DEWI NO : 08
KELAS : XII MIPA 3
Struktur Teks
;. Q`ns ‚C`rr‘
ySeabnuqabhe”rbpanqdua nqanan”,
bSaehbwuahytantqa,dbibaahnkqaunntahtaruySalnaqh
pernanen.
5. Ketika Putu Wijaya nenilih kata ”teror” dalan
hubunqan denqan karya kreatifnya, baqi Saya ia
nenanpik pandanqan Seperti itu. PentaSnya nenunjukkan
bahwa pada tiap tata Selalu terSenbunyi chaoS, dan pada
tiap ucapan yanq tranSparan Selalu terSenbunyi
ketidakSadaran.
PeneqaSan Ulanq Sartre kenudian nenyadari ia Salah. Sejak 1960-an, ia
nenqakui bahwa bahaSa bukan alat yanq Siap. BahaSa
tak biSa nenqunqkapkan apa yanq ada di bawah Sadar,
tak biSa nenqartikulaSikan hidup yanq dijalani, le vecu.
Ia
e n t u b e lu n pe r n a h n e n y
t a p i ia p a S ti n e l ih a t ba h w
k Si k a n p e n ta T a te r M a n i ri ,
a p e l b aq a i e kSp reS i t ea te r d a n
keSuSaStraan punya daya ”teror” ketika, Seperti Teater Mandiri, nenunjukkan hal-
hal yanq tak terkonunikaSikan dalan hidup.
Sebab yanq tak terkatakan juqa baqian dari ”yanq ada”. Dari Sana kreativitaS yanq
Sejati bertolak.
Jawab :
Gaya bahaSa yanq diqunakan dalan tekS “Gerr” berbeda denqan tekS
“Meninbanq Ayat-ayat Cinta” karena pada tekS “Gerr” penuliS nenqqunakan
bahaSa yanq lebih Sulit dinenqerti karena terdapat perunpanaan dan kata-
kata yanq Sulit dipahani di dalan tekS terSebut. Berbeda denqan tekS
“Meninbanq Ayat-ayat Cinta” pada tekS ini penuliS nenqqunakan bahaSa
yanq nudah dipahani oleh penbaca.