Anda di halaman 1dari 25

PROJECT PLAN COMPETITION

INDONESIAN STUDENT SUMMIT 2015


TAMBAKREJO INTEGRATED AGROTOURISM : KONSEP
KAWASAN AGROWISATA TERPADU SEBAGAI UPAYA
PEMBERDAYAAN POTENSI PERTANIAN DAN KAWASAN
PANTAI DI DESA TAMBAKREJO, KABUPATEN MALANG

Disusun Oleh :
Alfandias Seysna Putra
Fitri Nurjanah
Syabina Aghni Mufida

F44120054
G54130039
A24120148

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


BOGOR
2015
LEMBAR PENGESAHAN
1. Judul Proposal

: Tambakrejo Integrated

Agrotourism : Konsep Kawasan Agrowisata Terpadu


Sebagai Upaya Pemberdayaan Potensi Pertanian
Dan Kawasan Pantai Di Desa Tambakrejo,
Kabupaten Malang
2. Sub Tema
3. Ketua Kelompok
a. Nama Lengkap
b. NIM
c. Jurusan

: Perencanaan Agrowisata

Berbasis Pertanian Produktif


:
: Alfandias Seysna Putra
: F44120054
: Teknik Sipil dan Lingkungan

d. Universitas

: Institut Pertanian Bogor


e. Alamat Rumah dan No Telp/HP

: Asrama

PPSDMS Bogor, Jl Raya Dramaga, Bogor /


085718959933
f. Alamat email
: alfandsp@gmail.com
4. Anggota Kelompok : 2 Orang
5. Dosen Pendamping :
a. Nama Lengkap dan Gelar
: Sutoyo, S.TP, M.Si
b. NIP
: 19770212 200701 1 003
c. Alamat Rumah dan No Telp/HP : Griya Melati Blok B2-9, Bubulak
Dosen Pembimbing
(Sutoyo, S.TP, M.Si)
NIP. 19770212 200701 1 003

Bogor, 13 September 2015


Ketua Kelompok
(Alfandias Seysna Putra)
NIM. F44120054

Menyetujui,
Wakil Dekan Fakultas Teknologi Pertanian
Bidang Akademik dan Kemahasiswaan
(Prof. Dr. Ir. Sugiyono, M.App.Sc)
NIP. 19650729 199002 1 002
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga karya tulis dengan judul
Tambakrejo Integrated Agrotourism : Konsep Kawasan Agrowisata Terpadu
Sebagai Upaya Pemberdayaan Potensi Pertanian Dan Kawasan Pantai Di Desa
Tambakrejo, Kabupaten Malang dapat diselesaikan. Karya tulis ini terselesaikan
berkat petunjuk, saran, arahan, dan dorongan yang diberikan berbagai pihak baik
secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu pada kesempatan ini
disampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Sutoyo, S.TP, M.Si selaku dosen pembimbing atas arahan dan
bimbingan
2. Dosen-dosen Fakultas Pertanian dan Fakultas Teknologi Pertanian
yang telah memberikan masukan-masukan kepada karya ini

3. Orang tua tercinta serta adik yang telah mencurahkan seluruh perhatian
dan kasih sayangnya yang tulus serta dukungan secara moril dan
materil.
4. Teman-teman Forum for Scientific Studies (FORCES) yang telah
memberikan dorongan moral dan material
Akhir kata, semoga karya tulis ini dapat memberikan manfaat dan bisa di
terapkan di Desa Tambakrejo, Kabupaten Malang di kemudian hari. Kritik dan
saran terhadap karya ini akan diterima sebagai masukan untuk perbaikan di
kemudian hari.
Bogor, September 2015
Penulis

DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
ABSTRAK...............................................................................................................v
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Tujuan.............................................................................................................2
1.3 Manfaat...........................................................................................................2
BAB 2 GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN................................2
BAB 3 DESKRIPSI PROJEK..................................................................................4
3.1 Wisata Persawahan.........................................................................................5

3.2 Sentra Wisata Tebu.........................................................................................7


3.3 Sentra Wisata Kelapa......................................................................................7
3.4 Wisata Jelajah Pantai......................................................................................8
BAB 4 METODE PELAKSANAAN......................................................................9
4.1 Studi Awal Kawasan.....................................................................................12
4.2 Perancangan Konsep....................................................................................12
4.3 Koordinasi dengan stakeholder....................................................................12
4.4 Sosialisasi Konsep Kawasan........................................................................13
4.6. Evaluasi.......................................................................................................13
4.7 Pengembangan Kawasan Wisata..................................................................14
BAB 5 BIAYA........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................15
LAMPIRAN LAMPIRAN..................................................................................16

ABSTRAK
Abstrak : Salah satu unsur sektor pertanian yang saat ini masih belum tergarap secara optimal
adalah agrowisata. Agrowisata merupakan suatu kegiatan perjalanan atau wisata yang
dipadukan dengan aspek-aspek kegiatan pertanian dan juga mengandung unsur pendidikan dalam
kemasan paket wisata serta unsur sosial ekonomi dalam pembangunan pertanian dan pedesaan.
Tujuan dari karya ini adalah sebagai konsep awal pengembangan kawasan agrowisata terpadu di
desa Tambakrejo yang berkelanjutan serta mampu memberikan manfaat bagi masyarakat lokal
dalam hal pengembangan aset wisata potensial di desa tersebut. Desa Tambakrejo secara
geografis terletak di selatan Kecamatan Sumbermanjing Wetan dengan luas wilayah 1.823 Ha.
Sebagian besar penduduknya bermata pecaharian sebagai nelayah dan petani, dengan komposisi
nelayan 2.169 jiwa dan petani 1.371 jiwa. Desa Tambakrejo memiliki luas areal persawahan 70
Ha dan areal perkebunan yang bermacam-macam dengan sistem tumpang sari, seperti pisang,
tebu, coklat, lada, dan kelapa. Desa Tambakrejo juga memiliki dua pantai yaitu Pantai Sendiki
dan Tamban serta berdekatan dengan Pulau Sempu yang terkenal dengan pantai yang indah dan

kawasan cagar alam. Sumber daya alam yang ada di desa tersebut memiliki potensi untuk
dikembangkannya produk khas dan wisata berbasis pertanian. Dari potensi-potensi tersebut
terdapat empat objek lapangan yang berpotensi sebagai objek wisata berbasis agrowisata antara
lain; Pulau Sempu, kawasan pantai, perkebunan, dan persawahan. Setiap lokasi memiliki nilai
dan ciri khas masing-masing sebagai kawasan agrowisata. Selain itu hasil perkebunan juga
dapat dijadikan produk-produk olahan yang dapat dijadikan oleh-oleh bagi wisatawan yang
datang ke Desa Tambarejo. Terdapat empat sentra wisata yang akan dikembangkan antara lain,
sentra wisata persawahan, sentra wisata tebu, sentra wisata kelapa, dan wisata jelajah pantai.
Berdasarkan hasil data dan analisis, Desa Tambakrejo memiliki potensi untuk dikembangkan
sebuah konsep agrowisata yang terintegrasi dengan bidang pertanian, bidang perkebunan, dan
konservasi.
Kata Kunci : Agrowisata Terpadu, Desa Tambakrejo, Pemberdayaan, Wisata Alam

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pariwisata merupakan penghasil devisa non-migas yang saat ini banyak
dikembangkan di berbagai daerah. Di Indonesia banyak berkembang objek wisata
yang menonjolkan keindahan alam, seni, dan budaya. Pariwisata diakui
pemerintah sebagai penghasil devisa terbesar dari sektor non-migas. Indonesia
memiliki kekayaan sumber daya alam dan juga budaya yang dijadikan sebagai
objek wisata. Sebagai negara agraris dan maritim, Indonesia memiliki lahan
pertanian dan garis pantai yang sangat luas. Rangkaian kegiatan pertanian dari
budidaya hingga pasca panen dapat dijadikan daya tarik tersendiri bagi kegiatan
pariwisata. Sistem budidaya pertanian Indonesia yang masih tradisional menjadi
keunikan tersendiri dan juga kawasan budidaya pertanian biasanya berada di
daerah perdesaan yang masih asri alamnya. Begitu pula potensi pantai Indonesia
sebagai salah satu negara yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia,
Indonesia memiliki banyak pantai yang indah sehingga potensial untuk dijadikan
objek wisata.
Pada zaman ini, manusia di bumi hidup dipenuhi dengan kejenuhan,
rutinitas dan kesibukan sehingga perlu ada keseimbangan dalam pekerjaan. Salah
satu hal yang dapat menghilangkan kejenuhan adalah pergi ke suatu tempat yang
alami dan menyenangkan seperti tempat wisata. Sektor pariwisata dapat dijadikan
sebagai industri yang potensial untuk pengembangan potensi daerah. Setiap desa
memiliki potensi tersendiri baik hasil pertanian, perkebunan, perikanan ataupun
peternakan. Menurut Rahmawati (2005), tentang koordinasi pengembangan
agrowisata mendefinisikan agrowisata sebagai suatu bentuk kegiatan wisata yang
memanfaatkan usaha agro sebagai obyek wisata dengan tujuan memperluas
pengetuan, pengalaman, rekreasi, dan hubungan usaha di bidang agro .
Pengembangan agrowisata di setiap lokasi merupakan pengembangan yang
terpadu antara pengembangan masyarakat desa, alam terbuka yang khas,
permukiman desa, budaya dan kegiatan pertanian serta sarana pendukung wisata
seperti transportasi, akomodasi dan komunikasi (Rahmawati, 2008). Desa
Tambakrejo merupakan salah satu desa di selatan Kabupaten Malang yang
memiliki potensi wisata yang banyak dan diikuti oleh potensi pertanian yang

besar. Namun hingga saat ini belum ada suatu pengembangan kawasan pariwisata
yang mengintegrasikan antara potensi wisata alam dengan potensi pertanian
produktif di desa tersebut. Sehingga pengembangan kawasan agrowisata yang
terintegrasi dengan wisata alam merupakan suatu hal yang strategis di Desa
Tambakrejo, Kabupaten Malang.
1.2 Tujuan
Perancangan konsep kawasan ini bertujuan untuk mengembangkan
kawasan agrowisata terpadu dari potensi pertanian dan wisata yang ada di Desa
Tambakrejo dengan (1) mengidentifikasikan potensi-potensi yang ada di Desa
Tambakrejo, (2) menyusun rancangan pengembangan kawasan agrowisata terpadu
berbasis

pertanian

produktif

dan

partisipasi

masyarakat,

serta

(3)

memformulasikan implementasi konsep kawasan dari aspek sosial-budaya dan


pengembangan ekonomi perdesaan.
1.3 Manfaat
Rancangan konsep kawasan ini diharapkan dapat memberikan gambaran
arah pengembangan serta model kawasan agrowisata terpadu di Desa Tambakrejo
yang memanfaatkan potensi pariwisata serta pertanian secara terintegrasi.
Rancangan kawasan ini pada masa yang akan datang diharapkan dapat di
implementasikan oleh Pemerintah Kabupaten Malang untuk pemberdayaan dan
promosi kegiatan pariwisata dan ekonomi lokal serta mempunyai peranan penting
bagi peningkatan ekonomi masyarakat Desa Tambakrejo.
BAB 2 GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN
Secara geografis, Desa Tambakrejo terletak di 825' 54.79 LS dan 112 40'
49.79 BT wilayah selatan Kabupaten Malang. Desa ini memiliki luas wilayah
1.823 ha terletak di Kecamatan Sumbermanjing Wetan dan memiliki dua dusun,
yaitu dusun Tamban dan dusun Sendang Biru. Pada tahun 2012, penduduk Desa
Tambakrejo berjumlah 8.284 jiwa dengan 3.578 berjenis kelamin laki-laki dan
4.706 perempuan. Desa Tambakrejo merupakan daerah pesisir dan memiliki
potensi pertanian serta kelautan. Potensi kelautan yang dimiliki meliputi wahana
wisata bahari dan hasil tangkap ikan. Sedangkan potensi pertanian meliputi
perkebunan dan persawahan. Sebagian besar penduduk Desa Tambakrejo

memiliki mata pencaharian nelayan dan petani yaitu sebanyak 2.169 nelayan dan
1.371 petani. Akses menuju desa tersebut melalui perbukitan dan daerah hutan
produksi milik PT Perhutani. Kondisi geografis Desa Tambakrejo yang demikian
mengakibatkan pembangunan wisata berbasis pertanian dan kelautan menjadi
terhambat. Belum adanya promosi mengenai potensi wisata yang ada di desa
tersebut juga memperlambat berkembangnya wisata di daerah ini. Malang
terkenal dengan pengelolaan pertanian berbasis wisata di beberapa tempat, namun
lokasi yang dikembangkan masih lokasi yang dekat dengan pusat pemerintahan
dan belum menyentuh lokasi-lokasi baru terutama daerah selatan. Kondisi
masyarakat Desa Tambakrejo, berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara
dengan mantan ketua Poktan (Kelompok Tani) Bantolo Asri dan HIPPA
(Himpunan Petani Pemakai Air) Giri Tirta Desa Tambakrejo, masyarakat yang
bermatapencaharian petani selain menggarap sawah juga menggarap kebun, baik
kebum milik sendiri ataupun milik orang lain.. Total ladang beririgasi yang
terdapat di desa ini sebanyak 32 ha namun tidak semua lahan berupa pesawahan,
sebagian sudah dikonversi menjadi kebun tebu. Wilayah Pantai Sendiki juga
memiliki sawah tadah hujan seluas 30 ha. Kebanyakan dari ladang ditanami tebu
dengan alasan kebutuhan airnya yang tidak terlalu banyak dan hasil kebun bisa
langsung dijual ke Pabrik Gula Rajawali Malang. Selain petani sawah dan kebun,
terdapat juga nelayan dengan hasil tangkapan berupa ikan tongkol, tuna, kakap,
kerapu, marlin layang, cakalang, dan lainnya. Sumber Daya potensial lainnya
adalah kawasan-kawasan pantai seperti Pantai Sendiki dan Tamban Indah dengan
akses yang masih asri. Untuk menuju Pantai Sendiki harus melewati 800 meter
sawah tadah hujan yang hijau. Para petani juga ada yang bekerja sama dengan PT
Perhutani dalam menggarap kawasan hutan di desa tersebut, seperti menanam
tanaman cengkeh dan kopi di kawasan hutan PT Perhutani karena berdasarkan
wawancara tidak ada kasus penangkapan warga yang menanam tanaman kebun di
lahan hutan PT Perhutani. Sehingga walaupun banyak kawasan desa yang
dikuasai PT Perhutani, para petani tetap bisa mendapatkan hasil dari tanamantanaman perkebunan yang ditanam bersamaan dengan hutan tersebut.
Kondisi pariwisata yang sudah ada di desa tersebut adalah Desa Wisata
Tamban yang merupakan lembaga swadaya masyarakat sejak tahun 1990 dengan

focus kerja pelestarian alam dan budaya. Desa Wisata Tamban lebih
mengembangkan program-program pendidikan mengenai lingkungan hidup dan
budaya. Namun program tersebut bukan hanya untuk wisatawan dari luar desa
saja, namun ada juga program untuk warga desa dengan tujuan pengembangan
kualitas sumber daya manusia di Desa Tambakrejo. Gambar 2.1 menunjukkan
salah satu pelatihan yang diberikan masyarakat, yaitu gamelan dan tari tradisional.
Hingga saat ini yang sudah berkembang bersama dengan Desa Wisata Tamban
adalah wisata jelajah alam, rekreasi, dan petualangan pulau sempu. Terdapat juga
fasilitas penginapan yang telah dikembangkan berupa asrama dan tinggal bersama
dengan warga. Namun hingga saat ini masih belum ada wisata yang bersentuhan
dengan pertanian, padahal Desa Tambakrejo memiliki potensi pertanian yang
sangat besar. Sehingga butuh pengembangan lebih lanjut mengenai konsep
Agrowisata agar terwujudnya inovasi-inovasi pariwisata di Desa Tambakrejo.

Gambar 2.1 Seperangkat alat gamelan dan tari tradisional di Desa Tambakrejo

Dibalik potensi sumber daya alam yang melimpah, masyarakat Desa


Tambakrejo belum memiliki kemampuan untuk membangun, mengelola, dan
melestarikan potensi alam tersebut. Selain itu kondisi ekonomi juga berkontribusi
dalam terhambatnya pengembangan dibidang pariwisata. Mayoritas masyarakat
berada dibawah garis kemiskinan dengan komposisi jumlah Pra-sejahtera
sebanyak 680 KK, Sejahtera 1491 KK, Sejahtera II 25 KK, Sejahtera III 63 KK,
dan Sejahtera plus 9 KK. Sehingga apabila di persentasekan, sebanyak 95.7% KK
di Desa Tambakrejo adalah keluarga miskin.
BAB 3 DESKRIPSI PROJEK
Agrowisata Desa Tambakrejo merupakan sebuah usaha pemberdayaan
potensi sumberdaya yang dimiliki desa baik dari segi fisik maupun nonfisik.
4

Agrowisata yang ditawarkan berupa konsep agrowisata terpadu yang memadukan


beberapa potensi Desa Tambakrejo seperti areal persawahan, areal perkebunan
tebu dan kelapa, pantai, wisata bahari dan hasil ikan tangkap. Paket yang
ditawarkan dalam Agrowisata Desa Tambakrejo berupa sentra wisata tebu, sentra
wisata kelapa, sentra wisata persawahan, serta jelajah pantai. Konsep yang
ditawarkan juga mengedepankan pemberdayaan masyarakat sehingga masyarakat
menjadi stakeholder yang paling penting dalam proyek ini.
3.1 Wisata Persawahan
Persawahan tadah hujan Desa Tambakrejo yang memiliki luas 30 ha
merupakan daerah yang akan terlewati oleh wisatawan ketika ingin mengunjungi
Pantai Sendiki. Kegiatan yang ada pada areal sawah ini merupakan salah satu
paket Agrowisata Desa Tambakrejo. Kegiatan seperti mengolah tanah, menyemai
benih, tandur (tanam mundur), dan panen menjadi sub kegiatan dalam wisata ini.
Wisatwan yang berkunjung pada waktu-waktu tertentu bisa saja tidak menemukan
kegiatan tersebut karena tidak semua kegiatan tersebut bisa dilakukan setiap
waktu. Masing-masing kegiatan tersebut hanya dilakukan sekali dalam satu
musim tanam karena merupakan sebuah mata rantai dari rangkaian bercocok
tanam padi. Wisatawan yang berkunjung pada bulan Desember-Januari
memungkinkan untuk dapat menyaksikan atau turut serta dalam kegiatan
pengolahan tanah, persemaian benih, tandur, ataupun panen. Demikian juga pada
wisatawan yang berkunjung pada bulan Juli-Agustus, dapat menyaksikan atau
turut serta dalam beberapa kegiatan tersebut. Hal ini disebabkan pada bulan-bulan
tersebut terjadi peralihan dari satu musim tanam ke musim tanam berikutnya.
Rentang waktu antara panen atau tanam satu petak sawah dengan petak lainnya
yang berbeda pemilik biasanya berkisar antara tiga sampai empat minggu
(Sumarno, 2006).
Sentra wisata persawahan juga akan menyediakan wisata off farm yakni
kegiatan pascapanen padi sebagai tambahan wisata on farm yang dilakukan di
sawah. Wisatawan dapat melihat secara langsung kegiatan pascapanen baik
pascapanen primer maupun pascapanen sekunder dari padi. Kegiatan pascapanen
primer padi yang dapat disaksikan oleh wisatawan berupa proses penggilingan
gabah. Wisatawan dapat menyaksikan proses penggilingan tersebut, baik

penggilingan yang menggunakan mesin maupun yang dilakukan secara tradisional


yakni dengan menubuk gabah. Proses pascapanen primer menghasilkan produk
akhir berupa kulit gabah, beras dan bekatul yang selanjutnya dapat diproses lebih
lanjut melalui pascapanen sekunder sehingga menjadi produk yang siap untuk
dikonsumsi. Proses pascapanen sekunder yang ditawarkan dalam paket wisata ini
adalah pemanfaatan limbah penggilingan padi yakni kulit gabah dan bekatul.
Wisatawan dapat melihat suatu metode pembakaran kulit gabah sehingga
menghasilkan arang sekam yang umumnya digunakan sebagai media tanam untuk
tanaman hias. Hasil sampingan penggilingan padi lainnya adalah bekatul yang
mengandung serat tinggi. Bekatul biasa dikonsumsi untuk melancarkan
pencernaan maupun untuk penderita diabetes yang bermanfaat dalam menurunkan
kadar gula darah. Warga Desa Tambakrejo akan diberi pelatihan untuk menjadikan
bekatul sebagai bahan substitusi beberapa bahan makan yang biasanya
menggunakan terigu. Produk makanan yang dihasilkan dari subsitusi terigu oleh
bekatul nantinya dapat dikemas menjadi produk oleh-oleh khas Desa Tambakrejo.
Adapun kegiatan tambahan lain dalam wisata persawahan ini adalah
pembuatan kompos yang menggunakan bahan baku jerami dari limbah padi.
Jerami merupakan bahan organik yang paling banyak dihasilkan dalam pertanian
tanaman padi dan merupakan sumber bahan organik tanah yang potensial, relatif
murah, dan mudah didapat. Pengembalian jerami ke sawah daam bentuk kompos
merupakan salah satu usaha pengembalian unsur hara K yang banyak terangkut
saat panen (Juwita, 2014). Pembuatan kompos dilakukan disekitar rumah warga
agar memudahkan dalam proses pembuatannya. Wisatawan yang berkunjung
dapat terjun langsung dalam proses pembuatan kompos, mulai dari mencacah
jerami hingga menjadi potongan-potongan yang kecil, mengaduk bahan-bahan
tambahan dalam membuat kompos, hingga membuat layering pada proses
pembuatannya. Wisatawan juga dapat melihat proses pemasakan kompos
berdasarkan umurnya. Kompos yang dibuat oleh wisatawan dengan bimbingan
warga ini nantinya dapat digunakan oleh petani untuk diaplikasikan pada lahan
mereka.

3.2 Sentra Wisata Tebu


Salah satu potensi sumberdaya alam di Desa Tambakrejo adalah
perkebunan tebu dengan luas 50 ha. Lahan perkebunan tebu sebagian dimiliki
oleh PTPG Rajawali Indonesia yang diproduksi menjadi gula pasir. Beberapa
perkebunan tebu juga dimiliki petani secara individu untuk konsumsi pribadi atau
dijual pada perusahaan gula.
Kondisi wilayah desa yang asri dan hijau sangat potensial untuk dibangun
wisata. Sentra wisata tebu merupakan sentra wisata yang dibangun di daerah
perkebunan tebu yang cukup luas. Dalam wisata tebu wisatawan diajak untuk
menikmati indahnya Desa Tambakrejo dengan pemandangan perkebunan tebu
yang luas. Selain itu, petani akan membawa wisatawan pada perkebunan tebu
milik individu petani. Petani berperan sebagai pembimbing dalam wisata ini.
Wisatawan juga akan diajak untuk menyaksikan atau terjun langsung dalam
proses pemanenan tebu
Sebagian petani di Desa Tambakrejo menanam tebu dengan sistem
tumpang sari, yakni sistem pertanaman dimana terdapat dua atau lebih jenis
tanaman yang berbeda ditanam secara bersamaan dalam waktu relative sama atau
berbeda dengan penanaman berselang-seling dan jarak tanam teratur pada
sebidang tanah yang sama (Warsana, 2009). Wisata sentra tebu mengajak
wisatwan untuk mengenang kembali masa kecil dengan memakan tebu langsung
dari pohonnya sehingga dapat merasakan kembali mansnya air tebu alami.
Kegiatan makan air tebu ini dapat dilakukan oleh wisatawan sambil duduk santai
di saung-saung yang telah disediakan di area kebun tebu.
3.3 Sentra Wisata Kelapa
Salah satu wisata yang dapat ditawarkan dalam Agrowisata Desa
Tambakrejo adalah sentra wisata kelapa. Posisi geografis Desa Tambakrejo yang
berdekatan dengan pantai menyebabkan pohon-pohon kelapa banyak tumbuh di
desa tersebut. Tidak hanya pohon-pohon yang tumbuh di pantai, Desa Tambakrejo
secara statistik memiliki perkebunan kelapa yang produktif selauas 4 ha.
Tanaman kelapa merupakan tanaman serbaguna yang mempunyai nilai ekonomi
yang tinggi. Seluruh bagian pohon kelapa dapat dimanfaatkan untuk kepentingan
manusia. Hampir seluruh bagian pohon, dari akar, batang, daun, dan buahnya

dapat digunakan untuk kebutuhan kehidupan manusia sehari-hari (Amin, 2009).


Sentra wisata kelapa mengajak wisatawan untuk melihat sangsung pemetikan
buah kelapa dari pohonnya. Wisatawan dapat menikmati segarnya air kelapa muda
yang baru saja dipetik tersebut.
Sentra wisata kelapa ini menyediakan paket wisata untuk wisatawan
dimulai dari pemanenan kelapa, proses pembuatan produk dari bahan kelapa, dan
membawa hasil buatan produk menjadi souvenir khas dari agrowisata desa
tambakrejo. Sentra wisata kelapa ini juga menyediakan wadah berkreasi dengan
membuat souvenir berbahan kelapa sehingga menjadi buah tangan yang unik.
Dalam pembuatan souvenir wisatawan membuat sendiri souvenir yang akan
dibuat. Kemudian, souvenir yang dibuat dapat dibawa pulang sebgai buah tangan.
Hal ini menjadi ciri khas dari sentra wisata kelapa di Agrowisata Tambakrejo.
3.4 Wisata Jelajah Pantai
Pantai Sendiki sebagai puncak destinasi Agrowisata Desa Tambakrejo
terletak di Dusun Tamban. Perjalanan menuju Pantai Sendiki hanya bisa ditempuh
melalui akses pematang sawah sepanjang 800 m. Waktu yang dibutuhkan untuk
berjalan kaki dari pematang sawah yang berada di pinggir jalan hingga sampai ke
pesisir Pantai Sendiki yakni sekitar 30 menit. Selama perjalanan menuju Pantai
Sendiki wisatawan akan menyaksikan hamparan sawah yang dikelola oleh warga
sekitar. Wisatawan juga akan menemukan sentra wisata persawahan yang
merupakan salah satu paket dalam Agrowisata Desa Tambakrejo di areal
persawahan tersebut.

Pantai Sendiki adalah lahan milik PT Perhutani yang

dikelilingi oleh hutan tropis. Pantai yang memiliki panjang 500 m ini sangat
cocok sebagai tempat camping. Sejuknya udara pantai dan suasana hutan dimalam
hari yang dapat dirasakan selama camping di Pantai Sendiki akan memberikan
pengalaman tersendiri bagi para wisatawan.
Dusun Tamban berada dekat dengan tempat pelelangan ikan. Setiap
harinya di lokasi ini banyak dijual ikan-ikan segar dari perolehan nelayan dari
pantai sekitar. Pelelangan ikan adalah salah satu mata rantai tata niaga ikan.
Pelelangan ikan adalah suatu kegiatan di suatu tempat pelelangan ikan guna
mempertemukan antara penjual dan pembeli ikan sehingga terjadi tawar-menawar

harga ikan yang disepakati bersama (Sinaga, 2008). Wisatawan dapat berkeliling
melihat proses pelelangan ikan Atau bahkan turut serta dalam proses jual beli ikan
dengan cara menjadi pembelinya. Selanjutnya ikan yang diperoleh dari hasi
pelelangan dapat diolah menjadi salah satu santapan yang lezat menemani suasana
camping yang nyaman.
Sentra wisata jelajah pantai juga menyediakan sebuah tempat bernama
Traditional Seafood Center. Di tempat ini wisatawan yang berkunjung dapat
memanjakan lidah dengan menikmati kuliner ala pantai. Menu yang disajikan
dapat dipesan by request atau sesuai dengan permintaan wisatawan. Kuliner di
tempat ini akan terasa mengasikkan sebab bahan yang dimasak merupakan
sseafood segar yang berasal dari Pusat Pelelangan ikan. Ikan-ikan segar yang
dijual di tempat pelelangan ikan dapat langsung dimasak sesuai daftar menu yang
telah disediakan oleh Traditional Seafood Center. Tempat kuliner ini diolah oleh
warga sekitar yang dibuat secara traditional baik tempat ataupun menu yang
disajikan.
BAB 4 METODE PELAKSANAAN
Metode pelaksanaan dapat diartikan sebagai suatu rangkaian cara atau
teknik yang dipaparkan secara sistematis dan menjelaskan juga pihak-pihak yang
terkait dalam proses pelaksanaan konsep agrowisata ini. Nawawi (2001)
mengemukakan, bahwa metode pada dasarnya adalah cara yang dapat
dipergunakan untuk mencapai tujuan. Pendekatan yang akan dilakukan dalam
melaksanakan Konsep Kawasan Agrowisata Terpadu adalah melalui pendekatan
permberdayaan komunitas lokal dan pengembangan sumber daya budaya
berkelanjutan.
a Pendekatan Pemberdayaan Komunitas Lokal
Pemberdayaan masyarakat atau komunitas lokal merupakan
paradigma yang sangat penting dalam kerangka pengembangan atau
pengelolaan sumber daya budaya dan pariwisata. Pemberdayaan
masyarakat dalam pengembangan tersebut dipandang penting oleh De Blij
dan Murphy (1988), yang memandang bahwa pengembangan kegiatan
budaya dan pariwisata merupakan kegiatan berbasis komunitas, yaitu
9

bahwa sumber daya dan keunikan komunitas lokal baik berupa elemen
fisik maupun non fisik (tradisi dan budaya) yang melekat pada komunitas
tersebut merupakan unsur penggerak utama kegiatan budaya dan
pariwisata itu sendiri. Di sisi lain komunitas lokal yang tumbuh dan hidup
berdampingan dengan suatu objek wisata tidak dapat dipungkiri
sebenarnya telah menjadi bagian dari system ekologi yang saling terkait
mengkait dengan sumber daya budaya dan pariwisata.
Pendekatan tersebut menegaskan bahwa pengembangan sumber
daya budaya dan pariwisata harus sensitif dan responsif terhadap
keberadaan dan kebutuhan komunitas lokal dan bahwa dukungan dari
seluruh

komunitas

amat

sangat

diperlukan

bagi

keberhasilan

pengembangan dan pengelolaan sumber daya budaya dan pariwisata di


tingkat lokal.
b Pengembangan Sumberdaya Budaya Berkelanjutan
Pengembangan

pada

umumnya

menekankan

pada

prinsip

berkelanjutan, maka pengembangan sumber daya budaya juga perlu


mengacu pada pola yang sama dengan penekanan prinsip berkelanjutan
dan nilai manfaat jangka panjang. Agar prinsip pengembangan
berkelanjutan tersebut tercapai, maka pengembangan sumber daya budaya
harus menciptakan sinergi pengembangan dari tiga aspek pokok yang
terkait di dalamnya, yaitu:

Kualitas sumber daya budaya, yaitu bahwa upaya pengembangan


potensi sumber daya budaya diharapkan dapat tetap menjaga
kelangsungan dan keutuhan dengan tetap memperhatikan daya

dukung serta upaya pelestarian terhadap obyek yang ada.


Kualitas hidup (masyarakat lokal), yaitu bahwa

upaya

pemanfaatan dan pengembangan potensi sumber daya budaya


agar mampu memberikan penambahan tingkat kualitas hidup dan

peningkatan kualitas lingkungan.


Kualitas pengalaman (dari sisi konsumen), yaitu bahwa upaya
pemanfaatan dan pengembangan sumber daya budaya agar
mampu memberikan kualitas pengalaman yang maksimal bagi
konsumen/wisatawan, khususnya dari segi keunikan, interpretasi,
10

dan pemahaman serta wawasan mengenai obyek secara utuh dan


mendalam.
Pendekatan-pendekatan tersebut dijadikan acuan dalam merancang teknik
pelaksanaan termasuk materi-materi yang digunakan dalam pelaksanaan. Aspekaspek lain yang akan dipaparkan adalah teknik pelaksanaan, strategi
pengembangan dan pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan konsep. Gambar
4.1 menunjukkan diagram alir tahapan pengaplikasian konsep kawasan agrowisata
di Desa Tambakrejo, Kabupaten Malang. Tahapan-tahapannya meliputi persiapan,
studi awal kawasan, perancangan konsep, sosialisasi konsep kawasan, koordinasi
dengan stakeholder, pembangunan sentra kegiatan wisata, evaluasi, dan
pengembangan kawasan wisata.
Mulai

Studi Awal Kawasan

Perancangan Konsep

Koordinasi dengan Stakeholder

Sosialisasi Konsep Kawasan

Wisata Jelajah Pantai


Sentra Wisata Sentra
Tebu Wisata Kelapa
Wisata Persawahan

Buruk

Evaluasi
Baik

Pengembangan Kawasan Wisata

Selesai
Gambar 4.1 Diagram alir tahapan pelaksanaan

11

4.1 Studi Awal Kawasan


Tahap paling awal dalam pelaksanaan adalah studi tentang kawasan
yang akan dikembangkan. Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data
awal mengenai Desa Tambakrejo, seperti kondisi sosial budaya
masyarakat, potensi pariwisata, kondisi pertanian, aksesibilitas, dan data
lain terkait dengan kondisi geografis Desa Tambakrejo. Kegiatan studi
awal kawasan dilakukan dengan beberapa cara, yaitu kajian pustaka
terhadap dokumen-dokumen yang relevan terhadap pengembangan
agrowisata di Desa Tambakrejo, survey instansional dilakukan dengan cara
wawancara langsung kepada instansi dan stakeholder terkait, dan survei
lapangan dilakukan dengan cara observasi dan wawancara dengan tokoh
masyarakat di Desa Tambakrejo.
Selanjutnya dilakukan analisis mengenai data-data hasil kajian
pustaka, survey instansional, dan survey lapangan. Hasil analisis ini akan
menjadi jembatan bagi perancangan konsep kawasan agrowisata. Hasil
yang akan diperoleh dari analisis adalah pembagian jenis kegiatan wisata,
lokasi pengembangan kegiatan wisata, dan bidang yang akan di
integrasikan baik dari pertanian maupun pariwisata.
4.2 Perancangan Konsep
Hasil analisis dari studi kawasan selanjutnya digunakan untuk
perancangan konsep. Perancangan ini mengarah pada pemilihan jenis-jenis
kegiatas wisata potensial yang dapat dikembangkan berdasarkan analis
studi awal kawasan. Pada tahap ini disusun dokumen action plan
pelaksanaan konsep agrowisata di Desa Tambakrejo. Sasaran yang akan
dicapai dari tahap ini adalah reformulasi strategi pengembangan kawasan
agrowisata yang terbagi atas beberapa sentra kegiatan wisata serta
penyusunan program aksi dalam format aspek pembangunan, pengelolaan,
dan pengembangan.
4.3 Koordinasi dengan stakeholder
Peran serta pihak-pihak terkait dalam pengembangan awal konsep
agrowisata sangat penting karena konsep yang akan dilaksanakan di
lapangan perlu dukungan dari banyak pihak. Konsep yang telah selesai
12

dirancang perlu dikoordinasikan terlebih dahulu kepada stakeholder


sebelum

disosialisasikan

kepada

masyarakat.

Koordinasi

tersebut

bertujuan untuk memudahkan proses sosialisasi di masyarakat karena


sebelumnya para tokoh-tokoh dan petinggi desa telah mengetahui serta
memberikan masukan mengenai konsep tersebut. Stakeholder yang terlibat
dalam koordinasi ini adalah tokoh-tokoh masyarakat, kepala desa, ketua
kelompok tani, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, serta perangkat desa
yang berhubungan dengan pertanian, perikanan, dan pariwisata.
4.4 Sosialisasi Konsep Kawasan
Sebuah konsep yang baru perlu untuk di sosialisasikan terutama
kepada masyarakat lokal dan calon wisatawan. Kunci keberhasilan dari
impelentasi konsep ini ada pada saat sosialisasi program berlangsung.
Tahap awal adalah sosialisasi kepada masyarakat lokal Desa Tambakrejo.
Sosialisasi kepada masyarakat lokal dapat dilakukan dengan cara rembug
desa, mengumpulkan anggota organisasi desa atau organisasi petani dan
nelayan, dan juga melalui pengajian di masjid atau ibadat di gereja. Tahap
awal ini bertujuan untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat tentang
implementasi konsep agrowisata sebagai sumber ekonomi masyarakat
yang baru dengan mentransformasikan bidang pariwisata dan pertanian
sehingga dapat memberikan penghasilan yang lebih baik. Konsep kegiatan
agrowisata yang disosialisasikan kepada masyarakat antara lain, sentra
wisata tebu, sentra wisata kelapa, sentra wisata persawahan, dan jelajah
pantai.
Sosialisasi selanjutnya adalah kepada calon wisatawan atau biasa
disebut promosi kawasan wisata. Target utama pada promosi awal ini
adalah masyarakat Jawa Timur terutama anak muda yang senang dengan
wisata camping dan jelajah alam. Promosi ini dilakukan dengan cara
berkoordinasi dengan Dinas Pariwisata Jawa Timur serta Dinas Pariwisata
Kabupaten Malang.
4.6. Evaluasi
Setelah kegiatan-kegiatan wisata disosialisasikan baik kepada
masyarakat lokal maupun kepada wisatawan, perlu adanya evaluasi untuk

13

menilai apakah jenis kegiatan wisata yang sedang dikembangkan sudah


sesuai dengan kondisi masyarakat dan perencanaan ataupun ada hal-hal
yang perlu diperbaiki pada pelaksanaan. Apabila hasil dari evaluasi
sosialisasi dan pelaksanaan agrowisata bernilai buruk maka kembali
kepada poin perancangan konsep, namun apabila hasil evaluasi bernilai
baik maka pengembangan kegiatan wisata dilanjutkan sesuai dengan
konsep awal.
4.7 Pengembangan Kawasan Wisata
Pengembangan

dilakukan

secara

berkelanjutan

guna

mempertahankan kegiatan-kegiatan wisata yang sudah dibangun dan


direncanakan sebelumnya. Pengembangan kawasan dapat dilakukan
melalui hasil-hasil evaluasi yang dilakukan secara berkala dan masukanmasukan dari para wisatawan yang sudah merasakan fasilitas agrowisata di
Desa Tambakrejo.
BAB 5 BIAYA
Anggaran Biaya
No
Jenis Pengeluaran
1. Peralatan penunjang
2. Bahan habis pakai
3. Perjalanan
4. Administrasi dan publikasi
Total

Biaya (Rupiah)
2.500.000
4.000.000
2.500.000
1.000.000
10.000.000

14

DAFTAR PUSTAKA
Amin, S. 2009. Cocopreneurship Aneka Peluang Bisnis Dari Kelapa. Yogyakarta:
Andi Offset
De Blij, H.J and A.B. Murphy. 1998. Human Geography, Culture, Society, and
Space. Six Edition. New York : John Wiley & Sons, Inc
Juwita, Y. 2014. Teknologi pengolahan, manfaat, dan kendala penggunaan kompos
jerami padi. Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2014. Hal 146-1
146-7
Nawawi, Hadari. 2001. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja
Rosdakarya Offset
Rahmawati, D.R. 2005. Faktor kesiapan masyarakat petani dan strategi
pengembangan agropolitan. Skripsi. Departemen Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi
Pertanian, Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor
Rahmawati, Nur Fajri. 2008. Pengaruh pelaksanasan agropolitan terhadap
perkembangan ekonomi di tujuh kawasan agropolitan Kabupaten Magelang.
Skripsi. Departemen Ekonomi Pertanian dan Sumberdaya, Fakultas Pertanian,
Institut Pertanian Bogor
Sinaga, Betharia. 2008. Peranan pelelangan ikan terhadap peningkatan pendapatan
nelayan dan kaitannya dengan pengembangan wilayah (studi perbandingan
aktivitas tpi Irecut dan tpi pekalongan). Tesis. Sekolah Pascasarjana,
Universitas Sumatera Utara
Sumarno. 2006. Periodisasi musim tanam padi sebagai landasan manajemen
produksi beras nasional. http://litbangtan.go.id/artikel/one/106/
Warsana. 2009. Introduksi Teknologi Tumpeng Sari Jagung Dan Kacang Tanah.
BPTP Jawa Tengah

15

LAMPIRAN LAMPIRAN

16

LAMPIRAN 1. DAFTAR RIWAYAT HIDUP PESERTA


Ketua
Nama

: Alfandias Seysna Putra

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Program Studi

: Teknik Sipil dan Lingkungan

NIM

: F44120054

Tempat Tanggal Lahir

: Yogyakarta, 26 Desember 1994

Email

: alfandsp@gmail.com

No Telp

: 085718959933

Prestasi yang pernah diraih

: Juara 1 Desain Kawasan Navigasi Sungai, Dedikasi 2013,

HMS Unversitas Hasanuddin,Makassar | Finalis LKTI Se-Jawa Bali BEM FT Universitas


Negeri Malang 2013 |
Anggota 1
Nama

: Fitri Nurjanah

Jenis Kelamin

: Perempuan

Program Studi

: Matematika

NIM

: G54130039

Tempat Tanggal Lahir

: Panjang, 17 Februari 1995

Email

: fitrinurjanah1702@gmail.com

No Telp

: 085768922403

Prestasi yang pernah diraih

Anggota 2
Nama

: Syabina Aghni Mufida

Jenis Kelamin

: Perempuan

Program Studi

: Agronomi dan Hortikultura

NIM

: A24120148

Tempat Tanggal Lahir

: Subang, 14 Januari 1995

Email

: mufidasy@gmail.com

No Telp

: 082312943200

Prestasi yang pernah diraih

: Juara 1 Tulis Puisi, Agrospotment VI Himpunan Mahasiswa

Agronomi IPB | Juara 1 Puisi ACTION 2015, BEM Faperta IPB

17

LAMPIRAN 2. RINCIAN ANGGARAN DANA


Tabel 1. Rincian Anggaran Biaya
No

Jenis Kegiatan dan Barang

Jumlah

Biaya Satuan

Total (Rp)

(Rp)
Peralatan Penunjang
1. Pembelian cat
2. Pembelian paku
3. Pembelian palu
Pembelian
Tinta isi printer

30.000
5.000
15.000

60.000
20.000
60.000

@ 50.000

300.000

Subtotal

2.500.000

50 buah
10 buah
4 buah
4 buah

15.000
15.000
200.000
100.000

750.000
100.000
800.000
400.000

5.

informasi
Pembelian konsumsi (snack)

100 duz

8.000

800.000

6.

untuk rembug desa


Pembelian konsumsi untuk

50 duz

5.000

250.000

40.000
50.000
Subtotal

80.000
500.000
4.000.000

3 x perjalanan

@ 100.000

300.000

5 x perjalanan

@ 100.000

500.000

3 x perjalanan

@ 200.000

600.000

Barang Habis Pakai


1. Pembelian bambu
2. Pengadaan Tempat Sampah
3. Pembuatan Peta Wisata
4. Pembuatan mading

8 kaleng
1 kg
4 buah
6 buah

koordinasi dengan
7
8

stakeholder
Kertas A4 80 gram
Pembelian tal tambang

Perjalanan
1. Perjalanan ke Dinas

2 rim
10 paket

Kebudayaan dan Pariwisata


2.

Provinsi Jawa Timur (pp)


Perjalanan ke Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata

Kabupaten Malang
Biaya pengangkutan
material (Ke Desa
Tambakrejo)
Transportasi selama di Desa

Tambakrejo

18

Administrasi
1. Pencetakan proposal
2. Penggandaan proposal
3. Penjilidan proposal
4. Pembuatan surat undangan

Subtotal

2.500.000

2 eksemplar
6 eksemplar
8 eskemplar
50 eksemplar

@ 10.000
@ 5.000
@ 2.500
@ 500

20.000
30.000
20.000
25.000

2 unit
5 buah

@ 40.000
@ 5.000

80.000
25.000

5.
6.

koordinasi
Sewa printer
Pembelian CD-R untuk

7.

Dokumentasi
Penyewaan Kamera

2 buah x 10

@ 20.000

400.000

Pengurusan perizinan iklan

pertemuan
1 paket

@ 400.000

400.000

Subtotal
Total

1.000.000

8.

promosi lokasi wisata

LAMPIRAN 3. LEMBAR ORISINALITAS


LEMBAR ORISINALITAS
PROJECT PLAN INDONESIAN STUDENT SUMMIT
1.
2.
3.
4.
5.

Nama
Jenis Kelamin
Tempat dan Tanggal Lahir
Universitas
Alamat Universitas

: Alfandias Seysna Putra


: Laki-laki
: Yogyakarta, 26 Desember 1994
: Institut Pertanian Bogor
: Jl Raya Dramaga, Kampus IPB Dramaga Bogor
6. Alamat Rumah
: Asrama PPSDMS Regional

Bogor, Jl Raya Dramaga, Bogor


7. Telp. Rumah/HP
: 085718959933
8. Alamat Email
: alfandsp@gmail.com
9. Facebook/Twitter/website
: Alfandias Seysna Putra / @Alfandiasseysna
6. Judul Esai
: Tambakrejo Integrated
Agrotourism : Konsep Kawasan Agrowisata Terpadu Sebagai

19

Upaya Pemberdayaan Potensi Pertanian dan Kawasan Pantai


Di Desa Tambakrejo, Kabupaten Malang
Dengan ini saya menyatakan bahwa naskah proposal yang saya kirimkan betul-betul ide
saya, belum pernah diterbitkan , dan tidak pernah diikutsertakan dalam lomba lainnya.
Apabila dikemudian hari terbukti naskah proposal ini tidak sesuai dengan pernyataan di atas,
saya bersedia dituntut secara hukum.
Demikian surat pernyataan ini kami buat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Bogor, 10 September 2015
Mengetahui,
Wakil Dekan Fakultas Teknologi Pertanian
Bidang Akademik dan Kemahasiswaan

Ketua Kelompok

( Prof. Dr. Ir. Sugiyono, M.Sc.App )


NIP. 19650729 199002 1 002

( Alfandias Seysna Putra )


NIM. F44120054

20

Anda mungkin juga menyukai