Kompetensi Dasar
Menulis cerpen adalah sebuah proses kreatif. Oleh karena itu, menulis cerpen
tidak akan satu kali jadi. Mungkin saja konsep awal sebuah cerpen sudah selesai,
tapi memerlukan pengoreksian ulang agar penataan unsur-unsur sastra dalam
cerpen menarik.
1. Menentukan ide cerita
Komplikasi Munculnya konflik ditandai dengan peristiwa kisah cinta Tatag dan Maonah yang terjalin
sejak kecil, namun harus kandas karena Maonah dijodohkan dengan pemuda bernama
Darmadji yang kemudian menjadi Kepala Desa Plawang.
Evaluasi Tatag yang biasanya mengikuti ritual Satu Sura, malam itu tidak mau mengikuti karena
mengetahui bahwa yang menjadi objek ritual adalah kekasihnya sendiri, Maonah yang
telah menjadi Bu Lurah.
Resolusi Tatag hanya bisa pasrah dan mengenang awal kisah cintanya dengan Maonah di puncak
Bukit Kembang.
MENGEMBANGKAN GARIS BESAR CERITA MENJADI
CERPEN YANG UTUH
▪ Garis besar cerita atau kerangka cerita yang telah dibuat tadi kemudian
dikembangkan menjadi cerita yang utuh dengan memperhatikan hal-hal
yang telah dikemukakan di atas, yakni logika cerita, konflik yang tajam,
struktur kalimat yang baik sesuai dengan kaidah kebahasaan, ketepatan
ejaan dan tanda baca, serta penggunaan majas untuk menambah bobot
nilai kesastraan (keindahan bahasa) pada cerpen yang dibuat.
▪ Jadilah cerpen seperti yang telah kalian baca di materi pertemuan
pertama.
▪ Setelah memahami langkah-langkah menyusun
cerpen, saatnya menguji kreativitas kalian untuk
menyusun cerita pendek. Kalian dapat menyusun
rancangan cerpen dengan menggunakan
pengalaman pribadi atau momen-momen penting
yang terjadi di sekitar kalian sebagai bahan
penyusunan cerpen.