Abstract :
Social forestry provides space for communities to gain access to sustainable forest management.
Ecotourism provides sustainable economic benefits and conserves forest ecology. An
appropriate development strategy for ecotourism management is required. This paper aims to
identify the group HKm Arsel Community at Belitung Dictric in the arrangement of natural
attractions. Methods that are observation and literature study. The arrangement of HKm area
for ecotourism is adjusted to their respective competencies, as follows: hill rafting tour of
traditional medicinal processing, geo-tourism climbing tour, biodiversity park type of plant tours
and night tours monitoring the life of the wildlife. Tourism management strategy is carried out
with techniques: institutional governance, business management, promotion and marketing as
well as cooperation and partnerships.
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hutan Kemasyarakatan (HKm) menjadi satu dari beberapa kebijakan yang
dikeluarkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) untuk menekan laju
deforestasi di Indonesia dengan melibatkan masyarakat. Banyak pihak memandang
kebijakan ini sebagai pengakuan negara terhadap pengelolaan hutan oleh masyarakat
yang selama ini terabaikan, dan diharapkan mampu menjaga kelestarian alam serta
memberikan kesejahteraan bagi masyarakat. Hutan tidak hanya memiliki makna ekologis,
tetapi juga sosial, budaya dan ekonomi yang kemanfaatannya diharapkan dapat diambil
secara berkelanjutan..
1
Widyaiswara Madya BDLHK Bogor
wisata alam, lebih dari itu pengembangan wisata dapat mendorong tumbuhnya
pertumbuhan ekonomi lainnya seperti penginapan, warung makan, transportasi, dan usaha
kreatif lainnya. Pengembangan pariwisata berbasis masyarakat berdampak langsung pada
masyarakat lokal, sekaligus sebagai pendidikan lingkungan dalam pemanfaatan hutan
lestari.
B. Identifikasi Masalah
Potensi wisata alam pada setiap lokasi memiliki keunikan dan kekhasan yang sulit
ditemukan di daerah lainnya. Potensi keindahan alam saja tidak cukup untuk dapat
mendatangkan wisatawan berkunjung dan menggerakan ekonomi setempat, diperlukan
strategi pengembangan yang tepat untuk menjadikannya sebagai destinasi wisata.
C. Rumusan Masalah
Permasalahan yang dikaji dalam tulisan ini adalah bagaimana Pengelola HKm
Arsel Community melakukan penataan obyek wisata pada kawasan HKm, sehingga dapat
menjadi bagian destinasi wisata di Kabupaten Belitung.
Objek Daya Tari Wisata Alam (ODTWA) adalah wisata alam yang mempunyai
keterwakilan ekosistem alami dan mempunyai komunitas alam yang unik, langka,dan indah
serta bentang alam dan potensi alam yang dapat dijadikan sebagai tempat kunjungan
wisata (Maharani, 2016).
(1) Kerajinan tangan hasil kelompok (2) Penghargaan yang diterima kelompok
Sumber Foto : Prama Gustian
Penamaan Peramun itu sendiri berasal dari kata peramu atau ramu atau
peramuan, yang muncul karena tradisi masyarakat zaman dulu secara turun temurun
menjadikan bukit Peramun sebagai tempat tumbuhnya beraneka ragam tumbuhan lokal
yang yang bermanfaat sebagai obat-obatan herbal. Tempat meramu obat-obatan herbal
yang dilindungi secara adat masyarakat setempat.
2. Geowisata
Geowisata yang dirintis dalam kawasan Gunong Peramun adalah berupa lintasan
geotrack sepeda gunung dengan starting point dari puncak bukit (batu kembar) menuju
bukit langkang dengan menyusuri lembah arah hutan alam Bulin berusia ratusan tahun,
kemudian menyusuri jalan setapak Geowisata yang ditawarkan dalam kawasan Bukit
Peramun yaitu Geological Tracking, lintasan pertama geotrack hiking, berupa berpetualang
berjalan kaki (Hiking) menyusuri jalur bebatuan granit di lembah ara bulin peramun sampai
dengan Bukit langkang, menyusuri goa dinosaurus, goa kelayang, goa kelelawar, goa kera
dan melewati celah formasi batu granit berukuran raksasa, hutan bulin ratusan tahun.
4. Wisata Malam
Pengamatan satwa malam Tarsius (Tarsius Bangkanus Saltator) atau masyarat
sekitar menyebutnya dengan nama Pelilean, merupakan fauna langka yang mendiami Bukit
Peramun. Kegiatan konservasi Tarsius dialam bebas sudah lakukan sekitar 2 tahun terakhir
oleh Arsel Community, kegiatan inventarisir jumlah Tarsius dan pemetaan habitat dilakukan
secara swadaya. Bagi peminat wisata malam untuk melakukan pengamatan Tarsius
langsung dialam bebas dapat dilakuakan pada 4 spot lokasi,
2. Kelola Usaha
Arsel Community memiliki unit-unit usaha yang dikelola oleh para anggota.
Beberapa dari anggota diangkat sebagai kepala unit usaha yang bertanggung jawab
kepada seluruh kelompok, dalam bentuk laporan rutin setiap 6 bulan.Unit usaha tersebut
berorientasi keuntungan kecuali usaha konservasi ditujukan untuk menjaga kelestarian
dan keberlangsungan sumber daya alam secara alami.
Keuntungan dari unit usaha dibagikan kepada anggota mengikuti ketentuan yang
ditetapkan bersama. Dalam meningkatkan keterampilan pengelolaan usaha maka
diadakan pelatihan kepada pengelola unit usaha yang dilaksanakan secara mandiri
maupun bekerjasama dengan Instansi Pembina. Setiap anggota kelompok Arsel
Community wajib : 1) mengikuti seluruh ketentuan yang disepakati bersama dalam
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga organisasi; 2) berperan aktif dalam
perlindungan dan pengamanan lokasi usaha dan; 3) menjaga keberlangsungan kegiatan
usaha.
B. Saran
Pengembangan wisata membutuhkan dukungan banyak pihak untuk membangun
sarana prasarana pendukung dan promosi pemasaran. Sehingga kelompok Arsel
Community perlu mengembangkan kemampuan koordinasi dan konsultasi kepada Instansi
terkait. Penataan obyek wisata yang utama mulai dari papan penunjuk arah lokasi wisata,
leaflet dan booklet yang tersedia di hotel dan bandara.
Kelompok Arsel Cummunity Kabupaten Belitung telah mampu mengelola HKm
dengan cukup baik khususnya pada sektor wisata alam sehingga dapat dijadikan contoh
pengelolaan wisata oleh masyarakat.
Daftar Pustaka
Annonimous. 2017. Wisata dan Industri Kreatif Kabupaten Belitung. BPS Kabupaten Belitung.
Tanjungpandan. 2017.
Annonimous. 2003. Kriteria Penilaian Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam (Analisis Daerah
Operasi). Direktorat Wisata Alam dan Pemanfaatan Jasa Lingkungan. Direktorat
Jeneral PHKA, Departemen Kehutanan. Bogor
Annonimous, 2000. Identifikasi Kebutuhan Pelatihan dan Pendidikan Ekowisata di ndonesia.
Direktorat Jenderal PHKA dan Fakultas Kehutanan IPB. Bogor.
Maharani, Intan. 2016. Analisis Kelayakan Potensi Ekowisata Pada Kawasan Wisata Alam
Bungi Kecamatan Kokalukuna Kota Bau-Bau.Fakultas Kehutanan dan Ilmu
Lingkungan. Universitas Haluoleo. Kendari.
PermenLHK RI Nomor : P 31/Menlhk/Setjen/Kum.1/3/2016 tentang Pedoman Kegiatan Usaha
Pemanfaatan Jasa Lingkungan Wisata Alam pada Hutan Produksi
Permenhut RI Nomor : P 88/Menhut-II/2014 tentang Hutan Kemasyarakatan