0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
11 tayangan6 halaman
Dokumen tersebut merupakan laporan UAS mata kuliah "Keterampilan Berbahasa dan Sastra Indonesia" yang disusun oleh Ni Luh Putu Ika Sintya Devi dengan judul "Kesedihan Tak Berujung" yang membahas tentang sudut pandang orang ketiga mahatahu, puisi menggunakan gaya bahasa metafora, dialog drama dengan latar suasana mengharukan, dan pengubahan puisi menjadi bentuk prosa.
Dokumen tersebut merupakan laporan UAS mata kuliah "Keterampilan Berbahasa dan Sastra Indonesia" yang disusun oleh Ni Luh Putu Ika Sintya Devi dengan judul "Kesedihan Tak Berujung" yang membahas tentang sudut pandang orang ketiga mahatahu, puisi menggunakan gaya bahasa metafora, dialog drama dengan latar suasana mengharukan, dan pengubahan puisi menjadi bentuk prosa.
Dokumen tersebut merupakan laporan UAS mata kuliah "Keterampilan Berbahasa dan Sastra Indonesia" yang disusun oleh Ni Luh Putu Ika Sintya Devi dengan judul "Kesedihan Tak Berujung" yang membahas tentang sudut pandang orang ketiga mahatahu, puisi menggunakan gaya bahasa metafora, dialog drama dengan latar suasana mengharukan, dan pengubahan puisi menjadi bentuk prosa.
Dosen Pengampu : Dra. Dra. Ni Nyoman Ganing, M.Hum.
OLEH :
NAMA : Ni Luh Putu Ika Sintya Devi
NIM : 1911031003 NO ABSEN : 02 KELAS :G SEMESTER : 3
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN PENDIDIKAN DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA DENPASAR 2020 1. Buatlah satu paragraf prosa dengan menggunakan sudut pandang orang ketiga mahatahu! Pembahasan : Sudut Pandang Pengertian Sudut pandang adalah arah pandang seorang penulis dalam menyampaikan sebuah cerita atau tulisan, sehingga cerita atau tulisan tersebut lebih hidup dan tersampaikan dengan baik pada pembaca atau pendengarnya. Dengan kata lain, sudut pandang merupakan cara penulis memandang/menempatkan dirinya dalam sebuah cerita atau tulisan. Sudut Pandang Orang Ketiga Pada teknik sudut pandang orang atau pihak ketiga. Kata rujukan yang digunakan ialah “dia” “ia” atau nama tokoh dan juga mereka (jamak). Kata ganti ini digunakan untuk menceritakan tokoh utama dalam sebuah cerita, tulisan ataupun karangan. Selain kata ganti yang digunakan, ada satu hal lagi yang membedakan antara sudut pandang orang pertama dan sudut pandang orang ketiga, yaitu kebebasan peran di dalam cerita, karangan atapun tulisan. Pada sudut pandang orang pertama, si penulis bisa menunjukkan sosok dirinya di dalam cerita, karangan ataupun tulisan dan ini tidak berlaku pada sudut pandang orang ketiga. Pada sudut pandang orang ketiga, si penulis berada ‘di luar’ isi cerita dan hanya mengisahkan tokoh “dia” di dalam cerita. Sudut Pandang Orang Ketiga (Serba Tahu/Maha Tahu) Pada sudut pandang orang ketiga serba tahu, si penulis akan menceritakan apa saja terkait tokoh utama. Ia seakan tahu benar tentang watak, pikiran, perasaan, kejadian, bahkan latar belakang yang mendalangi sebuah kejadian. Ia seperti seorang yang mahatahu tentang tokoh yang sedang ia ceritakan.Oh ya, selain menggunakan kata ganti “ia” atau “dia”, kata ganti yang biasa digunakan ialah nama dari si tokoh itu sendiri. Hal ini berlaku juga untuk sudut pandang orang ketiga (pengamat). Prosa Pengertian Prosa ialah sebuah karya sastra berupa tulisan bebas yang tidak terikat dengan berbagai aturan yang dalam penulisan nya seperti rima, diksi, irama, dan lain sebagainya. Makna tulisan yang terdapat di dalam prosa yakni bersifat denotatif dan tulisan yang yang terkandung di dalam nya memiliki makna yang sebenarnya. Walaupun terkadang terdapat kata kiasan di dalamnya, maka dalam hal tersebut hanya dapat fungsikan sebagai ornamen atau hanya untuk memperindah tulisan yang ada di dalam prosa tersebut. Secara etimologis, kata prosa yakni di langsir dari bahasa Latin “Prosa” yang artinya “terus terang”. Sehingga pengertian prosa tersebut adalah karya sastra yang di pergunakan untuk mendeskripsikan sebuah fakta. Prosa dengan Menggunakan Sudut Pandang Orang Ketiga Maha Tahu Kesedihan Tak Berujung Ada seorang wanita remaja bernama Ika. Wanita itu memiliki paras yang cantic, tubuh yang ideal, kulit yang putih, otak yang cerdas serta karir yang baik. Tidak hanya itu, ia pun memiliki hati yang baik dan tulus. Banyak orang mengira hidupnya sudah amat sangat sempurna. Namun kenyataanya dibalik semua itu, Ika memiliki sebuah kemalangan serta lara yang terus menerus menyiksa batinnya. Lara itu muncul dari kisah percintaanya. Sudah hampir 4 tahun Ika menjalani hubungan bersama seseorang dengan watak dan sifat yang sangat buruk. Hal ini yang mengakibatkan Ika terjebak dalam hubungan yang tidak sehat (toxic relationship). Akan tetapi semua orang melihat hubungan yang sedang dijalani Ika terlihat baik – baik saja. Bahkan sangat baik, Ika terlihat bahagia, hubungannya penuh cinta dan hampir tidak pernah ada cela kesedihan yang terlihat dari hubungan tersebut. Maklmumlah Ika adalah orang yang pandai sekali menyimpan dukanya. Ia lebih baik diam, terlihat baik – baik saja, menanggung semua kesedihannya sendiri. Daripada harus menceritakan sebab dan alasan dari kesedihannya itu. Semua itu Ika lakukan, karena ia yakin. Suatu saat, cepat atau lambat kekasihnya itu pasti akan berubah. Banyak yang sudah Ika korbankan mulai dari materi, air mata, kebahagiaan, waktu dan lainnya. Namun, tetap saja apa yang sudah menjadi watak dan sifat seseorang sangat sulit sekali untuk diubah. Kini hanya tersisa Ika dengan kesedihannya. 2. Buatlah satu bait puisi dengan menggunakan gaya bahasa metafora! Pembahasan : Majas Metafora Secara umum, pengertian majas metafora adalah gaya bahasa yang bersifat Analogis dan imajinatif dengan memanfaatkan kata atau kelompok kata untuk menyatakan suatu hal dengan arti yang bukan sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan atau perbandingan. Sifat analogis dan imajinatif yang dimiliki majas ini diwujudkan dengan menggunakan kata yang memiliki makna kedua dari makna asalnya, yaitu makna yang bukan mengunakan kata dalam makna yang sebenarnya. Dalam definisi lain, majas metafora diartikan sebagai ungkapan langsung, dimana ungkapan tersebut menggunakan analogi dimana kata atau frasa (dengan makna lain) digunakan dalam mengungkapkan makna yang sebenarnya dengan tujuan memberikan perbandingan atau persamaan suatu objek dengan objek lainnya. Dengan begitu, ungkapan yang dihasilkan akan memberikan kesan menarik apabila hanya diungkapkan langsung dengan menggunakan makna yang sebenarnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa, majas metafora ialah gaya bahasa yang selalu membandingkan suatu objek dengan objek lain dimana kedua objek tersebut mempunyai sifat hampir sama. Puisi yang Mengandung Majas Metafora Judul Puisi : Catatan Kelam Karya : Anonimus Judul Puisi : Hai Masa Lalu Karya : Ika Sintya Devi Hai masa lalu Aku rindu dengan kisahmu Tidak, aku hanya sekedar menyapa saja Terimakasih ya, sudah mengajarkanku banyak hal Aku tidak ingin melupakanmu begitu saja Hingga nafasku yang terakhir nanti Bila kau pergi sesaat setelah aku ada pada waktu Aku akan selalu menyambutmu dengan senyuman Menjadikan semua kisahmu sebagai pembelajaran Ada banyak sekali air mata yang menghiasi kisahmu Namun untuk saat ini ada banyak senyuman untuk menyambutmu kembali Hai masa lalu Mari berdamai Aku akan belajar mendewasa melalui pengalamanku dimasa lalu Penjelasan : Dalam puisi diatas, kita dapat menemui majas metafora pada bait ke-7 dengan sajak "Bila kau pergi sesaat setelah aku ada pada waktu". Frasa "setelah aku ada pada waktu" menunjukkan arti "kematianku telah tiba". Makna sebenarnya dalam sajak tersebut adalah "Jika kau pergi setelah kematianku tiba". Judul : Tidak Hanya Aku Karya : Anonimus Sakit sekali rasanya Duduk, menangis di bawah purnama yang indah Aku ceritakan dan aku sampaikan sedihku lewat air mata Tidak banyak orang yang tahu Begitu sakit dan pedih rasa ini Waktu akan terus berjalan Ia tidak akan berhenti olehmu Kenangan pahit, sakit, duka dan lara Semua telah aku sampaikan lewat tangisku semalam Kini hanya tersisa aku sendiri bersama bekas luka Meracik asmara yang entah bagaimana rasanya Hanya mampu berharap Esok hanya aka nada suka tanpa duka Penjelasan : Berdasarkan puisi di atas dapat kita ketahui makna dari puisi tersebut mengandung majas metafora yang terletak pada bait ke 2 dengan sajak " Duduk, menangis di bawah purnama yang". Arti kata "Punama" dalam sajak tersebut adalah cahaya bulan. Makna sebenarnya dalam sajak tersebut adalah "Cahaya bulan menerangi bumi tepat diatasku". 3. Susunlah dialog drama yang disertai petunjuk lakuan dengan latar suasana mengharukan! Pembahasan : Tema : kisah cinta Tokoh : Ika dan Arya Alur : Maju Latar tempat : Latar waktu : Latar suasana : mengharukan Dialog drama Ika :“ 4. Setiap kali bertemu, gadis kecil berkaleng kecil Senyummu terlalu kekal untuk kenal duka Tengadah padaku, pada bulan merah jambu Tapi kotaku jadi hilang, tanpa jiwa Ingin aku ikut, gadis kecil berkaleng kecil Pulang ke bawah jembatan yang melulur sosok Hidup dari kehidupan angan-angan yang gemerlapan Gembira dari kemayaan riang Ubahlah puisi tersebut menjadi bentuk prosa! Pembahasan : 5. Kepada pemeluk teguh Tuhanku Dalam termangu Aku masih menyebut namamu Biar susah sungguh Mengingat Kau penuh seluruh CahyaMu panas suci Tinggal kerdip lilin di kelam sunyi Tentukanlah jeda dan intonasi pada penggalan puisi tersebut! Pembahasan :