Anda di halaman 1dari 8

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas
serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan
pemerintah daerah. Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang potensial
untuk dikembangakan sebagai salah satu sumber pendapatan daerah.
Pengembangan pariwisata merupakan salah satu bagian dari pembangunan
ekonomi dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi dalam suatu negara.
Sehingga dapat menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat yang lebih luas dan
dapat meningkatkan pendapatan masyarakat secara keseluruhan yang akhirnya
dapat meningkatkan kemakmuran masyarakat (Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan).
Pengembangan pariwisata berkelanjutan adalah satu upaya untuk menanggulangi
dampak negatif yang ditimbulkan oleh pariwisata. Upaya pengelolaan kawasan
menjadi daya tarik wisata alam merupakan salah satu jalan keluar dalam upaya
menjaga kelestarian alam dan budaya masyarakat. Daya tarik wisata alam adalah
sumber daya alam yang berpotensi serta memiliki daya tarik bagi pengunjung baik
dalam keadaan alami maupun setelah ada usaha budidaya (Undang-undang No 10
Tahun 2009, pasal 10 Tentang Daya Tarik Wisata Alam). Potensi wisata alam
dibagi menjadi empat kawasan, yaitu : a. flora dan fauna, b. keunikan dan kekhasan
ekosistem, c. gejala alam, dan d. budidaya sumber daya alam.
Andriani, 2017 mengungkapkan perencanaan dan pengembangan kegiatan wisata
pada suatu wilayah memang perlu mengusahakan keterpaduan antar dua komponen
utama pengembangan yaitu sisi permintaan (supply) dan sisi penawaran (demand).
Pendekatan ini merupakan salah satu pendekatan yang sangat mendasar, karena
pada hakekatnya perencanaan dan pengembangan suatu objek dan daya tarik wisata
tidak lain ditujukan untuk menarik kunjungan wisatawan ke suatu objek.
Pengembangan yang dilakukan harus memperhatikan dan mendasarkan pada kajian
terhadap kesesuaian antara karakteristik sisi penawaran objek wisata dengan
karakteristik sisi permintaan pengunjung. Menurut Cravens 1997, dalam Andriani,
2017 menyebutkan kesesuaian antara supply dan demand akan berdampak pada

1
kepuasan wisatawan yang pada akhirnya mampu menciptakan nilai jual dan
meningkatkan daya saing objek wisata.
Dalam pengembangan pariwisata suatu daerah, perlu memperhatikan potensi yang
dimiliki oleh daerah yang bersangkutan. Makin banyak potensi yang ada dalam
suatu daerah, makin layak daerah itu dikembangkan menjadi daerah tujuan wisata.
Pembangunan pariwisata memiliki nilai dan keuntungan yang signifikan bagi
kemajuan sektor lainnya. Membangun pariwisata mengharuskan banyak aktivitas
yang dapat membawa dampak negatif bagi lingkungan. Untuk mengurangi resiko
atau dampak negatif pembangunan industri pariwisata, maka pembangunan
pariwisata perlu dikembangkan sesuai keunikan dan kondisi wilayah yang ada.
Kawasan pariwisata adalah kawasan yang mempunyai fungsi utama pariwisata atau
memiliki potensi untuk pengembangan pariwisata yang mempunyai pengaruh
penting dalam satu atau lebih aspek, seperti pertumbuhan ekonomi, sosial dan
budaya, pemberdayaan sumber daya alam, daya dukung lingkungan hidup, serta
pertahanan dan keamanan (Peraturan Daerah No 13 Tahun 2011 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tangerang). Kabupaten Tangerang ikut berupaya
mengembangkan potensi pariwisata melalui kebijakan publik yang di tunjukan
untuk pariwisata, dan memiliki potensi di bidang lain. Salah satunya adalah dalam
bidang pariwisata.
Pemerintah Kabupaten Tangerang dengan status otonom yang dimiliki untuk
mengembangkan potensi-potensi daerahnya, salah satunya ialah potensi pariwisata
yang dapat mendatangkan keuntungan bagi Kabupaten Tangerang itu sendiri.
Sudah seharusnya Kabupaten Tangerang dapat melihat peluang ini untuk
memajukan pengelolaan pariwisata. Memiliki status otonom dan memiliki
wewenang untuk mengembangkan potensi-potensi daerahnya, diantaranya ialah
potensi pariwisata yang dapat mendatangkan keuntungan bagi masyarakat di sekitar
Kawasan Hutan Solear. Hutan Solear ini berada di Desa Solear, Kecamatan Solear,
Kabupaten Tangerang.
Kawasan peruntukan pariwisata di Kabupaten Tangerang terdapat tiga jenis, (Perda
Kab. Tangerang No 13 Tahun 2011 tentang RTRW Kab. Tangerang tahun 2011-
2031) yaitu : a. pariwisata alam, b. pariwisata budaya dan c. pariwisata buatan.
Hutan Solear memiliki luas 4,5 Ha dengan hamparan tanaman tinggi yang lebat dan

2
memiliki objek daya tarik wisata salah satunya monyet ekor panjang, serta
keindahan hutannya yang masih asri. Namun potensi yang dimiliki oleh Kawasan
Hutan Solear belum dioptimalkan baik dalam pengelolaan maupun penyediaan
kebutuhan wisatawan. Pengelolaan dan pengembangan di Hutan Solear dilakukan
secara swadaya masyarakat oleh masyarakat setempat dan masih belum optimal.
Pemanfaatan Hutan Solear sebagai objek wisata, memerlukan penelitian dasar
untuk mengeskpolarasi data lingkungan dan sosial baik kondisi internal dan
eksternal yang di dikung oleh stakeholder. Stakeholder yang dimaksud meliputi
pemerintah dan penduduk lokal. Pemerintah daerah Kabupaten Tangerang sebagai
pengambil keputusan harus mempunyai persepsi, sikap, prilaku yang sama untuk
mengembangkan potensi daya tarik wisata di Hutan Solear, sehingga masyarakat
sekitar dapat merasakan manfaat seperti ekonomi dan lingkungan yang lebih tertata
dengan baik.
Dalam rangka memperoleh manfaat yang optimal dari hutan dan kawasan hutan
bagi kesejahteraan masyarakat, maka pada prinsipnya semua hutan dan kawasan
hutan dapat dimanfaatkan sengan tetap memperhatikan sifat, karakteristik, dan
kerentanannya, serta tidak dibenarkan mengubah fungsi pokoknya. Pemanfaatan
hutan dan kawasan hutan harus disesuaikan dengan fungsi pokoknya yaitu fungsi
konservasi, lindung dan produksi. Untuk menjaga keberlangsungan fungsi pokok
hutan dan kondisi hutan, dilakukan juga upaya rehabilitasi serta reklamasi hutan
dan lahan, yang bertujuan selain mengembalikan kualitas hutan juga meningkatkan
pemberdayaan dan kesejahteraan masyarakat, sehingga peran serta masyrakat
merupakan inti keberhasilannya.
Pemanfaatan potensi daya tarik wisata di Hutan Solear dalam pengembangannya
yang akan dilakukan terlebih dahulu adalah penilaian objek dan daya tarik wisata,
kesiapan pengembangan wisata yang dijabarkan dalam empat aspek yaitu, aspek
soisal ekonomi, aspek soisal budaya, aspek lingkungan dan aspek pengelolaan.
Penilaian juga dilakukan terhadap kesiapan masyarakat baik persepsi, partisipasi
masyarakat dan keinginan masyarakat terhadap pengembangan potensi daya tarik
wisata di Hutan Solear. Oleh karena itu, agar pemanfaatan Hutan Solear dapat
dikembangkan secara optimal, baik pengelolaan maupun pengembangannya dan

3
menjadi salah satu tujuan wisata, maka perlu adanya usulan pemanfaatan Hutan
Solear sebagai objek wisata masyarakat setempat.
1.2 Rumusan Masalah
Kawasan Hutan Solear memiliki potensi sumberdaya alam yang dapat
dikembangkan sebagai objek daya tarik wisata baik berupa pemandangan alam
seperti hutan yang didalamnya memiliki beragam jenis flora dan fauna, peninggalan
sejarah serta kehidupan masyarakat pedesaan. Potensi yang ditawarkan yaitu
diataranya keasrian alam dengan beragam jenis flora yang didalamnya terdapat 113
nama tumbuhan dan faunanya yang menjadi ciri khas Hutan Solear yaitu binatang
primata ekor panjang atau monyet ekor panjang yang jumlahnya kurang lebih
mencapai 600-an dengan terbagi tiga kelompok yaitu kelompok depan, tengah dan
belakang. Sedangkan peninggalan sejarah di Hutan Solear terdapat wisata religi
untuk berziarah yaitu makam Syekh Mas Massad bin Hawa. Syekh Mas Massad
adalah pengikut wali yang menyebarkan agama islam didaerah sekitar Kabupaten
Tangerang. Keberadaan potensi sumberdaya alam maupun potensi budaya tersebut
belum dikelola dengan optimal.
Wisatawan yang berkunjung ke Kawasan Hutan Solear pada tahun 2018 jumlahnya
diperkirakan mencapai kurang lebih 2000-an wisatawan menurut Ibu Aan selaku
Jaro wilayah setempat sekaligus sebagai pengelola Kawasan Hutan Solear. Jumlah
wisatawan tersebut dihitung dengan adanya tujuh titik tempat parkir yang dimana
satu tempat parkir bisa menampung kurang lebih hingga 100 kendaraan roda dua
dengan satu kendaraannya membawa minimal satu penumpang jika di jumlahkan
kurang lebih mencapai 1400-an wisatawan untuk pengendara roda dua dan
ditambah dengan wisatawan yang menggunakan kendaraan roda empat, jadi
kesimpulannya diperkirakan kurang lebih terdapat 2000-an wisatawan.
Hutan Solear memiliki potensi daya tarik wisata seperti keaneka ragaman flora dan
faunanya, serta terdapat daya tarik wisata religi yaitu adanya makam Syekh Massad
bin Hawa. Daya tarik wisata yang ada kurang dioptimalkan pengembangannya
menjadikan terdapat beberapa masalah seperti fasilitas wisata serta penataan lokasi
yang kurang baik. Jumlah wisatawan yang cukup banyak jika hari libur, menjadi
persoalan untuk fasilitas penunjang wisata disana seperti kamar mandi, tempat
ibadah dan tempat berjualan. Fasilitas penunjang di Hutan Solear kondisinya

4
kurang layak karna kurang bersih seperti tidak dirawat. Hal tersebut disebabkan
oleh kurangnya tingkat kepuasan yang dirasakan oleh wisatawan terhadap
komponen-komponen wisata di kawasan wisata. Mengingat kesesuaian antara
supply dan demand akan berdampak pada kepuasan wisatawan. Berdasarkan uraian
di atas, secara umum permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai
berikut:
a. Bagaimana perkembangan kondisi eksisting seperti kondisi lingkungan,
ekonomi dan sosial budaya di Kawasan Wisata Hutan Solear ?
b. Mengidentifikasi potensi dan masalah di Kawasan Wisata Hutan Solear ?
c. Mengidentifikasi penawaran (supply) dan permintaan (demand) wisata di
Kawasan Hutan Solear ?
d. Strategi apa yang harus diterapkan di Kawasan Wisata Hutan Solear agar dapat
berkembang untuk usulan pemanfaatan Hutan Solear sebagai objek wisata
masyarakat setempat ?
1.3 Tujuan Dan Sasaran
1.3.1 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dari peneilitian ini adalah untuk usulan pemanfaatan
hutan solear sebagai objek wisata masyarakat setempat.
1.3.2 Sasaran
a. Menganalisis perekmbangan di Kawasan Wisata Hutan Solear.
b. Menganalisis faktor pendukung dan penghambat dalam pengembangan strategi
untuk usulan pemanfaatan wisata di Kawasan Wisata Hutan Solear.
c. Menganalisis penawaran (supply) dan permintaan (demand) wisata di Kawasan
Hutan Solear.
d. Merumuskan strategi pengembangan untuk usulan pemanfaatan wisata di
Kawasan Wisata Hutan Solear.
1.4 Manfaat Penelitian
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan masukan bagi
Pemerintah Kabupaten Tangerang dalam mengembangkan Pariwisata di
Kecamatan Solear.
b. Menjadi manfaat bagi penulis dan pembaca untuk dijadikan refrensi bacaan, dan
mengerjakan tugas ilmiah.

5
1.5 Ruang Lingkup
1.5.1 Ruang Lingkup Wilayah
Lokasi studi Kawasan Wisata Hutan Solear terletak di Desa Solear, Kelurahan
Solear, Kecamatan Solear Kabupaten Tangerang. Kawasan Wisata Hutan Solear
memiliki luas 4,5 ha yang dikelilingi dengan sungai, perkampungan warga serta
persawahan warga sekitar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1.1.
Adapun batas-batas Lokasi Kawasan Wisata Hutan Solear sebagai berikut,
diantaranya :
• Sebelah Utara : Desa Carenang, Desa Cempaka dan Desa Sukatani
• Sebelah Timur : Desa Pesanggrahan
• Sebelah Barat : Desa Kamarang, dan Desa Kramat Kopo
• Sebelah Selatan : Desa Cirendeu dan Desa Cikuya
1.5.2 Ruang Lingkup Substansi
Ruang lingkup penelitian ini dibuat batasan penelitian, yaitu :
1. Pemanfaatan Hutan Solear sebagai objek wisata masyarakat setempat.
Pemanfaatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keseluruhan yang
berada didalam Kawasan Wisata Hutan Solear dan memiliki keterkaitan dengan
potensi untuuk dijadikan sebagai daya tarik wisata. Sehinggan nantinya
diharapkan untuk mampu memberikan manfaat khususnya positif dalam dunia
pariwisata.
2. Ekowisata potensi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keseluruhan
mengenai potensi yang dimiliki oleh Kawasan Wisata Hutan Solear untuk
dimanfaatkan sebagai daya tarik wisata.
1.6 Sistematika Penulisan
Bab I : Pendahuluan
Bab I ini akan memuat latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan,
sasaran, manfaat peneltian, ruang lingkup terdiri dari ruang lingkup substansi, dan
ruang lingkup wilayah studi, dan sistematika pembahasan.
Bab II : Tinjauan Literatur Dan Metodologi Penelitian
Bab II ini akan menjelaskan landasan tentang teori-teori kajian tentang jenis-jenis
pariwisata, wisata budaya, pengembangan destinasi pariwisata dan analisis supply
-demand. Selain penjelasan mengenai tinjauan pustaka, dalam bab ini juga terdapat

6
penjelasan tentang kerangka berfikir penelitian ini dan metode penelitian yang di
gunakan dalam penelitian studi.
BAB III : Gambaran Umum
Bab III ini akan berisikan mengenai kondisi gambaran umum wilayah lokasi studi
yang terdiri dari geografi wilayah, dan melihat potensi yang ada di Kawasan Wisata
Hutan Solear.
BAB IV : Analisis
Bab IV ini akan memuat analisis yang digunakan dalam penelitian untuk mencapai
tujuan penelitian yaitu meliputi , analisis perkembangan di Kawasan Wisata Hutan
Solear, analisis potensi dan masalah pengembangan Kawasan Wisata Hutan Solear,
analisis penyediaan fasilitas wisata di Kawasan Wisata Hutan Solear dan analisis
deskriptif dengan pendekatan analisis SWOT serta pengembangan untuk usulan
pemanfaatan wisata di Kawasan Wisata Hutan Solear.
BAB V : Kesimpulan Dan Rekomendasi
Bab V ini merupakan bab penutup yang berisikan kesimpulan dan rekomendasi
dalam penelitian mengenai pengembangan yang harus dilakukan untuk
mewujudkan pengembangan ekowisata berbasis masyarakat di hutan solear.

7
Sumber : Bappeda Kab. Tangerang
Gambar 1.1 Peta Lokasi Studi Hutan Solear

Anda mungkin juga menyukai