Anda di halaman 1dari 6

Cerita pendek : struktur, ciri-ciri dan tips membuat

cerpen

(sumber:Pinterest)

Halo semuanya! Pasti kalian sudah sering kan mendengar atau membaca cerita
pendek atau mungkin kalian lebih familiar dengan kata cerpen. Cerpen atau cerita
pendek memang memiliki perbedaan yang mencolok dalam hal jumlah kata dengan
novel. Cerpen atau cerita pendek terdiri dari jumlah kata yang tidak sampai ratusan
lembar seperti pada novel.
Banyak sastrawan berpendapat berbeda tentang berapa jumlah kata yang harus
dihasilkan dalam membuat cerpen. Ada beberapa yang berpendapat bahwa jumlah
kata yang dihasilkan tidak lebih dari 10.000 kata. Dan ada juga yang sastrawan yang
berpendapat bahwa cerita pendek bisa ditulis menggunakan 500 hingga 30.000
kata.
Agar tidak bingung, mari kita simpulkan bahwa cerpen adalah karangan atau cerita
fiksi ataupun non-fiksi yang disusun menggunakan 500-30.000 kata. Selain
perbedaan jumlah kata, perbedaan cerpen dan novel juga terletak pada alur cerita.
Alur cerpen atau cerita pendek lebih singkat dan ringkas dibandingkan novel.
Jadinya, cerpen terkesan lebih to the point dibandingkan novel. Nah, setelah ini mari
kita mengenal struktur, unsur-unsur dan tips membuat cerpen.
Struktur cerpen ada 6, yaitu abstrak, orientasi, komplikasi, evaluasi, resolusi, dan
koda. Ayo kita bahas satu-satu!
1. Abstrak
Abstrak adalah ringkasan dari keseluruhan cerita yang ingin disampaikan.
Nah, ringkasan cerita yang dibuat harus bisa menampilkan alur cerita dari
awal hingga akhir secara singkat dan ringkas. Namun, abstrak tidak wajib
disertakan dalam cerpen. Jadi, kalau nggak mau pakai abstrak juga tidak apa-
apa.
2. Orientasi
Orientasi disini disertakan sebagai tempat dimana kamu bisa menampilkan
keterangan tempat, suasana, dan waktu yang digunakan untuk alur cerita dari
cerpen pada bagian ini.
3. Komplikasi
Di bagian ini menampilkan watak tokoh dan alur cerita. Di bagian ini penulis
perlu memunculkan setiap tokoh yang digunakan dan watak tokoh tersebut.
Bisa juga menampikan bagaimana alur cerita. Untuk hasil terbaik, alangkah
baiknya kalau cerpen disusun berurutan berdasarkan prinsip sebab-akibat.
4. Evaluasi
Evaluasi pada cerpen dimuat agar para pembaca paham tentang konflik yang
terjadi di dalam cerita. Di bagian ini konflik harus mencakup penyelesaian.
Sehingga, bagian konflik ditampilkan sampai klimaks.
5. Resolusi
Setiap masalah yang terjadi sudah ditampilkan pada bagian evaluasi, maka
penyelesaian dari semua masalah yang terjadi akan ditampilkan pada bagian
resolusi. Di bagian ini, masalah harus diselesaikan sampai tuntas.
6. Koda
Struktur terakhir pada cerpen adalah koda. Koda adalah bagian akhir sebuah
cerpen yang memuat pesan moral dari cerita yang ditampilkan. Nilai atau
pesan moral bisa disampaikan secara tersurat maupun tersirat.
Sekarang, lanjut ke unsur-unsur cerpen,
Unsur intrinsik cerpen ada tujuh. Diantaranya, tema, tokoh dan penokohan, latar,
alur, sudut pandang, amanat dan gaya bahasa.
1. Tema
Tema adalah gagasan utama yang mau disampaikan pengarang di dalam
cerpen. Mungkin, bisa dibilang tema adalah jiwa dari sebuah cerpen.
2. Tokoh dan penokohan
Tokoh adalah pelaku dalam sebuah cerita. Tokoh dibagi menjadi dua, tokoh
utama dan tokoh tambahan. Lalu, penokohan adalah watak atau karakter
tokoh yang ada dalam sebuah cerita.
3. Latar
Latar adalah gambaran waktu, tempat, dan suasana cerpen.
4. Alur dan plot
Alur adalah rangkaian kronologi peristiwa dalam cerpen. Alur dibagi menjadi
tiga yaitu, alur maju, alur mundur, dan alur campuran.
 Alur maju adalah cerita pendek dengan peristiwa yang disajikan sesuai
urutan waktu dari awal hingga akhir.
 Alur mundur adalah cerita pendek dengan peristiwa yang disajikan
dengan urutan dari akhir ke awal cerita. Bisa juga dibilang kilas balik.
 Alur campuran adalah alur yang merupakan gabungan alur maju dan
alur mundur. Rangkaian peristiwanya lompat-lompat, dari masa
sekarang ke masa lalu ke masa sekarang dan sebagainya.
5. Sudut pandang
Sudut pandang adalah pandangan penulis terhadap cerpen. Bisa
menggunakan sudut pandang orang pertama maupun sudut pandang orang
ketiga.
 Sudut pandang orang pertama adalah penulis terlibat langsung ,
ditandai dengan pengguanaan kata ganti orang aku, saya, dan
sebagainya.
 Dusut pandang orang ketiga adalah penulis tidak terlibat langsung di
dalam cerita. Menggunakan kata ganti dia, mereka, dan sebagainya.
6. Amanat
Amanat merupakan pesan moral maupun nilai yang ingin disampaikan oleh
penulis untuk bisa diambil pelajarannya oleh pembaca dari cerita pendek.
7. Gaya bahasa
Gaya bahasa merupakan penggunaan berbagai bahasa menggunakan majas
untuk memberikan feel yang lebih menarik.
Selesai dengan struktur cerpen, mari kita melanjutkan pembahasan ke ciri-ciri
cerpen!
1. Alur sederhana dan tidak rumit
2. Tokoh yang terbatas dan tidak banyak
3. Cerita tidak terlalu panjang
4. Gaya bahasa yang simple
5. Memiliki pesan moral
Setelah mengenal struktur, unsur-unsur dan ciri-ciri cerpen, lanjut ke pembahasan
terakhir kita!

Berikut ini adalah tips yang bisa penulis digunakan untuk membuat
cerpen :
1. Banyak membaca referensi untuk memperkaya ide
Membuat cerpen tidak harus menjelaskan cerita yang rumit dan pelik. Kamu
bisa menggunakan inspirasi dari cerita yang terjadi sehari-hari di
kehidupanmu. Atau kamu bisa bertanya kepada teman atau kerabatmu yang
memiliki cerita yang menarik untuk diadaptasi menjadi cerita pendek. Kadang,
cerita dari kejadian sehari-hari akan lebih terasa emosionalnya. Sebagai
contoh kamu bisa membuat judul seperti “Pahit manis kehidupan SMA” yang
menceritakan tentang kehidupan sehari-harimu sebagai siwa/I SMA. Selain
berdasarkan dari kehidupan sehari-hari, kamu bisa mencari berbagai inspirasi
dan referensi dari social media, TV, majalah, buku , dan lain-lain.
2. Cobalah untuk menciptakan gaya sendiri
Untuk para pemula, cobalah untuk menulis cerpen dengan gaya bahasamu
sendiri. Kamu tidak perlu menyamakan gaya penulisan dengan para penulis
terkenal. Karena belum tentu kamu bisa cocok dengan gaya penulisan orang
lain. Kamu tidak perlu mengikuti gaya penulisan tere liye yang terkesan baku
dan puitis. Ataupun mengikuti gaya penulisan Leila s. Chudori yang banyak
membahas politik. Kamu hanya perlu mengikuti apa yang terlintas di
pikiranmu, ikuti kata hatimu. Coba tulis semua yang terlintas dipikiran dan
urusan pengucapan dan tata bahasa bisa diperbaiki dan dipelajari kapan saja.

Kalaupun kamu baru menulis beberapa lembar atau ratusan kata juga tidak
masalah. Itu semua bisa dikembangkan secara bertahap. Pokoknya, menulis
menggunakan gaya sendiri akan membantumu menemukan ciri khas yang
ada pada dirimu. Gaya penulisanmu akan menjadi pembeda antara hasil
karyamu dan hasil karya orang lain. Perlahan-lahan Ketika kamu sudah
terbiasa menulis, gaya penulisanmu akan semakin berkembang. Yang
terpenting adalah konsisten dalam melatih penulisan.
3. Penentuan tema
Tema dalam cerpen penting untuk menentukan inti atau ide pokok dari cerita
yang akan kamu buat. Dengan adanya tema, kamu akan lebih mudah
menentukan alur cerita. Tema bisa kamu dapatkan dari hal-hal yang terjadi di
sekitar atau mungkin permasalahan yang mengganggu pikiranmu.
4. Menentukan alur
Bagian ini mungkin bisa dibilang salah satu bagian yang mudah dalam
menulis cerpen. Alur digunakan untuk menggerakkan cerita dalam mencapai
tujuan yang ingin disampaikan penulis.
5. Menentukan tokoh dan penokohan
Dengan menentukan penokohan yang tepat, kamu bisa menciptakan cerpen
yang bagus. Adanya tokoh akan memudahkan penulis untuk menyampaikan
maksud dari cerita. Untuk membuat penokohan yang baik, kamu bisa
membuat sifat tokoh senyata yang kamu bisa. Kamu bisa menggambarkan
watak tokoh senyata mungkin agar pembaca bisa terlarut dalam isi cerita.
Umumnya, sifat penokohan dibagi dua. Sifat lahir dan sifat batin. Sifat lahir
adalah bentuk dan tampilan tokoh, sedangkan sifat batin adalah watak, sifat,
maupun karakter tokoh. Kamu bisa menampilkan sifat penokohan dari cara
bicara, cara berjalan, maupun Tindakan yang dilakukan tokoh.
6. Menentukan sudut pandang
Secara simplenya, sudut pandang adalah cara penulis menyebut atau
menampilkan tokoh. Ada beberapa penulis yang menggunakan sudut
pandang orang pertama seperti “saya” dan “aku”. Namun, ada juga penulis
yang menggunakan sudut pandang orang ketiga seperti “dia” atau “(nama
tokoh)”. Sebagai contoh, saat menggunakan sudut pandang orang pertama
akan menjadi seperti ini : aku sedang pergi ke sekolah Bersama dengan
temanku. Dan Ketika menggunakan sudut pandang orang ketiga akan
menjadi seperti ini : Armala sedang pergi ke sekolah Bersama dengan
temannya. Terlihat bukan perbedaannya?
Menentukan sudut pandang yang tepat bisa menjadi penentuan apakah inti
cerita akan tersampaikan dengan baik atau tidak.

Dibawah ini adalah contoh cuplikan cerita pendek atau cerpen :

TERBANG PULANG
By: Noor Azkya Allima
Tiada yang lebih membuat Armala lelah daripada menjawab “panggilan rindu” dari
orangtuanya. Mungkin tidak semua anak rantau berpikir seperti ini, tapi Armala benar-
benar frustasi Ketika ditelepon oleh orangtuanya. Sebenarnya Armala tidak terlalu peduli
dengan orangtuanya. Sebenarnya bisa saja dia menghilang, memutuskan kontak, membuat
identitas baru dan mengubah penampilannya. karena dia tahu bahwa dia tidak akan pernah
dianggap ada.
Terhitung sudah 4 bulan sejak ia menetap di New York setelah wisuda dan orangtuanya tak
pernah absen menelponnya setiap 3 hari sekali menanyakan kapan ia pulang. Seperti saat
ini, tepat jam 6 p.m waktu New York ibunya menelpon untuk menanyakan hal yang sudah tak
asing lagi di telinganya.
dia memang “harus” balas budi pada ibu yang telah membantu Bundanya. walaupun
bantuannya tidak terlalu berguna juga. Untuk apa membantu seseorang yang sudah
dipastikan akan Kembali ke tuhan dalam waktu dekat?. Armala awalnya bingung mengapa
Ibunya ingin membantu Bunda Leina padahal Armala yakin ibu sudah tahu bahwa bunda
akan tiada dalam hitungan hari. Namun seiring berjalannya waktu, Armala akhirnya sadar
apa yang menjadi tujuan ibu. Suatu hari, guru Armala di sekolah pernah berkata “kalian itu
kalau bisa gausah sering minta tolong sama orang lain, susah balas budinya, belum tentu
semua orang bisa ikhlas membantu kita, dan belum tentu juga kita sanggup membalas budi
mereka, susah nak,” Armala yang dengan tenang menyimak perkataan gurunya itu langsung
teringat dengan ibu.
Dugaan Armala adalah ibu membantu bunda, saat bunda tiada ibu mendekati ayahnya
dengan alasan ingin menggantikan peran bunda, ibu yang sudah diterima oleh ayah
langsung menguasai rumah, dan terhadap Armala sendiri ibunya bersikap keras karena tahu
Armala tidak akan menerima ibu, dengan alasan “ini supaya kamu jadi lebih kuat” padahal
dengan kata lain ibunya menjadikan Armala sebagai babu rumah. Namun, ini hanyalah
dugaan Armala saja. Sebenarnya Armala tidak pernah tahu apa alasan ibu bisa diterima
dengan cepat oleh ayahnya.
“Yaudah, ini Armala pesan tiket pesawatnya sekarang,” Armala akhirnya menyerah untuk
tetap tinggal di NY. Dia hanya berharap bahwa dengan kepulangannya ke Indonesia ini
ibunya bisa berhenti mengancam dan mengganggunya. Di bukanya website booking tiket
pesawat. Setelah mendapat pesawat yang dirasa cocok dengan isi dompetnya ia pun segera
memesan tiket tersebut.
“Ck, gitu doang kok ribet banget tut-,” setelah telepon dimatikan Armala baru bisa bernapas
lega. Sejak mengangkat telepon ibunya nanti Armala hanya bisa duduk kaku, tidak berani
banyak bergerak atau ibunya akan berkomentar lagi.
Itu dia sepenggal dari contoh cerita pendek atau cerpen. Semoga artikel ini
dapat membantu. Sekian, sampai jumpa lagi!

Anda mungkin juga menyukai