Anda di halaman 1dari 7

I.

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Sector pariwisata merupakan salah satu sector penyumbang devisa negara. Potensi wisata di sector
pertanian dapat menjadi alternatif masyarakat dalam membangun dan meningkatkan pertanian yang
ada di Indonesia sehingga dapat meningkatkan pendapatan negara maupun masyarakat setempat.

Desa samiran merupakan salah satu desa yang memiliki potensi sumberdaya alam dan sumberdaya
kebudayaan yang menjadikan tempat ini berpotensi sebagai tempat wisata. Secara agroklimat, Sebagian
besar lahan di desa samiran dipergunakan sebagai lahan pertanian dan sebagaian besar mata
pencaharian sebagai petani. Beberapa usahatani yang ada di desa samiran meliputi tanaman semusim,
tanaman buah, tanaman hias, dan sayuran.

Dengan begitu perlu adanya perencanaan lanskap di Kawasan desa samiran sehingga dapat
memudahkan dalam pengembangan Kawasan desa samiran menjadi Kawasan agrowisata

Menurut SK Bersama Menteri pariwisata dan Menteri pertanian, agrowisata diartikan sebagai suatu
bentuk kegiatan pariwisata yang memanfaatkan usaha agro sebagai objek wisata yang bertujuan untuk
memperluas pengetahuan, perjalanan, rekreasi dan hubungan usaha di bidang pertanian.

B. Rumusan masalah
1. Apakah potensi yang ada dapat dijadikan rencana dalam objek agrowisata desa samiran
kecamatan selo kabupaten boyolali?
2. Bagaimana konsep Kawasan agrowisata yang sesuai dengan desa samiran dengan melihat dari
hasil identifikasi potensi?

C. TUJUAN PENELITIAN
1. Mengetahui potensi yang dapat dijadikan sebagai perencanaan lanskap agrowisata di desa
samiran kecamatan selo kabupaten boyolali
2. Melakukan konsep agrowisata di desa samiran daru hasil identifikasi potensi

D. Manfaat penelitian

Untuk membuka peluang lanskap agrowisata di desa samiran sehingga dapat memberikan tambahan
hasil bagi masyarakat setempat, serta sebagai media informasi bagi masyarakat yang ada di desa
samiran maupun Lembaga pemerintahan setempat dalam pengembangan agrowisata.
E. Batasan studi

Studi mengenai perencanaan lanskap agrowisata desa samiran difokuskan pada potensi lanskap
agrowisata di desa samiran kecematan selo kabupaten boyolali.

F. Kerangka pikir penelitian

Desa samiran merupakan salah satu desa yang ada di kecamatan selo kabupaten boyolali, memiliki
Kawasan yang menampilkan keindahan alam dari segi panorama pemandangan alam dan kultur
pertanian, dan memiliki Kawasan perbukitan karena terletak di antara gunung Merapi dan gunung
merbabu dengan elevasi 1.400-2.550 mdpl, dengan suhu 18-28 oC, dengan curah hujan 2,950
mm/tahun.

Sebagian besar lahan di desa samiran dipergunakan sebagai lahan pertanian, hamparan lereng
perbukitan yang dibuat terasering di bagian utara desa digunakan untuk kegiatan Bertani, pekarangan
rumah juga dimanfaatkan untuk kegiatan Bertani, seperti pengadaan rumah pembibitan, bercocok
tanam, dan rumah produksi pasca panen.

Keadaan social budaya masih terjaga juga mendukung adanya potensi sebagai Kawasan agrowisata,
seperti pawiyatan ritual budaya adat, turonggo seto, dan wayang kulit. Akses jalan yang baik dari kota
boyolali merupakan nilai tambah dalam pengembangan agrowisata.

Identifikasi potensi agrowisata diperlukan untuk memaksimalkan potensi yang ada di desa samiran
supaya bisa dikembangkan dengan memperhatikan presepsi masyarakat. Kemudian dibuat tahapan
perencanaan lanskap desa samiran sebagai wisata yang berbasis pertanian.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Perencanaan lanskap

Perencanaan lanskap merupakan suatu bentuk aktivitas penataan yang berbasis lahan melalui kegiatan
pemecahan masalah dan merupakan proses pengambilan keputusan jangka Panjang yang bertujuan
untuk mendapatkan suatu model lanskap yang fungsional dan lestari.

Menurut Gold (1998) tahapan perencanaan meliputi :

1. Inventarisasi
Kegiatan inventarisasi meliputi survei lapangan, wawancara, pengamatan, perekaman dan lain-
lain. Terdiri dari empat aspek yaitu aspek fisik dan biosfisik, aspek social dan budaya, aspek
ekonomi, dan aspek Teknik.
2. Analisis dan sintesis
Tahapan penilaian terhadap permasdalahan dan potensi suatu Kawasan yang dibuat dari hasil
inventarisasi, sehingga didapat berbagai kemungkinan pengembangan pada suatu kawasan
3. Konsep
Hasil dari pengembangan analisis dan sintesis. Tahapan konsep memberikan rincian spesifik
fungsi setiap komponen atau elemen lanskap yang akan dipergunakan.
4. Perencanaan atau design
Merupakan tahapan akhir dari pemecahan masalah yang menjafdi dasar rancangan yang spesifik
dalam hal jumlah, ukuran, jenis, warna, dll. Hasil dari perancangan berupa rancangan yang detail
seperti gambar tapak,dan potongan, rancangan penanaman, kontruksi, instalansi, dsb.

B. Wisata

Menurut Ismayanti (2020) wisata diartikan sebagai kegiatan perjalanan yang dilakukan seseorang atau
sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu dengan tujuan rekreasi, pengembangan
pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara.

Sumberdaya wisata merupakan segala sesuatu yang ada di daerah tujuan wisata yang merupakan daya
tarik wisatawan, diantaranya adalah benda yang tersedia di alam semesta seperti iklim, bentuk tanah,
hutan, flora dan fauna. Hasil ciptaan manusia yang memiliki nilai sejarah, keagamaan dan kebudayaan.
Serta tata cara hidup masyarakat setempat.

Cooper, dkk (1995) dalam Setiawan (2015) berpendapat bahwa ada empat komponen yang harus
dipenuhi oleh suatu Kawasan wisata :

1. Atraksi
Merupakan komponen yang penting dalam menarik wisatawan untuk dating. Suatu Kawasan
dapat menjadi tujuan wisata jika kondisinya mendukung untuk dikembangkan menjadi sebuah
atraksi
2. Fasilitas
Merupakan segala macam sarana dan prasarana yang diperlukan wisatawan selama berada di
daerah tujuan wisata. Suatu Kawasan dapat berkembang sebagai daerah tujuan wisata apabila
fasilitasnya sudah baik.
3. Aksesibilitas
Merupakan kemudahan dalam bergerak dari daerah yang sat uke daerah yang lainnya. Jika
suatu Kawasan wisata tidak memiliki aksesibilitas yang baik maka tidak aka nada wisatwan yang
dating atau memengaruhi perkembangan aksesibilitas di suatu Kawasan.
4. Pelayanan tambahan
Merupakan pelayanan pendukung yang harus disediakan oleh pemerintah daerah dari suatu
Kawasan tujuan wisata, baik untuk wisatawan maupun pelaku pariwisata

C. Agrowisata

Agrowisata merupakan sebuah aktivitas, usaha atau bisnis yang mengkombinasikan elemen dan ciri-ciri
utama pertanian dan pariwisata yang menyediakan sebuah pengalaman kepada pengunjung sehingga
mendorong aktivitas ekonomi yang berdampak pada usaha tani serta pendapatan masyarakat.

Dalam mendukung jalannya Kawasan agrowisata ada beberapa kriteria menurut Bappenas, yaitu :

1. Memiliki potensi atau basisi Kawasan di sector pertanian


2. Adanya kegiatan masyarakat yang didominasi oleh kegiatan pertanian dan wisata dengan
keterkaitan dan kebergantungan yang cukup tinggi
3. Adanya interaksi yang intensif dan saling mendukung bagi kegiatan pariwisata dalam kesatuan
Kawasan

Dalam pengelolaan agrowisata juga perlu memperhatikan beberapa syarat yang harus dipenuhi, yang
melatarbelakangi keberhasilan pengelolaan agrowisata diantaranya :

1. Memiliki sumberdaya lahan pertanian dengan agroklimat yang sesuai untuk mengembangkan
komoditi pertanian yang ada disuatu Kawasan
2. Memiliki sumberdaya manusia yang didominasi dengan kegiatan pertanian dan wisata dengan
kemauan yang tinggi
3. Memiliki prasarana dan infrastruktur yang memadai untuk mendukung pengembangan usaha
agrowisata
4. Pengembangan agrowisata mampu mendukung upaya konservasi alam dan kelestarian
lingkungan hidup, kelestarian social budaya setempat maupun ekosistem secara keseluruhan

Agrowisata dibagi menjadi dua jenis yaitu agrowisata alami dan agrowisata buatan.

Agrowisata juga dapat dibagi menjadi agrowisata ruang terbuka dan agrowisata ruang tertutup.
Manfaat agrowisata :

1. Menjaga kelestarian lingkungan


2. Memberikan nilai rekreasi
3. Sarana edukasi dan pengembangan ilmu pengetahuan
4. Mengembangkan ekonomi masyarakat

III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI

A. Kondisi Geografis

Sebelah Utara : Desa Selo Kecamatan Selo


Sebelah Timur : Des Agenting Kecamatan Cepogo
Sebelah Selatan : Desa Suroteleng Kecamatan Selo
Sebelah Barat : Desa Lencoh Kecamatan Selo

Desa samiran berada di lembah antara gunung Merapi dan merbabu dengan elevasi ketinggian
1.400-2.550 mdpl. Luas wilayah 631,1051 hektar, penggunaan lahan di desa samiran terbagi atas
pekarangan, tegalan, hutan, dan lainnya. (table)

B. Iklim
1. Curah hujan

Desa samiran memiliki curah hujan tahunan diatas 2.000-3.000 mm/tahun. Total curah hujan
tertinggi dari tahun 2015-2020 ada pada tahun 2016 yaitu sebesar 3.165 mm dan terendah pada
tahun 2018 yaitu 1.804 mm. table

2. Temperature

Menurut data BPS kabupaten boyolali tahun 2019 memiliki rata-rata tertinggi mencapai 31oC
ada pada bulan oktober, November, dan desember. Untuk rata-rata terendah yaitu 29 oC ada
pada bulan januari, februari, maret, dan agustus

Rata-rata tertinggi kelembaban udara mencapai 84,5 RH pada bulan mei, dan rata-rata terendah
mencapai 80,5 RH pada bulan agustus. Table
C. Kondisi social dan ekonomi
Table jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin
Table jumlah penduduk berdasarkan Pendidikan
Table jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian
Table hasil pertanian

IV. TATA CARA PENELITIAN


A. Tempat dan waktu penelitian
Copas

B. Metode penelitian dan analisis data

1. Metode penelitian
Dilakukan dengan metode survey, dengan analisis deskriptif dan spasial
2. Metode penentuan lokasi
Pemilihan lokasi ditentukan dengan metode purposive, dengan pertimbangan tertentu.
3. Metode pemilihan sampel
Dilakukan dengan dua metode yaitu probability sampling dengan Teknik simple random
sampling dan non probability sampling dengan Teknik accidental sampling.

Menurut Sugiyono (2009), memberikan saran terkait ukuran sample untuk penelitian :
a. Ukuran sampel yang layak adalah antara 30-500 sampel
b. Jika sampel dibagi dalam beberapa kategori, maka sampel di setiap kategori minimal 30
sampel

Jumlah responden dihitung menggunakan rumus Slovin (Sugiyono, 2009)

(Rumusnya)

4. Analisis data
Menggunakan metode deskriptif dan spasial

C. Jenis data

Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder
(table)

D. Luaran penelitian
(copas)

E. Jadwal penelitian

Anda mungkin juga menyukai