan,termasuk aspek ekologi dan upaya


pelestarian alam di Kalimantan Timur

https://app.komp.as/VnpxgmgGaBEZq9G47

dampak social dari pemindahan ibu kota

https://app.komp.as/4vEsHZEKnN2Gp7TT7

prinsip-prinsip dasar yang menjadi landasan kebijakan pemindahan ibu kota

https://indonesia.go.id//ragam/budaya/sosial/kebijakan-pemindahan-ibukota-antara-ide-
dan-realisasi?lang=1

Anda mungkin juga menyukai