Anda di halaman 1dari 16

1 BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ilmu ekonomi menjadi salah satu cabang ilmu tentang gejala
masyarakat yang terjadi karena perilaku manusia dalam usahanya untuk
memenuhi kebutuhan dan mencapai kemakmuran.1 Dalam hal ini dapat
dikatakan bahwa ekonomi mengenai pemenuhan kebutuhan dan
kemakmuran manusia. Ekonomi juga merupakan aktivitas manusia yang
berhubungan dengan produksi, distribusi, pertukaran dan konsumsi barang
dan jasa.2 Kegiatan ekonomi sendiri merupakan cara-cara untuk
menghasilkan, mengedarkan, membagi serta memakai barang dan jasa
dalam masyarakat sehingga kebutuhan materi masyarakat dapat terpenuhi
secara semestinya. Sebuah kegiatan ekonomi tentu memiliki timbal balik
antar individu-individu yang melakukan interaksi ekonomi tersebut sehingga
kegiatan ekonomi pada masyarakat sendiri berorientasi terhadap
kepemilikan, pengembangan maupun distribusi.3 Sistem dalam sebuah
kelompok dapat diartikan dalam hal interaksi dan hubungan dari beberapa
unsur kecil hingga bermetamorfosa menjadi unit besar yang dalam hal ini
dapat dianalogikan seperti konsumen dan produsen sebagai unit kecil dan
akan berinteraksi atau berhubungan dengan unit ekonomi yang lebih besar
dan luas disuatu kawasan tertentu. Sehingga ekonomi masyarakat pun dapat
disimpulkan sebagai sebuah sistem ekonomi yang berorientasi pada
kekuatan ekonomi masyarakat dengan memanfaatkan sebuah sektor yang
lebih besar berhubungan dan berinteraksi terhadap 2 (dua) unit tersebut.
Salah satu sektor yang dianalogikan sebagai unit besar dan dapat
memberikan dampak terhadap ekonomi masyarakat yaitu pariwisata.
Pariwisata merupakan berbagai macam kegiatan wisata serta
didukung oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah dan pemerintah daerah.4
Pariwisata juga salah satu sektor yang saat ini menjadi primadona bagi
masyarakat dan memegang peranan yang penting dalam perkembangan
sosial dan perekonomian suatu daerah yang dapat mampu memberikan
kontribusi terhadap pendapatan dan perubahan perilaku penduduk di suatu
kawasan. Pariwisata telah bertransformasi agar dapat mendorong
pertumbuhan perekonomian melalui peluang berusaha, kerja dan investasi
dalam skala besar maupun kecil serta pada akhirnya dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Pariwisata juga menjadi salah satu kegiatan yang
mampu menciptakan pertumbuhan ekonomi yang tumbuh signifikan
1
Rosyidi. 2009. Ilmu dan Falsafah Ekonomi. Jakarta.
2
Departemen Pendidikan Nasional. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta
3
M. Sholahuddin. 2007. Asas-Asas Ekonomi Islam. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta
4
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1990 Tentang Kepariwisataan Pasal 4 Ayat
1. Jakarta
1
2

terutama dalam penyediaan lapangan kerja, peningkatan penghasilan,


standard hidup serta stimulus bagi perkembangan sektor lainnya. 5 Dengan
adanya peristiwa tersebut tentu pariwisata dapat dikatakan sebagai sektor
yang dapat memiliki dampak terhadap kegiatan perekonomian disuatu
wilayah.
Interaksi yang timbul karena kegiatan pariwisata berpotensi
berdampak (impact) kepada tidak hanya bagi masyarakat lokal namun juga
bagi wisatawan itu sendiri. Dampak tersebut dapat diklasifikasikan menjadi
dua, baik postif (benefits) maupun negatif (costs). Pariwisata memiliki
dampak dimana dampak yang dimaksud berupa positif dan negatif. 6 Dampak
positif dalam artian berupa keuntungan atas berkembangnya pariwisata yang
ada dan kawasan disekitarnya sedangkan dampak negatif dapat ditinjau atau
di telusuri sebagai kerugian yang ditimbulkan akibat perkembangan
pariwisata yang ada dan kawasan disekitarnya. Salah satu teori yang
membahas dampak pariwisata terhadap ekonomi masyarakat yang
mengklasifikasikan dampak positif dari aspek ekonomi yaitu : 1). adanya
pendapatan peningkatan valuta asing. 2). menyehatkan neraca perdagangan
luar negeri. 3) adanya pendapatan dari usaha atau bisnis pariwisata. 4)
adanya peningkatan pendapatan pemerintah. 5). Banyaknya te tenaga kerja
yang terserap. 6). timbulnya efek pengganda (Multiplier Effect). dan, 7).
pemanfaatan fasilitas pariwisata untuk masyarakat lokal. Dari penjabaran
dampak positif dari kegiatan pariwisata terhadap masyarakat lokal tentu pula
memiliki dampak negatif yang dimana dengan sumber yang sama
mengatakan bahwa dampak negatif dari aspek ekonomi yaitu : 1).
ketergantungan terhadap pariwisata. 2). Peningkatan angka inflasi dan
naiknya harga tanah. 3). Peningkatan kecenderungan untuk mengimpor
bahan lokal dalam pariwisata sehingga produk lokal tidak terserap. 4).
Pariwisata yang bersifat musiman sehingga investasi tidak pasti. dan, 5).
Munculnya biaya tambahan lain bagi perekonomian sekitar. 7 Dengan
terjabarkannya dampak positif dan dampak negatif tersebut tentu
penyesuaian terhadap kondisi eksisting sangat diperlukan agar tepat sasaran
dimana kondisi eksisting yang dimaksud yaitu Taman Nasional Bromo
Tengger Semeru (TNBTS) sebagai unit besar nya dan Masyarakat Suku
Tengger di Desa Ngadas sebagai unit kecilnya.
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) merupakan salah
satu taman nasional yang berada di Indonesia dan lebih tepatnya berada di 4
Kabupaten di Jawa Timur. Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
(TNBTS) sendiri telah ditetapkan oleh Keputusan Menteri Kehutanan

5
Salah Wahab 1996 dalam Pendit, Nyoman. 1999. Ilmu Pariwisata. Akademi Pariwisata Trisakti.
Jakarta.
6
I Nyoman Erawan 1987 dalam Ratih Sari, Suzanna. 2003. Peran Pariwisata Dalam
Pembangunan. Universitas Diponogoro. Semarang.
7
Leiper 1990 dalam Pitana dan Diarta. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. Andi Publisher.
Yogyakarta.
3

Nomor: 278/Kpts-VI/1997 bahwa hutan hujan tropis Bromo Tengger


Semeru sebagai Taman Nasional.8 Taman Nasional sendiri merupakan
kawasan pelestarian alam yang memiliki ekosistem asli dan dikelola dengan
sistem zonasi serta dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan,
pendidikan, penunjang budidaya, rekreasi dan pariwisata.9 Terlebih
statusnya sebagai taman nasional, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
(TNBTS) juga merupakan salah satu dari 10 destinasi nasional dan di
prioritaskan pemasarannya.10 Bromo-Tengger-Semeru akan ditetapkan
menjadi salah satu Badan Otorita Pariwisata (BOP) oleh presiden melalui
keputusan presiden tahun 2019 ini.11 Salah satu jenis wisata yang ditawarkan
yaitu wisata alam dan budaya dengan sangat terjaganya kemurnian dari
masyarakat asli pegunungan di sekeliling Gunung Bromo dan Gunung
Semeru yaitu Suku Tengger. Berkat kehadiran pariwisata Taman Nasional
Bromo Tengger Semeru (TNBTS) tentu aktivitas maupun kegiatan wisata
akan memiliki hubungan dan berdampak terhadap kawasan sekitarnya dan
yang paling merasakannya yaitu masyarakat lokal yang dimana dalam hal ini
adalah masyarakat Suku Tengger.
Suku Tengger merupakan suku yang bermukim/ hidup di sekitar
Gunung Bromo dan Gunung Semeru yang spesifik secara administratif
bertempat tinggal di Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Probolinggo,
Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang. Menurut Santoso (2004:53),
penyebaran komunitas Tengger ke arah empat mata angin dimana berpusat
pada Gunung Bromo dan menciptakan konsep kearifan kejawen yang
berbunyi Papat Limo Pancer, dimana merupakan masyarakat Tengger
sebagai Papat dan Gunung Bromo sebagai Pancer yang dapat terdefinisikan
bahwa kegiatan masyarakat suku Tengger berporos pada Gunung Bromo
yang berada di pusatnya. Namun, identitas masyarakat suku Tengger
terkesan problematis dan membuat paradigma baru bermunculan. Padahal
masyarakat suku Tengger bukan merupakan suku primitif dan suku asing
yang berbeda dari suku jawa. 12 Mereka sering berinteraksi dengan para
wisatawan yang sering berkunjung ke Gunung Bromo ataupun Gunung
Semeru. Diperkuat dengan fakta bahwa wilayah bermukim masyarakat
Tengger pun berada di jalur menuju 2 gunung tersebut sehingga interaksi
antar wisatawan maupun masyarakat Tengger tidak dapat dihindari dan salah
satunya berada di Kabupaten Malang, Desa Ngadas.

8
Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 278/Kpts-VI/1997. Penetapan Kawasan Hutan Hujan
Tropis Gunung Bromo dan Gunung Semeru Sebagai Taman Nasional. Jakarta
9
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1990 Tentang Ketentuan Pokok
Kehutanan. Pasal 1 Ayat 14. Jakarta
10
Rencana Strategis Kementerian Pariwisata Tahun 2018-2019. 2018
11
https://malangtoday.net/malang-raya/kabupaten-malang/tahun-ini-badan-otorita-pariwisata-
bromo-tengger-semeru-segera-terwujud/. Akses : 1 September 2019
12
Susanto 2004 dalam Firni, Farisha. 2014. Bentuk, Makna dan Fungsi Kidung-Kidung Suci
Masyarakat Tengger. Skripsi. Universitas Airlangga. Surabaya
4

Desa Ngadas merupakan salah satu desa yang berada di dalam


kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) dan merupakan
salah satu desa tertinggi di Jawa dikarenakan morfologi Desa Ngadas sendiri
adalah pegunungan dan memiliki ketinggian 2.175 mdpl dan merupakan
salah satu desa dengan status Enclave di Taman Nasional Bromo Tengger
Semeru (NTBTS) karena berada di dalam kawasan taman nasional itu
sendiri. Nama Desa Ngadas digunakan dari nama Adas Pulo Waras dan
Desa Ngadas merupakan desa yang masih memiliki adat istiadat yang kuat
sehingga segala peraturan yang dibuat pemerintah desa dan peraturan adat
selalu dipatuhi oleh semua masyarakat Suku Tengger khususnya Desa
Ngadas.13 Suhu di sekitar Desa Ngadas berkisar 0°C hingga 20°C dan luasan
dari Desa Ngadas 4,14 Km² dengan kepadatan penduduk 482 Jiwa/ Km².
Berpenduduk sebanyak 1.996 jiwa dan terdiri dari 484 kepala keluarga.14
Suasana perdesaan yang awet dan tidak adanya perubahan yang signifikan,
sebab terdapat aturan tidak tertulis dan sudah turun temurun yang
menyatakan jika warga yang mendiami Desa Ngadas tidak boleh melakukan
jual beli lahan kepada siapapun. Sehingga para pendatang di Desa Ngadas
kebanyakan adalah orang yang menikah dengan anak dari keturunan asli
Suku Tengger dan menjadi bagian Suku Tengger dengan bekerja sebagai
petani yang mata pencahariannya adalah bercocok tanam sayuran dan
holtikultura.15
Pada Tahun 1999 ditetapkannya SK Gubernur Jawa Timur Nomor
17 Tahun 1999 tentang larangan membawa kendaraan pribadi bagi
wisatawan yang ingin berwisata ke Gunung Bromo dan Gunung Semeru dan
menetapkan 4 (empat) desa di 4 (empat) kabupaten di Jawa Timur dan salah
satunya adalah Desa Ngadas sebagai desa terakhir sebelum memasuki zona
inti dan tempat pemberhentian kendaraan pribadi jika melalui jalur
Kabupaten Malang.16 Hal tersebut diperkuat dalam Kebijakan Taman
Nasional pada 20 desember 2012 menimbulkan metamorfosa terkait dengan
aspek perekonomian yang menyangkut kesejahteraan masyarakat lokal di
Desa Ngadas serta berdampak pada perubahan ruang dan aktivitas
masyarakat dikarenakan perkembangan pariwisata di Taman Nasional
Bromo Tengger Semeru (TNBTS) dan dampak tersebut secara langsung
dirasakan oleh masyarakat lokal. Salah satu dampak transformasi yang
terjadi secara makro yaitu pergeseran mata pencaharian menjadi jasa travel
agent, penyediaan hunian sementara, jasa transportasi hingga berdagang saat
waktu liburan tiba sehingga pariwisata memiliki dampak terhadap penduduk
suku Tengger yang mendiami Desa Ngadas dalam beberapa tahun terakhir.

13
Savitri, Alpha. 2010. Sejarah, Agama, dan Tradisi Suku Tengger Gunung Bromo.
14
Kecamatan Poncokusumo Dalam Angka. 2018.
15
Wawancara : Pak Mujianto. Kepala Desa Ngadas. 2019.
16
Wawancara : Pak Kartono. Mantan Kepala Desa Ngadas Periode 1999-2013. 2019.
5

Berdasarkan hal tersebut dinamika dari dampak yang ditimbulkan


oleh kegiatan pariwisata tentu berdampak terhadap perekonomian
masyarakat lokal yang sudah tinggal dan menetap lama di daerah Enclave
seperti Desa Ngadas untuk menuju daerah tujuan wisata berupa Gunung
Bromo dan Gunung Semeru. Oleh karena itu perlu adanya kajian dan
analisis terkait dampak pariwisata Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
(TNBTS) terhadap ekonomi masyarakat Suku Tengger guna untuk
mengidentifikasi faktor yang berdampak terhadap aspek ekonomi dan
menentukan seberapa besar dampak ekonomi yang dirasakan oleh
Masyarakat Suku Tengger di Desa Ngadas karena keberadaan pariwisata
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS). Berdasarkan uraian
diatas, maka peneliti merasa perlu adanya kajian tentang “Dampak
Pariwisata Taman Nasional Gunung Bromo Tengger Semeru (TNBTS)
Terhadap Ekonomi Masyarakat Suku Tengger, Di Desa Ngadas,
Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang“.
1.2 Rumusan Masalah
Pada Tahun 1999 ditetapkannya SK Gubernur Jawa Timur Nomor
17 Tahun 1999 tentang larangan membawa kendaraan pribadi bagi
wisatawan yang ingin berwisata ke Gunung Bromo dan Gunung Semeru dan
menetapkan 4 (empat) desa di 4 (empat) kabupaten di Jawa Timur dan salah
satunya adalah Desa Ngadas sebagai desa terakhir sebelum memasuki zona
inti dan tempat pemberhentian kendaraan pribadi jika melalui jalur
Kabupaten Malang dan diperkuat oleh Kebijakan Taman Nasional pada 20
desember 2012 menimbulkan metamorfosa terkait dengan aspek
perekonomian yang menyangkut kesejahteraan masyarakat lokal di Desa
Ngadas serta berdampak pada ruang dan aktivitas masyarakat dikarenakan
aktivitas pariwisata di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS)
dan dampak tersebut secara langsung dirasakan oleh masyarakat lokal.
Berdasarkan hal tersebut dinamika dari dampak yang ditimbulkan oleh
kegiatan pariwisata tentu berdampak terhadap perekonomian masyarakat
lokal yang sudah tinggal dan menetap lama di daerah Enclave seperti Desa
Ngadas untuk menuju daerah tujuan wisata berupa Gunung Bromo dan
Gunung Semeru. Oleh karena itu perlu adanya kajian dan analisis terkait
dampak pariwisata Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS)
terhadap ekonomi masyarakat Suku Tengger guna untuk menemukenali
faktor yang berdampak terhadap aspek ekonomi dan menentukan seberapa
besar skala dampak ekonomi yang dirasakan oleh Masyarakat Suku Tengger
di Desa Ngadas karena keberadaan pariwisata Taman Nasional Bromo
Tengger Semeru (TNBTS). Berdasarkan uraian permasalahan diatas maka
yang menjadi pertanyaan penelitian ini adalah : Seberapa besar dampak
pariwisata Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) terhadap
ekonomi masyarakat Suku Tengger ? (Studi Kasus : Desa Ngadas
Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang).
6

1.3 Tujuan dan Sasaran


Berdasarkan rumusan masalah dan pertanyaan penelitian yang sudah
terumuskan diatas adapun tujuan dari penelitian ini dan sasaran yang
menjadi langkah-langkah untuk mencapai tujuan dari penelitian ini dapat
dilihat sebagai berikut.
1.3.1 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai dari penelitian ini
adalah untuk menentukan skala dampak yang disebabkan oleh pariwisata
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) terhadap ekonomi
masyarakat Suku Tengger di Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo,
Kabupaten Malang.
1.3.2 Sasaran Penelitian
Dengan adanya tujuan tersebut maka dirumuskan pula sasaran
penelitian dimana sasaran sendiri merupakan tahapan dalam mencapai
tujuan dalam penelitian ini sehingga sasaran pada penelitian ini dapat dilihat
sebagai berikut.
1. Mengidentifikasi perubahan ruang atau aktivitas ekonomi
masyarakat Suku Tengger di Desa Ngadas sebelum dan sesudah
terdampak oleh perkembangan pariwisata Taman Nasional Bromo
Tengger Semeru (TNBTS).
2. Menemukenali faktor yang berdampak terhadap ekonomi
masyarakat Suku Tengger karena perkembangan pariwisata Taman
Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) di Desa Ngadas.
3. Menentukan skala besaran dampak dari pariwisata Taman Nasional
Bromo Tengger Semeru (TNBTS) terhadap ekonomi yang dirasakan
oleh masyarakat Suku Tengger di Desa Ngadas.
1.4 Ruang Lingkup Penelitian
Setiap kegiatan studi penelitian yang dilakukan perlu adanya
pembatasan ruang lingkup studi agar berada pada jalur bahasan studi yang
konsisten dan terarah. Ruang lingkup penelitian dalam hal ini terbagi
menjadi dua bagian yaitu ruang lingkup materi dan ruang lingkup lokasi.
1.4.1 Ruang Lingkup Materi
Ruang lingkup materi merupakan pembatasan lingkup penelitian
agar tetap terarah pada koridor dan hingga tercapainya tujuan dari sebuah
penelitian. Adapun ruang lingkup materi pada penelitian ini akan dibahas
adalah sebagai berikut.
1. Mengidentifikasi perubahan ruang dan aktivitas ekonomi masyarakat
Suku Tengger di Desa Ngadas sebelum dan sesudah terdampak oleh
berkembangan pariwisata Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
(TNBTS). Aspek yang dikaji dalam hal ini yaitu mengidentifikasi
dan membandingkan ruang ekonomi yang terdampak oleh
perkembangan pariwisata meliputi usaha dagang, usaha akomodasi,
7

usaha transportasi serta dan aktivitas ekonomi seperti jenis pedagang


dan jenis penyedia jasa sebelum tahun 2012 yang terdampak karena
berkembangnya Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS)
dan terdampak tahun 2019 sesudah berkembangnya pariwisata
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) yang
berhubungan dengan masyarakat Suku Tengger di Desa Ngadas
dalam ekonomi masyarakat.
2. Menemukenali faktor yang berdampak terhadap ekonomi
masyarakat Suku Tengger di Desa Ngadas karena perkembangan
pariwisata Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) di
Desa Ngadas. Aspek yang dikaji dalam hal ini berupa melakukan
proses identifikasi faktor dari kondisi eksisting serta tinjauan
literatur terkait dengan dampak pariwisata terhadap ekonomi yang
meliputi tingkat pendapatan masyarakat, tingkat kesempatan kerja,
penyerapan tenaga kerja, meningkatkan kemampuan menejerial,
meningkatkan keterampilan masyarakat, terciptanya profesi baru,
perbaikan dan pembangunan fasilitas dan memacu pengembangan
lokasi atau lahan menjadi produktif, ketergantungan terhadap sektor
pariwisata, bersifat musiman, biaya pembangunan sarana dan
prasarana, persaingan dalam membuka usaha lokal, biaya hidup dan
peningkatan harga barang lokal yang disebabkan oleh pariwisata
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) dan dirasakan
oleh masyarakat Suku Tengger serta membentuk faktor yang paling
berdampak dari dampak yang dijabarkan tersebut terhadap ekonomi
masyarakat Suku Tengger itu sendiri di Desa Ngadas.
3. Menentukan skala besaran dampak dari pariwisata Taman Nasional
Bromo Tengger Semeru (TNBTS) terhadap ekonomi yang dirasakan
oleh masyarakat Suku Tengger di Desa Ngadas. Aspek yang dikaji
dalam hal ini berupa penentuan skala dampak pariwisata serta
menyimpulkan faktor yang memberikan dampak paling besar
terhadap perekonomian yang dirasakan oleh masyarakat Suku
Tengger karena disebabkan oleh pariwisata Taman Nasional Bromo
Tengger Semeru (TNBTS).
1.4.2 Ruang Lingkup Lokasi
Desa Ngadas merupakan salah satu desa yang berada di dalam
kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) dan merupakan
salah satu desa tertinggi di Jawa dikarenakan morfologi Desa Ngadas sendiri
adalah pegunungan dan memiliki ketinggian 2.175 mdpl dan merupakan
salah satu desa dengan status Enclave di Taman Nasional Bromo Tengger
Semeru (NTBTS) karena berada di dalam kawasan taman nasional itu
sendiri. Desa Ngadas juga merupakan salah satu dari 17 desa di Kecamatan
Poncokusumo, Kabupaten Malang. Desa Ngadas memiliki 2 dusun yaitu
Dusun Ngadas sebagai pusat desa dan Dusun Jarak Ijo. Desa Ngadas
8

dibatasi oleh desa-desa tetangga yang hal tersebut dapat dilihat sebagai
berikut.
Sebelah Utara : Desa Moro Rejo, Kecamatan Tosari, Kabupaten
Pasuruan.
Sebelah Barat : Desa Gubugklakah, Kecamatan Poncokusumo,
Kabupaten Malang.
Sebelah Selatan : Desa Ranu Pani, Kecamatan Senduro, Kabupaten
Lumajang.
Sebelah Timur : Desa Ngadisari, Kecamatan Suka Pura, Probolinggo.
Suhu di sekitar Desa Ngadas berkisar 0°C hingga 20°C dan luas
Desa Ngadas 14.639,04 Ha dengan pembagian luasan tiap dusun yang
hitung berdasarkan kawasan permukimannya yaitu Dusun Ngadas sebesar
8,23 Ha, Dusun Jarak Ijo sebesar 3,15 Ha dan sisa dari kawasan permukiman
tersebut adalah kawasan taman nasional dan perkebunan masyarakat Desa
Ngadas. Desa Ngadas memiliki kepadatan penduduk 482 Jiwa/ Km² dan
berpenduduk sekitar 1.996 jiwa serta terdiri dari 484 kepala keluarga.17
Adapun peta administrasi Kabupaten Malang, Kecamatan Poncokusumo dan
Desa Ngadas dapat dilihat pada peta 1.1-1.5.
1.5 Keluaran dan Manfaat Penelitian
Pada sub bab ini menguraikan seberapa jauh kegunaan, kontribusi
dan hasil penelitian yang akan dilakukan. Oleh karena itu, dalam penelitian
yang ingin dicapai adalah mengetahui dampak dari pariwisata Taman
Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) terhadap ekonomi masyarakat
Suku Tengger di Desa Ngadas sehingga dapat dimanfaatkan sebagai arahan
pertimbangan untuk mengambil suatu kebijakan dalam rencana
pengembangan ruang dan hal tersebut dapat dilihat sebagai berikut.
1.5.1 Keluaran Penelitian
Keluaran (output) yang diharapkan merupakan hasil yang ingin
dicapai dalam sebuah penelitian. Berdasarkan rumusan permasalahan yang
telah terjabarkan, maka output yang ingin dicapai melalui penelitian ini
dapat dilihat sebagai berikut.
1. Teridentifikasinya perubahan ruang dan aktivitas ekonomi
masyarakat Suku Tengger di Desa Ngadas sebelum dan sesudah
terdampak oleh perkembangan pariwisata Taman Nasional Bromo
Tengger Semeru (TNBTS).
2. Tertemukenalinya faktor yang berdampak terhadap elemen ekonomi
masyarakat Suku Tengger di Desa Ngadas karena keberadaan
pariwisata Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).

17
Kecamatan Poncokusumo Dalam Angka. 2018.
9

3. Tertentukannya skala besaran dampak dari pariwisata Taman


Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) terhadap perekonomian
masyarakat Suku Tengger di Desa Ngadas.
1.5.2 Manfaat Penelitian
Berdasarkan keluaran yang dihasilkan dari penelitian ini, terdapat
juga manfaat yang dapat dihasilkan pada penelitian ini dan manfaat tersebut
dilklasifikasikan menjadi 3 (tiga) sehingga dapat dilihat sebagai berikut.
1. Bagi Pemerintah Kabupaten Malang sebagai bahan pertimbangan
dan masukan dalam memberikan arahan terhadap perencanaan yang
berorientasi terhadap pariwisata berbasis desa budaya (Rural Culture
Tourism) dan pariwisata berbasis masyarakat lokal (Community Base
Tourism) di Desa Ngadas.
2. Bagi akademisi yang dapat memberikan informasi secara tertulis
berupa data-data terkait kajian penelitian ini dan melanjutkan hasil
penelitian ini untuk pengembangan penelitian-penelitian lainnya.
3. Bagi Masyarakat, sebagai bahan informasi tentang dampak-dampak
yang timbul dan dirasakan masyarakat Suku Tengger terhadap
kegiatan pariwisata Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
(TNBTS).
1.6 Kerangka Pola Pikir
Kerangka berfikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis
pertautan antar variabel yang akan diteliti dan pola berfikir dari sebuah
penelitian dari awal hingga akhir.18 Perumusan latar belakang penelitian
hingga tujuan yang ingin dicapai merupakan bagian dari kerangka pikir
sehingga didalam kerangka fikir dapat dirumuskan ke dalam bentuk
paradigma penelitian. Karena hal tersebut, pada setiap penyusunan
penelitian harus didasarkan pada kerangka berfikir yang sistematis.
Berdasarkan teori-teori yang telah dideskripsikan dan disesuaikan dengan
pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan diatas, selanjutnya dianalisis
secara kritis dan sistematis, sehingga menghasilkan sintesa tentang
hubungan antar variabel yang diteliti dan adapun dalam hal ini kerangka
pola pikir penelitian tentang “Dampak Pariwisata Taman Nasional Bromo
Tengger Semeru (TNBTS) Terhadap Ekonomi Masyarakat Suku Tengger di
Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang“ dilihat pada
bagan 1.1.
1.7 Sistematika Penulisan
Untuk mencapai tujuan dari penelitian ini adapun beberapa tahapan
yang terangkum dalam beberapa bab pada penelitian ini dan bab tersebut
secara garis besar dapat dilihat sebagai berikut.

18
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta. Bandung.
10

BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan terkait latar belakang, rumusan
permasalahan, tujuan dan sasaran, ruang lingkup penelitian
(lingkup materi dan lingkup lokasi), keluaran dan manfaat
penelitian serta kerangka pola pikir penelitian.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Bab ini menguraikan terkait teori-teori yang digunakan untuk
menjadi dasar dan acuan pada penelitian ini. Pustaka yang
dibahas memuat teori ekonomi masyarakat, pariwisata dan
dampak pariwisata terhadap ekonomi masyarakat. Selain itu,
pada bab ini menguraikan landasan penelitian yang digunakan.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini menguraikan terkait metode penelitian yang terdiri dari
metode pengumpulan data, metode sampel data dan metode
analisis data yang digunakan untuk mencapai tiap sasaran
penelitian ini.
BAB IV GAMBARAN UMUM
Bab ini menguraikan terkait gambaran secara keseluruhan dari
eksternal hingga internal lokasi yang ingin diteliti dan gambaran
terkait ruang dan aktivitas variabel yang akan diteliti.
BAB V ANALISA
Bab ini menguraikan terkait proses analisa yang di sesuaikan
dengan sasaran penelitian hingga menghasilkan kesimpulan dari
setiap analisa tersebut dan menjawab tujuan dan pertanyaan
penelitian.
BAB VI PENUTUP
Bab ini menguraikan terkait kesimpulan dan rekomendasi dari
penelitian ini.
11

Desa Ngadas merupakan salah satu desa yang Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
berada di dalam kawasan Taman Nasional Bromo (TNBTS) sudah memiliki magnet
Tengger Semeru (TNBTS) dan statusnya sebagai tersendiri dari segi wisata alam dan
desa Enclave serta menjadi salah satu desa terakhir memberikan pengaruh serta dampak yang
sebelum masuk di kawasan Gunung Bromo dan besar terhadap 4 kabupaten disekitarnya
Gunung Semeru melalui jalur Kabupaten Malang

Desa Ngadas sebagai desa yang


dilalui aktivitas pariwisata bagi Bagan 1.1
wisatawan yang ingin mengunjungi Kerangka Pola Pikir
Gunung Bromo dan Gunung Semeru Sumber : Hasil Pemikiran, 2019

Munculnya perubahan yang diakibatkan dari kegiatan


pariwisata dan berdampak terhadap aspek
perekonomian yang direspon oleh masyarakat Suku
Tengger yang berada di Desa Ngadas

Terdapat dampak positif Terdapat dampak negatif


Timbulnya faktor yang
terhadap perekonomian terhadap perekonomian
menyebabkan
masyarakat yang masyarakat yang
terdampaknya ekonomi
diakibatkan oleh kegiatan diakibatkan oleh kegiatan
masyarakat Suku Tengger
pariwisata TNBTS di Desa pariwisata TNBTS di Desa
di Desa Ngadas
Ngadas Ngadas

Pertanyaan Penelitian :
Seberapa besar dampak pariwisata Taman Nasional Bromo Tengger
Semeru (TNBTS) terhadap ekonomi masyarakat Suku Tengger di Desa Rumusan
Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang? Permasalahan

Mengidentifikasi perubahan ruang Menentukan skala besaran


dan aktivitas ekonomi masyarakat dampak dari pariwisata TNBTS
Suku Tengger di Desa Ngadas terhadap ekonomi yang dirasakan
sebelum dan sesudah terdampak oleh masyarakat Suku Tengger di
oleh adanya pariwisata TNBTS Desa Ngadas

Menemukenali faktor yang berdampak


terhadap ekonomi masyarakat Suku
Tengger karena perkembangan
pariwisata TNBTS di Desa Ngadas Sasaran

Tertentukannya Besaran Dampak Pariwisata TNBTS


Terhadap Ekonomi Masyakat Suku Tengger di Desa Ngadas,
Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang
Tujuan
12

Peta 1.1 Administrasi Kabupaten Malang


13

Peta 1.2 Administrasi Kecamatan Poncokusumo


14

Peta 1.3 Administrasi Desa Ngadas, Kecamatan Ponocokusumo


15

Peta 1.4 Administrasi Rukun Tetangga (RT) Dusun Ngadas, Desa Ngadas
16

Peta 1.5 Administrasi Rukun Tetangga (RT) Dusun Jarak Ijo, Desa Ngadas

Anda mungkin juga menyukai