Disusun Oleh :
Alfandias Seysna Putra
Fitri Nurjanah
Syabina Aghni Mufida
F44120054
G54130039
A24120148
: Tambakrejo Integrated
: Perencanaan Agrowisata
d. Universitas
: Asrama
Menyetujui,
Wakil Dekan Fakultas Teknologi Pertanian
Bidang Akademik dan Kemahasiswaan
(Prof. Dr. Ir. Sugiyono, M.App.Sc)
NIP. 19650729 199002 1 002
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga karya tulis dengan judul
Tambakrejo Integrated Agrotourism : Konsep Kawasan Agrowisata Terpadu
Sebagai Upaya Pemberdayaan Potensi Pertanian Dan Kawasan Pantai Di Desa
Tambakrejo, Kabupaten Malang dapat diselesaikan. Karya tulis ini terselesaikan
berkat petunjuk, saran, arahan, dan dorongan yang diberikan berbagai pihak baik
secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu pada kesempatan ini
disampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Sutoyo, S.TP, M.Si selaku dosen pembimbing atas arahan dan
bimbingan
2. Dosen-dosen Fakultas Pertanian dan Fakultas Teknologi Pertanian
yang telah memberikan masukan-masukan kepada karya ini
3. Orang tua tercinta serta adik yang telah mencurahkan seluruh perhatian
dan kasih sayangnya yang tulus serta dukungan secara moril dan
materil.
4. Teman-teman Forum for Scientific Studies (FORCES) yang telah
memberikan dorongan moral dan material
Akhir kata, semoga karya tulis ini dapat memberikan manfaat dan bisa di
terapkan di Desa Tambakrejo, Kabupaten Malang di kemudian hari. Kritik dan
saran terhadap karya ini akan diterima sebagai masukan untuk perbaikan di
kemudian hari.
Bogor, September 2015
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
ABSTRAK...............................................................................................................v
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Tujuan.............................................................................................................2
1.3 Manfaat...........................................................................................................2
BAB 2 GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN................................2
BAB 3 DESKRIPSI PROJEK..................................................................................4
3.1 Wisata Persawahan.........................................................................................5
ABSTRAK
Abstrak : Salah satu unsur sektor pertanian yang saat ini masih belum tergarap secara optimal
adalah agrowisata. Agrowisata merupakan suatu kegiatan perjalanan atau wisata yang
dipadukan dengan aspek-aspek kegiatan pertanian dan juga mengandung unsur pendidikan dalam
kemasan paket wisata serta unsur sosial ekonomi dalam pembangunan pertanian dan pedesaan.
Tujuan dari karya ini adalah sebagai konsep awal pengembangan kawasan agrowisata terpadu di
desa Tambakrejo yang berkelanjutan serta mampu memberikan manfaat bagi masyarakat lokal
dalam hal pengembangan aset wisata potensial di desa tersebut. Desa Tambakrejo secara
geografis terletak di selatan Kecamatan Sumbermanjing Wetan dengan luas wilayah 1.823 Ha.
Sebagian besar penduduknya bermata pecaharian sebagai nelayah dan petani, dengan komposisi
nelayan 2.169 jiwa dan petani 1.371 jiwa. Desa Tambakrejo memiliki luas areal persawahan 70
Ha dan areal perkebunan yang bermacam-macam dengan sistem tumpang sari, seperti pisang,
tebu, coklat, lada, dan kelapa. Desa Tambakrejo juga memiliki dua pantai yaitu Pantai Sendiki
dan Tamban serta berdekatan dengan Pulau Sempu yang terkenal dengan pantai yang indah dan
kawasan cagar alam. Sumber daya alam yang ada di desa tersebut memiliki potensi untuk
dikembangkannya produk khas dan wisata berbasis pertanian. Dari potensi-potensi tersebut
terdapat empat objek lapangan yang berpotensi sebagai objek wisata berbasis agrowisata antara
lain; Pulau Sempu, kawasan pantai, perkebunan, dan persawahan. Setiap lokasi memiliki nilai
dan ciri khas masing-masing sebagai kawasan agrowisata. Selain itu hasil perkebunan juga
dapat dijadikan produk-produk olahan yang dapat dijadikan oleh-oleh bagi wisatawan yang
datang ke Desa Tambarejo. Terdapat empat sentra wisata yang akan dikembangkan antara lain,
sentra wisata persawahan, sentra wisata tebu, sentra wisata kelapa, dan wisata jelajah pantai.
Berdasarkan hasil data dan analisis, Desa Tambakrejo memiliki potensi untuk dikembangkan
sebuah konsep agrowisata yang terintegrasi dengan bidang pertanian, bidang perkebunan, dan
konservasi.
Kata Kunci : Agrowisata Terpadu, Desa Tambakrejo, Pemberdayaan, Wisata Alam
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pariwisata merupakan penghasil devisa non-migas yang saat ini banyak
dikembangkan di berbagai daerah. Di Indonesia banyak berkembang objek wisata
yang menonjolkan keindahan alam, seni, dan budaya. Pariwisata diakui
pemerintah sebagai penghasil devisa terbesar dari sektor non-migas. Indonesia
memiliki kekayaan sumber daya alam dan juga budaya yang dijadikan sebagai
objek wisata. Sebagai negara agraris dan maritim, Indonesia memiliki lahan
pertanian dan garis pantai yang sangat luas. Rangkaian kegiatan pertanian dari
budidaya hingga pasca panen dapat dijadikan daya tarik tersendiri bagi kegiatan
pariwisata. Sistem budidaya pertanian Indonesia yang masih tradisional menjadi
keunikan tersendiri dan juga kawasan budidaya pertanian biasanya berada di
daerah perdesaan yang masih asri alamnya. Begitu pula potensi pantai Indonesia
sebagai salah satu negara yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia,
Indonesia memiliki banyak pantai yang indah sehingga potensial untuk dijadikan
objek wisata.
Pada zaman ini, manusia di bumi hidup dipenuhi dengan kejenuhan,
rutinitas dan kesibukan sehingga perlu ada keseimbangan dalam pekerjaan. Salah
satu hal yang dapat menghilangkan kejenuhan adalah pergi ke suatu tempat yang
alami dan menyenangkan seperti tempat wisata. Sektor pariwisata dapat dijadikan
sebagai industri yang potensial untuk pengembangan potensi daerah. Setiap desa
memiliki potensi tersendiri baik hasil pertanian, perkebunan, perikanan ataupun
peternakan. Menurut Rahmawati (2005), tentang koordinasi pengembangan
agrowisata mendefinisikan agrowisata sebagai suatu bentuk kegiatan wisata yang
memanfaatkan usaha agro sebagai obyek wisata dengan tujuan memperluas
pengetuan, pengalaman, rekreasi, dan hubungan usaha di bidang agro .
Pengembangan agrowisata di setiap lokasi merupakan pengembangan yang
terpadu antara pengembangan masyarakat desa, alam terbuka yang khas,
permukiman desa, budaya dan kegiatan pertanian serta sarana pendukung wisata
seperti transportasi, akomodasi dan komunikasi (Rahmawati, 2008). Desa
Tambakrejo merupakan salah satu desa di selatan Kabupaten Malang yang
memiliki potensi wisata yang banyak dan diikuti oleh potensi pertanian yang
besar. Namun hingga saat ini belum ada suatu pengembangan kawasan pariwisata
yang mengintegrasikan antara potensi wisata alam dengan potensi pertanian
produktif di desa tersebut. Sehingga pengembangan kawasan agrowisata yang
terintegrasi dengan wisata alam merupakan suatu hal yang strategis di Desa
Tambakrejo, Kabupaten Malang.
1.2 Tujuan
Perancangan konsep kawasan ini bertujuan untuk mengembangkan
kawasan agrowisata terpadu dari potensi pertanian dan wisata yang ada di Desa
Tambakrejo dengan (1) mengidentifikasikan potensi-potensi yang ada di Desa
Tambakrejo, (2) menyusun rancangan pengembangan kawasan agrowisata terpadu
berbasis
pertanian
produktif
dan
partisipasi
masyarakat,
serta
(3)
memiliki mata pencaharian nelayan dan petani yaitu sebanyak 2.169 nelayan dan
1.371 petani. Akses menuju desa tersebut melalui perbukitan dan daerah hutan
produksi milik PT Perhutani. Kondisi geografis Desa Tambakrejo yang demikian
mengakibatkan pembangunan wisata berbasis pertanian dan kelautan menjadi
terhambat. Belum adanya promosi mengenai potensi wisata yang ada di desa
tersebut juga memperlambat berkembangnya wisata di daerah ini. Malang
terkenal dengan pengelolaan pertanian berbasis wisata di beberapa tempat, namun
lokasi yang dikembangkan masih lokasi yang dekat dengan pusat pemerintahan
dan belum menyentuh lokasi-lokasi baru terutama daerah selatan. Kondisi
masyarakat Desa Tambakrejo, berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara
dengan mantan ketua Poktan (Kelompok Tani) Bantolo Asri dan HIPPA
(Himpunan Petani Pemakai Air) Giri Tirta Desa Tambakrejo, masyarakat yang
bermatapencaharian petani selain menggarap sawah juga menggarap kebun, baik
kebum milik sendiri ataupun milik orang lain.. Total ladang beririgasi yang
terdapat di desa ini sebanyak 32 ha namun tidak semua lahan berupa pesawahan,
sebagian sudah dikonversi menjadi kebun tebu. Wilayah Pantai Sendiki juga
memiliki sawah tadah hujan seluas 30 ha. Kebanyakan dari ladang ditanami tebu
dengan alasan kebutuhan airnya yang tidak terlalu banyak dan hasil kebun bisa
langsung dijual ke Pabrik Gula Rajawali Malang. Selain petani sawah dan kebun,
terdapat juga nelayan dengan hasil tangkapan berupa ikan tongkol, tuna, kakap,
kerapu, marlin layang, cakalang, dan lainnya. Sumber Daya potensial lainnya
adalah kawasan-kawasan pantai seperti Pantai Sendiki dan Tamban Indah dengan
akses yang masih asri. Untuk menuju Pantai Sendiki harus melewati 800 meter
sawah tadah hujan yang hijau. Para petani juga ada yang bekerja sama dengan PT
Perhutani dalam menggarap kawasan hutan di desa tersebut, seperti menanam
tanaman cengkeh dan kopi di kawasan hutan PT Perhutani karena berdasarkan
wawancara tidak ada kasus penangkapan warga yang menanam tanaman kebun di
lahan hutan PT Perhutani. Sehingga walaupun banyak kawasan desa yang
dikuasai PT Perhutani, para petani tetap bisa mendapatkan hasil dari tanamantanaman perkebunan yang ditanam bersamaan dengan hutan tersebut.
Kondisi pariwisata yang sudah ada di desa tersebut adalah Desa Wisata
Tamban yang merupakan lembaga swadaya masyarakat sejak tahun 1990 dengan
focus kerja pelestarian alam dan budaya. Desa Wisata Tamban lebih
mengembangkan program-program pendidikan mengenai lingkungan hidup dan
budaya. Namun program tersebut bukan hanya untuk wisatawan dari luar desa
saja, namun ada juga program untuk warga desa dengan tujuan pengembangan
kualitas sumber daya manusia di Desa Tambakrejo. Gambar 2.1 menunjukkan
salah satu pelatihan yang diberikan masyarakat, yaitu gamelan dan tari tradisional.
Hingga saat ini yang sudah berkembang bersama dengan Desa Wisata Tamban
adalah wisata jelajah alam, rekreasi, dan petualangan pulau sempu. Terdapat juga
fasilitas penginapan yang telah dikembangkan berupa asrama dan tinggal bersama
dengan warga. Namun hingga saat ini masih belum ada wisata yang bersentuhan
dengan pertanian, padahal Desa Tambakrejo memiliki potensi pertanian yang
sangat besar. Sehingga butuh pengembangan lebih lanjut mengenai konsep
Agrowisata agar terwujudnya inovasi-inovasi pariwisata di Desa Tambakrejo.
Gambar 2.1 Seperangkat alat gamelan dan tari tradisional di Desa Tambakrejo
dikelilingi oleh hutan tropis. Pantai yang memiliki panjang 500 m ini sangat
cocok sebagai tempat camping. Sejuknya udara pantai dan suasana hutan dimalam
hari yang dapat dirasakan selama camping di Pantai Sendiki akan memberikan
pengalaman tersendiri bagi para wisatawan.
Dusun Tamban berada dekat dengan tempat pelelangan ikan. Setiap
harinya di lokasi ini banyak dijual ikan-ikan segar dari perolehan nelayan dari
pantai sekitar. Pelelangan ikan adalah salah satu mata rantai tata niaga ikan.
Pelelangan ikan adalah suatu kegiatan di suatu tempat pelelangan ikan guna
mempertemukan antara penjual dan pembeli ikan sehingga terjadi tawar-menawar
harga ikan yang disepakati bersama (Sinaga, 2008). Wisatawan dapat berkeliling
melihat proses pelelangan ikan Atau bahkan turut serta dalam proses jual beli ikan
dengan cara menjadi pembelinya. Selanjutnya ikan yang diperoleh dari hasi
pelelangan dapat diolah menjadi salah satu santapan yang lezat menemani suasana
camping yang nyaman.
Sentra wisata jelajah pantai juga menyediakan sebuah tempat bernama
Traditional Seafood Center. Di tempat ini wisatawan yang berkunjung dapat
memanjakan lidah dengan menikmati kuliner ala pantai. Menu yang disajikan
dapat dipesan by request atau sesuai dengan permintaan wisatawan. Kuliner di
tempat ini akan terasa mengasikkan sebab bahan yang dimasak merupakan
sseafood segar yang berasal dari Pusat Pelelangan ikan. Ikan-ikan segar yang
dijual di tempat pelelangan ikan dapat langsung dimasak sesuai daftar menu yang
telah disediakan oleh Traditional Seafood Center. Tempat kuliner ini diolah oleh
warga sekitar yang dibuat secara traditional baik tempat ataupun menu yang
disajikan.
BAB 4 METODE PELAKSANAAN
Metode pelaksanaan dapat diartikan sebagai suatu rangkaian cara atau
teknik yang dipaparkan secara sistematis dan menjelaskan juga pihak-pihak yang
terkait dalam proses pelaksanaan konsep agrowisata ini. Nawawi (2001)
mengemukakan, bahwa metode pada dasarnya adalah cara yang dapat
dipergunakan untuk mencapai tujuan. Pendekatan yang akan dilakukan dalam
melaksanakan Konsep Kawasan Agrowisata Terpadu adalah melalui pendekatan
permberdayaan komunitas lokal dan pengembangan sumber daya budaya
berkelanjutan.
a Pendekatan Pemberdayaan Komunitas Lokal
Pemberdayaan masyarakat atau komunitas lokal merupakan
paradigma yang sangat penting dalam kerangka pengembangan atau
pengelolaan sumber daya budaya dan pariwisata. Pemberdayaan
masyarakat dalam pengembangan tersebut dipandang penting oleh De Blij
dan Murphy (1988), yang memandang bahwa pengembangan kegiatan
budaya dan pariwisata merupakan kegiatan berbasis komunitas, yaitu
9
bahwa sumber daya dan keunikan komunitas lokal baik berupa elemen
fisik maupun non fisik (tradisi dan budaya) yang melekat pada komunitas
tersebut merupakan unsur penggerak utama kegiatan budaya dan
pariwisata itu sendiri. Di sisi lain komunitas lokal yang tumbuh dan hidup
berdampingan dengan suatu objek wisata tidak dapat dipungkiri
sebenarnya telah menjadi bagian dari system ekologi yang saling terkait
mengkait dengan sumber daya budaya dan pariwisata.
Pendekatan tersebut menegaskan bahwa pengembangan sumber
daya budaya dan pariwisata harus sensitif dan responsif terhadap
keberadaan dan kebutuhan komunitas lokal dan bahwa dukungan dari
seluruh
komunitas
amat
sangat
diperlukan
bagi
keberhasilan
pada
umumnya
menekankan
pada
prinsip
upaya
Perancangan Konsep
Buruk
Evaluasi
Baik
Selesai
Gambar 4.1 Diagram alir tahapan pelaksanaan
11
disosialisasikan
kepada
masyarakat.
Koordinasi
tersebut
13
dilakukan
secara
berkelanjutan
guna
Biaya (Rupiah)
2.500.000
4.000.000
2.500.000
1.000.000
10.000.000
14
DAFTAR PUSTAKA
Amin, S. 2009. Cocopreneurship Aneka Peluang Bisnis Dari Kelapa. Yogyakarta:
Andi Offset
De Blij, H.J and A.B. Murphy. 1998. Human Geography, Culture, Society, and
Space. Six Edition. New York : John Wiley & Sons, Inc
Juwita, Y. 2014. Teknologi pengolahan, manfaat, dan kendala penggunaan kompos
jerami padi. Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2014. Hal 146-1
146-7
Nawawi, Hadari. 2001. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja
Rosdakarya Offset
Rahmawati, D.R. 2005. Faktor kesiapan masyarakat petani dan strategi
pengembangan agropolitan. Skripsi. Departemen Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi
Pertanian, Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor
Rahmawati, Nur Fajri. 2008. Pengaruh pelaksanasan agropolitan terhadap
perkembangan ekonomi di tujuh kawasan agropolitan Kabupaten Magelang.
Skripsi. Departemen Ekonomi Pertanian dan Sumberdaya, Fakultas Pertanian,
Institut Pertanian Bogor
Sinaga, Betharia. 2008. Peranan pelelangan ikan terhadap peningkatan pendapatan
nelayan dan kaitannya dengan pengembangan wilayah (studi perbandingan
aktivitas tpi Irecut dan tpi pekalongan). Tesis. Sekolah Pascasarjana,
Universitas Sumatera Utara
Sumarno. 2006. Periodisasi musim tanam padi sebagai landasan manajemen
produksi beras nasional. http://litbangtan.go.id/artikel/one/106/
Warsana. 2009. Introduksi Teknologi Tumpeng Sari Jagung Dan Kacang Tanah.
BPTP Jawa Tengah
15
LAMPIRAN LAMPIRAN
16
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Program Studi
NIM
: F44120054
: alfandsp@gmail.com
No Telp
: 085718959933
: Fitri Nurjanah
Jenis Kelamin
: Perempuan
Program Studi
: Matematika
NIM
: G54130039
: fitrinurjanah1702@gmail.com
No Telp
: 085768922403
Anggota 2
Nama
Jenis Kelamin
: Perempuan
Program Studi
NIM
: A24120148
: mufidasy@gmail.com
No Telp
: 082312943200
17
Jumlah
Biaya Satuan
Total (Rp)
(Rp)
Peralatan Penunjang
1. Pembelian cat
2. Pembelian paku
3. Pembelian palu
Pembelian
Tinta isi printer
30.000
5.000
15.000
60.000
20.000
60.000
@ 50.000
300.000
Subtotal
2.500.000
50 buah
10 buah
4 buah
4 buah
15.000
15.000
200.000
100.000
750.000
100.000
800.000
400.000
5.
informasi
Pembelian konsumsi (snack)
100 duz
8.000
800.000
6.
50 duz
5.000
250.000
40.000
50.000
Subtotal
80.000
500.000
4.000.000
3 x perjalanan
@ 100.000
300.000
5 x perjalanan
@ 100.000
500.000
3 x perjalanan
@ 200.000
600.000
8 kaleng
1 kg
4 buah
6 buah
koordinasi dengan
7
8
stakeholder
Kertas A4 80 gram
Pembelian tal tambang
Perjalanan
1. Perjalanan ke Dinas
2 rim
10 paket
Kabupaten Malang
Biaya pengangkutan
material (Ke Desa
Tambakrejo)
Transportasi selama di Desa
Tambakrejo
18
Administrasi
1. Pencetakan proposal
2. Penggandaan proposal
3. Penjilidan proposal
4. Pembuatan surat undangan
Subtotal
2.500.000
2 eksemplar
6 eksemplar
8 eskemplar
50 eksemplar
@ 10.000
@ 5.000
@ 2.500
@ 500
20.000
30.000
20.000
25.000
2 unit
5 buah
@ 40.000
@ 5.000
80.000
25.000
5.
6.
koordinasi
Sewa printer
Pembelian CD-R untuk
7.
Dokumentasi
Penyewaan Kamera
2 buah x 10
@ 20.000
400.000
pertemuan
1 paket
@ 400.000
400.000
Subtotal
Total
1.000.000
8.
Nama
Jenis Kelamin
Tempat dan Tanggal Lahir
Universitas
Alamat Universitas
19
Ketua Kelompok
20