Disusun Oleh:
PRODI : PBSI
SEMESTER : V
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cerita pendek atau cerpen merupakan salah satu jenis karya sastra
berupa karangan yang bersifat fiktif yang menceritakan suatu peristiwa dalam
kehidupan. Cerpen merupakan karangan yang singkat, tetapi biasanya
memiliki isi yang padat. Media yang digunakan dalam cerpen untuk
menyampaikan pikiran pengarang adalah bahasa. Bahasa dalam karya sastra
merupakan lambang yang mempunyai arti yang ditentukan oleh perjanjian
atau konvensi dari masyarakat. Oleh karena banyak penyimpangan arti di
dalam karya sastra, maka pengamatan atau pengkajian terhadap karya sastra
(cerpen) khususnya dilihat dari gaya bahasa yang digunakan pengarang.
Cerpen berjudul “TUNGGU!” karya Djenar Maesa Ayu merupakan
salah satu cerpen yang memperkaya kekayaan sastra di Indonesia. Cerpen ini
memiliki gaya bahasa yang unik dalam penulisannya. Selain itu, dengan gaya
khas penulisan dari Djenar cerpen ini menjadi menarik untuk dikaji
menggunakan pendekatan stilistika untuk menganalisis gaya bahasa yang
terdapat di dalamnya.
BAB II
PEMBAHASAN
Selain itu, dalam cerpen ini juga penulis menggunakan kalimat yang
diungkapkan hanya dengan satu kata. Contohnya seperti dalam kutipan berikut.
“Saya memotong kalimatnya. Persis seperti apa yang dilakukan badut-
badut ketika berada di atas arena. Berteriak ketika ada yang mengolok-
oloknya. Terjatuh. Mengaduh. Berlari. Tanpa berani memaki.
Menghilang ke balik panggung. Disertai dengan sorak-sorai dan tawa
menggunung.”
Dalam cuplikan tersebut terdapat kata ‘terjatuh’, ‘mengaduh’, dan
‘berlari’. Apabila tidak masuk dalam suatu konteks, unsur-unsur tersebut hanya
sebuah kata. Namun karena sudah masuk dalam suatu wacana, unsur tersebut
dikatakan sudah menjadi sebuah kalimat. Penggunaan satu kata sebagai kalimat
juga bertujuan memberi efek singkat dalam penyampaian cerita tersebut.
I.2.3 Citraan
a. Imaji Penglihatan (visual)
Imaji penglihatan merupakan citraan yang ditampilkan oleh indra
penglihatan atau mata. Seperti pada cuplikan berikut ini.
“Sehingga ia kelihatan lucu dan mungkin bagus.”
Penulis menggambarkan bahwa tokoh utama sedang meilhat badut dengan
perut buncit yang dibuat-buat yang mungkin dapat menyebabkan orang-orang
yang melihat merasa itu lucu dan bagus.
Contoh lain imaji penglihatan terdapat dalam cuplikan berikut. Yaitu
tentang tokoh utama yang melihat bahwa di pertunjukan sirkus manapun ia hanya
akan menemukan badut yang letoi.
“Melihat badut yang itu-itu saja di setiap pertunjukan sirkus apa pun dan
di mana pun juga. Badut yang letoi.”
b. Imaji Pendengaran (auditory)
Imaji penglihatan merupakan citraan yang ditampilkan oleh indra
pendengaran atau telinga. Seperti pada cuplikan berikut ini.
“Mencoba meredam tawa saya yang sudah terdengar seperti orang
mabuk.”
Penulis memberi gambaran bahwa tokoh utama sedang tertawa. Dan
tawanya itu terdengar seperti orang mabuk. Gambaran seperti itu yang bisa
diungkapkan melalui imaji pendengaran.
c. Imaji Gerak (movment)
Imaji gerak merupakan citraan yang digambarkan melalui kinestetik
manusia. Seperti pada kutipan berikut.
“Di sudut kafe ketiak saya berpeluh.”
Kutipan tersebut menunjukkan citraan tentang ketiak yang berkeringat.
Digambarkan hal tersebut dapat dirasa karena ketiak tersebut berpeluh dan terasa
basah.
Selanjutnya imaji gerak juga terdapat dalam cuplikan berikut. Cuplikan ini
menggambarkan citraan gerak tangan dari tokoh utama yang berpura-pura
menghalau nyamuk.
“Karena itu segera saya kibaskan tangan itu berpura-pura menghalau
nyamuk.”
d. Warna lokal (local colour)
Warna lokal merupakan citraan yang ditimbulkan akibat penggunaan
istilah-istilah dari warna lokal. Seperti yang terdapat dalam cuplikan berikut.
”Boleh saya pakai bangkunya, Mbak?”
Kata ‘mbak’ merupakan kata sapaan yang berasal dari bahasa Jawa. Kata
tersebut digunakan oleh penulis untuk menggambarkan bahwa tokoh utama
adalah seorang wanita yang masih muda. Karena kata ‘mbak’ merupakan kata
sapaan untuk wanita muda. Secara tidak langsung penulis menjelaskan bahwa
tokoh utama tersebut masih muda.
II. SIMPULAN
Simpulan dari analisis cerpen “TUNGGU!” karya Djenar Maesa Ayu
menggunakan pendekatan stilistika adalah bahwa dalam cerpen ini penulis
cenderung menggunakan kalimat-kalimat singkat dengan kata-kata yang singkat
pula. Hal tersebut tampak pada dimanfaatkannya teknik pemendekan kata oleh
penulis. Selain itu penulis juga menggunakan kata majemuk, pengulangan kata,
dan gaya bahasa serta citraan selain untuk mempertegas maksud dari penulis itu
sendiri juga untuk memberi kesan atau efek yang lebih puitik dan estetik.
DAFTAR PUSTAKA
Teeuw, A. 1988. Sastra dan Ilmu Sastra: Pengantar Teori Sastra. Jakarta:
Pustaka Jaya Girimukti Pasaka.