Anda di halaman 1dari 22

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

MUD VOLCANO BLEKULUMSI (BLEDUG KUWU – LUMPUR


SIDOARJO) GEOPARK TRECKING TOUR BASED ECOCULTURAL
DIVERSITY: KONSEP KAWASAN GEOPARK BLEDUK KUWU –
LUMPUR SIDOARJO BERBASIS KERAGAMAN EKOLOGI DAN
BUDAYA

BIDANG KEGIATAN
PKM GAGASAN TERTULIS

Diusulkan oleh:
Novanda Eka Saputra; 15431036; 2015
Hendrika Betani Hernanda; 15431022; 2015
Sri Handayani; 14431004; 2014

UNIVERSITAS PGRI MADIUN


MADIUN
2017

i
ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul........................................................................................................................i
Lembar Pengesahan..............................................................................................................ii
Daftar Isi...................................................................................................................................iii
Daftar gambar.........................................................................................................................iv
1. PENDAHULUAN............................................................................................................1
a. Latar Belakang..............................................................................................................2
b. Tujuan..............................................................................................................................2
c. Manfaat...........................................................................................................................2
2. GAGASAN.........................................................................................................................2
a.Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan.......................................................................2
b.Solusi yang Pernah Ditawarkan................................................................................4
c.Seberapa Jauh Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan dapat Diperbaiki
Melalui Gagasan yang Diajukan...............................................................................5
d.Pihak-pihak yang dapat Membantu Mengimplementasikan Gagasan..........7
e.Langkah-langkah Strategis yang Dilakukan untuk
Mengimplementasikan Gagasan.............................................................................8
3. KESIMPULAN.................................................................................................................9
4. DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................10
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota.......................................................................11
Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas..................16
Lampiran 3. Surat Pernyataan Ketua Tim......................................................................18

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Letupan Bledug Kuwu (kiri) dan Lumpur sidoarjo (kanan)...................4


Gambar 2. Skema Geopark Bleduk Kuwu........................................................................5
Gambar 3. Skema model bangunan Georpark Lumpur Sidoarjo...............................6
Gambar 4. Peta kawasan Geopark.......................................................................................6

iv
1

1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia sebagai negara yang kaya akan kebudayaan atau biasa
disebut dengan Bhineka tunggal ika merupakan ciri khas yang
membedakan Indonesia dengan negara lain. Pesatnya perkembangan
teknologi dan informasi saat ini semakin melunturkan kebudayaan
Indonesia. Lunturnya kebudayaan disebabkan generasi penerus kurang
antusias dalam mempelajari dan melestarikan kebudayaan tersebut. Jika
kebudayaan ini tidak dicegah akan hilang dan Indonesia kehilangan ciri
khasnya. Salah satu cara yang digunakan untuk mencegah kelunturan
kebudayaan dengan memperkenalkan kembali melalui wisata.
Potensi wisata merupakan suatu konsep memperkenalkan suatu
produk atau jasa kepada khalayak ramai. Keanekaragaman kebudayaan
yang dimiliki Indonesia merupakan bekal yang tepat jika dikombinasikan
dengan wisata akan mengangkat nilai kebudayaan masyarakat. Simbiosis
wisata dengan kebudayaan masyarakat akan mensinergikan keberlanjutan
budaya tersebut. Keeksistensian kebudayaan berlandaskan kearifan lokal
akan memiliki nilai kebudayaan itu sendiri sehingga mampu bersaing
dengan perkembangan jaman.
Potensi yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia diantaranya
Bleduk Kuwu dan Lumpur Sidoarjo. Bleduk kuwu merupakan kawah
lumpur (mud vulcano) yang terletak di kawasan Desa Kuwu Kecamatan
Kradenan Kabupaten Grobogan Jawa Tengah. Secara geologi kawah
lumpur kuwu mengandung garam dan berlangsung terus-menerus secara
berkala antara 2 sampai 3 menit (Sutopo, 2011). Potensi lainnya dapat
ditemukan di Sidoarjo yaitu banjir lumpur panas atau disebut Lumpur
Sidoarjo, merupakan peristiwa penyemburan lumpur panas diarea
pengeboran. Lumpur Sidoarjo terletak Dusun Balongnongo Desa
Renokenongo, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.
Lumpur Sidoarjo memiliki kandungan silika yang tinggi dan dapat
dikembangkan sebagai sumber produksi silika(Agus dkk, 2013). Kedua
hasil penelitian membuktikan adanya manfaat lain yang ditemukan pada
kedua tempat tersebut. Berdasar kondisi geologi kedua kawasan tersebut
dapat dibuat objek wisata geologi.
Geopark atau Taman Geologi merupakan daerah yang terdiri dari
sejumlah tapak keragaman geologi yang memiliki kepentingan ilmiah
khusus, kelangkaan dan keindahan serta berhubungan dengan arkeologi,
ekologi, nilai sejarah dan budaya. Geopark berdasar pada konservasi,
pembangunan ekonomi dan pengembangan masyarakat lokal (Hermawan,
2017). Apabila wisata geologi ini diinteraksikan dengan kebudayaan
setempat atau kearifan lokal dan ekologi akan menambah nilai jual wisata
geologi tersebut sekaligus peluang kebudayaan lokal dan ekologi tetap
2

lestari. Di era kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini wisata
merupakan hal yang paling dicari oleh masyarakat, sehingga kebudayaan
lokal masyarakat dan ekologi tetap lestari sehingga masyarakatpun
menjadi lebih faham keanekaragaman kebudayaan dan ekologi lokal yang
dimiliki Indonesia.

B. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dari Program Kreativiras Mahasiswa Gagasan
Tertulis (PKM-GT) MUD VOLCANO BLEKULUMSI ini untuk:
1. Melestarikan peninggalan geologi untuk generasi saat ini dan masa
depan.
2. Membangun jembatan multi‐budaya untuk warisan, konservasi,
pemeliharaan, perbedaan budaya, dan geologi
3. Sinkronisasi antara pembangunan Geopark dan pelestarian ekologi.
4. Memberikan kontribusi secara aktif terhadap kehidupan jaringan
melalui kerja sama inisiatif (komunikasi ,publikasi, pertukaran
informasi, partisipasi dalam pertemuan dan proyek‐proyek).

C. Manfaat
Manfaat dari Program Kreativiras Mahasiswa Gagasan Tertulis (PKM-GT)
MUD VOLCANO BLEKULUMSI ini untuk:
1. Menciptakan konsep Geopark yang berbasis budaya dan ekologi.
2. Terjalin kerjasama beberapa pemangku kepentingan (stakeholder)
dalam mengelola potensi bumi dan budaya.
3. Bagi masyarakat menambah pengetahuan baru tentang wisata geologi
yang dikaitkan dengan kebudayaan masyarakat setempat.
4. Bagi pemerintah, pembangunan wisata geologi menambah destinansi
wisata Indonesia, menambah devisa negara dan pemerataan
pembangunan.

2. GAGASAN
a. Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan
Lumpur Panas Sidoarjo atau lebih dikenal sebagai bencana Lumpur
Lapindo, adalah peristiwa menyemburnya lumpur panas di lokasi
pengeboran Lapindo Brantas Inc di Dusun Balongnongo, Desa
Renokenongo, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, sejak
tanggal 29 Mei 2006. Semburan lumpur panas selama ini menyebabkan
tergenangnya kawasan permukiman, pertanian, dan perindustrian di tiga
kecamatan di sekitarnya, serta memegang peranan penting aktivitas
perekonomian di Jawa Timur. Saat ini fenomena lumpur Lapindo
merupakan peristiwa yang layak menjadi sorot perhatian masyarakat.
Terutama karena fenomena tersebut sudah ada selama 11 tahun dan belum
3

diketahui kemajuan yang tepat untuk mengatasi peristiwa tersebut. Hasil


penelitian mengenai kondisi area lumpur Lapindo membuktikan hal yang
mengejutkan. Meski sudah 11 tahun, semburan lumpur Lapindo yang
terjadi di Desa Renokenongo, Kecamatan Porong, Sidoarjo, sampai
sekarang dampaknya masih dirasakan warga. Selain korban yang
kehilangan tempat tinggal, kondisi dan lingkungan di sekitar daerah
tersebut juga rusak (Baskara, 2013).
Semburan lumpur panas Sidoarjo sampai sekarang masih
diperbicangkan, karena terdapat potret menarik dari fenomena alam
tersebut. Sejumlah wisatawan mengunjungi kawasan luapan lumpur
Lapindo di Sidoarjo, Jawa Timur, 11 Oktober 2015. Menurut berita yang
dilansir liputan 6.com, beberapa tahun silam, Porong didera bencana,
namun kini kawasan tersebut menjadi objek wisata. Pasalnya, fenomena
lumpur Lapindo mengundang keingintahuan seseorang untuk melihat
secara langsung dan bagaimana proses alam tersebut bisa terjadi. Dengan
kondisi tersebut, dapat diketahui bahwa lumpur lapindo memiliki potensi
untuk dijadikan sebagai edu-ekowisata di Jawa Timur.
Kondisi Lumpur Sidoarjo berbeda halnya dengan kondisi Lumpur
Panas Bledug Kuwu. Pengelolaan obyek wisata Bledug Kuwu pada saat ini
masih sangat terbatas. Hal ini mengakibatkan kondisi obyek wisata Bledug
Kuwu terlihat kurang terawat yang ditunjukkan dengan banyaknya sampah
yang ada di lokasi obyek wisata. Terbatasnya pengelolaan yang ada pada
saat ini juga menyebabkan pengunjung obyek wisata Bledug Kuwu pada
saat ini masih terbatas pada masyarakat lokal yaitu masyarakat Kabupaten
Grobogan terutama masyarakat sekitar obyek wisata Bledug Kuwu sendiri
Bledug Kuwu ada sekurangnya tiga titik semburan, dengan titik di
tengah yang disebut masyarakat setempat sebagai Jaka Tuwa,
mengeluarkan letupan paling besar dan terus menerus. Hal menarik lain
dari Bledug Kuwu, ada kandungan garam di lumpur yang menyembur.
Lumpur bledug Kuwu memiliki rata-rata suhu 32oC, rata-rata pH 7,5 dan
konsentrasi rata-rata sulfur 62,883 x102 mg/Kg serta salinitas 57,15 mg/L.
Kandungan Sulfur dan Salinitas yang cukup tinggi tersebut dimanfaatkan
oleh masyarakat sebagai pengobatan dan sebagai bahan pembuat garam
(Siregar, 2016). Produksi garam Kuwu sampai saat ini masih berlangsung
dilakukan turun temurun oleh warga sekitar.
Melihat keadaan tersebut, pencetus gagasan menawarkan solusi yang
dapat meningkatkan potensi dan upaya pengembangan Geopark di area
kawasan jalur Bledug Kuwu-Lumpur Sidoarjo berbasis kebudayaan dan
ekologi setempat.
4

Gambar 1. Letupan Bledug Kuwu (kiri) dan Lumpur sidoarjo (kanan)


(sumber: Google)

b. Solusi yang Pernah Ditawarkan


Solusi yang pernah diwacanakan untuk menangani keresahan
fenomena lumpur Lapindo yaitu gagasan Geopark. Menurut European
Gepark Network (EGN) dan Global Geopark Network (GGN) tahun 2010
taman geologi (Geopark) memiliki kriteria yang harus dipenuhi diantaranya
adanya aspek konservasi, edukasi dan ekonomi. Oleh karena itu, untuk
mewadahi kriteria taman geologi maka ketiga aspek tersebut dijabarkan
sesuai fungsi diantaranya aspek konservasi diwadahi dengan fungsi
Museum geologi, aspek edukasi diwadahi oleh fungsi pusat penelitian dan
aspek ekonomi yang dikembangkan menjadi fungsi souvenir center dan
workshop. Menurut Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS)
perencanaan Geopark ini memiliki kriteria khusus bedasarkan masterplan
perencanaan taman geologi yang berada pada area luar terdampak lumpur
Sidoarjo. Adapun kriteria khususnya adalah taman geologi ini merupakan
bangunan ringan dan tidak masif. Menurut Noerwasito (2007) Lumpur
Sidoarjo merupakan lumpur yang berasal dari semburan lumpur panas di
daerah Porong Kabupaten Sidoarjo. Limbah di sekitar semburan lumpur
Sidoarjo ini sangat berpotensi untuk dikembangkan sebagai bahan dasar
material bangunan salah satunya blok tanah liat dan material sejenisnya.
(Diah N, 2007).
Solusi yang pernah diterapkan di Bledug Kuwu adalah destinasi
wisata lokal. Pada tahun 1980-an, objek wisata ini pernah menjadi
primadona dan banyak menyedot kunjungan wisatawan, baik wisatawan
domestik maupun mancanegara, terutama saat liburan sekolah. Namun saat
ini secara berangsur-angsur pengunjung menurun karena pengelolaan yang
tidak optimal. Fasilitas banyak yang rusak dan kawasan objek wisata
Bledug Kuwu terlihat gersang dan berhawa panas, sehingga objek wisata
ini surut daya tarik dan pesonanya, yang berimbas pada menurunnya secara
drastis kunjungan wisatawan.
Bledug Kuwu sangat memiliki potensi untuk dikembangkan dan
dipasarkan sebagai obyek wisata yang mampu mendatangkan nilai tambah
(added value) bagi Kabupaten Grobogan dan jika ditangani dengan sepenuh
hati dengan mencoba sentuhan investasi, maka akan mampu menambah
5

sumber pendapatan pemerintah daerah Bledug Kuwu. Potensi wisata bisa


menjadi keunggulan tersendiri bagi Pemerintah Daerah, hanya saja belum
maksimal dalam melakukan pengembangan serta pengelolaan, sehingga
belum memberikan kepuasan pelayanan publik secara maksimal (Sutopo,
2011).
Jalur antara Bleduk Kuwu sampai Lumpur Sidoarjo melintasi
beberapa kota dan kabupaten yang terdapat banyak keanekaragaman wisata
ekologi dan budaya. Pengelolaan wisata masih terpisah-pisah karena
persoalan administratif di setiap kabupaten/kota. Setiap kabupaten/kota
punya kebijakan sendiri-sendiri terkait promosi, pengembangan, dan
pengelolaan obyek wisata. Adanya Taman Geologi (Geopark) Blekulumsi
diharapkan dapat menunjang wisata lokal di jalur Bleduk Kuwu sampai
Lumpur Sidoarjo. Gagasan yang diharapkan mampu menanggulangi
permasalahan tersebut dengan program MUD VOLCANO BLEKULUMSI.

c. Seberapa Jauh Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan dapat Diperbaiki


Melalui Gagasan yang Diajukan
1) Konsep Mud Volcano Blekulumsi
Konsep Geopark Mud Volcano Blekulumsi merupakan Geopark
yang memiliki konsep dasar mengkombinasikan warisan geologi dengan
konservasi, pembangunan ekonomi melalui bidang pariwisata,
pengembangan masyarakat lokal dan keanekaragaman budaya setempat.
Konsep ini sangat cocok dan potensial dikembangkan di Jawa Timur dan
Jawa Tengah karena memiliki kesamaan objek geologi Mud Volcano atau
gunung api lumpur yaitu Lumpur Sidoarjo di Jawa Timur dan Bledug
Kuwu di Jawa Tengah. Jalur Geotrek antara Lumpur Sidoarjo dan Bledug
Kuwu melewati kota/kabupaten yang dapat dimanfaatkan sebagai
alternatif wisata lokal.
Konsep Geopark Bleduk kuwu lebih diprioritaskan dalam
pengembangan taman ekologi dan budaya petani garam dalam
pemanfaatan lumpur (gambar. 2). Konsep Lumpur Sidoarjo dikembangkan
dengan desain bahan dasar material bangunan mengunakan material
lumpur Sidoarjo dan corak menggunakan konsep Kerajaan Majapahit
(gambar 3).

Gambar 2. Skema Geopark Bleduk Kuwu


(sumber: www.buyamaryl.pw.html, dimodifikasi)
6

Gambar 3. Skema model bangunan Georpark Lumpur Sidoarjo


(sumber: googlemaps, dimodifikasi)

2) Rencana Pengembangan Desain Moda Transpotasi Jalur Mud Volcano


Blekulumsi menuju spot-spot wisata alternatif.
Mempermudah akses dari Geopark Mud Volcano Blekulumsi
menuju spot-spot wisata alternatif dapat digunakan berbagai desain moda
transpotasi. Desain moda transpotasi yang direncanakan mengintegrasikan
antara kebudayaan,teknologi, dan kenampakan alam sepanjang jalur antar
gunung api lumpur Bledug Kuwu dengan Lumpur Sidoarjo.
Desain Jalur dibagi menjadi dua Bledug Kuwu sampai
Pegunungan Kendeng dan Pegunungan Kendeng sampai Lumpur Sidoarjo.
Bledug Kuwu sampai Pegunungan Kendeng menggunakan Cable Car
Jalur Cable Car ini mempunyai panjang lajur sekitar 121 kilometer yang
membentang dari Waduk Suru Kabupaten Purwodadi menuju Green
Canyon Kedung Cinet Kabupaten Jombang (gambar 4). Pegunungan
Kendeng sampai Sidoarjo menggunakan moda transpotasi Bus Trans
Sidoarjo.
Sepanjang jalur terdapat beberapa stasiun yang dapat digunakan
untuk transit/berhenti menuju tempat wisata alternatif. Transpotasi menuju
wisata alternatif menggunakan delman, becak dan kereta mini dengan
tampilan batik khas daerah masing-masing seperti Batik Jetis Sidoarjo,
Batik Mojokerto, Batik Pecel, dan Batik Jombang.

Gambar. 4 Peta kawasan Geopark


(sumber: google maps, dimodifikasi)
7

3) Strategi pengembangan wisata alternatif di sekitar Geopark


Pengembangan Alternatif wisata lokal di sekitar Geopark dapat
menjadi trek wisatawan antara lain disajikan dalam tabel berikut:
No. Pos Kabupaten Potensi yang dapat dikembangkan
/Kota
1. Sanggar Blora Kesenian barongan berbentuk tarian
Budaya kelompok.Merupakan salah satu
Cepu kesenian rakyat yang sangat populer di
kalangan masyarakat Blora dan Cepu.
2. Alun-alun Madiun Wonderful madiun carnival / pagelaran
Mejayan kirab budaya Dongkrek dan Madiun
Batik Carnival
3. Kedung Jombang Kedung cinet jombang wisata alam
Cinet bernuansa sungai jernih yang ada
ditengah hutan.Yang membuat sungai
ini spesial adalah tepi sungai yang indah
terbentuk dari batuan kapur seperti
Grand Canyon.
4. Sendra Mojokerto Menggunakan bahasa khas Surabaya
Tari atau logat Jawa Timuran
Ludruk
5. Kawasan Sidoarjo Danau lumpur panas diperkirakan
Pusat bersedimentasi menjadi tanah yang
Lumpur berbentuk pulau, sehingga bisa
Sidoarjo, digunakan kembali oleh masyarakat.
Pulau Pembangunan museum geologi Lumpur
Lumpur Sidoarjo untuk mengumpulkan,
Sarinah merawat, menyajikan sejarah lumpur
dan sidoarjo serta melestarikan warisan
Museum budaya masyarakat
Geologi)

d. Pihak-Pihak yang dapat Membantu Mengimplementasikan Gagasan


Pihak-pihak yang dapat membantu mengimplementasikan Mud Volcano
Blekulumsi adalah sebagai berikut:
1. Badan Geologi
Peran Badan Geologi untuk membantu pemerintah daerah dalam
memberikan informasi keragaman geologi yang memiliki nilai warisan
geologi secara tepat dan akurat.
2. Departemen Kebudayaan & Pariwisata
Departemen Kebudayaan dan Pariwisata mempunyai fungsi vital
dalam proses pengembangan Geopark dan kebudayaanya antara lain
penyusunan, pelaksanaan rencana kerja, pembinaan, penyediaan,
penatausahaan, penggunaan, pemeliharaan dan perawatan prasarana dan
sarana.
8

3. Departemen Pekerjaan Umum


Departemen Pekerjaan Umum mempunyai kontribusi dalam
penataan bangunan, penyelenggaraan jalan, sistem pengelolaan air limbah
dan drainase lingkungan, dan pembinaan jasa konstruksi Geopark
4. Badan Pembangunan Nasional
Badan Pembangunan Nasional mempunyai kontribusi dalam
analisis investasi proyek infrastruktur, kerangka regulasi, pemantauan,
evaluasi dan pengendalian pelaksanaan pembangunan Geopark
5. Departemen Energi & Sumber Daya Mineral
Departemen Energi & Sumberdaya Mineral berperan dalam
perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang energi dan
sumber daya mineral yang dimanfaatkan dalam pembangunan Geopark.
6. Lembaga Swadaya Masyarakat
Lembaga Swadaya Masyarakat sebagai fasilitator atau penghubung
diantara stakeholders Geopark misalnya: industri pariwisata dengan
masyarakat lokal, pengelola kawasan yang dilindung dengan masyarakat
lokal, dan pemerintah dengan masyarakat lokal. pengawas kinerja
pemerintah khususnya departemen yang menangani kawasan yang
dipogramkan untuk meyakinkan bahwa program-program berjalan dengan
semestinya.
7. Pemerintah Daerah dan Pusat
Kebijakan pemerintah daerah dan pusat dalam pembangunan
Geopark sangat penting perananya dalam menunjang keberhasilan
pembangunan program. Pembangunan dalam wilayah jalur Geopark akan
meningkatkan APBD & APBN yang besar apabila dikelola secara
professional. Pembangunan Geopark dapat memacu pertumbuhan kawasan
sekitar objek wisata.
8. Masyarakat
Partisipasi masyarakat mempunyai peran yang sangat penting
dalam menunjang pembangunan Geopark. Peran serta dalam memelihara
sumber daya alam dan budaya yang dimiliki merupakan andil yang besar
dan berpotensi menjadi daya tarik wisata. Masyarakat dapat memberikan
saran, pertimbangan, pendapat, informasi potensi dan masalah serta
rencana pengembangan kepariwisataan.

e. Langkah-Langkah Strategis yang Dilakukan untuk


Mengimplementasikan Gagasan
1) Tahap Persiapan
Tahap awal implementasi gagasan dilakukan dengan persiapan
administrasi, inventarisasi dan identifikasi biofisik lingkungan awal.
Persiapan administrasi yang dimaksudkan adalah mengenai pembuatan
proposal, pengumpulan data awal dari instansi yang terkait. Dari data awal
9

tersebut akan digunakan sebagai rujukan dasar dalam melakukan


identifikasi kenampakan alam yang sesuai untuk lajur geotrek, dan
pembangunan Geopark. Selain inventarisasi dan identifikasi terhadap
faktor biofisik lingkungan, perlu dilakukan pula identifikasi dan analisis
terhadap faktor sosial ekonomi masyarakat. Badan Geologi dan
Kementrian ESDM berperan aktif dalam tahap ini.

2) Tahap Pemanfaatan dan Pembangunan Berkelanjutan


Pembangunan pariwisata yang berkelanjutan dapat melalui prinsip-
prinsipnya yang dielaborasikan. Prinsip-prinsip tersebut, antara lain
partisipasi, keikutsertaan para pelaku/ pihak-pihak yang dapat membantu
agar dapat mengimplementasikan program (stakeholders), kepemilikan
lokal, penggunaan sumber daya secara berkelanjutan, mewadahi tujuan-
tujuan masyarakat, perhatian terhadap daya dukung, monitor dan evaluasi,
akuntabilitas, pelatihan serta promosi.

3. KESIMPULAN
Gagasan yang diharapkan mampu untuk melestarikan peninggalan
geologi, budaya lokal dan ekologi untuk generasi saat ini dan masa depan
dengan program Mud Volcano Blekulumsi. Program ini terlaksana dengan
bantuan berbagai pihak yaitu Badan Geologi, Departemen Kebudayaan &
Pariwisata, Departemen Pekerjaan Umum, Badan Pembangunan Nasional
Departemen Energi & Sumber daya Mineral, Lembaga Swadaya Masyarakat,
Pemerintah Daerah, dan masyarakat.
Teknik implementasi yang digunakan dengan dua tahap. Tahap pertama
adalah tahap persiapan. Tahap persiapan meliputi persiapan administrasi,
inventarisasi, identifikasi biofisik lingkungan awal, identifikasi kenampakan
alam yang sesuai untuk lajur geotrek, pembangunan Geopark, dan identifikasi
dan analisis terhadap faktor sosial ekonomi masyarakat. Tahap kedua adalah
tahap pemanfaatan dan pembangunan berkelanjutan. Prinsip-prinsip tersebut,
antara lain partisipasi, keikutsertaan para pelaku/ Pihak-pihak yang dapat
membantu agar dapat mengimplementasikan program (stakeholders),
kepemilikan lokal, penggunaan sumber daya secara berkelanjutan, mewadahi
tujuan-tujuan masyarakat, perhatian terhadap daya dukung, monitor dan
evaluasi, akuntabilitas, pelatihan serta promosi.
Prediksi hasil yang akan diperoleh menciptakan konsep Geopark yang
berbasis budaya dan ekologi, terjalin kerjasama beberapa pemangku
kepentingan (stakeholder) dalam mengelola potensi bumi dan budaya bagi
masyarakat menambah pengetahuan baru tentang wisata geologi yang
dikaitkan dengan kebudayaan masyarakat setempat, pembangunan wisata
geologi, destinansi wisata Indonesia, menambah devisa negara dan
pemerataan pembangunan. Program jenis ini setelah mendapatkan uji kualitas
10

program dari berbagai pihak dapat dikembangkan secara masal di Indonesia


yang memiliki beranekaragam potensi geologi, fenomena alam dan budaya.

5. DAFTAR PUSTAKA

Agus Farid Fadli, dkk. 2013. Ekstraksi Silika dalam Lumpur Lapindo
Menggunakan Metode Kontinyu. Kimia Student Journal, Vol.1(2):182-
187. Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Brawijaya.

Badan Geologi. 2013. Perencanaan Tata Ruang Beraspek Geologi Sekitar


Kawasan Lindung Porong – Sidoarjo. Sidoarjo: Badan Geologi.

Baskara A, Khomsin. 2013. Pemantauan Land Subsidence


Lumpur Lapindo Sidoarjo Menggunakan GPS. Jurnal Teknik
Pomits. Vol.10(10):1-5
Diah N., 2007. Penelitian Awal Pemanfaatan Lumpur Porong Kab. Sidoarjo
untuk Komponen Bangunan. Balai Teknologi Pemukiman.

Hermawan, H. 2017. Geowisata Pengembangann Pariwisata Berbasis


Konservasi. Modul Kuliah Geowisata. STP ARS Internasional Bandung.

Noerwasito, Vincentius Totok. 2007. Blok Tanah Liat Material Lokal sebagai
Bahan Bangunan Dinding untuk Bangunan Sederhana Kasus Blok
Porits dari Lumpur Lapindo. http://digilib.its.ac.id diakses pada tanggal
29 November 2017.

Prahaja, Dimas. 2017. Jalan Raya Porong Tergenang Gara-Gara Tanggul


Lapindo Jebol?. Tersedia http://regional.liputan6.com/read/3177915/
jalan-raya-porong-tergenang-gara-gara-tanggul-lapindo-jebol.Diakses
tanggal 29 November 2017.

Sutopo. 2011. Pengembangan Media Promosi Potensi dan Peluang Investasi


di Kabupaten Grobogan. Journal of Rural and development. Vol.11 No.2
Agustus 2011. Prodi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sebelas Maret.
11

Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota Kelompok


12
13
14

4. Biodata Dosen
Pendamping A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Muh. Waskito Ardhi, S.Pd., M.Pd.
2 Jenis Kelamin L
3 Jabatan Fungsional Asisten Ahli
4 NIP/NIK 110581
5 NIDN 0725028401
6 Tempat, Tanggal Lahir Klaten, 25 Februari 1984
7 E-mail waskitoardhi@gmail.com
8 Nomor Telepon/HP 085229208470

B. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2
Nama Institusi Un.Muh. Surakarta Univ.Sebelas Maret
Jurusan Pendidikan Biologi Pendidikan Sains (Minat
Biologi)
Tahun Masuk-Lulus 2002 - 2006 2010 - 2012
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)

N Nama Pertemuan Ilmiah / Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu


o dan
Tempat
1. 1. Reference of Conference ‘Isolation of Univers
Number :003/02/SGT/FST/2014 Cellulolytic Mold Soil itas
‘’The 4th International Conference of Teak Forest In Maulan
Green Technology Proceeding Kresek, Madiun. a Malik
International Conference On Green Ibrahim
Technology’’, Islamic State Of Malang
University Maulana Malik Ibrahim
th
Malang, November, 9 2013.
2. Seminar Nasional Pendidikan Sains Implementasi Green Univers
IV Learning Method itas
(Gelem) Dalam Sebelas
Pengembangan Maret
Bahan Ajar Berbasis
Potensi Lokal Di
Wana Wisata Grape,
Kecamatan Wungu,
Kabupaten Madiun
3 SEMINAR NASIONAL PENGARUH Univers
PENDIDIKAN Biologi XIII “Biologi, KONSENTRASI itas
Sains, Lingkungan dan DAN LAMA Sebelas
Pembelajarannya” INKUBASI Maret,
TERHADAP Surakar
15

KADAR PROTEIN ta 06
CRUDE ENZIM Agustu
SELULASE DARI s 2016
KAPANG
Aspergillusniger
4 3rd IBOC 2016 (International Biology The Production and Institut
Conference 2014) 10th Korea-Asean Activity Test Of e
Biomass Symposium Biodiversity and Cellulases using Teknol
Biotechnology for Human Welfare. Bagasse Substrate on ogi
Aspergillus niger Sepulu
Isolated from Clove h
field, Kare, Madiun Nopem
ber
Saturda
y.
Oktobe
r 15th.
2016

D. Penghargaan dalam 5tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya)
No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Tahun
Penghargaan
1 Juri Microteaching Competition 2014 FKIP UNS 2013
universitas Sebelas Maret
2 Pendamping PIMNAS XXVII Kemenristekdikti 2014
Universitas Diponegoro
3 Best Paper Bidang Pengabdian FE Unmuh 2015
Masyarakat Seminar Nasional Hasil Ponorogo
Penelitian dan Pengabdian Kepada
Masyarakat Universitas
Muhammadiyah Ponorogo
4 Pelatihan Pengembangan Posdaya dan Haryono Suyono 2016
Pemetaan Keluarga Center
5 Pendamping PKM GT PIMNAS ke-29 Kemenristekdikti 2016
Institut Pertanian Bogor
16

Lampiran 2

SUSUNAN ORGANISASI TIM KEGIATAN DAN PEMBAGIAN TUGAS

Alokasi
Program Bidang Waktu
No Nama/NIM (Jam/ Uraian Tugas
Studi Ilmu
Minggu
)
1. Novanda Eka Pendidikan Pendidi 10 Jam/ 1. Mengkoordinasi
Saputra Biologi kan dan Minggu rapat pembagian
Biologi tugas.
2. Memantau proses
jalannya
penyusunan
proposal/ surat-
menyurat/
administrasi yang
diperlukan.
3. Memantau hasil
penyusunan
proposal/ surat-
menyurat/
administrasi yang
diperlukan
4. Mengajukan
proposal/ surat-
menyurat/
administrasi yang
diperlukan kepada
dosen pembimbing
untuk direvisi.
2. Hendrika Pendidikan Pendidi 8 Jam/ 1. Mengkoordinasi
Betani Biologi kan dan Minggu dengan ketua
Hernanda Biologi untuk menyusun
proposal yang
diperlukan.
2. Menyusun
proposal yang
diperlukan.
3. Bersama ketua
merevisikan
17

proposal yang
diperlukan.
4. Bertanggungjawab
atas proposal yang
diperlukan.
3. Sri Pendidikan Pendidi 8 1. Mengkoordinasi
Handayani Biologi kan dan Jam/Mi dengan ketua
Biologi nggu untuk surat
menyurat/
administrasi yang
diperlukan.
2. Menyusun surat
menyurat/
administrasi yang
diperlukan.
3. Bersama ketua
merevisikan surat
menyurat/
administrasi yang
diperlukan.
4. Bertanggungjawab
atas surat
menyurat/
administrasi yang
diperlukan.
18

Anda mungkin juga menyukai