Anda di halaman 1dari 7

UNSUR KEBAHASAAN

TEKS CERPEN
S. O. SIMBOLON, S. Pd.
Struktur Teks Cerpen
1. Abstrak / Abstraksi
Abstrak adalah gambaran umum secara keseluruhan mengenai berbagai
situasi, peristiwa dan bermacam unsur lain dalam cerita. Dalam tahap ini ide
kasar penulis biasanya dimunculkan namun belum ada awal yang benar-benar
konkret.

2. Orientasi (Pengenalan Situasi Cerita)


 Bagian ini memperkenalkan setting atau latar cerita baik dalam segi waktu,
tempat maupun peristiwa. Orientasi juga dapat mulai memperkenalkan tokoh,
menata berbagai adegan dan menjelaskan hubungan antartokoh.
3. Komplikasi – Klimaks
•Merupakan bagian dimana berbagai konflik mulai muncul. Konflik dapat
berupa masalah, pertentangan atau kesukaran-kesukaran bagi tokoh utama
mulai diperlihatkan. Bagian ini menjelaskan bagaimana sebab-akibat konflik
yang terjadi antartokoh.

•Biasanya komplikasi juga mulai membentuk, mengubah atau


memperlihatkan karakter tokoh yang sebenarnya pula, jika dalam bagian
orientasi tokoh tidak benar-benar keluar wataknya. Konflik yang dialami
tokoh pada akhirnya menuju klimaks. Bagian cerita yang paling
mendebarkan dan permasalahan mencapai batasnya. Bagian ini juga akan
menentukan berbagai perubahan nasib dari tokohnya, terutama tokoh
protagonis dan antagonis. Biasanya, plot yang terjadi adalah keberhasilan
atau justru kegagalan protagonis.
4. Evaluasi
Konflik atau berbagai masalah lain yang telah memuncak mulai mendapatkan
pencerahan untuk jalan penyelesaiannya. Evaluasi adalah tahap ketika konflik bisa
jadi diselesaikan atau justru benar-benar berhasil menghentikan keinginan atau tujuan
tokoh utama.

5. Resolusi
Bagian ini berisi penjelasan maupun penilaian akhir cerita mengenai sikap ataupun
berbagai nasib yang dialami oleh tokoh setelah mengalami peristiwa puncak
sebelumnya. Bagian ini adalah akhir dari konflik atau penyelesaiannya secara utuh.
Pada bagian ini juga sering dilakukan pernyataan terhadap kondisi akhir yang dialami
oleh tokoh protagonis (tokoh utama).

6. Koda
Koda adalah penutup atau akhir dari keseluruhan isi cerita. Koda dapat berisi
kesimpulan dari seluruh cerita seperti interpretasi penulis mengenai kisah yang
disampaikan. Tidak semua cerita memiliki koda, terutama karya-karya sastra serius
yang bersifat tidak ingin menggurui dan ingin pembaca yang menyimpulkan sendiri
berbagai pesan dan amanat yang terdapat dalam sebuah karya.
Unsur Kebahasaan Cerpen
1. Memuat kata sifat yang mendeskripsikan pelaku seperti penampilan fisik juga kepribadian tokoh yang
diceritakan dalam cerpen, seperti misalnya sosoknya tinggi atau perawakannya gagah, rambutnya beruban dan
sifat tokoh lainnya.
2. Memuat kata keterangan untuk mendeskripsikan latar waktu tempat dan suasana, sebagai contoh misalnya: di
pagi hari yang cerah, di kebun bambu yang rimbun dengan dedaunan dan lain sebagainya.
3. Menggunakan kalimat langsung dan juga tidak langsung untuk penulisan dalam percakapan di dalam cerpen.
contoh:
Kalimat langsung.
Ia ingat perkataan Oma, saat ia berusia tujuh tahun, ”Mata itu seperti jendela hati. Kamu bisa menjenguk perasaan
seseorang lewat matanya….” Sejak itu Gustaf suka memandang mata setiap orang yang dijumpainya. Tapi
Papa kerap menghardik, ”Tak sopan menatap mata orang seperti itu!” Papa menyuruhnya agar selalu
menundukkan pandang bila berbicara dengan seseorang.

Kalimat tidak langsung


Oom Ridwan, yang kata Mama, sewaktu kanak-kanak juga menyukai boneka—lantas segera membawanya ke
psikolog.
4. Menggunakan gaya bahasa yang bersifat konotasi seperti misalnya : pucuk langit,
memanggang bus, mulut terminal, suara hati.
Dia merasa berat untuk melakukan seperti suara hatinya itu.
Matahari sejak tadi telah memanggang bus di halte yang padat itu.

5. Bahasa yang digunakan tidak baku dan tidak formal.


6. Menggunakan konjungsi temporal: menggambarkan urutan-urutan waktu peristiwa
dan kepaduan cerita.
7. MAJAS
Majas atau gaya bahasa adalah cara pengarang atau seseorang yang mempergunakan bahasa sebagai alat
mengekspresikan perasaan dan buah pikiran yang terpendam di dalam jiwanya.
Beberapa majas yang sering digunakan:
a. Majas Litotes: pengungkapan yang bertujuan merendahkan diri.
•Contoh: Mampirlah ke gubuk kami (Padahal rumahnya besar dan mewah)
b. Majas Hiperbola: Pengungkapan yang melebih-lebihkan kenyataan.
•Contoh: Kita berjuang sampai titik darah penghabisan
c. Majas Personifikasi: mengumpamakan benda mati sebagai makhluk hidup
•Contoh: Hujan itu menari-nari di atas genting
d. Majas Simile : pengungkapan dengan perbandingan eksplisit yang dinyatakan dengan kata depan
dan penghubung, seperti layaknya, bagaikan, ” umpama”, “ibarat”,”bak”, bagai”.
•Contoh: Kau umpama air aku bagai minyaknya, bagaikan Qais dan Laila yang dimabuk cinta berkorban
apa saja.
e. Majas Metafora: pengungkapan yang membandingkan suatu benda dengan benda lain karena
mempunyai sifat yang sama atau hampir sama.
•Contoh: cuaca mendung karena sang raja siang enggan menampakkan diri.

Anda mungkin juga menyukai